JANGAN BAWA CINTAKU 24
(Tien Kumalasari)
Leo menatap ke langit-langit putih yang terbentang disepanjang kamar inapnya. Ada sesuatu yang terasa hilang dari hatinya.
“Kalau mas mau aku akan bicara lagi sama dia. Barangkali dia berubah pikiran, dan mau menerima tawaran mas,” kata Rina bersungguh-sungguh.
“Dia itu tak akan tergoyahkan. Percayalah dia tak akan mau.”
“Lalu mas harus melakukan apa?”
“Aku ingin bertemu Dian, dan memeluknya. Aku pernah menghardiknya, nyaris menamparnya ketika dia hampir tertabrak mobil aku,” katanya sambil matanya terus menerawang ke langit-langit.
“Banyak alasan untuk bisa memeluknya. Aku akan membantu mas.”
“Ika tidak mengijinkannya.”
“Nanti kita akan mencari cara.”
“Rina.. kamu sangat baik..”
“Nggak usah ngerayu..”
“Itu benar, ma’afkan aku ya..”
“Kamu selalu aku ma’afkan..”
“Apakah kamu percaya bahwa aku sangat mencintai kamu?”
Rina menatap suaminya, yang mengucapkan semuanya tanpa memandang kearahnya. Tapi ia menangkap kesungguhan dalam ucapan itu. Hati Rina bergetar. Selama menjadi isterinya, Leo belum pernah mengucapkan cinta.
“Kamu yakin dengan ucapan kamu?”
“Tentu saja aku yakin.”
“Sejak kapan kamu merasa bahwa kamu mencintai aku? Rasanya bukan aku yang kamu cintai, tapi wanita lain.”
Leo tak menjawab. Perasaan hatinya terhadap Ika ditimbang-timbangnya. Sepertinya rasa suka itu masih ada . Tapi itu kan karena ia terbebani dengan kisah masa lalu yang pahit. Leo ingin membela diri atas perasaan itu.
“Entahlah, yang jelas aku pernah merasa cemburu ketika Baskoro mendekati kamu. Bukankah itu cinta?”
“Bisa jadi karena ego kamu. Bukan cinta.”
Leo menghela nafas.
“Kamu adalah ibu dari anakku, sudah hampir dua anak kita. Aku tak ingin kehilangan kamu.”
“Lalu mengapa kamu ingin punya dua isteri sekaligus?”
“Hanya karena ingin menebus dosa.”
“Cinta itu sudah tak ada?”
Leo bingung menjawabnya. Masih ada atau tak ada lagikah cinta itu? Barangkali getarnya sudah tidak sama, tapi dia tak akan melupakan Ika, ataupun membenci Ika. Tidak, dia bahkan ingin bisa berdekatan dengannya.
“Dia wanita yang baik. Kalaupun harus berbagi, aku ikhlas kok. Tapi tampaknya dia tak akan mau.”
“Benar. Dia tak akan mau. Tapi ijinkan aku mendekati anakku.”
“Kita bisa membantunya dan membiayai sekolahnya sampai dia menjadi orang. Kita juga bisa menafkahi mbak Yanti dan anaknya.”
“Kamu benar.”
“Ya sudah, mas istirahat saja, supaya mas sehat dan besok benar-benar diijinkan pulang. Kalau mas ingin mendekati Dian, aku akan memberi tahu bagaimana caranya dan apa alasannya.”
“Benarkah.”
Rina hanya mengangguk, lalu berdiri.
“Kamu mau kemana?”
“Pulang, aku ingin istirahat dulu.”
“Baiklah, kamu pulang saja, aku sudah nggak apa-apa, kasihan anak kamu.”
***
Rina melangkah pulang dan merasa sangat lelah. Ia benar-benar ingin beristirahat. Pernyataan suaminya bahwa dia sangat mencintainya, tak begitu membuatnya bergetar-getar seperti remaja mendengarkan rayuan cinta. Ia sudah menjalani rumah tangga itu selama bertahun-tahun, dan tak pernah berbekal cinta pada awalnya. Tapi ia benar-benar mengabdi pada keutuhan rumah tangganya, meladeni suaminya dengan ikhlas, menjadi naungan yang teduh bagi anaknya. Ungkapan cinta? Apakah itu dibutuhkannya? Tidak, bahkan kalau Leo menginginkan wanita lain dengan menyingkirkan dirinya, dia akan menjalaninya dengan ikhlas, walau hati menangis.
“Ini adalah jalan hidupku.. lebih baik aku menjalaninya saja, seperti orang berjalan, ia akan menapakkan kakinya dimana ia harus melangkah. Jalanan berbatu, berlumpur, berkelok-kelok.. harus diterjangnya, sampai kesebuah muara, dimana ia akan berhenti. Dalam suka, bahagia, kecewa.. entahlah.
Rina mengendarai mobilnya pelan, menikmati jalanan siang yang mulai ramai. Tapi ia tidak akan langsung pulang. Rina kangen pada Dina, dan berita akan kehadiran sang adik harus dikabarkannya. Bukan hanya kepada Dina, tapi juga kepada ibunya.
Rina tersenyum lebar ketika begitu turun dari mobil maka yang ditanyakan Dina adalah Dian.
”Ibuuuu… mas Dian mana?” teriak Dina sambil merangkul pinggang ibunya.
“Ma’af Dina, ibu tidak dari rumah mas Dian. Besok ya, ibu ajak mas Dian kemari..”
“Benar ?”
“Benar. Eeh.. jangan gantungkan tubuh kamu diperut ibu..”
