BUAH HATIKU 22
(Tien Kumalasari)
“Saya lega kalau ternyata.. mas Indra.. datang..” kata pak Mul dengan mata berbinar.
Pak Prastowo mengira pak Mul sedang mengigau. Karena penyakitnya jadi bicaranya nyerocos tak karuan. Ia diam, lalu menoleh ketika terdengar langkah-langkah kaki mendekat.
“Bapaaak... “ Surti setengah berlari menubruk ayahnya, dan terisak didadanya.
Pak Mul tampak mengelus kepala Surti dengan air mata berlinang.
Pak Pras mundur, dan melihat laki-laki tegap yang datang bersama Surti. Laki-laki itu mengangguk hormat.
“Saya Tikno pak.”
“Oo.. kamu yang mau melamar Surti ?”
“Benar pak,”
“Aku Prastowo, bapaknya Indra, sudah kenal Indra kan? Pak Mul ini ikut bersamaku.”
“Oh, pak Indra saya kenal baik.”
Pak Pras mengajak Tikno menjauh, membiarkan Surti melampiaskan kerinduannya pada ayahnya.
“Surti, mana mas Indra?”
“Kok pak Indra sih pak, masa pak Indra mengantar Surti?”
“Lho, kamu tidak datang bersama mas Indra? Bukankah kamu hamil karena mas Indra?”
Surti tercengang. Ia melepaskan pelukan bapaknya, menatap bapaknya dengan heran.
“Mengapa bapak berkata begitu? Siapa yang bilang bahwa surti hamil karena pak Indra?” tanya Surti lirih, sungkan kalau sampai pak Prastowo mendengarnya.
“Lho.. memangnya itu tidak benar ?”
“Bapak dengar dari siapa?”
“Dari mbak Lusi...”
“Aduh bapak, lagi-lagi dia... bapak kan sudah tahu kalau dia itu suka bicara yang tidak-tidak?”
“Jadi itu tidak benar?”
“Tidak benar sama sekali bapak.. ini saya datang dengan seseorang, saya panggil ya..” Surti berjalan mendekati Tikno yang masih berbincang dengan pak Pras. Surti lebih dulu menyalami pak Pras.
“Bapak, terimakasih banyak sudah repot karena bapak saya.”
“Tidak apa-apa Surti, bapakmu itu kan juga keluargaku. Sudah, jangan difikirkan. Aku senang, ini.. calon suamimu ini tampaknya baik.”
“Iya pak, mohon do’a restu ya pak..”
“Semoga kalian bahagia. Sekarang aku pulang dulu, sudah agak lama disini. Dan hibur bapakmu, karena sakitnya, bicaranya nglantur. Kasihan..”
“Oh.. iya pak..”
“Dari tadi menyebut Indra terus, mengira yang datang bersama kamu itu Indra, aku jadi bingung.”
“Ma’afkan bapak ..” Surti merangkapkan kedua tangannya kearah pak Prastowo. Ia tahu yang terjadi, tapi mendiamkannya. Malu kalau sampai pak Pras tau apa yang dimaksud bapaknya. Gara-gara mulut runcing milik Lusi, jadi bapaknya dikira linglung.
“Ya sudah Surti, mudah-mudahan dengan kedatangan kamu dan calon suamimu ini, bapakmu segera sehat kembali.”
“Terimakasih, bapak.”
Ketika pak Pras berlalu, Surti menghela nafas. Ia segera menarik tangan Tikno, diajak mendekati bapaknya.
“Bapak, ini namana mas Tikno.”
“Saya Sutikno dari Solo, bapak.”
Pak Mul menatap Tikno tak berkedip.
“Siapa dia, Surti?”
“Mas Tikno ini, datang kemari mau melamar Surti.”
“Melamar?”
Tikno segera mendekat.
“Ma’af bapak, barangkali ini waktu yang tidak tepat karena bapak sedang sakit, tapi memang benar bahwa kedatangan saya ke Surabaya ini mau melamar Surti.
“Ooh.. melamar anakku?”
“Tapi bapak harus sehat dulu, nanti kalau bapak sudah baik, saya akan berbicara lagi sama bapak.”
“Tampaknya dia baik.” Katanya pelan sambil menatap Surti.
”Iya, bapak segera sehat ya?”
