Tuesday, July 7, 2020

CINTAKU ADA DIANTARA MEGA 12

CINTAKU ADA DIANTARA MEGA  12

(Tien Kumalasari)

"Ponsel ketinggalan?" pekik Mery.

Seorang pelayan tiba-tiba berlari.

"Ini punya bapak?"

"Oh, iya benar.. terimakasih ya," katanya kepada pelayan itu, yang kemudian mengangguk dan berlalu.

"Ada Bagas disini?"

Bagas mencoba tersenyum, senyum paling masam yang pernah dia berikan. Barangkali lebih masam dari yang namanya asam.

"Iya mas.. ini sudah mau pulang."

"Sebenarnya ada yang aku ingin bilang sama kamu, tapi aku sedang tergesa-gesa, jadi nanti lain kali saja kita bicara."

"Oh, baiklah."

"Mery, aku pergi dulu," kata Basuki kepada Mery, sambil menyentuh lengannya.

"Hati-hati, jangan sampai hidung kamu ketinggalan juga," canda Mery.

Basuki tertawa  sambil berlalu. Ia tampak tergesa-gesa.

Bagas berdiri.

"Lho, minumnya belum dihabiskan."

"Sudah, terimakasih."

Tak ada yang perlu ditanyakan Bagas. Barangkali sikap mereka berdua sudah menjawab semuanya. Mery juga belum sempat mengatakan seberapa jauh hubungannya dengan Basuki karena Bagas bergegas pergi, membawa luka yang pedih perih..  meneteskan segenap duka yang terus menerus mengiris  hatinya.

***

 

"Bagaas..." panggilan ayahnya tak digubris.. ia langsung masuk kekamar.

"Bagaas..." panggilnya lagi. Bagas menjenguk dari balik pintu.

"Ma'af bapak, Bagas sedang  tidak enak badan. Bagas mau tiduran dulu ya pak," kata Bagas yang merasa bersalah telah mengacuhkan panggilan ayahnya.

Bagas kemudian menutup pintunya.

"mBook," panggil pak Darmono kepada mbok Sumi.

mBok Sumi mendekat.

"Ya pak..."

"Lihat itu Bagas, pulang kerja langsung masuk kekamarnya, katanya nggak enak badan."

"Owalaah, dari kemarin itu pak."

"Coba kamu pijitin atau bawakan obat, tapi tanyakan dulu sakitnya bagaimana. Bingung aku. Beberapa hari ini jarang bicara."

"Mas Bagas itu sakitnya sakit cinta kok pak."

"Apa?" tanya pak Darmono terkejut.

"Sakit cinta. Katanya begitu," kata simbok yang langsung masuk kekamar Bagas, meninggalkan pak Darmono termangu ditempatnya.

"Mas Bagas.." kata simbok yang lalu memegang kaki momongannya.

Bagas menelungkupkan tubuhnya.

"Simbok pijit ya?"

"Hm..." hanya itu jawaban Bagas.

"Ini masih sakit yang kemarin? Sakit karena pacarnya diambil orang?" 

Bagas tak menjawab. 

"Maas... mas, cah gantenge kaya gini kok bisa patah hati. Ya cari lagi to mas, dunia tidak hanya seluas daun kelor."

Simbok masih saja ngedumel sambil memijit-mijit kakinya, tapi Bagas tak menjawab sepatahpun. Ia juga heran pada dirinya, mengapa harus mencintai perempuan yang jauh lebih tua darinya. Dan mengapa melihat kebersamaannya bersama lelaki lain maka hatinya menjadi terluka?

"mBok, patah hati itu sakit lho mbok..." keluh Bagas .

"Halaah.. sakit yang seperti apa to mas.. kok seperti nggak ada yang lain saja. Simbok kan sudah bilang, dunia tidak selebar daun kelor. Apalagi mas Bagas ini guanteng.. pinter.. jaan.. mana ada gadis yang nggak suka sama mas Bagas?"

"Tapi kan nggak ada yang sama mbok?"

"Lha ya ada saja.. sama-sama perempuan, sama-sama cantik.. Lha kalau cari yang persis mana ada, kecuali kalau dia itu dilahirkan kembar."

