Saturday, September 18, 2021

ROTI CINTA 30

 

ROTI CINTA  30

(Tien Kumalasari)

 

“Witri !!” teriak Dian sambil bergegas ke arah pintu, tapi Witri sudah sampai di jalan besar, dan kebetulan ada angkot lewat dimana kemudian Witri ikut bersama angkot itu.

Dian menghela napas sebal.

“Ini gara-gara Arin. Apa sih maunya?”

Ketika Dian kembali masuk dilihatnya Arin dan Nita sudah siap berangkat, diikuti ibunya. Aduh, seandainya tak ada ibunya disitu, Dian pasti sudah membatalkan niatnya bareng mereka, lalu mengejar Witri sampai ke rumah.

“Ada apa Dian, kok kamu lari-lari ke jalan?” tanya Yanti.

“Nggak apa-apa bu.”

“Tadi mas Dian seperti meneriaki Witri. Ada apa?”

“Witri? Apa tadi sebenarnya mau kamu ajak bareng juga Dian?” tanya ibunya lagi.

“Sebenarnya, tapi dia nggak mau,” kata Dian bersungut-sungut, kemudian menuju ke arah mobilnya.

“Oh, sungkan karena kakakmu juga sekalian bareng kamu Rin.”

“Ih, mengapa sungkan? Kalau mau ikut ya ikut saja. Ayo Nit, buruan,” kata Arin sambil menggandeng tangan Nita.”

“Mas Dian seperti nggak suka..” gumam Nita.

“Bukan, dia lagi capek saja.”

“Oh, kasihan. Tapi setiap kali kita ajak pergi kan dia nggak pernah mau, soalnya dia ngebantu di toko atau di resto,” kata Nita lagi.

“Tidak, jangan pikirkan, ayo kita naik. Kamu didepan ya.”

“Bukannya lebih baik kamu?” kata Nita yang melihat wajah Dian tampak gelap.

“Kita dibelakang saja, supaya enak ngobrolnya” kata Nita yang langsung duduk di belakang. Rupanya Nita sudah maklum bahwa Dian tak punya perhatian terhadap dirinya, walaupun dia sudah memakai gamis yang menurut ibunya Arin lebih sopan bagi masyarakat disini.

“Kamu nih.. didepan kan juga bisa ngobrol.”

Begitu Arin sudah masuk, Dian langsung menjalankan mobilnya.

“Nanti mas ikut ya?”

“Ikut kemana ?”

“Ikut menemani Nita belanja, ini hari terakhir kita jalan, besok Minggu kami sudah pulang.”

“Aku nggak bisa dong, laki-laki nggak suka belanja.”

“Cuma menemani saja kok,” Arin masih ngeyel.

“Aku sedang ada perlu, maaf. Kalau sudah selesai nanti naik taksi saja ya?”

“Ya sudah, terserah mas Dian saja,” kata Arin agak ketus.

“Soalnya aku lagi ada perlu nih," kata Dian agak merendah ketika menyadari Arin agak kesal padanya.

“Iya, aku tahu,” masih kaku jawaban itu.

“Nanti kalau selesai, kamu boleh telpon aku. Kalau urusan aku sudah selesai, aku akan jemput kamu.”

“Ya.”

Nita menatap sahabatnya yang wajahnya cemberut. Ia menowel hidungnya, dan membuat Arin kemudian tersenyum.

“Jangan marah..” kata Nita.

“Aku tidak marah,” kata Arin pada akhirnya.

“Turun dimana?” tanya Dian ketika sudah sampai di deretan pertokoan.

“Agak kedepan.”

Dian menghentikan mobilnya di tempat yang dimaksud. Bagaimanapun Dian sangat mencintai adiknya, dan tak bisa merasa kesal berlama-lama.

“Nanti ngabarin ya,” pesannya ketika Arin mau turun.

“Ya,’ jawab Arin singkat.

***

“Kamu baru pulang Wit?” tanya ibunya ketika Witri menyiapkan mandi untuknya.

“Iya bu, jalanan agak macet.”

“Kamu naik apa?”

“Naik angkot, seperti biasanya. Sebentar ya bu, nunggu airnya panas.”

“Iya, nggak apa-apa. Sebenarnya ibu sudah bisa memanaskan air sendiri lalu mandi sendiri juga.”

