SANG PUTRI 29
(Tien Kumalasari)
Palupi tertegun. Pri duduk sendirian di teras. Kemudian Palupi berdebar, teringat kata Mirah, katanya Pri suka sama dirinya. Agak kaku ketika Palupi menyapa.
“Kok ada mas Pri?”
“Ma’af mbak, saya tadi habis belanja, mampir.”
“O, yang ada mobil box didepan itu punya mas Pri?”
“Iya, kalau kehabisan barang saya belanja sendiri.”
“Mana Nanda?”
“Dia ada di toko bersama pegawai saya.”
“Ooh...”
Palupi membuka pintu, meletakkan belanjaan di dalam, tapi tidak mempersilahkan Pri masuk. Palupi ikut duduk di kursi teras yang hanya ada dua buah.
“Dari mana ?”
“Saya juga dari belanja. Sayuran dan beberapa kebutuhan.”
“Oh... apakah saya mengganggu ?”
“Tidak.. tidak..” kata Palupi walau sebenarnya ia sungguh merasa terganggu, apalagi setelah mendengar kata Mirah pagi tadi.
“Sebenarnya.. saya...”
“Oh ya, saya ambilkan minum dulu..”
“Tidak usah, terimakasih, saya hanya sebentar..”
Palupi berdebar, apa yang sebenarnya ingin dikatakannya?
Pri berdehem, tampaknya sulit mengeluarkan kata-kata.
“Sebetulnya.. saya ingin bertanya, ma’af kalau tidak berkenan. Mm.. sebenarnya.. mas.. Handoko itu.. siapa? Ma’af sekali.. ma’aaaf..”
“Dia... suami saya..”
“Ooh.. tapi..”
“Tapi mengapa kami berpisah rumah?”
“Yy...yaa.. itu maksud ssaya..”
“Kami sedang ada masalah.”
“Iya.. sepertinya begitu. Tapi.. kemarin mbak kan dijemput?”
“Dijemput.. siapa?”
“Dijemput suami kan?”
“Tidak.. kata siapa..?”
“mBak Mirah yang bilang..”
Aduh, mengapa Pri membuka rahasia Mirah? Palupi tertegun.
“Hmm.. itu..” bingung Palupi menjawabnya.
“Ssaya.. hanya.. ingin tahu.. sekali lagi ma’af .. saya.. lancang bukan? Mm.. saya hanya bicara.. sebagai.. sahabat.. mohon tidak tersinggung ya mbak.”
“Tidak.. tidak apa-apa..”
“Semoga mbak Palupi berbaikan kembali sama mas Handoko,” akhirnya ucapan itu yang keluar dengan lancar.
“Terimakasih do’anya ya mas.”
Pembicaraan itu menurut Palupi adalah pembicaraan yang memancing-mancing, tentang hubungan dirinya dan suaminya. Dan Pri juga sudah mendapat jawaban atas apa yang dipertanyakan dalam benaknya beberapa hari terakhir ini.
“Apakah mas Pri berharap aku bercerai dari mas Handoko.. lalu dia akan mendekati aku?” gumam Palupi ketika Pri sudah pulang. Lalu wajah ganteng yang sesungguhnya amat dirindukannya itu terbayang lagi.
“Akan sampai kapan semua ini?” gumamnya lagi sambil menata barang belanjaannya.
***
“Tanti... Tanti.. tunggu !” sebuah panggilan menghentikan langkah Tanti yang sudah hampir keluar dari halaman kantor. Ia menoleh dan dilihatnya Danang mendekatinya setengah berlari.
“Tanti..” katanya sedikit terengah.
“Ya mas..”
“Kamu selalu pulang tergesa-gesa sih..”
“Oh, apa ada pekerjaan saya yang belum selesai?”
“Bukan, tungguin aku dong..”
“Mengapa?”
“Pulangnya bareng sama aku. “
“Ah, enggak mas.. eh pak..”
“Lho, sudah bagus ‘mas’ kok diganti ‘pak’ , nggak mau aku. ‘Mas’ saja.”
“Ya, baiklah, ada apa?”
“Ayo pulang bareng aku, sudahlah, sekalian pulang juga kan?”.
“Jangan pak, nanti keterusan.”
“Mas!”
“Ya mas, sudah, saya pulang sendiri saja seperti biasanya.”
