ADA YANG MASIH TERSISA 09
(Tien Kumalasari)
Berdebar dada Miranti. Ia hampir tertawa ngakak ketika menatap wajah pengamen itu.
“Kok bisa-bisanya melakukan hal sekonyol ini ?” kata batin Miranti.
Sang pengamen yang tampan itu tersenyum sambil terus mengalunkan lagunya..
“I can’t stop wanting you....”
“Brisik !!” tiba-tiba Tejo berteriak dari dalam.
Miranti yang masih berada didepan teras menoleh.
“Bagus mas, terusin mas..” katanya sambil tersenyum dan pengamen itu memang tak mau berhenti bernyanyi.
Miranti duduk ditangga teras sambil menopang dagu dengan kedua tangannya. Senyumnya merekah,
“Apa-apaan nih?” Tejo berteriak lagi.
Dan Miranti juga berkata keras.
“Terus mas.. terus.. nanti habis itu aku mau lagi donk lagunya..” katanya tanpa mempedulikan Tejo yang kesal mendengar suara pengamen itu.
Tejo menutup pintu dengan keras, tapi itu justru membuat Miranti melepaskan tawanya sambil menutup mulutnya.
“Terusin.. konyol.. !! “ candanya. Dan tiba-tiba Miranti merasa dunia begitu indah, ada dendang, ada tatap mata penuh rindu yang membuatnya berdebar-debar. Lalu Miranti sadar akan dirinya.
Ketika lagu kedua mengalun, Miranti justru menitikkan air mata.”
“O my heart, won’t believe.. that you were left me.. I keep telling my self , that it’s true...”
“Pram... “ bisiknya lirih sambil mengusap air matanya.
“Don’forget.. to remember me.. and the love that use to be.. I still remember you.. I love you..”
Pram berdendang sampai lagu itu selesai.. dan menatap Miranti dengan pandangan sendu..
“Rain and tears.. all the same...”
Lalu sebuah mobil memasuki halaman.. dan Pram mengangguk serta melangkah pergi. Miranti merasa hatinya juga terbawa pergi.
“Pagi-pagi ada orang ngamen?” teriak pak Kusumo setelah turun.
“Iya bapak, ia menyanyi sangat bagus..” kata Miranti sambil menyambut kedua mertuanya.
“Jangan-jangan dia bukan pengamen biasa,” celetuk pak Kusumo.
Miranti terkejut. Bapak mertuanya tahu kalau dia bukan pengamen?
“Beberapa tahun yang lalu dirumah pernah ada pengamen. Orangnya cakep, main gitarnya bagus, dan dia juga menyanyi dengan sangat bagus. Bapak sangat menikmatinya dan memintanya menyanyi beberapa lagu. Dia bisa. Rupanya dia seorang mahasiswa yang mencari duit dengan mengamen. Kasihan, bapak beri dia seratus ribu,” pak Kusumo bercerita sambil melangkah kedalam.
“Kok pintunya tertutup? Tejo ada didalam?” tanya bu Kusumo.
“Ada bu..”
“Bagaimana keadaan kamu?”
“Baik ibu.”
“Apa kemarin ibu kamu datang kemari?”
“Iya bu, dari pagi sampai siang. Rupanya ibu yang memberitahu bahwa Miranti hamil?”
“Iya, syukurlah kalau sudah datang kemari. Bersama bapak juga?”
“Tidak, sendirian naik taksi, kata ibu bapak sangat sibuk.”
Tejo membuka pintunya.
“Oh, ada bapak sama ibu,” katanya lalu mencium tangan kedua orang tuanya.
“Mengapa menutup pintu sementara isteri kamu ada diluar?” tegur pak Kusumo.
“Berisik pak, ada pengamen.”
“Isteri kamu suka, katanya lagunya bagus.”
“Ah.. berisik.”
“Miranti buatkan minum dulu ya bapak..” kata Miranti yang langsung masuk kedalam.
