Saturday, May 16, 2020

kembang titipan 29

KEMBANG TITIPAN  29

(Tien Kumalasari)

 

Sri berdebar, apakah kakeknya ada didalam mobil itu?

"Benarkah mbak Mery, itu mobilnya Basuki ?" tanya Timan.

"Benar, saya yakin. Plaat nomornya diganti, tapi saya tak bisa melupakan sticker yang ada di kaca belakang. Itu punya Basuki," kata Mery bersemangat.

Jalanan mendadak ramai,  beberapa mobil menyalip mobil Timan. 

"Adduh.. mengapa tiba-tiba jalanan ramai?" keluh Timan.

"Ada gedung pertemuan didepan, ini bubaran para tamu," kata Mery.

"Waduh... gimana mas?" kata Sri bingung. Sri sangat antusias agar bisa segera ketemu simbahnya. Tapi halangan ada saja yang menghadang.

"Sabar ya Sri, setelah keramaian ini nanti aku ngebut deh, supaya bisa mengejarnya," kata Timan melihat kegelisahan Sri.

Namun Sri benar-benar panik. Kepalanya terus melongok kedepan, dan panik karena mobil hitam bersticker bintang itu tak lagi tampak. Mery terus menepuk-nepuk tangan Sri untuk menenangkannya.

Kerumunan dan lalu lalang kendaraan itu mulai menyusut, Timan mempercepat laju mobilnya. 

Mobil hitam didepannya benar-benar tak tampak lagi. Timan terus memacu mobilnya.

"Hati-hati mas..." Mery mengingatkan.

Tiba-tiba Sri berteriak.

"Mas, berhenti dulu."

Timan serta merta menghentikan mobilnya kepinggir.

"Tolong mbak, aku mau turun sebentar." kata Sri karena memang Sri duduk ditengah.

Mery turun lebih dulu, membiarkan Sri turun. Pak Darmin melongok heran. Gemboskah ban mobilnya?

"Ada apa Sri?"

"Itu pak.."

Setengah berlari Sri menuju kebelakang mobil, dan menemukan serpihan lagi. Kali itu potongan berwarna abu-abu tua. Sri memungutnya lalu berlari mendekati mobil. Ditunjukkannya serpihan itu.

"Bapak, ini potongan celana simbah." kata Sri sambil menunjukkan potongan kain itu.

"Simbahmu memotong-motong bajunya lagi?"

"Ini potongan celananya," lalu Sri kembali naik ke mobil.

"Ada apa Sri? " tanya Timan.

"Ada lagi serpihan kain, ini celana simbah, coba mas ikuti, barangkali simbah kembali memberi tanda kepada kita."

"Oh iya, syukurlah, coba lagi didepan, apakah masih ada."

Dan serpihan-serpihan berwarna abu-abu itu terus ditemukannya disepanjang jalan.

Timan menelpone Bayu.

"Kami menemukan Rumah itu tapi sudah kosong," kata Bayu.

"Balik kearah timur mas, tampaknya dia menuju keluar kota. Kami menemukan lagi jejaknya."

"Posisi mas Timan dimana?"

"Saya sudah diluar kota, sharelok ya mas."

 

***

 

"Apa ada yang mengikuti kita?" kata Basuki sambil melihat ke spion.

"Tidak ada tuan."

"Perasaanku kok tidak enak."

"Tidak ada siapa-siapa yang tampak seperti mengikuti kita, tuan."

"Pak tua membuang apa itu, kok sebentar-sebentar membuka jendela?"

"Tissue kotor, kan aku sudah bilang bahwa aku suka mabuk?" jawab mbah Kliwon.

Basuki diam, entah mengapa hatinya terasa gelisah. Ia belum pernah merasakan yang seperti ini.

"Sebaiknya aku melalui jalan-jalan desa saja, kita hampir sampai."

"Kalau melalui jalan desa nanti kelamaan tuan, harus belok kesana kemari."

"Tidak apa-apa, aku kok merasa ada yang mengikuti."

"Ya sudah terserah tuan saja."

Basuki membelokkan mobilnya memasuki jalan kampung. 

mBah Kliwon terkejut, ia pura-pura batuk lalu membuang sesuatu lewat jendela, ketika mobilnya masih berada diujung jalan itu.

