Tuesday, November 9, 2021

MELANI KEKASIHKU 21

 

MELANI KEKASIHKU  21

(Tien Kumalasari)

 

“Hallo...,” suara dari seberang, seorang laki-laki.

“Ada yang bisa saya bantu ?” tanya Andra.

“Ya, tentu, apakah anda yang memasang iklan di koran-koran beberapa hari yang lalu ?”

“Ya.. ya, ini saya bicara dengan siapa ya?”

“Saya ini kerabatnya mas Angoro.”

“Oh, begitu ya. Kalau begitu barangkali anda bisa mengatakan dimana tante saya berada.”

“Anindita? Saat ini beliau sedang sakit, nanti kalau saya datang ke Solo akan bercerita banyak. Saya ini mendapat mandat dari mas Anggoro, yang saat ini sedang mencari-cari puterinya.”

“Oh, begitukah ? Bagaimana dia bisa berpisah dengan puterinya?”

“Itulah, ada musibah beberapa tahun lalu. Melani diculik orang.”

“Tolong bilang pada om Anggoro bahwa Melani disini sudah ketemu keluarganya.”

“Oh, benarkah?” orang itu seperti berteriak senang.

“Ya, kebetulan belum lama ini saya menemukannya, dan itu sebabnya saya kemudian memasang iklan, agar kami bisa bertemu ibu kandungnya juga.”

“Syukurlah, iklan anda tidak sia-sia. Kerabat mas Anggoro telah membacanya, dan menyuruh saya datang kemari untuk membuktikan kebenarannya.”

“Saya akan lebih senang kalau om Anggoro yang datang.”

“Tentu, dia berusaha sekali datang, tapi mohon dituliskan alamat dimana Melani berada.”

“Saat ini Melani masih berada dirumahnya bersama ibu angkatnya. Alamat persisnya saya kurang jelas, tapi saya tahu tempatnya.”

“Dimana ? Hari ini juga saya akan berangkat.”

“Kampungnya saya kurang tahu namanya, ada di daerah Palur. Tapi kalau siang Melani bekerja disebuat toko kelontong.”

“Bagus, karena saya kemungkinannya akan tiba waktu siang, maka sebaiknya saya menemui ditempat dia bekerja saja. Tolong tuliskan alamatnya, ini nomor WA saya, kalau ditulis kan lebih jelas. Nama tokonya dan letaknya di jalan apa.”

“Baiklah, akan segera saya tuliskan.”

Lalu Andra menuliskan toko dimana Melani bekerja dan toko itu terletak di jalan apa.”

Andra menarik napas lega.

“Dari siapa?” tanya Panji.

“Dia kerabatnya om Anggoro, aduh, saya lupa menanyakan namanya.”

“Dia mengatakan kabarnya tante kamu?”

“Dia hanya bilang sekilas, bahwa tante sedang sakit, tapi nanti dia akan menceritakan semuanya setelah datang.”

“Mengapa bukan Anggoro yang datang?”

“Katanya akan diusahakan. Mungkin sedang menemani tante Anindita, karena tadi dia bilang bahwa tante sedang sakit.”

“Kamu mengirimi alamat kita?”

“Tidak, hanya alamat toko dimana Melani bekerja.”

“Sembrono kamu. Bagaimana kalau Melani langsung dibawa ke Jakarta?”

“Masa sih pak? Tak mungkin juga Melani mau, kemanapun dia pergi kan simbok harus tahu.”

“Tapi perasaanku kok nggak enak sih Ndra, coba tilpun Melani, beri tahu dia tentang orang yang akan menemuinya, dan bilang kalau sudah ketemu, ajak dia ke rumah kita. Atau kamu nanti harus menjemputnya. Tapi sebaiknya telpon dulu Melani,” pesan Panji.

“Iya Ndra, perasaanku kok juga nggak enak, Nanti kalau orang yang katanya kerabatnya Anggoro itu datang, suruh Melani mengajaknya kemari,” kata Maruti yang sudah ada diantara mereka.

