A YN A 44
(Tien Kumalasari)
“Ayna... ayo antarkan ibu sampai ke depan...” kata bu Tarni sambil melambaikan tangannya kearah Ayna. Ayna melangkah ragu, benarkah telinganya, atau hanya halusinasi dia..
“Tanti, aku pulang dulu, titip anakku Ayna, jaga dia baik-baik,” katanya kepada Tanti yang diterima Tanti sambil mengangguk-angguk karena tak percaya apa yang dikatakannya.
“Ayna...”
Bu Tarni dan Rio serta Arsi sudah melangkah mendekati mobil, bu Tarni kembali melambai kearah Ayna, yang tampak melangkah ragu-ragu.
“Kenapa kamu ini?” katanya setelah Ayna mendekat.
“Ibu, apa saya bersalah sama ibu?”
“Lho.. apa maksudnya ini?”
“Mengapa ibu menyuruh Ayna tinggal disini? Ibu tidak suka lagi sama Ayna? Apa Ayna melakukan kesalahan?”
“Mengapa kamu berfikir demikian?”
“Ibu tidak suka lagi Ayna tinggal disana?”
Sesungguhnya Ayna bersyukur, seandainya benar bu Tarni melepaskannya, tapi keputusan yang tiba-tiba ini menimbulkan berjuta pertanyaan yang membuatnya bingung. Ia harus menemukan jawabannya.
“Ayna, sayangku.. ibu tahu kamu banyak berkorban untuk ibu. Ibu tahu bahwa ibu ini sangat keterlaluan. Kasih sayang kamu selama ini, membuat ibu sangat bahagia. Ibu sadar bahwa ibu telah melakukan hal yang sangat membuat kamu menderita.”
“Ibu... tidak... sungguh Ayna melakukannya dengan ikhlas.”
“Ibu tahu.. ibu tahu.. dan ibu bahagia sudah mendapatkan semuanya. Ibu tak ingin memperpanjang derita kamu..”
“Ayna tidak menderita..”
“Baiklah.. anak baik, tidak salah ibu menyayangi kamu. Tetaplah menjadi anakku, walau kita berada ditempat yang berbeda,” kata bu Tarni sambil memeluk Ayna dengan linangan air mata.
“Ibu tak ingin melihat air mata kamu lagi,” bisik bu Tarni kemudian melepaskan pelukannya, lalu naik kedalam mobil Arsi yang sudah menunggunya.
“Besok ibu akan mengantarkan kemari baju-baju kamu,” sambungnya sebelum menutupkan pintu mobilnya.
Ayna masih tegak terpaku, ketika mulutnya terbuka untuk menjawab, mobil itu sudah hilang dibalik gerbang.
“IBU TAK INGIN MELIHAT AIR MATA KAMU LAGI” .. apa maksudnya? Apakah sebenarnya bu Tarni selalu melihat ketika diam-diam dia menitikkan air mata? Apakah bu Tarni merasa bahwa aku sudah jenuh melayaninya sehingga sering menitikkan air mata? Lalu timbul kesadarannya akan perbuatannya yang keterlaluan? Sungguh aku melakukannya dengan ikhlas, sungguh aku tak ingin melukainya. Tapi tadi dia mengatakannya dengan tulus,” gumamnya sambil terus menatap kearah jalan.
“Ayna..”
Ayna menoleh, dilihatnya Bintang berdiri dibelakangnya. Ayna membalikkan tubuhnya, mengusap setitik air matanya yang meleleh.
“Ada apa?”
“Semoga ini sebuah pertanda baik,” bisik Ayna.
“Tiba-tiba bu Tarni menyadari kesalahannya?”
“Semoga ini benar.. aku hampir tak percaya mas..”
“Syukurlah... ayo masuk.. masih rame didalam.. tapi aku bahagia seandainya ini benar.”
***
Dalam perjalanan pulang, Arsi duduk dijok belakang, menemani bu Tarni. Arsi juga heran mendengar bu Tarni membiarkan Ayna pulang.
“Ibu..mengapa tiba-tiba ibu memutuskan itu ?”
“Memutuskan apa? Menyuruh Ayna kembali ke rumah Tanti?”
“Iya, saya pikir ibu marah sama Ayna..”
“Ya Tuhan, hanya orang yang tidak waras yang bisa memarahi gadis sebaik Ayna..” kata bu Tarni seperti bergumam.
“Dia banyak berkorban untuk ibu. Hanya untuk menenangkan dan menyenangkan hati ibu, dia rela mengorbankan perasaannya. Ibu merasa berdosa...” lanjut bu Tarni yang kemudian diiringi isak.
“Ibu...” Arsi mengelus tangan bu Tarni lembut.
“Dia selalu tersenyum dihadapan ibu, selalu mengucapkan kata-kata lembut, selalu menuruti kemauan ibu, agar ibu senang, agar ibu bahagia, tapi.. ibu melihat dia sering menitikkan air mata, tapi selalu disembunyikannya.”
“Benarkah ?”
“Air mata itu membuat ibu merasa berdosa. Anak baik dan berhati mulia itu tak harus menderita karena kemauan ibu. Ibu bersalah. Dia gadis luar biasa, Arsi, dia berhak bahagia, berhak mentukan jalan hidupnya sendiri, bukan hanya untuk menyenangkan hati ibu.”
Bu Tarni terus terisak, Arsi memeluknya erat.
“Sudahlah ibu, bagus sekali ibu bisa memutuskan sesuatu yang bisa membahagiakan orang lain . Arsi percaya bahwa Ayna masih akan selalu menyayangi ibu.”
***
“Ini luar biasa,” kata Danang pagi hari itu ketika sedang sarapan.
“Dari kemarin bilang itu terus..” kata Tanti menimpali.