-"Pak tua itu sering kali membuang-sesuatu keluar sih."

"Lha apa saya muntahkan didalam? Kalau boleh bagi saya nggak apa-apa, yang penting perut saya lega," jawab mbah Kliwon seenaknya.

Basuki sangat kesal, tapi apa boleh buat. Tak ada yang bisa dia lakukan kecuali mendiamkannya.

Mobilnya terus berjalan, walau tidak secepat ketika dijalan raya.

"Nanti kalau ada warung, belilah nasi bungkus, dimakan disana. Rumah itu bagus, perlengkapan makan ada, kamar sudah ditata."

"Baik tuan."

"Barangkali begitu ada warung kamu turun So, mendung sangat tebal, kalau hujan kita tidak bisa berhenti," kata Basuki.

"Baik tuan, tuan mau makan apa?"

"Apa saja, pokoknya ada ikan, toh belum tentu aku makan. Yang penting kalian, aku tidak mau kalian mati kelaparan ketika bersama aku," kata Basuki seenaknya.

Kedua anak buahnya berpandangan lalu mengangkat pundaknya. Kendati dibantu mati-matian, selalu kata-kata kasar yang diucapkannya.

***

Mobil Timan sudah berjalan jauh, tapi serpihan-serpihan itu tak tampak lagi.Timan bingung, apalagi Sri.

"Kok tidak ada lagi? Jangan-jangan sebelum kita ketemukan serpihan terakhir tadi mereka berhenti, dan tiba ditujuan," kata Sri.

Sepertinya tak ada rumah atau tempat singgah," kata Timan sambil menghentikan mobilnya.

"Jangan-jangan dia berbelok, masuk jalan kampung," kata Mery.

"Baiklah, ayo kita kembali."

Timan pun memutar mobilnya kembali sambil mengamati kalau kalau ada belokan yang sekiranya dilewati mobil Basuki.

"Ada belokan kekiri, kita coba masuk ya," kata Timan sambil membelokkan mobilnya.

Dan memang benar, mereka menemukan serpihan-serpihan seperti semula. Rupanya mobil Basuki Keluar masuk kampung, tapi mereka tak akan kehilangan jejak karena  selalu ada tanda yang diberikan mbah Kliwon.

***

 

 Namun sebelum keluar lagi ke jalan raya, hujan turun dengan tak terbendung. Dijalan air menggenang, dan mengalirkan apa saja yang gampang hanyut. Timan benar-benar bingung.  Dimana-mana yang tampak hanyalah air.

"Aduuh, bagaimana ini?"keluh Sri.

"Tenang dulu Sri, bagaimana kalau kita berhenti dulu di warung, sambil makan dan minum. Nanti siapa tau kalau hujan reda, tanda-tanda itu akan tampak lagi," kata Timan.

Sesungguhnya Timan merasa kasihan kepada pak Darmin dan kedua wanita disisinya, sudah lewat sa'atnya makan siang, jadi semua harus dipaksa untuk makan. Tanpa menunggu jawaban mereka, Timan sudah membelokkannya kesebuah warung. Untunglah mobilnya bisa berhenti didepan warung dimana atapnya agak menjorok keluar, sehingga mereka bisa turun tanpa kehujanan.

Timan meminta Mery dan Sri turun, dan juga pak Darmin.

"Sebenarnya aku tidak lapar," kata Sri walau akhirnya mengikuti Timan masuk kedalam.

"Lapar atau tidak, kita harus makan, siapa tau perjalanan kita masih jauh." Kata Timan sambil memilih meja yang cukup untuk mereka berempat.

"Mari pak, silahkan mau pesan apa, Sri, mbak Mery."

"Sri mau makan apa?"

"Terserah mas Timan saja," kata Sri lesu.

"Jangan begitu Sri, ayo pesanlah. Ayo mbak Mery, bapak.."

"Ya sudah, berhubung hujan, makan makanan berkuah saja, biar anget,, soto juga nggak apa-apa." kata pak Darmin.

"Oh iya, apakah bapak kedinginan? Air hujan bisa masuk ya pak?" tanya Timan kepada Darmin, yang tadi duduk dibelakang.

"Tidak nak, kap nya rapat sekali, tidak ada air yang masuk."

