ROTI CINTA 29
(Tien Kumalasari)
“Aneh, kok bisa ke empat-empatnya kempes bareng sih mas ?” kata Dita khawatir.
“Iya, ini tidak wajar, ada yang membuatnya,” kata Bian yang masih berputar-putar mengelilingi mobilnya.
“Maksud mas, ada orang yang sengaja nggembosin keempat ban itu ?”
“Iya, apa lagi? Ini perbuatan orang sirik.”
“Siapa tega melakukannya ?”
“Orang sirik pokoknya, entah siapa, yang pasti dia mengenal kita, atau paling tidak mengenal aku. Tapi aku tak pernah bermusuhan dengan siapapun.”
“Lalu bagaimana ?”
“Ayo kita duduk kembali di tukang bakso itu, aku akan memanggil orang bengkel langganan aku,” kata Bian sambil mengajak Dita kembali ke tukang bakso.
“Mas, ikut duduk dulu sebentar ya mas, mau memanggil orang bengkel,” kata Bian.
“Iya mas, silahkan. Mobilnya kenapa mbak?”
“Ban mobil kempes keempat-empatnya,” jawab Dita, sementara Bian menelpon bengkel langganannya.
“Kok bisa? Kempes keempat-empatnya?”
“Itulah yang aneh mas, pasti ada orang yang membuatnya. Orang iseng barangkali,” jawab Dita.
“Wah, itu isengnya keterlaluan,” kata Rustanto ikut gemas.
“Iya tuh..”
“Orang jahat pastinya, mungkin punya maksud tertentu.”
“Iya mas, aneh sekali. Tapi aku sudah menelpon bengkel, sebentar lagi akan ada yang datang kemari. Di mobil hanya ada satu ban serep.” kata Bian setelah selesai menelpon.
“Belum tentu bocor semua mas..”
“Iya benar, mungkin hanya perlu di pompa.”
Beberapa saat lamanya kemudian petugas dari bengkel datang, dan ternyata memang tidak ada ban yang bocor. Mereka hanya memompanya, dan beres.
“Keterlaluan orang itu, kalau aku tau siapa dia.. pasti aku hajar dia,” gerutu Bian kesal.
“Eh mas, sabar dong, jangan main hajar begitu, siapa tahu memang dia cuma orang iseng,” kata Dita.
“Bagaimanapun dia menghambat orang mau pulang kan?”
“Iya, tapi mas harus sabar ya,”
“Sudah beres pak, tapi saya menemukan ini,” kata petugas bengkel sambil menunjukkan sebuah kartu.
“Apa ini? Lhoh, ini kartu mahasiswa ..”
“Tergeletak dibawah mobil. Entah milik siapa, tapi ada namanya,” kata petugas bengkel sambil kembali ke dekat mobil untuk membenahi alat-alat bengkelnya.
“Sama seperti punyaku, coba lihat siapa namanya,” kata Dita.
“Haaa… dia rupanya. Ferryanto..” kata Bian geram.
“Ferry ?”
“Iya, nih ada namanya. Pasti ketika dia melakukan aksinya, tidak sadar kartu mahasiswanya terjatuh.”
“Ya ampun, mengapa dia melakukannya?”
“Katakan dimana rumah dia, aku harus nyamperin dia dan memberinya pelajaran,” kata Bian berapi-api.
“Mas, sabar dong mas,” kata Dita sambil menepuk-nepuk tangan Bian.
“Mas, kami permisi ya, terimakasih banyak,” kata Bian berpamit pada Rustanto.
“Iya mas.. iya, syukurlah sudah beres.”
Dita mengikuti Bian ke arah mobil, dan memasukinya setelah membayar biaya bengkel.
“Dimana rumahnya?”
“Aku nggak tahu dimana rumahnya mas, bener.”
“Bodoh, ini ada alamatnya. Tapi ini alamat desanya. Dimana tempat dia kost?”
“Aku tidak tahu mas, sungguh,” kata Dita memelas. Agak keder melihat wajah Bian merah padam.
“Apa maksudnya berbuat seperti ini? Kampungan banget !!”
“Sabar mas, sudahlah, kan akhirnya tidak apa-apa,” Dita masih berusaha meredakan amarah Bian.
“Tidak apa-apa bagaimana? Aku ada rapat jam setengah dua, ini sudah jam dua.”
“Kalau begitu mas langsung saja ke kantor, aku bisa naik taksi. Ya?”
