JANGAN BAWA CINTAKU 06
(Tien Kumalasari}
Ika mencari jalan untuk menghindar. Kalau tak datang, Dian pasti kecewa. Boleh saja dia pura-pura tak kenal seandainya bertemu, tapi Rina pasti mengenalnya dan pasti menyapanya.
“Ya Tuhan, mengapa aku harus mengalami hal yang seperti ini? Aku merasa teraniaya ketika dia meninggalkan aku, dan aku sudah menerimanya dengan ikhlas, walau sakit itu tetap terbawa. Lalu aku sudah hidup tenang bersama anak semata wayangku. Lalu mengapa aku harus berdekatan bengan keluarganya, dan memungkinkan untuk aku bisa bertemu lagi dengannya? Tidaak, ini buruk.. seandainya aku bertemu dan kembali luka itu menganga, bagaimana dengan isterinya? Jangan sampai, jangan sampai aku merusak kebahagiaan mereka. Isterinya sungguh baik, anaknya sungguh baik.. biarkan mereka bahagia, aku harus pergi, tapi mengapa ada saja hambatan untuk menghindar?”
Tapi kemudian Ika memutuskan, akan tetap pergi dan merelakan uang yang sudah diberikan untuk pak Kartiman. Memang akan menguras uang tabungannya, tapi itu lebih baik. Ia akan berusaha mencarinya lagi nanti.
***
Hari itu Dian dipanggil oleh gurunya. Ada tawaran untuk masuk ke sekolah negri dengan bea siswa, di sekolah favorit pula. Tapi letak sekolah itu agak jauh dari rumah.
“Mas Diaaaan... “ keluar dari ruang kepala sekolah, teriakan Dina menyambutnya.
“Mas Dian kalau sudah lulus, mau sekolah dimana?”
“SMP dong Din, tapi agak jauh dari sini.”
“Aduuh, bagaimana kalau jauh, aku nggak bisa ketemu dong.”
“Nanti main kerumah saja kalau mau ketemu.”
“Aku nggak usah bawa roti dua kalau begitu, kan mas Dian nggak ada?”
“Iya.. satu saja, kalau mau.. dihabisin sendiri juga boleh kok..” kata Dian sambil tertawa.
“Ya nggak bisa, nanti perutku jadi genduut..” lalu keduanya tertawa-tawa.
“Kalau kamu ingin tanya pelajaran, main saja kerumah aku.”
“Iya .. tapi nanti pelajaran aku lebih susah kan, kalau aku sudah kelas empat?”
“Semakin lama semakin susah. Tapi kan kamu juga semakin besar. Kalau sudah besar, pelajarannya bukan pelajaran anak kecil lagi. Ya kan?”
“Iya ya..”
“Sekarang aku mau pulang dulu ya..”
“Eh, jangan, ini rotinya belum dimakan. Yang ini isi coklat.”
“Yaah.. masa mau pulang harus makan roti dulu.”
“Iya.. ayo.. cepet dimakan dulu,” kata Dina sambil menarik-narik tangan Dian untuk diajaknya duduk di bangku taman sekolah.
“Ya sudah, terimakasih ya Dina..”
“Besok kalau aku main kerumah mas Dian, pasti aku bawakan roti yang enak untuk mas Dian.”
“Kamu itu. Jangan sering-sering memberi roti aku, nanti ibu kamu marah lho.”
“Nggak.. ibu nggak marah kok. Ibu aku itu baiiiik.. banget.”
“Kalau kadang-kadang nggak apa-apa, kalau keseringan, aku yang malu dong. Dikira aku yang minta, bagaimana?”
“Kan aku yang minta sama ibu, bukan mas Dian yang minta.”
“Sama saja ..”
“Rotinya enak kan?”
“Enak, terimakasih ya Dina.”
“Sama-sama,” jawab Dina dengan mulut penuh roti.
“Sa’at perpisahan nanti apakah kamu akan menari?” tanya Dian.
“Aku malu...”
“Mengapa malu? Banyak teman-teman kamu bisa melakukannya, dan mereka tidak malu.”
“Nggak mau ah..Mas Dian juga mau menari ?”
“Tidak, aku mau baca puisi.”
“Puisi itu apa?”
“Apa ya.. puisi itu.. sebuah syair.. eh.. pokoknya kata-kata yang bagus.. yang dirangkai sehingga punya arti.. aduh gimana ya.. besok kamu bisa melihat deh.”
“Mas Dian akan datang bersama ibu dan bapak?” tanya Dina tiba-tiba.
“Sama ibu. Aku tidak punya bapak,” kata Dian pelan. Terkadang ada rasa sedih mengingat dia tidak tahu siapa bapaknya. Kata ibunya, bapaknya sudah meninggal sebelum Dian dilahirkan. Sa’at menjawab ketika Dian bertanya, Dian melihat air mata menggenangi pelupuk mata ibunya. Sejak itulah Dian tak pernah menanyakannya.
“O, mas Dian tidak punya bapak?”
“Bapakku sudah meninggal.”
“Kasihan,” kata Dina yang tiba-tiba merasa iba kepada ‘nasib sahabatnya’.
“Tidak apa-apa, ibuku sangat baik.”
“Sama, ibuku juga sangat baik. Jangan sedih ya.” Kata Dina sambil menggigit rotinya yang tinggal sepotong kecil. Ucapan yang keluar dari mulut mungil itu seakan bermaksud menghibur.
***
“Iya nak, sekolah kamu nanti jauh dari rumah,” kata Ika ketika Dian mengatakan tentang sekolah yang diusulkan gurunya.
“Dian bisa naik sepeda sendiri kan bu?”