***
Ketika malam hari, dan Miranti sedang sendirian, tak tahan rasanya untuk tidak mengolok olok Pram yang telah menggodanya pagi tadi.
“Pram...”
“Hei.. apa kabar bidadari.. kangen ya.. tumben menelpon aku.”
“Aku tuh nggak tahan untuk tidak tertawa Pram.. bisa-bisanya kamu melakukan itu.. ampuuun deh.”
“Memangnya aku salah apa?”
“Bukan salah.. kamu bisa ya bikin aku terkejut, lalu tersenyum-senyum.. lalu setelah tak ada orang aku jadi tertawa terbahak-bahak..”
"Ou.. bahaya tuh, nggak ada orang tertawa terbahak-bahak..”
“Makanya aku menelpon kamu Pram, supaya ada temanku tertawa.”
“Tapi senang kan.... tapi ngomong-ngomong aku belum dibayar tadi...Dapat bayaran limaratus rupiah saja kamu ambil. Mana hayo...uangku tuh yang dilempar suami kamu tadi.”
Miranti terkekeh lama sekali.
“Hei.. diminta bayarannya malah tertawa, awas ya, benar-benar aku tagih lho.”
“Iya.. habisnya kamu belum-belum kabur.. Minta bayaran berapa sih?”
“Banyak lah, susah lho jadi pengamen. Enak saja dikasih limaratus, pakai dilempar lagi.”
“Dia.. memang bukan orang biasa..”
“Tadi ada mertua kamu datang ya?”
“Iya, seringkali datang, tapi aku senang, mereka sangat baik.”
“Tumben suami kamu ada dirumah.”
“Akhir-akhir ini sedang diawasi oleh bapaknya, jadi kalau mau ketemu pacarnya ya harus cari kesempatan. Kalau hari Minggu kan bapak sama ibu mertua aku sering datang kerumah.”
“Dasar penjahat...”
“Kapan nih mau ngamen lagi ?”
“Eeeh.. suka ya?”
“Suka karena gratis sih.”
“Enak aja, suatu hari nanti aku nagih bayarannya dong.”
“Waduh, berapa ya aku harus bayar?”
“Yang banyak dong.. pengamen kayak gini susah lho carinya. Nggak ada malah..”
Miranti tertawa lagi.
“Pram, dapat ide dari mana sih kamu? Ada-ada saja deh.”
“Idenya orang lagi kangen ..”
Miranti menghela nafas.
“Iya Pram.. kangennya seorang sahabat kan?”
“Sahabat yang sangaaaaaat istimewa..”
“Pakai telur dong..”
“Memangnya mie ?”
Pmbicaraan itu, biarpun hanya lewat telpon, terasa akrab dan menyenangkan. Sedikit mengobati luka atas kehidupannya yang tidak menyenangkan.
***
Hari terus berjalan, kandungan Miranti sudah menginjak tujuh bulan. Mirnti sudah merasa kuat, ia tak pernah mengeluh lelah dan lemas.
Suatu sore pak Kusumo bersama isteri mengajak Miranti dan Tejo makan diluar. Tak pernah sekalipun Miranti makan bersama Tejo kalau tidak karena mertuanya yang mengajak.
Dengan terpaksa ia duduk berdampingan, dan berusaha menarik bibir agak kesamping agar tampak seperti sebuah senyuman.
Pak Kusumo merasa bahwa Tejo sudah tidak lagi berhubungan dengan Anisa, karena mengira uang belanja dan pengelolaan uang ada ditangan Miranti.
“Tejo, apa benar kamu sudah tidak lagi berhubungan sama Anisa?” tanya pak Kusumo disela-sela makan.
“Kan bapak sudah melarang?”
“Itu bukan jawaban.”
“Iya pak, tidak.”
“Kalau itu benar, gaji boleh kamu terima langsung. Tidak melalui isteri kamu.”
“Terimakasih bapak, kata Tejo sambil melirik Miranti. Bukankah selama ini Miranti juga selalu memberikan uang gajinya pada Tejo?