“Tidak-tidak, mana bisa begitu,” kata Bian agak menurunkan nada bicaranya ketika melihat mata Dita mulai berkaca-kaca.
Ia menjalankan mobilnya, dan sebelah tangannya menepuk bahu Dita perlahan.
“Baiklah, aku tidak akan marah,” katanya pelan.
Dita mengusap air matanya.
“Aku takut kalau melihat orang marah-marah,” katanya lirih.
Bian mengendapkan amarahnya, alangkah lembut hati kekasihnya. Baiklah, rupanya memang tak ada gunanya dia marah, semuanya sudah selesai. Lalu dia menyimpan kartu mahasiswa Ferry di sakunya.
“Aku tidak akan marah, sayangku,” kata Bian lembut dan itu membuat perasaan Dita sangat nyaman.
***
Sore harinya Dita sudah melupakan masalah itu. Ia ingin agar besok bisa bertemu Ferry dan menegurnya. Tidak akan marah, tapi bagaimanapun Dita sangat kesal terhadapnya. Seperti anak kecil saja.
“Dit, besok Minggu kamu ikut ya?” kata Dina tiba-tiba.
“Ikut kemana ?”
“Acara reuni teman-temanku.”
“Nggak ah, aku mana kenal sama teman-teman mbak.”
“Nanti aku kenalkan..”
“Nanti aku akan seperti arca, diam tanpa bisa mengikuti acara.”
“Tidak apa-apa. Kan arca cantik.”
“mBak Dina jangan begitu, aku benar-benar malu.”
“Kamu hanya aku suruh ikut membantu di bagian konsumsi, tidak usah bergabung dengan teman-temanku. Mereka terlalu tua untuk kamu,” canda Dina.
“Bukan begitu, hanya nggak akan bisa nyambung.”
“Tidak apa-apa, kamu cukup di belakang, membantu di bagian konsumsi.”
“Kita lihat saja nanti.”
“Pokoknya mau kan?”
Dita hanya mengangguk, tapi sebenarnya dia merasa tak nyaman. Tamu-tamu kakaknya bukan seumuran dia, dia akan merasa kikuk nanti. Tapi Dina seakan tak peduli, ia pergi meninggalkan adiknya begitu saja, yang dianggapnya akan mau melakukannya.
Tiba-tiba terpikir oleh Dita, bolehkah mengajak Bian? Tapi Dita malu mengatakannya. Jangan-jangan nanti kakaknya justru akan marah.
Tiba-tiba ponsel Dita berdering, dari Abian.
“Ya mas..”
“Kamu tidak apa-apa?”
“Memangnya aku kenapa?”
“Kan tadi menangis? Masih menangiskah sekarang?”
“Ya tidak, masak menangis terus..” jawab Dita sambil tertawa.
“Syukurlah, habis tadi di mobil hampir menangis.”
“Mas Bian tampak marah sekali, ya aku takut.”
“Tidak, aku tidak akan marah. Ya sudah, kamu istirahat ya, aku baru pulang dari kantor.”
“Ya, mas juga harus istirahat, jangan sampai kecapekan.”
“Oh ya, besok Minggu malam jalan-jalan yuk.”
“Minggu malam? Minggu ini?”
“Iya, masak minggu bulan depan..”
Dita tertawa.
“Mas Bian lucu deh. Tapi aku nggak bisa mas.”
“Kenapa?” tanya Bian kecewa.
“mBak Dina mengajak aku ikut membantu di acara reuni teman-temannya.”
“Oh, iya.. aku lupa, ada acara reuni ya? Boleh ikut nggak?”
“Mm.. coba mas telpon mbak Dina sendiri deh, kan dia yang punya acara.”
“Baiklah, besok aku akan menelponnya. Ya sudah, sekarang kamu istirahat ya?”
***
Siang itu Dita sudah mau pulang. Ia tidak langsung keluar. Matanya mencari-cari. Ia ingin bertemu Ferry dan menegurnya, sekaligus akan mengatakan tentang kartu mahasiswanya yang dibawa Bian. Tapi lama ia mencari, yang dicarinya tidak ada.
“Kemana dia? Apa dia takut ketemu mas Bian?” kata batin Dita.
Lalu dia bertanya kepada salah seorang teman Ferry yang kebetulan juga mau pulang.
“Mas.. mas..”
“Ya Dita.. ada apa?”
“Apa mas Ferry masih ada didalam?”