“Tidak boleh begitu. Ini perintah!”
“Kok..”
“Ayo Tanti, apa aku harus menggendong kamu?”
“Ya ampun mas.”
“Ayolah..”
Tanti berdebar ketika Danang menarik tangannya.
“Cuma diajak bareng saja kok susah,” kata Danang sambil membukakan pintu, dan mempersilahkan Tanti masuk.
“Ok tuan puteri...” kata Danang sambil menstarter mobilnya keluar dari halaman kantor.
“Besok jangan buru-buru pulang.”
“Lha..”
“Tungguin aku.. aku antar setiap hari.”
“Ah, nggak enak pak, sekali ini saja.”
“Kamu bandel ya.”
“Tapi..”
“Tidak ada tapi. Aku memaksa nih...”
“Kenapa harus memaksa pak.. mggak boleh dong, memaksakan kehendak.”
“Boleh kok. Khusus untuk aku sama kamu. Dan sekali lagi jangan 'pak'."
“Nggak enak dilihat orang.”
“Kenapa nggak enak. Kamu tahu Tanti, aku suka sama kamu.”
Tanti terkejut, menoleh kearah Danang yang juga sedang menatapnya. Ada getaran aneh dirasakan keduanya.
“Aku bersungguh-sungguh.”
Lalu Tanti teringat kata Widi, bahwa Danang mata keranjang.
“Pasti dia bercanda, dan hanya mempermainkan aku, kata Widi aku harus hati-hati,” kata batin Tanti.
“Tanti.. aku serius..”
“Apa?”
“Aku jatuh cinta sama kamu. Apa kamu berfikir bahwa aku hanya main-main? Jangan terpancing omongan si galak itu bahwa aku mata keranjang. Ada sa’atnya bahwa aku benar-benar jatuh cinta.”
Ungkapan yang seharusnya diucapkan dalam suasana romantis, tapi Danang mengatakannya sambil menyetir mobilnya. Memang Danang mata keranjang, tapi anehya benar-benar tidak romantis.
Tanti terdiam. Dia belum pernah mendengar ungkapan cinta dari seorang laki-lakipun. Ungkapan itu membuatnya gugup dan tak tahu harus menjawab apa.
“Mengapa diam? Apa kamu sudah punya pacar?”
Tanti menggeleng.
“Kalau begitu terimalah aku,” kata Danang enteng.
“Begitu cepat..” gumam Tanti, seperti berkata kepada dirinya sendiri.
“Karena aku jatuh cinta sejak pada pandangan pertama."
“Aku bukan gadis yang pantas dicintai.”
“Mengapa?”
“Aku bukan siapa-siapa. Orang tuaku miskin.”
“Aku tidak peduli. Kalau kamu mau aku akan segera mengajak kamu menemui ibuku.”
Tanti benar-benar terkejut. Ini tidak main-main.
“Bagaimana ?” Danang mendesak.
“Apa mas tahu apa pekerjaan ibu? Ibuku seorang pembantu rumah tangga.”
Danang menoleh kearah Tanti.
“Pantaskah mas punya mertua seorang pembantu rumah tangga?”
Bahwa Tanti dari keluarga yang sederhana, Danang sudah tahu, tapi ketika Tanti mengatakan bahwa ibunya seorang pembantu rumah tangga, Danang belum pernah mendengarnya. Sejenak dia teriam. Sebenarnya bukan karena tidak suka, tapi karena terkejut. Tapi Tanti menerimanya sebagai rasa kecewa karena derajat orang tuanya yang pasti dianggapnya rendah. Tantipun diam. Menatap kearah depan dengan tatapan pasrah. Dia sama sekali tidak menyesal dilahirkan sebagai anak seorang pembantu. Ibunya membuatnya bangga. Dia akan menjunjung tinggi ibunya biarpun orang lain merendahkannya.
“Memangnya kenapa kalau ibumu seorang pembantu?’
Tanti terkejut. Menoleh lagi kearah Danang. Menatap laki-laki tampan yang tiba-tiba menembaknya dengan ungkapan cinta, dan membuatnya gemetar.
“Mana pantas..?”
“Apa yang tidak pantas?”
“Jangan terburu memutuskan sesuatu. Nanti mas akan menyesal.”
“Aku tidak akan menyesal.”