"Ya sudah, syukurlah. Ma'af ya pak, belum bisa beli mobil bagus, yang bisa memuat lebih banyak orang," kata Timan tersipu.

"Tidak apa-apa nak, itu kan memang mobil untuk berdagang."

"Iya pak. nasi soto ya pak? mBak Mery apa? Sri apa?"

"Aku sama, nasi soto saja. Sri apa?" kata Mery.

"Aku sama saja."

"Minumnya? "

"Teh hangat saja," kata Mery yang kemudian diikuti yang lainnya.

Hujan masih sangat deras. Sri menatap kucuran air yang mengguyur diujung warung itu, melalui talang yang terpasang.

Bagaimanapun ia tak bisa menghilangkan rasa gelisah yang terus meremas-remas batinnya.  Mery yang duduk disampingnya selalu menepuk-nepuk tangan Sri agar Sri merasa lebih tenang.

Begitu pesanan terhidang, Sri hanya meneguk sedikit teh yang aesungguhnya menyegarkan diudara yang dingin itu. Sri juga hanya menyendok beberapa sendok nasi soto yang dipesankan untuknya.

Timan mendiamkannya. Ia bisa mengerti bagaimana perasaan Sri.

"Makan yang banyak Sri, nanti badan kamu lemas," kata pak Darmin yang sejak tadi memperhatikan anaknya.

Sri menatap ayahnya sekilas, lalu mengangguk pelan. 

Ponsel Timan berdering.

"Dari mas Bayu."

Timan menjawab telephone itu.

"Hallo mas,"

"Mas Timan dimana?"

"Kami sedang makan di warung mas, hujan deras sekali."

"Iya benar, kami juga sedang berhenti disebuah warung, Sudah mendapat titik terang?"

"Gara-gara hujan ini tanda-tanda itu hilang mas, coba nanti kalau sudah sedikit reda, karena dijalan penuh air."

"Iya, tumben hujan hari ini, beberapa hari tidak hujan ditempat saya."

"Ini mas, saya share lokasi ya. Syukur-syukur kalau sudah dekat kita bisa bertemu."

"Ya mas.. saya tunggu."

 

***

 

Mobil Basuki berhenti disebuah rumah kecil yang halamannya cukup luas. Rumah itu terletak dipinggiran kota. Basuki merasa dia lebih aman disitu. Ada garasi mobil disisi sebelah kiri rumah. Seorang laki-laki setengah tua membawakan payung, dan memayungi Basuki agar tidak kehujanan sampai di teras. Sedangkan Marso dan temannya berlarian masuk tanpa menunggu payung menjemputnya.

mBah Kliwon enggan turun. Ia menunggu laki-laki yang mungkin pemilik atau penunggu rumah itu datang dan memayunginya.

Basuki memasuki rumah dan memeriksa kedalam. Tampaknya semua memuaskan. Perabot yang tertata rapi, tiga kamar tidur yang sudah beralaskan sprei bersih ditiap kasurnya, dan dapur dengan segala kelengkapannya. Itu sesuai dengan apa yang dipesannya kepada pemilik rumah.

"Bagaimana pak? Apakah masih ada yang kurang?" tanya laki-laki yang tadi menyambutnya.

"Tidak ada, bagus, terimakasih banyak."

"Baguslah kalau begitu."

"Bapak yang punya rumah ini?"

"Bukan, saya penunggunya yang disuruh membukakan pintu untuk bapak."

"Oh, ya sudah, uang sewa untuk sebulan sudah saya trensfer tadi."

"Ya, ya.. ibu sudah bilang. Kalau begitu saya permisi dulu. Kalau ada apa-apa saya tinggal disebelah situ, ada bel  kalau bapak memerlukan sesuatu."

"Ya, baiklah."

"Ada mini market diujung jalan, kalau barangkali bapak ingin membeli sesuatu."

"Ya, ya, terimakasih banyak."

Laki-laki penunggu rumah itu berlalu. 

"Kalian makanlah, kan tadi beli nasi bungkus dijalan."

"Tuan tidak makan, didapur lengkap ada piring, sendok, mangkok."

"Tidak, aku ingin istirahat dulu."