“Baik bu, nanti di kantor Andra telpon Melani. “

“Mengapa harus di kantor, sekarang saja. Nanti kamu sibuk mengurus pekerjaan jadi lupa menelpon.”

“Iya Ndra, telpon sekarang, biar bapak berangkat dulu, kamu berangkatnya setelah menelpon,” sambung Panji.

“Kalau bisa kamu telpon dulu orangnya, tanyakan siapa namanya, supaya nanti Melani tidak bingung,” sambung Maruti.

“Iya, ibumu benar Ndra,” kata Panji sambil mendekati mobilnya. Maruti mengikuti di belakangnya.

Andra mengangguk, sementara Panji berangkat ke kantor terlebih dulu. Tapi ternyata nomor telpon orang itu sudah tidak aktif lagi. Berkali-kali dicobanya, hasilnya nihil.

“Bagaimana Ndra?” tanya Maruti yang sudah kembali setelah suaminya pergi.

“Nomornya tidak aktif.”

“Nah, kok mencurigakan begitu. Kenapa baru saja menelpon kemudian sudah tidak lagi aktif?”

“Mungkin dia tadi sudah di bandara, kalau sudah berada di pesawat pasti hp harus dimatikan bu. Soalnya dia mau berangkah hari ini juga, mungkin ketika mnelpon dia sudah di bandara.”

“Iya juga sih.”

“Andra menelpon Melani saja dulu bu.”

Maruti mengangguk, dia menunggui ketika Andra menelpon Melani.

“Ya mas..” jawab Melani ketika Andra menelponnya.

“Kamu sibuk ?”

“Sedang mau buka mas, ada apa?”

“Dengar ya, nanti akan ada orang yang menemui kamu..”

“Siapa mas, aku deg-degan nih.”

“Dia kerabat ayah kamu.”

“Kerabat ayah saya ?”

“Iya, dia disuruh ayah kamu untuk menemui kamu.”

“Berarti bapak sama ibuku sudah ketemu?” tanya Melani yang terdengar riang.

“Tampaknya hampir ketemu. Dia bilang ayah kamu memang sedang mencari-cari kamu.”

“Dimana ibuku?”

“Katanya lagi sakit, nanti dia akan menjelaskannya. Mungkin ketika itu dia sedang tergesa-gesa. Dan perkiraanku dia sudah ada di pesawat.”

“Aku nanti harus bagaimana ?”

“Kalau dia datang, kamu harus mengajaknya ke rumah terlebih dulu.”

“Ketemu bude Maruti ?”

“Iya, dia harus menceritakan semuanya. Jangan sampai dia langsung pergi, apalagi dengan mengajak kamu juga.”

“Iya mas.”

“Ya sudah, sekali lagi, ajak dia kerumah agar ketemu bude kamu.”

“Iya mas.”

Andra merasa lega setelah menelpon Melani, dan merasa bahwa sepupunya  benar-benar sudah aman.

***

Pak Cokro duduk sendirian di teras. Sudah beberapa hari Abi tidak pulang ke rumah. Bu Cokro sendiri sebenarnya juga gelisah. Tak biasanya Abi ngambeg sampai berhari-hari. Dan karena gelisah itu beberapa hari bu Cokro juga tidak pergi kemana-mana.

“Kemana ya pak, perginya Abi? Ibu menelpon ke kantor baru saja, katanya Abi tidak ke kantor sudah tiga hari ini.”

“Mana bapak tahu? Kan dia perginya tanpa pamit,” jawab pak Cokro acuh tak acuh.

“Ini semua gara-gara perempuan itu, Dasar tak tahu malu. Jangan-jangan Abi malah ada dirumahnya.”

“Ini bukan gara-gara siapa-siapa. Ini gara-gara ibu.”

“Kok bisa gara-gara ibu? Bapak kan tahu bahwa ibu hanya ingin menyelamatkannya.”

“Menyelamatkan dari apa? Memangnya Abi dalam bahaya ?”