Tanti terdiam. Tak mudah mempercayai ucapan yang seperti tiba tiba itu. Biarpun senang mendengarnya, tapi Tanti belum ingin bersorak dan merasa bahagia.
Danang ingin masuk kerumah Tanti ketika mengantarkannya, tapi Tanti menolaknya.
“Ma’af, bukan saya tak suka, tapi saya hanya sendiri, apa kata tetangga kalau saya menerima tamu laki-laki dirumah?”
Danang tersenyum mengerti.
“Aku menunggu jawabanmu, nggak pakai lama,” kata Danang sambil tersenyum. Senyum yang bagi Tanti terasa sangat manis dan menawan.
“Ya ampuun, apa aku juga suka sama dia? Tapi aku takut. Dia harus memikirkannya masak-masak,” pikir Tanti.
“Mas pikirkan dulu masak-masak, lalu bicara sama keluarga mas. Saya tak ingin mas menyesal nantinya.”
***
Widi juga terkejut ketika Tanti menceritakan tentang apa yang dikatakan Danang ketika mengantarnya pulang.
“Dasar. Nggak romantis sama sekali dia tuh.”
“Yang romantis itu yang bagaimana?”
“Ya.. mungkin diajak kesuatu tempat yang indah, lalu dipetikkan setangkai bunga, diselipkan ditelinga kamu. Atau beli seikat mawar, lalu berjongkok dihadapan kamu, baru ucapkan cinta itu.”
Tati terkekeh.
“Kayak yang di film-film itu ya?”
“Ya.. harusnya begitu.”
“Dulu mas Ryan juga melakukan itu?”
Widi tertawa.
“Pokoknya mas Ryan itu romantis banget.
“Entahlah, aku minta dia memikirkannya. Masa sih, keluarga pemilik perusahaan besar mau berbesan dengan seorang pembantu seperti ibuku? Aku tak berani bermimpi Wid.”
“Tapi apa sesungguhnya kamu juga suka sama dia?”
“Kasih tau nggak ya....”
“Iih.. genit deh kamu. Kalau suka ya bilang suka.”
“Aku ini kan manusia Wid, rasa cinta aku juga punya. Tapi aku ini kan juga harus tahu diri. Mana mungkin pungguk bisa terbang mencapai rembulan.”
“Kamu tidak boleh rendah diri. Bahagia itu milik semua kalangan.”
Tiba-tiba ada seseorang memasuki halaman. Seorang laki-laki.
“Eh, ada tamu tuh, aku mau pulang dulu ya. Lagian sudah hampir maghrib nih,” kata Widi sambil berdiri.
“Ooh, itu paklik ku, adik ibuku.”
“Ya sudah, aku pulang dulu, besok Minggu aku kemari lagi.”
Widi melangkah keluar, diantarkan Tanti sampai ke pintu. Laki-laki itu mengangguk ketika bersimpangan dengan Widi. Widi membalasnya dengan anggukan pula, tapi Widi kemudian mengingat-ingat, dimana dia pernah melihat laki-laki itu.
***
“Tumben bapak datang kamu sudah dirumah? Tadi pergi sebentar ya?” tanya Handoko ketika sore hari sedang santai diteras rumahnya.
“Bintang nggak suka sama Nanda.”
“Memangnya dia ada disana ?”
“Ada.. Kata ibu, ibunya Nanda ada disurga. Tapi Nanda suka nakal.”
“Masa?”
“Iya bapak, Bintang sudah meminjamkan mobil-mobilan, tapi dia nggak mau mengembalikan.”
“Jadi sekarang mobilnya dibawa Nanda?”
“Kata ibu, nanti beli lagi yang baru.”
“Ibu sayang banget ya sama Nanda?”
“Kata ibu, Bintang harus sayang sama Nanda, karena Nanda tidak punya ibu.”
“Boleh nggak kalau ibu kemudian menjadi ibunya Nanda?”
“Nggak boleeeh.. Bintang nggak mau.”
“Tapi kan Nanda setiap hari kerumah ibu?”
“Tadi ketika Bintang pulang, taksinya mengantar Nanda dulu.”
“Mengapa harus diantar?”
“Kan Nanda ditinggal dirumah ibu.”
“Bapaknya nggak ada?”
“Mengantar saja, lalu pulang.”