Bagas terbatuk-batuk menahan tawa.

"Kasihan  bapak lho mas, tadi bapak bilang mas Bagas sakit, wajahnya kelihatan sedih."

"Masa mbok?"

"Iya. Namanya anak semata wayang. Bapak itu punyanya cuma mas Bagas saja, jadi kalau mas Bagas sakit, bapak juga merasakan sakitnya."

"Masa?"

"Dibilangi kok mosa-masa terus. Simbok tadi bilang sama bapak, kalau mas Bagas itu sakitnya sakit cinta."

"Apa? Kamu bilang begitu sama bapak?"

"Iya mas, kalau sakit cinta kan tidak menghawatirkan, beda kalau yang sakit raganya. Kalau yang sakit raga, maka harus pergi ke dokter, minum obat. Kalau sakit cinta.. ya harus dirinya sendiri yang mengobati.. Dengan begitu bapak tidak usah terlalu khawatir."

Bagas tak menjawab. Mungkin sudah terlelap.

 

***

 

Basuki mengendarai mobilnya pelan, jalanan agak macet karena bersamaan dengan lajunya bis-bis besar yang bertujuan kearah Jakarta.

Ketika dalam keadaan setengah berhenti itu Basuki melihat seorang perempuan setengah tua dikiri jalan, melangkah sempoyongan seperti hendak terjatuh. Rasa iba menyentuh hatinya. Basuki mencari jalan agar bisa  berhenti dikeramaian itu. 

Sudah agak jauh dari perempuan itu ketika Basuki berhasil meminggirkan mobilnya dan berhenti. Basuki turun dan setengah berlari mendekati. Ketika sampai, dilihatnya perempuan itu sudah terduduk diatas batu.

Terengah Basuki menatap perempuan setengah baya itu. 

"Bu.. ibu sakit?"

Perempuan itu tak menjawab. Agak terkejut melihat seseorang memperhatikannya. Diangkatnya wajahnya yang pucat, menatap Basuki tanpa berkedip. 

"Ibu sakit?

Perempuan itu mengangguk lemas.  Basuki ingin mengulurkan uang seperti biasa dilakukannya setiap bertemu dengan orang yang tampaknya pantas dikasihani.

Ia sudah merogoh dompetnya tapi tiba-tiba dilihatnya perempuan itu terkulai, dan menjatuhkan tubuhnya ketanah. Basuki kebingungan. Dilihatnya lalu lalang kendaraan masih ramai, tapi tak seorangpun berhenti untuk memberikan pertolongan. Ia menatap kearah mobilnya, berhenti agak jauh dari perempuan yang terkulai itu. Apa boleh buat, tanpa berfikir panjang Basuki mengangkatnya, dan membawanya kearah mobil. Tubuh kekarnya tampak tak begitu keberatan dengan beban perempuan itu. Bergegas dibukanya mobil dengan jari tangannya. Agak susah karena dia berusaha membuka pintu sambil menggendong perempuan itu, tapi akhirnya ia bisa memasukkannya kedalam mobil, menidurkannya di jok belakang. Ia lega karena perempuan itu masuh bernafas. Yang difikirkannya sekarang adalah, dimana rumah sakit terdekat. Basuki memacu mobilnya, beberapa kilo didepannya adalah Salatiga.

Basuki memukul-mukul kemudinya dengan gelisah. Sesekali dilihatnya perempuan yang tergolek dibelakang. Masih diam seperti tadi, atau malah sudah meninggal? Hati Basuki menciut. Bagaimanapun nyawa perempuan itu harus diselamatkannya. Basuki sekarang bukanlah Basuki yang dahulu, yang tak pernah peduli pada penderitaan orang lain. Sekarang hatinya penuh welas asih. Hari-hari yang menggilasnya memupuk jiwanya menjadi jiwa yang bersih dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang murni dan mulia. Rasa welas asih itu mengalahkan segalanya, bahkan kepentingannya sendiri yang sa'at ini ditunggu para anak buahnya untuk memberikan laporan. Yang penting adalah menyelamatkan ibu setengah tua ini.

