Monday, September 13, 2021

ROTI CINTA 26

 

ROTI CINTA  26

(Tien Kumalasari)        

 

Dian agak kesal, Arin begitu nekat ingin mengenalkan temannya. Tapi kan dia tak punya harapan lagi untuk memiliki Witri? Apa salahnya kalau cuma mau berkenalan?

“Mas, kok diam sih, ketiduran ya?”

“Apa sih. Ini aku lagi ada di Solo..”

“Ya ampun.. di Solo? Kapan pulangnya?

“Belum tahu, masih asyik nih, sama Dina dan Dita.”

“Mas, aku pulang besok. Kalau aku sampai di Jakarta dan mas belum pulang, aku mau menyusul ke Solo deh.”

“Ke Solo sama teman kamu itu?”

“Ya iyalah, masa mau aku tinggalkan di Jakarta. Pokoknya mas tenang saja, dia tak akan mengecewakan mas. Bener, kecuali cantik, dia juga baik kok.”

“Ih, promosi saja dari kemarin-kemarin. Mana fotonya?”

“Nggak boleh sekarang, nanti aja melihat orangnya, jangan fotonya.”

Dian menutup ponselnya sambil tersenyum-senyum kecil. Arin begitu nekat, akan cocok dengan dirinya, kata Arin. Herannya Arin tak mau mengirimkan fotonya. Secantik apakah gadis Indo teman adiknya itu?

“Ada apa mas? Habis terima telpon kok senyum-senyum ?”

“Arin tuh, macam-macam saja. Belum lama kembali ke Amerika, ini sudah mau pulang lagi ke Indonesia.”

“Memangnya ada apa? Masih kangen sama bapak ibunya?”

“Mau mengenalkan temannya sama aku.”

“Ya ampuun, demi kakaknya dia mampu bolak balik Jakarta Amerika? Orang sana apa orang Indonesia mas?” tanya Dina.

“Ibunya Indonesia, bapaknya Amerika.”

“Waaah…  terobati nih patah hatinya,” goda Bian.

“Ah, ya enggak. Masa begitu mudah? Suka itu bukan cantik ukurannya.”

“Lalu apa?”

“Nggak tahu. Cinta itu kan datangnya kapan kita nggak tahu. Belum tentu aku suka sama teman indonya Arin.”

“Kapan dia pulang kemari?”

“Katanya berangkat besok. Nekat banget anak itu.”

“Jadi mas mau balik ke Jakarta nih?”

“Enggak, aku bilang belum mau kembali ke Jakarta, katanya dia malah mau nyusul kemari.”

“Asyiiik… aku suka..aku suka…” teriak Dina.

***

“Bu, mengapa saya masih diberi gaji penuh? Bukankah saya minta agar hutang saya dipotong setiap bulannya?” tanya Witri ketika menerima gaji sore itu sebelum pulang.

“Kamu tidak berhutang apapun Witri,” jawab Yanti sambil tersenyum.

“Mengapa begitu bu? Biaya rumah sakit ibu saya, itu tidak kecil.”

“Itu kan dari pak Baskoro, sedangkan pak Baskoro bilang tidak mau Witri mengganti apa yang sudah dikeluarkan. Itu untuk ibunya Witri, bukan menghutangkannya.”

“Ya ampun bu, dengan apa saya harus membalasnya?” kata Witri sambil menangis.

“Witri, kamu tidak harus membalas apapun. Sudahlah, jangan pikirkan. Simpan uang itu dan pergunakan seperti biasanya.”

“Saya akan terus mengingat budi baik ini bu, sampai akhir hayat saya.”

“Sebuah budi baik diberikan bukan untuk mengharapkan balasan Witri, kamu juga akan melakukannya kalau kamu menjadi aku. Sudahlah, saatnya pulang, pulanglah, ibu kamu menunggu,” kata Yanti sambil memegang pundak Witri dan menepuk-nepuknya.

Witri mengusap air matanya, bu Yanti meraih selembar tissue yang ada didekatnya dan diberikannya pada Witri.

“Terimakasih banyak ibu, saya permisi,” katanya sambil mencium tangan bu Yanti, kemudian berlalu.

