ROTI CINTA 14
(Tien Kumalasari)
Abian urung menjalankan mobilnya. Ia merasa tak enak mendengar nada suara Dina yang tampaknya marah.
“Apa salahku?” pikir Abian sambil turun dan mengejar langkah Dina yang hampir menyeberang jalan.
“Dina.. ada apa?” tanya Bian.
“Ada apa? Nggak ada apa-apa, mengapa kamu turun?”
“Ayo aku antarkan dulu kamu kerumah teman kamu, aku tidak sedang tergesa-gesa kok.”
“Nggak usah, aku bisa jalan sendiri. Mana enak mengganggu kamu, sudah, pergilah, ada apa kamu ini?” tanya Dina dengan wajah yang tak enak dipandang.
“Aku yang seharusnya bertanya, ada apa kamu ini?”
“Memangnya aku kenapa? Aduh, sudah, biarkan aku menyeberang,” kata Dina sambil melangkah dan bersiap menyeberang.
“Tidak, berhenti dulu.”
“Kenapa sih kamu ini?”
“Kamu yang kenapa, tiba-tiba minta turun. Kamu marah sama aku?”
“Bian, apa hak aku sehingga aku harus memarahi kamu? Kamu berhak melakukan apapun tanpa mempedulikan aku.”
“Kakak yang cantik, kalau cemberut cantiknya hilang lho,” kata Bian berusaha mencairkan suasana yang tak dimengertinya itu.
Dina bertambah kesal karena Bian menyebut dirinya ‘kakak yang cantik’. Apa ya sebenarnya maunya Dina? Lalu Dina juga merasa aneh terhadap sikapnya. Sungguh dia marah kepada Bian ketika tahu bahwa Bian akan menjemput Dita. Ada apa aku ini, pikir Dina.
“Ayolah, sungguh aku akan mengantar kamu,” kata Abian sambil menarik tangan Dina, dan dipaksanya kembali naik keatas mobil.
Dina ingin melepaskan pegangan tangan Bian, tapi sungkan karena beberapa orang mulai menatap mereka. Pastilah mereka mengira sepasang muda-mudi sedang marahan. Akhirnya Dina kembali naik ke atas mobil.
“Ini aneh, kenapa sih kamu memaksa aku mengikuti kamu? Apa kamu ingin aku melihat kamu lagi pacaran?”
“Lhoh..” seru Abian heran.
“Apa nih maksudnya?” lanjutnya.
“Aku tidak mau ikut, karena kamu kan mau pacaran.”
“Memangnya siapa pacar aku?”
“Kok nanya. Kamu sendiri lah yang tahu jawabannya.”
Abian mulai menebak-nebak, apa Dina tidak suka kalau dia mendekati adiknya? Kenapa tidak terus terang saja kalau memang mau melarang? Tapi bapak dan ibunya memberi lampu hijau kok. Kenapa juga dia melarang? Atau.. Dina mencintai dirinya?
Tebakan paling belakang ini membuatnya bingung. Kalau itu benar, apa yang harus dia lakukan?
Dina diam sejak tadi. Wajahnya sama sekali tak menampakkan senyuman. “Dina, ada apa sebenarnya?”
“Kan aku sudah bilang bahwa aku tak apa-apa?”
“Baiklah, kalau begitu senyum dong.”
Abian bermaksud menawarkan kekesalan Dina yang entah karena apa, tapi Dina menerimanya sebagai sebuah perhatian. Lalu terpikir olehnya, apakah Abian juga tertarik kepada dirinya? Pikiran itu membuatnya sedikit terhibur. Rupanya Bian belum benar-benar jatuh cinta pada Dita.
Tapi kemudian ponsel Abian berdering, dan Bian mengangkatnya sambil tersenyum cerah. Siapa ya yang menelpon ?
“Aduuh, aku tungguin dari tadi, kenapa baru menelpon ?” kata Abian setelah menerima panggilan itu.
“Aku baru selesai, kalau aku menelpon dari tadi kamu kelamaan menunggu dong.”
Ternyata dari Dita.
“Aku kira kamu sudah pulang tadi, jadi aku kerumah.”
“Ini baru selesai, mau menjemput jam berapa?”