Setengah jam lamanya ia baru bisa memasuki sebuah rumah sakit. Tergesa dia minta agar pihak rumah sakit menyediakan brankar untuk menggotong perempuan yang tak berdaya itu.

Langsung dimasukkannya dia ke UGD untuk mendapatkan perawatan. Basuki lega perempuan itu masih bernyawa.

"Tolong, selamatkan dia," pintanya.

Ketika harus mengisi daftar pasien, Basuki kebingungan.

"Siapakah nama ibu itu?"

"Namanya? Saya... saya tidak tahu suster.."

Perawat itu menatap heran.

"Tidak tahu? Lalu.. bapak ini siapanya?"

"Saya hanya menemukan dia pingsan ditepi jalan lalu membawanya kemari."

Perawat itu mengangguk-angguk, tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya menyaksikan apa yang diperbuat Basuki. 

"Kalau begitu nama Bapak saja."

"Basuki."

"Alamat ?"

Basuki mengulurkan kartu namanya, agar perawat itu mencatatnya sendiri.

"Tolong rawat dia, saya yang akan membayar semua biayanya." katanya kemudian.

Perawat yang menerimanya mengangguk. Ia membuatkan tanda terima ketika Basuki menyerahkan sejumlah uang. Basuki juga meninggalkan nomor kontaknya.

"Adakah penjual pakaian disekitar rumah sakit ini?"

"Ada pak, didekat pintu keluar ada sebuah toko yang menjual banyak perlengkapan untuk pasien menginap. Ada pakaian juga."

"Kalau begitu bisakah saya minta tolong suster agar membelikan pakaian untuk ibu itu? Mungkin tiga atau empat setel pakaian untuk menggantikan pakaian dia yang lusuh. Buang saja dan gantikan yang bagus dan bersih." katanya sambil membuka dompetnya lagi untuk mengambil beberapa lembar uang ratusan yang lalu diberikannya kepada perawat itu.

"Tolong ya sus, kasihan dia."

"Baiklah pak, saya akan bantu." kata perawat yang merasa kasihan kepada Basuki karena harus memikirkan pakaian untuk si ibu itu, yang belum juga diketahui namanya.

Basuki kemudian duduk dikursi tunggu dengan gelisah.

Dilihatnya arloji ditangannya. Jam lima kurang seperempat. Pasti dia sedang ditunggu. Apa boleh buat, Basuki segera menelpon anak buahnya untuk mengundur pertemuan itu.

"Aku sedang dirumah sakit, mengantarkan seorang kerabat. Mungkin  malam baru sampai, jadi pertemuan ditunda sampai besok."

Ketika dokter keluar dari ruang perawatan itu, Basuki mengejarnya.

"Dokter, bagaimana keadaannya?"

"Tidak apa-apa, dia hanya dehidrasi, tapi juga ada penyakit yang dideritanya, tidak parah, ada infeksi di saluran pernafasan. Tapi saya belum yakin, tunggu hasil lab nya besok."

"Oh terimakasih dokter."

"Anda ... anaknya..?" tanya dokter itu ragu-ragu.

"Buk.. bukan.. saya menemukannya dijalan..."

Dokter itu menurunkan kacamatanya, menatap Basuki dengan seksama.

"Anda menemukannya dijalan, dan anda kemudian membawanya kemari?"

"Ya dokter, terimakasih banyak."

Dokter itu mengangguk-angguk. Lagi-lagi tatapan penuh kagum terpancar dari mata dokter itu.

Basuki kembali duduk. Ia harus menunggu sampai perempuan itu sadar dan benar-benar menjadi baik.

***

 

"Bagas, hampir maghrib. Kamu bisa bangun?" tanya pak Darmono lembut, takut suaranya mengejutkan Bagas.

Bagas membuka matanya. Dilihatnya ayahnya berdiri disamping pembaringannya, menatapnya khawatir. Benar kata simbok, kalau anak sakit maka orang tua juga pasti akan merasa sakit.

"Bapak, Bagas tak apa-apa."

