Tuesday, May 12, 2020

KEMBANG TITIPAN 25

KEMBANG TITIPAN  25

(Tien Kumalasari)

 

"Apa katanya ?"

"Kita harus menunggu."

"Menunggu apa?"

"Jelas kita tak bisa bekerja sendiri, tadi aku bermaksud mencari orang yang mau membantu, minimal yang punya mobil.. Tapi ternyata juragan mau datang kemari."

"Baguslah, kalau ada dia pasti semuanya beres. Kalau begitu aku mau tidur lagi saja."

"Sebentar, aku akan mengirimkan alamat tempat ini, biar dia datang kemari."

"Tak bisa cepat, memakan waktu dua atau tiga jam dari rumah juragan kemari. "

"Biar saja, berarti kita bisa melanjutkan tidur kita lagi pagi ini. Cepek berhari-hari memburu orang. Aku heran pada juragan kita. Banyak orang cantik, mengapa mengejar seorang gadis dusun yang tampak lugu dan tidak tau apa-apa."

"Justru yang lugu itu yang menarik So, juragan bosan sama gadis-gadis cantik yang bawaannya manja, banyak menuntut. Kalau Sri ini sangat sederhana, dan barangkali itu yang menarik."

"Mungkin juga, kalau aku sih, nggak sempat mikir perempuan cantik, bini saja jarang ditengok, karena macam-macam tugas dari juragan."

"Yang penting kan sudah dikirim uang. Perempuan itu kalau sudah dikasih uang, sudah pasti langsung diam dan menurut."

"Iya, kamu bener. Sekarang kita istirahat dulu, lumayan bisa merem, sambil menunggu juragan datang. Ini kan masih pagi, lihat diluar masih remang. Matahari juga belum tampak."

 

***

 

"Mas Timan mau ke pasar?' tanya Sri.

"Iya Sri, mau ikut?"

"Mau, mbak Mery maukah ke pasar? Aku sambil belajar jadi tukang jual buah."

"Mau, masa aku dirumah sendiri, lagi pula siapa tau aku bisa  belajar  berjualan dari mas Timan. Aku masih punya uang beberapa, barangkali cukup untuk modal."

"Bagus mbak Mery, nanti saya bantu. Banyak peluang kalau mau berusaha. Kadang agak susah sih, tapi namanya berusaha yang ada pasang surutnya."

"Nggak apa-apa mas, apapun itu kalau kita punya usaha kan lumayan bisa untuk menyambung hidup. Jadi ini nanti sekalian mau lihat-lihat ya Sri."

"Iya. Hari masih pagi."

"Ini sudah agak kesiangan. Tapi nggak apa-apa, beberapa hari aku tinggal daganganku, jangan-jangan ada yang busuk."

"Ayo, aku sama mbak Mery juga sudah mandi."

"Bapak sama simbah mau jalan-jalan?"

"Daripada bengong dirumah ya nggak apa-apa jalan-jalan dikota ya Min?" tanya mbah Kliwon.

"Iya, berangkat bareng nak Timan saja, nggak apa-apa aku duduk dibelakang." Jawab pak Darmin.

"Benar nggak apa-apa mbah?"

 "Nggak apa-apa, wong cuma sebentar saja. Lagian masih pagi jadi nggak terlalu panas."

"Nanti kalau ada apa-apa simbah telepone saya ya?"

"Iya, baiklah."

"Ayo kita berangkat sekarang," ajak Timan. 

Sri memberikan sejumlah uang untuk bapaknya dan simbahnya. Sesungguhnya uang itu dari Timan, tapi Sri yang disuruh memberikannya. Takutnya kalau Timan yang memberikan nanti pak Darmin sama mbah Kliwon jadi merasa sungkan.

"Ini uang untuk apa nduk?"

"Kalau nanti dijalan bapak sama simbah ingin sesuatu."

"Banyak sekali."