“Ini sudah dijalan, tungguin ya.”
“Dari Dita,” kata Abian sambil meletakkan ponselnya.
Tiba—tiba mendung kembali bergayut diwajah Dina.
“Oh ya, aku mau turun di toko roti depan itu.”
“Kok toko roti? Teman kamu jualan roti?”
“Bukan, mau beli oleh-oleh buat teman aku.”
Abian menghentikan mobilnya seperti yang diminta Dina.”
“Aku tungguin ?”
“Tidak.. tidak, aku agak lama, lagian rumahnya sudah dekat,” katanya sambil turun dan tanpa mengucapkan terimakasih langsung saja dia memasuki toko itu.
Abian langsung menjalankan mobilnya, sambil geleng-geleng kepala.
“Ada apa anak itu? Apa marah sama aku? Awal-awalnya baik-baik saja.” gumam Abian.
***
“Kok belum pulang sih?”
Dita yang sedang duduk sendirian dibawah beringin terkejut, seseorang menghampirinya sambil masih nangkring diatas sepeda motornya.
“Ferry, membuat orang terkejut saja.”
“O, terkejut ya, sedang melamun sih, "
“Ngarang.”
“Ayo aku antar sekalian.”
“Nggak Fer, aku sudah mau dijemput..”
“O.. itu.. mas ganteng yang makan siang bersama kamu itu?”
“Iya, itu kakak aku..”
“Kakak apa kakak? Kalau pacaran itu nggak usah sungkan mengakui. Aku terima kalah kalau sainganku dia. Orangnya lebih ganteng, mobilnya mewah.”
“Kamu jangan ngawur deh.”
“Bener nih, nggak mau bareng sama aku ?”
“Terimakasih Ferry..”
“Baiklah, sebenarnya aku sudah tahu jawabannya sih, soalnya sudah berkali-kali kamu menolak bareng sama aku.”
“Maaf ya Fer..” kata Dita sambil tersenyum.
Ferry menstarter sepeda motornya dan berlalu.
“Daaag Ditaaa..” teriaknya sambil menjauh.
Dita tersenyum. Kasihan juga ya berkali-kali ditolak masih juga nekat.
Ferry mahasiswa tingkat akhir, beberapa tahun diatas Dita. Sejak awal dia suka pada Dita, tapi Dita tak pernah memberi sinyal bahwa dia juga menyukai dirinya, jadi Ferry hanya menggoda saja, lalu hanya ketika melihat Dita tersenyum kearahnya, dia sudah senang.
Ketika sebuah mobil mendekat, Dita kemudian berdiri. Ia tahu Bian sudah datang menjemput. Tapi bukan karena mobil itu Dita tertarik pada Bian. Bukankah cinta bisa datang tiba-tiba?
Abian turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Dita.
“Silahkan, tuan puteri..” kata Bian sambil tersenyum.
Dita tersenyum, lalu masuk kedalamnya. Ia bahkan masih tersenyum ketika Bian menutupkan pintunya dan sudah duduk disampingnya.
“Sudah lama ya menunggunya?”
“Nggak, baru saja aku keluar dan duduk di bawah pohon, adem udaranya disana.”
“Iya kan, kalau siang kita duduk dibawah pohon pasti merasa adem. Pelajaran itu sudah pernah kamu berikan ketika pertemuan kita yang pertama, dan kita duduk berdua ditaman.”
“Iih.. mengejek ya, kan mas Bian lebih pintar, masa aku memberi pelajaran kepada yang lebih pintar.”
“Kalau begitu apa dong namanya.”
“Aku cuma ngomong tentang sesuatu yang pastinya mas Bian sudah tahu.”
“Baiklah, sekarang kita kemana? Bagaimana kalau makan? Aku sudah lapar nih.”
“Terserah mas Bian saja.”
“Baguslah kalau semua terserah aku, berarti kamu akan selalu menuruti semua permintaan aku.”
“Enak saja. Permintaan yang bagaimana dong, “
“Oh, masih dipilih-pilih ya?”
“Ya harus, masa asal ngikut. Eh, itu kan mbak Dina !!” teriak Dita tiba-tiba.
Bian menoleh kearah yang ditunjuk. Ternyata Dina masih ada di sekitar tempat dimana tadi dia minta diturunkan.