“Bapak ingin makan apa? Saya bawa serabi dari Solo. Sudah tidak panas lagi sih pak, tapi masih enak. Mau ya bapak,” kata Tikno.
Pak Mul mengangguk pelan. Tampaknya terkesan akan sikap Tikno yang baik.
Surti membuka bungkusan serabi, dan menyuapkannya sedikit demi sedikit kemulut ayahnya.
“Enak..” kata pak Mul pelan. Dan wajah yang semula pucat itu berangsur memerah.
Ketika perawat datang dan memeriksa tensinya, perawat itu mengangguk-angguk senang.
“Luar biasa, tensinya pak Mul mulai menunjuk ke angka normal. Ini sungguh bagus. Saya akan melaporkannya kepada dokter,” kata perawat itu.
“Terimakasih suster.”
Surti menatap ayahnya dan tersenyum senang.
“Segera sembuh ya pak.”
***
Siang itu juga Tikno membeli tikar dan bantal. Surti disuruhnya tidur dibawah bapaknya, karena ruang inap pak Mul memang ruang yang biasa, jadi tidak ada tempat tidur untuk penunggunya. Namun Surti merasa senang, bapaknya terawat, walau tempatnya sederhana, tapi pak Pras sudah memberikan yang terbaik untuk bapaknya. Tanpa pak Pras, entah bagaimana nasib bapaknya.
“Surti, malam nanti kamu tidur disini, aku biar diluar saja sama penunggu yang lain,” kata Tikno yang sudah menggelar tikar dibawah ranjang pak Mul.
“Kasihan mas Tikno, apa mas Tikno mau tidur dirumah bapak saja?”
“Tidak, nanti kalau bapak membutuhkan sesuatu biar aku tahu.”
“Ma’af ya mas, ini tempat yang tidak layak untuk tamu.”
“Heeiii... siapa tamu? Aku ini calon menantu bapakmu,” kata Tikno sambil mencubit hidung Surti pelan.
Surti mengerdipkan matanya, tersenyum bahagia.
“Tuhan telah memberi aku seseorang, yang bisa menguatkan aku. Terimakasih.. ya Allah..” kata Surti sambil merangkapkan tangannya.
“Dan Allah juga memberikan aku seorang calon isteri yang bukan hanya cantik, tapi sangat baik, terimakasih, ya Allah,” kata Tikno yang ikutan merangkapkan tangannya.
“Surti...” tiba-tiba pak Mul terbangun . Keduanya lupa, berbicara agak keras disamping pak Mul yang tertidur pulas.
“Eh, ma’af.. bapak terbangun karena Surti ngomong terlalu keras ya? Ma’af bapak.”
“Tidak, tolong beri aku minum.”
Surti berdiri, mengambil minum dan sedotan. Pak Mul meneguk minumannya dengan nikmat.
“Rasanya aku sudah semakin baik.”
“Iya bapak.. Surti senang bapak semakin sehat. Besok pagi Surti pamit untuk pulang sebentar. Rumah bapak kan lama tidak ditinggali, jadi akan Surti bersihkan terlebih dulu.”
“Itu gubug. Nak Tikno apa suka punya mertua miskin?”
“Mengapa bapak berkata begitu? Tikno menerima Surti apa adanya. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya.”
“Kalau Surti bahagia, bukankah bapak juga bahagia?” sambung Surti.
“Tentu saja Surti. Hm.. bapak jadi ingat, bapak sakit gara-gara kata-kata mbak Lusi. Sungguh bapak terkejut waktu itu. Bapak pikir, kalau itu benar, mengapa mas Indra atau pak Pras tidak bicara apa-apa sama bapak.”
“Mulai sekarang bapak tidak usah mendengarkan apa yang mbak Lusi katakan.”
“Nak Tikno, bapak minta ma’af, jadi merepotkan.”
“Tidak bapak, saya senang malakukannya. Bapak harus tenang, biar segera sehat.”
“Apa nak Tikno tidak bekerja?”
“Saya bekerja disebuah pabrik plastic pak, di bagian gudang. Tapi sa’at ini saya sedang cuti seminggu, setelah bertahun-tahun tidak pernah mengambil cuti.”
“Oh, jadi ini tidak mengganggu pekerjaan nak Tikno?”
“Tidak sama sekali bapak.”
“Itu kalian duduk ditikar, punya siapa?”