“Jangan bu, ibu belum sehat benar. Kalau ibu mau mandi harus menunggu Witri dulu.”

“Tapi ibu sudah merasa sehat.”

“Itu kan perasaan ibu. Tapi sebenarnya belum. Tunggu setelah kontrol, nanti kata dokter bagaimana. Kalau dokter menyatakan sudah baik, terserah ibu. Kalau sekarang Witri belum berani melepaskan ibu.”

“Kamu kan capek..”

“Tidak, di tempat kerja juga cuma duduk,” jawab Witri sambil beranjak ke dapur. Tapi dalam hati masih terbayang olehnya Dian yang sedang jalan bersama adiknya dan nonik cantik bermata biru itu.

Witri kesal pada dirinya, mengapa dia selalu memikirkan itu? Sudah benar tadi dia nekat pulang sendiri, karena dia tak akan tahan melihat nonik cantik itu bercakap manis dengan Dian, sementara Arin mendukungnya.

Siulan cerek yang sudah melengking menyadarkan Witri bahwa airnya sudah mendidih, dan ia harus menghentikan lamunannya.

Witri mengangkat cerek itu dan membawanya ke kamar mandi untuk dituangkan kedalam ember yang sudah disiapkannya, lalu menambahkannya dengan  air beberapa gayung sehingga airnya cukup hangat.

“Ayo bu, mandi dulu,” ajak Witri ketika sudah berada dikamar ibunya.

Bu Narti sangat terharu, sekaligus bangga, memiliki anak yang sangat perhatian pada orang tuanya.

Begitu selesai mandi, tiba-tiba didengarnya pak Kusno berteriak dari sebelah.

“Nak Witri ada di belakang?”

“Ya pak Kusno, ada apa?”

“Didepan ada tamu, sudah saya suruh menunggu.”

“Oh, tamu? Siapa ya pak?”

“Saya tidak menanyakan namanya, dia seorang laki-laki muda, tapi saya sudah mempersilahkan duduk menunggu.”

“Baiklah pak, terimakasih, ini sedang melayani ibu mandi. Sebentar lagi saya keluar.”

“Siapa tamunya?”

“Entahlah bu, pak Kusno tidak menanyakannya, ayo ibu berpakaian dulu.”

Witri bergegas keluar ketika selesai melayani ibunya berpakaian. Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat siapa yang datang.

“Mas Dian?”

“Iya Witri, masih ingat aku kan?

Witri tersenyum sambil menahan debar jantungnya. Mengapa ya dia kemari? Witri mengingat-ingat, apa ada barangnya yang tertinggal. Tapi tidak tuh.

“Ada apa ya mas?” akhirnya tanya Witri.

“Tidak ada apa-apa.”

“Kirain ada barang saya yang ketinggalan, lalu mas Dian susah payah menyusulkannya.”

“Bukan barang kamu yang ketinggalan, tapi barang aku yang kebawa oleh kamu.”

Witri terkejut. Ia merasa tak membawa apa-apa. Ia ingin membalikkan tubuhnya untuk melihat kembali tas yang tadi dibawanya.

“Witri, duduk saja disini.”

“Saya akan memeriksa tas saya, barang apa yang terbawa oleh saya,” kata Witri.

“Barang itu tidak berada didalam tas kamu Witri.”

“Gimana sih mas, saya membawa barang apa? Seingat saya, saya tidak membawa apa-apa.”

“Kamu membawa hatiku, Witri.

Tiba-tiba Witri merasa keringat dingin membasahi telapak tangannya. Apa arti kata-kata Dian itu?

“Saya…?” tanyanya gugup.

“Ya, hatiku terbawa oleh kamu, kamu tidak merasakannya?”

“Aaap..apa ?”

Sekarang Witri benar-benar gemetar. Ia mulai menangkap kata-kata Dian. Benarkah, bohong ‘kali, bercanda ‘kali. Bagaimana dengan nonik bermata biru ?”

“Kok kamu bengong sih Wit?”

Witri bukan hanya bengong, tapi juga melompong. Dia belum pernah mendengar kata-kata seperti itu, walaupun dia mengerti maksudnya. Apakah itu pernyataan cinta? Aduhai.

“Witri.. ini benar.”

“Ssaya tiddak tahu..”

“Kok tidak tahu, baiklah, aku akan berkata terus terang, aku… cinta.. sama kamu..”