“Ibu sakit perut ?”
“Tidak, didalam perut ibu ada adik..”
“Apa? Ada adik? Adiknya Dina?”
“Iya, adiknya Dina."
“Horeee… simbaaah.. simbaaah…” Dina berteriak-teriak sambil lari kedalam rumah, diikuti ibunya yang tersenyum-senyum.
“Ya ampuun.. Dina, simbah kaget, mendengar kamu berteriak-teriak..”
“Dengar mbah, Dina mau punya adik..”
Sang nenek menatap Rina, yang kemudian mengangguk dengan wajah berseri-seri.
“Iya bu, baru menginjak dua bulan, mohon do’a restu ya bu.”
“Pasti ibu do’akan, semuanya, anak, cucu, menantu. Kalian harus sehat, bahagia, mulia dunia akhirat,” katanya sambil mencium pipi Rina.
“Aamiin, terimakasih bu.”
“Besok aku mau bilang mas Dian, kalau aku mau punya adik. Mas Dian pasti senang kan bu?”
“Iya, mas Dian juga pasti senang.”
“Jadi… Dina punya kakak, lalu sekarang mau punya adik..” dan seperti biasa Dina melonjak-lonjak kegirangan. Kemudian dia lari keluar rumah, memanggil teman-temannya untuk diberitahukannya kabar gembira itu.
“Bagaimana suami kamu? Masih dirumah sakit?”
“Sudah baik bu, kata dokter besok pagi sudah boleh pulang.”
“Syukurlah. Ibu senang .”
“Ibu, aku nanti boleh tidur disini ya? Kangen ngelonin Dina.”
“Tentu saja boleh, ini kan juga rumah kamu. Ayo sekarang makan dulu, lalu kamu istirahatlah. Hamil muda tidak boleh terlalu capek.”
“Iya bu, ibu masak apa hari ini?”
Hanya sayur bayam, lalu goreng ayam. Anakmu selalu minta itu.”
“Ya bu, kangen makan bersama Dina, sudah semingguan tidak makan bersama dia.”
***
“Ibu, apa ibu sakit?” tanya Dian ketika melihat ibunya duduk diteras seperti memikirkan sesuatu.
“Tidak. Mengapa kamu mengira ibu sakit ?”
“Dari tadi ibu diam saja didepan.”
“Ibu sedang memikirkan .. mm.. dimana sebaiknya ibu harus berjualan. Sudah seminggu lebih ibu tidak mencari uang.”
“Bagaimana kalau berjualan dirumah saja?”
“Dirumah ?”
“Iya bu, didekat pagar itu kan ada pohon besar, jadi kalau pagi ibu berjualan disitu, tidak akan kepanasan.”
Ika menatap anaknya tak percaya. Ide yang dikatakannya benar-benar cemerlang. Ya, mengapa tidak? Letakkan bangku disitu, lalu dia menggelar sayur dan lauk-pauk yang biasa dijajakannya. Dia tidak perlu berputar-putar dari kampung ke kampung dan bersaing dengan pedagang lainnya.
Dian senang melihat ibunya mengangguk-angguk.
“Gimana bu, bagus kan usulnya Dian?”
“Bagus sekali nak. Iya, kayaknya ibu akan setuju. Nanti ibu akan menemui pak tukang yang dulu membetulkan rumah ini, agar membuatkan bangku, atau meja untuk jualan.”
“Meja yang agak tinggi saja bu, supaya ibu melayani pembeli bisa sambil berdiri atau duduk di kursi, jadi ibu nggak capek.”
“Iya nak, bagus sekali.”
“Dian mau memanggil dia sekarang saja ya bu.”
“Kamu tahu rumahnya?”
“Ya tahu lah bu, kan hanya dibelakangnya bapak yang punya rumah itu.”
“Baiklah, nggak apa-apa sekarang nak.”
Dian bergegas pergi untuk mencari orang yang bisa disuruhnya membuat meja, ibunya duduk menunggu sambil tersenyum-senyum.
“Dian memang luar biasa.”
***
Hanya sehari meja itu sudah jadi. Tak perlu ada pelitur atau cat, Ika hanya memberi taplak plastik dengan warna cerah.
“Plastik mudah dibersihkan,” pikirnya.
Dan esok harinya dagangan itu mulai digelar. Belum banyak sih. Hanya separo dari yang dia biasa membelinya. Ada satu dua ibu yang membeli, dan Ika dengan sabar melayaninya. Lalu esok harinya bertambah banyak. Kali itu Dian yang masih belum masuk sekolah bisa membantu ibunya. Membungkus sayur, atau memasukkannya ke kantung plastik yang sudah disediakan, dan menghitung kembalian. Dian suka melakukannya.
“Ibu, ternyata berjualan itu menyenangkan,” kata Dian ketika membantu menghitung uang hasil berjualan hari itu.
“Menyenangkan kalau bisa laku banyak.”
“Bagaimana kalau misalnya ada daging yang tersisa, atau sayur yang tidak terjual.”
“Ibu akan menjualnya sebagai masakan matang. Jadi barang yang tersisa tidak terbuang.”
“Wah, ibu pintar sekali ya.”
“Dulu juga ibu sudah melakukannya. Kalau ada yang tersisa, ibu memasaknya, lalu dijual pada keesokan harinya.”
“Ooh, baru sekarang Dian tahu.”
“Kan ibu berangkatnya pagi-pagi, kamu juga langsung kesekolah.”
“Dian senang sekarang ibu tidak harus berkeliling dari kampung-ke kampung. Pasti ibu capek.”