“Tejo punya usul nih bu..”
“Usul apa?”
“Kan Miranti hampir punya anak nih. Ada baiknya mulai sekarang kita mencari baby sitter.”
Miranti menoleh kearah Tejo. Apa benar Tejo perhatian sama kandungannya dan anak yang akan dilahirkan? Hm, paling-paling hanya mencari muka dihadapan orang tuanya agar kelihatan perhatian sama isteri.
“Iya, usul bagus itu Jo. Ibu senang, kamu juga memperhatikan isteri kamu.”
“Ya sudah, kamu itu kan suaminya, ya kamu yang harus berusaha mencari baby sitter yang baik, jangan asal-asalan.”
“Kok saya bapak?”
“Ya kamu, siapa lagi. Pasang iklan apa gimana, atau mencari di agen-agen.”
“Ya coba nanti bapak.”
“Kamu itu harus bersyukur, punya isteri cantik, sabar, tidak pernah menuntut apapun. Jadi bapak minta kamu lebih bisa memperhatikan isteri kamu. Bapak sedang berfikir mau beli mobil lagi supaya kalau isteri kamu mau kemana-mana tidak usah naik taksi atau menunggu kamu pulang.”
Miranti terus mengunyah makanannya. Ia yakin Tejo hanya ingin mencari muka, bukan benar-benar perhatian sama dia. Tapi dia terkejut ketika mertuanya mau membelikannya mobil.
“Tidak usah bapak, Miranti kan jarang bepergian. Miranti sudah biasa naik taksi.”
“Sebentar lagi kamu punya anak, pasti kebutuhan juga bertambah. Kamu tidak boleh menolak, ini hadiah dari mertua kamu karena kamu akan memberikan seorang cucu.”
Tejo hanya mengangguk sambil terus menikmati makan malamnya.
Ketika itu tiba-tiba seorang pengamen terdengar melagukan sebuah lagu..
“I can’ stop loving you...”
Miranti terkesiap. Didekat bangku dimana mereka makan, seorang pengamen berdiri, celana jean bolong, kaos butut dan topi lebar, dengan bagusnya mengalunkan sebuah lagu.
“Ih, itu lagi ? Brisik.. sana.. sana..” hardik Tejo.
Tapi pak Kusumo berkata lain.
“Biar saja, lagunya bagus, ayo nak, nyanyi sampai selesai..” kata pak Kusumo.
Dan lagu itu mengalun sampai selesai.
Pak Kusumo merogoh kantongnya.
“Kamu masih sekolah?”
“Tidak pak,” jawab pengamen itu.
“Ngamen untuk apa?”
“Untuk makan pak.”
“Sudah punya isteri ?”
“Belum.”
“Kamu lulusan sekolah apa?”
“SMA pak..”
“Suara kamu bagus, mengapa tidak jadi penyanyi beneran?”
“Ini juga penyanyi pak,” jawab pengamen tersipu.
“Mau bekerja di kantor saya?”
“Saya pak?”
“Ya, ini kartu nama saya, kalau mau datang saja langsung mencari saya. Agak siang ya karena saya seringnya datang siang.” Kata pak Kusumo sambil menyerahkan kartu namanya dan selembar uang seratus ribu.
“Terimakasih banyak pak,” katanya sambil berlalu.
Miranti ingin tertawa tapi ditahannya. Ada-ada saja ulah Pram. Bagaimana dia bisa tahu kalau Miranti ada disitu?
“Bapak kenapa sih, orang cuma pengamen aja mau disuruh bekerja di kantor kita.”
“Nggak tahu kenapa, anak itu sepertinya baik.”
“Hanya lulusan SMA mau disuruh ngapain?”
“Yah.. OB kan ya bisa.”
“Bapakmu terkadang aneh. Kemarin ada tukang cukur lewat, dipanggil disuruh mencukur rambutnya, padahal rambutnya masih pendek,” ujar bu Kusumo.