Witri menggenggamkan kedua tangannya yang semakin berkeringat. Ini benar-benar sebuah pernyataan cintakah?

“Witri..”

“Bukankah.. mas Dian hanya.. ber..bercanda?”

“Memangnya aku ini ABG yang mengucapkan kata cinta dengan bercanda?”

“Ttapi.. mengapa.. saya? Bb..bagaimana dengan.. nonik bermata biru itu?”

“Dia itu hanya temannya Arin. Bukan siapa-siapa untuk aku.”

“Mas Dian sudah tahu ssip..siapa saya kan? Kita ini.. bagaikan… bb. bumi dan langit..” masih gugup ketika Witri mengucapkannya.

“Tidak, kita ini seperti sayur dan garam..”

“Apa ?” Witri menatap Dian dengan pandangan bingung.

“Kalau kamu memasak sayur tanpa garam, bukankah rasanya hambar? Jadi sayur dan garam harus dipersatukan.”

“Ooh..” Witri menundukkan wajahnya.

“Witri, apa kamu menolak aku?”

“Buk.. bukan begitu.. mas Dian harus memikirkannya lagi.. ini bukan masalah main-main. Jangan sampai akhirnya akan saling menyakiti.”

“Aku sudah memikirkannya sejak lama, bahkan aku sudah melamar kamu pada ibu kamu. Bukankah ibu kamu sudah mengatakannya?”

“Saya .. hanya kurang percaya..”

“Sekarang jawab saja dulu, apa kamu akan menolak aku?”

“Apa?”

Witri yang cerdas dan cekatan tiba-tiba merasa bodoh, tak tahu harus menjawab apa. Barangkali banyak yang harus dipertimbangkan. Tentang derajat yang jauh berbeda dan sebagainya.

“Saya mohon.. mas Dian memikirkannya lagi..”

“Aku sekarang bertanya kepada kamu, apakah kamu menolak aku? Apakah kamu tidak suka sama aku?”

Ya ampuun, tidak suka? Bodoh barangkali perempuan yang tidak menyukai pria ganteng dan begitu baik seperti Dian.

“Jawab Witri. Kalau kamu bilang tidak, aku akan pulang sekarang juga,” kata Dian yang kemudian berdiri dari tempat duduknya.

“Eh ya, saya buatkan minum dulu ya..”

“Tidak, jawab pertanyaan aku, ya atau tidak.. kalau tidak aku akan pergi sekarang juga.”

Witri sangat cemas, kalau Dian pergi, lalu dia harus bagaimana? Apakah dia akan menolaknya? Atau menerimanya?”

“Witri.. “

“Eh.. ya.. baiklah..”

“Baiklah apa?”

“Baiklah.. ya.”

“Terimakasih Witri..”

“Tapi.. mas Dian harus memikirkannya lagi.”

“Dalam waktu dekat bapak sama ibu akan datang kemari.”

“Apa? Mau apa pak Baskoro dan ibu datang kemari?”

“Ya melamar kamu Witri, kelamaan kamu menangkapnya.”

Gemetar Witri ketika Dian menatapnya dengan pandangan yang membuatnya sangat gugup. Dia akan dilamar? Keluarga kaya raya yang terkenal dimana-mana? Mungkin ini hanya mimpi. Witri meremas jari tangannya kuat-kuat, tidak, ini bukan mimpi.

***

Dalam perjalanan pulang Dian ingin berdendang. Alangkah indahnya malam yang perlahan merangkak melingkupi bumi. Hiruk pikuk kendaraan yang selalu membuatnya bising, kali ini terdengar seperti sebuah irama musik yang bertalu-talu mengiringi senandung dari mulutnya.

Tiba-tiba Dian terkejut ketika ponselnya berdering. Arin menelpon. Oh ya, Dian berjanji akan menjemputnya. Mengapa tidak?

“Ya, Rin…”

“Mas Dian sudah selesai belum, kalau belum aku mau memanggil taksi.”

“Sudah.. sudah, aku sudah dijalan.”

“Mau menjemput kami?”

“Ya, tentu saja.”

“Sekarang ya.”

“Oke siaap,” jawab Dian bersemangat.

“Kami menunggu di rumah makan di samping mal yang tadi kita berhenti ya.”

“Oh, makan?”

“Ya, kami ingin makan.”

“Bagus, mengapa tidak, aku menyusul kesana. Pesankan dulu es kopyor buat aku ya.”