Witri ingin langsung melihat rumah pak Kusno. Masalah rumah harus segera selesai, kalau cocok Witri akan membayar sekaligus uang sewa sebulan kedepan, agar semuanya segera selesai.

***

Ketika sampai dirumah, Witri mendapatkan ibunya sedang berada diteras.

“Ibu, mengapa ibu bangun?”

“Ibu cemas, kamu tidak segera pulang, biasanya sudah dua jam yang lalu sampai dirumah,” kata Bu Narti yang kemudian dipapah Witri untuk masuk kekamar kembali.

“Mengapa baru pulang? Ibu jadi khawatir,” kata bu Narti sambil kembali berbaring.

“Iya bu, maaf tadi tidak bilang dulu sama ibu. Sebenarnya ada sesuatu yang Witri ingin bilang sama ibu, tapi Witri mau ke  kamar mandi dulu, sambil menjerang air panas untuk ibu mandi, lalu Witri ganti baju ya bu, setelah itu ibu mandi. Baru Witri mau cerita.

Setelah selesai membantu ibunya mandi dan membuatkan minuman hangat, Witri minta agar ibunya berbaring kembali.

“Kamu itu mau bilang apa, perasaan ibu kok nggak enak.”

“Ini bukan cerita menyedihkan kok bu.”

“Menyenangkan? Apa ada yang melamar kamu lagi?” tiba-tiba bu Narti membayangkan Witri sudah dilamar Dian saat bekerja tadi.

“Bukan. Iih, ibu tuh. Begini bu, minggu depan kita akan pindah rumah.”

“Apa katamu? Pindah rumah bagaimana?”

“Witri sudah mendapatkan rumah sewa baru, yang sepertinya lebih nyaman.”

“Mengapa nak? Mengapa harus pindah?”

“Sebetulnya mas Nurdin minta agar kita segera pindah, paling lambat Minggu depan.”

“Ya Tuhan, apa dia marah karena kamu menolaknya? Ibu jadi nggak enak.”

“Bu, kalau waktu itu Witri menerimanya, Witri akan merusak rumah tangga orang.”

“Merusak ?”

“Mas Nurdin itu sudah punya isteri. Dan yang sering menagih uang sewa kemari itu mertuanya.”

“Apa ?”

“Itu benar bu, pak Kusno, nama orang itu, bilang kalau uang sewa yang kita bayarkan itu untuk memberi nafkah bagi pak Kusno. Dia juga bilang, kalau mas Nurdin sudah punya isteri lagi, anak pak Kusno mau diceraikan karena mandul.”

“Ya Allah, kejam sekali dia.”

“Kita harus bersyukur karena telah menolak dia bu. Dan kita sekarang sudah mendapat rumah sewa baru yang lebih baik, mudah-mudahan ibu kerasan nanti.”

“Ya Wid,  kalau memang yang punya rumah sudah tidak menghendaki kita tinggal disini ya mau apa lagi. Tapi dimana kita harus pindah ?”

“Tidak jauh dari sini bu, itu rumah pak Kusno.”

“Lhoh, rumah pak Kusno? Lalu dia mau tinggal dimana ?”

“Dia menyewakan yang separo untuk kita, karena rumahnya cukup besar. Besok pak Kusno sudah akan mulai memberi batas, dan membuat kamar mandi untuk kita. Witri sudah melihatnya, cukup nyaman kok bu.”

“Kalau kita tinggal disana, pasti nak Nurdin akan tahu dong.”

“Memangnya kenapa kalau tahu? Itu rumah pak Kusno sendiri kok. Biar dia juga tahu bahwa kedok dia yang mengaku bujang sudah ketahuan.”

“Ya ampun, ada-ada saja.”

“Ya sudah, ibu tidak usah memikirkannya, semuanya Witri yang akan menyelesaikan.”

“Kasihan kamu nak, masih mudah sudah harus mengurus banyak hal. Itu tidak mudah, bukan?”

“Didunia ini mana ada sesuatu yang mudah bu, semuanya harus diperjuangkan. Ibu tidak usah khawatir, Witri akan bisa melewatinya.”

“Harusnya kamu segera punya suami, supaya beban kamu lebih ringan.”