“Bapak hanya ingin memberi uang sama dia bu, kalau dikasih begitu saja kan nggak enak, tapi kalau sambil disuruh mencukur rambut bapak kan tampak bahwa dia makan uang hasil keringat dia, karena terkadang orang itu tidak suka kalau diberi cuma-cuma,” kata pak Kusumo.
Miranti menatap bapak mertuanya dengan perasaan kagum. Alangkah baik hatinya. Mengapa anak satu-satunya sama sekali tidak meniru sifat bapaknya? Atau dia rusak karena pengaruh kekasihnya itu?
***
Miranti sudah membaringkan tubuhnya diranjang, ketika ponselnya berdering. Senyumnya mengembang ketika mengangkatnya, lalu melihat wajah seorang laki-laki ganteng dengan topi yang mirip ketika mengamen. Rupanya Pram telah mengganti poto profilnya.
“Apa kabar bidadari..” sapa si pengamen gadungan.
“Pram... ampun deh.. kok kamu bisa jadi pengamen lagi dirumah makan itu?” tanya Miranti tak tahan menutupi tawanya.
“Aku melihat keluarga besar itu memasuki rumah makan, padahal aku juga sedang ingin makan disitu. Lalu aku punya ide gila itu lagi. Hahaaa... asyik bukan? Pasti kamu terkejut .”
“Ya terkejut lah Pram, tiba-tiba kamu muncul dengan lagu itu, aku sama sekali tidak menduganya.”
“Aku mengganggu keakraban kalian bukan?”
“Tidak Pram, bapak mertuaku suka sekali kamu menyanyi, malah aku jadi ingin tertawa lagi, masa kamu mau dijadikan karyawannya?”
“Kayaknya aku tertarik deh..”
“Kamu sudah gila Pram. “
“Aku memang gila, entah mengapa, ini menarik buat aku.”
“Kamu kan punya usaha yang harus kamu tekuni ? Seperti benar-benar pengangguran saja. Mana mengaku lulusan SMA pula.”
Pram tertawa keras.
“Tapi benar nih, aku mau mencobanya. Aku suka kepribadian mertua kamu. Dia orang baik, siapa tahu banyak yang bisa aku pelajari dari dia.”
“Bagaimana kamu bisa mengatur pekerjaan kamu sendiri Pram?”
“Aku bisa, bisa kok mengaturnya.”
“Pram, kamu itu ada-ada saja.”
“Siapa tahu juga, dengan begitu aku juga bisa lebih sering ketemu kamu.”
“Ya mana mungkin Pram, aku kan nggak pernah kekantornya mertua aku?”
“Iya juga sih, tapi setidaknya aku bisa mendengar kabar kamu, melalui suami kamu.”
“Ah, mana bisa dia berbicara tentang aku, barangkali nama aku juga dia lupa.”
“Ya enggaklah, masa bisa lupa nama isterinya yang cantik bak bidadari.”
“Kamu selalu mengejek aku.”
“Tapi bener lho, aku besok mau ketemu mertua kamu.”
“Pram.. kamu ini ada-ada saja.”
Miranti terlelap dalam mimpi-mimpi tentang pengamen yang luar biasa itu. Seperti tak ada batas diantara keduanya, ia menari ketika pengamen itu melantunkan lagunya. Dan menyesali sa’at terjaga karena mimpi itu hanyalah mimpi.
***
“Tadi ada yang mencari bapak?” tanya pak Kusumo ketika sudah berada dikantor.
“Belum ada. Bapak janjian sama siapa?” Tejo balik bertanya.
“Barangkali pengamen yang semalam itu datang seperti saran bapak.”
“Aduh, bapak serius mau memperkerjakan dia?”
“Sangat serius.”
“Apa sih pak yang bisa dilakukan seorang pengamen? Paling juga bisanya mabuk-mabukan atau melakukan sesuatu yang tak jelas.”
