JANGAN BAWA CINTAKU 33
(Tien Kumalasari)
“Rin.. kamu masih disitu?”
“Oh.. eh.. masih mbak.. Gimana ?”
“Kamu itu lho, ayo ceritain tentang si tukang sayur itu dong. Kamu tadi sepertinya mau ngomong, kok sepertinya ragu sih Rin?”
“Iya.. ini mbak.. aduh.. nggak jadi deh, takut salah.”
“Apa maksudmu Rin? Kalau sekedar cerita saja mana bisa salah.”
“Itu mbak.. ceritanya panjang. Besok saja kalau ketemu ya?”
“Rin, ketemunya kan masih lama. Aku baru akan pulang Minggu depan. Bagaimana kalau sekarang saja?”
“Nggak enak ngomong di telpon begini mbak, pasti nggak jelas.”
“Soalnya aku ingin segera tahu, kok Baskoro bisa tergila-gila, seperti apa sebenarnya dia? Aku pernah melihatnya sama anaknya ketika di acara pengajian itu. Memang sih dia cantik. Tapi aku kan harus tahu seperti apa dia itu. Nggak suka aku sama sifat Baskoro yang terkesan terburu-buru. Kenalnya belum lama kan?”
“Ya belum mbak, waktu aku sakit itu. Aku juga heran Baskoro begitu cepat jatuh cinta.”
“Kamu percaya guna-guna tidak sih Rin?”
“Apa maksudnya mbak?”
“Kalau guna-guna itu ada dan memang mujarab, jangan-jangan Baskoro kena guna-guna beneran tuh.”
“Ah, mbak Risma ada-ada saja.”
“Bukannya menuduh, hanya kepikiran saja, siapa tahu iya.”
“Nggak tahu kalau itu mbak. Yang penting mbak harus berhati-hati, soalnya pernikahan itu kan bukan mainan, diharapkan bisa seumur hidup. Apalagi Baskoro pernah mengalami gagal dalam pernikahannya. Ya kan?”
“Iya, kamu benar. Jadi aku menunggu bisa ketemu kamu secepatnya Rin, aku penasaran menunggu cerita kamu tentang dia, terutama tentang bekas suaminya. Harus jelas cerai karena mati atau karena apa.”
“Ya mbak, nanti kalau ketemu ya.”
Tapi setelah ponsel itu ditutup, Rina masih berpikir tentang apa yang harus dikatakan pada Risma tentang ayahnya Dian. Sampai hatikah dia membuka aib suaminya? Tapi entah darimana datangnya, ada rasa tidak suka dihati Rina melihat Baskoro bisa dekat dengan Ika.
“Heran aku. Beberap waktu yang lalu, Baskoro masih bilang tak bisa melupakan aku, eeh.. baru kemarin ketemu.. sudah bilang jatuh cinta sama mbak Yanti. Benarkah ada sesuatu yang tak wajar? Lalu bagaimana dengan Broto yang katanya adalah calonnya? Bukankah mbak Yanti sendiri yang mengatakannya? Mengapa tiba-tiba ada Baskoro dan mbak Yanti seperti membiarkannya? Hmh, tiba-tiba aku kok jadi kurang suka sama mbak Yanti.”
Yah, terkadang hati yang baik bisa juga ternoda oleh rasa iri hati yang tak terkendali. Rina yang semula baik, ramah, panuh pengertian terhadap orang yang disebut sahabatnya, tiba-tiba terbit rasa iri, dengki, mengotori sebuah kebaikan yang sudah dilakukannya.
Masih dengan wajah masam ketika ia menutup ponselnya kemudian masuk kedalam kamar untuk membaringkan lagi tubuhnya, karena kepalanya masih sering terasa pusing.
***
“mBak Ika, kenapa mas ganteng nggak bantuin jualan?”
“Iya.. kok sendirian mbak Ika?”
“Waah.. banyak yang kecewa nih mbak..”
Itu celetuk ibu-ibu yang berbelanja pagi itu. Ika tersenyum menanggapi. Sungguh tidak enak kalau tiap hari dibantuin Baskoro, dan mana mungkin? Baskoro kan harus kerja juga. Dan ungkapan cinta dari Baskoro kembali melintas di benaknya. Seperti semalam dia hampir tak bisa tidur karena memikirkannya. Untunglah Dian segera menegurnya ketika melihat ibunya tak juga memejamkan matanya.