"Sudah mbah, terima saja, kan dikota banyak barang-barang yang mungkin bapak sama simbah ingin membelinya, misal nya baju.. atau celana.. atau sarung... Sudah dibawa saja. Ayo kita berangkat, nanti mas Timan kesiangan.Oh ya mbah, nanti kalau simbah sama bapak pulang duluan, kuncinya tergantung di saka teras itu."

Mau tak mau mbah Kliwon dan Darmin menerimanya. mBah Kliwon punya uang sih, kan dia mendapat gaji dari pak lurah. Sebenarnya ia akan membaginya dengan menantunya, tapi karena Sri memberinya, keinginan itu diurungkannya.

Pagi itu mereka berangkat bersama Timan. Mery dan Sri berdesakan didepan.

"Nggak apa-apa sempit ya mbak, kan cuma sebentar. Nggak ada setengah jam kita sampai."

"Nggak apa-apa mas, begini-begini aku senang kok. Ini dunia saya yang baru, saya sedang menikmatinya."

" Besok kalau usaha mbak Mery jadi,  beli mobil yang bagus ya mbak," kata Sri.

"O iya... nanti buat jalan-jalan sama Sri."

"Wah.. senangnya."

"Tapi sebentar lagi kamu kan mau menikah, sebaiknya aku cari kontrakan saja."

"Mengapa harus cari kontrakan segala mbak, rumah saya kan cukup besar. Rumah kampung sih, tapi sayang kalau  uangnya buat ngontrak, mending dipakai buat modal saja."

"Tapi kalau kalian sudah menikah kan nggak enak aku menumpang disini."

"Nggak ada yang nggak enak, kita sekarang bersaudara, susah dan senang akan kita pikul bersama," kata Timan.

Mery terharu atas kebaikan Timan. Ini benar-benar dunia yang indah, banyak teman, banyak saudara, banyak perhatian dan kasih sayang. Sangat berbeda dengan kehidupannya ketika bersama Basuki. Tidak ada lelah, tidak ada pemikiran untuk sesuatu, yang ada hanya gelimang kesenangan dan harta. Mery benar-benar menikmati dunia barunya dan yang dianggapnya sangat indah. Inilah hidup, ada gerakan untuk mencapai sesuatu, ada yang harus dipikirkannya, dan ini membuatnya bersemangat.

***

 

Ketika tiba dipasar, Sri dan Mery melihat pasar itu sudah ramai. Timan langsung mengajak keduanya kekios miliknya, dan membantu Timan menata dagangannya.

Sedangkan pak Darmin dan mbah Kliwon hanya turun didepan pasar, lalu berjalan-jalan sendiri.

"Ada beberapa jeruk yang sudah kurang bagus Sri, bisa minta tolong memilih-milih? Yang sudah busuk atau yang busuk buang saja kesini, ada tempat sampahnya," kata Timan.

"Iya Sri, mari aku bantu," kata Mery.

Keduanya asyik memilih buah-buah yang masih pantas ditata dan yang harus disortir. Tiba-tiba Mery merasa bahwa ini benar-benar menyenangkan.

Beberapa pedagang kasak-kusuk, yang didengar Timan sambil tersenyum.

"Itu sepertinya calon isterinya Timan," kata tukang buah disampingnya.

"Iya, yang baju kuning itu kan?" kata yang lainnya.

"Cantik."

"Syukurlah Timan sudah menemukan jodohnya."

"Kalau sudah begitu kan nggak ada lagi gadis-gadis yang selalu mengganggu."

"Iya, cah bagus alus.. siapa yang nggak suka. Kalau aku punya anak gadis juga mau menjadikannya menantu."

"Kalau aku masih perawan aku juga mau," 

Lalu disambut beberapa orang tertawa lucu. Timan bukannya tidak mendengar celotehan ibu-ibu pedagang itu, tapi ia menanggapinya sambil tersenyum.

"Orang pasar pada sibuk ngomongin kamu Sri," bisik Mery sambil menata apel ditempatnya.