Lalu Bagas bangkit dan duduk ditepi pembaringan. Pak Darmono segera duduk disampingnya.

"Kamu benar-benar tidak sakit? Tadi kamu bilang sedang tidak enak badan."

"Tidak bapak. Hanya kecapekan."

"Kata simbok kamu sakit cinta?"

Bagas tersenyum.

"Simbok ada-ada saja."

"Kamu memikirkan Mery?"

"Ah, bapak.."

"Tampaknya Mery tak menanggapi perasaanmu .."

Tiba-tiba Bagas jadi ingat Basuki.

"Bapak, mas Basuki menitipkan salam untuk bapak."

"Oh, wa'alaikum salam.. Kapan kamu ketemu dia?"

"Kemarin."

"Dia akan menemui bapak dalam waktu dekat."

"Oh, apa ada perlu?"

"Entahlah, Bagas tidak tau."

"Benarkah kamu baik-baik saja? Sikapmu tak seperti biasanya."

"Bagas baik-baik saja."

"Ya sudah, sudah maghrib, ayo kita shalat ke masjid."

Bagas mengangguk, ia menyambar handuk dan bergegas ke kamar mandi. Pak Darmono menatap punggung anaknya dengan berbagai pertanyaan di benaknya. 

"Benarkah kata simbok, bahwa Bagas sakit cinta? Tapi ini bukan sikap yang menyenangkan. Ini adalah cinta yang kandas. Cinta yang tak bersambut. Dan pak Darmono merasa bahwa dugaannya hampir benar.

***

Basuki selesai menjalankan sholat maghrib di mushola rumah sakit itu, ketika perawat mendekatinya.

"Bapak Basuki, ibu itu sudah sadar."

"Apakah dia sudah menyebutkan namanya?"

"Namanya Sumini. Dia tidak punya surat atau keterangan apapun juga."

"Baiklah, saya akan menemuinya." kata Basuki yang kemudian berjalan memasuki ruang dimana Sumini dirawat.

Basuki senang, dilihatnya  ibu itu sudah mengenakan pakaian yang bersih dan bagus. 

"Saya sudah membelikan lima setel pakaian, ini sisa uangnya pak," kata perawat itu sambil mengembalikan sisa uangnya.

"Sudah,  untuk suster saja."

"Jangan pak, saya tidak bisa menerimanya, nanti saya mendapat teguran dari atasan saya."

"Oh, baiklah, terimakasih banyak."

"Sama-sama bapak."

"Sebentar, apakah bu Sumini memerlukan dirawat disini?"

"Kata dokter ya, mungkin dua atau tiga hari, hasil pemeriksaan laborat akan keluar besok pagi."

"Baiklah, pilihkan kamar yang baik untuk dia. Tidak usah yang VIP tapi jangan yang sekamar berisi beberapa orang."

"Klas satu?"

"Ya, tidak apa-apa, saya akan menemuinya terlebih dulu sebelum saya pulang."

Perawat mengangguk, Basuki kemudian beranjak mendekati dimana bu Sumini berbaring. Wajah itu sudah tampak bersih, tapi masih pucat. Ia menatap Basuki lekat-lekat, mencoba mengingat, apakah ia pernah bertemu laki-laki ganteng itu.

"Ibu..."

"Anak siapa?"

"Ibu lupa sama saya?"

"Lupa-lupa ingat, seperti penah melihat.. tapi lupa."

"Ibu pingsan ditepi jalan."

"Oh, anak yang mendekati saya waktu itu... oh.. sekarang saya dimana? Benarkah dirumah sakit?"

"Benar, ibu harus dirawat disini, mungkin beberapa hari."

"Tidak, biarkan saya pergi.."

Tiba-tiba bu Sumini bangkit, berusaha duduk.

"Jangan bu, lihat, ibu masih diinfus. Tidak bisa bangun seenaknya."

"Tidak nak, bagaimana saya harus membayar semua ini? Mana buntalan pakaianku, ada uang hanya sedikit, ya Tuhan, cukupkah untuk membayarnya?"

Mata Sumini berkaca-kaca. 