“O.. akhirnya kamu kangen juga ya sama dia.”
“Mas jangan bercanda, ada hal penting yang ingin aku katakan.”
“Sayangnya hari ini dia bolos kuliah.”
“Oh, nggak masuk ya.”
“Nggak tuh, ada pesan?”
“Nggak, nggak ada, besok saja kalau ketemu.”
Temannya Ferry itu berlalu dengan sepeda motornya, dan Dita berjalan ke arah depan. Ada rasa kecewa ketika tak bertemu Ferry. Sebenarnya ia ingin menegur saja dan bertanya apa maksudnya. Jangan sampai dia bertemu Bian kemudian Bian benar-benar menghajarnya.
Dita terus melangkah dan duduk dibawah pohon besar didepan kampusnya untuk menunggu Bian menjemput. Tapi dia bersyukur Ferry tidak ada, kalau ada, Dita pasti akan benar-benar melihat adegan dua cowok berantem. Iih, jangan ya, Dita sangat takut kalau hal itu terjadi.
Sebuah mobil yang dikenalnya meluncur perlahan mendekatinya. Dita berdiri dan dilihatnya Bian turun untuk membukakan pintu mobil. Tapi Bian tidak langsung membukakannya, matanya melihat kesana kemari. Dita berdebar, pasti dia mencari Ferry.
“Ayo mas, melihat apa sih ?”
“Mau mengembalikan kartu mahasiswa ini.”
“Oh, dari tadi juga aku tak melihatnya.”
“Pasti dia sudah menduga kalau kartu mahasiswanya sudah mengatakan siapa pelaku yang konyol itu, jadi dia ketakutan,” kata Bian sambil membukakan pintu.
Dita memasukinya. Ketika mobil itu sudah meluncur, Dita masih belum yakin kalau Bian sudah tak marah pada Ferry. Mengembalikan kartu mahasiswa tanpa melakukan apa-apa? Aduh, rasa was-was itu masih ada.
“Aku sudah menelpon Dina.”
“Soal apa?”
“Acara hari Minggu itu.”
“Boleh ikut kan ?”
“Boleh, katanya aku harus membantu di konsumsi, kalau perlu membawakan hidangan untuk tamu. Gila.”
Dita terkekeh melihat Bian mengomel dengan wajah lucu.
“Tapi nggak apa-apa, kan ada kamu. Biar aku jadi pelayan juga siap-siap saja.”
“Iih, masak sih jadi pelayan, mbak Dina cuma bercanda barangkali.”
“Iya sih.. tapi aku senang walau bukan acara kita, kita tetap bisa bertemu.”
***
Hari sudah sore ketika Ferry tiba-tiba duduk begitu saja di bangku bakso milik Rustanto.
“Lho, kok sorean baru kemari mas?”
“Lapar, dan badanku agak kurang enak, pengin yang anget-anget. Masih ada kan?”
“Masih ada sedikit, tapi pangsitnya sudah habis mas.”
“Yaaah…” kata Ferry kecewa.
“Mau nggak?”
“Mau lah, namanya lagi lapar.”
“Baiklah, saya siapkan dulu ya.”
“Buruan, lagi pengin yang panas-panas.”
“Asalkan hati tidak panas mas..” kata Rustanto sambil menyiapkan pesanan Ferry. Sudah tidak ada pembeli, karena dagangan juga hampir habis.
“Lagi panas-panasnya nih.”
“Jangan begitu mas, biar bakso ini saja yang panas,” kata Rustanto sambil meletakkan semangkuk bakso tanpa pangsit didepan Ferry. Lalu membawakan segelas teh panas juga seperti yang selalu dipesan pelanggan yang satu ini.
Rustanto melihat Ferry menikmati bakso dengan lahap. Tiba-tiba ia teringat kejadian kemarin, ketika ban mobil Abian kempes semuanya, lalu mereka menemukan kartu mahasiswa Ferry.
Ia ingin mengatakannya, tapi diurungkannya. Rustanto tak mau terlibat dalam kenakalan yang dibuat Ferry, jadi lebih baik dia diam, pura-pura tidak tahu.
“Mas, kemarin kartu mahasiswa saya terjatuh disini nggak?”
“Kartu mahasiswa? Mm.. kok nggak lihat ya mas,” kata Rustanto berbohong, padahal dia tahu kalau kartu itu sudah dibawa Abian ketika petugas bengkel menemukannya di bawah mobil.