"Jadi malu aku." bisik Sri tersipu.

"Nanti kalau sudah selesai, aku kenalkan kamu pada mereka," kata Timan.

"Ibu-ibu pada suka sama mas Timan," kata Sri.

"Iya, kan sederet ini akulah yang paling ganteng," kata Timan berseloroh.

"Iya lah mas, yang lainnya kan ibu-ibu, mana ada ibu-ibu ganteng," kata Sri.

"Mas Timan, kok lama nggak kelihatan?" tiba-tiba seorang ibu mendekat dan memilik jeruk yang selesai ditata.

"Bu, mas Timan lagi cari calon isteri, tapi sekarang sudah dapat lho." celetuk ibu disebelah Timan.

"Oh gitu ya, mana isterinya? Ini ya, yang baju kuning mas?"

"Baru calon bu, do'akan ya," kata Timan.

"Duuh, pinternya, cari isteri cantik bener."

"Terimakasih bu."

"Aku minta dua kilo saja, harganya nggak naik kan?"

"Untuk ibu harga biasa, Dua kilo saja?"

"Ya, pilihkan yang seger ya," kata ibu itu sambil terus mengawasi Sri yang menundukkan muka sambil masih memilih-milih.

"Ini bu, ada yang lain?" kata Timan sambil mengulurkan bungkusan jeruk.

"Ini saja dulu. Selamat ya mas, besok aku diundang lho, kalau nikahan."

"Mohon do'anya ya bu."

"Ini uangnya mas." ibu itu tersenyum dan berlalu.

"Hari ini benar-benar heboh," gumam Timan.

"Heboh ya mas, lama tidak kelihatan, begitu kelihatan sudah membawa calon isteri," goda Mery.

"Hebohnya lagi, hari ini ada yang ngebantuin menata dagangan saya, mbak Mery, kalau sendirian pasti repot sekali."

"Ternyata saya senang melakukannya."

"Oh ya?"

"Saya ingin membuka kios buah, mungkin ngontrak dulu, lalu ambil buah dari mas Timan."

"Bagus mbak, nanti saya bantu."

"Mas, pisangnya sudah masak semua," teriak Sri.

"Taruh didepan sini,.. bagus, itu beberapa hari yang lalu saya beli masih mentah."

"Pisang kepok ini enak kalau dibuat kolak." kata Sri.

"Jadi pengin," seru Mery.

"Nanti kaau pulang bawa dua sisir, kamu yang masak ya Sri."

"Siap mas, nanti saya beli bumbunya."

"Apa sih bumbu kolak?" tanya Mery.

"Bumbu kolak itu gula jawa, kayu manis, boleh ditambah vanili atau daun pandan. Lalu dikasih santan," jawab Sri.

"Wah, Sri itu belum menikah sudah pinter masak ya. Aku harus belajar banyak dari kamu Sri."

"Nanti kita belajar sama-sama mbak. Saya kan bisanya masakan desa."

"Justru itu yang enak." 

"Aku yang senang nih, ada yang masakin.." kata Timan.

"Makanya cepet menikah mas, jadi Sri nggak usah pulang ke desanya."

"Siaaap mbak, tunggu waktu.."

 

***

 

Setelah membantu menata dagangan Timan, Sri mengajak jalan=jalan diseputar pasar. Banyak orang jualan makanan. Mery heran melihat semuanya. Selamanya dia belum pernah pergi kepasar.

"Itu jual apa, kelihatannya aneh, ayo kita mendekat," kata Mery sambil menarik tangan Sri.

"Bu, itu apa?"

"Ini namanya gempol pleret. Cah ayu bukan dari Solo ?"

"Bukan bu, enakkah ?"

"Ayo kita beli mbak, diminum disini ya bu?

"Iya, itu ada dingkliknya, duduk disitu dulu cah ayu."

Keduanya duduk dibangku pendek. Penjual gempol itu menamakannya dingklik. Dua mangkok diterima Sri dan Mery.