“Oo...”
Ada rasa lega ketika mendengar jawaban Bintang.
“Bapak bilang dong sama ibu, Nanda jangan boleh kesana.”
“Bintang dong yang bilang..”
“Ibu nggak mau kalau Bintang yang bilang. Kata ibu, Bintang harus menyayangi Nanda. Kasihan Nanda, karena ibunya ada di sorga.”
“Iya juga sih, bagaimana kalau Nanda boleh datang, tapi bapaknya tidak...” eitt.. tampaknya Handoko kelepasan bicara.
“Bapaknya kan nggak nakal, bapak..”
Lalu Handoko tersenyum sendiri. Ia merasa seperti anak sekecil Bintang yang antipati kepada seseorang karena seseorang itu telah merebut mainannya.
Jangan biarkan orang lain merebutnya.
Itu kata-kata Mirah yang selalu diingatnya. Tapi kan Palupi begitu sombong. Samasekali wajahnya tidak menunjukkan rasa senang ketika dia datang. Bibir tipis yang kalau tersenyum sangat menawan itu tidak sedikitpun menyunggingkan senyuman.
Handoko menyandarkan tubuhnya dikursi, membiarkan Bintang berlari masuk kerumah.
“Bapak...” Handoko terkejut ketika Suprih sudah duduk bersimpuh dihadapannya.
“Ya, ada apa yu?”
“Saya minta ijin, besok Minggu mau pulang sehari saja.”
“Oh, iya.. silahkan saja yu. Kangen sama anaknya ya yu?”
“Mau memberikan uang gaji saya untuk anak saya, bapak. Dia adanya sekarang kalau hari Minggu, so’alnya dia sudah bekerja.”
“Oh, syukurlah. Apa dia sudah tidak sekolah?”
“Dia kuliah, hampir selesai bapak, katanya sudah selesai tugas akhirnya.. atau bagaimana, saya kurang paham.”
“Bukan main yu Suprih ini, bisa menyekolahkan anak sampai hampir selesai kuliah. Bagus yu, salut sama yu Suprih. Dengan keringat sendiri bisa menyekolahkan anak.”
“Ini karunia buat saya, bapak.”
“Aku ikut senang yu. Semoga anak yu Suprih nanti berhasil menjadi orang, dan yu Suprih tidak harus memeras keringat lagi.”
“Iya bapak, dia juga sudah pernah bilang, kalau dia sudah punya penghasilan, saya dilarang bekerja lagi.”
“Waduh, jadi kehilangan yu Suprih aku. Tapi tidak apa-apa yu, sudah seharusnya seorang anak membalas semua jerih payah orang tuanya. Ya sudah yu, sampaikan salam aku untuk anak yu Suprih ya.”
“Akan saya sampaikan, bapak.”
“Anaknya laki-laki atau perempuan yu?”
“Perempuan bapak.”
“Wow.. siap-siap mantu dong yu.”
“Aah, bapak.. mohon do’anya ya pak, supaya saya mendapat menantu yang baik. Maklum, hanya anak seorang pembantu.”
“Lho, memangnya kenapa kalau anak pembantu? Justru tangan yu Suprih itu tangan yang mulia, karena memeras keringat untuk anaknya sehingga menjadi orang. Baik yu, pulanglah besok Minggu. Kalau perlu menginap juga tidak apa-apa.”
“Iya bapak, terimakasih banyak.”
***
Hari Minggu itu Suprih benar-benar merasa bahagia. Anak semata wayangnya sudah bisa menghasilkan uang, dan justru menolak uang yang diberikan Suprih padanya.
“Bu, ini disimpan ibu saja, nanti kalau Tanti kekurangan baru bilang sama ibu. Kan Tanti sudah punya gaji?
“Apa kamu sudah gajian ?”
“Belum bu, kan bekerjanya baru mau sebulan. Tapi sebentar lagi Tanti sudah punya uang sendiri.”
“Kuliah kamu apa sudah benar-benar selesai?”
“Bulan depan Tanti maju ujian bu. Do’akan lulus ya bu.”
“Do’a terbaik hanya untuk anakku yang cantik ini,” kata Suprih sambil mencium pipi anaknya.”
“Terimakasih ibu..”
“Kamu bilang paklikmu mau datang hari ini. Mana?”