“Ya mas..”

Dan Arin heran mendengar jawaban kakaknya yang tampak bersemangat. Apakah kakaknya mulai berpikir bahwa Nita gadis yang pantas diperhatikan, dan itu terasa ketika sehari lagi Nita akan meninggalkan Jakarta?

***

Tapi Arin harus menerima kenyataan bahwa apa yang dipikirkannya meleset ketika mereka sedang makan bersama-sama.

“Nita, aku minta maaf kalau selama kamu di Jakarta, aku tidak selalu bisa menemani kamu,” kata Dian setelah menghirup es kopyornya.

“Ya, aku tahu, kamu sibuk,” jawab Nita.

“Benar.”

“Apakah mas Dian tidak suka sama Nita?” kata Arin berterus terang.

“Bukan tidak suka…”

“Berarti suka?”

Aduuh, Arin mengapa begitu nekat?

“Kita kan hanya bersahabat, ya kan Nit? Jadilah teman yang baik untuk kami. Arin, dan aku.”

“Ya aku tahu.”

Arin mengerucutkan bibirnya.

“Arin harus tahu, bagaimana cara bersahabat. Jangan sampai saling menyakiti. Menyakiti itu misalnya membuatnya kecewa, memberikan harapan kosong. Mengerti maksudku Arin?” kata Dian kepada Arin. Dia harus bicara terus terang supaya Arin mengerti.

“Apa mas Dian tetap akan memilih Witri ?” kata Arin berterus terang.

Dian terkejut. Arin juga sangat polos dan menanyakannya tanpa sungkan.

“Witri gadis yang baik. Apa kamu tidak suka punya kakak ipar Sawitri ?”

“Oh, Sawitri yang kasir itu?” tanya Nita.

“Mas Dian suka sama dia, tapi aku suka sama kamu,” jawab Arin.

“Ah, sudahlah,” kata Nita sambil melanjutkan makan, seakan tak peduli akan pembicaraan keduanya.

“Semoga kalau hari Minggu kamu pulang, kamu membawa rasa senang ketika disini,” kata Dian kepada Nita.

“Ya, tentu.”

“Lain kali datanglah kemari lebih lama,” kata Dian sambil tersenyum.

Dan hari Minggu ketika pulang itu, Nita meninggalkan semua gamis yang dibelinya, kembali berpakaian seronok seperti ketika dia datang.

***

Minggu sore itu Eny sudah nyamperin Dina agar datang lebih awal di tempat acara diselenggarakan. Dia sudah berpesan kepada Dita agar secepatnya menyusul.

“Kalau perlu telpon Abian agar segera menjemput kamu.”

“Iya mbak, kalau dia tidak segera datang aku akan menelponnya.”

Tapi Bian datang tak lama kemudian, dan mereka segera berangkat.

Masih sepi ketika Bian dan Dita sampai di gedung pertemuan itu. Hanya ada beberapa orang duduk ditengah-tengah gedung dan berbincang. Pastinya mereka adalah panitia di acara reuni itu.

Dita mengajak Bian ke samping gedung, dan enggan bergabung dengan mereka. Kan dia hanya akan membantu di bagian konsumsi.

“Dilihatnya mobil colt terbuka membawa catering pesanan mereka, yang kemudian langsung menuju ke belakang dari samping gedung.

Ketika Bian melirik ke arah samping kanan gedung, dilihatnya gerobag bakso milik Rustanto sudah siap dan Rustanto sedang sibuk menata mangkuk-mangkuk di meja yang sudah disediakan. Tapi Rustanto tidak sendiri, ada seseorang yang menemani, dan Bian mengenalinya. Dia adalah Ferry.

***

Besok lagi ya

 

 

112 comments:

  1. Replies
    1. Selamat mb I'in pakai spt roda juara 1

      Delete
    2. Pantesan dijak ngobrol sdh gak nyambung sdh lari kesini, ta.
      Selamat juaranya malam ini jeng Iin Maimun.

      Matur nuwun bu Tien. bisa tidur gasik nih....besuk nggowes ke Dago.