“Didunia ini, tak ada yang bisa diraih tanpa capek nak. Dan hasil dari keringat yang mengucur itu sangat nikmat.”
“Iya ya bu..?”
“Iya nak, tapi jangan lupa juga untuk bersedekah, berbagi. Kalau kita mendapat penghasilan, yang 2.5 % dari penghasilan kita, bukan milik kita, bukan hak kita. Itu namanya ber zakat, dan kita harus melakukannya.
“Iya, Dian sudah tahu. Kan disekolah diberi pelajaran seperti itu.”
“Bagus nak. Lakukan semua pelajaran yang baik, untuk menjadi bekal hidup kamu, sehingga kelak kalau kamu menjadi orang berada sekalipun, jangan pernah melupakan bahwa banyak orang-orang dibawah kita yang membutuhkannya.”
“Baiklah bu.”
“Sudah selesai menghitungnya?”
“Ini bu, sudah selesai.”
“Bagus, yang ini untuk belanja besok, yang ini untuk ditabung, yang ini untuk diberikan kepada yang membutuhkan. Ibu selalu melakukannya sambil belanja.”
“Iya bu. Tapi sebentar lagi Dian sudah masuk sekolah, Dian tidak bisa lagi membantu ibu berjualan.”
“Tidak apa-apa nak. Membantu itu kalau kamu punya waktu. Kewajiban kamu adalah menuntut ilmu. Ibu ingin kamu menjadi orang. Orang yang baik, yang bermartabat, yang bisa menjadi kebanggaan ibu.”
Dian memeluk ibunya erat-erat. Ia sudah tahu, betapa ibunya rela bersusah payah demi dirinya, dan ia berjanji akan bisa mewujudkan semua impian ibunya.
“Besok kalau Dian sudah bekerja, ibu nggak boleh jualan sayur lagi,” kata Dian bersemangat.
“Lalu.. ibu harus ngapain.”
“Duduk dirumah, masak buat kita berdua, jalan-jalan berdua.. ya kan bu?”
Air mata Ika menitik. Direngkuhnya Dian dan diciuminya berkali-kali.
“Anakku, kesayangan ibu, ibu hanya punya kamu.”
“Dian sayang sama ibu..”
Dan keduanyapun berpelukan erat, seakan tak ingin melepaskannya lagi.
***
Sudah beberapa hari Leo pulang kerumah, dan seperti biasa Rina melayaninya. Belanja dan memasak untuknya. Hanya saja Rina lebih banyak beristirahat karena ia juga masih terkadang merasa mual. Leo tak sampai hati melihat Rina kadang-kadang tampak lelah.
“Rina, besok kamu nggak usah belanja, dan nggak usah memasak.”
“Apa maksudmu mas, mas yang akan belanja dan memasak, begitu?”
“Bukan, beli saja makanan diluar, sehingga kamu nggak terlalu capek.”
“Nggak salah aku mendengarnya mas? Beli makanan diluar? Bukankah mas nggak suka makan makanan dari luar?”
“Aku tak sampai hati melihat kamu lelah. Kamu kan sedang mengandung?”
“Bener, nanti nggak akan mengeluh? Masakan nggak enak, terlalu pedas, terlalu manis.. terlalu berlemak..”
“Tidak, aku janji. Kamu harus beristirahat yang benar-benar istirahat. Aku tak ingin melihat kamu bersusah payah meladeni aku.”
Rina tersenyum. Perhatian yang belum pernah ditunjukkan suaminya selama ini, sangat membuatnya senang. Dulu ketika ada simbok, ia bisa bergantung pada simbok, tapi ketika simbok pulang kampung, semuanya dikerjakannya sendiri karena suaminya tak suka makan makanan dari luar. Leo seperti tak peduli isterinya lelah, yang penting, makanan harus dimasaknya sendiri. Tapi sekarang, Leo seperti baru memperhatikan isterinya. Tak ingin isterinya lelah, aduhai.
“Aku bersungguh-sungguh. Kamu boleh menghubungi catering mana yang kamu suka, sehingga kamu tidak usah bersusah payah membeli keluar.”
Rina tersenyum dan mengangguk.
Besok aku sudah akan masuk ke kantor.
“Benar kamu sudah sehat?”
“Sudah, masa harus dirumah terus. Setengah bulan aku meninggalkan pekerjaanku.”
“Baiklah, tapi mas harus hati-hati, terutama dalam makanan. Tidak boleh sembarang mencomot makanan yang disediakan di kantor. Aku juga akan memesan makanan yang sekiranya bagus untuk kesehatan mas.”
“Iya aku tahu.”
“Menurut aku, mas mulai kerja besok Senin sekalian, besok kan hari Sabtu.”
“Oh iya, baiklah, aku nggak ingat hari karena lama tidak bekerja.”
“Nanti sore aku mau jalan-jalan saja, pegel juga dirumah terus,” lanjutnya.
“Aku temani ?”
“Tidak, nanti kamu kecapekan.”
***
Sore itu Ika sedang duduk santai di teras rumah, ditemani Dian. Ika baru saja menggoreng pisang yang pagi tadi dibelinya di pasar. Sedianya mau dijual, tapi karena nggak laku maka digorengnya sore itu untuk camilan.
“Pisangnya manis ya bu, apa ibu menambahkan gula pada tepungnya?” tanya Dian yang sudah menghabiskan dua potong.
“Yang manis pisangnya atau tepung yang membalutnya?”
“Tepungnya agak manis, tapi pisangnya sendiri juga manis.”
