Thursday, July 16, 2020

CINTAKU ADA DIANTARA MEGA 21

CINTAKU ADA DIANTARA MEGA  21

(Tien Kumalasari)

 

Basuki mengangkat ponselnya.

"Hallo, ibu Umi?"

"Ya nak, saya."

"Ada apa bu?"

"Ini lho nak, ada orang bertanya tentang anaknya yang pernah ditinggalkan didepan panti. Dulu dia meninggalkan baju dan sepatu sulam berwarna merah. Saya teringat baju bayi dan sepatu yang saya berikan Mery beberapa hari yang lalu. Tapi dia meninggalkan sepatu hanya satu itu, harusnya yang satunya dia bawa, barangkali bisa dijadikan bukti, tapi katanya sepatu itu hilang."

"Maksud bu Umi... dia itu orang tuanya Mery?"

"Saya tidak tahu persis, dia tidak membawa bukti apapun kecuali hanya kata-kata."

"Apakah dia masih disitu sekarang? So'alnya saya ada di Ungaran, baru mau pulang, jadi saya kan lewat Salatuga. Kalau saya bisa ketemu kan enak."

"Nak Basuki bersama Mery?"

"Tidak bu, tapi kalau perlu nanti bisa dipertemukan."

"Baiklah, saya suruh saja wanita itu menunggu ya nak."

"Baik bu, saya segera meluncur kesana."

"Siapa mas, tampaknya serius banget."

"Dari ibu Umi, Kepala Panti Asuhan dimana dulu Mery dibesarkan. Tampaknya ada wanita datang dan diduga itu ibunya Mery."

"Wah, sangat membahagiakan. Sayang mbak Mery nggak ikut."

"Kita akan mampir kesana, dan melihat siapakah dia."

Tapi begitu Basuki bersiap pulang, seorang stafnya memberi tahu bahwa ada tamu dari Jakarta sedang menunggu.

"Sebentar ya Gas, terpaksa tertunda nih kepulangan kita."

"Nggak apa-apa mas, selesaikan dulu urusan mas."

"Tapi kamu harus ikut Gas, siapa tau nanti ada kelanjutannya yang harus kamu tangani."

 

***

 

"Bu, sudah saya sampaikan ke pak Basuki, ibu diminta untuk menunggu." kata ibu Umi kepada wanita yang menemuinya sejam yang lalu.

Ibu itu bertanya tanya dalam hati. Dia ingat penolongnya  kalau tidak salah namanya juga Basuki.

"Basuki.. Basuki.. sepertinya dia, apakah orang yang sama ?"

"Bagaimana bu?"

"Bukan apa-apa, namanya Basuki, seperti nama orang yang pernah menolong saya."

"Banyak orang yang memiliki nama sama."

"Iya benar."

"Bolehkah saya tau, mengapa ibu dulu membuang bayi ibu, lalu sekarang mencarinya?"

Wanita yang memang ibu Sumini itu menundukkan wajahnya, tampak setitik air mata menetes, lalu diusapnya dengan ujung bajunya. Ibu Umi mengambil selembar tissue lalu diberikannya kepada ibu Sumini.

"Entahlah mana yang lebih berdosa, membuang  anak sendiri demi mengharapkan perawatan yang lebih baik bagi anak itu, atau tetap membawanya dalam hidup penuh sengsara," gumamnya seperti kepada dirinya sendiri.

Ketika anak itu lahir, baru seminggu, suami saya meninggal karena sakit paru-paru.

Saya melanjutkan hidup dengan buruh mencuci di tetangga-tetangga, sambil merawat bayi kecil saya. Tapi itu ternyata sangat berat. Saya tidak setiap hari mendapatkan uang, Bahkan pernah dua hari tidak makan karena tak punya uang sepeserpun, akibatnya ASI saya tidak bisa keluar, anak saya rewel ta habis-habisnya. Lalu saya putuskan untuk 'membuang' bayi saya dengan meletakkannya didepan Panti ini."

"Sebenarnya ibu bisa menitipkannya secara baik-baik."

"Kata orang -orang kalau menitipkan anak itu harus membayar."