“Tadi mas Tikno beli, sambil kami makan siang diluar. Bapak mau makan lagi?”
“Tidak, tadi kan sudah makan, sudah makan oleh-oleh kalian juga.”
“Sekarang bapak tidur lagi saja."
“Nanti nak Tikno tidur dimana? Masa berjubel dibawah situ?”
“Tidak pak, saya akan tidur diluar, biar Surti saja yang tidur disini menemani bapak.”
“Hm... semoga aku bisa segera pulang ya.. jadi menyusahkan banyak orang.”
“Bapak jangan memikirkan apa-apa, tidak ada yang susah kok. Susah itu karena bapak sakit. Jadi bapak memang harus segera sembuh. “
Pak Mul mengangguk, lalu memejamkan matanya. Setelah kedatangan Surti dengan membawa calon suami yang baik, perasaannya menjadi lebih nyaman.
***
Pag harinya kondisi pak Mul sudah membaik. Tekanan darah sudah normal, dan tidak memerlukan asupan oksigen lagi karena sudah bisa bernafas lega.
Surti dan Tikno sudah tiba dirumah sederhana milik bapaknya, yang sudah ditinggalkan selama beberapa sa’at lamanya sejak menderita sakit sebelumnya. Pak Pras menyuruhnya tinggal dirumahnya agar ada orang lain yang menjaganya.
“Ini, gubugnya bapak mas.. kotor, lama tidak ditinggali.”
“Iya, nggak apa-apa, sini aku bantu membersihkan.”
Keduanya segera sibuk menyapu dan mengepel rumah, membersihkan debu disetiap perkakas sederhana yang mereka punya.
“Capek mas?”
“Tidak, kamu itu, istirahat saja dulu, kasihan bayi didalam kandungan kamu.”
“Iya mas, pegal nih rasanya. Tapi lumayan sudah bersih,” kata Surti sambil menyelonjorkan kakinya dikursi kayu yang panjang.
“Minum dulu nih,” kata Tikno sambil mengulurkan minuman botol yang dibelinya dijalan.
“Untunglah bapak tidak menanyakan tentang perutku ya mas, aku juga sebaiknya tidak usah mengatakan apa-apa dulu.”
“Yang penting bapak sudah tahu bahwa apa yang dikatakan Lusi itu tidak benar. So’al kehamilan tidak perlu diungkit.”
“Iya, supaya bapak tidak terganggu dengan nasib buruk aku.”
“Benar.. sebaiknya jangan sampai membuat orang tua kita susah.”
Surti mengangguk senang. Tak pernah dibayangkannya ada seseorang yang mengisi relung hatinya dengan cinta dan perhatian. Dia yang tak berdaya, tanpa derajat dan apalagi harta, tak pernah bermimpi bisa mendapatkan seorang laki-laki sebaik Tikno.
Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara seseorang memanggil-manggil.
“Pak Mul... pak Mul...”
Wajah Surti langsung muram. Ia mengenal suara itu. Tikno menatap Surti, tapi keduanya tak bergerak dari tempat mereka duduk.
“Pak Mul.. “ langkah kaki itu terdengar memasuki rumah. Surti terpaksa berdiri, diikuti Tikno.
“Lho.. kok Surti ada disini? Pak Mul mana? Saya minta agar dia memberikan nomor rekening kok tidak segera diberikan,” gerutu Lusi.
“Memangnya untuk apa minta nomor rekening bapak?”
“Dulu aku minta tolong, tapi belum sempat memberinya upah. Sa’at itu aku di Jakarta, maksudnya uangnya mau aku transfer saja ke rekening pak Mul. Mana dia?”
“Bapak dirumah sakit.”
“Sakit lagi? Lhah ini siapa?”
“Ini calon suami saya mbak..”
“Calon suami? Indra bagaimana ?”
“Apa maksud mbak?”
“Hm, Surti, jangan kamu mengira kalau aku tidak tahu, tapi tidak apa-apa.. nanti aku akan menegur Indra. Kasihan calon suami kamu itu.”
“Apa maksud mbak Lusi?” teriak Surti.
Tikno yang sedikit banyak mengetahui permasalahannya segera maju dan menatap tajam wanita dihadapan Surti.
“Kalau anda bicara lebih banyak lagi, maka saya akan menyeret anda keluar dari sini !” hardik Tikno keras.