“Tepungnya itu, memang dikasih gula sedikit, garam sedikit, vanili dan telur juga. Jadi rasanya memang agak manis, dan harum karena ada vanilinya.”
“Mengapa di kasih garam juga?”
“Supaya manisnya mantap. Tidak banyak, hanya seujung sendok kecil.”
“O, pantesan rasanya manis dan mantap. Hm,ibu itu bukan hanya pintar cari uang, tapi juga pintar masak.”
“Masakan itu kalau dibumbui kasih sayang, rasanya sedap.”
“Bumbu kasih sayang itu apa sih bu, dimana belinya?” kata Dian sambil tertawa.
“Kasih sayang itu tidak usah dibeli. Ia ada disetiap hati. Disini,” kata Ika sambil menunjuk kearah dadanya.
“Maksudnya bagaimana ?”
“Ketika seseorang memasak, lalu memasaknya dengan sepenuh hati, dengan rasa sayang, dengan cinta, maka akan sedaplah rasa masakan itu.”
“Oh, begitu?” kata Dian sambil mengangguk-angguk.
“Iya nak.”
“Pantesan masakan ibu selalu enak, soalnya ibu memiliki kasih sayang yang besar untuk Dian. Ya kan bu.”
“Iya sayang, ibu hanya memiliki kamu, karenanya ibu sangat sayang sama kamu.”
“Dian juga sayang sama ibu.”
“Iya, ibu tahu, kamu sudah sering mengucapkannya, dan ibu sangat bahagia mendengarnya.”
“Bu, ini kan hari Jum’at, pasti om Broto sudah pulang.”
“Kok tiba-tiba ngomongin om Broto?”
“Waktu telpon itu, om Broto bilang hari Jum’at akan pulang, lalu Sabtunya mau main kemari. Om Broto bilang, dia kangen sama Dian.”
“O, begitu.” Lalu Ika berdebar sendiri, teringat apa yang pernah dikatakannya pada Rina, bahwa Broto itu calon suaminya.
Dan tiba-tiba Dian melihat sebuah mobil berhenti didepan pagar.
“Tuh kan bu, itu om Broto sudah datang,” teriak Dian kegirangan, lalu dia segera berlari ke arah mobil itu.
“Dian !!” Ika berteriak keras memanggil Dian yang sudah hampir sampai di mobil itu, karena Ika tahu bahwa itu adalah mobilnya Leo.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah JBC_24 sdh tayang. Terimakasih bu Tien...
ReplyDelete“Dia sudah punya calon. Laki-laki yang bersamanya ketika ada perayaan perpisahan disekolah Dina.” kata Rina.
Yuk kita baca jadi pulang nggak ya, mas Broto, menemui Ika..?
Yuk kita baca bareng-bareng....
Horee JBC 24 sudah muncul. Sabar ya Rina..semoga cepat sembuh dan kemelut rumah tanggamu segera teratasi
DeleteAlhamdulillah...., makin bikin gemes utk tahu lanjutan ceritanya. Lanjut....
DeleteSemoga mbak Tien sehat selalu dan tdk bosan utk menulis....
Lamo nggak basuo.... dengan komen-2 mas Ngatno, Opa, Wignyo..dll padahal dulu selalu menduduki peringkat I.
DeleteYuk teman-2 gabung di WAG-PCTK biar makin erat tali silahturahmi kita, daftarkan hapemu ke 0821 1667 7789 (admin)Kita punya agenda JUMPA FANS lho... jika situasi sudah kondusif.
Oh iya ... hampir lupa ... dari WAG-PCTK, Sabtu, 27 Maret yll sdh tatapmuka dengan bu Tien Kumalasari di Resto ATRIA Jl. Kartini 33 Solo.. silahturahim dlm rangka milad bu Tien yang ke 72 tahun, sekalian menyerahkan Cinderamata tanda kasih sayang kita kepada beliau yang sejak Nopember 2019 menyajikan cerbung-2 andalannya sampai saat ini lewat *_tienkumalasari22,blogspot.com_* nya tanpa henti dan Gratiss...tisss....tis. Dengan sebuah LAPTOP ACER, dengan harapan bu Tien lebih berproduktif mengolah IMAJINASINYA beruapa cerita-bersambung yang enak dibaca dan menggemaskan.
Semoga bu Tien selalu diberikan kesehatan yang prima. Sehat terus dan terus sehat, terus berkarya..umur boleh tua..tapi semangat berbagi masih menggelora... Sukses terus ya bu Tien... Hayo man-teman sebagai bukti Cintai Kasih kita ke bu Tien.... yuk kita borong NOVEL-2 yang sudah terbit untuk kita koleksi. Salam ADUHAI dari Kakek Habi, Antapani mBandung.
# Maaf .... sejak Nopember 2018... bukan 2019.
DeleteJBC 24 udah tayang
ReplyDeleteMksh bunda Tien moga ttp sehat selalu
Ayo kita baca bersama krn udah pd penasaran kan
Pasti deh makin seru krn ada bbrp sasaran antara Broto Baskoro dan Leo dgn peran utama Ika
Rina...hatimu ttp mulia meskipun betapa sakitnya hatimu atas ulah Leo
ADUHAI
Salam manis dari Jogja
😍😍😍
Yesssss
DeleteYuk baca bareng-2....
Selamat jeng Iin....
Ok kakek Habi...
DeleteSekanjutnya balapan gowes Sabtu Minggu yah
Kakek Habi cukup jd koreksi aj
Biar yg lain bs merasakan juara
Salam hangat selalu buat smwnya
Bunda Tien moga ttp sehat,semangat buat menghibur kita2 para PCTK
ADUHAI...ADUHAII...ADUHAIII
Selamat malam......Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat.....