“Ah, ibu. Witri belum memikirkannya,” kata Witri sambil melangkah keluar dari kamar ibunya.

“Wit, sebenarnya ada yang ingin melamar kamu.”

Witri berhenti melangkah, lalu membalikkan tubuhnya, kembali mendekati ibunya.

“Ibu, ibu jangan lagi menjanjikan sesuatu kepada orang lain. Karena soal perjodohan itu kan tidak mudah. Buktinya, kita hampir saja terperosok menerima laki-laki yang sudah beristeri. Ya kan?”

“Ibu tidak menjanjikan apa-apa, dia melamar, dan ibu bilang bahwa sudah ada yang melamar kamu, karena waktu itu ibu memang sudah berjanji pada nak Nurdin.”

“Memangnya siapa lagi yang bilang mau melamar Witri bu?”

“Nak Dian.”

“Dian? Dian anaknya pak Baskoro?”

“Iya.”

“Ah, itu tidak masuk akal bu. Masa mas Dian mau sama Witri?”

“Tapi itu benar. Dia bilang sama ibu kalau suka sama kamu, ketika ibu masih di rumah sakit, sehari sebelum dokter mengijinkan ibu pulang.”

Witri tertegun. Seperti mimpi dia mendengar penjelasan dari ibunya.

“Kalau kamu suka, bilanglah pada nak Dian bahwa kamu tidak jadi dilamar orang.”

“Ah, masa Witri harus bilang begitu bu, malu kan. Lagi pula sekarang mas Dian tidak ada di rumah, dia ke Solo sejak ibu belum pulang dan sampai sekarang belum kembali ke Jakarta.

“Apa dia pergi karena kecewa ya nak?”

“Entahlah bu, ya sudah kita tak usah memikirkannya. Jodoh itu nanti akan diberikan dari Atas sana. Ya kan bu?” kata Witri yang tak urung jantungnya berdegup kencang mendengar bahwa Dian suka sama dia. Memang sih sikapnya selalu manis terhadapnya, tapi Witri tak berani mengartikan bahwa Dian suka sama dia. Memangnya siapa dirinya berani berandai-andai seperti itu? Tapi mengapa Dian berkata begitu sama ibunya?

***

“Bian, aku mohon berhenti,” kata Dina pagi itu di ruangan pak Iskandar.

Bian mengangkat wajahnya, menatap gadis cantik yang tampak selalu mengejarnya dan membuat dirinya selalu menjauh darinya.

“Kamu bersungguh-sungguh ?”

“Iya, kamu benar, aku bukan sekretaris yang baik. Aku harus tahu diri.”

“Maaf kalau selama ini aku selalu mencela kamu. Tampaknya dunia kamu bukan disini. Ini dunia pekerja, dan kamu selayaknya bisa menjadi majikan di perusahaan kamu sendiri.”

“Ya, aku mengerti maksud kamu. Barangkali aku memang tersesat.”

“Tidak, kamu hanya perlu mendapatkan pelajaran dari apa yang sudah kamu lakukan. Dan kamu sudah mendapatkannya.”

“Dina  tersenyum. Barangkali itu ada benarnya. Dan sekarang dia sudah menelan kegetiran dalam pelajaran itu.”

“Gajimu sudah ditransfer.”

“Ya, terimakasih banyak.”

“Lakukan yang terbaik untuk hidup kamu. Ciptakan sesuatu yang sebenarnya menjadi impian kamu.”

Dina mengangguk, lalu keluar dari ruangan itu. Bian menatapnya iba. Ia tak bisa menolongnya karena yang diinginkan Dina ada hubungannya dengan perasaan.

“Semoga kamu segera menemukan pria yang benar-benar mencintai kamu,” bisiknya perlahan, lalu melanjutkan pekerjaannya.

***

“Ya ampun Arin, kamu ini bersungguh-sungguh sekali membawa teman kamu yang ingin kamu jodohkan dengan kakak kamu,” kata Yanti sambil geleng-geleng kepala, ketika Arin kembali ke rumah bersama temannya. Arin masuk kekamar ibunya sementara ia mempersilahkan temannya istirahat di kamar.

“Bu, ibu lihat kan, dia sangat cantik?”