Basuki tak tau ada buntalan pakaian yang tertinggal. Basuki tak perduli. Ia bisa menggantikan semuanya.

"Aku.. ini baju siapa? Aku tidak mau.."

"Bu, tenanglah bu, buntalan pakaian ibu tidak usah ibu fikirkan, ada uang berapa disana, nanti aku gantikan."

"Apa maksudmu? Aku harus membayar pengobatan.. apakah cukup.. hanya duapuluh ribu atau kurang.. cukupkah.. suster? Ini lepaskan pakaianku. Aku tidak mau, mana bajuku tadi?"

Perawat yang menunggui didekat Sumini mendekat.

"Bu, ini pakaiaan ibu. Bapak ini membelikan baju-baju untuk ibu. Itu, sudah saya simpan di almari. Bapak ini juga sudah membayar semua biaya selama ibu dirawat. Jadi ibu tenang saja. Sebentar lagi ibu akan dipindahkan ke ruang inap ya."

Sumini tampak binggung.

"Suster, tenangkan hati ibu ini, besok saya akan kembali lagi kemari untuk melihat keadaannya."

"Baiklah bapak."

"Bu, ibu tenang saja ya, ibu baru boleh pulang setelah dokter menyatakan sembuh."

Sumini masih tampak bingung. Ia tak menjawab sepatah katapun sampai Basuki benar-benar meninggalkannya, dan perawat membawanya kesebuah kamar inap yang bersih."

***

Pagi itu Bagas yakin bahwa Kristin belum akan masuk kekantor, karena biasanya dia pasti datang beberapa menit setelahnya. Namun sudah jam sembilan pagi Kristin belum tampak batang hidungnya.

Bagas benar-benar merasa kesepian. Celoteh yang menyebalkan itu ternyata juga dirindukannya. Aduhai, si centhil, pintar, cantik, tapi teledor. Itu selalu gumamnya kalau mendengar tiba-tiba Kristin berteriak karena melupakan sesuatu.

Bagas geleng-geleng kepala. Sejenak ia melupakan Mery yang hampir pasti akan terlepas dari tangannya. Hanya sejenak, lalu ia merasa betapa batinnya sangat teriris. Mery pacaran sama Basuki?  Tapi Bagas belum yakin. Dia harus mendengar sendiri dari Mery, sejauh mana hubungannya dengan Basuki. Tiba-tiba Bagas merasa, bahwa sebelum ada janur melengkung maka kesempatan untuk merebutnya masih terbuka lebar.

"Aku akan tetap mendekati mbak Mery, apapun yang terjadi," gumamnya dengan perasaan gelisah. Rasa cemburu itu hampir sama menghilangkan akal sehatnya. Biar belum sa'atnya makan siang, ia akan tetap datang kesana. Ia harus bertemu Mery sekarang juga. 

Namun tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki mendekat, Tidak hanya seorang. Bagas menoleh kearah pintu.

***

besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


40 comments:

  1. [7/7 22:18] Tien Kumalasari: Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Anton,Hadi, Pri ,Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Yowa, Yustikno, Wedeye, Tauchidm,
    Yustinhar. Nova, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Ida, Tienbardiman,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Ungaran..
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamin atas semua harap dan do'a.
    [7/7 22:19] Tien Kumalasari: Hallow.. Dewi Hr Basuki
    Hubungi WA saya saja. Bisa saya kirim
    082226322364

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallow juga mbak Tien.... iyaa...iyaa sy ke japri ya mbak
      Semoga sehat wal afiat ya mbak... doaku senantiasa menyertai mbak Tien sekeluargaπŸ‘πŸ‘
      Salam sayang dr Surabaya πŸ€—πŸ˜—πŸ˜πŸ˜

      Delete
    2. Alhamdulillah CADM 12 sudah tayang.. semangkin seru aja ceritanya
      Matur nuwun mbak Tien, semoga Mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin
      Salam hangat dan salam SEROJA dari Karang Tengah, Tangerang.