"Jangan lupa..Kunci pintu depan dan aku ingin beristirahat. Ada dua kamar, tapi jangan biarkan pak tua tidur sendirian."

"Baik tuan."

"Oh iya So, masukkan mobil ke garasi. Kalau kelihatan dari luar akan sangat berbahaya," kata Basuki sambil melemparkan kunci mobil kearah Marso.

"mBah Kliwon masuk ke salah satu kamar, entah siapa yang akan menemaninya, yang penting ia ingin beristirahat. Nasi bungkus yang tadi diulurkan kepadanya ditinggal diatas meja yang ada diluar kamar itu.

Pikiran mbah Kliwon tidak tenang sekarang. Hujan deras sejak keluar dari kota sampai sekarang, apakah tidak membuat serpihan yang dibuatnya menjadi hanyut ? Dan sebenarnya adakah yang bisa mengenali tanda-tanda yang diberikan melalui guntingan baju dan celananya? 

"Ya Tuhan, tolonglah hambaMu ini.."

mBah Kliwon menerawang menatap langit-langit kamar yang putih bersih.  Ia ingin beristirahat, tapi hatinya tidak tenang. Bagaimana cucuku,bagaimana menantuku, itu yang difikirkan dalam benaknya.

"Tidak bisa tidur pak?" tiba-tiba Marso muncul dikamar itu, lalu menutup pintunya.

mBah Kliwon lega ditemani Marso, karena teman yang satunya sikapnya kurang menyenagkan. Dia adalah priya yang makan ketela rebusnya hanya secuil dan sisanya dikembalikan ke piring, itu selalu diingatnya dan membuat dia kurang menyukainya. Apalagi kalau diingat bahwa dialah penyebab semua malapetaka ini.

"Sampeyan saja tidurlah, mana bisa seorang tawanan tidur nyenyak," kata mbah Kliwon kesal.

 "Sebenarnya saya kasihan sama bapak."

"Untuk apa, saya tidak butuh dikasihani. Saya hanya ingin pergi."

:Lalu mbah Kliwon membalikkan tubuhnya, memunggungi Marso yang berbaring disampingnya.

***

Bayu dan beberapa polisi akhirnya bisa menemukan dimana Timan dan yang lainnya sedang beristirahat. Hujan masih turun, tapi tidak selebat tadi.

Sri menatap kejalanan, dan melihat masih tampak air menggenang. Ia menghela nafas, dan merasa tak bisa mengendapkan perasaannya,

Ketika hujan reda, mereka kembali melanjutkan perjalanannya. Memang benar, tak selembarpun serpihan celana mbah Kliwon ditemukan. Air hujan yang menggenangi jalanan, mengalirkan semua benda yang gampang terhanyut.  

Sri menatap jalanan dengan sedih. Ia tak mengucapkan apapun, dan membiarkan Timan mengendarai mobilnya, mengikuti mobil polisi yang berjalan didepannya.

"Sri, percayalah simbahmu akan selamat. Ia bisa memberikan tanda-tanda, berarti dia baik-baik saja," kata Mery sambil terus menepuk-nepuk tangan Sri.

***

 

"Pak, lebih baik bapak makan. Saya ambilkan ya?" tiba-tiba kata Marso.

"Aku tidak lapar," jawab mbah Kliwon.

"Bapak harus makan, supaya tidak lemas. Saya ambilkan ya," kata Marso yang tanpa menunggu jawaban mbah Kliwon langsung keluar dari kamar.

"mBah Kliwon sedikit merasa senang pada Marso, karena sekarang Marso lebih menghormati dirinya. Dia tidak memanggil pak tua seperti yang lainnya, tapi memanggilnya bapak. Itu berarti perasaan Marso terhadap dirinya telah berubah. Dia tidak menganggap mbah Kliwon sebagai sekedar tawanan. Mungkin ada rasa kasihan dihati Marso dan mungkin ada kata-kata mbah Kliwon tadi yang membuatnya berubah.

"Ini pak, ayo.. makanlah dulu, saya temani," kata Marso sambil membawa makanan yang sudah diletakkannya diatas piring.

mBah Kliwon bangkit, ada perasaan tak enak karena Marso sudah bersusah payah meladeninya makan.