“Eh, ya ampun.. galak bener ,” kata Lusi sambil melangkah keluar dan bergegas menghampiri mobilnya.
“Tampaknya orang gedongan, bicaranya seperti orang tak berpendidikan,” gerutu Tikno.
“Untung ada mas Tikno yang membuat dia kabur. Kalau tidak, maka pasti semakin panjang dia mengoceh yang tidak-tidak.”
***
“Bagaimana keadaan pak Mul, bapak?” tanya Indra ketika menelpon ayahnya.
“Aku dengar keadaannya semakin membaik. “
“Syukurlah, Indra ikut senang. Sekarang masih dirumah sakit?”
“Masih, saya baru mau suruhan untuk mengecek semua biayanya selama dirumah sakit, supaya pak Mul tidak kepikiran.”
“Iya bapak, betul sekali.”
“Beberapa hari yang lalu itu, ketika Surti belum datang, bicaranya Mulyadi itu seperti orang linglung. Yang menanyakan kamu lah, yang .. apa ya.. aku tidak bisa mencerna apa maunya.”
“Karena tubuhnya panas lalu mengigau, barangkali.”
“Mungkin, aku biarkan saja dia ngomong semaunya, orang lagi sakit, tapi untunglah waktu itu Surti segera datang, dan tampaknya dia senang.”
“Surti bersama mas Tikno kan pak?”
“Iya, katanya mau melamar. Sepertinya dia baik, bapak suka berbicara sama dia. Beruntung Surti mendapat suami baik dan pintar. Sementara Surti sendiri kan hanya lulusan SMP?”
“Iya bapak, mas Tikno memang baik, Indra juga suka., syukurlah Surti dapat jodoh laki-laki yang baik.”
“lha nanti kalau Surti menikah pastinya ikut suaminya dong. Seruni harus dicarikan pembantu baru. Apalagi nanti.. harus merawat bayi juga.”
“Iya, nanti difikirkan pak, sekarang Seruni malah sudah tidak ngidam lagi. Makan banyak dan suka masak-masak.”
“Oo.. berarti anakmu besok perempuan Ndra.”
Indra tertawa senang.
“Masa pak?”
“Coba saja tanya sama ibumu. Katanya kalau orang lagi hamil itu kelihatan cantik, terus.. rajin.. biasanya anaknya perempuan. Tapi laki-laki atau perempuan sama saja. Itu pemberian Yang Maha Kuasa, harus diterima dengan senang dan penuh rasa syukur.”
“Benar bapak. “
Dan setelah itu Indra lalu memperhatikan isterinya.
“Iya benar, isteriku cantik, rajin, suka berdandan..suka memasak.. barangkali benar, anakku bakal perempuan,” gumam Indra sambil menatap isterinya ketika sedang santai malam hari itu.
“Ada apa sih mas, kok lihat-lihat? Aku aneh, bajuku kebalik ya..” kata Seruni sambil mengamati baju, lalu mengelus pipinya.
“Ada coreng moreng dimukaku?”
Indra tertawa.
“Tidak Seruni, kamu cantik. Kata bapak, anakku besok kemungkinannya perempuan,” kata Indra sambil mengelus perut isterinya.
“Oh ya? Masa sih mas?”
“Kalau ketika hamil, seorang ibu kelihatan cantik, suka berdandan dan suka memasak, anaknya bakal perempuan.”
“Waaah... aku seneng kalau perempuan, ada temannya, supaya kalau bapaknya nakal ada yang ngebelain.”
“Enak aja, memangnya bapaknya nakal? Nggak ya nak, ayo bilang sama ibu bahwa bapak tidak nakal.” Kata Indra sambil mencium perut isterinya.
“Mas, perutku ini sudah mulai kelihatan gendut ya?”
“Iya, habis kamu makannya banyak..” seloroh Indra.
“Bukan begitu ‘kali, anaknya mulai tumbuh semakin besar.”
“Besok kalau di USG, aku mau lihat, wajahnya mirip siapa.”
“Mirip ibunya dong, katanya perempuan.”
“Belum tentu, itu kan kata orang tua-tua.. memangnya yang rajin Cuma perempuan? Aku juga rajin tahu.”
“Wweee... tapi kalau cantik.. kan cuma perempuan yang cantik?”