“Belum datang bu, beberapa hari yang lalu kemari, katanya kangen sama ibu. Tanti juga diberi uang oleh paklik.”
“Syukurlah. Ibu sebenarnya kasihan sama paklikmu. Setelah isterinya meninggal seperti orang bingung begitu. Sebulan yang lalu kan ketemu disini juga.”
“Iya bu. Harusnya segera dicarikan isteri.”
“Ibu tuh punya lho, teman.. ya sama-sama pembantu sih, tapi dia cantik, sabar, baik.. apa paklikmu sekiranya mau ya kalau ibu jodohkan sama dia?”
“Waah, bagus bu.. temukan saja dia sama paklik. Misalnya kencan disini pas hari Minggu. Gitu bu.”
“Coba nanti aku bicara kalau ketemu.”
“Itu bu, paklik sudah datang.”
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah.......
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Lanjutannya selalu ditunggu
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Alhamdulillah SP 29 sdh njedul gasik...
DeleteMatur nuwun mbak Tien
Smg sekalu sehat dan semangat,Aamiin
Terima kasih Bunda Tien,selamat malam, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍
DeleteTerima kasih bunda....... kok Widi merasa pernah ketemu paklik Tanti sebelumnya dimana ya.......
Deleteperkiraanku (otak-atik gathuk) jangan-2 pakliknya Tanti bapaknya Nanda......... Teman bu Suprih syantik..... itu Mirah.Cucog deh bu Tien..... Mirah Priyambodo, Handoko - Palupi.... Danang - Tanti..... wah mbulet dadine.......
Semoga semuanya heppy.
Alhamdulillah, maturnuwun mbak Tien, mugi2 pinaringan kasarasan. Aamiin
DeleteHalah halaaaaah, iku paklik priyambodo,,, 🤣🤣🤣🤣
DeleteBunda Tien,, selamat Hari Ibu,, semoga Bunda sehat selalu, panjang umurnya,, terima kasih kami ucapkan , Bunda sungguh hebat,, doa terbaik untuk Bunda ,, Aamiin 😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
DeleteTerima kasih mbak Tien ... SP 29 sdh hadir.
DeleteSalam hangat kami dari Yogya.
Alhamdulillah...terbangun tengah mlm sdh ada SP 29....horeeee....sdh makin jelas jodoh masing2....Sang Putri tetap bahagia sm Tuan Ganteng dengan bantuan yu Mirah....paklik Pri dengan yu Mirah...Widi direstui sm Ryan oleh bapaknya dg bantuan Handoko...Danang direstui ibunya dengan Tanti yg sdh berubah pandangannya terhadap derajad manusia berkat omongan Widi yg menyadarkannya....aduhai suatu kisah yg mbulet tapi berakhir bahagia...terimskasih mbak Tien salam sehat dr Situbondo 🥰😘🤗
Deletebunda Tien ... kemana larinya part 26 ya..... tolong dong
DeleteMhn maaf, episode ke-29 kok sama persis dg episodeke-27?
Delete(Bu Endah Mutiara-Sby)
Alhamdulillah SANG PUTRI 28 sudah tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Waduh, bu Suprih kok mau jodohkan Mirah sama adiknya yg duda. .?
Mbok ya sama teman Tanti. .Terserah mBak Tien ding. .. Hehehehe
Mbak Tien, skenarionya top markotob!
ReplyDeleteMakasih Bunda untuk cerbungnya.
ReplyDeleteSehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya.
Jangan lupa bahagia.
Matur nuwun... Mbak tien... Cerita semakin melebar... Smg mbak tien sehat jasmani rohani ekonomi selalu berimajinasi berkreasi menghibur pembaca setia blog tien kumalasari
ReplyDeleteMatur nuwun mbak tien-ku...Spnya.
ReplyDeleteMungkin paklik pri itu...ha ha..
kebetulan kalau benar.
Salam sehat dari sragentina... masih setia menunggu lanjutnya.
Alhamdulillah, SP 29 sdh datang. Suwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat sll dr Bekasi
Hahaha ...pak lik nya tanti ternyata mas priambodo
ReplyDeleteAlhamdulillah, terimakasih, Bu Tien... Selamat hari ibu, salam sehat dari Yogya. 😍
ReplyDeleteWaaah.... Mas pri nih..