“Oh, ya sudah.”
“Besok hari Minggu saya tutup agak siang lho mas, jangan kesini kesiangan, soalnya sorenya saya melayani pesanan mbak Dina untuk acara reuni.
“Oh, gitu ya? Besok Minggu? Dimana ? Aku bantuin mau?”
“Ah, masak mas Ferry mau ngebantuin jualan bakso.”
“Asyik kali, aku kan juga kenal sama mbak Dina. Jam berapa berangkat, aku nyamperin disini ya.”
“Beneran nih ?”
“Iya, bener.”
“Terserah mas Ferry, kebetulan saya juga nggak ada yang ngebantuin.”
“Ah, serahkan sama aku. Dan biar saja mbak Dina terkejut nanti.”
***
“Witri, jangan pulang dulu, nanti bareng aku,” kata Dian kepada Witri saat Witri sudah siap-siap mau pulang.
Witri berdebar. Dia akan bersama juragan gantengnya lagi.
“Memangnya mas Dian mau kemana?”
“Sekalian mau keluar, ada perlu, tungguin ya aku ambil kunci mobil dulu.”
Witri terpaksa menunggu di salah satu kursi yang ada di resto, yang kebetulan belum ada pembeli waktu itu.
***
“Maas, mau kemana ?” teriakan nyaring Arin terdengar, membuat Dian menghentikan langkahnya.
“Ada perlu sebentar.”
“Sekalian ikut ya, aku sama Nita mau belanja.”
“Kenapa belanja harus sama aku? Nggak suka saja nganterin orang belanja,” keluh Dian sambil terus melangkah.
“Mas, Nita sudah mau pulang besok Minggu, sore ini masih ada yang ingin dibelinya.”
“Dari kemarin sudah belanja.. belanja.. belanja.. sekarang masih ada yang kurang?”
“Ada yang kelupaan. Tolonglah mas. Lagian Nita mengeluh, katanya mas sangat sombong.”
“Aku kan bekerja Rin.. jangan kira bisa setiap hari keluar untuk belanja.”
“Sekarang mas mau keluar kan? Cuma mau bareng saja kok.”
“Kenapa nggak naik mobilnya bapak?”
“Dian, adik kamu kan cuma nebeng saja, sekalian kamu keluar, nggak apa-apa kan?” kata bu Yanti yang tiba-tiba sudah ada diantara mareka.
Waduh, kalau ibunya sudah ikutan menyuruh, Dian tak bisa apa-apa.
“Ya sudah, cepetan, aku tunggu di depan,” kata Dian sambil melangkah ke depan.
Dilihatnya Witri masih menunggu.
“Witri, nanti Arini sama Nita mau nebeng, katanya mau belanja, tungguin sebentar ya.”
Witri menatap Dian yang sudah menggenggam kunci mobil. Ia juga akan bersama nonik cantik itu?
“Nggak usah mas, biar saya naik angkot saja,” kata Witri sambil berdiri dan berjalan keluar.
***
Besok lagi ya.
Maturnuwun mbak Tien, Rotinya sudah sampai. Mari dinikmati...
ReplyDeleteAlhamdulillah Roti Cinta masih hangat sdh hadir, Manusang mbak Tien , Tetap sehat tetap semangat. slm Aduhai Bravo
DeleteHoreee..
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteWa syukurillah, jeng Maimun
DeleteAlhamdulillah RC sudah tayang.
ReplyDeleteADUHAI pak Samiadi
DeleteYesss
ReplyDeleteYess jeng Niel
DeleteAlhamdulillah jeng Iyeng juara 1
ReplyDeleteAlhamdulillah... mtr nuwun bu Tien..
ReplyDeleteBaru kali ini nomor 3
ReplyDeleteAlhamdulillah Rocin 29 tayang..
ReplyDeleteTrimakasih bunda Tien..
Salam Aduhaaaai ❤️
Alhamdulillah...Bu Tien sehat selalu njih🙏
ReplyDeleteMonggo monggo.....
ReplyDeleteAlhamdulillah ROCIN_29 sdh tiba dirumah, masih hangat lagi.
Terimakasih bu Tien, salam SEROJA & selalu ADUHAI.