“Aku sudah khawatir, Ayna akan tetap diminta agar tinggal bersamanya, karena dia juga merasa berbuat baik dengan menolong Ayna kala itu. Tapi kemarin dia justru minta agar Ayna tetap tingal disini.
“Lama-lama dia merasa bersalah. Kebaikan Ayna lah yang menyadarkannya,” sambung bu Suprih.
“Ibu benar bu.”
“Aku senang bisa menikmati masakan Ayna lagi.”
“Itulah..”
“Mungkin bu Tarni sering memergoki ketika saya menangis sendirian,” kata Ayna.
“Kamu sering menangis sendirian?”
“Iya bu, sedih dong, harus meninggalkan rumah ini, dan berpura-pura setiap hari hanya untuk menyenangkan bu Tarni.”
“Benar, mungkin lama kelamaan dia sadar bahwa telah membuat orang lain menderita,” kata Danang lagi.
“Semoga dia benar-benar sadar.. Kapan-kapan aku mau dolan kesana, barangkali dia akan cerita lebih banyak.”
“Kamu jangan terlalu capek, kalau mau kesana, ajak ibu atau Ayna, dan jangan lama-lama.”
“Iya mas, nanti aku ajak ibu sama Ayna. Sekarang kita juga harus memikirkan rencana pernikahan Ayna lho mas, Bintang maunya cepet-cepet tuh.”
“Ibu, Menurut Ayna, pernikahan itu dilakukan sederhana saja ya, saya punya sedikit tabungan, barangkali kalau nikah sederhana akan cukup.”
“Kamu itu ngomong apa. Yang mau mantu itu kan aku, mengapa kamu harus membuka tabungan kamu? Tidak Ayna, aku sama ibu sudah memikirkannya. Sederhana atau tidak itu kamu tidak usah memikirkannya,” kata Danang.
“Bapak.. Ayna tidak mau menyusahkan bapak sama ibu.”
“Ayna, kamu itu anak kami, mana ada orang tua susah hanya karena mengentaskan seorang anak.”
“Ibu...”
“Ssst... diam sayang, habiskan makananmu, supaya kamu tidak terlambat masuk kerja,” kata Tanti sambil tersenyum.
***
“Resepsi pernikahan itu diadakan oleh kami berdua, ya kan mas? Maksudnya, keluarga Danang dan kita.”
“Iya benar.. tidak usah repot diselenggarakan dua kali.”
“Tadi Tanti bilang bahwa Ayna minta diadakan sederhana, dengan tabungannya sendiri.”
“Aduh, anak itu.. begitu santun dan rendah hati. Dia tak mau menyusahkan orang lain, tapi dia rela berkorban untuk orang lain.”
“Nanti Bulan sama mas Nanda akan jadi pendamping pengantin, ya kan mas?”
“Iya.. siapa lagi?” kata Bintang.
“Tapi awas ya, jangan mengacak rambut aku sa’at kamu menikah nanti.”
Bintang tertawa keras.
“Ya pasti lah, sekarang saja aku puas-puasin mengacak rambut kamu, kan kalau sudah menikah aku akan jarang ketemu kamu.”
“Lho, Bintang mau tinggal dimana ?”
“Bintang kan sudah punya rumah sendiri bu, tapi masih akan kemari setiap hari, bukankah Bintang masih boleh praktek disini?”
“Ya pasti boleh nak, justru maksud ibu kamu tidak usah pindah, tetaplah tinggal disini. Kan pavilyun tempat kamu praktek cukup luas kalian tinggali. Iya kan mas?” kata Palupi.
“Iya.. dan jangan takut aku akan mengintip-intip kesitu. Tabu, tahu!” kata Bulan yang disambut tertawa semuanya.
“Memangnya kamu mau mengintip apaan Bulan?” tanya Handoko.
“Nggak tahu, biasanya kalau pengantin baru kan tidak suka diintip-intip.”
“Bulan itu kan juga sudah kepengin nikah pak.. ya sudah lah.. segera nikahkan saja,” ledek Bintang,
“Eh, enak saja.. siapa yang kepengin..”
“Bukannya kamu sudah ngebet ?”
“Nggaaak.. mas Nanda tuh yang ngebet.. aku santai kok.”
“Ya sudah, Bulan segera selesaikan kuliah kamu.. duuh.. nggak lama lagi kita hanya berdua saja ya mas.. “
“Begitulah yang namanya orang tua. Kalau anak-anak kita sudah menemukan jodohnya, orang tua tinggal berdua saja.”
“Bapak sama ibu kok jadi sedih begitu.. Ya sudah. Bintang nggak jadi pindah rumah deh.. tetap disini.. biar bisa ngacak rambut Bulan setiap hari..”
“Weee... enak aja.. Aku nggak mau, besok aku kalau menikah harus pindah dari sini, bisa habis rambutku diacak-acak oleh dia.”
Kalau sudah begitu, Palupi dan Handoko hanya tertawa, dan geleng-geleng kepala.
“Ya sudah pak, bu, Bintang mau berangkat sekarang saja.”
“O, mau nyamperin calon isteri dulu nih..”
“Iya lah.. weee..” kata Bintang yang siap mengacak rambut Bulan, tapi Bulan sudah siap berdiri dan bersembunyi disamping ayahnya.
***
“Ibuuu...” teriak Ayna begitu memasuki rumah bu Tarni.
“Ayna ? Kamu sendirian ?”
“Tidak bu, sama mas Bintang dan ibu Tanti. Tuh..” kata Ayna sambil menunjuk kearah Tanti dan Bintang yang datang belakangan.
“Riri.. apa kabar kamu?”
“Aku baik, Tanti.. ini barusan memasukkan baju-baju Ayna kedalam kopor kecil, maksudku besok mau kerumah kamu mengantar ini.”