"Ini apa bu?"

Yang bulat-bulat putih itu namanya gempol, lha pleretnya itu yang kecolatan digulung kecil-kecil itu."

"Hm, enak, manis-manis gurih." kata Mery.

"Boleh dibungkus bu?"

"Boleh, Mau berapa bungkus?"

"Tiga ya bu." kata Sri.

"Eh, lima.. nanti aku masih mau lagi .." kata Mery tersipu.

Sri tertawa. 

"Iya aku juga mau. Jadi lima ya  bu."

Mery begitu senang ber-putar-putar dipasar. Lalu ia mengajak Sri makan disebuah warung. Mery heran melihat nama warung itu.

"Timlo itu apa ?"

"Ayo kita masuk, aku juga pengin timlo. Kalau tidak salah timlo itu sayur berkuah, isinya wortel, so'un, kentang goreng tipis, ada telur rebus, sama irisan sosis."

"Kelihatannya enak."

Keduanya masuk kedalam warung, dan memilih duduk didekat jalan. Sri mengabari Timan bahwa mereka makan diwarung supaya Timan tidak menunggu mereka.

 

*** 

"Mau beli hem batik itu ya pak, kok murah harganya, barangnya bagus." kata Darmin kepada mertuanya, ketika mereka sedang melewati sebuah pertokoan.

"Beli saja mana yang kamu suka, mumpung masih disini."

"Kapan kita pulang pak?"

"Kamu tidak kerasan tinggal dirumah calon menantumu?"

"Bukannya tidak kerasan, tapi sungkan kalau lama-lama."

"Ya nanti bilang saja, besok ingin pulang, gitu. Tapi nggak usah diantar kan nggak apa-apa, yang penting kita naik kendaran umum ke Sarangan, pasti sampai dirumah."

"Saya juga mau tanya pak lurah tentang menikahkan Sri itu, kan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi."

"Benar, itu harus difikirkan, jangan kelamaan, kasihan nak Timan tampaknya ingin  buru-buru menikah."

"Iya pak, nanti sampai dirumah kita fikirkan. Ayo ke toko itu pak, saya kok pengin beli hem batiknya."

"Ayo, kalau ada yang cocog warnanya aku juga mau."

"Setelah ini kita cari makan, lalu pulang. Aku sudah tau harus naik angkutan kearah mana supaya sampai dirumaah nak Timan."

Hari itu mbah KLiwon, pak Darmin Sri dan Mery menikmati jalan-jalan dikota. Tapi tanpa mereka sadari, bahaya sedang mengancam.

***

Basuki sudah bersama kedua anak buahnya, berhenti didepn rumah Timan.

"Inikah rumahnya?"

"Iya tuan, disini rumahnya."

"Kamu yakin ?"

"Sangat yakin. Saya melihat pak tua itu turun dari mobil. Saya yakin tidak akan keliru. Lalu apa yang akan kita lakukan?"

"Aku akan memajukan mobilku, kamu turun saja, pura-pura menanyakan sesuatu."

"Jangan saya tuan, Marso saja, kan dulu itu saya sudah pernah bertemu pak tua itu, nanti belum-belum ketahuan kalau kita punya maksud tertentu karena tau bahwa saya mengikuti dia."

"Ya, turun So..! Tapi kok sepi ya, seperti nggak ada orang."

Basuki memajukan mobilnya, tidak persis didepan pintu pagar. Salah seorang anak buahnya memasuki halaman.

"Sepi.." gumamnya.

Ia naik keteras, lalu mengetuk pintu perlahan. Tak ada jawaban, tentu saja, karena Timan mengajak tamu-tamunya jalan-jalan dikota.

"Permisi..." sapanya sambil mengetuk pintu lebih keras.

Ia kemudian berjalan dari samping rumah. Ada dua buah jendela, tertutup rapat. Kearah belakang, sama saja, pintunya tertutup rapat.