“Iya sih, tapi kalau terlalu jauh ibu nggak tega. Tapi tenang saja, ibu akan mencari rumah yang dekat dengan sekolah kamu.”
“Berarti kita akan pindah dari sini?”
“Iya, mulai besok ibu akan mencari-cari, barangkali ada rumah yang bisa kita kontrak disana.”
“Sayang ya kalau harus pergi dari sini, Dian sudah kerasan tinggal disini.”
“Iya benar, demikian juga ibu, tapi nanti juga kita akan kerasan ditempat yang baru. Kita lihat saja nanti.”
“Bolehkah Dian ikut kalau ibu mencari rumah?”
“Apa kamu nggak akan masuk sekolah lagi?”
“Ya enggak bu, hanya persiapan untuk perpisahan. Nanti Dian akan membaca puisi sa’at perpisahan.”
“Oh ya? Kamu suka baca puisi ? Ibu belum pernah dengar lho..” kata Ika sambil tersenyum senang.
“Nanti ibu lihat saja. Dian lebih suka membaca puisi daripada harus menari, nanti ada teman yang akan menari juga.”
“Tampaknya ramai ya?”
“Ramai bu, tapi juga sedih,”
“Kenapa sedih ?”
“Kan harus berpisah dengan teman-teman lama, dengan guru-guru.. dengan Dina juga.”
Ika termenung menangkap nama terakhir yang diucapkan Dian. Rupanya Dian juga sayang sama Dina. Ada apa ini? Apakah darah dalam daging mereka saling bicara? Saling mengikat dan mengatakan bahwa mereka adalah sama? Ada sedih yang membersit dihati Ika. Seharusnya saudara memang bersatu. Duuh..
“Perpisahan itu menyedihkan bukan bu?”
“Iya nak, pasti.. tapi kan hanya berpisah disekitar sekolah saja. Kalian masih bisa saling bertemu. Bersama teman, bersama para guru. Ya kan?”
“Iya sih bu..”
Tapi bagaimanapun Ika tetap saja gelisah. Keinginannya pergi begitu ia mendapatkan kontrakan baru sudah bulat. Esok lagi ia akan mulai mencarinya, karena kemana Dian akan bersekolah sudah ditetapkannya, dan Dian juga suka.
***
“Ibu.. dengar.. Dina kasihan deh sama mas Dian..” kata Dina ketika makan siang bersama ibu dan bapaknya.
“Kenapa kasihan?” tanya Leo.
“Dia itu pak.. nggak punya bapak seperti Dina.. Kasihan kan ?”
“Bapaknya kemana ?” tanya Rina.
“Katanya sudah meninggal.”
“Kamu kok perhatian banget sih sama Dian?” tanya Leo.
“Dia kan sahabatnya Dina, pak.”
“Aku juga heran, mereka itu sahabatan banget. Dan mas tahu nggak, wajah mereka itu agak-agak mirip.. gitu.”
“Masa?”
“Iya, kalau dijadikan saudara pasti semua orang mengira bahwa mereka itu memang saudara seibu seayah.”
“Oh ya ? Lucu ya.. ada anak mirip.. kemudian bersahabat.. “
“Dia itu menjadi kakak aku, ya kan bu?”
“Iya, boleh...”
“Masa anaknya pak Leo punya saudara anak tukang sayur?” sergah Leo.
“Ya nggak apa-apa kan mas, namanya anak-anak. Lagian Dian itu anak pintar, lulusnya saja juara lho mas, nggak ada tandingannya. Nanti kalau mas bilang begitu, anak kita akan membeda-bedakan status orang tua mereka. Nggak baik itu.”
Leo tak menjawab, menyelesaikan makan siangnya dan beranjak dari ruang makan.
“Apa bapak marah?”
“Tidak, mengapa harus marah? Bapak sudah selesai makan, lalu segera kembali ke kantor. Jadi bukannya marah,” kata Rina.
“Besok kalau acara perpisahan sekolah, bapak sama ibu datang kan?”
“Iya, pasti nak..”
“Mas Dian akan membaca puisi.”
“Bagus itu.”
“Bagaimana membaca puisi itu bu?”
“Puisi itu ungkapan yang ditulis dengan bahasa yang bagus. Nah, yang membaca puisi itu juga harus mendalami isi puisi itu. Penuh perasaan.. begitu. Belum mengerti ya? Sebentar lagi kamu akan mengerti.”
“Coba ibu beri contoh..”
“Hahaaa... ibu tidak bisa membuat puisi.. nanti saja kalau mas Dian membaca puisi kamu perhatikan ya.”
“Iya..”
“Rina.. aku kembali ke kantor ya,” teriakan Leo dari depan.
“Oh, iya mas..” kata Rina sambil berdiri meninggalkan meja makan untuk mengantarkan suaminya.
***
Sore itu Ika pamit pada Dian, karena ingin membezoek bu Kartiman di rumah sakit.
“Bolehkah Dian ikut ?”
“Jangan Dian, rumah sakit kurang bagus untuk anak-anak. Kamu tunggu dirumah saja, ibu tak akan lama.”
“Baiklah bu..”
Ketika Ika keluar halaman, dilihatnya sebuah mobil berhenti didepan rumah pak Kartiman. Penumpangnya seorang laki-laki muda, tampak bingung karena rumah itu kosong.
Ika menghentikan motornya, karena laki-laki muda itu tampak ingin bertanya.
“Mencari siapa mas?”
“Pak Kartiman pergi ya?”
“Iya mas, kan bu Kartiman sakit dirumah sakit, mungkin pak Kartiman menunggu disana. Ini saya juga mau bezoek kesana.”