“Jangan pernah merendahkan derajad sosial seseorang. Pengamen tidak semuanya buruk. Dia tampak sopan dan terpelajar. Entah mengapa bapak tiba-tiba tertarik.”
“Ya sudah, terserah bapak saja.”
Dan entah mengapa juga, Tejo tiba-tiba tak suka pada pengamen itu.
“Selamat siang bapak,” seorang sekretaris mengangguk pada pak Kusumo.
“Ya..”
“Ada orang yang ingin ketemu bapak, katanya sudah janjian.”
“Oh ya, suruh langsung keruanganku saja.”
“Baik pak.”
Pak Kusumo keluar dari ruangan Tejo, dan ketika masuk keruang kerjanya, dilihatnya seorang laki-laki muda sudah duduk menunggunya. Pak Kusumo heran karena belum pernah melihat laki-laki itu.
“Selamat siang bapak.”
“Selamat siang, anda siapa ya?”
“Saya Pramadi, yang semalam ketemu bapak di restoran.”
“Oh, ya ampun.. yang mengamen itu?”
“Ya bapak.”
“Kok penampilannya beda, sekarang tampak rapi, oh ya..ya.. tentunya beda ya, semalam jadi pengamen dan sekarang mau jadi pegawai saya.”
“Saya sebenarnya heran mengapa bapak meminta saya agar datang kemari. Saya tidak bisa apa-apa kecuali menyanyi.”
Pak Kusumo tertawa.
“Jangan mengira aku akan menyuruh kamu menyanyi dikantor ini.”
“Ya, saya tahu.”
“Kamu bisa nyopir?”
“Nyopir ? Saya pernah menjadi sopir taksi,” kata Pram berbohong.
“Nah, bisa kan, kenapa tidak terus menjadi pengemudi taksi saja?”
“Sepi pak, penghasilan saya tidak lebih dari kalau saya mengamen.”
“Masa?”
“Iya pak, sekarang banyak saingan jadi sepi.”
“Bagus. Kamu akan aku jadikan sopir tapi bukan dikantor ini. Aku mau punya cucu, dan aku akan membelikan sebuah mobil untuk menantuku. Kamu yang akan jadi sopirnya.”
Pramadi mengangkat wajahnya, menatap pak Kusumo tak percaya.
***
Besok lagi ya
Alhamdulillah AYMT 09 sudah tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam Hormat dari Karang Tengah, Tangerang.
Terima kasih mbak Tien ... AYMT 09 sdh dpt dinikmati para penggemarnya.
ReplyDeleteSalam kami dari Yogya.
Alhamdulillah..matur nuwun mbak Tien.. selamat malam ..Salam sehat bahagia selalu...ππ
ReplyDeleteHa ha ha kalau seri 09 bikin ngakak
ReplyDeleteAlhamdulillah, bisa dinikmati lbh awal.
ReplyDeleteMakasiih bu.
Salam sehat buat ibu n klg.
Bu Tien pinter banget deh...idenya ga nyangka hehehe.Tetep sehat ya Bu
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Alhamdulillah.....
DeleteYg ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Semakin seru, semakin emeeeesh dech.. Trimakasih Bu Tien salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir.
Deletewaduh bagaimana kalo Pram jd sopir miranti....
ReplyDeleteTrm kasih bu Tien mantap cerbungnya... Kami tunggu episode selanjutnya yang pasti makin seru
Terima kasih Bunda Tien,,sehat terus ya Bunda,, Aamiin πππ
ReplyDeleteLuar biasa ide mb Tien. Seru nih...
ReplyDeleteMaturnuwun mbak Tien
Iyeng Santoso
Alhamdulillah nasib baik bagi Pramadi akan di jadikan sopir buat Miranti.... Jadi malah lebih sering ketemu nih... Salam sehat buat Bu Tien semoga bahagia bersama keluarga... Aamiin YRAπππ
ReplyDeleteMatur nuwun... Mbak tien... luar biasa semakin seru klo Pram jd sopir Miranti Smg mbak tien sehat jasmani rohani ekonomi berimajnasi..