“Ya cantik lah, dimana-mana gadis Indo pasti cantik.”

“Kan cocok dengan mas Dian bu.”

“Tapi kakakmu tidak suka sama gadis Indo yang kamu bawa, karena dia suka sama Witri.”

“Aduh bu.. bukankah Anita lebih cantik?”

“Ini masalah rasa, bukan masalah cantik dan lebih cantik. Kamu jangan semau kamu sendiri, nanti kakakmu marah.”

“Tidak bu, mas Dian tidak marah kok. Ia mengijinkan Arin menyusul ke Solo besok bersama Nita.”

“Kamu nggak capek Rin, baru datang mau pergi lagi ke Solo?”

“Arin tidak punya banyak waktu bu, liburan Arin habis sampai minggu depan. Ibu jangan khawatir, mas Dian akan suka kok.”

Yanti menghela napas yang terasa sesak. Bagaimana nanti Dian, benarkah Dian tidak akan marah kalau Arin nekat seperti itu.

“Arin mau istirahat dulu ya bu, tapi mau ketemu bapak dulu,” kata Arin sambil beranjak keluar dari kamar.

Arin berjingkat mendekati ayahnya yang sedang berada di ruangan kerjanya, agar ayahnya terkejut.

“Bapak !” tiba-tiba Arin merangkul ayahnya dan memang benar membuat Baskoro terkejut. Matanya melotot menatap Arin, karena memang Arin tidak bilang kalau mau pulang lagi ke Jakarta.

“Kamu Arin?”

“Iya, memangnya siapa lagi?”

“Ada apa kamu bolak balik kemari, kalau dulu belum ingin pulang ya nggak usah terburu-buru pulang.”

“Bapak, Arin datang bersama teman Arin yang cantik. Yang dulu pernah Arin bilang sama bapak, bahwa akan mengenalkan mas Dian sama dia.”

“Apa? Kamu nih sungguh-sungguh?”

“Iya pak, ini Nita sedang beristirahat, nanti bapak lihat deh, kan dia lebih pantas berdampingan sama mas Dian.”

“No..no.. no.., Arin, kakakmu hanya suka sama Witri. Kamu tahu kan?”

“Nanti biar mas Dian berkenalan dulu, mana yang mas Dian pilih. Besok Arin sama Nita mau ke Solo menyusul mas Dian.”

“Arin..”

Baskoro tak sempat memarahi Arini karena Arini sudah lari kekamarnya untuk menemani Nita beristirahat.

“Anak itu…” gerutu Baskoro.

***

“Bu Rina, nanti Arin akan datang kemari bersama temannya dari Amerika,” kata Dian kepada Rina.

“Oh, bagus dong, pasti ramai banyak anak-anak kumpul disini.”

“Pati sangat merepotkan.”

“Tidak, tidak. Kata siapa ibu repot. Ibu senang kok. Jam berapa dia datang? Jemput dia pakai mobil ibu, kan Dina sudah tidak bekerja.”

“Iya bu, Dina juga bilang mau ikut menjemput.”

“Bagus, ibu akan siapkan kamar untuk mereka. Kunci mobil dibawa Dina barangkali.”

“Iya bu, tapi mungkin kami juga tidak lama, Besok akan kembali ke Jakarta.”

“Lho, kan hari ini Arin baru datang, kenapa buru-buru kembali ke Jakarta?”

“Liburan Arin tinggal beberapa hari soalnya.”

“Baiklah, masih ada waktu hari ini untuk kalian bersenang-senang.”

“Terimakasih bu.”

***

Melihat Dian dan Dina menjemput, Arin sudah berteriak dari kejauhan.

“Itu mas Dian, Nit..” katanya sambil bergegas mendekati Dian sambil menarik tangan Nita.

Dian dan Dina tersenyum sambil melambaikan tangan. Dilihatnya Arin menggandeng tangan seorang gadis cantik dengan pakaian yang sedikit terbuka, menampakkan kulit mulusnya, baik dibagian dada maupun kakinya. Keduanya mengerutkan dahi.

“Mas Dian, ini Nita. mBak Dani, kenalin.. teman Arin.”

Mereka bersalaman, tapi tak cukup hanya bersalaman, Nita dengan antusias mencium pipi Dian seperti yang sebelumnya dilakukan Arin.