Ketika itu mereka sedang berbincang malam hari, dihalaman, disebuah kursi dibawah pohon mangga, sambil menatap bintang yang terburai dilangit biru, menatap rembulan sepotong yang mengambang diawang. Semilir angin malam menerpa rambut Seruni yang sebagian menutupi keningnya. Indra menyibakkan anak rambut itu dan mencium keningnya.
“Bagiku, laki-laki atau perempuan akan membahagiakan. Aku ingin lebih banyak anak..”
“Oh, banyak? Berapa ?”
“Bagaimana kalau lima?”
“Iih.. banyak amat..”
“Biar ramai rumah kita.. tidak sepi seperti sekarang ini. Hanya ada kamu dan aku..”
“Enam sekalian mas, perempuan tiga, laki-laki tiga..”
“Woouwww.. bagus.. aku suka.. aku suka..”
Keduanya bercanda seru sekali, terkadang saling cubit, saling rangkul.. saling ejek dan kemudian tertawa renyah bersama.
Rembulanpun tersenyum melihat kemesraan itu.
“Seperti bintang diatas sana yang tak pernah berhenti berkedip, begitu juga cinta kita..” bisik Indra sambil mengelus kepala isterinya, yang bersandar dengan manja dibahunya.
***
Pagi itu Indra berangkat kekantor lebih pagi, karena ada meeting jam delapan tepat. Indra memacu mobilnya cepat karena bangun agak kesiangan. Tapi ketika mobilnya mau memasuki halaman, seorang wanita berdiri ditengahnya.
“Lusi? Apa yang dikerjakannya disitu?”
“Indra, turun sebentar, aku mau bicara.”
“Minggir kamu, kalau tidak biar saja aku menabrak kamu!!” teriak Indra sambil melongok keluar jendela.
***
Besok lagi ya
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Wedeye, Teguh, Djuniarto, Tauchidm, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, RAHF Colection,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Ungaran..
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Alhamdulillah Buah Hatiku 22 sudah tayang gasik bingitz..
DeleteMatur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam hangat dan salam SEROJA dari Karang Tengah Tangerang.
Ahaaahaaaahaa.. Luci kecelek ya mbak.. sok teu bingits sih
DeleteMatur nuwun mbak....senang sekali sy disapa ... Semoga mbak Tien sekeluarga senantiasa sehat bahagia dlm lindungan Allah Yang Maha Agung
Selamat mencari inspirasi utk memberi warna pelangi kisah drama Buah Hatiku ini buat memporak porandakan hati yg baca..... Doaku selalu mbak.... Salam sayang dr Surabaya🤗😙😗😍
Alhamdulillah....
DeleteYang ditunggu tunggu sdh hadir
Matur nuwun Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Alhamdulillah, makasih mba ceritanya. Semoga sehat slalu. Salam hangat dari Kuningan yang slalu setia
DeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Wedeye, Teguh, Djuniarto, Tauchidm, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, RAHF Colection,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Ungaran..
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Trimakasih Bu Tien.. Salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir.
DeleteMatur nuwun...Mbak tien...piawai banget Basuki tokoh jahat bisa jd cerita yg luar biasa sekarang Surti dan Tikno yg rakyat biasa menjd heboh.. Smg sehat selalu jasmani rohani ekonomi..
ReplyDeleteAlhamdulillah ceritanya tayang lebih awal ,matur nuwun Bu tien.mugi2 Bu thin tansah pinaringan sehat.sukses kagem Bu Tien.penggemar setia,hartiwi DS Jakarta.
ReplyDeleteMakasih Bunda yg ditunggu tunggu muncul.Semoga Bunda selalu sehat dan terus berkarya.Dari Solo salam hangat buat Bunda
ReplyDeleteTeruma kasih bu Tien.. Episode 22 tayang lebih awal... Sehat selalu ya bu dan karyamu kami tunggu....
ReplyDeletewaduh Lusi mau bikin gara gara lagi tu...
T'kasih mba Tien..sehat selalu dan terus berkarya.
ReplyDeleteItu Lusi...maunya apa yah? Mulut dan hatinya ga pernah di sekolahin...kerjaannya nyakitin orang. Tapi itu bikin seru cerbung ini.
Makin semangad bacanya...balikpapan hadir bun
ReplyDeleteSll ada pengacau spy cerbung ramai tp tetap sj kita pembaca maunya happy end... Ok mb Tien tks Buah Hatiku terbit lbh awal... Lanjut bsk lg khan? Slm seroja utk kita semua..