Salam ADUHAI mas kakek
DeleteAlhamdulillah ... trmksh mb Toen
ReplyDeleteSmg mb Tien sehat sll
ReplyDeleteAamiin Yangtie
DeleteAlhamdulillah akhirnya Rotinya datang, maturnuwun mbak Tien
ReplyDeleteSami2 pak Bambang
DeleteMatur nuwun bunda Tien... RC29 telah tayang
ReplyDeleteADUHAI sekali bisa baca lebih awal...😍
ADUHAI Berkali-kali ibu Padmasari
DeleteAlhamdulillah 👐👐👐 Terimakasih bunda tien
ReplyDeleteSomoga sehat walafiat
Aamiin
DeleteSami2 ibu Endah
Alhamdukillah Rocin 29 sudah tayang
ReplyDeleteTerinakasih bunda Tien
Semoga bunda sekeluarga senantuasa sehat walafiat aamiin
Salam sehat dan aduhai
Aamiin Allahumma Aamiin
DeleteADUHAI ibu Salamah
Aduhai.... Ditinggal meleng sebentar, udah berderet2 komennya...
ReplyDeleteBener2 aduhai Bu Tien 👍👍😍😍❤️
Bener ADUHAI ibu Wening
DeleteBesok lagiii....
ReplyDeleteBesok lagi ys
DeleteSugeng dalu Bu Tien, Roti cinta 29 sampung tayang , matur nuwun sanget, salam sehat n aduhai dr Lampung
ReplyDeleteReply
Aduuh, jeng Sis.. sudah sampai Lampung?
DeleteJeng Sis memang ADUHAI
Wah dibacanya terasa sebentar tahu2 sdh besok lagi....
ReplyDeleteSalam Aduhai mbak Tien dr Tegal.
Salam ADUHAI juga ibu Neny
DeleteAlhamdulillah Rocin 29 sdh tayang...selalu bikin penasaran
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien salam sehat selalu
Salam sehat jugaibu Winarni
DeleteAlhamdulilah Rocin sudah hadir untuk penghantar tidur.
ReplyDeleteMatur nuwun Bu Tien semoga sehat wal'afiat bersama klrg tercinta dan selalu dalam Lindungan Alloh SWT. Aamiin
Aamiin ya rpbbal alamiin
DeleteTerimakasih ibu Rochmah
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteTerima kasih ibuuu..
Sehat selalu tuk ibu n kluarga
I love yu... Ibuu..
Salam aduhai
Loveyou too
DeleteHallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang,
Alhamdulillah ....
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu telah hadir.....
Matur nuwun bu Tien..
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Bibar nyerat cerbung istirahat sare nggih bu Tien
ReplyDeleteNggoh, letes mas Djuniarto
DeleteSangat gayeng moco rocin ini selalu berharap harap piye yo piye yo lanjutxa
ReplyDeleteSebab makin gayeng makin komplek tenan
Yg namaxa chemistry cinta iku angel dan kurnia dari Allah swt
Jan angel tenan jan angel tenan
Alhamdulillah,, matur nuwun bu Tien ROTI CINTA nya,
ReplyDeleteSehat wal'afiat semua ya
Arin seneng bener sih ganggu mas nya yg mau menyatakan ,,,,ke Witri
Salam ADUHAAII bu Tien 🤗🙏
Matur nuwun Bunda untuk ROYI CINTA
ReplyDeleteSehat selalu dan tetap semangat
Salam ADUHAI...
Makin gayeng makin menggemaskan rocin chemistry cinta iku pancen angel dan penuh rahasia dua hati yg terpaut krn kuada dan hidayah Allah ngk ada yg jual cinta datang kayak laguxa sekonyong konyong kojer hehehe sugeng dalu utk ibu tien sehat selalu dan bahagia aamiin
ReplyDeleteTrimakasih mbak Tien RC29nyaa...
ReplyDeleteWaduuuh...ga mungkinlah Witri mau semobil dgn Arin n nonik londo itu..pasti akan disindir2..😒
baguslah lbh baik ngangkot aja aman..
Hari minggu Bian ketemu Ferry diacara Dina..masihkan Bian akan marah?..😠
Kita tunggu besok lagiii..pasti makin asiik...
Met mlm mbak Tien..salam sehat selalu dan aduhaiii.🙏🥰⚘
Waduuh.. kasian dian apkh witri tetap naik angkot?? Jd penasaran tp.. bsk lagi deh..
ReplyDeleteTks bu Tien rocin 29 sdh hadir.
Semoga bu Tien selalu sehat & bahagia. Aamiin..