      Delete
    3. Matur nuwun Mbak Tien, alhamdulillah ceritanya semakin membuat senyum-senyum sendiri.
      Salam sejahtera dari Pkpinang semoga Mbak Tien dan keluarga sehat selalu. Aamiin....

      Delete
  2. [7/7 22:18] Tien Kumalasari: Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Anton,Hadi, Pri ,Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Yowa, Yustikno, Wedeye, Tauchidm,
    Yustinhar. Nova, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Ida, Tienbardiman,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Ungaran..
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamin atas semua harap dan do'a.
    [7/7 22:19] Tien Kumalasari: Hallow.. Dewi Hr Basuki
    Hubungi WA saya saja. Bisa saya kirim
    082226322364

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah sdh di absen.. Trimakasih Bu Tien, semoga berkah serta kesehatan sllu bersama Bu Tien dan kita semua.. Salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu hadir

      Delete
    2. Alhamdulillah sdh di absen.. Trimakasih Bu Tien, semoga berkah serta kesehatan sllu bersama Bu Tien dan kita semua.. Salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu hadir

      Delete
    3. Alhamdulillah pagi ini kita masih bisa bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karuniaNya.
      Semoga kita semua tetap sehat, bahagia, sejahtera dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
      Aamiin Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

      Delete
    4. Makin bunyak ya jeng Tien daftar nama yang disalami. Alhamdulillah makin dikenal "karya tulis" jeng Tien dimata sesama pecinta cerbung.
      Selamat dan sukses, terus berkarya diusia remaja katagori WHO.

      Delete
  3. jambiiii hadiir mba Tieen...
    langsung nyimaaaak...

    ReplyDelete
  4. Oooo betapa mulianya hati Basuki ...
    Semoga menjadi inspirasi bagi kita semuanya.

    Salam hangat kami dari Yogya.

    ReplyDelete
  5. Jgn jgn Sumini ibunya Merry? Lanjut mb Tien... Slm seroja

    ReplyDelete
  6. Makasih mbak Tien
    Salam sehat dari Batang

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah, matursuwun mba Tien πŸ™
    Salam sehat setia sll dr Bekasi✋
    Tetep semangat menanti epsd selanjtnyaπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah sdh hadir kembali... terima ksh Bu Tien..
    Di tunggu slalu kelanjutannya...salam dr jakarta

    ReplyDelete
  9. Alhamndulillah.... Terjaga dr tidur ternyata cddm sdh terbit.
    Terimakasih mbak Tien, Sugeng rehat

    ReplyDelete
  10. Puji Tuhan, walau hampir tengah malam datang juga yg kunanti. Ibu Tien yg luar biasa ada aja ide2 cerita yg menarik menghibur para reader. Basuki berubah total. Yustin Har dkk di Priok menunggu lanjutnya. Matur nuwun.

    ReplyDelete
  11. Salam hangat juga dari gombong,semqngat trus,semoga sosok basuki bisa jadi inspirasi,buat semuanya aamiin matur nuwun bu tien,sehat selalu.

    ReplyDelete
  12. Salam hangat juga dari gombong,semqngat trus,semoga sosok basuki bisa jadi inspirasi,buat semuanya aamiin matur nuwun bu tien,sehat selalu.

    ReplyDelete
  13. Terbangun langsung ngintip hp. CADM sdh muncul. Jadi penasaran mba.Lanjuuut. Salam hangat dan moga sehat selalu mba Tien

    ReplyDelete
  14. Salam sehat bunda.. Surabaya selalu menanti lanjutan nya...

    ReplyDelete
  15. Matur nuwun mbk Tien...
    Salam sehat dan smangat dr Sragen

    ReplyDelete
  16. Terimakasih sdh diabsen... cerita tambah menarik .. semangat Bagas meraih Cintanya pasang surut .. Basuki berubah 180° mjd soleh .. senengnya Mery dicintai 2 laki² tampan semua .. lalu Sumini, hadir .. sptnya jg mjd sosok penting di hidup slh satu dr mereka .. salam sehat sejahtera jgn lupa syukur.bahagia .. salam dr Lembah Tidar Magelang