“Dia sedang belanja, belum jadi ke rumah temannya.”
“Kok mas Bian tahu ?”
“Tadi kan aku bilang bahwa sempat kerumah kamu, karena mengira kamu sudah pulang, ketika mau balik, Dina bilang mau numpang kerumah temannya, tapi dia minta diturunkan disitu.”
“Oh, ya sudah, maksudku ingin agar kita nyamperin dia, siapa tahu dia juga lapar.”
“Ya nggak mau pastinya, kan dia bilang mau ke rumah temannya, tadi turun di toko roti katanya mau beli oleh-oleh.”
“Rupanya oleh-olehnya kurang banyak, nyatanya dia masih masuk di mini market itu tadi.”
“Mungkin juga,” kata Abian sambil tertawa.
***
“Kok sepi, nggak ada yang ikut makan siang dirumah ini? Dita belum pulang?”
“Belum, mungkin pergi sama Abian, karena tadi dia kemari, dan bilang mau menjemputnya ke kampus.
“Dina?”
“Dina tadi pamit mau ke rumah temannya, malah perginya numpang Abian.”
“Sepi ya, nggak ada anak-anak?”
“Padahal suatu hari nanti, kita juga akan begini. Berdua saja.”
“Iya ya, kalau mereka sudah dibawa oleh suami mereka, mau tidak mau kita hanya akan tinggal berdua.”
“Memang harus begitu mas. Tapi ya semoga saja, biarpun mereka tidak serumah, tapi masih selalu mengingat orang tuanya.”
“Menurut kamu, tampaknya Abian memilih Dita ya?”
“Tampaknya iya.”
“Apa karena yang pertama dilihatnya adalah Dita ya Rin?”
“Bukan, mungkin dia suka karakter Dita yang lebih kalem, bukan seperti Dina yang cerewet dan terkadang galak.”
“Lagian Dina itu susah. Dia kan selalu bilang belum ingin menikah.”
“Ya semoga saja dia akan menemukan jodohnya sebelum Dita menikah.”
“Aamiin. Tapi kita juga belum tahu, apa benar Bian serius sama Dita, atau apa benar Dita mau menerima Abian.”
“Yah, sebagai orang tua pastinya ingin yang terbaik bagi anak-anaknya.”
***
Dina yang masih putar-putar disekitar mini market bukannya tak tahu kalau mobil Abian lewat. Ia sesungguhnya tak ingin beli apapun. Rotipun tidak. Bukankah Roti Cinta yang dibawanya dari Jakarta masih banyak?. Tadi dia hanya membeli sepotong roti yang kemudian dimakannya disebuah bangku tukang bakso angkringan.
“Numpang duduk ya mas.”
“Silahkan mbak.”
Hatinya yang tiba-tiba gundah, tak juga hilang walau dia menghibur diri dengan keluar masuk toko tanpa ingin membeli sesuatupun. Dan sebenarnya dia hanya ingin berduaan dengan Bian tanpa tahu bahwa Bian akan menjemput Dita.
Lalu tiba-tiba dia ingat Dian, kakaknya. Lalu dia mengambil ponselnya dan menelponnya. Tapi seperti biasa, Dian tak segera mengangkatnya. Padahal dia ingin berkeluh tentang perasaan hatinya.
“Nanti saja lagi, ini saatnya dia tidur siang. Bu Yanti kan sangat ketat menjaga anaknya. Saatnya tidur siang, dia juga harus tidur siang, apalagi dalam keadaan sakit begini,” kata batinnya.
“Tapi bau baksonya sedap, perutku jadi lapar.” kata Dina.
“Kalau begitu mbak harus mencicipinya.”
“Tampaknya memang begitu ya. Baiklah, buatkan aku semangkuk .”
Tukang bakso itu tersenyum senang.
Tapi diam-diam Dina merasa pernah mengenali laki-laki muda penjual bakso itu. Dimana ya. Sampai kemudian si tukang bakso menyajikan bakso pesanannya, Dina masih juga mengingat ingat.
“Hm, baunya sedap..” celetuk Dina.
“Mau minum apa?”
“Teh manis saja.”
“Es atau panas.”