      Delete
    3. Alhamdulillah, Roti Cinta hsngat sdh hadir, manusang mbak Tien. slm sehat tetap semangat. Aduhai Bravo

      Delete
  2. Asyik ,,tayang gasik Rocin matur nuwun jeng Tien

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah yg dinanti akhirnya datang juga
    Matur nuwun Bunda

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah sudah tayang, terima kasih bunda Tien

    Salam aduhai

    ReplyDelete
  5. Ternyata Ferry mbantu Rustanto utk acara reuninya Dina dkk...Apa yg akan terjadi ketika Bian tahu. Kita tunggu saja kelanjutan nya..Aduhai

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah RC.30 telah tayang, terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah , terimakasih bunda Tien RoCin 30 sudah hadir ,salam.aduhai ,sehat selalu

    ReplyDelete
  8. Tksh Rocin 30 nya Bunda Tien Kum

    Salam Sehat Aduhai dr Klipang
    smoga Bu Tien tansah pinaringan kawilujengan

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah, sudah tayang..,terima kasih Bu Tien...
    Salam sehat selalu...

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah malming diparingi rocin enaak.
    Matur nuwun bu Tien, salam sehat nggih.

    ADUHAI SELALUUU

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah... matur nuwun RoCin pengantar tidur , semoga Mbak Tien sekeluarga selalu sehat nggih...Aamiin.

    ReplyDelete
  12. Oh iya apakah kartu mahasiswa nya Ferry kan msh dibawa Bian ya...moga2 gak ketinggalan dan bisa di kasihkan ke Ferry..😃😃😃

    ReplyDelete
  13. Terima kasih bu tien rc 30 sdh diterina ...salam aduhai dari pondok gede

    ReplyDelete
  14. Matur nuwun sanget Bu Tien, salam aduhai dari Pasuruan

    ReplyDelete
  15. Trmksh mb Tien Rocin 30 nya

    huenak bingit anget2

    Smg sehat sll dan sslam ADUHAI

    ReplyDelete
  16. akhirnya...... mlm minggu yang menyenangkan.... terima kasih Mbu Tien.... sehat sehat sllu bersama keluarga..... ditunggu Part berikutnya....

    ReplyDelete
  17. Terima kasih mbak Tien, sudah tayang roti cinta 30

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah Roti Cinta~30 sudah hadir.. maturnuwun bu Tien..🙏

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah,yang ditunggu muncul juga. Sehat selalu mbak Tien....

    ReplyDelete
  20. Gitu dong Dian, tembak langsung aja biar hati segera tenteram.
    Bian yang sabar ya... nanti kalau ketemu Ferry salaman saja sambil ngasih kan 'karma' miliknya.
    Ayo Dina raih asamu jadi pengusaha bakso tidak apa.
    Salam sehat, semangat, mantab mbak Tien, selalu Aduhai.

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah tayang awal. AlhamdulillahDiansudah mengutarakan perasaan ke Sawitri dan dibalas..asyik..Dian gembira dan menganggap Nita sahabat..ya akhirnya Nita kembali ke kebiasaannya berbusana. Berarti perubahan busana gamis tdk berdasar hati nurani.. makasih bu Tien inisuatu pelajaran berharga..Nah Fery ketemu sama Dita dan Abian..rame nih

    ReplyDelete
  22. Ayo siapa yg mw ambil gamisnya Nita

    Skrg dia udah kembali ke laptop

    Mksh bunda sehat selalu doaku dari Jogja dan ttp ADUHAI

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah
    Terima kasih bunda tien 🙏🙏🙏
    Semoga sehat walafiat

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah yg ditunggu-tunggu sdh hadir,mksh Bu Tien salam sehat selalu

    ReplyDelete
  25. Alhamdulilah Rocin 30 telah tayang kembali. Matur nuwun Bunda Tien semoga sehat selalu n salam ADUHAI

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah rocin 30 sdh disantap.. Terimakasih bunda Tien sayang.. seneng baca Dian sdh nembak Witri dan Anita ga ngotot.. Arin jg nerima aja tuh, mas nya ga suka sm Nita. Hehe.. smg Ferry mau minta maaf sm Bian ya bun.. ga pake berantem.. Aduhaaaai..❤️😍

    ReplyDelete
  27. Terima kasih Bu Tien. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah, sehat selalu bu Tien, makin aduhai saja ..... Makasih ...