“Lhoh.. mana sayangku mas ganteng?” si genit Murni tiba-tiba datang dan matanya mencari-cari.
“Hiih.. ini lagi,” kata seorang ibu yang sebal melihat tingkah Murni.
“Dia kan harus kerja juga mbak,” akhirnya Ika menjawab sambil tersenyum ramah. Keramahan itu adalah hal menarik yang membuat ibu-ibu suka belanja pada Ika, walau sebelumnya mereka belanja di tempat lain.
“Oh.. iya.. kerja ya?” kata Murni dengan nada kecewa.
“Ya kerja lah, mas ganteng kan bukan pengangguran,” sahut ibu yang baru saja datang.
***
Ika menekuni hari-harinya dan berusaha melupakan Baskoro. Tapi alangkah susah menyibakkan bayangan itu. Laki-laki tampan yang kocak dan baik, apalagi kaya-raya. Tidak, Ika tak boleh mengingatnya. Ia harus menolak cinta Baskoro. Ia tak ingin disebut mau karena hartanya. Ika sudah cukup bahagia dengan keadaannya. Harta tak harus melimpah, ketenangan adalah kebahagiaan yang selalu disyukurinya.
Ia sudah selesai memasak dan sedang menata makan siang dimeja makan, ketika mendengar suara sepeda Dian di samping rumah.
Belum lama terdengar suara sepeda tersandar di dinding, teriakan Dian sudah menggema memenuhi seisi rumah.
“Ibuu… Dian sudah pulang.”
Senyuman Ika mengembang. Dian adalah hidupnya, nafasnya, bahagianya. Hidupnya hanya untuk Dian, bukan untuk dirinya sendiri.
“Ibu sudah selesai masak ?”
“Sudah. Kamu lapar ?”
“Iya bu, lapar.”
“Bekal yang ibu bawakan tidak kamu makan?”
“Ma’af bu, bekal yang ibu bawakan Dian berikan kepada orang. Berikut wadahnya juga.”
Ika menatap anaknya lekat-lekat.
“Orang siapa?”
“Ada seorang laki-laki, duduk diuar halaman sekolah, dibawah pohon trembesi yang besar itu. Dia tampak kurus dan lelah. Dian hampir membuka bekal itu sa’at istirahat, tapi kasihan melihat bapak tua itu. Jadi bekal yang ibu bawakan Dian berikan semuanya.”
Mulut Ika ternganga mendengar cerita Dian. Lalu matanya tampak berlinang.
“Apakah ibu marah? Tempat makan itu masih baru kan bu, belum lama ibu membelikannya untuk Dian.”
Ika merengkuh anaknya erat.
“Sayang, ibu tidak marah, sama sekali tidak marah nak. Kamu melakukan suatu perbuatan yang sangat mulia. Ibu bangga sama kamu nak.”
“Jadi ibu tidak marah biarpun wadah makan itu masih baru?”
“Tidak nak. Tidak. Ibu senang kamu bisa mengerti setiap apa yang ibu ajarkan. Mengasihi sesama, tak peduli walau kita sedang lapar. Anak ibu luar biasa. Ibu menangis karena bahagia nak. Lakukan terus perbuatan mulia itu. Jadilah anak kebanggaan ibu selamanya.”
“Syukurlah ibu tidak marah. Tadi Dian sudah takut kalau ibu marah.”
“Dian, ibu tidak akan marah kalau kamu melakukan perbuatan baik.”
“Mulai besok, Dian minta bekal dobel boleh? Satu untuk Dian, satu lagi untuk bapak tua itu. Yang untuk bapak tua boleh dibungkus kertas atau daun saja, asalkan ibu beri sendok didalamnya. Supaya ibu tidak setiap hari membeli tempat makan.”
“Anak pintar. Baiklah, besok ibu siapkan seperti permintaan kamu. Tapi apakah bapak tua itu setiap hari ada didepan sekolah kamu?”
“Dian sering melihatnya disana bu, tapi baru tadi Dian mendekati, lalu Dian merasa kasihan sama dia.”
“Ya, ibu sudah tahu apa yang harus ibu kerjakan. Besok bawa makan dan minum teh yang akan ibu tempatkan di wadah plastik. Jadi Dian bisa memberi dia makan dan minum.”