"Tidak bu, disini untuk anak yatim piatu yang tidak mampu. kami tidak memungut bayaran. Tapi semuanya sudah terjadi, ya sudah tidak usah disesali. Kalau benar anak ibu itu adalah Mery, dia baik-baik saja, bahkan sebentar lagi akan menikah dengan orang yang dulu memungutnya dari sini."

"Oh, semoga benar itu anak saya. Baru mau menikah? Kalau tidak salah umurnya sudah tigapuluh tahunan lebih."

"Saya juga tidak tahu. Pak Basuki memintanya kira-kira duapuluhan tahun lalu, dan baru mau menikahinya sekarang."

"Semoga dia itu benar anak saya."

"Sayang sekali ibu tidak lagi memiliki sebelah sepatu yang ibu bawakan bersama bayi itu."

"Apakah dengan begitu.. ibu, atau bahkan dia tidak mau mengakui saya sebagai ibunya?" kata bu Sumini pilu.

"Bukan begitu bu, barangkali supaya lebih tepatnya ada bukti sepatu itu. Tapi ibu jangan berkecil hati, nak Basuki itu orang baik, dia pasti bisa mempertimbangkannya. Ibu tunggu dulu disini ya, saya akan menyelesaikan pekerjaan saya."

"Baiklah ibu, silahkan."

Bu Sumini duduk terpekur dikursi tamu. Bermacam perasaan mengaduk aduk hatinya. Benarkah dia tidak akan dipercaya karena tidak membawa pasangan sepatu itu? Lalu bu Sumini menyesali kejadian kira-kira sebulan lalu, ketika dia jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit oleh seseorang bernama Basuki. Bungkusan itu tertinggal ditempat dia terjatuh, yang entah sekarang ada dimana. Barangkali sudah ditemukan orang karena ada uang sedikit disitu, selebihnya adalah baju-baju kumal beberapa lembar, termasuk kaos bayi kecil yang dibawanya kemana-mana.

"Basuki... Basuki..." digumamkannya nama itu berkali-kali. Benarkah dia Basuki yang sama dengan Basuki yang telah memungut anaknya?

 

***

 

"Tiwi duduk saja, anteng, nggak boleh jalan-jalan ya. Makan disuapi ibu Mery?" tanya Mery sambil mendudukkan Tiwi dikursi.

"Iya.. mam..mam.. sama.. ayam.."

"Anak pintar, sebentar biar diambilkan ya. Sri kamu mau makan apa?"

"Aku timlo lah, kangen masakan warung ini.."

Mery memesan makanan setelah pelayan mendekat.

"Iwi..inum cucu..."

"Susu soklat... mau?"

"Ho oh, cucu cokat.."

"Beres, untuk anakku yang cantik dan pinter ini.. semua siap." kata Mery lalu beranjak kebelakang, membuat sendiri susu soklat untuk Tiwi.

"Ibu.. Iwi holeh ulun?"

"Nggak boleh turun Tiwi, duduk saja yang manis, sambil menunggu ibu Mery, ya?"

"Nggak holeh halan-halan?"

"Nggak boleh, banyak orang lagi makan tuh, nanti Tiwi dimarahi."

"Dimalahi?"

"Iya, tapi kalau Tiwi duduk manis disini, tidak akan dimarahi. Bukankan Tiwi anak pintar?"

Tiwi mengangguk-angguk.

"Ibu Mely lama..."

"Hallo... ibu Mery sudah datang..." kata Mery sambil membawa segelas soklat susu."

"Ini, boleh diminum sekarang."kata Mery sambil mendekatkan gelas kedepan mulut Tiwi.

"Ake cedotan ya?"

"Ya, pake sedotan, nah, ibu pegangin nih, hati-hati, jangan sampai tumpah."

"Enak.. enak..." pekik Tiwi setelah menyedot beberapa tegukan.

"Minumnya sudah dulu ya, Tiwi harus makan dulu baru boleh minum lagi."

"Ama ayam .. ama ayam.."

"Iya, tuh sudah datang nasi ayamnya..."

"mBak Mery pinter, besok kalau punya anak sudah bisa momong tanpa harus belajar lagi," kata Sri sambil tersenyum.

"Iya Sri, Tiwi ini yang mengajari aku. Ya Wi?"

Tiwi mengangguk-angguk tanpa tau apa maksudnya, sambil mengunyah nasi yang disuapkan kemulutnya oleh Mery.