ReplyDeleteBagai sang surya menyinari dunia......Aamiin 💗💗💗
Hallooooo Guys.... gabung yukkk
👇
WAG Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
Jangan di tambahin angka lagi,, nanti ga nyambung..... baper dech
Okey Guys....
#silaturahim
#cerbung/novel_populer
#jumpa_fans
Pokoknya aseeeeek dech....
Di tunggu yaa jangan pake lama
Okeeeeeey.....
Hey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua pembaca mengenalmu.... Dengan cara : Itu tuh tulisan UNKNOWN yang warna kuning di ketuk ,,, lalu ketuk EDIT PROFIL di sudut kanan atas, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, jangan foto mantan apalagi pelakor.. lalu ketuk SIMPAN... Mudahkan,,, di coba yaaa nanti kalau sukses aku kasih hadiah,,,
Okeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC dah tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMatur suwun bunda Tien
ReplyDeleteSelamat tayang JBC-24 Bu Tien.
ReplyDeleteHore dah tayang jbc 24.
ReplyDeleteTerima kasih ibu Tien.
Alhamdulilah jbc 24 sdh tayang gasik...bs dibc sblm tidur.. trmksh mb Tien slm seroja utk mb Tien dan semua pembc jbc🙏🤗
ReplyDeleteAlhamdulillahcerbung JBC 24 sudah terbit...
ReplyDeleteterima kasih mbak Tien...salam sehat n sukses selalu...
Lho .. ketinggalan lagi
ReplyDeleteSalam sehat Bunda Tien..
Terima kasih sudah hadir..
Siap baca..
Salam kejora ..
Larinya harus cepat.. ibu Sriati
DeleteADUHAI ys
Mtr nuwun...JBC#24 dah tayang....
ReplyDeleteSugeng dalu semuanys..
Matur suwun Mbak Tien, JBC 24 sudah hadir. Salam seroja aduhai selalu dari Semarang.
ReplyDeleteDan salam ADUHAI jeng Ira
DeletePelajaran aduhai hari ini:
ReplyDelete1. Zakat
2. Cara masak pisang goreng yang enak (biasanya beli tepung jadi ajah... hehehe..)
3. Belajar kenal mobil dengan baik dan benar...
Salamnya juga ADUHAI jeng dokter
Delete"Ketika seseorang memasak, lalu memasaknya dengan sepenuh hati, dengan rasa sayang, dengan cinta, maka akan sedaplah rasa masakan itu.”
DeleteIni pelajaran yang harus diterapkan oleh ibu2 supaya bapak merasa ADUHAI ketika makan masakan ibu...dan gak suka jajan di luar sepwrti Leo
Asyiiik.. pasti jeng In sudah melakukannya.
DeleteADUHAI deh
Leo dah mau punya anak 2 tdk usah neko2 .
ReplyDeleteCintailah istrimu, sesuai dg ijab kabulmu dulu.
Siyaap.. bu Isti..
DeleteMatur nuwun bunda Tien, JBC24 telah hadir.
ReplyDeleteSalam sehat selalu dan tetep ADUHAI njih bun..
ADUHAI.. jangan sampai tidak.. hahaa
DeleteSugeng jeng Tien mtr nwn JBC sdh hadir menghibur kami semua salam dr Sleman ...sehat sll jeng Tien
ReplyDeleteSalam ADUHAI mbakyu
DeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Banten, Purwodadi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
SIASAT GARANGAN
DeleteAku lihat sih,, Leo main halus,,,
Dan aku setuju bingit,,,
Selama ini tidak pernah memuji Rina,,
Tapi sekarang Leo memuji Rina dan menyatakan Cinta,, coo Cuiiiit
Ya Begitulah,, Rina harus d dekati dengan cinta yg memabukkan,, demi mendapat Ika,,
Nanti kalau Rina sudah mabuk cinta,,, baru Leo bicara mau nikahi Ika...
Kereeeeeeen
Dan Rina ya setuju saja, krn Ika wanita yang baik...
Dari sini Leo yg pintar , mulai bergerilya,,, tentunya beribu2 doa dari saya juga,,, untuk menggapai cinta Ika...
Hi hi hi
Pendukung Broto gigit jari....
Sehingga nantinya Ika luluh d pelukan Leo...
Menangis tersedu2 sambil mukul2 dada Leo,,,
Dan bilang... " kamu jahat,, kamu jahaaat hu hu hu..."
Dan Leo minta maaf,,, ingin menebus dosa,,, " mari kita menikah !!! "
Dan Ika menjawab manis... " iya mas"
Aamiin. 💖💖💖💖
Ika buat Broto aja.. Memulai hidup batu dengan orang yg cinta itu luar biasa.. Sungguh ADUHAI.. Hihihi
DeleteMbak Rinta......seneng bener ya Ika dipelukan Leo lagi, jangan buat cinta yang terbagi ah, kasihan Dina dan Dian, pasti tidak serukun lagi seperti sekarang. Biarlah Leo jadi miliknya Rina. Soal hati Leo yang terbagi ....itu salahnya sendiri.
DeleteSaya rasanya setuju Ika dengan Baskoro saja, biar hati Rina juga ikut bahagia. Sedangkan Broto ketemu teman sekolahnya dulu Risma, kebetulan suami Risma juga akhirnya meninggal karena sakit, bukan karena Broto lho ya. Broto yang Manager mampu meneruskan perusahaannya Risma.