“Panas mas, katanya nggak sehat minum es dihari panas seperti ini, apalagi setelah makan.”
“Iya itu benar.”
“Mas asalnya dari mana?”
“Saya dari kampung mbak.”
“Kampungnya mana ?”
“Daerah Sragen, tapi bukan Sragennya, masih masuk ke pelosok.”
“Oh. Sudah lama jualan bakso?”
“Sudah dua tahunan.”
“Mengapa memilih jualan bakso?”
“Mau jualan apa? Saya nggak punya modal, dan bakso ini juga mengambil dari juragan bakso. Nanti saya harus setoran.”
“Kenapa tidak masak sendiri?”
“Kembali lagi karena modal mbak.”
“Mas, apakah kita pernah bertamu sebelumnya?” tiba-tiba tanya Dina, karena penasaran.
Tukang bakso bertopi itu membetulkan letak topinya.
“Lha saya sudah lama jualan disini, dan mbak juga sering lewat sini, mestinya sudah pernah saling melihat.”
“Apa mas pernah melihat saya?”
“Mm.. kalau saya, ya .. nggak tahu deh mbak, terlalu banyak orang berlalu lalang, pastinya mbak juga pernah lewat sini, tapi saya kurang memperhatikan siapa-siapa yang lewat, kan seringnya saya sibuk melayani pembeli saya.”
“Lumayan laris ya mas?”
“Yang penting bisa setoran dan dapat sisa untuk makan.”
“Sampeyan sudah punya anak ?”
“Ya belum mbak, isteri saja belum punya, bagaimana bisa punya anak,” kata tukang bakso sambil melayani pembeli lain yang membawa rantang karena baksonya ingin dibawa pulang.
Dina tersenyum. Memang si tukang bakso itu masih muda. Baksonya lumayan enak, tak heran jika banyak langganannya.
“Mau tambah lagi mbak?”
“Tidak, kenyang. Mana muat perut aku kalau harus nambah semangkuk lagi. Tapi saya mau mas bungkusin untuk saya bawa pulang.”
“Baiklah, berapa pungkus?”
“Tiga saja.”
Tukang bakso itu mengangguk senang.
Dina diam. Tidak semua orang bisa jadi pengusaha. Tanpa modal, hanya bisa jadi buruh. Lalu dia teringat ketika berbincang dengan Leo. Dia belum ingin menikah, dia ingin jadi pengusaha. Bagaimana kalau jualan bakso? Bagaimana dengan cinta yang sebenarnya datang tak terduga itu?”
***
Besok lagi ya.
Horeee...rotinya datang
ReplyDeleteAlhamdulillah terima kasih
ReplyDeleteSdh tayang.. Terimakasih bunda Tien sayang.. ❤️😘
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tienku, Roti-nya sudah diantar ke rumah.
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang..... Terimakasih bu Tien, selamat malam salam SEROJA tetap ADUHAI.
ReplyDeleteSelamat mbak Lily juara 1
ReplyDeleteAlhamdulillah Rocin malming sudah tayang,,👏👏👏
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien😚😚😚
Sami2 ibu Jen
DeleteAlhamdulillah sudah tayang, makasih bunda.
ReplyDeleteGemesh nie sama Dina dan Dita hehehe
Salam aduhai
Salam ADUHAI ibu Wahyu
DeleteAlhamdulillah ROTI CINTA ~14 telah hadir.... maturnuwun bu Tien..🙏
ReplyDeleteMatur nuwun Roti Cinta nya mbak Tien
ReplyDeleteMasih kebul²...
Salam kebul2 ibu Kharisma
DeleteAlhamdulillah RC 14 udh tayang..... Terimakasih bu Tien, selamat malam salam Sehat penuh semangat , Aduhai
ReplyDeleteSehat semangat ibu Mundjiati
DeleteADUHAI
Puji Tuhan Rotinya muncul
ReplyDeleteHallo mbak Yanik
DeleteAlhamdulillah..Rocin 14 udah tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah yang dinanti akhirnya datang nya.
ReplyDeleteMakasih Bunda untuk ROTI CINTA nya.
Sehat selalu dan salam ADUHAI
ADUHAI mas Bambang
DeleteSalam sehat
Alhamdulillsh
ReplyDeleteHadir..