"Ayo Sri, segera dimakan, keburu dingin, kurang enak."

"Hm, harumnya .. pantesan banyak pelanggan ya mbak?"

"Saya syukuri semuanya Sri, ini semua adalah berkah, atas jerih payahku selama ini, dan semuanya tak lepas dari bantuan kamu juga."

"Sudahlah, jangan lagi diulang-ulang menyertakan nama saya dalam keberhasilan itu. Saya kan cuma sedikit membantu memberikan resep, dan tangan mulia mbak Mery yang menghasilkannya."

"Terimakasih atas semuanya ya Sri."

"Ayo mbak, lha mbak Mery nyuapin Tiwi, kapan makannya?"

"Ya, ini sudah sambil menyendok makananku. Yang penting Tiwi kenyang dulu."

Tapi kegiatan menyuapi itu terhenti ketika ponsel Mery berdering.

"Dari Basuki," katanya lalu membuka ponselnya.

"Ya Bas?"

"Mer, sebenarnya ada hal penting yang ingin aku sampaikan, tapi ini mendadak ada tamu dirumah. Aku sama Bagas sudah siap-siap pulang, tiba-tiba tamu datang."

"Ya sudahlah Bas, selesaikan saja urusan kamu, kalau masih ada tamu masa harus ditinggal pulang."

"Bukan begitu, baru saja bu Umi telpon."

"Bu Umi ? Ada apa?"

"Katanya ada seorang wanita yang sedang mencari anaknya. Dia dulu meninggalkan bayinya didepan Panti dan sepatu sulam hanya sebuah bersama bayinya."

"Ya Tuhan, itu ibuku ?"

"Aku belum yakin, ketika bu Umi menanyakan dimana pasangan sepatu itu, dia bilang sudah hilang."

"Aduh, tapi aku ingin ketemu, bagaimana ini, apa saya harus ke Salatiga sekarang?"

"Jangan dulu Mer, akulah yang akan kesana dulu, nanti bagaimana kelanjutannya aku akan mengabari kamu. Sekarang aku selesaikan dulu urusan pekerjaanku ya."

"Baiklah, aku menunggu ya Bas."

Sambil menutup ponselnya, Mery menghela nafas panjang.

"Ada apa mbak ?"

"Ada seorang ibu mencari anaknya yang dulu ditinggalkan di panti. Apakah itu ibuku ya?"

"Ciri-cirinya?"

"Basuki yang akan kesana setelah urusannya selesai. Dia bercerita tentang sepatu songket itu, tapi dia tidak punya pasangannya, katanya hilang."

"Jangan-jangan orang yang mengada-ada."

"Entahlah Sri, aduh.. aku kok jadi berdebar-debar ya."

"Ibu Meliiii... haaaak..." Tiwi berteriak minta suap.

"Oh, ya ampuun.. ibu Mery lupa.. ini sayang."

"Iya mbak, aku juga ikut berdebar nih, mudah-mudahan bener. Tapi mbak harus hati-hati. Masalah pasangan sepatu itu harus benar-benar dibuktikan. Bisa jadi dia pernah mendengar cerita dari ibunya mbak Mery yang benar-benar ibunya, kemudian mempergunakannya untuk mencari keuntungan."

"Iya, makanya aku menunggu Basuki dulu, dia akan menemuinya setelah urusannya selesai."

 

***

 

"mBak Mery... ini anak siapa?"

Mery terkejut, menoleh kebelakang, dilihatnya Kristin sedang makan bersama seorang laki-laki yang dikenalnya sebagai ayahnya Kristin dan seorang wanita cantik yang mungkin ibunya, entahlah.  Mery kemudian berdiri untuk menghormati langganannya.

"Selamat siang, mbak Kristin, bapak, ibu.." sapanya ramah.

"Siang,"  jawab ketiganya bersamaan.

"Ini mama saya mbak Mery, kalau papa kan sudah tau?"

"Iya, selamat bertemu ibu, senang mendapatkan tamu kehormatan."

"Ma, pemilik warung ini, bukan hanya cantik, tapi juga masakannya sangat enak, bukankah begitu?" kata pak Suryo memuji Mery.

"Iya benar pak, aku cocok masakannya."

"Terimakasih bapak, ibu, mbak Kristin."