"Ayo pak, saya saja lapar, masa bapak tidak?" kata Marso sambil membuka bungkusan. mBah Kliwon mengikutinya. Nasi gudeg yang dibawa Marso sedikit menerbitkan seleranya. Tapi tetap saja tak banyak yang bisa masuk ke perutnya. Hatinya yang tidak tenang membuatnya tak nyaman walau ada makanan seenak apapun.

"Setelah ini saya mau keluar sebentar."

"Mau kemana?"

"Ada yang harus saya lakukan, eh.. mau membeli.. rokok."

Setelah Makan Marso memasuki kamar temannya.

"Pinjam kunci rumah sebentar. Kamu taruh dimana ?"

"Itu dimeja, kamu mau kemana?"

"Mau, beli rokok."

"Tumben pengin merokok, kayaknya sudah lama kamu tidak merokok."

"Cuma pengin saja," kata Marso sambil mengambil kunci rumah dan bergegas kedepan.

 

***

 

"Kita kehilangan jejak," keluh Timan.

Sri berlinangan air mata. Harapan untuk bisa menemukan simbahnya pupus sudah. Mery merasa iba.

Timan menghentikan mobilnya. Dilihatnya mobil polisi berhenti dibelakangnya

"Sri, tolong jangan menangis ya," kata Timan sambil mengusap air mata yang meleleh dipipi kekasihnya.

Diperlakukan begitu bertambah deraslah air mata yang mengalir. Mery merangkulnya dan menepuk nepuk punggungnya.

Tiba-tiba Mery melihat sesuatu. Seseorang berjalan melintasi mobil Timan.

Mery melepaskan pelukan Sri, dan membuka pintu mobil.

"Marso !!!" teriaknya.

***

besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


97 comments:

  1. Tks....siiih siih bunda Tien si Sri sdh hadir .salam Tahes Ulales lanjuuuut..

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah.... matur nuwun Mbak Tien ceritanya semakin membuat ketagihan. Semoga Mbak Tien sehat selalun dan tetap berkarya. Lanjut....
    Salam sejahtera dari Pangkalpinang.

    ReplyDelete
  3. Hallow ms Sukarno ms Ops ms Gianto ms Anton kakek Habi ms Hadi ms Pri ms Wignyo
    Hallow mb Wida mb Dewi mb Rita mb Umi Bunda Nizmah mb Sapti mb Ranti mb Sukarti mb Meyrha mb Jum mb Sul
    Hallow Pangkalpinang Jogya Jambi Medan Padang Bekasi Tangerang Tangsel Jakarta Koja Bandung Magelang Madiun Malang Kediri Banyuwanugi Bali Madura Wonogiri Solo
    Salam hangat sari Solo. Terimakasih perhatiannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat malam jeng Tien, siap nggoleki salah ketik :

      1. tapi saya tak bisa melupakan stiker yang ada di kaca belakang.
      # tapi saya tak bisa melupakan sticker......

      2. panik karena mobil hutam bersticker bintang itu tak lagi tampak. #....mobil hitam bersticker

      3. ...bagi saya nggak apa=apa, yang penting perut saya lega,"
      #...bagi saya nggak apa-apa, yang penting perut saya lega,"

      4. makan makanan berkuah saja, biar anget,, sooto juga nggak apa-apa." kata pak Darmin.
      # makan makanan berkuah saja, biar anget, soto juga nggak apa-apa." kata pak Darmin.

      5. menghilangkan rasa gelisah yang terus meremas=remas batinnya.
      # menghilangkan rasa gelisah yang terus meremas-remas batinnya.

      6. Sri hanya meneguk sedikit teh yang aesungguhnya.....
      # Sri hanya meneguk sedikit teh yang sesungguhnya.....

      7. disuruh membukakan pintu un tuk bapak."
      # disuruh membukakan pintu untuk bapak."
      8. "Oh nya So, masukkan mobil ke garasi.
      # "Oh iya So, masukkan mobil......

      9. mengenali tanda-yang diberikan melalui guntingan baju dan celananya?
      # mengenali tanda-tanda yang diberikan melalui guntingan baju dan celananya?

      "Marso..... "
      Bersambung besok.

      Salam hangat juga dari mBandung, buat jeng Tien dan semua pemerhati cerbung jeng Tien. Tetap deg-degan menunggu lanjutannya, KT Eps_30.