Matur nuwun bu Tien
MUGI TANSAH PINARINGAN SEHAT
Salam ADUHAI dari bumi NUSAKAMBANGAN
Aamiin
DeleteADUHAI pak Wedeye
Jhiaaan
DeleteIbu Tien heibath banget
Jm 12.47 masih menyapa penggemarnya
Matur nuwun sanget bu....
Mugi sehat selalu...m.
Komen ku kok hilang?
ReplyDeleteAda apa ini?
Tadi taruh dimana?
DeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni
Selamat buat Lily Suryani, juara 1.
ReplyDeleteMohon maaf bu Tien dan teman-2, berhubung perutku lagi bermasalah, malam ini mohon ijin tidak bisa memberi bahan editing, dan share ke PCTK, perutku lagi bermasalah.
Terimakasih bunda Tien Rocin 14
ReplyDeleteSemoga bunda senantiasa sehat walafiat aamiin
Salam sehat dan ADUHAI dari Purworejo
Salam sehatibu Salamah
DeleteAlhamdulillah... matur nuwun bu Tien.
ReplyDeleteBarakallah
ADUHAI ibu Nien
DeleteHallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
.
Alhamdulillah ROTI CINTA Episode 14 sudah tayang, terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari. Semoga mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat.
Aamiin
DeleteMatur nuwun mas Dudut
Terima kasih Mbak Tien ... atas hidangan ROCIN 14 yang kami terima.
ReplyDeleteSalam ADUHAI ...
Alhamdulillah msh bisa menikmati karya bu Tien terus berkarya tetap semangat
ReplyDeleteHadir Rocan 14 .salam sehat u bu Tien
ReplyDeleteRocan... 😆 jadinya roti cantik 😅
DeleteBTW nih yg juara pada tidur di cerbung kali yeee ???
ReplyDeleteAlhamdulillah tayang nya masih sorean bisa langdsung baca
ReplyDeleteTerima kasih bunda
Alhamdulillah Rocin 14 sdh hadir, manusang mbak Tien, slm sehat tetap semangat. Bravo
ReplyDeletetksh Bunda Tien Kumalasari Rocin nya
ReplyDeleteAduhai …
ADUHAI pak Wi
DeleteAduhai Kejora selamat malam
ReplyDelete😄 Bakso cinta 💞
DeleteHahaa..
DeleteADUHAI jeng Niel
Trmksh mb Tien Rocin 14 sdh tayang
ReplyDeleteSmg mb Tien sll diberi kesehatan
Salam ADUHAI BANGET
ADUHAI banget Yangtie
DeleteTerima kasih Mbak Tien Rocin 14 sdh hadir ... Salam sehat & sukses sll
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI JENG Enny
DeleteNahhh begitu Dina, langkah yang positif. Belum mau nikah ya kerja dulu. Bagus menciptakan pekerjaan, bukan mencari pekerjaan.
ReplyDeleteAda nama Feri muncul, bisa jadi orang ketiga .
Salam sehat, semangat, mantab, selalu ADUHAI.
ADUHAI mas Latief
DeleteAlhamdulillah setelah di sambi nonton qualifikasi MotoGp muncul Rocin14 . Wah rupanya Dina dapat ide untuk jadi wiraswasta seperti tukang bakso..kita tunggu lanjutan nya ..salam sehat dan aduhai untuk Bu Tien.🙏🙏🙏
ReplyDeleteJangan2 dina jatuh cinta sama tukang bakso. Terima kasih bu tien cerbungnya
ReplyDeleteSami2 mas Anton
DeleteAlhmdulillah.... terima kasih mbu tien.... sehat² trs...
ReplyDeleteAamiin pak Zimi
DeletePuji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg ROCIN 14 hadir bagi kami penggandrungnya.
ReplyDeleteDina agak terhibur bisa kenal tukang baso, semoga jadi teman dekat dan bisa mengembangkan usahanya.
Monggo dilanjut aja Bu, kami tunggu dgn sabar. Matur nuwun Berkah Dalem.
Salam ADUHAI...