"Saya tadi bertanya, itu anak siapa? Bukan anak mbak Mery kan?" tanya Kristin. 

"Oh, bukan, ini anak sahabat saya itu, Sri, anak ini namanya Tiwi. Sini Tiwi, kasih salam sama tante cantik, sama opa, sama oma..." kata Mery sambil mengangkat Tiwi agar mendekat dan menyalami ketiga tamunya.

Tiwi menyalami dan mencium tangan mereka.

"Anaknya menggemaskan, jadi pengin segera punya cucu ya pa," kata bu Suryo.

Pak Suryo mengangguk-angguk.

"Benar ma, tanya tuh Kristin.. kapan mau memberikan cucu untuk papa sama mama ?"

"Papa, carikan dulu suami buat Kristin," kata Kristin manja.

Mery ikut tertawa. Dan tiba-tiba dia teringat Bagas.

"Bagaimana dengan Bagas?"

Kristin terkejut, bagaimana bisa Mery tiba-tiba menyebut nama Bagas.

"Dia itu sangat baik. Semoga mbak Kristin bisa jadian sama dia."

"mBak Mery bisa saja, apa Bagas suka membicarakan saya?" tanya Kristin memancing.

"Suka, sering."

"Tapi dia mau resign dari perusahaan papa."

"Oh iya, dia membantu .. mmm... saudaranya di Ungaran," kata Mery tanpa menyebut nama Basuki.

"Ungaran? Jauhnya.."

"Biar jauh kalau dekat dihati ?" canda Mery,

Kristin cuma tersenyum. Pak Suryo dan bu Suryo pura-pura tidak mendengarkan obrolan itu. Tampaknya Mery tau kalau Kristin suka sama Bagas. Tapi bagaimana dengan Bagas? Kata hati bu Suryo.

***

"Tampaknya pemilik warung itu tahu benar tentang Bagas ya," tanya bu Suryo kepada Kristin dalam perjalanan kembali ke kantor.

 "Bagas itu setiap hari makan disitu ma, Kristin tadinya nggak suka, tapi setelah merasakan sekali, Kristin jadi suka. Kristin suka nasi gorengnya."

"Dari dulu kamu cuma pesan nasi goreng aja, coba tadi makan timlo, enak lho, ya kan ma?"

"Iya, enak, mantap."

"Iya, lain kali Kristin mau makan timlonya."

"Mama nggak heran, mengetahui Kristin tiba-tiba suka makan di warung?" tanya pak Suryo kepada isterinya.

"Iya sih, mama heran, bagaimana bisa berubah sih pa. Biasanya sukanya makan direstoran, sudah harganya mahal, masakannya belum tentu enak."

"Itu karena Bagas ma. Cara Kristin berpakaian kan juga berubah, itu karena Bagas, ya kan Kris?"

"Hm.. iya." jawab Kristin singkat. Setiap kali mengingat Bagas, hatinya bagai teriris dengan sembilu. Perih pedih.

"Berarti besar juga ya pengaruh Bagas pada Kristin ?"

"Tapi kok nggak bisa bersatu ya ma?"

"Menurut mama, Bagas itu juga punya perhatian sama Kristin."

"Mengapa dia pergi?" keluh Kristin.

"Kan kata papa, dia harus membantu saudaranya."

"Sebenarnya bukan saudara beneran. Ayahnya Bagas itu, teman sekolah ayahnya si pemilik perusahaan itu. Karena ayahnya sudah meninggal, si pengusaha itu menganggap Darmono sebagai orang tuanya. Ya mungkin karena mendengar keluhan-keluhan dia tentang beratnya pekerjaan, Darmono jadi mendukung anaknya membantu mereka."

"Bukan karena kesal sama Kristin?"

"Coba saja besok kalau dia masuk kamu tanyakan."

***

Hari sudah agak sore ketika Basuki memasuki halaman Panti Asuhan itu.

Begitu ia dan Bagas memasuki ruang tamu, dilihatnya ibu Umi sudah menunggu.

"Selamat sore ibu," sapa Basuki.

"Selamat sore nak, silahkan duduk."

"Perkenalkan, ini sahabat saya, Bagas, dia akan membantu pekerjaan saya di Ungaran."

"Oh, nak Bagas, selamat bertemu."