“Iya dong pak. Kalau dia mendapatkan isteri yang miskin, pasti isterinya itu hanya akan menghambur-hamburkan uangnya.”

“Jangan menuduh tanpa bukti. Bukan semua orang miskin itu jahat. Dan bukan semua orang kaya itu baik.”

“Ini bukan masalah baik atau tidak baik. Secara logika saja lah pak, kalau orang miskin ingin mendapat suami kaya, itu kan karena dia menginginkan hartanya saja. Apakah nanti Abi akan bahagia kalau isterinya hanya pintar membuang-buang uang?”

“Ini masalah tuduhan kamu itu lho bu. Kamu menuduh bahwa nanti Melani akan menghamburkan uang, padahal belum ada buktinya. Dan kamu merasa pasti karena dia orang tidak punya. Kamu tahu tidak? Kamu sendiri itu yang suka menghambur-hamburkan uang. Arisan ke sana, arisan ke sini, pesta ke sana, pesta ke sini. Lalu piknik ke gunung, ke pantai bersama teman-teman kamu. Apa itu tidak menghambur-hamburkan uang?”

“Bapak itu aneh. Kalau aku menghambur-hamburkan uang, itu kan karena aku punya uang. Lha kalau Melani yang menghamburkan uang, itu namanya apa.. orang tidak punya, yang dihamburkan ya uang suaminya.”

“Diamlah bu, kamu itu jahat, tahu nggak sih. Mentang-mentang kamu kaya, lalu kamu menghina orang tak punya.”

“Bukan menghina pak, berjaga-jaga saja.”

“Sudah, jangan omong apa-apa lagi, sakit kupingku mendengarnya,” kata pak Cokro sambil berdiri.

“Mau kemana pak ?”

“Mau cari sarapan, sudah agak siang, aku lapar.”

“Aku buatkan sebentar,” teriak bu Cokro karena pak Cokro terus saja melangkah.”

“Tidak, aku ingin sarapan diluar.”

“Jalan kaki?”

“Ya..”

“Aku temani..” bu Cokro berteriak semakin keras.

“Tidak usah,” kata pak Cokro yang sudah keluar dari halaman.

Bu Cokro mengeluh kesal, dan merasa tidak bersalah karena memilihkan yang terbaik untuk anaknya. Kemudian ia langsung ke dapur, membuat sarapan untuk dirinya sendiri.

***

Ternyata pak Cokro naik taksi untuk pergi ke kantor anaknya. Tapi seperti dikatakan oleh isterinya tadi, Abi tidak ke kantor selama berhari-hari.

“Pak Abi hanya memberi perintah melalui WA, tentang apa yang harus kami lakukan,” ujar sekretarisnya.

Pak Cokro duduk di kursi kerja Abi. Membuka-buka map yang ada disana. Tapi pak Cokro enggan membacanya. Ia sudah menyerahkan seluruh perusahaan kepada anaknya, dan menyerahkan semua kebijakan di tangannya.

Tiba-tiba telpon di meja Abi berdering.

Pak Cokro segera mengangkatnya, dan sangat terkejut karena Abi yang menelponnya.

“Abi?”

“Lho, Bapak kok ada disini ?”

“Bapak sedih karena kamu tidak pulang. Kamu dimana ?”

“Abi sedang menenangkan diri Pak.”

“Ibumu mengira kamu ada dirumah Melani.”

“Tidak, Melani kan menolak Abi, mana mungkin Abi kesana?”

“Melani menolak kamu ?”

“Iya ..” jawab Abi. Pak Cokro menangkap nada sedih pada ucapan Abi.

Tuh kan, ibunya Abi salah sangka. Melani bukan bersorak gembira karena dicintai seorang Abisatya yang kaya raya. Dia menolaknya.

“Apakah itu karena ibumu ?”

“Katanya dia sudah punya pacar. Tapi Abi tidak percaya. Kemungkinannya juga karena ibu. Siapa sih yang tidak sakit hati kalau dihina seperti itu?”