Dian agak merasa risih, tapi ditahannya. Kesan pertama yang membuatnya sedikit kurang suka adalah sikapnya yang kelewat agresif, dan cara dia berpakaian.  Dian bergegas pergi untuk mengambil mobil.

Dina harus mengakui, Anita memang sangat cantik. Hidungnya mancung, bibirnya tipis, matanya kebiruan.

“mBak Dina, nanti kami diajak jalan-jalan kan?” tanya Arin.

“Iya pasti. Nanti malam kita akan jalan-jalan. Pasti Nita belum pernah melihat Solo kan?”

“Pernah, waktu Nita masih kecil, ikut papa sama mama liburan, ke Solo, ke Bali, tapi sudah lama sekali,” kata Nita dengan bahasa yang sedikit kaku.

“O, pasti sudah banyak yang berubah. Benarkah kalian akan balik ke Jakarta besok Rin?”

“Iya, mas Dian yang minta. Tadi aku sudah sekalian pesan ticket, yang agak sorean.”

“Nggak apa-apa, paginya kita masih bisa muter-muter. Tapi kalau menginap disini lebih lama kita bisa jalan-jalan ke tempat-tempat wisata. Tawangmangu, Borobudur, Kopeng, banyak lagi Rin.”

“Lain waktu mbak, liburan tahun depan. Semoga waktu itu Nita sudah jadian sama mas Dian,” kata Arin seenaknya, dan membuat Nita terkekeh senang. Tapi Dina hanya tersenyum saja. Gadis ini begitu lepas tawanya, begitu bebas gayanya, apalagi cara dia berpakaian, ia tak yakin kakaknya akan suka, walau mata biru itu sangat menggairahkan.

***

“Bu, bolehkah besok saya minta ijin lagi sehari saja?”

“Oh, ibumu tidak apa-apa kan?”

“Tidak bu, kesehatan ibu semakin membaik. Kami hanya mau pindah rumah.”

“Pindah rumah? Kenapa pindah?”

“Yang punya rumah sudah tidak mengijikan kami memperpanjang sewanya, jadi kami harus pindah. Untunglah rumah itu sudah kami dapatkan.”

“Pindahan apa cukup sehari Wit?”

“Kami tidak punya banyak barang. Sebagian sudah dibawa hari ini tadi.”

“Jauhkah?”

“Tidak, hanya beda tiga gang dari rumah lama.”

“Oh, baiklah, tidak apa-apa, kamu mau pulang sekarang?”

“Iya bu.”

“Baiklah, hati-hati ya,” pesan bu Yanti.

Witri melangkah keluar dari samping toko, dan bersamaan dengan itu mobil Baskoro yang menjemput Arin dan kakaknya baru saja berhenti di halaman. Witri berhenti sejenak. Ia harus menata debar jantungnya saat teringat kata ibunya bahwa Dian pernah ingin melamarnya. Ia melihat Dian turun, tapi kemudian disusul seorang gadis cantik yang dengan ringannya kemudian bergayut di lengan Dian.

***

Besok lagi ya.

 

 

95 comments:

  1. Alhamdulillah Roti Cinta eps ke 26 sdh sampai dirumah masih anget lagi.
    Terimakasih bu Tien, salam SEROJA dan... Tetap ADUHAI.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wis kalah terusss karo mas kakek
      Selamat kakek Habi juara 1

      Delete
    2. Alhamdulillah Roti Cinta hangat sdh hadir menemani seblm tidur, Manusang bu Tien, slm sehat tetap semangat. salam Aduhai Bravo

      Delete
    3. Alhamdulillah RC~26 sudah hadir.. maturnuwun bu Tien..🙏

      Delete
    4. Kakek menang
      Monggo lanjutkan membaca... supaya pembaca senang...

      Delete
  2. Terima kasih Mbak Tien.
    Kiriman ROTI CINTA 26 sudah kami terima.

    Salam ADUHAI.