“Ibu, biarkan saja baju Ayna disini, bukankah Ayna masih boleh datang kemari?”
“Tentu saja boleh Ayna, tapi kalau kamu sudah menikah, mana bisa menginap disini. Nanti suami kamu kesepian kamu tinggal sendiri.”
“Ah ibu, ada-ada saja..”
“Ya sudah, ayo duduklah dulu..wahh.. rumahku masih berantakan.”
“Tidak apa-apa.. rumah begini bersih dibilang berantakan. Ini tadi Bintang mau menjemput Ayna yang katanya.. Ayna mau kemari, lalu aku ikut, karena kangen sama kamu juga,”
“Sama, aku juga kangen. Jadinya kapan Ayna menikah ?”
“Sudah tinggal tiga minggu lagi Riri, jangan lupa kamu harus menunggui dia menikah. Kamu kan juga ibunya.”
“Iya, tentu saja.”
“Aku sudah membeli kain untuk kebaya, nanti kamu sama aku pakai baju kembaran ya. mBak Palupi juga. Ini dia...” kata Tanti sambil memberikan sebuah bungkusan. Bu Tarni membukanya, dan wajahnya berseri.
“Aduuh, ini bagus sekali.. warna hijau aku suka..”
“Ma’af agak terlambat mengantar kemari.. bisa kan penjahit kamu menjahit cepat? Kalau tidak biar aku bawa saja ke penjahit langganan aku.”
“Nggak usah, aku punya.. masih tiga minggu.. biasanya seminggu juga bisa.”
“Syukurlah. Nanti untuk Arsi dan Bulan sama adiknya Nanda.. ada sendiri, mereka juga kembaran.”
“Duuh, itu kan calon-calon pengantin juga..”
Bintang dan Ayna lebih banyak diam mendengarkan celoteh dua sahabat itu. Ayna bersyukur, bu Tarni baik-baik saja, dan ternyata tulus ketika memintanya kembali kepada keluarga Danang.
***
Sa’at yang membahagiakan itu akhirnya tiba. Rupanya keluarga Handoko dan Danang mengadakan pesta yang sangat meriah, disebuah gedung yang mewah. Ayna sangat terharu. Ia yang seorang yatim piatu, mendapatkan kasih sayang yang sangat besar dari orang-orang disekitarnya. Pernikahan sederhana yang diinginkannya, tak bisa terlaksana, berganti dengan sebuah resepsi yang sangat meriah yang tak pernah dibayangkannya sebelumnya.
Sang perias mendandaninya dengan sangat apik dan menambah kecantikannya. Bersanding dengan rona bahagia, sepasang pengantin tampak bagaikan Arjuna dan Dewi Sembadra. Oh bukan, Sembadra itu konon kulitnya hitam manis, sedangkan kulit Ayna bersih bagai pualam ditatah. Aduhai, seperti Kamajaya dan Kamaratih.. atau Arjuna dan Dewi Supraba. Apalah namanya, yang jelas keduanya memang mempesona. Bahtera cinta itu telah berlabuh disebuah muara.
Tiba-tiba saja Ayna teringat akan ibunya yang sudah tiada. Alangkah bahagianya seandainya bisa menyaksikan pernikahan anak semata wayangnya yang gemerlap bagai langit penuh bintang. Ayna mengusap setitik air matanya. Bintang yang melihatnya segera mengusap dengan jemarinya.
“Jangan menitikkan air mata, kecuali air mata bahagia,” bisik Bintang ditelinga isterinya. Ayna tersenyum dan Bintang ingin pesta segera berakhir, agar dia bisa merengkuh isterinya, mendekapnya didadanya, mendendangkan kidung-kidung dari relung hati yang penuh gemuruh cinta ditelinga isterinya.
“Aku sangat bahagia..” balas Ayna melalui bibir tipis yang selalu membuat Bintang terpesona
Ayna melihat, dideretan kursi terdepan, bu Tarni yang memakai baju kembar dengan bu Danang, melambaikan tangannya kearahnya. Ayna merangkapkan kedua belah tangannya sambil mengangguk.
Ada rona bahagia dimata bu Tarni, yang membuatnya terharu. Sesungguhnyalah bahwa bu Tarni yang telah menghidupkannya kembali dari papa yang disandangnya ketika itu. Terbayang kembali ketika dia terjatuh didepan warung bu Tarni, dalam jiwa yang kosong dan raga yang gersang dari kehidupan. Itu sebabnya Ayna rela berkorban untuknya, dan bukan sekedar membuatnya senang ketika setiap kali dia mengatakan bahwa dia menyayanginya.
Ia juga menatap ke arah Tanti yang mengentaskannya dari derita hidup ketika ayah tirinya hampir menerkamnya, sa’at dia tak tahu harus berlindung kepada siapa. Begitu sayangnya Tanti kepada dirinya, sehingga mengangkatnya menjadi anak yang dikasihinya bak anak yang dilahirkannya.
Aduhai.. Ayna sibuh mengurai perjalanan hidupnya yang penuh liku dan warna. Ada duka, ada derita, dan ada bahagia ketika menemukan seorang laki-laki ganteng yang selalu menjaga dan mencintainya, yang sekarang duduk disampingnya, dan seringkali menatapnya dengan pandang bahagia.
Ia hampir tertawa keras ketika Bintang membisikkan sebuah kalimat ditelinganya.
“Ayna, maukah kamu mengusir semua tamu agar segera pulang?”
Ayna menahan tawanya. Ia tahu suaminya hanya bercanda. Ia mengangkat sebelah tangannya untuk menutupi tawa kerasnya.
Akhirnya acara itu usai, dan satu persatu tamu menyalami kedua mempelai, Ketika tiba giliran Nanda dan Bulan, Bintang tak bisa menahan ketawanya.