Jadi :
Leo tetap dengan Rina
Baskoro dengan Ika
Broto dengan Risma
Jadilah :
SEDULURAN SAK LAWASE
Alhamdulillah,JBC 24 telah tayang, kesuwun mbak Tien,sehat sehat selalu ya salam Aduhai dari Cibubur
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang JBC 24 bisa hidur lebih awal nih. Matur nuwun mbak Tien🙏💖💖
ReplyDeleteMtr nwn mbk Tien...salam sehat selalu
ReplyDeleteBunda Tien... Berapa sih no whatsapp nya Ika...??
ReplyDeleteSaya mau kirim paket jamu....
1. Jamu Tolak Cinta Broto
Khasiatnya, biar Broto tidak cinta kepada Ika.... Hi hi hi
2. Jamu Mata Juling Baskoro
Khasiatnya, biar Baskoro bila liat pohon kelapa di kira Ika... Pas mau peluk ternyata pohon kelapa,,, syukurin... di gigit semut merah ha ha ha
3. Jamu Perekat Sukma Leo
Khasiatnya, Ika dan Leo saling mencintai dan tak terpisahkan,,, mantap aduhai poolllll....
Besok saya kirim jamu tolak polygami ah...wkwkwkwk...
DeleteAku pengin ngguyu sik.
DeleteADUHAI mas Rinto. Ana2 wae
Masa belum tahu nomoraku mas....tapi gak suka jamu kalo bukan buatan Bu Tien dan Bu Iyeng......😀😀😀
DeleteAlhamdulillah JBC 24 udah tayang..... Matur duwun bu tien...
ReplyDeleteSalam ADUHAI nya...kok ketinggalan ya
ReplyDeleteHarus disusulin kalau ketinggalan..
DeleteAlhamdulillah sudah tayang gasik JBC 24.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien,Smg sehat selalu nggih mbak.
Reply
Matur nuwuun..
DeleteTrimakasih mbak Tien jbc24..
ReplyDeleteDuuh Leo knp datang sendiri kermh ikahny mau memeluk dian?..knp ga sm rina..ntar curiga lg rina klo tau leo kermh ika sendiri..mending klo jujur sm rina klo udh ketemu dian...
Waduuh gmn yaa..kita tunggu besoook..
Salam sehat dan aduhai mbak Tien..🙏
Emang ga boleh,,, kan Dian anaknya Leo,, dan Ika ibunya Dian,,, daripada Broto. tidak ada hubungan apa2,, kepedean saja,,, sok manis,,,, nnt di gigitin semuut ,, baru tau rasa,,
DeleteRinta kok ngeyel bingit sih. Bikin budhe2 di WAG PCTK pingin kruwes2.
Deletemenurut q lebih baik ika sama Broto sj lah dari pada merusak rumah tangga orang. Hee gimana bu tien.... Haaa
ReplyDeleteAkirnya Leo bakalan memeluk Dian,Aduhaiii
ReplyDeleteSalam Aduhai mbak Tien dari Tegal.
Kok cepet bacanya ya..tahu2 sdh besuk lagi... Hehe..
ReplyDeleteApa yg akan terjadinya kalo leo ketemu dg ika dan dian ya...
Sebenarnya mereka bisa hidup bahagia tanpa harus menikah ... Wujudkan tanggung jawabmu Leo dg membantu ika.dan dian itu sdh cukup...saya kira ika akan lebih bahagia ..mwmbiarkan leo bahagia dg meluarganya... Gak usah diganggu ika dan dian biarkan mereka bahagia dg kehidupannya sendiri...
Mas Broto ayo.kejar mbak ika... Bahagiakan dia ...
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulilah.. JBC 24 sdh tayang.. Asiiik..
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien.. Salam aduhai dan salam sehat selalu..
Terimakasih mBak Tien JBC yang ke dua puluh empat sudah tayang.
ReplyDeleteSehat sehat selalu doaku.
Hmm, konsolidasi di masing-masing kubu juga strategi. bagaimana pun perlu adanya kekompakan team, demi meraih capaian kebahagiaan.
Hmm saling susul dengan keperluan kangen..
ADUHAI..
Alhamdulillah JBC~24 sudàh hadir.. maturnuwun bu Tien.. semoga tetap sehat..🙏
ReplyDeleteLho... Leo kok bisa tahu rumah Ika yg baru? Ayo gak usah takut Ika, hadapi dengan tegar. Leo hanya ingin ketemu dan memeluk Dian aja kok. Semoga semua selesai dengan baik.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien utk JBC 24. Semoga Mbak Tien selalu sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta. Salam aduhai selalu dari Semarang.
Matur nuwun mbak tien-ku , jbc24 sudah tayang menghibur.
ReplyDeleteRina ,Leo sudah sehat dan ada pengertian Ika sudah punya 'calon'.
Leo akan mengunjungi Ika dan Dian datang menghampirinya...kebetulan sekali nih. Mau ngajak Dian putar" dulu apa langsung ke rumah ya...padahal Ika pindah rumah dan Leo tidak ada yang memberitahu, tapi sampai di rumah Ika.
Begitulah, rencananya kan akan membantu kebutuhan Dian, itu sudah bagus. Tapi tidak semudah itu, Ika keras hati, belum tentu mau dibantu.
Tinggal bagaimana Broto, segera melangkah apa didahului oleh para pecinta Ika yang lain.
Saya masih menunggu konflik yang lebih membuat geregetan dan penasaran.
Percaya deh...mbak Tien pasti dapat membuat pembaca terpuaskan .