Dian mengangguk, lalu berlari ke kamarnya untuk berganti pakaian lalu membersihkan kaki tangannya sebelum duduk di kursi makan dimana ibunya sudah menunggu.
“Adakah tempe goreng kesukaan Dian?”
“Selalu ada tempe goreng kesukaan Dian..”
Benar, bahagia itu sederhana. Bisa memberi itu juga bahagia. Bukan hanya harta melimpah dan gemerlap permata yang tampak indah. Hidup penuh syukur itu juga indah.
***
“Nah, sekarang mas sudah bergabung di perusahaan aku, jadi tanggung jawab di kantor ini sekarang ada di tangan mas,” kata Risma saat makan siang bersama Broto setelah kembali dari kantor cabang milik Risma.
“Aku akan berusaha melakukannya. Tapi kamu tidak bisa juga langsung melepaskan aku, aku masih awam disitu.”
“Iya itu soal gampang, yang penting kamu sudah tahu apa dan bagaimananya. Sambil jalan kamu kan sudah mempelajarinya secara detail.”
“Baru mau seminggu, tapi aku masih membutuhkan kamu.”
“Ya, aku tak akan melepaskan mas begitu saja. Oh ya.. kita akan pulang hari Sabtu malam bukan?”
“Iya, kalau aku tidak pulang ibuku bisa marah-marah.”
“Sepertinya ada yang penting mas, jangan-jangan mas mau dijodohin dengan seseorang.”
Broto tertawa.
“Kemungkinan besar iya.“
“Enggak ah Ris, aku tuh masih ingin sendiri.”
“Itu kan kamu, tapi orang tua kamu mana bisa sabar menunggu datangnya menantu dan pastinya seorang cucu.”
“Sudah, jangan bicara soal itu, nanti selera makan aku bisa hilang.”
Risma tertawa.
“Kamu masih seperti dulu..” lanjut Risma.
“Itu kan sebuah lagu, aku masih seperti dahulu, menunggumu sampai akhir hidupku..” kata Broto sambil bersenandung.
“Haa, ternyata suara kamu masih bagus juga ya mas. Dulu aku sering terbuai mendengar suara kamu.”
“Kalau sekarang .. nggak terbuai lagi ya?”
“Mungkin sudah berkurang, karena alamnya sudah lain..”
“Berarti sekarang kita sedang berada di alam lain dong.”
“Ya, dulu alam remaja, sekarang alam tua. Eh, aku yang sudah tua, sedangkan kamu masih lajang berarti masih muda.”
“Risma, kamu juga masih terlihat seperti remaja..”
“Gombal ah.”
“Benar. Masa aku bohong? Justru aku yang kelihatan lebih tua, soalnya kulitku kehitaman ya, jadi tampak sudah tua.
“Siapa bilang. Sudah tua itu lebih enak. Sebentar lagi masak..”
“Memangnya aku mangga?”
Keduanya tertawa renyah, mengingatkan mereka ketika masih seperti sepasang kekasih yang saling mencintai. Tapi Risma masih dibalut duka. Kebersamaan yang dirasakannya barulah sebatas ketemu sahabat lama lalu saling berbincang ria. Risma merasa terhibur sa’at bersama Broto.
“Sebenarnya aku ingin segera bertemu Rina.”
“Oh, ada bisnis sama dia?”
“Tidak. Rina berjanji akan mengatakan banyak hal tentang yang namanya Yanti.”
“Ya ampun, kamu sedang menyelidiki seorang perempuan. Seperti detektif saja.”
“Aku harus yakin seperti apa perempuan yang disukai Baskoro.”
Broto terdiam. Ia sudah tahu tentang Ika. Ibu angkatnya pernah menceritakan semuanya. Saat Ika menderita karena hamil tanpa suami, lalu membesarkan Dian sendiri. Hanya saja bu Kartiman tidak tahu siapa laki-laki yang meneteskan benih di rahim Ika sehingga lahirlah seorang Dian.
“Dia perempuan baik.”
Broto tak ingin mengatakan apapun tentang Ika. Bagaimanapun Ika adalah perempuan yang istimewa. Menurutnya Ika tidak ada cacat celanya, dan dia sudah pernah mengatakan itu pada Risma, tanpa menampakkan rasa ketertarikannya karena tak ingin merusak hubungan Ika dan Baskoro, kalau memang hubungan itu benar-benar ada.