“Oh, kebetulan kalau begitu, kita bisa sama-sama.”
“Tapi saya naik motor mas, mas mengikuti saya dari belakang?”
“Jangan begitu mbak. mBak rumahnya disini?”
“Ya, saya mengontrak dirumah pak Kartiman, disitu saya tinggal.”
“Bagaimana kalau motor mbak ditinggal saja dirumah, lalu kita sama-sama ke rumah sakit ?”
Ika tampak ragu-ragu, harus naik mobil bersama laki-laki yang belum dikenal sebelumnya? Kok nggak enak rasanya.
“Saya Broto mbak, Subroto, keponakan pak Kartiman. Saya datang karena mendengar bu Kartiman sakit. Apa mbak takut, naik mobil bersama saya?”
“Bukan begitu.. tapi..”
“Kalau jalan sama-sama tapi satunya naik mobil satunya lagi naik motor kan nggak enak mbak, apa mbak takut sama saya?”
“Bukan.. bukan takut.. tapi.. baiklah, saya masukkan dulu motornya.”
Ika memutar kembali motornya, dan memasukkannya ke rumah.
“Nggak jadi bu ?”
“Jadi, itu ada keponakan pak Kartiman mau bezoek juga ke rumah sakit, jadi ibu berangkat kesana naik mobilnya.”
“Oh.. kebetulan kalau begitu,” kata Dian.
Agak sungkan sebenarnya Ika duduk berdua bersama seorang laki-laki yang baru dikenalnya. Tapi karena dia keponakan pak Kartiman, Ika agak merasa tenang.
“Sudah lama mbak mengontrak rumah om Kartiman?”
“Sudah lumayan lama, duabelasan tahun kira-kira.”
“Wouw.. kok saya tidak tahu, padahal sering mengunjungi om saya. Tapi memang sudah setahun saya tidak datang kemari karena saya ditugaskan ke luar Jawa.”
“Iya, karena saya jarang keluar, setelah kerja langsung dirumah saja.”
“mBak belum memperkenalkan nama ya, jadi nggak enak saya harus memanggil apa.”
“Nama saya Ika Wijayanti. Biasa dipanggil Ika.”
“Wah, bagus sekali namanya. mBak kerja dimana? Diperusahaan apa?”
“Saya? Saya tukang sayur keliling..”
Broto menoleh kesamping. Menatap wajah cantik yang tampak lembut itu, dengan pandangan tak percaya. Masih muda, cantik, menjadi tukang sayur keliling. Aduhai.
“Saya bukan pegawai kantoran. Pendidikan saya tidak tinggi.”
Dan pernyataan rendah hati itu membuat Broto kagum. Wanita sederhana yang menarik bukan?
“Oh, itu bagus. Berusaha sendiri, tanpa bergantung kepada orang lain. mBak Ika hebat.”
“Saya hanya orang rendahan..” kata Ika seakan bergumam.
“Ouww.. jangan begitu mbak, darimana mbak menemukan kata rendahan itu? Seorang yang berjuang demi hidup adalah pejuang. Dan pejuang itu sangat luar biasa. Tidak bergantung orang lain. Berdiri diatas kaki sendiri. Hebat mbak Ika.”
Ika terdiam. Matanya menatap kedepan, kearah lalu lintas sore yang semrawut. Ada rasa senang ketika mendengar seseorang memujinya. Itu belum pernah didengarnya. Penjual sayur adalah penjual sayur. Hidupnya di jalanan. Keras dan harus kuat. Tak ada pujian yang pernah didengarnya. Disanjung sebagai wanita hebat? Ika melirik kearah laki-laki disampingnya. Masih muda, tidak jelek. Sungkan mengakui bahwa dia sedikit ganteng. Tapi memang ganteng kok. Tapi Ika tak peduli. Wajah ganteng itu mengingatkannya kepada seseorang yang telah menorehkan luka dalam dihatinya. Luka yang terkadang masih meneteskan darah, pedih dan nyeri.
“Saya mengatakan yang sebenarnya. Keluar dari hati saya yang paling dalam,” lanjut Broto.
“Terimakasih,” katanya tanpa menoleh kesamping.
“Om Kartiman itu tidak mempunyai seorang anakpun. Ketika kecil saya pernah diasuhnya sampai saya lulus SMA, karena saya sudah tidak punya orang tua. Beliau adalah adiknya bapak saya almarhum. Kemudian saya melanjutkan kuliah sambil bekerja apa saja, karena om Kartiman juga hanya seorang pensiunan guru. Pagi hari, saya menjual koran dan menjajakannya dipinggir jalan, lalu siang bekeja di bengkel, kuliah sore hari. Saya berjuang agar bisa menyelesaikan kuliah saya. Dan setelah saya lulus kuliah, saya mendapat pekerjaan yang mapan, dikota lain.”
Mau tak mau Ika menoleh kesamping. Laki-laki ganteng ini pernah menjajakan koran sambil kuliah?
“Saya tidak pernah malu mengerjakan apapun. Itu sebabnya saya sangat mengagumi mbak Ika yang tak segan menjajakan sayuran dari rumah ke rumah.”
Sekarang Ika mengerti, mengapa Broto memuji-mujinya. Ternyata dia pernah melakukan hal yang mirip seperti dirinya.
“Mbak tidak ingin kuliah?”
“Saya sudah punya anak, yang baru saja lulus SD.”
Dan tiba-tiba Broto mengerem mobilnya kuat-kuat, tak sengaja, hanya karena terkejut mendengar Ika sudah punya anak segede itu.
“Oh, ma’af..” hanya itu yang diucapkan Broto.
“Hati-hati mas, jalanan ramai.”