    ReplyDelete
  3. Alhamdulilah dapat kiriman Roti Cinta lagi dari Bu Tien, matur nuwun sanget Ibu, smg selalu diparingi sehat dan tetap semangat, salam Aduhai dari Pasuruan

    ReplyDelete
  4. Alhamdulilah, roti cinta 26 telah datang terima kasih bu tien met malam ... semoga bu tien ..sehat wal afiat...salam aduhai dari pondok gede

    ReplyDelete
  5. Trmksh Rocin 26 sdh hadir

    Smg sehat sll mb Tien, salam ADUHAI

    ReplyDelete
  6. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang,

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah Rocin 26 sudah tayang sukses n sehat selalu mb Tien...salam aduhai

    ReplyDelete
  8. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah... bu Tien sdh paring rocin 26.
    Matur nuwun, salam ADUHAI .

    ReplyDelete
  10. Alhamdulilah. Rocin 26 telah hadir..
    Mksh Bunda Tien semoga sehat selalu, lancar terus dan salam ADUHAI.

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah Roti Cinta eps ke 26 sdh tayang, makin seru.
    Terimakasih mb Tien, salam sehat dan Aduhai

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah
    Syukron Mbak Tien
    Jazaakillah khpiron katsiiron

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah
    Terimakasih bunda tien semoga sehat walafiat

    Salam sehat penuh semangat 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  14. Ayo... besok balapan fairplay, yg punya no hp ibu Tien dilarang bertanya pada Ibu Tien 'jam berapa tayang'
    Pantengin sendiri sampe tayang
    Deal ?

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah Roti kesayangan kita semua hadir dengan aroma yg semakin menggoda...
    semoga cinta Dian ke Witri tak mengalami hambatan yg berarti...tl biar seru hrs dibuat rumit...
    suwun mba Tien...semoga mba Tien dan keluarga besar selalu sehat dan bahagia...Aamiin

    ReplyDelete
  16. Senangnya mendapatkan roti cinta yg masih anget....uenakkk
    Sehat2 selalu mbak Tien
    Salam aduhaiii...🙏😘

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah..roti cinta sudah ternikmati..terima kasih Bu Tien,sehat selalu,Aamiin.

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah RC.26 telah tayang, terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu. Aamiin
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  19. Assalamualaikum.. Slmtmlm mbak Tien.. Trimakasih Rocin 26 nya.. Salamseroja dan makun aduhai dri skbmi.. 😍😍😘😘

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah ... Roti Cintanya sudah bisa dinikmati ... Ehmmmm masih hangat rotinya
    Matur nuwun Ibu Tien, sehat selalu Ibu sayang ... Aamiin Yaa Robbal Aallamiin

    Wassalam,
    Enchi Koesdi (Cimahi)

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah sudah tayang.
    Terima kasih ibu Tien.
    Salam sehat selalu tuk ibu dan. Kluarga.
    Dan salam aduhai.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ADUHAI jeng Putri alhamdulillah nih, lama nggak komen

      Delete
  22. Alhamdulillah ROCIN bisa tayang gasik. Suwun mbak Tien
    ADUHAI... salam sehat semangat sll.
    HANUPIS

    ReplyDelete
  23. Waduh adegan fanas nich kalau dipakai buat skenario film ..
    Kremut kremut deg deg plas..
    tenang mak ona walau gadis desa anda yang dipilih suer....

    ADUHAI ..

    Terimakasih Bu Tien
    roti cintanya yang ke dua puluh enam sudah tayang,
    Sehat sehat selalu doaku, sedjahtera bahagia bersama keluarga tercinta.
    Amin..

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah.. Rotcint 26 sdh up, trmksh bu tiens..
    Sehat selalu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tuh...bu Tien tanya siapa nih. Ayo edit profilmu. Caranya gampang.
      1. Klik/ketuk UNKNOWN di komenm7.
      2. Lihat kanan atas EDIT PROFIL earna orange, ketuk/klik edit profil
      3. Isikan bidatamu, Nama lengkap, nama blogger, isi sesuai permintaan.
      Baca lagi jika sudah benar, inggah fotomu dari galerimu.
      4. Jika sdh selesai klik SIMPAN
      5. Silahkan keluar dari blogspot dan masuk lagi.
      Jika prosedurnya benar, maka profilmu sdh berubah ada foto dan namamu.
      Selamat "ngulik"

      Delete
  25. Terimakasih ibu Tien, salam kenal, saya penggemar baru, salam sehat dan sukses selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisakah unknown diganti nama anda? Supaya saya bisa menyebut nama.