“Iya Bi, pastinya begitu. Tapi kamu harus bersabar ya Bi, kalau memang dia itu jodoh kamu, suatu saat kamu pasti bisa mendapatkannya.”

“Iya Pak, aamiin.”

“Sekarang kamu pulanglah, tampaknya ibumu juga gelisah karena kamu tak pulang selama berhari-hari.”

“Apa ibu sudah bisa meredam keinginannya?”

“Tampaknya belum.”

“Abi belum mau pulang, apalagi sore ini Abi mau ke Jakarta.”

“Kamu mau ke Jakarta?”

“Iya Pak.. ada client yang harus Abi temui di sana. Itu sebabnya Abi menelpon, mau berpesan sama sekretaris Abi.

“Oh, baiklah, bapak panggilkan dia, bapak mau jalan-jalan dulu mencari sarapan.”

“Bapak bersama ibu?”

“Tidak, sendirian, sudah.. bapak panggil dulu sekretaris kamu.”

***

Hari itu Melani merasa tak tenang. Andra mengatakan bahwa kerabat ayahnya akan datang. Apakah dia akan membawanya ke Jakarta?

“Tidak, aku tidak akan mau. Aku lebih nyaman tinggal di kota ini, apalagi bude Maruti menyuruh aku tinggal di rumahnya bersama simbok,” pikir Melani sambil bersiap akan istirahat.

Pekerjaannya sudah selesai, lalu ia berpamit kepada temannya untuk membeli kerupuk sebagai teman makan siangnya. Tadi simbok membawakan nasi oseng untuk bekalnya, tapi lupa membawakan kerupuk kesukaannya.

Tapi begitu ia keluar, seorang laki-laki tinggi besar sudah menunggunya.

“Selamat siang,” sapa laki-laki itu.

“Selamat siang, bapak mau membeli sesuatu? Ada yang akan melayani bapak disana,” kata Melani sambil menunjuk ke arah depan toko.

“Tidak, aku ingin bertemu dengan Melani.”

Jantung Melani berdetak kencang. Inikah yang kata Andra kerabat ayahnya? Wajahnya kok serem begitu?

“Bisakah? Apakah dia ada ?”

“Saya Melani,” jawab Melani agak ragu.

“Haaa, Melani.. aduuh, pasti ayah kamu akan sangat gembira aku bisa menemukan kamu,” kata laki-laki yang ternyata Boni. Sungguh pintar dia bersandiwara.

“Dimana ayah dan ibuku ?”

“Ibu kamu sedang sakit, ayahmu datang bersama aku, tapi dia menunggu di hotel dekat bandara.”

“Mengapa menunggu di hotel?”

“Sesungguhnya ayah kamu juga sakit. Dia tak kuat berjalan jauh.”

“Tt-tapi..”

“Aku akan minta ijin kepada pimpinan kamu, agar kamu diijinkan pulang sekarang juga.”

“Tadi sepupu saya bilang bahwa saya harus membawa om pulang menemui bude terlebih dulu.”

“Nanti kita akan menemui bude kamu, tapi kita jemput dulu ayah kamu.”

“Mengapa bapakku tidak sekalian datang kemari?”

“Aku kan belum tentu bisa langsung ketemu kamu. Ayah kamu berpikir aku harus berputar-putar kemana dulu untuk mencari keberadaan kamu, jadi dia takut kecapekan. Dan sekarang, karena sudah pasti aku bisa ketemu kamu, kita bisa menjemputnya disana.”

Melani tampak ragu, tapi ia membayangkan ayahnya sedang menunggu. Betapa rindunya Melani kepada orang tuanya, dan betapa gembira ketika dia akan segera  bertemu dengannya.

“Bagaimana? Jangan terlalu lama berpikirnya, aku kasihan pada mas Anggoro yang sedang menunggu.”

“Oh, iya.. iya, aku pamit dulu pada majikan, om tunggu ya.”

“Ya, tentu saja,” kata Boni dengan wajah berbinar.