“Iya, ma’af..” ulangnya.
“Kita hampir sampai,” kata Ika.
***
Setelah membezoek bu Kartiman, Broto mengantarkan Ika pulang, lalu kembali lagi kerumah sakit, sambil membeli makanan untuk pak Kartiman yang terus menerus menunggui isterinya.
“Lama sekali kamu tidak pulang To?”
“Iya om, kan saya sudah bilang bahwa saya ditugaskan ke luar Jawa selama setahun. Mengapa kalau saya menelpon, om tidak pernah bilang bahwa ibu sakit ?”
Bu Kartiman minta agar Broto memanggilnya ibu, karena mereka sudah mengangkatnya sebagai anak. Tapi pak Kartiman membiarkannya memanggil om karena sejak kecil memang begitu.
“Mana mungkin aku berani merepotkan kamu le, kamu masih harus banyak menabung untuk hari tua kamu, sedangkan aku masih bisa berusaha mencari uang.”
“Bukankah om pernah bilang bahwa uang pensiun om hanya cukup untuk makan? Sedangkan biaya rumah sakit pasti tidak sedikit.”
“Aku kan punya rumah yang bisa aku kontrakkan. Karena ibumu harus dirawat dirumah sakit, maka aku minta nak Ika agar membayar kontrakan setahun kedepan, biarpun sebenarnya dia masih punya waktu dua bulan. Yah, bagaimana lagi le, ibumu kan harus segera mendapat obat.”
“Bukankah mbak Ika hanya pedagang sayur? Dimana suaminya bekerja?”
“Dia sudah tidak punya suami. Kasihan sekali, dia melahirkan juga ketika sudah mengontrak disitu. Tampaknya dia menjadi korban perbuatan yang tidak sepantasnya dari seorang laki-laki yang semula dicintainya."
“Oh ya? Kasihan sekali. Kok Broto tidak pernah melihat dia ”
“Waktu itu kan kamu sibuk bekerja dan kuliah, tidak dikota ini pula, mana memperhatikan orang yang mengontrak rumah om, sementara kamu belum tentu sebulan dua bulan pulang? Apalagi nak Ika tidak pernah keluar rumah kecuali kalau dia menjajakan dagangannya.”
“Iya om, saya sejak lulus SMA sangat jarang pulang, karena sibuk mengumpulkan uang untuk kuliah. Setelah bekerja juga sering dinas keluar kota, bahkan ke luar Jawa.”
“Tapi om senang, kamu sudah jadi orang. Sudah lima tahunan bekerja, pastinya sudah siap punya isteri. Apa kamu sudah punya calon?”
“Belum om,” jawabnya. Tapi diam-diam terbayang wajah si tukang sayur cantik yang baru saja diantarkannya pulang.
***
Besok lagi ya
Alhamdulillah JBC 06 dah tayang
ReplyDeleteSek asyeek...mksh bunda Tien
Salam hangat dari Jogja
Salam ADUHAI...selalu dong
Selamat malam....Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat Aamiin 💗💗💗
DeleteHey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua Reader mengenalmu.... Dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, tenang ga ada semut kok,, jadi amaaaan.... lalu ketuk SIMPAN... cukup pakai jari saja yaa, jangan pakai palu,, nnt hapenya pecah he he he he.... mudahkan...... Kalau belum bisa juga,, nnt dech aku maen ke rumahmu 🤣🤣🤣
Okeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗
Selamat Mbk I'im Juara 1
DeleteSelamat mb Iin juara 1
DeleteSalam ADUHAIIIIII ....
DeleteTerima kasih mbak Tien ... atas hadirnya JBC 06.
Salam hangat kami dari Yogya.
Matur nuwun mbak tien-ku..jbc06 sudah tayang.
DeleteTak kusangka tak kuduga, Ika dipertemukan dengan pemuda ganteng. Pesan saya kalau mas Broto ngapel jangan bersembunyi, diterima dengan mesem-ngguyu.
DeleteTerus cari rumah kontrakan baru apa mudah, coba pikir baik" sebelum menyesal nanti.
Untuk Leo, harap diingat...siapa
menanam, dia menuai.
Naahhh...mungkin banyak yang menebak nebak akan dibawa kemana cerita ini, sedikit ada titik terang sekarang.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu Aduhaiiii.
Alhamdulillah sudah hadir JBC 06....sudah muncul tokoh baru Broto seorang bujangan ganteng ponakan pak Kartiman...mungkinkah Broto itu jodohnya Ika hanya mbak Tien yang tahu....terimakasih mvak Tien....salam ADUHAIII dari Situbondo
DeleteMb Ika tenang yah,mas Broto tuh nampaknya baik deh hatinya
DeleteGa usah galau,moga jd pengobat luka hati
Pokoknya kita tunggu apa kt hati bunda Tien yg selalu bikini kita penasaran
Tak lupa selalu ada...Salam ADUHAI
Selamat malam bu Tien, semoga sehat selalu dan selalu sehat. Aamiin.
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC_06 sudah tayang. Salam SEROJA dan
Selamat malam
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih mBak Tien JBC yang ke enam sudah muncul
ReplyDeletesehat selalu doaku
Asiikkk
ReplyDeleteTerima kasih JBC 06 telah tayang, matur kesuwun mbak Tien sehat sehat selalu ya wassalam dari Cibubur
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun ibu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteWaaa...kalah cepat lagi 😭
ReplyDeleteJuara mb Iin...
Mtrswn JBC 06 sdh tayang...
Salam sehat mbak Tien
Salam aduhai n NKRI😀
Telat mnaeh...