"Selamat bertemu ibu, senang berkenalan dengan ibu."

"Terimakasih nak, ayo silahkan duduk, silahkan duduk."

"Ma'af ya bu, ibu terlalu lama menunggu, so'alnya begitu kami mau pulang, mendadak ada tamu, dan berbincang cukup lama."

"Tidak apa-apa, dia masih menunggu kok."

Basuki tampak mencari-cari. Dimana orang yang sedang menunggunya?

"Sebentar nak, tadi ibu suruh istirahat dibelakang, karena tampaknya dia lelah. Cuma saja, ibu juga tidak begitu saja percaya, so'alnya dia bilang sepatu yang dibawakan pada bayinya ketika itu, tapi pasangannya tidak dibawa, katanya hilang."

"Oh, begitu ya bu?"

"Kalau dia bisa menunjukkan pasangannya kan gampang to nak, tapi coba saja nanti nak Basuki berbicara lagi sama dia. Tapi seharusnya Mery ada ya nak?"

"Sayang sekali tadi kebetulan saya sedang mengurus pekerjaan di Ungaran, jadi Mery tidak ikut."

"Sebentar saya panggil dia ya nak?" kata ibu Umi sambil beranjak.

Basuki bedebar menunggu. 

"Mas, hati-hati dan jangan cepat percaya, jaman sekarang banyak orang mengada-ada. Apalagi kalau dia tau bahwa mas Banyak duit," bisik Bagas.

"Iya, aku tau." 

Tak lama kemudian ibu Umi keluar dengan seorang wanita setengah tua. Basuki terkejut karena mengenalnya.

"Bu Sumini ?"

***

besok lagi ya.



















41 comments:

  1. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Anton,Hadi, Pri ,Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Yowa, Yustikno, Wedeye, Tauchidm,
    Yustinhar. Nova, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Ungaran..
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga Bu Tien sllu sehat serta sllu ada dlm lindungan Alloh SWT. Aamiin...

      Delete
    2. Hallow juga mbak Tien..... mau tidur nih....coba nginceng... ahaaa tnyt sdh terbit..... matur nuwun sdh disapa πŸ€—πŸ˜™πŸ˜™πŸ˜
      Selamat berkarya mbak... Semoga crita drama cintanya semakin asyik penuh aksen romantikanya
      Doaku senantiasa menyertai utk kebahagian mbak Tien beserta keluarga.... Salam sayang dr Surabaya 😍😍

      Delete
    3. Alhamdulillah, matur nuwun Mbak Tien ceritanya semakin menarik dan sangat menghibur.
      Salam sejahtera dari Pangkalpinang semoga Mbak Tien sehat selalu dan tetap semangat.

      Delete
    4. Selamat malam jebg Tien.
      Terimakasih tayangan CADM_21, makin greget dan makin pingin lihat pertemuan Mery dengan bu Sumini.
      Dibawah ini yang kutemukan untuk koreksi naskah sebelum naik cetak.

      Iki disik liyane mengko "urgent salah nama"

      "Ini mama saya _mbak Kristin,_ kalau papa kan sudah tau?"
      # "Ini mama saya *_mbak Mery_*, kalau papa kan sudah tau?"

      Ini bahan koreksi naskahnya:
      1. Tapi dia _meninggallkan_ sepatu hanya satu itu,....
      #Tapi dia *_meninggalkan_* sepatu hanya satu itu,....
      2. Kalau tidak salah umurnya sudah _tigapupuh tahunan_ lebih."
      # Kalau tidak salah umurnya sudah *_tigapuluh tahunan_* lebih."
      3. "Beres, untuk _anakkua yang cantik_ dan pinter ini.. semua siap."
      # "Beres, untuk *_anakku yang cantik_* dan pinter ini.. semua siap."
      4. "Enak.. enak..." pekik Tiwi setelah _menyedok beberapa tegukan._
      # "Enak.. enak..." pekik Tiwi setelah *_menyedot beberapa tegukan._*
      5. _"Perkanalkan,_ ini sahabat saya, Bagas, dia akan membantu pekerjaan saya di Ungaran."
      # *_"Perkenalkan,_* ini sahabat saya, Bagas, dia akan membantu pekerjaan saya di Ungaran."
      6. "Sebentar saya _pamggil dia ya nak?"_ kata ibu Umi sambil beranjak.
      # "Sebentar saya *_panggil_* dia ya nak?" kata ibu Umi sambil beranjak.