“Yesss!” desisnya perlahan, ketika Melani masuk kedalam toko untuk berpamitan.

***

Besok lagi ya

 

 

 

 

 

86 comments:

  1. Replies
    1. Alhamdulillah juara 1 mb Nani

      Horeeee

      Delete
    2. Asyik juragan WAG PCTK juara 1.
      Selamat jeng Nani

      Delete
    3. Alhamdulillah MK 21 sdh tayang.. Thanks bunda Tien ❤️😘🙏

      Delete
    4. Selamat malam bu Tien... Salam ADUHAI.

      Terima kasih eMKa malam ke dua puluh satu sdh ditayangkan berhasilkah tugas Boni mengeksekusi perintah dr. Santi ?
      Yukk....kita baca lanjutannya.

      Delete
  2. Horeee MK duapuluhsatu tayang

    Penasaran nih ma dokter Santi yg sakit jiwa

    Bgmn pula dgn Anggoro yg rencana mw cari Anindita sampai Solo

    Ketemu dong ma Boni suruhan Santi

    Bgmn dgn mas Abi...bu Cokro

    Yuk kita baca ajah bersama

    Mksh bunda Tien doaku sehat selalu dan tetap
    ADUHAI....ADUHAI

    ReplyDelete
  3. Alhamdulilah sudah hadir lebih awal.
    Makasih Bu Tien.

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah
    Yerimakasih bunda Tien
    Semoga bunda Tien selalu sehat
    Salsm sehat dan aduhai dari Purworejo

    ReplyDelete
  5. Alhamfulillah MK 21 sfh tayang

    Trmksh mb Tien

    Salam ADUHAI

    ReplyDelete
  6. Terima kasih bu tien....sehat selalu salam aduhai dari pondok gede

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah.. MK 21 sdh up, trmksh bu tien sehat dn bahagia selalu..

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah... terimakasih Bu Tien, semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah
    Terimakasih bunda 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah...Melani kekasih ku 21sudah tayang....sukses selalu mb Tien

    ReplyDelete
  11. Terima kasih Mbak Tien ... MELANI KEKASIHKU 21 sudah nyamperi kita².

    Salam ADUHAI.

    ReplyDelete
  12. Hujan2 ada mbak tien dng melani.. trimakasih dari tempat cucu di cikarang

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah
    Matur nuwun bu Tien MK 21 nya
    Baarakallahu fiikum
    Sehat wal'afiat ya bu Tien 🤗

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah ...Makasih Bunda untuk Melani 21, yg pasti selalu kita tunggu2.
    Met malam dan met istirahat.Salam ADUHAI

    ReplyDelete
  15. Matur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah berkunjung.
    Whadouhh Melani akan diculik nih, siapa yang akan datang menolong?
    Biar mbak Tien yang menolong ya, supaya pas dengan skenario.
    Salam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  16. Tambah penasaran saja
    Terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun.....

    ReplyDelete
  18. Whhhaaaaaaaaaaaa ... bagaimana kalo Melani kena tipu, kasihaaan, siapa yg akan menjadi penolongnya ... ADUHAI mbak Tien pinter sekali.mengaduk aduk jiwa rasa mjs swmakin kebat kebir penasaran meski tanpa telor ...

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah....terima kasih Bu Tien...aku gak rela Melani diculik Boni, semoga ada dewa penolong nanti ( mungkin Abi yg menyelamatkan karena katanya ada urusan ke Jakarta ) dan Santi tambah gila...

    ReplyDelete
  20. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman,

    ReplyDelete
  21. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah , selamat malam mbak Tien dan semuanya salam sehat dan salam ADUHAI....

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah
    Yang ditunggu sudah hadir.
    Makasih bu Tien.

    ReplyDelete
  24. Semoga ada yg membatalkan rencana Boni..tak sampai hati jika Melani juga tersakiti lagi...
    Salam seroja binda Tien......