ReplyDeletePas mak ler kok JBS muncul. Gak jadi makler
ReplyDeleteMatur nuwun ibu Tien salam sehat selalu.
Selamat malam Ibu Tien...
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC 6 sdh tayang. Salam sehat dan semangat sll buat mbak Tien sklg dan WAG PCTK dr Bekasi. Barokalloh
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC 06 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Suwun Bu Tien. Sugeng dalu
ReplyDeleteAlhamdulillah.... JBC 06 sll ditunggu, baper bgt, deg2 an....😍😍. Terimakasih bunda Tien...bikin hati ku ikut gundah gulana.... Salam sehat sll bunda Tien.... Semangat 😍😍😍
ReplyDeleteMakasih Bun Tien atas telah terbit n tayangnya cerbung JBC-06 yg sy tunggu".
ReplyDeleteSy senantiasa mendoakan Bun Tien beserta sel klg, semoga In syaa Allahdikaruniai kesehatan yg prima, ... Dan kpd sgnp teman" PCTK juga sy sampaikan salam setoja-ku dan salam aduhai.
I# Allah dikarunia
ReplyDelete# seroja-ku
Hallow mas2, mbak2 ... untk nama kota koq ada yg dobel. Memang sengaja? Biasanya kakek habi yg koreksi.
ReplyDeleteSleman, purworejo n boyolali disebut 2x ditempat yg betdektn.
Adakh yg dobel lainnya, ayo pd cek rame2 he.. he..
Biar gak baper karna ada mas broto
DeleteSmangat n sehat ya bu tien.
Itu gara-2 UNKNOWN, mas Danar. Kasihan bu Tien nulis puanjang sekarang, ayo para blogger edit profilmu...... ikuti cara yang sdh berikan mbak Tinta Anastasha
DeleteAlhamdulillah...JBC 6.udah tayang....trima kasih bu tien ...salam sehat selalu...
ReplyDeleteAlhmdulillah...mtr suwun bu tien...sehat selalu njih
ReplyDeleteMakasih Bun Tien atas telah terbit n tayangnya JBC-06 yg saya tunggu".
ReplyDeleteSaya senantiasa mendoakan Bun Tien semoga In syaa Allah akan dikaruniai kesehatan yg prima.
Dan juga kpd segenap teman" PCTK tak lupa sy sampaikan salam aduhai n seroja selalu.
Alhamdulillah JBC~06 sudah hadir, maturnuwun bu Tien..🙏
ReplyDeleteAlhamdulilahbisa baca sebelum tidur. JBC episode 6 sepertinys memberi harapan untuk membuka hati Ika . Nudah mudahanaamiin Salam sehatdansemangatberkarua bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC 6 sudah tayang, walau mata sudah kriyep" eeee langsung jooos lagi, trimakasih bu Tien, salam aduhai dari Depok
ReplyDeleteIka .....
ReplyDeleteSemoga broto jatuh cinta kepadamu ....
Buang jauh jauh cintamu dan sakit hatimu pada leo jauh jauh fan jauh ....
Enak lhooo dicintai itu dari pada mencintai ....
Aduhai ....
Segitu yakinnya aku kalau nantinya broto bakal jatuh cinta pada ika ...
Maaf ya bu Tien ...
Karena saya kadihan pada ika ....
Met malam bu Tien delalu sehat yaaa..
Salam hangat dari malang ...
Alhamdulillah JBC 6 sudah tayang, walau mata sudah kriyep" eeee langsung jooos lagi, trimakasih bu Tien, salam aduhai dari Depok
ReplyDeleteterima kasih bu Tien JBC #06 nyq ....sehat slalu kqgem ibu n kel
ReplyDeleteakankah mas broto jd calon ayah Dian ?
Leo sepertinya memang sombong ..menganggap rendah tukang sayur ...bikin gemezz ajaa
Jreng....jreng...ada mas Broto.
ReplyDeleteKejar mbak Ika nya mas Bro, untuk jadi calon istri.
😁😁😁😁
Salam aduhai Bu Tien, semoga sehat2 selalu..😘😘
Alhamdulillah sudah tayang cerbungnya
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien
Semoga bu Tien selalu sehat walafiat aamiin
Semoga Broto berjodoh dengan Ika
Tapi tergantung bu Tien hehehe
Salam hormat dari Purworejo
Bu Tien...matur nuwun sudah terbit JBC 6...makin seru
ReplyDeleteMugi Ibu Tien tansah sehat
Salam dari Moedjiati Pramono Tangerang Selatan
Trimakasihmbak Tien..
ReplyDeleteJbc 6...waduuh broto leingetan ika...hayooo trus gmn mbak Tien..
Kita tunggu besook...
Salam sehat selalu dr bandung mbak..🙏
Ayo mas Broto, kamu bisaaaaaaaaaaaa !!!!
ReplyDeleteIka sama Broto kah? Makasih mba Tien. Salam hangat selalu mba
ReplyDeleteSeneng deh dengan karakter Dian yang perhatian sama Ibu-nya. Ndak mau bertanya lagi ttg bagaimana Bapak-nya, karena ndak mau membuat Ibu-nya sedih (menahan tangis).
ReplyDeletePerjuangan Ika masih panjang seperti-nya. Senoga aja membuahkan hasil yang luar biasa, sebagai balasan ketabahan hati-nya.
Bunda Tien, TERIMA KASIH ya sudah menayangkan episode JBC 06-nya. Semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal-afiat.
Sugeng daku mbak Tien... Semoga senantiasa sehat wal afiat dan tetap Semangat nulisnya.... 💪💪
ReplyDeleteDoaku selalu mbak...
Salam sayang yg ADUHAI dr Surabaya
Brotooo.... Ever onward never retreat!!!