ReplyDeleteBu tien pancen oye..
Sehat selalu yaa bu.
Alhamdulillah SP 29 sdh tayang, suwun mb Tien....
ReplyDeleteSalam hangat dr blora 🙏
Alhamdulillah sudah tayang yg di ditunggu2...semiga bu Tien sehat selalu🤗🤗🤗
ReplyDeleteSelamat hari ibu untuk jeng tien dan ibu2 penggemar karya tulis jeng tien yg sangat menghibur
ReplyDeleteSalam sehat semuanya
Alhamdulillah sudah tayang yg di ditunggu2...semoga bu Tien sehat selalu🤗🤗🤗
ReplyDeleteKasihan Suprih, kan Mirah udah kenal pak liknya Tanti. Sepertinya pakliknya Tanti itu Mas Pri. Betulkan mba Tien? Nebak aja.
ReplyDeletehehehe seru nih, dunia selebar daun kelor...pada nyambung aja. Paklik nya itu Priyambodo kan ya
ReplyDeleteSmg Pakliknya Pri
ReplyDeleteKayaknya pakliknya Tanti itu Priambodo kan Widi seperti pernah ketemu saat dg Palupi...menghubung2kan
ReplyDeletejangan2 adiknya yu Suprihbitu pri....
ReplyDeleteTrm. Kasih bh Tien.. Kami tunggu eps selanjutnya
Seperti nya Pakliknya Tanti, Priyambodo? Ini terkaan saya.
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Tu kan jd tmbh gumuuuuush dech, Bu Tien sayankuh jan top markotop.. Sehat sllu utk Bu Tien serta penggemar, salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir.
DeleteWe lha koq cuma muter...Danang suka anaknya Suprih..adiknya Suprihya Pri mau dijodohkan Mirah pembantunya Handoko yang sedang didekati Pri...Bu Tien pinter bikin cerita.. Terima kasih semoga yg terbaik untuk semuanya
ReplyDeleteWalah kok mbulet, mugi2 Mirah jodo sama pak Duren
ReplyDeleteAlhamdulillah masih belum terlalu malem Palupi sudah hadir.
ReplyDeleteMatur nuwun Bu Tien, JEMBER selalu menanti konflik berikut nya yang tambah mbulet.
👍👍👍
Trimaksh ibu tien syang😊🙏🙏🙏😄😄😄dunia ini sempit ya...paklik nya itu pak pri...kencan dg mirah,cucok itu....waduh bs tidur nyenyak sambil senyum senyum neh sangking seneng nya baca episode mlm ini..gemes gemes gmna gt cerita nya...😄👍👍👍
ReplyDelete1. Slmt hari Ibu mb Tien dan juga semua pembc setia SP yg sdh berstatus ibu, istri ... Smg kita semua menjd kesayangannya keluarga dg segala kelebihan dan kekurangan kita
ReplyDelete2. Trmksh SP sdh tayang lbh awal
Bonus hari Ibu ya mb Tien
3. Jgn2 paklik yg dimaksud Tanti dan Widi sempat berpikir pernah melihat... Adalah Priambodo yg statusnya duda..
4. Yg dimaksud bu Suprih temannya pasti Mirah yg dimksd
5. Tyt stlh muter2 crtnya dunia by selebar daun kelor ya mb Tien
Msg2 menemukan tlg rusuknya
Handoko dg Palupi
Ryan dg Widi
Priambodo dg Mirah
He he yg author mb Tien tp pembc yg ribet mengkondisikan crt lanjutannya...maaf ya mbakyu....
Trimaksh ibu tien syang😊🙏🙏🙏😄😄😄dunia ini sempit ya...paklik nya itu pak pri...kencan dg mirah,cucok itu....waduh bs tidur nyenyak sambil senyum senyum neh sangking seneng nya baca episode mlm ini..gemes gemes gmna gt cerita nya...😄👍👍👍
ReplyDeleteOwalah, jebulnya Priambodo itu adiknya bu Suprih to. ..?
ReplyDeleteNanda adik sepupunya Tanti. .