“Hei, jangan bilang kalian berdo’a dalam hati agar tamu-tamu lekas pulang,” bisik Nanda ditelinga Bintang. Tentu saja Bintang tertawa. Kata-kata itu belum lama dibisikkannya ketelinga Ayna.
Ayna mencubit lengan Bintang karena tertawa terlampau keras.
Namun ketika tamu yang menyalami hampir habis, tiba-tiba Ayna melihat seorang laki-laki separuh baya mendekat. Wajahnya kurus dan pucat. Seorang laki-laki yang masih muda menuntunnya, karena laki-laki setengah tua itu berjalan tertatih.
Ayna hampir tak mengenalinya.
“Ayna..” suara laki-laki itu gemetar, sambil mengulurkan tangannya.
“Bapak ?” Ayna mengenali ayah tirinya, yang tampak jauh lebih tua dari sebelumnya. Ketika tangan Sarjono terulur, Ayna merasakan bawa tangan itu sangat panas.
“Aku datang untuk mengucapkan selamat..”
“Terimakasih..”
“Dan aku juga ingin kamu mema’afkan aku..”
“Saya sudah melupakannya. Bapak sakit?”
“Ya mbak, dia sakit. Tadi dia memaksa untuk datang kemari, hanya untuk mengucapkan selamat dan minta ma’af,” kata laki-laki yang mengantarnya, yang berambut cepak, dan melihat potongannya sepertinya dia polisi berpakaian preman.
“Oh.. semoga bapak segera sembuh,” bisik Ayna yang merasa kasihan melihat keadaan Sarjono.
Bintang yang juga menerima salam dari Sarjono, mengerti bahwa Sarjono sakit keras.
“Bapak, segera bapak kerumah sakit ya..” kata Bintang.
Laki-laki yang mengantar Sarjono mengangguk, lalu menuntun Sarjono perlahan keluar dari ruang gedung yang sudah agak berkurang pengunjungnya.
***
Hari itu Ayna dan Bintang sedang duduk diruang tunggu rumah sakit. Danang baru saja menemui dokter kandungan, menandatangani surat persetujuan operasi untuk Tanti yang mau melahirkan.
Karena usia, dokter memutuskan agar kelahiran bayi Tanti dilakukan dengan operasi caesar. Ayna berdebar menunggu. Tak sepatah katapun diucapkan karena dia sibuk berdo’a untuk keselamatan ibu angkat dan bayinya.
“Tenang ya.. adik kamu akan lahir dengan selamat. Tak ada masalah dengan kesehatan mereka,” kata Bintang.
Danang duduk disamping Bintang. Iapun tampak tegang.
Lalu tiba-tiba sebuah lengkingan keras terdengar. Danang bangkit dari duduknya, mendekat kearah pintu ruang operasi, Bintang dan Ayna mengikuti.
Bintang menggenggam tangan Ayna yang terasa dingin.
“Tenanglah..”
Tak lama kemudian pintu itu terbuka, dokter yang mengoperasi Tanti keluar.
“Pak Danang? Selamat ya, anak bapak laki-laki.”
Danang hampir melonjak kegirangan.
“Bagaimana isteri saya?”
“Bayi dan ibunya sehat. Tunggu sebentar, sedang dibersihkan,” kata dokter sambil berlalu.
Ayna merebahkan kepalanya didada Bintang yang memeluknya.
“Aku punya adik laki-laki,” bisiknya sambil berlinang air mata.
“Aku akan memberikan kamu adik yang lain,” bisik Bintang sambil mengelus perut isterinya.
Bahagia itu bagai gemerlapnya kejora dipagi hari. Tak lelah berkedip, dan hanya beristirahat ketika matahari meminjam singgasananya.
Nanti dia akan datang lagi, dan datang lagi.
***
T A M A T
SEORANG PEREMPUAN CANTIK MENATAPNYA DENGAN MATA BERAPI-API.
“ANAK INI ADALAH DARAH DAGING KAMU.”
DAN SEPASANG MATA KECIL ITU MEMANDANGI LAKI-LAKI GANTENG YANG NYARIS MENAMPARNYA.
“JANGAN BAWA CINTAKU”
Akan hadir setelah ini. Tungguin ya, salam ADUHAI.
Alhamdulillah Ayna 44 udah tayang
ReplyDeleteMksh bunda Tien pokoknya ttp sehat,hebat luar biasa selalu menghibur penggemar cerbungnya dgn setia tanpa lelah,InShaaAllah penuh berkah Aamiin
Salam ADUHAIII...
Salam NKRI ... ADUHAAIIIIIII.
DeleteTerima kasih mbak Tien ... atas hadirnya AYNA 44.
Bu Tarni apa masih melunak ya setelah AYNA resmi dilamar BINTANG?
Salam hangat kami dari Yogya.
Selamat malam....Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat Aamiin 💗💗💗
DeleteHey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua Reader mengenalmu.... Dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, tenang ga ada semut kok,, jadi amaaaan.... lalu ketuk SIMPAN... cukup pakai jari saja yaa, jangan pakai palu,, nnt hapenya pecah he he he he.... mudahkan...... Kalau belum bisa juga,, nnt dech aku maen ke rumahmu 🤣🤣🤣
Okeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗
Aynaaa...tarara aku baper berat
DeleteSelamat......Juara 1 lagi Jeng I'in
DeleteMatur nuwun mbak tien-ku... ayna44 sudah hadir.
DeleteSeperti dugaanku, ayna segara berakhir, ganti kisah lain yang pasti lebih heboh...semoga.
Salam sehat untuk mbak Tien dari sragentina selalu ADUHAI.
Salam Aduhai...
DeleteTerima kasih Bunda Tien..