Yes...
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien
Salam sehat dari Purwodadi
Alhamdulillah terimakasih bu Tien
ReplyDelete
ReplyDeleteKalau akuuuuh,,,, sih ga rela bila Ika jadian sama Raden Subroto,,, pokoke ga rela ... ga relaaaa,,, yang aduhai adalah.... Ika + Leo = Dian... Mantap pool,,, lha Rina,,, yo rela kalau Ika + Leo,,,, aduhai tenan....
( Rina + Dina )+ Leo+ ( Ika + Dian) = ADUHAI.... yakin akuuuuuh
Coo Cuiiiiit ....💗💗💗💗💗
Mas Subroto + Suminten = adoohaiiiiii.....
Aduhai mbak.Ika ketemu mas Broto semiga merka berjodoh ...
ReplyDeleteTrm.kasih bu Tien JBC 06 sdh tayang
Maturnuwun bunda Tien, JBC06 telah hadir.
ReplyDeleteSalam sehat selalu dari kota Malang
.tetep ADUHAI ya bun...🙏
Matur nuwun... Mbak Tien... JBC 6 sdh hadir...akankah Ika berjodoh dg Subroto? Selama ini cerbung mbak Tien selalu happy ending kecuali Sepenggal Kisah. Semoga mbak selalu sehat dan berkreasi
ReplyDeleteCiee..cieee.. Subroto...ADUHAI
ReplyDeleteJangan sama Sumenten dong mas Rinto. Nanti Suminten gila piyeee.
ReplyDeleteSalam ADUHAI
Ha ha ha,ketemu bujang ganong..ups maaf., bukan reog
ReplyDeleteLumayan ada pemandangan baru, bikin adem dikit, ah.. mau pdkt malah pindah, Brot bilang dong jangan pindah, itung itung ngejagain ibumu, nemenin ngobrol gitu kalau waktu santai, kan jadi temen ngrumpi eh sama cari kutu..
Wahahaaa... jaman sekarang masih ada kutu? Ada2 saja..
DeleteSalam ADUHAI YAA
Oh iya ya sekarang sudah banyak sampo ya..
Deletetapi kalau ngobrol sambil berkegiatan asyik lho ..
salam ADUHAI ..
#60
ReplyDeleteHai hai broto rupanya tertarik dengan ika
ReplyDeleteHai hai broto rupanya tertarik dengan ika
ReplyDeleteHai hai broto rupanya tertarik dengan ika
ReplyDelete🤩🤩🤩🤩🤩 pokoke Ika + Leo = ADOHAI ..bingit.....
ReplyDeleteBrotooo.... Ever onward never retreat..semangaaat!!!
ReplyDeleteOjok ngrungokne mas Rinto
Mbak Tien ...matur nuwun sdg di sapa malam ini...doaku semoga panjenengan senantiasa memperoleh banyak rangkaian kata seindah warna pelangi yang menginspirasi JBC menjadi semakin ADUHAI mempesona ,,,👍❤️🤗😘
Leo + Ika = tak uk uk... 💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘
DeleteMbak Rinta ni heboh banget ya....
DeleteMet malem...
ReplyDeleteMatur nuwun mb tien..🙏
Wahh...dr kesabaran Ika menjalani hari2nya yg penuh perjuangan, smg Allah mengirimkan seseorang yg benar2 baik yg bs menyayanginya jg anaknya. Smg kelak pas dia dipertemukan dg Leo...sdh menjalin hubungan baik dg Broto. Jadi sdh agak tenang gk grogi dan gk emosional lg. Tp itu cm harapan reader...semua mb Tien yg menentukan 😂😂😂
Hmmmm...koq mekso seeeh!!!
ReplyDeleteMbak Tien bikin Ika sama Broto aja endingnya tapi bikin Leo mabok kepayang pusing tujuh keliling dulu yaaa...ben kapok.. sak enakè udelè dèwè
Ditunggu kelanjutannya...
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMatur nuwun mbk Tien..
Alhamdulillah .semoga smakin seru.07 JBC seru la ada Broto anak angkat bp Kartiman .semoga berjodoh.Aamiin .salam sehat u bu Tien dan semua yg baca..semangat🙏🙏🙏😂😂😂sehat2 semua
ReplyDeletemana aja dehh, yg baik hati
ReplyDeletePagi Bunda.Salam Aduhai.
ReplyDeleteMakasih JBC 06 , sukses selalu buat Bunda.
Sehat dan tetap semangat
Ditunggu blm tayang..ditinggal tidur.. bangun mlm..tyt sdh 71 komen...trmkah mb Tien menghadir kan tokoh baru Broto tp yg ini nggak pakai Seno ya (bc : Brotoseno)... Apakah gantengnya sama ya mb Tien?.. smg Broto ini jd bpk masa depannya Dian? Judul JBC ku apakah ungkapan dr Dina? Atau dr Leo? Stlh Ika menerima kehadiran Broto dan pergi membw Ika pindah mengikuti suaminya Broto ke luar Jawa? Ditunggu kelanjutan crtnya bsk ya mb Tien. Slm seroja sll utk mb Tien dan kita semua. Aamiin YRA
ReplyDeleteHai Rinta anastasia...
ReplyDeleteAja mokong yaaaa ....
Mosok ( rina + dina ) + leo + ( ika + dian )....
Itu namanya madu" an ....
Emangnya kamu suka ya dimadu ..
Mosok broto + suminten ...
Gimana klo broto sama rinta aja..
Ho oh tuh...hehee..mbak Laksmie.