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah Basuki sudah berubah, terimakasih Bu Tien, salam sehat dari Yogya. 😍

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah... Makasih mbak Tien udah diabsen... Siapa yang datang ya? Mungkinkah Bu Suryo? Penasaran kan dia pengin ketemu Bagas. Lalu siapa Bu Sumini? Aduh pengin segera tahu kelanjutannya nih... Semangat mbak Tien. Semoga sehat selalu. Tetap berkarya dan selalu ditunggu kelanjutan ceritanya... Salam sehat dari Pati

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah mbak tien akhirnya datang juga yg ditunggu" maturnuwun mbak tien semangat semoga sehat selalu kkesuwun dari mbak yun jember

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah yg ditunggu sdh hadir mksh mb Tien smg sehat selalu

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah cadm 12 sdh hadir nunggu2 malam nggk nongol akhirnya ketiduran ..mks mbk tien ..msh membuat kt penasaran basuki menolong ibu sumini mngkn ada kaitannya dgn meery ...tks mbk tien smg sehat selalu membagi karya2 yg disenangi reader salam dr banda aceh

    ReplyDelete
  22. Bu, saya mau curhat. Saya suka....banget baca cerita cerita nya Bu Tien. Sebab selain menghibur juga mendidik dan bahasanya sopan. Saya juga suka baca cerita di Wattpad. Di pilih pilih lah. Aneh, ada cerita yang awalnya bagus, tau tau tengah cerita dia tanya ke pembaca nya, umur kalian berapa? Kebanyakan masih anak anak banget... 17 an gitu lha... Saya paling tua di situ (50... ,,πŸ™ˆ). Besoknya jalur cerita berubah total. Asli jadi porno. Bahkan detail cerita nya padahal belum nikah alias kumpul kebo. Ya saya tegur lah penulis nya. Eh... Saya malah di marahin... Saya bingung, apakah emang saya jadul, atau anak anak sekarang gitu ya? Bahaya banget itu penulis ngajarin yang gak betul. Nauzubillah min dzalik

    ReplyDelete
  23. waduhh...makin seru...makin penasaran...πŸ˜ŠπŸ˜‰
    lanjut bu Tien

    ReplyDelete
  24. Makasih bu tien smg sehat selalu ditunggu lanjutannya buuu

    ReplyDelete
  25. Terimakasih bu Tien ,makin penasaran aja hehehe..... Kutunggu kelanjutannya ya bu.....

    ReplyDelete
  26. Bekasi hadir bu, terima kasih setelah bolak balik liat akhirnya muncul juga yang ke 12, Sehat selalu tuk ibu dan keluarga yaa..

    ReplyDelete
  27. Hallo jg Mbak Tien, terima kasih sdh disapa
    Alhamdulillah CADM 12 sdh tayang.
    Siapa ya yg datang? Ibu Suryo kah?
    Hanya Mbak Tien yg tahu
    Lanjuut...
    Semoga Mbak Tien sehat selalu dan salam hangat dari Bekasi..

    ReplyDelete
  28. Situbondo tetep setia menunggu

    ReplyDelete
  29. Bu Tien smga sekel sllu sehat , matur nuwun . salam.

    ReplyDelete
  30. Salam kenal ibu Tien....meskipun sy sdh lm mengikuti tulisan ibu...salut salut, diusia 71 ibu msh semangat. Semoga kesehatan dan kebahagiaan senantiasa tercurah utk ibu Tien n kelg..aamiiin

    ReplyDelete
  31. Terima kasih mba Tien episode 12 sudah terbit, semakin menarik saja.
    Salam hangat terus semangat.
    Tuhan memberkati πŸ‘πŸ‘πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  32. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker 58457284107730
    - sakong
    -bandar 66
    -perang baccarat (new game )
    Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
    PROMO MENARIK
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) |
    Whatshapp : +855969190856

    ReplyDelete

KUPETIK SETANGKAI BINTANG 01

  KUPETIK SETANGKAI BINTANG  01. (Tien Kumalasari)   Minar melanjutkan memetik sayur di kebun. Hari ini panen kacang panjang, sangat menyena...