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah
    Terimskasih bunfa Tien Rocinnya masih hangat
    Semoga bunda srkeluarga selalu sehat walafiat aamiin
    Salam sehat dan aduhai

    ReplyDelete
  30. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang,

    ReplyDelete
  31. Terimakasih mbak Tien roti cintanya
    Sehat2 selalu...salam aduhai

    ReplyDelete
  32. Alhamdulillah ... Matur nuwun Bu Tien RoCinnya semakin seruuuu ..
    Salam sehat Ibu ..🙏😍
    Wass,
    Enchi - Cimahi

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah RC sdh tayang. Suwun bu Tien. Salam sehat

    ReplyDelete
  34. Slmt mlm mbak Tien.. Alhamdullilahrocin 30 sdh tayang. Pas nglilir ngintip .. Ternyatasdh ada rocinnya.. Lgsdeh dibc. Nahskrng mo lanjut otw pulau kapuk hehehe.. Sl. Seroja dan aduhaai dri sukkabumi unk mbak Tien tersayang🥰🥰😍😍😘😘

    ReplyDelete
  35. Aljamdulillah RoCin 30 sdh matang dan dinikmati, leezaat banget mksh mabk Tien salam sehat selalu dan aduhai

    ReplyDelete
  36. Matur nuwun bunda Tien RC 30 telah hadir...🙏

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah Roti Cinta Episode 30 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
    Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas Dudud sdh muncul disini..... Sehat mas? Alhamdulillah. Denger-2 kabar burung bbrp minggu yang lalu "gerah" bgmn keluarga sdh sehat semua?

      Delete
  38. Kan kemaren jeng Iin kerumahku, pinjam sepatu rodaku, jarene arep dinggo balapan nggudak bakul roti cinta 30

    ReplyDelete
  39. Semoga fery dan bian tidak berantem
    Terima bu tien cerbungnya

    ReplyDelete
  40. Alhamdulillah, roti cintanya hadir lagi, semoga berikutnya lancar. Salam sehat dan semangat, mbak Tien ...

    ReplyDelete
  41. Terima kasih Mbak Tien ... Rocin 30 sudah tayang ... Semoga sehat selalu ... Salam Aduhai

    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah,makan malam"roti cinta"
    Terima kasih Bu Tien..sehat selalu,Aamiin.

    ReplyDelete
  43. Semoga fery tidak berantrm sama bian
    Terima kas8h bu tien salam sehat

    ReplyDelete
  44. Alhamdulillah,, matur nuwun bu Tien ROTI CINTA nya,,

    Salam sehat wal'afiat n ADUHAAII
    In syaa Allah pak Tom Widayat semakin membaik 🙏

    ReplyDelete
  45. Alhamdulillah Terimakasih bu Tien.. Sehat selalu Nggih bu

    ReplyDelete
  46. Trmksh mbak Tien RC 30 nya...makin seru..smg Abian dan Ferry tdk berantem ... Smg ktpnya hanya kebetulan jatuh pas dibwh mobil Abian secr tdk sengaja.. slm seroja utk mbak Tien dan para pctk dmn sj berada🤗

    ReplyDelete
  47. Wah .. episode besok kalo Abian sama Ferry berantem pasti aduhai....mangkok bakso berterbangan...😂😂😂

    ReplyDelete
  48. Puji Tuhan ibu Tien sehat, semangat dan produktip shg ROCIN 30 hadir gasik dan apik bagi kami para penggandrungnya.

    Selamat ya Dian, sdh berterus terang menyatakan cinta dan diterima Witri.

    Monggo ibu, dilanjut aja penasaran nih.. Matur nuwun Berkah Dalem. Salam ADUHAI...

    ReplyDelete
  49. Terimakasih Bu Tien....RoCin nya yg ke 30.
    Ditunggu lamaran nya Dian ya Bu Tien.
    Matur nuwun, Berkah Dalem. 🙏

    ReplyDelete
  50. Rocin 30 hadir juga..semoga bu Tien sehat selalu...aamiin

    ReplyDelete
  51. Trimakasih mbak Tien Rc30nyaa..