"Berarti mereka pergi. Celaka kalau Sri tidak ditemukan disini, pasti juragan marah-marah."

Marso kembali keluar dari halaman., berdebar karena tak menemui siapapun. Pasti Basuki akan mendampratnya.

"Bagaimana ?" Hampir terlonjak Marso karena bentakan itu.

"Tidak ada tuan?"

"Tidak ada bagaimana? Kamu itu kalau memberi informasi yang jelas !"

"Kalau rumahnya benar ini tuan, cuma rumahnya kosong. Mungkin mereka sedang pergi."

"Bagaimana ini, kalau kamu cari pondokan didekat sini, pasti kamu bisa tau mereka pergi atau tidak."

"Ma'af tuan."

"Ya sudah, aku mau menunggu disini saja. Kalian keluar, carikan aku makan dan minum."

"Tuan mau makan apa?"

"Terserah, minumnya apa kan kalian sudah tau yang aku suka. Minta yang dingin. Makannya pokoknya ada ikan. Cepat, aku akan mengawasi rumah itu."

Keduanya bergegas pergi, khawatir akan ada dampratan lain yang akan didengarnya.

***

Hari sudah siang, Basuki setengah mengantuk dibelakang kemudi, ketika tiba-tiba dilihatnya dua orang berjalan kearahnya. Ia mengenal salah satunya adalah Darmin. 

"Itu kan Darmin. Sudah bebas dia rupanya. Mana Sri? Kok tidak bersama bapaknya? Yang tua itu kan simbahnya?? gumam Basuki. Matanya berbinar. Ada satu cara untuk mengambil Sri. Dibiarkannya Darmin dan mbah Kliwon masuk kehalaman rumah. Basuki turun, berdiri disudut pagar. Ada pohon perdu disitu, yang bisa dipergunakan Basuki untuk sembunyi, sambil mengamati keduanya. Dilihatnya kedua masuk kerumah dan menutupnya kembali.

Basuki bergegas mendekat, lalu mengetuk pintu.

***

besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 


35 comments:

  1. Sekali intiiip naaah alhamdulillah mas Timan si Sri sdh ada ..mtr nwn bunda Tien Salam Sehat Selalu ....lanjuuut..

    ReplyDelete
  2. Jeng tien selamat sholat tarawih terima kasih cerbungnya
    Semoga timan tahu itu mobil basuki dan menghindar dan lapor polisi

    ReplyDelete
  3. Matur nuwun Mbak Tien eps 25 sdh tayang. Lanjut....
    Semoga Mbak Tien sehat selalu dan tetap berkarya. Salam sejahtera dari Pangkalpinang.

    ReplyDelete
  4. deg deg an nich...jangan sampe mereka dipukuli sama anak buah basuki..kasian udh tua

    ReplyDelete
  5. Mksh mb tien...

    Jadi penasaran...berhasilkah basuki menemukan sri dan merry...aduh mb.
    .deg deg an...lanjut mb...sehat selalu

    ReplyDelete
  6. Pak polisi...pak polisi....tangkap ada orang jahat masuk ke rumah timan...

    ReplyDelete
  7. Seruu mba Tien . Sehat selalu mba. Ditunggu lanjutannya.

    ReplyDelete
  8. Akhirnya Basuki smp juga ke rmh mas Timan smg Sri dan Mb Merry slmt dr cengkeraman Basukk... Bayu dan Lastri smg bs jd penyelamat smtr wkt... Lanjut mb Tien...

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah eps 25 sdh tayang. Matursuwun mb Tien, smg Alloh melindungi mrk berlima ( Sri, Timan, Mery, mbh Kliwon, p Darmin ).
    Salam sehat sll dr Bekasi. Wassalamu'alaikum

    ReplyDelete
  10. Makasih bu Tien 😉😉
    Duh...jadi penasaran..
    Kira2 apa ya yg terjadi selanjutnya..