      Delete
  4. Hallow ms Sukarno ms Ops ms Gianto ms Anton kakek Habi ms Hadi ms Pri ms Wignyo
    Hallow mb Wida mb Dewi mb Rita mb Umi Bunda Nizmah mb Sapti mb Ranti mb Sukarti mb Meyrha mb Jum mb Sul
    Hallow Pangkalpinang Jogya Jambi Medan Padang Bekasi Tangerang Tangsel Jakarta Koja Bandung Magelang Madiun Malang Kediri Banyuwanugi Bali Madura Wonogiri Solo
    Salam hangat sari Solo. Terimakasih perhatiannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hadir buk Tien ☝️
      Tambah seruu.....👍👍
      Tariiiik bu Tien , siap meluncur episode 30....hehehehe 😁😁
      Slam hangat balik dr tangerang 🙏🙏

      Delete
  5. Alhmdulillah...ada titik terang lagi...mksh mb tien...cerbungnya 👍👍👍, lanjut mb tien....sehat selalu

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah... Assalamu'alaikum mb Tien, smg sehat sll, trs berkarya menghibur penggemarnya. Bekasi sdh hadir mb Tien

    ReplyDelete
  7. terima kasih emba Tin kumalasari. salam hangat dari Garut jawabarat. . karya nya luar biasa kehadiran karyamu fi gandtungi. dan fi rindukan . salam srhat selslu dan kutunggu. efisod selamjutnya

    ReplyDelete
  8. Asiik...dah semakin dekat dg simbah. Moga semua selamat ya..dan Basuki segera ditahan. Makasih mba Tien. Lanjut mba..

    ReplyDelete
  9. Maturnuwun mbak, alhamdulillah dah muncul.,

    ReplyDelete
  10. Trimakasih bu Tien.. Semoga senantiasa mndpt berkah serta sehat selalu.. Salam sehat dr Madiun yg sllu hadir.

    ReplyDelete
  11. Makasih mbk Tien cerbung penghantar tidur😊 Wida Pati hadiiiir

    ReplyDelete
  12. Jeng tien terima kasih sdh buat cerbung lanjutan. Salam sehat

    ReplyDelete
  13. Bentar lagi ketangkep tuh Basuki.
    Makasih Mba Tien.
    Semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  14. Terimakasih Bu Tien. Salam sehat selalu dari Magelang.

    ReplyDelete
  15. Tambah deg deg an bu tien..
    .
    Seru rasanya lanjutan nya besok..
    .
    Matur nuwun bu tien..

    ReplyDelete
  16. jambi hadir.... terimakasih mba Tien... 👍👍👍👍

    ReplyDelete
  17. Hallo Mb Enda mb Tiya
    Salam hangat dari Dolo dam yerimakasih perhatiannya

    ReplyDelete
  18. Hallo Mb Enda mb Tiya
    Salam hangat dari Dolo dam yerimakasih perhatiannya

    ReplyDelete
  19. Hallo ms Gilang. Mb Yuyun mb Emda mb Tiys
    Terimakasih. Salam sehat dari Solo

    ReplyDelete
  20. Hallo ms Gilang. Mb Yuyun mb Emda mb Tiys
    Terimakasih. Salam sehat dari Solo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tanda-2 cuaoek...pek, nulis tiga kali diatas salah tulis nama orang dan juga Solo jadi Dolo.
      Istirahat dulu jika lagi pusing, tensi ddh kembali normalkah??
      Syafakillah, jeng Tien jangan dipaksakan jika masih pusing, mudah-2an tidak migran. Selamat sholat subuh, Bandung lagi adzan

      Delete
  21. Tambah seruu.makasih mba .....

    ReplyDelete
  22. duh jadi ga sabar nunggu sambungannya...bikin deg2an

    ReplyDelete
  23. jogja hadir dan ikut bergabung...ternyata seru juga membaca cerbung ini...lama sekali aku nggak baca cerbung² spt ini......sukses dab sehat selalu buat Mb Tien....salam dr jogja

    ReplyDelete
  24. Merry panggil Marso jgn jgn Marso kabur dan memberitahu Basuki...tp ada pengatur lakon... Lanjut mb Tien ...slm seroja..