DeleteSalam ADUHAI
Ha ha ha ha aduhaaaaaii
DeleteSemoga ika berjodôh.....trims bu tien ceritanya
ReplyDeleteAlhamdulilah.. Terimakasih Bu Tien. Mas Broto datang tambah seruuu..
ReplyDeleteAlhamdulillah ada tokoh baru Subroto muncul..Moga2 Ika bisa melupakan sakit hatinya terhadap Leo dan memaafkan mungkin lebih mulia dari pada menyimpan dendam yang akan jadi penyakit. Percayalah Tuhan akan menghukum orang yang bersalah. Salam Sehat dan Aduhai untuk Bu Tien..
ReplyDeleteAduhai... ika ketemu mas broto
ReplyDeleteSemoga berjodoh... tapi bunda tien lah yg punya cerita.. kuserahkan
Terina kadih bunda salam sehat
Maturnuwun ibu Tien....setia menunggu kelanjutan critanya
ReplyDeleteAda mas Broto..
Jd tmbh penasaran nih,semoga ibu Tien sehat selalu ya,juga penggemar cerbung semua 🙏
Selamat pagi .semoga Sllah senantiasa melindungi Ibu Tien .....
ReplyDeleteADUHAI ..... Ibu🤗
Tadi malam baca setengah nya, lalu komen, lalu ketiduran 😀
ReplyDeleteTertarikkah Broto thdp Ika, masak sih baru ketemu sekali sdh tertarik. Bisa ya bisa mungkin... Yah saya nunggu saja kelanjutannya yg semakin menarik ceritanya. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin.. Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteSip ....Ika ketemu jodoh Broto yang memiliki kesamaan persepsi tentang kehidupan. Leo akhirnya sadar ..tapi nasi sudah menjadi bubur. Hati Ika sudah terpaut kepada Broto, Leo berjuang ingin merebut Dian, tetapi Broto juga bisa menyayangi Dian bagai anak kandungnya sendiri, mengingatmasa kecilnya juga diasuh om Kartiman.
ReplyDeleteKonflik belum selesai, Dina ingin Dian jangan pergi. Rina memang wanita baik hati, apapun yang terjadi dia bisa ikhlas menerimanya. Jangan bawa cintaku ....jangan ambil Dian dari Ika.
Karena syarat yang diajukan Ika kepada Broto, dia mau dengan Ika, juga harus mau menerima Dian yang bukan darah dagingnya dan tidak akan mengungkit mada lalu yang buruk itu. Dan ternyata Broto bisa menerimasemua prasyarat itu dengan tulus ikhlas ....karena besarnya rasa cinta kepada Ika apa adanya.
Tinggallah Leo yang tersiksa perasaannya karena ulah dan tindakannya sendiri.
Salam sehat mbak Tien dan semua penggemar
Asyiiiiik.. mas Hadi...
DeleteSalam ADUHAI
Semoga cepat dangan, segera bisa kembali menghibur para pembaca.
DeleteSalam aduhai ......semangat .....!......mbak Tien.
Asiikkk... Broto jatuh hati sama Ika rupanya.. Ini awal yg baik Ika, ayo buka hatimu..buka lembaran baru hidupmu yg lebih baik Ika. Ini kesempatan indah kamu ketemu Broto. Semoga hidupmu dilancarkan ya nduk cah ayu dan masa depan Dian juga terjamin. Semoga Leo menyadari bahwa dia pernah meninggalkan benih di rahim Ika. Semoga semua menjadi baik.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien utk JBC ep 6.. smoga Mbak Tien selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan oleh Allah Swt. Amin.
Alhamdulillah ..... kejora pagi bacanya ya pagi hari
ReplyDeletep.broto kelihatannya ada bibit2 dgn ika
Dari ikanya nanti berbalas apa nggak ya .... pasrah sama bu tien saja ..... yg penting happy
Selamat pagi semuanya, selamat beraktivitas semoga lancar n sukses
Assalamu'alaikum
Tapi diam" terbayang wajah si tukang sayur cantik yg baru saja diantarnya plg....
ReplyDeleteBiarlah Broto ikut mewarnai hidup Ika sepertinya Broto tertarik sama Ika....
Apalagi Broto dulu juga pernah hidup susah..
Tapi kan Leo sampai saat ini blm menyadari bahwa dia beberapa kali ketemu Ika perempuan di masa lalunya.
Seru kali kalau Leo dipertemukan lagi dg Ika dan jatuh cinta lagi, apalagi punya Dian yg sangat pinter. Mungkin dulu ninggalkan Ika krn ortunya ndak setuju, bisa juga clbk kan cinta lama blm kelar. hehe
Serunya disini kali bunda biar banyak konflik yg mewarnai cerita ini.
Tapi saya pribadi kasihan Rina sih....
Kalau Ika bersama lagi dg Leo berarti kan hrs ada poligami...
Karena sejatinya titik terendah seorang istri itu kalau suami meminta ijin untuk menikah lagi... Aduhaii
Ini seperti benang ruwet hanya bunda Tien yg bisa mengurainya..
Trimakasih smg bunda Tien sehat selalu.
Salam dari Bojonegoro.
Alhamdulillah JBC 06 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Mbsk Tien, semoga sehat selalu
Salsm hangat dari Bekasi
Betapa mulianya hati Ika Wijayanti walaupun sdh tersakiti hati dan perasaannya, dia tidak mau merusak kebahagiaan rumah tangga Rina dan Leo...
ReplyDeleteSemoga Ika mendapat jodoh yg terbaik sehingga Dian punya ayah sambung.
Terima kasih Mbak Tien ceritanya sangat bagus bikin terharu dan penasaran pembacanya
Salam ADUHAI...
Iya mbak Wiwik.