Ayna dah tamat kukan menunggu yg baru .. semoga sehat selalu
Aynaaa...tarara aku baper berat
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteWhahahaaa....rame kondee
ReplyDelete🥰🥰🥰
ReplyDeleteAlhamdulillah...trimakasih bunda
ReplyDeleteAlhamdulillah....AYNA 44 sudah menyapa dan TAMAT
ReplyDeleteMaturnuwun mbk Tien telah menghibur secara gratis... tis
Smg selalu sehat dan mendapat ridho dr Allah SWT,Aamiin YRA
Alhamdulillah Ayna sudah hadir
ReplyDeleteMatr nuwn Bunda Tien
Alhamdulillah.........
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu sudah hadir *Ayna 44*
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam SeRoJa dari Cibubur
Alhamdulullah Ayba sudah tayang
ReplyDeleteSehat selalu mb Tien
Alhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun mb Tien...
Salam sehat dari Kediri 🙏
Mtr nwn bu Tien selamat istirahat ...
ReplyDeleteHoreeee.... Ayna 44 tayang... Terimakasih bunda Tien, sehat sll 😍😍😍
ReplyDeleteAlhamdulillah AYNA 44 sampun tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun ibu Tien.
Salam sehat selalu.
.
ReplyDeleteMakasih bingit Bu Tien Ayna:44-end dah tayang.
Semoga Bu Tien sehat selalu dan salam aduhai tuk kita semuanya, aamiin YRA.
.
Alhamdulillah Ayna sudah tayang.
ReplyDeleteMaturnuwun Ibu Tien. Semoga Ibu sehat selalu.
Alhamdulillah Ayna sudah hadir untuk pergi karena telah usai kisahnya.
ReplyDeleteTerimakasih banyak bu Tien tiada lelah menghibur pembaca Kejora Pagi. Semoga sehat selalu.
Ayna 44 tamat 😘😘😘
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien. Ayna 44 sdh hadir dqn tamat ...Ibu n kel sehat slalu ya
ReplyDeletesalam sayang dr Semarang
Matur nuwun...Ayna sudah tamat... Smg mbak tien sehat jasmani rohani ekonomi selalu berimajinasi berkreasi untuk penggemar setia menanti cerita fiksi
ReplyDeleteAlhamdulillah.
ReplyDeleteMatur nuwun Bu Tien.
Akhirnya Ayna menemukan kebahagiaan nya.
Semoga Ibu tansah pinaringan rahayu wilujeng, panjang yuswa, sehat wal afiat saget paring panglipur dumateng para sutrisno cerbung kanti cerbung candhakipun.
Saking Jember Kula sekeluarga tansah nderek dedonga.
Aamiin Yaa Rabbal alamiin.
Akhir dr cerita Ayna.. happy ending..trmksh mb Tien... Akan hadir crt berikutnya : JANGAN BAWA CINTA KU... Slm seroja utk mb Tien dan kita semua pembaca setia Kejora Pagi Tien Kumalasari...
ReplyDeleteAlhamdulillah.... selesai sudah Ayna, di muara bahagia.
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien, salam aduhai dari Bandung, semoga senantiasa sehat2..😘😘😘😘
Mbak Tien sayang, maturnuwun sudah mengakhiri cerita Ayna dengan manis. Benar, bikin baper, atau aku yang cengeng ya...
ReplyDeleteAyna, dengan akhlaknya yang mulia, telah merajut kehidupan dan orang-orang di sekelilingnya bahagia. Dia tebar kebaikan dan kehalusan budinya untuk menyelesaikan masalah yang runyam sekalipun. Hehe...jadi malu sama Ayna. Anak semuda itu bisa mengendalikan ego sedemikian rupa, gak seperti aku yang baca episode2 lalu sambil getem2 alias gedruk2...haha...
Maturnuwun mbak Tien sayang...ditunggu penerbitan novelnya..aku bakal "ngamuk" koleksi semua cerbung mbak Tien yang sudah dibukukan.
Salaam
Aku sependapat.....dengan jeng Iyeng. Purna sdh perjalanan Ayna penuh derita diawal cerita bahagia menantinya... Terima kasih Bu Tien...kenangan indah menyongsong 13 hari lagi genap diusia ke 72. Dengan demikian berkuranglah kesempatan kita setahun hidup didunia....semoga sisa umur ibu Tien berkah bagi keluarga dan berkah bagi kita semua yang terhibur sejak karya pertama Sepenggal Kisah hingga kaya ke 14 AYNA dan akan segera tayang :
DeleteSEORANG PEREMPUAN CANTIK MENATAPNYA DENGAN MATA BERAPI-API.
“ANAK INI ADALAH DARAH DAGING KAMU.”
DAN SEPASANG MATA KECIL ITU MEMANDANGI LAKI-LAKI GANTENG YANG NYARIS MENAMPARNYA.
“JANGAN BAWA CINTAKU”
Akan hadir setelah ini. Tungguin ya, salam ADUHAI.
Salam NKRI ADUHAI dari Antapani Bandung.
Matur nuwun.. Kakek Habi.. semua adalah penyemangat saya.
DeleteSalam Aduhai
Asyiiik.. jeng Iyeng..
DeleteSalam ADUHAI..
Akhirnya ayna hidup bahagia bersana bintang, danang dan tanti bahagia karena mendapatkan seirang anak
ReplyDeleteTerima kasih jeng tien salam sehat
Alhamdulillah matursuwun sanget selalu rindu karya2 Bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah AYNA Eps 44 sudah tayang, dan Happy Ending, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Matur nuwun sanget dongeng Ayna sampun paripurna.
ReplyDeleteRahayu
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMatur nuwun Bun....
Akhirnya semua bahagia....
Mugi2 slamet sedoyonipun...
Trimakaksih mbak Tieeen...
ReplyDeleteAyna udh tamat dengan kebahagiaan dalam hidupnya..