Salam ADUHAI jeng Yustinhar
DeleteAlhamdulillah Rotinya sdh datang
ReplyDeleteSemakin enak rasanya
Terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
Salam ADUHAI dari Bekasi
AAMIIN
DeleteADUHAI Jeng Ting
Roti anget,matur nuwun mbak Tien. Salam ADUHAI.....
ReplyDeleteSemoga semuanya sehat wal 'afiat selalu.....
Sehat dan ADUHAI Mbahe
DeleteRoti cintanya semakin enak mba.
ReplyDeleteMakasih mba Tien
Sehat selalu mba. Salam aduhai
Sehat dan ADUHAI ibu Sul
DeleteWow..makin seru nih..Bunda cantik memang hebat..tukang bakso bisa jadi inspirasi dan bisa juga punya makna cinta hem..salut Bunda cantik..tak lupa salam sehat selalu ya Amin YRA 🙏
ReplyDeleteAamiin
DeleteTerimakasin unknown
Alhamdulillah, santapan malam dengan menu roti cinta telah tersaji......terima kasih Bu Tien roti cintanya......sehat selalu...🙏😊
ReplyDeleteAamiin
DeleteADUHAI IBU Prim..
Alhamdulillah, RC 14 sdh tayang, ceritanya makin seru, moga mbk Tien senantiasa dirakhmati sehat wal afiat dan bahagia selalu dalam berbagi kebaikan.Aamiin.
ReplyDeleteAamiin
DeleteADUHAI Uchu
Alhamdulillah Roti Cinta ke 14 sd sampai Bekasi...
ReplyDeleteTrima kasih mba Tien...semoga selalu sehat dan lancar berkarya...Aamiin Ya Robbal Aalamiin
Aamiin
DeleteTerimakasih Papa
Alhamdulillah
ReplyDeleteApakah tukang bakso itu nanti jadi jodohnya Dina....
ReplyDeleteBisa jadi.
Dina ingin jadi pengusaha...
Sekarang ketemu dg tukang bakso,pengusaha juga.
Meski hanya jadi tk bakso,krn memang blm punya modal siapa tahu nanti kerja sama dg Dina usahanya jadi besar dan sukses hidupnya.
Apalagi tk baksonya msh muda blm punya istri. Dan juga perasaan Dina pernah mengenali si tk bakso itu....
Jangan" dia sarjana juga dan dulu satu kampus dg Dina.
Bisa berjodoh nih. Aduhai....
Trimakasih salam sehat dari Bojonegoro.
ADUHAI jeng Wiwik
DeleteMakasiih mbak Tien RC14nyaa..
ReplyDeleteWah wah...ada yg pedekate..ada yg udh cemburu ga jelas..uring2an..
Eeeh..ada yg mau jd juragan bakso..😊
Manthab mbak Tien critanya..👍👍
Besooknya lagii...besok libuur..😁
Salam sehat selalu mbak Tien dan aduhaii tentunyaa..🙏🥰⚘
Mantab jeng Maria
DeleteADUHAI
Terima kasih mbak Tien
ReplyDeleteTrmksh mb Tien sdh tayang rocin nya ..apakah kedepan judul cerbung barunya bakso cinta? Slm seroja sll🙏🤲
ReplyDeleteHihiii.. salam bakso cinta jeng Sapti
DeleteTerima kasih bu tien.... alhamdulilah rc 14 sdh tayang ...semoha bu tien sehat selalu ...salam aduhai..
ReplyDelete.dari pindok gede
Salam ADUHAI ibu Sri
DeleteAlhamdulillah, suwun mbak Tien Rocin 14nya.
ReplyDeleteSalam aduhai... smg mbak Tien sklg sll sehat dan semangt
Salam dr Bekasi timur
ADUHAI ibu Umi
DeleteAlhamdulillah,rotinya...,senantiasa sehat nggih Bu Tien..,Aamiin.
ReplyDeleteAamiin
DeleteaDUHAI ibu Rini
Terimakasih mbak Tien, Rocin 14 dah tayang..wahhh Dina jg senang ama Bian
ReplyDeletesehat2 selalu ya...
Salam aduhai
ADUHAI ibu Alfes
DeleteSelamat pagi, mbak Tien, terima kasih roti cintanya....buat literasi pagi... Semoga lancar kelanjutannya, mbak Tien juga selalu sehat ya..,
ReplyDeleteAamiin
DeleteAduhai Bunda Hayu
Sipp
ReplyDeleteAlhamdulillah, RC 14 sudah tayang, mksh mbak Tien, salam sehat dan aduhai..