Alhamdulillah SP 29 sudah hadir
ReplyDeleteWah jangan2 pak liknya Tanti itu mas Pri
semakin seru dan bikiñ penasaran ceritanya
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
Salam hangat dari Bekasi
Alhamdulillah sudah tayang episode 29
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin Kutunggu kelanjutannya ya bu Tien
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo
Miraaaah... Siap-siap kamu kepincut sama Pri yang kamu usir-usir itu yaaaaa... Hehehehe... What a small world...
ReplyDeleteDILEMA baru dalam CerBer nanti, yaitu Danang dengan Tanti (yg anak ART). Dan Tanti adalah Bude-nya Nanda anak-nya Pri, saingan-nya Handoko (calon Kakak Ipar Tanti)...
TERIMA KASIH ya, Bunda Tien... CerBer-nya semakin bikin saya ngebayangin terus jadi-nya nanti bagaimanaaaaa, gitcyuuu... Hehehehe..
Bunda Tien yang sehat dan bahagia selalu ya, Bundaaa...
Nite nite ♥️������
Hallo jg mbak Tien...
ReplyDeleteSelamat malam..trimakasih SP-29
Sebelum komen sy ucapka Selamat Hari Ibu..buat mbak Tien..semoga menjadi ibu yg makin hebat..bukan hny dalam pekerjaan rutin tp jg dlm kepiawaian menulis karya2 yh luar biasa..selalu dirindukan penggemarnya..
Wah..wah..paklik--priambodo..mau dijodohin mirah kalo iya yo tapopo dpt duren..wong mirah ya keibuan..biasa ngasuh bintang..tp mau ga mirahnya..
Danang udh nembak tanti dgn cara tdk romantis..tp moga tulus..
Handoko yg deg2 plas dengerin cerita bintang...
Seruuu...ayo mbak Tien ditunggu lanjutannyaaa..👍👍
Salam sehat selalu dr bandung..🙏
Nunggu akhirnya gimana bisa balik lagi palupi dengan handoko. Bahasanya bu Tien biasanya meluncur indah gak terasa maksa endingnya. Nunggu juga cerita lanjutan para tokoh lainnya, terutama widi yang dikit...banget disinggung dengan Ryan. Ada apa orang tuanya gak suka...
ReplyDeleteEh iya... selamat hari ibu terutama untuk bu Tien, juga untuk seluruh pembaca di sini... salam sehat selalu
ReplyDeleteHalow mbak Tien smg sehat selalu..wah cocok itu klo Mirah berjodoh sama mas Pri..setujuu hehe salam sehat dari Pejaten, Pasar Minggu
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah sugeng...
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip.
ReplyDeletePasti sy pernah diketawai ibu Tien krn pernah menulis bahwa puluhan th kemudian Bintang berjodoh dg Nanda...ternyata Nanda itu cowok...
Kayanya ada jln tol yg nenghubungkan Pri dg Mirah, yaitu ibu Suprih...
Benar2 pakarnya bikin cerita nih ibu Tien...
Siap menunggu eps 30.Matur nuwun, Berkah Dalem...
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip.
ReplyDeletePasti sy pernah diketawai ibu Tien krn pernah menulis bahwa puluhan th kemudian Bintang berjodoh dg Nanda...ternyata Nanda itu cowok...
Kayanya ada jln tol yg nenghubungkan Pri dg Mirah, yaitu ibu Suprih...
Benar2 pakarnya bikin cerita nih ibu Tien...
Siap menunggu eps 30.Matur nuwun, Berkah Dalem...
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip.
ReplyDeletePasti sy pernah diketawai ibu Tien krn pernah menulis bahwa puluhan th kemudian Bintang berjodoh dg Nanda...ternyata Nanda itu cowok...
Kayanya ada jln tol yg nenghubungkan Pri dg Mirah, yaitu ibu Suprih...
Benar2 pakarnya bikin cerita nih ibu Tien...
Siap menunggu eps 30.Matur nuwun, Berkah Dalem...
Maturnuwun ibu Tien....
ReplyDeleteSelamat hari ibu utk ibu Tien dan ibu2 penggemar cerbung semua,salam sehat,semoga bahagia sll
SP29...Terima kasih mbak Tien... sudah selesai baca... semoga Palupi dan Handoko bisa meruntuhkan keangkuhan diri mading masing... agar bisa bersatu kembai.
ReplyDeleteSalam sehat mbak Tien.