Manthab mbak Tien...👏👏👏🌷🌷🌷
Ditunggu cerbung barunya..
Salam sehat dari bandung..🙏🥰
Mantab bunda Tien,mksh skli akhirnya happy ending
ReplyDeleteYuk kita tunggu tayangann berikutnya
Salam ADUHAII Dari Jogja
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Banten, Purwodadi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Haduuuh...makin poanjaaang saja gerbong rombongan sedulur yang disapa mbak Tien. Ini menandakan penggemar tulisan mbak Tien makin buanyak.
DeleteTidak heran ya. Puluhan cerbung bisa dibaca di berbagai situs, namun bisa dirasakan, mana yang penulisannya ada kedalaman karakter, pesan moral dan value yang kuat dan mampu mempermainkan emosi pembacanya !
Hanya penulis yang kenyang akan pengalaman hidup yang mampu membesut cerbung seperti ini. Bikin pembaca penasaran, mengira-ira, berandai-andai, bahkan sering nglantur nebak atau ngarang sendiri kelanjutannya..haha..dan konyolnya lagi, gak sedikit yang mencoba request jalan cerita sesuai dengan keinginan sendiri. Hihihi...lucu-lucu ya..
Sekali lagi, bravo mbak Tien, ditunggu cerbung selanjutnya.
Salaam
Terima kasih Bunda,, semoga Bunda Tien selalu sehat,, kami akan selalu menanti cerbung Bunda selanjutnya,,, tetaplah bersinar bagaikan sang surya menyinari dunia ,,, Aamiin .... We love Bunda Tien,,, 💝💝💝💝💝
DeleteLove you too mas Rinto dan semua penyemangat saya..
DeleteIbu tak ingin melihat air mata kamu lagi...
DeleteAlhamdulillah akhirnya b.Tarni sadar bahwa seharusnya dia tdk memaksakan Ayna untuk tinggal bersamanya.
Dan hari bahagia itupun tiba,akhirnya Ayna menikah dg Bintang.
Ikut baper ajah saat Syna bilang "aku sangat bahagia".
Kebayang bagaimana nanti saat Bintang merengkuh istrinya,mendekapnya di dadanya dg mendendangkan kidung" cinta dari relung hati yg paling dalam.Aduhaii
Di akhir cerita b.Tien telah mengemasnya dg sangat apik,ending yg banyak disukai oleh pembaca semua.
Akhirnya semua mendapatkan kebahagiannya masing".
Kecuali Sarjono mendapatkan hukuman sesuai perbuatannya.
Smg b.Tien selalu sehat nggih ibu...
Dinanti karya" ini selanjutnya....
Salam dari Bojonegoro.
Terimakasih Ibu... cerita dudah tamat dan happy semua nya...😙
DeleteSemoga akan ada cerita2 yg tak kalah seru nya... semoga Ibu selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin
Perjalanan yang penuh lika liku akhirnya kebahagiaan datang juga
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien cerbung yang membuat kecanduan
Semoga bu Tien selalu sehat dan berkaya dengan cerita yang mempesona
Salam hormat dari Purworejo
Alhamdulillah AYNA 44 sdh hadir
ReplyDeleteHappy ending...
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
Salam ADUHAI dari Bekasi
Bu Tien, Cerita yang bagus..dengan happy ending..banyak pelajaran yang bisa dipetik..
ReplyDeleteSemoga Ibu Tien sehat, dan berkarya dengan lindungan Allah SWT..Salam moedjiati pramono
Kita selalu menanti karya selanjutnya...
Alhamdulillah AYNA 44 sdh hadir
ReplyDeleteHappy ending...
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
Salam ADUHAI dari Bekasi
Makasih Bunda untuk.AYNA nya.Sukses selalu buat Bunda.
ReplyDeleteTeriring doa buat Bunda semoga Allah selalu memberikan kesehatan , kebahagiaan buat Bunda sekeluarga.Aamiiin
Alhamdulillah - barakallah
ReplyDeleteAyna sdh menemukan kebahagiaannya bersama si bintang
Terima kasih bu tien semoga bu tien sehat2 dan selalu dalam lindungan Allah SWT
Kumenanti tayangan berikutnya JANGAN BAWA CINTAKU
Semoga lancar n sukses
Selamat malam semuanya, selamat beristirahat
Assalamu'alaikum
Alhamdulillah, akhir yg bahagia....
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien....
Salam sehat penuh bahagia.....🙏🙏
Terima kasih, matur suwun Mba Tien bersyukur Ayna sudah selesai dan saya tunggu cerbung berikutnya. Cerita Mba Tien sangat menghibur, ... tugiman bandung
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat dari Purwodadi.
Alhamdulillah Ayna 44 telah tayang dan sekaligus tamat dgn happy ending. Katur Bu Tien sekeluarga semoga tetap sehat dan tetap semangat menghibur banyak pembaca cerbung ini sehingga dpt jadi hiburan di kala Pandemi Corona msh berlangsung...kita tunggu karya2 berikutnya Ibu salam A D U H A I.
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 44 tayAng dan Tamat deh .. semoga yg baru cerbungnya lebih seru..terima kasih bu Tien Aamiin..walau bln ini penuh kesedihan 2 org yg aku cintai telah kembali ke hari baan Allah .husnul khotimah kakak laki2 ku dan 3 hr kemudian mama aku Al fatihah...😭😭😭🙏🙏,terhibur tetep baca cerbung bu Tien ..
ReplyDeleteInna lillahi wa inna ilaihi roji'un.
DeleteKami ikut mendoakan, semoga Alm. Kakak dan Almh. Ibunda-nya Bu Yanti - Husnul Khotimah ya, Ibu Yanti. Dan Keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan iman, kesehatan yang baik dan kesejahteraan yang sempurna sebagai ganti duka lara ini. Amiin ya ROBBAL alamiin.