    ReplyDelete
  25. Makasih bu Tien... serasa baca cerita detektif...

    ReplyDelete
  26. Bikin penasaran
    Memang sampai berapa episode??

    ReplyDelete
  27. Gak sabar deh nunggu 30 mbak tien. Salam sehat dari bogor.

    ReplyDelete
  28. Nopo libur to buk ???
    Moga sllu sehat bu Tien 🙏

    ReplyDelete
  29. Mba Tien ...libur tayang ya hari Minggu ini.Mudah2an nggak ya. Sdh ndak sabar nunggu eps 30. Ini sdh mau pergantian hari mba. Sehat selalu mba Tien

    ReplyDelete
  30. Tak intip2 terus episode 30 kok blm tayang ya mbk Tien ?
    Semoga sehat selalu ..salam dari Klaten.

    ReplyDelete
  31. Tak intip2 terus episode 30 kok blm tayang ya mbk Tien ?
    Semoga sehat selalu ..salam dari Klaten.

    ReplyDelete
  32. Eps 30 nya? Tgl 17 mei jam 23:57...blm muncul jg.....bikin aku g bs tidur karena nungguin kamu eps 30...

    Pleace mb tien....mtr nuwun

    ReplyDelete
  33. Begadang nunggu episode 30 😀

    ReplyDelete
  34. apa kabar Bu Tien, saya sampai.malam.tunggu episode 30 belum muncul juga, semoga Ibu sehat selalu tugiman bandung

    ReplyDelete
  35. Hari minggu libur ya mbak...saya tunggu2 yang no. 30. Penasaran...matur suwun...semoga sehat selalu. Aamiin.

    ReplyDelete
  36. Mbak Tien... Semoga sll sehat ya... Ojo lali episode 30...Makasih

    ReplyDelete
  37. السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
    bunda Tien smg sehat sll panci libur njih...dinten minggu kolo wingi...km tunggu eps 30...

    ReplyDelete
  38. Salam kenal,,,Eps 30 kapan tayang ??

    ReplyDelete
  39. Hadi (Tang Sel) hadir mbak Tien. Episode 30 ternyata belum muncul ....semoga mbak Tien sehat. Insya Allah .......sabar menanti. Nuwun

    ReplyDelete
  40. Biasanya abis sholat shubuh baca Kembang Titipan..
    Tp kali ini belum muncul episode 30 nya..
    Semoga mbak Mery eh mbak Tien sehat selalu ..
    Salam dari Bandung

    ReplyDelete
  41. Replies
    1. Halooo...siapa nih yang dari Sawahlunto? Saya juga dari Sawahlunto. Tapi sekarang di Medan. Salam.kenal.

      Delete
  42. Episode 30 jm 05.00 wib kok blm ada jg ya mbak....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halooo...siapa nih yang dari Sawahlunto? Saya juga dari Sawahlunto. Tapi sekarang di Medan. Salam.kenal.

      Delete
  43. Mba Tien ,penasaran nih mbak Tien, kok belum muncul muncul ,semoga sehat sll dlm berkarya....,dr Hj Emmy dr Kuningan.

    ReplyDelete
  44. Makin penasaran... Nungguin seri 30 nya bun....

    ReplyDelete
  45. Kepada sahabat-2ku pecinta Cerbung, khususnya karya penulis Tien Kumalasari. Bu Tien sejak subuh kemarin kepala pusing, tensi sedikit naik, sehingga mBah Kliwon, si Sri, Mery, nas Timan, dkk tidak bisa hadir. Untuk itu dimohon keikhlasannya, marilah kita doakan ibu kita Rd. Ayu Sudartini (Tien Kumalasari) segera diangkat rasa sakitnya dan disembuhkan sesembuh-sembuhnya tanpa meninggalkan penyakit lainnya.
    Fii barokati ummul Quran, AL FATIHAH...
    Aamiin ya Robbal'alamiin.
    Syafakillah buat bu Tien.