ReplyDeleteAh hay....
ReplyDeleteBakalan ada perang tanding nich
Semakin seruuuu, makasih mb Tien
Selalu ada ide baru, topmorotop deh
ππππ
Ikutan kaget dan gak nyangka mbak Tien...Pramadi yg akan jd sopir Miranti...srmoga dia bisa menjaga Miranti dg tulus, memvantu membongkar kedok Anisa dan manyadarkan Tejo akan kebaikan istrinya yg cantik...berharap Pramadi dg ketulusan cintanya membantu Miranti meraih kebahagiaan dlm rumah tangganya...trmksh mbak Tien...alur ceritanya menarik dg kejutan manis
ReplyDeleteAhaaa...nanti yng jadi beby sitter si anisa yng nyamar ,terus yng jadi sopir pramadi .semakin seruuu nih ,bu tien memang top mengacak2 emosi pembaca.terimaksih bu tien ,selalu setia menunggu kisah selanjutnya.salam serojaπ
ReplyDeletehiii mbak tin bisa bisanya bikin gemes ya.... pram jadi sopir miranti wuaduh kesenengen dia...ga sabar nunggu besok makasih ya mbak'
ReplyDeleteHa ha ha jeng tien pandai mengolah cerbung. Terima kasih salam sehat
ReplyDeleteAlhamdulillah yg ditunggu2 sdh hadir mksh mb Tien salam sehat selalu .
ReplyDeletePuji Tuhan ibu Tien sehat, semangat dan karyanya luar biasa bagus g bisa ditebak. Semoga Miranti bahagia krn ada sopir yg baik, penolong...
ReplyDeleteYustinhar dkk di Priok serasa g sabar menunggu eps 10.
Matur nuwun...
alur crita episode ini bagus, bu tien. Pram jadi sopir, bisa jadi brikutnya anisa baby siter. Klop dah. Crita makin seru. Gak sabar, besok lagi ya
ReplyDeleteAsyikkk akirnya Pram bs dekat dng Miranti ,tp bagaimana ya Tejo kl sdh punya anak apakah mulai mencintai Miranti? Kl ya kasian Pram.
ReplyDeleteHaaa yg tahu hanya mbak Tien.
Salam semangat terus mbak Tien dr Tegal.Matur nuwun.
Trimakasih mbak Tien..
ReplyDeleteAymt09...duuh..ikut kaget..pram jd sopir miranti..
Ditunggu lanjutannya mbak..bikin kaget apalagi ni..semoga miranti bahagia nantinya..tejo sadar ato malah nyasar..tunggu kemasan kata dari mbak Tien..
Salam sehat dari bandung..buat mbak Tien & kelg.
Lanjut mb Tien penasaran...
ReplyDeleteAlhamdulillah AYMT~09 sudah hadir maturnuwun bu Tien, semoga tetap sehat...
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien ditunggu episode selanjutnya salam sehat selalu
ReplyDeleteHahahahaha.......asssiiiiiik
ReplyDeleteLanjut bu Tien, sehat dan barokah sll bu. Salam seroja dr yogya selatan
terima kasih bunda,,,sehat selalu bun,,,dari jombang
ReplyDeleteTrimakasih mbak Tien..
ReplyDeleteAymt09...makin seru..kaget2..
Kejutan apalagi besok..semoga miranti menemukan kebahagiaan..
Salam sehat dari bandung..buat mbak Tien dan keluarga.
Alhamdulillah....terimakasih mbak tien
ReplyDeleteWaaaau pucuk dicinta ilam tiba ... Mbak Tien bisa aja merangkai cerita .. makasih yaaa ...salam sehat sejahtera
ReplyDeleteAlhamdulillah, suwun mbak Tien. Salam sehat sll dr Bekasi
ReplyDeleteAlhamdulillah.Makasih Bunda.