    Jadi ikut ber🌸🌸 niii..Dian❤Witri selamat ya Diaan..🤝😊

    Wah bener ni Nita kembali ke habitatnya..memang susah merubah org klo bkn kesadarann niat diri..tp baguslah sdh tau Dian sukanya sm Witri..😁

    Baaru kaget Bian liat Ferry eeeeh...
    Besoknya lagiii...kan bsk minggu libuur..mbak Tien ngaso duluu..👍

    Salam sehat dan aduhaiii mbak Tien..🙏🥰⚘

    ReplyDelete
  52. Maturnuwun ibu Tien, sehat selalu ya, met istirahat

    ReplyDelete
  53. Penginnya baca gasik malah ketiduranh, kemarin menunggu hingga malam tak muncul roti cintanya…
    Alhamdulillah hari ini terobati rasa cintanta akan roti cintanya….. salam sehat bu Tien….aduhai ….bahagianya hatiku ….

    ReplyDelete
  54. Alhamdulillah.....
    Mtur nuwun bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....

    ReplyDelete
  55. Assalamualaikum wr wb. Lho Ferry kok muncul bantu Rustanto, di reuniannya Dina... Adakah maksud lain dari Ferry, mudah mudahan tdk ada keributan dgn Bian... Maturnuwun Bu Tien, semakin menarik saja ceritanya. Semoga Bu Tien tansah pinaringan karahayon wilujeng ing sadoyonipun. Aamiin... Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam wr wb
      Aamiin Ya Robbal Alamiin
      ADUHAI pak Mashudi

      Delete
  56. Alhamdulillah ROCIN 30 buat sarapan😀, maturnuwun Bu Tien ,sehat sll, ADUHAI..witri...dag dig dug....

    ReplyDelete
  57. Keren..apakah akan ada perang dunia ke 3...antara Bian dan Fery...ataukah Bian bersikap santun dgn hanya mengembalikan kartau mahasiswa Fery.. Aduhai bikin penasaran.....

    ReplyDelete
  58. Dian menyatakan cinta pada Sawitri....
    So sweet...so sweet...
    Hati Dian berbunga bunga...
    Saking gembiranya Dian juga semangat menjemput Arini dan Nita, hingga membuat Arini salah sangka dikiranya Dian sdh menerina Nita
    Tapi apa yg dipikirkan Arin meleset,krn Dian tetap memilih Sawitri
    Yg akhirnya Nita plg dg meninggalkan gamis" yg dibelinya.
    Ambyar... ambyar....
    Trimakasih bu Tien yg telah menghadirkan cerita yg sangat menarik.
    Kami tunggu kelanjutannya, juga penasaran sama Bian bgmn nanti setelah ketemu dg Ferry...
    Salam aduhai dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  59. Salam penasaran yang ADUHAI, jeng Wiwik

    ReplyDelete
  60. Selamat malam sahabat-2ku Penggemar Cerbung Tien Kumalasari , seperti biasa setiap Minggu malam Senin blogspot *_tienkumalasari22.blogspot.com_* kosong karena LIBUR.
    Tapi bagi WAG PCTK nggak perlu risau sdh kami tayangkan di WAG PCTK cerbung pengganti dengan judul SARAH 13 episode TAMAT.
    Bagi saudara-2ku para blogger yang berminat silahkan japri saya.
    Selamat malam dan selamat beristirahat.

    ReplyDelete
  61. Salam sehat selalu mbak Tien...besok ya

    ReplyDelete
  62. Selamat sore, Bunda Tien terima kasih, semoga Bunda sehat selalu Aamiin

    Bunda maaf baru bisa hadir, kemarin saya sakit covid , Alhamdulillah sekarang sudah sehat kembali 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo" Rinta cayang ....
      Udah lama gak bersua ...
      Puji Tuhan sudah sembuh dari covid ....
      Cemungut yaaaa
      Waaaahhh bakalan rame nih Rinta hadir bu Tien ...
      Salam Aduhai

      Delete
  63. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  64. Lho kok sama, saya juga kena covid,

    Sugeng ndalu Bundaku Tien, 👍👍👍


    Waaah Mba Rinta, sudah nongol,arep padu karo sopo Mba, ayo tak rewangi ha ha ha

    ReplyDelete
  65. Senengnya komen kita dibalas sm bunda Tien kesayangan.. Aduhaaaai..
    Salam Kejora ya bunda, jg buat mba Rinta Babaran yg baru muncul lg. Dan utk semua sobat disini.. ❤️🙏

    ReplyDelete
  66. Selamat sore mb Tien .salam sehat selalu 🙏🙏🙏

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 43

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  43 (Tien Kumalasari)   Arum terdiam. Ia tidak lupa pada waktu yang dijanjikan Listyo, tapi sungguh dia bel...