Alhamdulillah Roti Cinta Episode 28 sudah tayang, matur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari. Semoga mBak Tien tetap sehat, bahagia sejahtera bersama keluarga, dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdullilah.. Mksihmbak Tien Rocinnya.. Slmseroja dan selalu aduhai dri sukabumi🥰🥰😘😘
ReplyDeletemaaf Rocin 29....
ReplyDeleteTerima kasih Rocin 29 nya...salam aduhai mb Tien....makin seru crita nya
ReplyDeleteMksh bu tien, sehat selalu njih
ReplyDeleteMatur nuwun sanget Bu Tien, Roti Cinta 29 sampun sampai, salam sehat dan salam aduhai dari Pasuruan
ReplyDeleteAlhamdulillah RC 29 sdh tayang..
ReplyDeleteTerima kasih mb Tien..
Salam sehat dan Aduhai
Wah kasihan Dian mau ngantar Witri saja diganggu sama Arin dan Nita..he..he itulah ADUHAI nya Bu Tien. Sehingga bikin orang jadi ingin tahu kelanjutannya Rocin yang memang aduhai. Salam sehat selalu untuk semuanya.🙏🙏🙏
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, Rocin 29 sudah hadir. Semakin seru aja ceritanya dan semakin tidak sabar menunggu lanjutannya.
ReplyDeleteSemoga Mbak Tien selalu sehat ya Mbak. Salam Aduhai selalu.
Alhamdulillah.. Rotcint 29 sdh up, trims bu tien
ReplyDeleteSehat selaluuu...
Alhamdulillah.....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun
Semakin seru saja...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
Matur nuwun mbak Tien-ku, roti-nya sudah sampai di alamat.
ReplyDeleteMudah-mudahan Dian menyuruh Witri duduk di depan. Biar jelas Dian ngajak Witri , tapi jangan sampai keduluan .
Di acara reuni Dina pasti heboh deh, Ferry ketemu Dita dan Bian.
Salam sehat, semangat, mantab mbak Tien, selalu Aduhai.
Begitulah namanya cinta...
ReplyDeleteSangat berliku liku ...
Semoga tidak lama lagi akan mendapat kepastian jodoh...
Monggo bu Tien dilanjut aja, penasaran Matur nuwun, berkah Dalem. Salam ADUHAI..
Rotinya semakin nikmat nih.
ReplyDeleteMakasih mba Tien. Salam hangat dan sehat selalu
RoCin 29 hadir...komen dah banyak..was was pokok e makin ramem...selamat istirahat dan salam sehat u Bu Tien juga para pembaca semua...
ReplyDeleteAlhamdulillah ... Trimakasih Bu Tien ... Semoga Bu Tien sehat selalu ... 🙏🙏🙏
ReplyDeleteTuh kan makin asyik ......semakin aduhai
ReplyDeleteMakasih bu Tien, semoga sehat selalu. 🙏🙏
Makasih bu Tien, semoga sehat selalu.. Ceritanya makin seru 😍😍😍
ReplyDeleteAlhamdulillah,roti cinta baru ternikmati..terima kasih Bu Tien..sehat selalu,Aamiin.
ReplyDeleteTerima kasih bu tien, semoga bu tien selalu sehat ... rc 29 tbah seruuuu..salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteSalam aduhai utk bu Tien, jg sahabat2 penggemar rocint.....salam.sehat semuanya ya, salam hangat dri Bintaro
ReplyDeleteTerima kasih hidangan RC 29, semoga mbak Tien sehat selalu. Salam Aduhai dari Pulau Garam
ReplyDeletePulau garam itu Madura ?
DeleteADUHAI ibu Komariyah
Inggih leres mbak Tien
DeleteBesok lagi ya....berarti hr ini...udah ga sabar nunggu gimana serunya ketika Ferry datang untuk membantu Rustanto menerima pesanan bakso di acara reuni Dina kemudian ketemu Dita dan Bian...juga gimana Witri apakah nekat pulang naik taksi karena si nonik cantik nebeng mobil Dian yg akan mengantarnya pulang...ADUHAI...sungguh penasaran...maturnuwun mbak Tien...salam sehat selalu dari Situbondo
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI jeng In
DeleteAlhamdulillah ROCIN 29 nya,semoga Bu Tien sehat sll, maturnuwun Bu... semangat dan ADUHAI...