“Itu tidak cukup mas, aku ingin tahu secara detail tentang perempuan itu. Benarkah suaminya sudah meninggal, atau bercerai, dan kalau bercerai, karena apa.”
“Satu yang harus kamu mengerti Ris, bahwa tak ada manusia sempurna didunia ini.”
***
“Mengapa ya, ini sudah hari Sabtu tapi Broto belum juga sampai rumah?” kata bu Kartiman di sore hari itu.
“Mungkin dia baru berangkat dari Jakarta.”
“Biasanya Sabtu pagi pasti sudah sampai disini lho pak. Jum’at sepulang kantor berangkat dari sana.”
“Kesibukan anakmu kan ya macam-macam bu. Mungkin sangat sibuk sehingga belum bisa pulang, siapa tahu.”
“Aku mau tilpun dia ya pak.”
“Jangan. Kamu itu mengganggu saja bu. Kalau dia sedang menyetir mobil bagaimana? Ya ditunggu saja, pasti nanti juga sampai disini.”
“Aku agak curiga. Tampaknya Broto agak kurang suka ketika aku berbicara soal nak Ika.”
“Ibu jangan memaksakan kehendak begitu. Biarkan Broto memilih wanita yang dia suka, jangan kamu yang memaksa-maksa.”
“Ibu tuh nggak sabar kalau menunggu Broto. Aku harus ikut memikirkan dan memilihkan, kalau menunggu dia, kelamaan pak, kita sudah semakin tua.”
“Mencari isteri itu kan berbeda dengan kalau kita membeli baju. Bisa dipilihkan, kalau nggak cocok ditukar. Lha kalau kita mencarikan isteri, yang dicarikan nggak mau, bagaimana?”
“Ya coba nanti Kalau Broto sudah datang. Aku akan marah kalau dia menolak untuk dijodohkan.”
“Lho, kok pakai mau marah segala.”
“Habisnya ibu nggak sabar. Wong cah bagus, pinter, sudah punya penghasilan bagus, kok nggak cepet-cepet cari isteri.”
Pak Kartiman yang kesal mendengar omelan sejak sore harinya, memilih masuk kedalam rumah. Sesungguhnya ia memang ragu, apakah Broto mau menerima saran ibu angkatnya. Tiba-tiba didengarnya isterinya sudah bicara dengan seseorang melalui ponselnya. Pak Kartiman urung melanjutkan langkahnya, menguping dibalik pintu.
“Iya nak, cuma memastikan, juga mengingatkan. Besok nak Ika jangan kemana-mana ya, ibu mau datang kemari, sama bapak, sama Broto juga… iya nak.. tapi sampai sekarang Broto juga belum mengabari kok. Nggak tahu kenapa, biasanya Sabtu pagi sudah sampai. Lha ini Sabtu sore kok ya belum datang. Iya nak, benar, mungkin sibuk.. iya nak.. oh baiklah nak, maaf kalau mengganggu. Sampai besok ya nak.”
Pak Kartiman menghela nafas panjang.
“Isteriku benar-benar keterlaluan. Nanti kalau perjodohan itu nggak jadi, dia pasti kecewa berat. Sudah dikasih tahu kok ya masih ngeyel.”
***
“Hallo YantI..”
Ika berdebar, itu suara Baskoro. Besok hari Minggu, pasti Baskoro akan datang. Dia sudah mengatakan bahwa akan menunggu jawabannya minggu ini.
“Yanti, kok diam sih..”
Ika ingin menutup ponselnya, tapi tak sampai hati.
“Ya, ada apa mas?”
“Besok kan kamu ke pasar pagi-pagi. Aku mau nitip ya.”
“Nitip apa?”
“Aku mau dibelikan bubur grendul, sama ketan yang ada juruhnya.”
Ika menghela nafas. Sudah bisa dipastikan Baskoro akan datang. Ika ingin pergi menghindar, tapi kan dia harus jualan?
“Bisa kan ?”
“Oh, iya.. bisa. Tapi .. mengapa mas Baskoro mau kemari lagi?”
“Aku kan punya tugas untuk menjadi pembantu penjual sayur setiap libur.”
“Siapa yang memberi tugas itu ?”
“Aku sendiri.”
Ika tersenyum. Bagaimanapun dia tak sampai hati menolak permintaan itu. Lalu Ika teringat bahwa besok bu Kartiman akan datang. Baiklah, karena banyak orang, jadi Baskoro pasti tak akan sempat menanyakan jawabannya atas pernyataannya Minggu lalu.