      Delete
  26. Aduhai RC hadir awal lagi...

    Matur nuwun bunda Tien...🙏


    Salam sehat selalu..

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah... matur nuwun. Semoga Mbak Tien sekeluarga sehat selalu dan tetap berkarya.
    Aamiin....

    ReplyDelete
  28. Aduh Arin ada saja...Nita bukan tipe dian
    Trm.kasih bu Tien slam.sehat

    ReplyDelete
  29. Cinta itu indah..tapi kadang menyakitkan..hem mantab..semakin seru dan Aduhai ..Bu cantik memang Oye.. salam sehat selalu Bu cantik . Mr.Wien

    ReplyDelete
  30. Mbak Tien lihai menciptakan konflik.
    Terima kasih mbak Tien.

    ReplyDelete
  31. Wah bisa ambyaarrr ini Nita bergayut di tangan Dian saat ada Witri lagi. Meskipun Dian tidak begitu suka dengan sikap Nita..tapi pemandangan seperti itu pasti bikin cemburu Sawitri...he..he. Ah mendingan kita nunggu kelanjutannya dari Bu Tien pasti lebih ADUHAI. Salam sehat selalu buat bu Tien.👍🙏🙏

    ReplyDelete

  32. Alhamdulillah..
    Matur nuwun bu Tien, salam sehat dan makin ADUHAI ROCIN nya.

    ReplyDelete
  33. Terima kasih Mbak Tien , Rocin 26 nya sdh tayang ... ceritanya semakin menghibur ...Salam sehat sll & Aduhai

    ReplyDelete
  34. Matur nuwun mbak Tienku, Roti-nya sudah diantar langsung ke alamat.
    Dian tampaknya tidak cocok dengan gadis indo itu. Tapi Witri terlanjur melihat mereka begitu mesra. Terus bagaimana ya...
    Ayo Dina, kejar impianmu, jadi pengusaha yang sukses, tidak tergantung orang lain.
    Salam sehat, semangat, mantap untuk mbak Tien yang ADUHAI..

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah Rocin 26 dah tayang
    Terimakasih bunda Tien
    Semoga bunda Tien sekeluarga selalu sehat walafiat aamin
    Salam sehat dan aduhai dari Pureorejo

    ReplyDelete
  36. Presensi...

    Alhamdulillah, selamat malam mbak Tien sehat selalu..

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah ROCIN 26 masih hangat sudah hadir👍😀,maturnuwun Bu Tien,salam sehat semangat dan ADUHAI, semakin seru..

    ReplyDelete
  38. Makasih ibu, makin lezat roti cinta nya 😍

    ReplyDelete
  39. Waduh kasihan Witri.. bisa2 patah hati sblm pacaran.. tp blm tahu khan apakah Dian menerima Teman Arini? Apakah sanggup ldr-an? Mahal di ongkos🤗

    ReplyDelete
  40. Trimakasih mbak Tien RC26nyaa...

    Asiiik..makin seruuu...
    Tapi ya ampyuuun itu bule nyosor aja ke Dian...
    Ketahuan Witri deh..si bule lg gelayutan ke Dian..tp Witri pasti mampu menahan perasaan..krn sangat tau diri...duuuh...😰😰

    Pinisirin...besok lagi yaaa...😊

    Salam sehat selalu dan aduhaii mbak Tien..🙏🥰⚘

    ReplyDelete
  41. Sdh hadir Rocin 26 ..wah ternyata Dian ttp sama Witri haha Nita si gadis indo hmmm gak masuk itungan hehe...sehat selalu u bu Tien ...

    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah, terima kasih Bu Tien roti cintanya....salam sehat selalu....🙏

    ReplyDelete
  43. Matur nuwun... Mbak Tien... Semangat Witri... Dian mencintaimu. Smg mbak Tien semangat dan sehat selalu Aduhai

    ReplyDelete
  44. Makasih mba Tien. Semakin seru
    Salam sehat dan selalu aduhai

    ReplyDelete
  45. Alhamdulillah...... Terima kasih Roti cintanya Bu Tien.