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Klo membuat penasaran pembaca, Bu Tien pakarnya. Tapi saya senang menunggu kelanjutan RC di episode 30, dugaan saya semakin heboh dan seru. Maturnuwun Bu Tien, semoga Ibu beserta keluarga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteSemoga bu tien sehat2 & selalu dalam lindungan Allah SWT .... Aamiin yra
Aamiin
DeleteMatur nuwun pak Arif
Alhamdulillah, makasih Bu Tien....
ReplyDeleteSalam sehat selalu...
Alhamdulillah ...... Terimakasih Bu Tien.
ReplyDeleteSami2 ibu Yati
DeleteADUHAI
Wah bisa bisanya Witri cemburu..nekat naik angkot gara gara nonik Indo Amrik. Jangan mudah menyerah..jodoh tidak akan lari kemana
ReplyDeleteCemburu yang ADUHAI Bu Noor
DeleteAlhamdulillah,matur suwun semoga Bunda sehat selalu dan tetap dlm Ridho Alloh
ReplyDeleteAamiin Allahumma aamiin
ReplyDeleteAamiin,
ReplyDeleteADUJAI ibu Uchu
Matur nuwun mbak Tien ...
ReplyDeleteSami2 pak Pri
DeleteAssalamu'alaykum wr wb.
ReplyDeleteSelamat malam sahabat-2ku Penggemar Cerbung Tien Kumalasari.
Malam ini ROCIN_30 tidak tayang, kita Keluarga Besar WAG PCTK baru selesai mengadakan acara TEMU KANGEN WAG PCTK VIRTUAL PERDANA, sebagai HOST dr. Dewiyana Andari Kusmana, Sp. P (K), co HOST Bpk. Hardjoni Harun, pembicara Ibu Nani Nur'Aini, Kakek Habi, pak Yowa, dan Ibu Tien Kumalasari. Alhamdulillah 57 partisipan dari 128 anggota WAG PCTK hadir. Semoga Pandemi Covid-19 segera berlalu dan kita bisa mengadakan JUMPA FAN secara *tatap muka*. Insya Allah. Semoga Tuhan mengijinkan dan meridhoinya.
Terimakasih rekan-2 yang telah mendukung suksesnya acara malam ini. Wassalam Kakek Habi Bandung.
Aamiin Yaa Rabb
DeleteSeneng rasanya bisa silaturahim dg Anggota WAG PCTK walaupun baru lewat ZOOM
Sayang ga bs ikutan PCTK ..
DeleteSelamat istirahat pak Habi.
Gabung sj di WA 082116677789( Admin) Monggo silahkan
DeleteSenang bertatap muka walau lewat zoom, semoga pandrmi segera beakhir sehingga kita bisa bertatap muka secara langsung. Aamiin.
DeleteTerima kasih kepada ibu dr Dewi yang memberikan wadah untuk acara heboh ini. Dan pak Djoni serta semuanya yang memprakarsai sehingga acara terselenggara dengan sangat meriah.
𝕬𝖑𝖍𝖆𝖒𝖉𝖚𝖑𝖎𝖑𝖑𝖆𝖍 𝖒𝖆𝖙𝖚𝖗 𝖘𝖚𝖜𝖚𝖓 𝖎𝖓𝖋𝖔𝖓𝖞𝖆...𝖘𝖊𝖒𝖔𝖌𝖆 𝖘𝖚𝖐𝖘𝖊𝖘 𝖆𝖈𝖆𝖗𝖆 𝖟𝖔𝖔𝖒 𝖓𝖞𝖆...𝕬𝖆𝖒𝖎𝖎𝖓.
ReplyDeleteIni pak Indriyanto nulisnya kok lucu. Hurupnya bentuknya macam2..
ReplyDeleteMaaf Ibu lupa ganti setting keyboardnya jadi muncul huruf yang lucu2..Soalnya sambil nonton Liga Premier tadi malam.
DeleteAlhamdulilah... sdh sukses zoom meet pctk ke-1 nya ... smg tali silaturahmi yg terjalin via wag.. skrg via zoom menjd ajang pertemuan yg bermanfaat bagi mb Tien dan para pctk semuanya. Slm seroja selalu🤲🙏
ReplyDeleteAamiin
DeleteSeroja selalu jeng Sapti
Aamiin,
ReplyDeleteADUHAI ibu Hermina
Met mlm mbak Tien bisa zoom dgn PCTK..sayangnya sy blm bs ikutan..😔
ReplyDeleteSemoga lain kali bisa ikut..