    ReplyDelete
  25. Terima kasih mbak Tien. Sequel cerita detective rasanya dimulai dgn melani dibawa boni.
    Cerita makin seru.
    Terima kasih, didoakan semoga mbak Tien dan keluarga sehat² selalu. Amin.

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah MK 21,sdh hadir , ADUHAI melani....jangan buru"ikut...deg deg an.... maturnuwun Bu Tien 🙏,salam sehat dan semangat, selalu dalam lindungan Nya aamiin ya rabbal'alamiin....

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah.. terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari MK Eps 21 sudah tayang.
    Salam sehat dan salam hangat dari Tangerang.

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah... Matur nuwun Bu Tien 👍👍👍🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  29. Makasi mba Tien.
    Semoga selalu sehat dan semakin aduhai

    ReplyDelete
  30. Makasih MK 21 sdh hadir.Semoga Melani selamat dr akal licik Boni, Salam aduhai mbak Tien Kumalasari.

    ReplyDelete
  31. Salam aduhai.
    Kasihan Melani yang terbujuk oleh ajakan Boni surihsn Santi. Padahal sudah diingatkan oleh Andra ahar berhati hati bila ada orang yang mencari Melani. MK 21.
    Terima kasih mbak Tien salam sehat dan bahagia dari Makassar.

    ReplyDelete
  32. Trimakasih mbak Tien MK21nya...

    Wadooooh...Mel..telpon dl Andra..jgn mau langsung diajak Bonbon dgn alasan palsu...pekalah dikiit..masa sdr bapakmu spt jeger gt..blg sendiri sereeem...😠😠

    Nelani jgn boleh ikut ya mbak Tien..kasiaaan...masa kecil diculik..skr udh gede dicilik lg sm dokter senewen itu...emosiiii..😡😡

    Besok lagiiii...

    Salam sehat dan aduhaihaihai..mbak Tien..🙏😘🌹

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah MK21 telah tayang, terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu.Aamiin
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  34. Semoga melani terhindar dari marabahaya jd tegang bacanya...trims bu tien sehat selalu

    ReplyDelete
  35. Terimakasih bu Tien makin deg2an... Sehat selalu ibu...

    ReplyDelete
  36. Wah melani terjebak.
    Terima kssih bu tien

    ReplyDelete
  37. Ribut dilobi hotel..
    "Abi.. Abi.. Abi," dia memanggil sambil berlari mendekati, teriakan itu mengejutkan Anggoro yang berlemotria gojak-gajêk jadi berangkat apa tidak..
    Abi kenal baik suara itu, mbatin; "dèning Melani nangkéné," dengan raut muka ketakutan, menjauh dari Boni, "Abi tolongin aku, aku minta mau pamit ke budhé Maruti dulu, dia malah bawa aku sampai kesini," sementara Anggoro pun mendengar adanya ketidak bèrèsan, dan gadis itu menyebut nama kakak iparnya, melihat ada "selingkuhan," eh anak buah Santi, gègèr emosi menumpuk, kedua orang tuwa itu baku pukul, nggak tahu kelanjutannya udah ada satpam ini.

    ADUHAI..


    Terimakasih Bu Tien,
    Melani Kekasihku yang kedua puluh satu sudah tayang,
    séhat séhat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh..pak Nanang bikin episode baru nich....lumayan jg nyambung😀😀😄
      Mungkin bisa jadi bener...ketemunya dihotel deket bandara...

      Halooow pak Nanang 👋👋

      Delete
    2. Ibu Tien pintar sekali menulis cerita yg bikin hatiku jantungan.
      Semoga sorenya saat mau balik Jkt ketemu Abi yg juga mau ke Jkt. Ramailah nanti peristiwa di bandara...

      Monggo ibu dilanjut aja. Penasaran banget... Matur nuwun Berkah Dalem.

      Delete
  38. Jangan mau Melanii...
    Hati hati kamu nggak kenal orang itu...
    Kamu tunggu Andra ya Mel...