ReplyDeleteAlhamdulillah Buah Hatiku sdh datang
ReplyDeleteSuwun mbak Tien, salam sehat sll dr Bekasi
Lanjut mb Tien.. sdh nulis comment kok hilang.. smp bsk lg ya ...smg
ReplyDeleteMb Lusi jera ketika Indra memarahi Lusi krn berita yg tdk benar..
Alhamdulillah Buah Hatiku~22 sudah hadir... maturnuwun Bu Tien, semoga tetap sehat dan semangat..
ReplyDeleteAamiin YRA..
Terima kasih jeng tien, cerbungnya gasik datangnya salam sehat dari jakarta
ReplyDeleteTrims bu tien. Rame nih, lusi mulai beraksi.
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien....
ReplyDeleteSalam sehat dari Purworejo
Lusi...lusi.. Cari gara2 aja. Makasih mba Tien. Lanjut mba
ReplyDeleteSelamat malam Mbak Tien, terima kasih sdh disapa..
ReplyDeleteAlhamdulillah Buah Hatiku 22 sdh tayang
Duuh Lusi lagi...
Semakin seru dan bikin penasaran ceritanya
Lanjuut..
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu.
Salam hangat dari Bekasi
Alhamdulillah..sudah tayang..
ReplyDeleteMatur nuwun bu tien
.
Salam sehat dari malang
Alhamdulillah... terobati rasa kangenku.. 22 muncul dengan manisnya.. smoga tanpa kendala Surti dan Tikno akan mereguk kebahagiaan yg sejati... Lusi.. lusi.. reseh banget sih kamu...
ReplyDeleteTerima kasih sdh tayang. Lusi kok sukanya ujug2 datang.
ReplyDeleteAlhamdulillah.
ReplyDeleteNext bu Tien
Salam. Sehat buat ibu n klg.
Terimakasih sudah memunculkan episode 22. Makin menarik kisahnya. Saya suka detil suasananya. Selamat berkarya mbakyu...sehat dan sukses selalu. Salam.sehat dari Semarang...
ReplyDeleteIyeng Sri Setiawati di Semarang
Alhamdulillah. Makasih mbak Tien. Sehat selalu ya
ReplyDeleteAlhamdulillah cerbung sdh muncul,mksh mb Tien smg sehat sll
ReplyDeleteMtnuwun mbk Tien
ReplyDeleteLusi bikin ceritanya tambah panjang....😁😀
Salam sehat dan semangat dr Sragen
Tambah seru, gak sabar nunggu kelanjutannya, salam dari Surabaya
ReplyDeleteLusi ngapain lagi, gemes euy... Terimakasih Bu Tien, salam sehat dari Yogya. 😍
ReplyDeleteLusi nyebelin aja. Selalu csri gara2...
ReplyDeleteWah BH 22 tampil lebih awal.. Matur suwun saget mank Tien..
ReplyDeleteSalam hangat saking Banten..
Terima kasih Bu Tien ..,salam dari Kefiri
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien..,salam sehat dari Kediri
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien,, happy weekend,, sehat terus ya Bunda 😍😍😍
ReplyDeleteAlhamndulillah... Terimakasih mbak Tien.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteJangan di sini dink kalau mau iklan... Kasian bu Tien. Udah kayak si Lusi aja
DeleteAmbarawa hadir Bu Tien..salam sehat selalu ditunggu kelanjutannya
ReplyDeleteNunggu 23...
ReplyDelete😁😁😁😁
Udah pengen getok si Lusi, eh ada iklan Judi. Di remove aja bu. Bikin kesel. Cukup Lusi aja yang bikin kesel
ReplyDeleteMonggo Jeng Tien, sampun dipun tenggo no 23 ipun.. salam seroja.
ReplyDeleteBola bali dilongok
ReplyDeleteKok gak muncul muncul juga ya?
Sudah kepengin banget lanjutannya
sama2 suka melongok kita bun.😊☺
DeletePada melongok ni ye... hehehe...
ReplyDelete☺🙇
Delete😁😄🤭
Deletekok belum ada juga ya.. 23.. halo 23.. kunantikan dirimu selalu.
ReplyDeleteHehehehe....pada ngga sabar nunggu episode 23.