Salam sehat dan aduhai mbak Tien🙏🥰⚘
Salam sehat dan ADUHAI ibu Maria
DeleteSelamat malam mba Tien. Sayang sekali saya belum tergabung di WAG PCTK.
ReplyDeletePingin ikut gabung, bagaimana caranya mba.
Terima kasih. Salam sehat dan selalu aduhai
hubungi ibu Nani 0821 1667 7789
DeleteADUHAI ibu Sul
Terima kasih ibu Tien
DeleteSaya juga ingin bergabung dengan WAG PCTK, bagaimana caranya?
ReplyDeletehubungi ibu Nani 0821 1667 7789
DeleteSilahkan KP Lover
Mohon maaf bagi yang belum bergabung di WAG PCTK (Gudangnya Cerbung)
ReplyDeleteYang mau bergabung WAG PCTK, hubungi ibu Nani 0821 1667 7789
Semoga mbak Tien sehat selalu...penasaran dg kelanjutan ceritanya yg semakin.aduhai
ReplyDeleteAduhai roti cintaa...
DeleteAamiin
DeleteADUHAI ibu Anie
Salut buat PCTK yg telah bertemu lewat zoom, semoga terus berlanjut..... Salam dr Tugiman di Bandung
ReplyDeleteAlhamdulillah yg dinanti sdh tayang, terima kasih mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
ReplyDeleteIkut seneng jumpa anggota WAG PCTK berjalan lancar dan seru...
Semoga kita semua bisa berjumpa didunia yang nyata seperti yang kakek Habi cita citakan ..
Salam Aduhaiii
Salam sehat bagi semua penggemar setia mbak Tien
Mau marah; takut pacarnya nanggis, kalau nggak marah, rasa didada kaya meluapnya air kuah bakso sambil menebar rasa ingin dilahap.
ReplyDeleteBegitu kira² kedua teman yang bersahabat baik menghadapi masalah mereka masing².
Iya.. Dian & Abian.
Mudah-mudahan bisa mengendalikan, memapankan gejolak emosi didepan pacar mereka masing².
Eh.. ada adu centhil lho di episode ini, he he he he.
Ada aja cara menggelitik hati pembaca dengan kejadian yang tak terbantahkan, dan keinginan menunjukan kedewasaan sang tokoh dalam penanganan(bukan penangiri lho ya) masalah didepan pacar serius(emang ada ya.. pacar pacaran yang nggak serius gitu) mereka masing².
Yaitu sing marakkan bikin penasaran, lha sana sini dapat uluran kasih sayang , semacam simpatik ingin membantu dengan tulus pada seorang teman, lha nggak tau nanti terjadi antem anteman apa cukup hanya panas dalam saja, lha katanya panas dalam sama juga panas, jadi ya.. dikasih obat turun panas juga bisa..
padahal bibirnya sampai garing lho, menahan panas dalam, piye tho malah nglantur kaya bakul obat.
Rangrasake kremut² tenan je.. atine njola² kaya dikudhang, halah pingin nggak kepingin mengingat masa lalu yang me-nderu² (jaman dicukur kuncung ya?)
Djaman wabah beleken diraupi ujuhe simbah, kuwi sing mandi tenan. tambah nda dra..
Kayanya runyem ya, perhelatan reunian temen² Dina, masa seeh biar baca aja lanjutanya
besok lagi ya..
Terimakasih Bu Tien; Roti Cinta yang ke dua puluh sembilan sudah tayang.
Sehat sehat selalu doaku, sedjahtera, bahagia bersama keluarga tercinta.
Amin.
Bener loh pak Nanang, waktu sy sekolah SD th 1959an, sy belekan. Seorang teman bilang: Raup uyuhmu dhewe.
ReplyDeletePagi hrnya bangun trs ke kolah kencing sambil mata sy usap" pakai air seni. Rasanya agak clekit" tapi kemudian ... Benar Sembuh.
Terakhir ada pengakuan nenek² tapi masih piawai membatik dengan ukelan kecil²
ReplyDeleteTanya rahasia nya ternyata sama cara merawat mata dengan ditetesi matanya dengan bantuan daun suruh, berarti katarak bisa juga diatasi dengan cara itu
Selamat sore, Bunda Tien terima kasih, semoga Bunda sehat selalu Aamiin
ReplyDeleteBunda maaf baru bisa hadir, kemarin saya sakit covid , Alhamdulillah sekarang sudah sehat kembali 🙏🙏🙏