      Walah .....besok lagi ya...
      Monggo jeng Tien, semoga berkenan. Ditunggu episode_22nya.

      Delete
    5. Alhamdulillah CADM 21 sudah tayang.. semangkin seru aja ceritanya dan mbak Tien PANCÈN OYΓ‰ lihay dalam mengolah kata-kata...
      Matur nuwun mbak Tien, semoga Mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Aamiin Yaa Robbal Aalamiin
      Salam hangat dan salam SEROJA dari Karang Tengah, Tangerang.

      Delete
    6. Halo juga mba, Alhamdulillah, makasih cerbungnya. Makin penasaran. Semoga kita sehat slalu, Aamiin

      Delete
  2. Pas buka pas ada itu sesuatu Bu Tien... Trimakasih n alhamdulillah..Salam sehat bahagia dari Madiun yg sllu setia hadir.

    ReplyDelete
  3. Matur nuwun mbak Tien
    Salam sehat dari Batang

    ReplyDelete
  4. Matur nuwun mbak Tien....
    Salam hangat juga dr Sragen

    ReplyDelete
  5. Terima kasih jeng tien cerbungnya.
    Salam sehat dan jaga kesehatan

    ReplyDelete
  6. Terima kasih sdh diabsen bu tien ..kok saya ikut berdebar membaca kisah ini,ternyata perkiraan saya salah ya bu,semoga bu tien dan kelg selalu sehat .saya penggemar tulisan bu tien sdh lama tapi baru bisa komen disini.selalu setia menunggu lanjutannya bu...πŸ˜ŠπŸ™ .

    ReplyDelete
  7. Wah akirnya bu Sumini ternyata bunda nya mba Mery.Pasti mba Mery seneng banget ketemu bundanya.Mba Kristin yg kasihan di tinggal Bagas.Akankah mereka berjodoh?Semangat mba Tien,lanjutannya pasti tambah seru nih.
    Salam sehat mba Tien dr Tegal.

    ReplyDelete
  8. Matur nuwun... Mbak tien salam tahes ulales dr Sby

    ReplyDelete
  9. Puji Tuhan, mbak Mery sdh menemukan ibu kandungnya. Kristin agak senang sptnya mb Mery bakal mendukung hubungannya dg Basuki. Ibu Tien memang pakar membuat penasaran pembaca. Mungkinkah ayah biologis Merry yg sdh meninggal adalah ayah Basuki? Kita tunggu keterangan lanjut dari ibu Sumini.
    Semoga ibu Tien yg luar biasa ini selalu sehat, semangat dan lanjut eps 22 yg Yustin Har dkk nantikan. Matur sembah nuwun ...

    ReplyDelete
  10. Puji Tuhan, mbak Mery sdh menemukan ibu kandungnya. Kristin agak senang sptnya mb Mery bakal mendukung hubungannya dg Basuki. Ibu Tien memang pakar membuat penasaran pembaca. Mungkinkah ayah biologis Merry yg sdh meninggal adalah ayah Basuki? Kita tunggu keterangan lanjut dari ibu Sumini.
    Semoga ibu Tien yg luar biasa ini selalu sehat, semangat dan lanjut eps 22 yg Yustin Har dkk nantikan. Matur sembah nuwun ...

    ReplyDelete
  11. Sorry maksut sy mb Mery mendukung hub Kristin dg Bagas... Bukan Basuki... (yustinhar)

    ReplyDelete
  12. Sorry maksut sy mb Mery mendukung hub Kristin dg Bagas... Bukan Basuki... (yustinhar)

    ReplyDelete
  13. Hallo juga Bu Tien masih semangat n sehat selalu salam,natur nuwun,tapi kayaknya ada yg masih gampang ketebak ini Bu,mudah2an nggak melesetπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ™πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  14. Nah ... Betul kan ibu Sumini ... ibunya Mery. Pokoknya lanjut aja mbak Tien sampai tuntas.

    Salam hangat dari Yogya.