ReplyDeleteSemoga selalu sehat dan terus bersemangat dalam berkarya.Sukses buat Bunda
Alhamdulillah AYMT 09 sudah hadir
ReplyDeletePramadi akan jadi sopir pribadi Miranti?
Wah makin seru dan bikin penasaran ceritanya.
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
Salam hangat dari Bekasi
Wah semakin penasaran bacanya. Terima kasih Mbak Tien... smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam seroja dari Semarang.
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang,dan semakin seru,,Terimakasih Bunda Tien,,sehat selalu ya
ReplyDeleteUlala...senangnya pramadi jd sopirnya miranti, mksh bu tien
ReplyDeletekeren banget dah critanya...gg disangka sangka..biar tejo tau rasa...pram bisa deket sm istrinya..biar cemburu dia
ReplyDeleteSelalu menunggu kelanjutannya..
ReplyDeleteMaturnuwun bu Tien,semoga sll sehat
Wah..asiiik nih. Pram mau jadi sopir Miranti. Makasih mba Tien .Semangat tetus mba.
ReplyDeleteKomen lagi ah...kok Tejo usul babbysitter. Jangan-jangan Anisa tuh yang bakal dijadiin babby sitter dan semoga rencana busuknya bisa terkonangi oleh Pram.
ReplyDeleteHehe...jadi berandai-andai.
Semoga mbak Tien diparingi lancar menulis kisah-kisah menarik ini di tengah kesibukan bekerja dan aktifitas lainnya. Aamiin
Iyeng Sri Setiawati - Semarang
Cerdas Bu Tien mencairkan dari suasana tegang (krn sikap Tejo krng perhatuan thdp istrinya) ke suasana ceria, santai dan bijak yg ditampilkan Pak Kusuma. Semakin menarik...Semoga Bu Tien sehat wal afiat dan dalam hidayah Allah Swt. Aamiin...Mashudi - Pondok Gede
ReplyDeleteYa berarti Pram akan jadi sopir Miranti dong...
ReplyDeleteNah tambah seru nih.
Salam sehat selalu mbak Tien
Mtrswn mbTien... episode yg sll ditungguu...
ReplyDeleteSetiap hari hrs dilonggok hp nya ...spya tdk ketinggalan cerita..
Meleleh tenan ketemu mas Pramadi...tp itu cm tokoh fiksiππ
Salam sehattt dr YulieSleman
uupss .... ujian susah dan senang seiring berjalan bergantian seperti langkah kaki ... semoga menuju ke tempat yang indah tnp menyakiti
ReplyDeleteAkhirnya tayang ....matur nuwun πππ
ReplyDeleteAlhamdulillah... Mtur swun Bun...
ReplyDeleteMugi2 tansah sehat
Cerbung Bu Tien memang Top Markotop, sll bikin penasaran. Pokoknya Is The Best. Sedih, senang dan ngakaaaakkk.... Ha ha ha sehat sll ya Bu Tien, sy Tuti dr sby
ReplyDeleteMaturnuwun bu tien.. Ceritanya sll menarik dan bikin penasaran.. Semoga bu tien sll sehat..
ReplyDeleteSalam hormat dari Novi di Yogyakarta
Matur nuwun Mbak Tien. Salam sehat dari Cijantung π
ReplyDeleteSpecial buat Pram..Salam satu aspal ..tiga pedal..π€. Bahagia selamanya...sampe opa oma ..π. Selamat Sore mbak Tien.. salam bahagia selaluπππ
ReplyDeleteSaya senang dengan karya Mba Tien Kumalasari, alur cerita yang tidak keluar dari bingkai norma, yang berlaku di NKRI ���� pengisian karakter untuk tokoh tokoh terekspresi pada dialognya.Sehingga pembaca seolah-olah merasa berada ditengah-tengah alur cerita...Bagus saya suka... Dari Purworejo-Jawatengah.��
ReplyDeleteRezeki nomplok buat PRAM
ReplyDelete