By the way, mbak Tien selalu menyisipkan Budi pekerti, moral, menularkan ilmu disana sini di setiap tulisannya.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Kan Rina sudah bilang. Kalau mau ketemu Dian akan dikasih tahu caranya.
DeleteADUHAI mas Latief
Matur nuwun ..mbak Tien... JBC 24 jadi baper pernyataan cinta Leo ke Rina Aduhai serasa melambung di udara...
ReplyDeletePuji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg JBC 24 hadir dgn tetap membuat penasaran penggandrungnya.
ReplyDeleteRejeki memang sdh ada yg mengatur apa lagi disertai usaha yg gigih. Jualan sayur mbak Ika lebih enak, gak perlu berkeliling kampung, ada yg iri merasa diganggu wilayahnya dsb. Warungan di depan rumah sdh mulai lumayan laris. Mbak Ika pandai mengatur uang, mengutamakan menabung, berzakat, berderma dan kebutuhan usaha dagangnya.
Sumonggo kerso lanjutnya dalem tenggo. Matur nuwun Berkah Dalem.
Alhamdulillah JBC Eps 24 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Matur nuwun Bunda JBC 24 dah muncul.Tetap sehat dan semangat .
ReplyDeleteMet istirahat Bunda
Itu gambar apa.. jeng Triniel.. kok kelip2
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun.....
Mugi2 tansah sugeng....
Terima kasih Bu Tien JBC 24 nya.
ReplyDeleteSelamat beristirahat & sehat selalu.
Alhamdulillah ..JBC 24 sdh Hadir aku br bangun dan langsung baca ...sehat ya Bu Tien ..selamat malam,selamat solat malam juga ..💪💪👍selamat istirahat.dari Yanti Surabaya
ReplyDeleteSugeng dalu.mbak Tien ,,,saya masih nglayap sampai malam ,,, tapi udah baca tayangan JBC kok ,,, alhamdulillah ,,,
ReplyDeleteSemoga lanjut rutinitas mbak Tien ,,,,
Waduuhh leo bertemu ika mudah”an ika tidak mau ajakan leo d madu. Hahaha gemesss..
ReplyDeleteMakasih bunda salam sehat selalu
Terima kasih Bu Tien jbc 24....makin seru karena Dian kan sudah kenal Leo bapaknya Dina bersalaman waktu datang prrpisahan.Makin seru lagi tak lama muncul Broto jadi Leo belum sempat meluk Dian dan Ika nanti berpura pura mesra di depan Leo. Tetap menunggu kelanjutan ceritanya, salam seroja Bu Tien.
ReplyDeleteAlhamdulilah JBC24 telah hadir. Mksh M Tien. Alangkah indahnya suatu keluarga dengan adanya istri sesabar dan sebaik Rina dan juga Ika. Mdh2an Ika segera mendapatkan obat duka laranya yg ditanggung sbg single parent.
ReplyDeleteAkankah Leo bisa memeluk Dian, mengingat Ika hati hati sekali menjaga anak kesayangannya. Apa yg akan terjadi selanjutnya....yah tunggu saja lanjutan ceritanya. Maturnuwun Bu Tien, karyanya begitu bagus, semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bu tien, semoga bu tien sehat terud
Makasih mba Tien. Sehat selalu mba. Semakin gregetan. Ika orangya, pasti nggak mau ya jadi pelakor
ReplyDeleteDian!! Ika berteriak memanggil Dian....
ReplyDeleteKarena Ika tahu bahwa itu adalah mobilnya Leo...
Leo datang di rmh Ika, walau Leo tahu pasti Ika akan menolaknya.
Leo hanya ingin memeluk Dian, karna dulu pernah menghardiknya bahkan nyaris menabraknya.
Dari mana Leo tahu alamat Ika...
Tentu dari Rina kan Rina Sudah bilang, kalau mas mau ketemu Dian nanti aku kasih tahu caranya....
Baik banget sih Rina...
Hatinya terbuat dari apa...
Moga rumah tangganya bisa terselamatkan.
Dan bertanggung Jawab atas hidup Dian sampai Dian Dewasa.
Akankah Ika menerima tawaran Broto yg menawarkan hidup bertabur cahya di ibu kota...
Tidak semudah itu, karna cinta Ika terhadap Leo tetap ada tapi hanya disimpan di dasar hati.
Btw crita masih panjang,masih bisa dihadirkan konflik"lagi nggih bunda...
Moga Baskoro berubah pikiran nggak jadi plg kr Amerika...
Lalu jatuh cinta sama Ika .....
Tentu Broto akan kebakaran Jenggot, Leo pun begitu.
Dan mereka bertiga bertaruh mendapatkan cinta Ika...
Amazing..... pasti heboh nih tukang sayur jadi rebutan boss"
Siapa nanti yg mendapatkan hati Ika tentu b. Tien lah ahlinya....
Moga bunda Tien sll dianugrahi kesehatan
Salam aduhaii dari Bojonegoro.
Leo memang gridik. Sa karep-nya sendiri. Didepan Rina bilang cinta, dan kata-nya mau jalan-jalan, padahal mau cari Ika & Dian. Pantes kalo Baskoro mau menghajar dia.
ReplyDeleteKasihan Ika yang baik hati, dan dia sudah bahagia selama ini hidup berdua bersama Dian, walau hidup pas-pasan. Kalo sampe Leo merusak lagi hidup-nya, awas kamu Leo. Ta jewer telingamu... Hehehehe... Urusi saja keluarga-mu: Rina yang sedang mengandung anak-mu yang kedua dan Dina. Gregetan deh.