ReplyDelete.nuwuun.
Salam ADUHAI
Aku sih sukanya Cinta lama bersemi kembali Ika + Leo,,,, aseeek tuh deg deg an pas ketemu,, seperti cinta monyet,,, apalagi nnt malam Pertama,,, aduhai... bingit,,,, lha Rina,,, semoga punya Pria idaman lain,, pelaut mungkin,,, ha ha ha... Ketheklek buang kaleng, timbang golek aluwung balen... Ika tuh msh ada cinta buat Leo,, memang benci,, tp kalau cinta sudah ketemu yo ambyar,,, jadi suki suki sukaaaa ha ha ha,, apalagi dulu pacaran luaaama,, banyak kenangan indah,,, Ika + Leo = Aduhaai tanpa batas... Alias aduhai tingkat dewa.....
ReplyDeletePokok nya yg baik lah U Ika ..dan Dian kalauama Leo nehi org gak tanggung jawab & juga sdh punya anak dan Istri ..jgn kasian ..pasti di bawa Broto ..apa lah pokok nya ngehendar ..hahaja mb Rianti wkwkwk ojok lah kasian Rina ma Dina ..kan Ika juga akan kasian liat nya ..semoga bu Tien tdk binun ...mana yg terbaik aja
ReplyDelete.Salam Aduhai ajaa 🤣👏👏👏🤭🤭🤩🤩💐💐💃💃🎶
Alhamdulilah. Mksh M Tien
ReplyDeleteSepertinya cerita kali iniagak palang liku likunya....
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Semoga Ika mendapat kontrakan baru agar tidak bertemu Leo. Dan kini sudah mulai ada yang perhatikan Ika. Salam sehat dan terima kasih mbak Tien. Jbc 06
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah rahayu....
Malam ini JBC libur dulu,Mbak Tien Badannya agak nggak enak...
ReplyDeleteSelamat beristirahat dulu mbak Tien,Smg segera sehat,segar,bugar kembali,Aamiin
matur suwun woro2nya
DeleteSyafakillah Mbak Tien.. semoga lekas sembuh dan sehat kembali
ReplyDeleteAamiin Allohumma Aamiin
Selamat istirahat ibu..semoga besok segera fit dan dapat beraktivitas lagu. Aamiin
ReplyDeleteSlmt ml mba tien.. Mksihcerbungnys.. Salamseroja dr, skbmiy mba tien.. Muuaahh🥰🥰
ReplyDelete.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien segera sehat kembali...
ReplyDeleteSalam seroja...
Senang jg baca komen2 rekan pembaca setia cerbung mbak Tien yg aduhaiii...👍👍😊😊
Semoga mbak Tien Sehat selalu
ReplyDeleteBu Tien cepat sembuh ya
ReplyDeleteIbu Tien,cepat sembuh ya,met istirahat
ReplyDeleteSegera pulih yaa Bu ..alhamdulillah kita sayank Bu Tien met istirahat yaa ..knapa kok dak di rumah aja ..dah tunggu aja di rumah ..
ReplyDeleteSyafakillah dan cepat seehattt🤲🤲🙏🤲🤲🤲🤲aamiin
Get well soon Jeng Tien yang kusayangi dan penuh dengan fantasi yang mengatur Jalan cerita yang mengasyikkan ditunggu sehat selalu dan bahagia sekeluarga Aamiin Ya Rabbal Alamiin 🙏
ReplyDeleteSyafakillah ibu Tien.. semoga lekas sembuh dan sehat kembali
ReplyDeleteAamiin Allohumma Aamiin
Reply
Syafakillah Bu Tien, semoga segera sembuh dan sehat wal afiat kembali. Aamiin..
ReplyDeleteSyafakillah bu tien...
ReplyDeleteLekas sembuh ya Mbak Tien 🙏. Do,a pagiku...
ReplyDeleteGara2 ingin menyenangkan kita semua, mbk Tien gerah...maaf ya mbk...kami suka ngoyak2 untuk part berikutnya....
ReplyDeleteSemoga cepat sembuh mbk Tien, sehat seperti sedia kala...aamiin
Wah Broto suka sama Ika, dan seandainya Ika menerima pasti dengan alasan untuk menghindar dari Leo. Kapan ya Ika ketemu Leo,ingin tahu reaksi mereka berdua apakah masih saling cinta walau ika benci ....salam seroja selalu Bu Tien
ReplyDeleteBl hadir y JBC 07. Mdh2an Bunda Tien sehat selalu dan kl kurang sehat mdh2an Alloh segera memberi kesembuhan. Aamiin.
ReplyDeleteSyafakillah Mbak Tien.. semoga lekas sembuh dan sehat kembali
ReplyDeleteAamiin Allohumma Aamiin
Syafakillah Bu Tien, semoga cepat sehat kembali.....Aamiin
ReplyDeletePuji Tuhan JBC 07 sudah hadir dan tetap menarik para penggandrungnya terlihat dari komentar sampai ratusan...
ReplyDeleteSenang sekali muncul tokoh baru mas Broto yg banyak kesamaan perjuangan hidup dg mbak Ika.
Baru bertemu sekali saja sdh terlihat ada kesamaan2 dan dan saling menguatkan. Berkomunikasi dgn lancar.
Didukung om Kar yg sdh kenal baik dgn mbak Ika.
Semoga jln menuju hidup bahagia Ika + Broto + Dian.
Sumonggo ibu Tien lanjutnya, dalem tenggo.
Semoga cepat sehat kembali...
Selanat ulang tahun mbak Tien srmoga selalu sehat dan bahagia Asmiin
ReplyDeleteLanjut
ReplyDelete