Al-Fatihah.
Innalillahi wa ina illaihi roji'un. Ikut berduka atas berpulangnya kakak dan ibu mbak Yanti. Semoga diwafatkan dalam husnul khotimah. Aamiin.
DeleteTerima.kasih doa nya dr Rinjani dan Ibu Tien.ya emang wabah sakit yg sedang trens terjadi kepada kakak laki2 saya.
DeleteKlu mama hanya sakit tua dan krn ditinggal kakak .syok yaa jalan u kesana sdh terlihat sblm.kakak koma tp kita tdk mau ngaku dan sadari ..Al FaTihah u keduany Aamiin .Bismillah
Maturnuwun mbak Tien....akhirnya happy ending....kaki menunggu cerita yabg baru....semoga mbak Tien dan keluarga diberikan nikmat sehat...kami haus akan karya2 njenengan dengan tata bahasa yang santun....aalam ADUHAIIII dari Situbondo
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien yang telah mangakhiri cerita Ayna dengan penuh kebahagiaan. Semoga bu Tien bahagia juga, sehat dan selalu semangat dalam berkarya..aamiin
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien..AYNA 44 happy end 😍.
ReplyDeleteDitunggu JANGAN BAWA CINTAKU..
Salam sehat selalu njih bun...🙏
Terima kasih Bu Tien... Kisah Ayna ditutup dengan happy ending 😍.
ReplyDeleteDitunggu cerita barunya.. "Jangan Bawa Cintaku".
Salam sehat dan Aduhai selalu buat Bu Tien dan seluruh penggemar... 🙏
Heeemmm ..ahirnya bahagialah ayna bersama bintang. Salam bahagia dari tasikmalaya
ReplyDeleteTerima kasih mba Tien .Ditunggu yg baru.
ReplyDeleteKetiduran menunggu ayna,..
ReplyDeleteIkut seneng tamatnya happy ending..
Terima kasih bu Tien.. Dan menyajikan yang terbaik tuk kita semua, penggemar bu Tien.
Doa yang terbaik tuk ibu dan keluarga semoaga sehat selalu.
Begitupun tuk seluruh penggemar ibu Tien.. Semoga semuanya selalu diberi kesehatan dimanapun berada. Aamiin YR
Terimakasih bu Tien....ditunggu serial berikutnya
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien... Ceritanya bagus banget. Ikut bahagia karena akhirnya kebahagiaan Ayna sempurna... Ditunggu karya berikutnya.Jangan Bawa Cintaku... Duh membayangkan judulnya aja udah kebayang haru birunya kisahnya nanti... Salam sehat selalu dan tambah sukses mbak Tien...
ReplyDeleteAlhamdulillah.....akhirnya Ayna benar2 menemukan kebahagiaanya....
ReplyDeleteMatur suwun bu tien...
Atas hiburanya yg ..Aduhay...
Maturnuwun Bu Tien, sdh memberikan cerita yg begitu menarik, penuh lika liku kehidupan seorang gadis, yg bisa mengaduk emosi penggemarnya, laki, perempuan, tua muda, kakek nenek sampai ia menemukan kebahagiaan. Penutup cerita yg sangat baik.
ReplyDeleteSemoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, semangat dan di tunggu di cerita yg lain, in syaa Allah menarik. Aamiin...
Salam sehat dari Pondok Gede. Mashudi
Alhamdulillah TAMAT.
ReplyDeleteTerima kasih mbk Tien yang selalu membahagiakan penggemarnya...kami yang mengagumi karya karya mbk Ten yang selalu membuat penasaran...
Semoga selalu sehat njih mbk Tien...
Matur nuwun
Alhamdulillah... Kebebasan Ayna untuk mencintai Bintang-pun terlaksana, sekaligus mengakhiri kisah-nya dengan kebahagiaan semua pelaku-nya pada CerBer AYNA.
ReplyDeleteTERIMA KASIH, Bunda Tien. Sudah menghibur kami semua dengan menayangkan cerita-cerita yang menarik. Kami ikut mendoakan, semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat. Kami menunggu CerBung selanjut-nya yaaah...
Terima kasih Mbak Tien utk semua yg boleh kami nikmati... A Y N A.. sekali lagi terima kasih banyak.. doaku semoga Mbak Tien selalu diberi kesehatan oleh Allah Swt dan bahagia bersama keluarga tercinta. Ditunggu cerbung selanjutnya ya Mbak. Salam seroja yg Aduhai dari Semarang.
ReplyDeleteJeng Ira.. matur nuwun.
DeleteSalam ADUHAI
Alhamdullilah happy ending.. Senengmba sy.. Smgmb tien tetap sehat dan semangat unk cerbung yg barunya.. Slmseroja dan slm aduhai dri sukabumi y mba tien.. Muuaahh🥰🥰🙏🙏💪💪
ReplyDeleteSalam.sehat selalu dan terima kasih mbak Tien... semoga tetap semangat berkarya. Meskipun Ayna berakhir tapi tentu masih banyak semangat dan ide yang bisa dituangkan.
ReplyDeleteAlhmdulillah...tamat
ReplyDeleteMksh bu tien, sehat selalu njih.
Jangan lupa bahagia.
Ditunggu cerbung nya yg akan datang.
Mari kita tunggu cerita baru
ReplyDelete....
Salam sehat selalu mbak Tien
Alhamdulillah tamat sudah.....semoga selalu sehat bu Tien
ReplyDeleteBu Tien Kumasari,
ReplyDeleteTerima kasih yg tak terhingga atas karya Ibu yg cemerlang dan mempesona
Ada kalanya mendebarkan, tetapi semua itu sangat menggugah hati para pecinta cerbung karya2 ibu.