    ReplyDelete
  15. 1. Tyt dugaan sy benar khan kalau
    bu Sumini ad ibunya mb Merry tp blm tahu apakah bpknya Basuki juga ayah biologis mb Nerry... Bs batal oernikahannya dg Basuki sdr seayah donk... Smg keliru dugaan pembc..2. smg bagas dan kristin berjodoh dg bantuan basuki dan merry .. pelan tp pasti...3. slm seroja utk mb tien dan kita semua pembc setia cadm eps 22.. dinanti dg tak sabar..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi dicerita busumini suaminya meninggal kena kangker paru2 bu..😊

      Delete
  16. Selamat pagi Bu Tien , semoga sekel sllu sehat , matur nuwun CADM 21 nya , smga sllu sukses. Salam.

    ReplyDelete
  17. Sukses buat mbak Tien yang mampu membuat BAPER pembacanya .....kelihatannya bakalan happy ending nih, Merry ketemu ibunya. Sedangkan ayah Merry annonim saja, ngga mungkin seayah dengan Basuki karena meninggalnya sakit paru2 dan dalam kemiskinan.
    Setelah jauh Bagas baru menyadari ada benih2 cinta yang tumbuh di hatinya, betapa dia merindukan Kristin ....suatu kisah yang sangat romantis ....kebahagiaan harus diraih dengan perjuangan........
    Salam sehat buat mbak Tien dan keluarga ........

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah, suwun mba Tien CDAMnya makin seru, lanjut nggih ...
    Salam sehat sll dr Bekasi

    ReplyDelete
  19. Kagetttt...basuki dan bu sumini..

    Semangat Mba Tien... sehat selalu.πŸ‘πŸ’ͺ❤

    Trina
    @ Bandunf

    ReplyDelete
  20. Benaaaar.. Bu sumini ibu nya mery..
    Smoga ceritanya bertambah seru.
    Makasih ibu Tien, sehat selalu tuk ibu n kluarga.
    Salam Putri - Bekasi

    ReplyDelete
  21. Selamat pagi Mbak Tien, terima kasih sdh di absen
    Alhamdulillah CADM 21 sdh tayang
    Ternyata bu Sumini ibunya Mery..
    Semoga Bagas sukses bekerja di perusahaan Basuki dan berjodoh dg Kristin
    Semakin seru dan bikin penasaran ceritanya
    Semoga Mbak Tien sehat selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  22. Selamat pagi Mbak Tien, terima kasih sdh di absen
    Alhamdulillah CADM 21 sdh tayang
    Ternyata bu Sumini ibunya Mery..
    Semoga Bagas sukses bekerja di perusahaan Basuki dan berjodoh dg Kristin
    Semakin seru dan bikin penasaran ceritanya
    Semoga Mbak Tien sehat selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  23. Selamat pagi Mbak Tien, terima kasih sdh di absen
    Alhamdulillah CADM 21 sdh tayang
    Ternyata bu Sumini ibunya Mery..
    Semoga Bagas sukses bekerja di perusahaan Basuki dan berjodoh dg Kristin
    Semakin seru dan bikin penasaran ceritanya
    Semoga Mbak Tien sehat selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  24. Terimakasih mba Tien. Semakin seru nih. Lanjut mba

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah... Makasih Bu Tien cantik...

    ReplyDelete
  26. Alhamndulillah.... Makasih mbak Tien, semakin seru ceritanya.
    Sehat dan tetap semangat mbak tien

    ReplyDelete
  27. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  28. Selamat malam bu Tien, selamat malam semua....
    Salam sehat untuk bu Tien dan semuanya dari Purworejo.....
    Kutunggu kelanjutannya ceritanya bu Tien...

    ReplyDelete
  29. Selamat malam Mbak Tien juga teman2 penggemar cerbung CADM semuanya...
    Sedang menunggu lanjutan CADM nya
    Salam sehat dari Bekasi

    ReplyDelete
  30. AJOQQ agen jud! poker online terpecaya dan teraman di indonesia :)
    gampang menangnya dan banyak bonusnya :)
    ayo segera bergabung bersama kami hanya di AJOQQ :)

    ReplyDelete

KUPETIK SETANGKAI BINTANG 01

  KUPETIK SETANGKAI BINTANG  01. (Tien Kumalasari)   Minar melanjutkan memetik sayur di kebun. Hari ini panen kacang panjang, sangat menyena...