Matur suwun Bu Tien salam sehat selalu,lancar berkarya,tetap semangat🙏🙏💐❤
ReplyDeletePakliknya Tanti itu Priambodo yaa.. Waahh semakin seruuu...
ReplyDeleteBener perkiraan Palupi, Mirah akan berjodoh sama Pri... smoga.
ReplyDeleteDan smoga Palupi segera berbaikan dan balik sama Handoko, membangun kelg yg bahagia kembali.
Terima kasih Mbak Tien SP 29 sudah hadir. Salam seroja selalu dari Semarang.
Wah makin seru ternyata Priambodo paklik nya Tanti, mau dijodohkan dengan Mirah. Semoga berakhir bahagia untuk semuanya.
ReplyDeleteMakin seru, jangan - jangan pakliknya adalah Priyambodo.
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien, salam seroja dari Magelang.
Woh priambodo ternyãta adiknya bu suprih...mau di jodohkan sama mirah
ReplyDeleteSemoga tambah seru cerita pemirsa
Teřima kasih bu tiensemoha selalu sehat
Matursuwun bu Tien salam hormat sll dari kota sejuta bunga Magelang tercinta
ReplyDeleteAlhamdulillah pagi2 sdh selesai baca cerbungnya bu tien, trimakasih bu tien, semoga sehat2 selalu
ReplyDeleteSemakin banyak yg di duga2 arah ceritanya semakin ingin tahu bagaimana episode berikutnya
Trimakasih bu tien kita tunggu tayangan selanjutnya
Salaaaamm
Assalamualaiikum wr wb.. Slmtpgii mba Tien.. Selamathari ibu y mba.. Makinseruu aja nih SP.. Smgsemuanya berakhir dgn kebsjagiaan . Slmseroja dri farida sukabumi y mba.. Muuaahhh🥰🥰
ReplyDeleteSemoga Palupi dan Handoko cepat sadar dan saling mawas diri demi kebahagiaan keluarga... Salam sehat selalu buat Bu Tien.
ReplyDeleteWah Mirah sama Priambodo ini...ndak apa-apa sudah...😍
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien...
Salam dari kota Malang 🙏🙏
Alhamdulillah
ReplyDeleteSmoga dipertemukan Pri d Mirah...
Salam sehat mbTie
YulieSleman Sendowo
Semakin seruu nih mba.Harapannya berakhir bahagia utk semua. Makasih mba Tien. Salam hangat selalu
ReplyDeletePaklik Tanti sprtnya Priyambodo, jadi alur ceritanya mubeng, antara Handoko, Danang, Suprih, Priyambodo dan Tanti yg sama-2 tidak tahu hubungannya satu sama lain. Ini hanya dugaan sy, mhn maaf Bu Tien. Saya penasaran lanjutan ceritanya Bu Tien, semoga Ibu dikaruniai sehat wal afiat dan tetap semangat dlm berkarya. Aamiin...
ReplyDeletepakliknya cp y bund???
ReplyDeleteapkh pak pri?????
dtggu klnjutanny bunda.
slm seht dri sukohrjo
Mtnuwun mbak Tien....
ReplyDeleteSmg sehat selalu
Pakleknya mungkin Mas Pri
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh Alhamdulillah semoga mbak Tien sehat selalu dan Barokah Aamiin aamiin aamiin Yarrobbalallamiin ������ terimakasih banyak atas cerbung nya. Mbak Tien.
ReplyDeleteAlhamndulillah... Tetimakasih mbak tien
ReplyDeleteSehat dan bahagia selalu, Aamiin
Semoga Mirah berjodoh dg mas pri
ReplyDeleteBu Tien sayaaang......waah hr" ini sy ngrapel bc sang puteri, krn hampir sebulan sy melanglang.
ReplyDeleteWaaoow ttp seneng bikin kt" kepencut d dan pingin terus dan terus ngikutin. Sehat sll bu, senior tp ttp produktif. 👍👍❤️❤️
Mulai ngintip... siapa tau udah keluar...
ReplyDeleteHi hi hi
ReplyDeleteSama
Tak longok
Ternyata belum ada
Hi hi hi
Met pagi Bunda sehat selalu dan thanks untuk SP nya.Sukses selalu buat Bunda.
ReplyDeleteDoa kami Bunda Selalu sehat tak kurang suatu apapun.Aamiiiiiin.