“Halloooo… kamu masih disitu ?”
“Iya mas, iya..”
“Baiklah, dan jangan lupa, aku berharap besok sudah ada jawaban untuk aku.”
“Tapi mas..”
“Menerima, atau menolak, besok adalah kepastiannya. Aku menunggu dan akan menerima apapun keputusan kamu. Okey?”
Ika termenung setelah itu. Ia duduk diteras dan memandangi cuaca yang mulai meremang. Menatap bayangan pohon yang mulai menghitam, lalu terkadang bergoyang oleh tiupan angin.
“Ternyata aku tidak bisa tenang,” bisiknya sendu.
“Ingat, Dian memerlukan sosok seorang ayah.”
Ucapan Baskoro terngiang kembali. Tapi sungguh Ika sangat takut. Ia merasa tidak pantas memimpikan seorang laki-laki yang menurutnya sangat jauh dari jangkauannya. Begitu tinggi dan Ika sangat takut akan terjatuh lalu kesakitan karena luka yang berdarah-darah. Tapi bagaimana dengan perasaan hatinya? Bukankah Baskoro laki-laki yang sangat sempurna dan memukau. Ika mengibaskan perasaan itu. Menenggelamkannya dalam-dalam didasar hatinya, bersama malam yang semakin hitam.
***
“Rina, kamu sudah tidur ?”
“mBak Risma? Sudah hampir tidur nih, baru meninggalkan kamar Dina setelah minta didongengin. Sudah sampai rumah?”
“Belum, baru setengah perjalanan. Besok begitu sampai, aku akan langsung menemui kamu.”
Rina berdebar. Kalau Risma datang ke rumah, bagaimana dia akan bicara? Ini hari Minggu, Leo tak akan pergi kemana-mana.
“Kok diam Rin, kamu belum tidur kan? Jangan-jangan aku ngomong kamu tinggalin tidur nih.”
“Nggak mbak. Tapi jangan kerumah deh, aku saja yang akan datang kerumah mbak Risma. Kabari kalau sudah sampai,” kata Rina sambil memelankan suaranya, takut Leo mendengarnya.
“Oh, baiklah kalau begitu, lebih baik kamu yang datang. Oh ya, hari Minggu kan Leo ada dirumah. Bagus, aku tunggu kamu dirumah ya Rin.”
Rina menutup ponselnya dengan gelisah. Dia terlanjur mengatakannya, lalu Risma mendesak agar dia menceritakan semuanya. Tapi mengapa tidak? Kalaupun itu aib suaminya, ia percaya Risma tak akan mengatakannya kepada siapapun. Rina harus meminta agar Risma merahasiakannya nanti.
Ketika memasuki kamarnya, dilihatnya Leo sudah berbaring diranjang, memejamkan matanya. Nafas halus yang didengarnya, menandakan bahwa suaminya sudah tertidur. Wajah tampannya tampak polos, dada bidangnya naik turun dengan teratur, begitu tampak lelahnya, lalu Rina menyadari, betapa ia sangat mencintainya.
***
Besok lagi ya
ADUHAI
ReplyDeleteMaturnuwun mbak Tien, JBC 33 berhasil menghadirkan situasi yang serba bikin gemess.
DeleteGemes pada Rina yang terbakar iri ke arah dengki (dan memang ada orang seperti Rina, semula baik, bahkan rela diduakan suaminya atas nama cinta, eh lama-lama malah jadi egois bahkan "serakah", nggak rela mantan kekasihnya move on).
Hm...mb Tien berhasil membesut karakter tokohnya, dari protagonis jadi antagonis.
Gemes juga pada Risma yang kepo dan cenderung ingin menemukan keburukan Ika. Lha nanti kalau Baskoro gagal bersanding dengan Ika, memangnya Risma rela, kalau akhirnya Broto yang jadian sama Ika? Gigit jari, kapok !
Guemes pada bu Kartiman, nanti ngancam-ngancam Broto, pakai sakit segala...ugh..
Wah..benar-benar episode gemess
Ditunggu lakon selanjutnya, mbakyu..
Semoga mbakyuku ini sehat selalu dan terus berkarya dengan cemerlang.
Salam aduhai juga dari Semarang
Hehe.. aku juga gemes sama jeng Iyeng nih. Gemes yang ADUHAI
DeleteGenes...mes...gemes..