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI ibu Komariyah
DeleteAlhamdulillah..pagi ini kembali sarapan roti cinta lg nieh..
ReplyDeleteTrimksh bu tien, sehat selalu..
SALAM SEHAT
DeleteHmmmm...apakah Dina jadian sama tukang bakso..??
ReplyDeleteach...monggo kersa bunda Tien saja sdh...😍
yg pasti makin ADUHAI bunda Tien...
Makin ADUHAI ibu Padmasari
DeleteAssalamu'alaikum
ReplyDeletewarahmatullahi
wabarakatuh
Alhamdulillah,, ROTI CINTA & bakso msh buat Dina galau knp tuh..jd Aduhaaii deh
Sehat wal'afiat semua ya bu Tien,, Matur nuwun 🙏🌿🌹🌿
ADUHAI Mbah put
DeleteAlhamdulillah.. Sarapan roti cinta lagi..
ReplyDeleteTrimksh bu tien, sehat selalu
Alhamdulillah.. ROCIN 14, maturnuwun bu Tien 🙏 salam sehat semangat dan ADUHAI...🌹
ReplyDeleteSemangat dan ADUHAI Yangti
ReplyDeleteTrima kasih ibu Tien, Roti Cinta makin asyiik..
ReplyDeleteSemoga ibu Tien sehat selalu,
Salam ADUHAIII...
Salam ADUHAI juga ibu Nur
DeleteAlhamdulillah sudah tayang..sudah baca semakam tapi baru sempat komen. Mudah mudahan tidak terjadi perebutan cowok antara Dina dan Dita.Cowok di dunia tdk hanya Abian.. Masih banyak cowok cakep, baik hati, tidak sombong, pinter cari uang dan menyayangi pasangan. Semoga Dina mendapatkannya. Aamiin.
ReplyDeleteADUHAI ibu Noor
DeleteMksih mbak Tien RC nya.. Aduuh mn y nanti yg dipilih bian.. Knpdgn Dian.. Kokagak jeles sm dita.. Slmaduhai mbak tien🥰🥰
ReplyDeleteHatur nuhun ... Bu Tien..... Semoga sehat selalu.
DeleteSami2 obu Yati
DeleteAamiin..
ADUHAI ibu Farida
DeleteKenapa komen saya tidak masuk, dimana ya... Tadi. Terima kasih Bu Tien..... Sehat selalu
ReplyDeleteADUHAI ibu Yati
DeletePenasaran siapakah gerangan penjual bakso semoga mbak tien sehat selalu
ReplyDeleteSalam penasaran Mbak Yun
DeleteHmm .. sebuah ide belajar mengelola usaha dibidang kuliner semoga berhasil, terlepas jadian apa tidak, ini di upayakan dengan dengan sistem pemasaran ala Dina, mencari kesibukan menerapkan sebuah sistem pemasaran.
ReplyDeleteBegitulah bila desir nada asmara melanda; mendatangkan benci dan rindu dan kecemasan serba lebih, ujian remaja mengenal sentuhan hati, bisakah mengendalikan; kedewasaan yang di tuntut tegar mengemuka, berdasarkan niat baik tentunya.
rupanya Dian ada hati dengan kasir kesayangan ibu, sudah ada tanda dari sang ibu.
Aduhai
Terimakasih Bu Tien roti cinta yang ke empat belas sudah tayang,
sehat sehat selalu doaku, sejahtera bahagia bersama keluarga tercinta.
Amin..
Aamiin
ReplyDeleteADUHAI Nanang
Suwun..mbak Tien, sehat sehat selaly
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Maturnuwun Bu Tien, RC 14 nya, menarik dan membuat penasaran, siapa itu penjual bakso, kok jadi perhatian Dina... Semoga Bu Tien selalu sehat wal afiat. Aamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteAsyek ada nama Sragen disebut asal daerah Abang tukang baksooo....
ReplyDeleteSalam dari Sragen bunda Tien, dari penggemar setiamu Oma Tien ( Sragen )