    ReplyDelete
  11. Hallow ms Ngatno Kakek Habi ms Anton ms Gianto ms Pri ms Opa ms Sukarno ms Wignyo ms Hadi
    Hallow mb Sul mb Jum mb Umi mb Dewi mb Rita mb Wida mb Meyrha mb Yuyun
    Hallo pangkalpinan Jambi Bekasi Tangerang Padang Medan Magelang Madiun Kediri Mojokerto Banyuwangi Bali Sawahlunto Jogya Jakarta Bandung
    Salam sehat dari Solo Aamiin atas semua do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo juga jeng Tien, jumpa lagi fi KT eps_25. Semoga jeng Tien dan para pembacanya dlm keadaan sehat wal'fiat. Aamiin.

      1, mengirimkan alamat tempat iui, biar dia..... # tempat ini, biar...

      2. Cepek berhari-hari memburu orang.
      # Capek berhari-hari memburu orang.

      3. Kadang agak susah sih, tapi namanya berusaha yang ada pasang surutnya."
      # ...namanya berusaha ya kadang ada juga pasang surutnya."

      4. "Mengapa harus cari kontrakan segala mbak, sumah saya kan cukup besar. ,# ...rumah saya kan.....

      5. "Tapi kalau kalian sudah menikah kan nggak enak aku menunpang disini." # ...aku menumpang ....

      6. ada gerakan untuk mencapai sesuau, ada yang harus dipikirkannya, # mencapai sesuatu,

      7. "Iya lah mas, yang lainnya kan ibu-ibu, mana ada ibu-ibu ganteng,"
      # "Ya... iyalah mas. Yang lainnya kan ibu-ibu, mana ada ibu-ibu ganteng,"

      8. tiba-tiba seorang ibu mendekat dan memilik jeruk yang selesai ditata. # ... dan memilih jeruk...

      9. "Teruimakasih bu."
      # "Terima kasih bu."

      10. "Nanti kaau pulang bawa dua sisir, kamu yang masak ya Sri."
      # "Nanti kalau pulang ......

      11. Sri mengajak jalan=jalan diseputar pasar. # jalan-jalan......

      12. Yang bulat-bulat putih itu namanya gempol, lha pleretnya itu yang kecolatan digulung kecil-kecil itu."
      # Yang bulat-bulat putih itu namanya gempol, lha pleretnya itu yang kecolatan digulung kecil-kecil."

      13. "Iya pak, nanti sampai dirumah kita fikirkan. #,, kita pikirkan.

      14. supaya sampai dirumaah nak Timan." # ...sampai dirumah....

      15. Basuki sudah bersama kedua anak buahnya, berhenti didepn rumah Timan. # .. didepan rumah Timan.

      16. Dilihatnya kedua masuk kerumah dan menutupnya kembali.
      # Dilihatnya kedua orang itu masuk kerumah dan menutupnya kembali.

      Makin pinisirin...
      Monggo jeng, punika hasil koreksinipun. Sugeng dalu.

      Delete
  12. Hallow ms Ngatno Kakek Habi ms Anton ms Gianto ms Pri ms Opa ms Sukarno ms Wignyo ms Hadi
    Hallow mb Sul mb Jum mb Umi mb Dewi mb Rita mb Wida mb Meyrha mb Yuyun
    Hallo pangkalpinan Jambi Bekasi Tangerang Padang Medan Magelang Madiun Kediri Mojokerto Banyuwangi Bali Sawahlunto Jogya Jakarta Bandung
    Salam sehat dari Solo Aamiin atas semua do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ... semoga Mbak Tien sll diberi anugerah sehat sejahtera .. aamiin

      Delete
    2. Hadiir tangerang ☝️😘😘

      Delete
  13. Hallow jugaaaa mbak Tien..... sy td belum masuk... udh keduluan diabsen bu guru... hahahaaaa telat mbak ... ini lg nyiapin masakan buat sahur
    Sekarang giliran Darmin ya mbak yg di pulosoro biar ntinya bener2 tobatan nasuha... wes pokoke tak doakan semoga mbak Tien senantiasa mendpt perlindungan Allah.... sehat wal afiat dan makin banyak idea2 yg bs membuat para Readersnya ini dagdigdug tratapan dan makin penasaran 🤗😍😚😚