    ReplyDelete
  46. Cerita yg selalu ditunggu kedatangannya....makin seru aja nih.

    ReplyDelete
  47. Witri.. kuatkan hatimu. Jodoh Tuhan yang mengatur. Kalau Dian memang jodohmu, pasti dia yg akan jadi pendamping hidupmu. Jangan patah harapan dan semangatmu.

    Terima kasih Mbak Tien, ep 26 yg di-tunggu2 sudah hadir. Semoga Mbak Tien selalu sehat juga Pak Widayat. Salam aduhai selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  48. Alhamdulillah RC 26 muncul dan terima kasih untuk sapaannya mbak Tien...
    Salam sehat buat mba da keluarga..
    Kang Idih

    ReplyDelete
  49. Assalamu'alaikum
    warahmatullahi wabarakatuh

    Alhamdulillah , Matur nuwun bu Tien ROTI CINTA nya,, tambah mantab rasanya krn buat Witri dagdigdug tidak karuan akan bertemu Dian,,,,oh Mana ya,,,

    Salam sehat wal'afiat semua ya bu Tien
    Salam ADUHAAII 🤗🌿🌹🙏

    ReplyDelete
  50. Assalamualaikum wr wb. Maturnuwun Bu Tien, sdh sampai episode 26 yg semakin heboh dgn penampilan Nita di depan Dian. Bagaimana kelanjutannya, antara Dian, Nita dan Witri, dgn sabar saya menunggu episode berikutnya. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin. Salam sehat dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  51. Waduh maaf bu Tien
    Sy agak terlambat
    Ada gangguan pd HP
    Alhamdulillah ....
    Yang ditunggu tunggu telah hadir.....
    Matur nuwun bu Tien..
    Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
    Aamiin..... .

    Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN

    ReplyDelete
  52. Bu Tien Kumalasari, mantapp nih ceritanya. 👍
    Themanya selalu 'Pria Kelas Atas selalu berjuang demi 'Cinta Sucinya ... walaupun gadis idaman nya dari kalangan Kelas Bawah or Kelas Akar Rumput ... Bukan Cinta Nafsu. 💕👍
    Gak sabar nih nunggu episode selanjutnya. Nice.🌹

    ReplyDelete
  53. Diannnn....
    Kamu pilih Witri saja ya....
    Jangan tergoda dengan Nita.
    Sementara Dina sekarang dah jinak,kok malah ada Nita yg agresip dan pakaiannya terbuka kayak kurang bahan
    Ada ada aja...
    Cantik itu bukan dari wajahnya saja Dian...
    Harus cantik lahir barin.

    Moga bu Tien sehat sll
    Salam aduhai dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  54. Matur nuwun bu Tien..semoga cibta Dian je Witri tulus sehingga tidak tergoda gadi indo yang cantik dan seksi cuma adat Baratnya lebih banyak dibanding Timurnya. Apakah Witri cemburu melihat Dian yang digelendoti Nita..wah kalau tidak ada penengah bisa bisa Dian menganggap Witri sudah jadian sama Nurdin. Ayo Dian gapailah cintamu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan2 cinta nya Dian hanya Cinta Pelarian...
      Tapi mudah2 an nggak aah
      Witing tresno jarene soko kulino, saben dino lan sembrono

      Delete
  55. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun bun.....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun.....

    ReplyDelete
  56. Alhamdulillah..
    Roti Cinta 26 nya sdh tayang terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
  57. Rocin 27 Sudah mulai diintip
    Mugi2 bu Tien lan sedoyo anggota grup tansah pinaringan rahayu wilujeng.....
    Aamiin

    ReplyDelete
  58. Met malam Bunda sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya.Kami selalu setia dan sabar menunggu

    ReplyDelete
  59. Roti Cinta 27 diintip ternyata sudah datang....
    Mugi2 bu Tien lan sedoyo anggota grup tansah pinaringan rahayu wilujeng
    Aamiin

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 43

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  43 (Tien Kumalasari)   Arum terdiam. Ia tidak lupa pada waktu yang dijanjikan Listyo, tapi sungguh dia bel...