Deletekita cubit mbak Tien ramw2 yuks....ups salah...kita cium rame2 aja karena pinter bingit bikin kita galau...mbak Tien memang istimewa....maturnuwun sangwt mbak Tien 😘😘🤗🤗
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletemba trienil ...knapa ink
DeleteSalam ADUHAIIIIII ...
DeleteTerima kasih mbak Tien atas hadirnya JBC 33.
Tetap sehat dan semangat bersama keluarga besar PCTK.
Salam hangat kami dari Yogya.
Ku hapus ya.. ada yg marah, 😆, tadi terburu-buru, kalau menghapus dulu kelamaan, maaf tak ada maksud apa2 kok, enjoy your life
DeleteSiapa yang marah? Bilangin ke aku...tak cubit kuapokkkk Lombok...
DeleteSelamat tayang JBC-33 Bu Tien.
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC 33 sudah hadir
DeleteMatr nuwn Bunda Tien
Semoga pinaringan sehat selalu
Aamiin...
Jeng Marni apa kabar.. ADUHAI kan?
DeleteSelamat malam..m
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteShiipps. 👍
ReplyDelete😆salah paste
ReplyDeleteMau mudik ke Purwokerto tidak kesampaian...trus nulus diblog Bu Tien spy dibaca banyak orang.
DeleteJika salah paste kan bisa langsung dibusekbta Bu.......kenapa gak dibusek saja, tinngal ketuk "delete"
😀 takut keduluan kakek lagi, 😆tzpi tetep boyot, Uti Nani sampe duluan
DeletePasti karena buru2...
DeleteHoreeeee....akhirny mbak Niel semangat ikut balapan...semangat mbak Niel 💪💪💪
DeleteTerus semangat jeng Triniel....saya tak duduk manis saja bagian koreksi naskah....
DeleteTrimsek Bun Tien.
ReplyDeleteYachhhh....kalah lagi
ReplyDeleteSalam aduhai Bunda.. selamat hari Ibu Kartini...
Alhamdulillah...matursuwun MB Tien...
ReplyDeleteHari gini kok masih ada UNKNOWN?
DeleteBerarti gak pernah perhatikan panduan jeng Rinta bagaimana mengedit profil agar keluar nama dan fotonya, biar dikenal bu Tien dan sesama blogger.
Caranya:
Ketuk UNKNOWN watna kuning itu.
Edit profil, masukkan BIODATAMU, ambil foto tercantik/tergantengmu, selanjutnya SIMPAN
Selesai dech tuugasmu mengedit profilmu.....
Selamat mencoba
Alhamdulillah
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini , Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Matur nuwun Bu Tien sdh disapa, semoga Bu Tien tansah pinaringan sehat wal'afiat, sejahtera, bahagia lahir batin. Aamiin.
DeletePangkalpinang nyimak... matur nuwun Mbak Tin.
DeleteHallowww.. Ibu Tieng yg selalu A D U H A I I . . . . .😇
DeleteMaaf Bu... kelebiha 'g'
DeleteSalam ADUHAIIIIII ...
DeleteTerima kasih mbak Tien telah hadir JBC 33.
Tetap sehat dan semangat ADUHAIIII bersama keluarga besar PCTK.
Salam hangat kami dari Yogya.
Alhamdulillah.........
DeleteYang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap..
Mtnuwun mbk Tien...
DeleteSmg selalu sehat nggih mbk
Dan semangat ADUHAIIII bersama keluarga besar PCTK ADUHAI
Salam ADUHAI SELALU buat PCTK..via jeng Nani
DeletePada saat Bu Kartiman datang ada Baskoro sedang membantu Ika berjualan, lalu Broto merasa tidak enak dengan Baskoro batal dijodohkan. Sedang jawaban untuk Baskoro karena ramai ada tamu rombongan Bu Kartiman belum dijawab....jadi masih membuat kita penasaran terus......
DeleteTerima kasih Bu Tien cerita nya selalu ADUHAI... Salam Seroja.
Alhamdulillah, JBC 33 telah tayang, kesuwun mbak Tien,sehat sehat selalu ya salam Aduhai dari Cibubur
ReplyDeleteAlhandulillah....tayang JBC 33...sehat sll bunda Tien😘😘😘 ...aku penasaran nih....haduuuh...deg2 an nih...