    Sabaar...tunggu besok lagi😁😁

    ReplyDelete
  39. Aduhai bacanya kok saya jd deg2an nih,Melani akan di culik yg ke dua kalinya.
    Tidak sabar nunggu besok lagi mbak Tien....
    Tks mbak Tien ,salam sehat2 dari Tegal.

    ReplyDelete
  40. Semoga ada yg menolong Melani, Wahhhh jd deg-degan...
    Terimakasih mb Tien atas MK 21,
    sehat2 ya mbak Tien,
    salam aduuhaiiii

    ReplyDelete
  41. Pak Nanang juga pinter menyambung ceritanya...
    Tolong pak, tulis yg panjang aku senang bacanya... Nanti ada 2 versi yg bagus semua...

    Hallow pak Nanang Setu Kliwon...

    ReplyDelete
    Replies
    1. mboten wantun Bu, wêdi yèn kuwalat.... 🙏

      Delete
    2. Sy jg senweng baca komennya pak Nanang bu Yus....

      Sy tunggu td malwm komennya pak Nanang blm muncul2

      Lanjut paakk...

      Delete
  42. Baca bab ini ikut gemetar dan dredeg... Apa yg akan terjadi dg Melani? Terimakasih.. Mbak Tien...sangat pinter menjungkirbalikkan hati pembaca

    ReplyDelete
  43. Alhamdulillah,aduh..hai tenan Melani..
    Matur nuwun Bu Tien sehat lan tansah sehat nggih,Aamiin.

    ReplyDelete
  44. Alhamdulillah...salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  45. Terima kasih Bu Tien Melani sudah datang, semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  46. Assalamualaikum wr wb. Wah, Andra, kurang waspada, tdk curiga kpd orang yg menelpon tapi blm dikenalnya. Sementara Melani terlalu lugu, percaya saja kpd orang lain yg blm dikenalnya. Makin seru nih, apakah Melani di bawa Boni ke jakarta yg jelas Boni suruhan Santi yg sangat jahat. Maturnuwun Bu Tien, saya tunggu lanjutan ceritanya, semoga Bu Tien beserta keluarga tansah pinaringan karahayon wilujeng ing sadoyonipun. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
      Aamiin ya robbal alamiin
      Terimakasih pak Mashudi

      Delete
  47. Alhamdulillah MK21 tayang ... Apakah saat Melani akan dibawa ke Jakarta akan ketemu Abi di Bandara ??? Kita tunggu saja kelanjutannya pasti ADUHAI.. Salam sehat selalu untuk Bu Tien dan Keluarga.

    ReplyDelete
  48. Smg Abi ketemu Melani dan Boni di Bandara.. danjd pahlawan yg membebaskan Melani dr niat jahat Santi via Boni.. smg juga client yg ditemui Abi itu p Anggoro calon mertua.. (smg bgtu)... semangat Abi.. spt semangat nya hari Pahlawan 10 Nop 2021.. jgn patah hati krn ditolak Melani... hanya krn perkataan bunda Cokro💔

    ReplyDelete
  49. Nuwun bu Tien.. Saya jadi takut je baca lanjutan MK nanti malam. Lha Andra koq ya positif thinking..ada orang telpun koq langsung percaya kalau utusan bapaknya Melani alias Anggoro..padahal bahaya mengancam nih. Tolong deh bu Tien..nabti ada malaikat penolong yang njedhul secara tiba tiba menggagalkan rencana Boni orang suruhan dr. Santi yang sinting bin gila . Aamiin. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  50. Mudah mudahan Melani selamat dari penculikan ini.

    ReplyDelete
  51. Slmt mlm mbak Tien.. BcMK tambah ketar ketir.. SmgMelani selamat.. Slmseroja dri dkbmi🙏🙏

    ReplyDelete
  52. Sugeng dalu Bu Tien, matur nuwun sanget MK 21 sampun tayang, salam aduhai saking Pasuruan

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 43

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  43 (Tien Kumalasari)   Arum terdiam. Ia tidak lupa pada waktu yang dijanjikan Listyo, tapi sungguh dia bel...