    ReplyDelete
    Replies
    1. آمِيـــــــــن يَا رَبَّ العَــــــــالَمَين

      Delete
    2. Alfatikhah... syafakillah syifaan ajilan mb Tien
      Salam sayang dan sehat sll dr Bekasi mb Tien

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
  46. آمِيـــــــــن يَا رَبَّ العَــــــــالَمَين

    Semoga segera diangkat penyakit mbak Tien dan insya Allah bisa segera sembuh kembali. Ternyata saya tidak keliru memanggil mbak, karena memang adik 1954 mbak. Sama2 punya pendidikan farmasi saya Hadi (TangSel) di SAA Kesad Jakarta, sekarang membuat kumpulan Ilusad ( Ikatan Alumni SAA Kesad ) salam kenal semuanya, wabil khusus teman2 yang memiliki dasar pendidikan farmasi .......nuwun.

    ReplyDelete
  47. Turut berdoa semoga mbak tien segera sembuh

    ReplyDelete
  48. Selamat pagi mb Tien. Dari Bali saya do'akan semoga mb Tien segera sembuh dr sakitnya & dpt ber-aktivitas kembali.

    ReplyDelete
  49. Syafakillah laa ba' tsa thahurun insya Allah,
    Syafakillah syifaan 'aajilan
    Aamiin

    ReplyDelete
  50. Semoga mbak Tien segera sembuh.
    Aamiin...

    ReplyDelete
  51. Syafakillah Mbak Tien. Semoga Allah segera mengangkat penyakit Mbak. Aamiin.

    ReplyDelete
  52. Semoga mba Tien segera sembuh dan pulih kembali serta dapat beraktifitas seperti biasa.Aamiin

    ReplyDelete
  53. Selamat pagi bu Tien, turut mendoakan semoga ibu segera sembuh dan pulih seperti sedia kala dan dapat berkumpul dengan semua anggota keluarga

    ReplyDelete
  54. Semoga cepat sembuh... Salam sehat mbak Tien.. Dari Bandung...

    ReplyDelete
  55. Syafakillah mba then, semoga Allah segera mengangkat penyakitnya. Sembuh sehat seperti semula, Aamiin

    ReplyDelete
  56. Smg lekas sembuh diberikan kesembuhan terbaik oleh Gusti Allah

    ReplyDelete
  57. Smg lks sembuh mba Tien, sy jg penggemar tulisan mu...sehat...sehat...sehat...inshaAllah...😍😘

    ReplyDelete
  58. Syafakillah bunda Tien,smg Alloh segera mengangkat penyakitnya kembali sehat seperti sediakala Aamiin YRA....

    ReplyDelete
  59. Syafakillah syifaan ajillan Bu Tiens.
    Semoga segera pulih kembali..
    Aamiin yaa rabbalalamiin

    ReplyDelete
  60. Ikut mendoakan semoga lekas sembuh, sehat kembali seperti sediakala. Aamiin.

    ReplyDelete
  61. Semoga ..bu tien segera sehat kembali...dan berkarya lagi...

    ReplyDelete
  62. Assalamu'alaikum...smoga lekas sembuh mb tien...Aamiin YRA...

    ReplyDelete
  63. Menunggu lanjutan yg lebih mendebarkan. Terima kasih M Tien sehat selalu

    ReplyDelete
  64. Semoga mb tien cepat sembuh seperti sedia kala.aamiin

    ReplyDelete
  65. Semoga mba Tien cepat sembuh .. Aamiin YRA. Salam dari Bandung.

    ReplyDelete
  66. InsyaAllah segera sehat kembali ya mba/Ibu. 👍

    ReplyDelete
  67. Semoga cepat sehat seperti seda kala. Aamiin YRA

    ReplyDelete
  68. Semoga cepat sehat seperti sediakala. Aamiin Yaa Rabbal'Alamiin

    ReplyDelete
  69. Semoga lekas sembuh mbak Tien ..segala sakit diangkat dan semoga
    bisa beraktivitas kembali..
    Kita semua nunggu episode 30...
    Salam sehat selalu dari Surabaya

    ReplyDelete
  70. penasaran bgt jeng tien...biasanya tiap tengah malam sdh ada ..tp ini kok blm ya...semangaaat jeng...aehat selalu

    ReplyDelete
  71. Episode 30 nggak ada ya mbak ...

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 08

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  08 (Tien Kumalasari)   Sinah keluar masuk kamar dan mengitari keputren, tapi dia tak menemukan junjunganny...