Bunda Tien, TERIMA KASIH ya untuk JBC 24-nya. Makna cinta yang Bunda ungkapkan dalam setiap cerita selalu dipenuhi warna. Mengajari kami tentang ketulusan, kesabaran, perjuangan dan pengertian untuk berbagi, serta keadilan.
Semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat ya, Bunda...
Rinjani.. aja galak2..
DeleteADUHAI ajaaah..
JBC 24... semoga sehat dan bahagia. Terima kasih mbak Tien
ReplyDeleteSalam kenal dari saya ... Terima kasih Bu Tien cerita cerbungnya yg bisa mengharu biru perasaan pembaca ... Kami tunggu cerita lanjutannya ... Salam sehat penuh semangat, salam seroja tuk kita semua ...
ReplyDeleteItu bintang bu, bintang kejora nya tetap Ibu Tien yg selalu di hati para pembaca setia, trimakasih bu, salam aduhai, peluk hangar dari Cimahi 😊🤗
ReplyDelete*hangat
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC 24 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien..semoga sehat selalu
Salam Aduhai dari Bekasi
Rina wanita yg shaleha,baik hati.
Leo beruntung mendapatkannya walaupun Leo baru merasakan cintanya.
Kok Leo datang ke rumah Ika tanpa Rina? mau memeluk Dian kah? Hanya Bu Tien yg tahu..
semakin seru dan bikin penasaran ceritanya.
ditunggu lanjutannya Bu...
Terima kasih
Siyaap jeng Ting Hartinah
DeleteIde Dian utk buka warung dibawah pohon adalah ide cemerlang ,tanpa disadari lama kelamaan warung Ika semakin berkembang mulai dari jualan sayur sayuran ,buah buahan ,lauk pauk juga camilan makanan dan sampai akhirnya Ika dapat membali rumah sendiri dan sebagian rumahnya dipergunakan utk usaha jualan mandirinya ,dengan kebesaran hati dan jiwa maka berbuah hasil cemerlang •Aduhai betapa bangga hati ini hidup tidak bergantung pada orang lain
ReplyDeleteSalam Aduhai
Werdi Kaboel
Jakarta ❤️❤️
Jeng Werdi ADUHAI deh
ReplyDeleteTest
ReplyDeleteThank's muantab
ReplyDeleteMbak tien dgn setia, setiap malam menyuguhkan cerita yg bermutu, yg penuh dgn pelajaran ttg kehidupan. Terima kasih mbak tien, semoga Mbak tien sehat² selalu.
ReplyDeleteSampai di episode ini, terlihat sekali mbak tien piawai mengakomodir permintaan penggemarnya.
ReplyDeleteHingga tahap ini, mbak tien sdh mengakomodir hampir 80% keinginan penggemar.
Mudah²an mbak tien sdh menyiapkan jurus² jodoh bagi baskoro dan risma, supaya cerbung nya jadi lebih panjang, bisa sampai 80 Seri. He5x, itu mau saya. Terima kasih mbak tien.
Adegan yg menegangkan bagi Ika dan Leo
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Alhamdulillah, mksh Bu Tien salam sehat selalu.
ReplyDeleteAlhamdulillah,akhirnya datang juga episode ke 24,,, Matur nuwun bu Tien🙏🙏🙏
ReplyDeleteNgintip"...sudah hampir muncul JBC ..
ReplyDeleteSalam sehat dan salam kejora Bunda Tien...
Dian pasti seneng ketemu bapaknya... apalagi Leo . langsung dipeluk kalo bisa ketemu..
Pingin tau lanjutan nya. ...Monggo bunda Tien yg tau..
Yuk ngintip bareng2 Jeng Sriati
ReplyDeleteMbak Tien ku menunggumu, aduhai belum muncul juga, yok ngintip bareng2 harapcom.
ReplyDeleteMgkn sbntr lg jbc 25 hadir di hp kita.. para pemburu komen no. 1 pasti sdh siap2 nunul di keypad hp.. yg menarik di eps 24 banyak sekali komen balik mb Tien.. mgkn sdg longgar wkt ya mb Tien?.. biasanya hanya komen bu dokter, mas rinta (jane nek lht nama rinta spt nama cewek tp mgkn cara baca jd rinto?) Bgtu banyak komen mb Tien..di jbc 24... Ini sbg fashback bgtu dirindukannya kehadiran jbc bagi semua pctk.. slm seroja utk mb Tien dan kita semua... Jbc 25 coming soon🤗
ReplyDeleteAyooo balapan
DeleteKutunggu dan kutunggu lagi
ReplyDeletedari waktu kewaktu
bilakah JBC kan hadir
episode 25
Dah bobok aja... dah ngantuk poollll....
ReplyDeleteSELAMAT MALAM ...TAYANG TDK YA JBC 25...JENG TIEN AKU JUGA MENUNGGU
ReplyDeleteTayang mbk
DeleteMbak rinta masih muda kuat lari, saya sudah tuek wis ngalah sama yang muda,Nek balapan Ndak jatuh.
ReplyDeleteaduhai. Sakit.
Ayo tak gendong
DeleteHadeuuuh ngantuke poll....bobok aah...sugeng ndalu jeng Tien ...mbakyu sdh ngantuk bingiit
ReplyDeleteSiap tayang, ayooookk
ReplyDeleteJBC 25 blm muncul nih mata mulai ngantuk....
ReplyDeleteWaduh seneng nya JBC sdh tayang,ngobrol nya jd gayeng ,mb Ika sm siapa ya...
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien smoga sehat sll salam dr Surabaya