Selamat bekarya Ibu Tien, kami menunggu karya cemerlang berikutnya.🙏
Pantun untuk Bu Tien Kumalasari pada usia 72tahun :
... izin Bu ...
👉
^Usia tua semakin mempersona,
Ibarat minyak buah kelapa.
Sekejab ber-komunikasi penuh makna,
Berkesan sangat takkan terlupa.
^^Bukan hanya mempesona,
Bak melihat kembang kemboja.
Kembang berseri dan bersahaja.
Di usia senja tetap berkarya.
👍🙏🎉
The end .... Matur nuwun,mbak Tien.
ReplyDeleteSalam sehat dari kota kretek, Kudus.
Menunggu karya berikutnya 😃😃😃🤭🤭🤭
Sayang ibu dari jauh...💖💖💖
ReplyDeleteTerima kasih Bunda AYNA nya. Bakal seru nih cerita berikut nya. Semoga sehat selalu bunda.
ReplyDeleteBu Tien, kpn tayang cerbung barunya, judulnya apa? Mohon diinfo spy tdk ketinggalan kereta, maturnuwun
ReplyDeleteMembaca komen jeng Julita Happy Tjitarasmi, saya bisa menduga tidak baca note dibawah penutup Ayna_44, ada secukil dialog dicerbung batu yabg akan datang, dengan judul
Delete“JANGAN BAWA CINTAKU”
Akan hadir setelah ini. Tungguin ya, salam ADUHAI.
Demikian jeng Julitta, salam SEROJA.
# di cerbung baru yang akan datang, dengan judul:
Delete“JANGAN BAWA CINTAKU”
Bu Tien memang Ok...
ReplyDeleteWooww, Ayna sudah tamat...mantab semua bahagia..matur suwun bunda Tien
ReplyDeleteSalam tahes ulales dari bumi Arema Malang bunda
Kira2 “JANGAN BAWA CINTAKU” malam ini tayang gak yaa
ReplyDeleteTetep nunggu ah...
20:46
Ya mangga jika mau nunggu, pokoknya saya sudah sampaikan amanah beliau, bahwa malam ini istirahat.
DeleteDiberitahukan kepada sahabat-2ku Penggemar Cerbung Tien Kumalasari, malam ini “JANGAN BAWA CINTAKU” belum tayang, bu Tien istirahat dulu..... gitu katanya ??
ReplyDeleteSelamat malam selamat tidur cepat.
Mtnuwun infonya Kek
DeleteSmg mbk Tien selalu sehat,Aamiin
Terima kasih kabarnya kakek Habi
ReplyDeletewahh udah tamat...komen sy jd paling buncit nih
ReplyDeleteAkirnya tamat jg Ayna yg bahagia bersana Bintang.Tks banyak mbak Tien ,salam seroja dr Tegal.
ReplyDeleteDitunggu Jangan bawa cintaku.........jangan lama liburnya ya mbak Tien😀
Besok ya
ReplyDeleteSalam ADUHAI
Sendiko dawuh Bu Tien...🙏🙏🙏
DeleteMatur nuwun bu Tien sayang atas karya2 yg apik dng bahasa yg indah n mudah dicerna, sya mengikuti semua karya ibu semua judul sya baca, wlo sya jarang ikut koment tpi sya menyimak obrolan penggemar ibu... smg sehat ya bu karya2 ibu yad bsa kami nikmati lgi... salam sehat selalu dri Wiwik wisnu, Bintaro, Tangsel
DeleteMakasih mb Tien. Selamat istirahat.
ReplyDeleteMenunggu cerita selanjutnys
Alhamdulillah .......
ReplyDeleteSalam Aduhai ........
Beli manggis
Di
pasar Minggu
Ceritera sudah habis
Kami selalu setia menunggu
Ke pasar minggu
Beli blustru
Ceritera baru siap menunggu
Jangan kau bawa lari cintaku
Tali asih buah duku
Terima kasih saudaraku
…..............
...............
Salam aduhai.......
Jempol buat mas Hadi.. pinter tenan..
DeleteSalam ADUHAI
Bismillah... alhamdulillah
ReplyDeleteSalam sehat semangat mbak Tien. Setia menunggu
Alhamdulillah.. semuanya bahagia .. terimaksih mbak..Tien .. salam sehat dari SMPN 1 Sawahlunto..
ReplyDeleteBunda... Menanti yg terbaru. Matanya udah gatel ngga' baca cerbung dr bunda Tien tersayang.. 😘🤗
ReplyDeleteHoreeee, usai sdh Ayna yg cantik, baik hati, luhur budi .. makasih mbak Tien salam sehat manfaat
ReplyDeleteMaturnuwun. Ditunggu cerbung selanjutnya. Semoga bu Tien selalu sehat walafiat
ReplyDeleteMaturnuwun. Ditunggu cerbung selanjutnya. Semoga bu Tien selalu sehat walafiat
ReplyDeleteTerima kasih....ditunggu cerbung selanjut nya....
ReplyDeleteSemoga mbTien sehat selalu
Mencoba ngintip siapa tahu sdh muncul cerbung bu Tien yg baru ...
ReplyDeleteSalam sehat utk bu Tien dan penggemarnya
Ngintip2...😁 Nanti bintlan ...
DeleteIkutan aaaah
ReplyDeletePuji Tuhan, sangat puas bisa mengikuti cerita Ayna dari 01 sd 44 ...
ReplyDeleteSemoga ibu Tien tdk pernah kekurangan bahan untuk hiburan sehat bagi kami penggemar.
Monggo lanjut... Matur nuwun...
Suwun ... tulisan inspiratifnya sekaligus menghibur...
ReplyDeleteKami tunggu cerita lain yang lebih seru dan heboh....sehat selalu ya ku doakan. Aamiin..