    ReplyDelete
  14. Hallow Sapti buku saya kirim besok pagi ya.
    Hallow Mastiurni Lubis.. Salam hangat ya dari Solo

    ReplyDelete
  15. Hallow Sapti buku saya kirim besok pagi ya.
    Hallow Mastiurni Lubis.. Salam hangat ya dari Solo

    ReplyDelete
  16. Deg degan jyga nih...tks mbak Tien sll hadir cerbungnya...🙏

    ReplyDelete
  17. Jadi dak dik Duk...nunggu selanjutnya
    Terimakasih mbak Tien..
    Surabaya selalu hadir ..

    ReplyDelete
  18. Hadirrr, baru beres pekerjaan, kembang titipan jadi hiburan😀

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah, terimakasih Bu Tien... Semakin dag...dig...dug...euy...salam sehat dari Yogya.😍

    ReplyDelete
  20. Deg degan..
    Makasih Mba Tien..
    Semoga selalu sehat

    ReplyDelete
  21. Assalamualaikum wr wbr
    Mbak Tien, Hadi (TangSel ) hadir mbak.
    Saya bantu koreksi kecil ya mbak.

    1.Sebentar, aku akan mengirimkan alamat tempat iui, biar dia datang kemari."
    *alamat tempat ini*

    2.Mengapa harus cari kontrakan segala mbak, sumah saya kan cukup besar.
    *rumah saya kan cukup besar*

    3.Tapi kalau kalian sudah menikah kan nggak enak aku menunpang disini."
    *aku menumpang disini*

    4.Inilah hidup, ada gerakan untuk mencapai sesuau, ada yang harus dipikirkannya, dan ini membuatnya bersemangat.
    *untuk mencapai sesuatu"

    5.Duuh, pinternya, cari isteri cantik bener."
    "Teruimakasih bu."
    *Terima kasih bu*

    6.Tapi tanpa mereka sadar, bahaya sedang mengancam.
    *Tapi tanpa mereka sadari*
    Yang lain tidak terlalu mengganggu.
    Saya nantikan episode 26 ....
    Salam sehat mbak Tien .....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih mas Hadi
      Salam sehat dari Solo

      Delete
    2. Terimakasih mas Hadi
      Salam sehat dari Solo

      Delete
  22. Trimakasih Bu Tien.. Semoga ada pertolongan utk Pak Darmin dan Mbah Kliwon.. Salam sehat Bu Tien dr Madiun yg sllu hadir.

    ReplyDelete
  23. Darmiiin ... mana janjimu ?!!!!! Teriah Basuki tiba² ..

    ReplyDelete
  24. Bunda Tien..... Penggemar yg baru tapi sebenarnya sudah lama mengagumi tulisan bunda. Baru sekarang bisa ngikuti di sini...
    Bunda menggelitik betul alur ceritanya...tapi tak ada kesan bertele2.mengalir begitu...

    ReplyDelete
  25. Makanan Solo macem macem ya? Saya baru tau juga... sambil ikut stress baca nya. Salam dari RSPAD GS ya bu...

    ReplyDelete
  26. Penasaran bgt nih dgn ceritanya ...part 26 kok blm muncul ya mbk Tien ...salam sejahtera selalu dari Klaten .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nich.. biasanya jam segini dah muncul 🤭🤭🤭
      Semangat bu Tien..
      Kami selalu menunggu karya tulis bu Tien...
      Semoga sehat selalu dan semangat yo bu 😊😊

      Delete
  27. agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
    ayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
    WA : +85587781483

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 08

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  08 (Tien Kumalasari)   Sinah keluar masuk kamar dan mengitari keputren, tapi dia tak menemukan junjunganny...