ReplyDeleteSehat selalu Bu Tien, salam dari Bandung (Komariah Prilanawati)
Nunggu Buah Hatiku 23 kok. Blm tayang ya.. Bu Tien......
ReplyDeleteNyuwun pangapunten...menawi..panjenengan di buru para pembaca..
ReplyDelete.
Sehat sehat nggih bu tien...
.
😍😍😍😍🙏🙏🙏🙏🙏
Selamat malam Bu Tien , semoga sekel sllu sehat2 , matur nuwun Buah Hatiku 22 , sugeng ngaso. salam.
ReplyDeleteBlm muncul juga ya No 23... smoga sehat selalu ya Jeng Tien
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeletePagi Bu Tien,sehat selalu tentunya.menunggu adalah menjenuhkan,buah hatiku ke 23 blm ditayang njih bu.kulo tenggo Lo bu.matur nuwun Bu.
ReplyDeleteBu Tien, mohon maaf kecapekan. Kemarin ada urusan keluarga di Muntilan jadi beha episode_23 belum tayabg 🙏🙏🙏
ReplyDeleteBersama Om Yowa Ngayojokarto, mudah-2an Nanti malam capeknya sdh hilang dan beha eps_23 bisa tayang lagi. Aamiin.
DeleteMudah-2an upgrade laptopnya sdh beres sehingga beha eps_23 dstnya lancar. Yang paling kita do'akan semoga bu Tien selalu diberi kesehatan lahir batin. Aamiin.
DeleteMksih Infonya Kakek Habi
ReplyDeleteSmg mbk Tien dan Mbak Tien Lover's semua tetap semangat dan sehat....Aamiin
Aamiin...
DeleteSehat selalu tuk bu tien n klg.
Terima ksih infonya kek
Sama-sama neng Nani Nur'Aini, neng Putri, sabar.... Ya.
DeleteSelamat pagi bu Tien
ReplyDeleteSalam sehat dari Purworejo
Urutan 23 tampil Yo ,penggemar setia menunggu.hartiwi jkrt.
ReplyDeleteKutunggu dan kutunggu lagi
ReplyDeletedari waktu ke waktu
Jeng Tien sehat2 aja to.. jadi kepikiran nih.. salam seroja buat Jeng Tien dari Semarang.
Mbak tien... Smg selalu sehat jasmani rohani ekonomi agar senantiasa bisa berkarya
ReplyDeleteSemoga sll sehat Bu Tien..
ReplyDeleteLong weekend di rmh aja nungguin episode berikut nya.. Tapi ga tayang2
Benar mba tien saya juga nunggu
ReplyDeleteSemoga mba tien sehat selalu
Mksih mba Tien.. Ditgu y episode 23 nya.. Salamdri sukabumi
ReplyDeleteMaturnuwun 22 nipun....dipun tenggo saklajengipun...nomer 23. Salam saking Jogya
ReplyDeleteLibur panjang gak kemana mana
ReplyDeleteEeee BeHa 23 malah g tayang
Semangat bu Tien
Kasihan... .. bot-abote ngenteni kabare Surti, Tikno, Seruni lan Indra. Sabar nggih... Muga-2 laptop bu Tien sdh selesai UPGRADE-nya
DeleteSiap..kakek habi...matur nuwun infonya
DeleteMoga cepet selesai...
Upgrade laptop bu tien
eps 23 kmn yaa...🤔
ReplyDeletePenasaran dg episode 23,apa ya yg akan terjadi?Ditunggu ya bu Tien
ReplyDeleteKok belum muncul juga ya episode 23 ?
ReplyDeleteTak kiro wis tayang,jebul durung heh hj hsrtiwi jkrt.
ReplyDeleteE durung ysyang juga to,sabar,mbok2 mengko bengi.he he sabar njih,rencang2.
ReplyDeletePemberitahuan.
ReplyDeleteMohon ma'af BEHA Eps_24 tidak dapat hadir disini karena sesuatu hal. InsyaAllah besuk bisa hadir kembali disini, ditempat ini. 🙏🙏🙏
Monggo sami sare kemawon.
ReplyDeleteMangga kita tidur bareng, saya temani diranjang masing-masing.
ReplyDeleteAJOQQ agen jud! poker online terpecaya dan teraman di indonesia :)
gampang menangnya dan banyak bonusnya :)
ayo segera bergabung bersama kami hanya di AJOQQ :)