ReplyDeleteSalam deg deg plas yang ADUHAI Niquee
Deleteterimakasih bu Tien JBC #33 udah hadir .🙏
ReplyDeletesmoga Ibu Tien Slalu sehat bersama keluarga
Salam aduhaiii dr Semarang 🤩
Alhamdulillah senangnya JBC sudah tayang
ReplyDeleteMaturnuwun mbak tien yg aduhai
Salam aduhai dari jember
Sugeng dalu mbak Tien......tak disiki mbak
ReplyDeleteJBC33..semakin ADUHAI👍
Sehat ...semangaaat mbak 💪💪
Salam sayang dr Surabaya 🤗😘😍
Alhamdulilah JBC 33 sudah tayang...matur nuwun sanget
ReplyDeleteSemoga Ibu Tien bersama keluarga tansah sehat..
Salam Aduhay..dari Tangsel
Alhamdulillah episode 33 udah menyapa mengantarkan kita ke peraduan... Selamat malam mbak Tien dan penggemar setia kejora pagi. Selamat rehat semoga besok lebih fresh...
ReplyDeleteAlhamdulillah begitu nglirir JBC 33 sudah tayang ,walau ga juara yg penting pembaca setia,
ReplyDeletesalam sehat teraduhai buat Ibu Tien
#25
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC~33 sudah hadir.. maturnuwun Bu Tien..🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC Eps 33 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Met malam mbak Tien...makasih jbc33nya..
ReplyDeleteDuuh gmn ni kelanjutannya..
Ga bs komen banyak..critanya sangat aduhai sekali..ikut baper jg n penasaran..
Menunggu dgn setia lanjutannya..
Salam sehat n aduhai mbak Tien..smoga sehat selalu..🙏🤲
Saya makin salut ..bu tien memang luar biasa kalu buat cerita....yg kemarin udah bikin kalang kabut pembaca setianya....tp.sekarang dibikin lebih tenang .....pokoknya.....hemmm...salam aduhay ....bu tien....
ReplyDeleteAlhamdulillah jbc 33 sdh tayang, tks bu tien, slmt hari Kartini..
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang episode 33
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien cerbingnya
Semoga bunda selalu sehat
Salam aduhaiiiii bunda Tien
Rina... sedang cap cip cup, certa... jangan.... certa.... jangan
ReplyDeleteCerita berarti buka aib, kalau nggak cerita, Rina masih tidak rela Baskoro begitu mudah melupakan nya... iri dengki samgat mudah nemplok
Assalamu'alaikum..JBC 33 hadir, salam
ReplyDeleteSehat u ibu Tien dan trima kasih. selamat istirahat u esok saur..u umat Islam ,...langsung bacaaa
mkasih bundaaaaa...
ReplyDeleteweleh weleh bakalan rame nih ...
ReplyDeleteWeleh weleh sangat ADUHAI mas Petir
DeleteMakin seru nih mb Tien.
ReplyDeleteIdazu.. salam ADUHAI
DeleteRina mulai labil ketika tahu mantannya mencintai Ika dan mulai tidak menyukai Ika pdhl tadinya memujinya. Mungkinkah dia mau menceritakan aib suaminya, hanya mbak Tien yang tahu....
ReplyDeleteSan soyo nggemesake.....
ReplyDeleteSan soyo nggemesake...
ReplyDeleteSelamat malam mbak Tien, terima kasih cerbungnya. Semoga mbak Tien sehat² selalu.
ReplyDeleteTadinya nunggu rina cerita ttg bu sayur, rupanya belum waktunya.
Salam sejahtera utk keluarga mbak Tien.
Wow... makin seru
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC 33 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
Salam Aduhai dari Bekasi
Iya deh....Ika sama Baskoro, Risma sama Broto..
ReplyDeleteBaiklah.. ADUHAI juga jeng Taty
DeleteAlhamdulillah JBC 33 SDH tayang , makin bagus alur ceritanya apakah Ika bisa menerima cinta Baskoro ??? Juga apakah Broto mau dijodohkan dgn Ika kuncinya ya tergantung Bunda Tien...he..he. Matur Suwun Bu Tien salam ADUHAI.
ReplyDeleteAlhamdulillah.....bundaaa sehat selalu njih.....salam ADUHAI
ReplyDeleteMatur suwun bunda Tien, JBC sudah tayang, hiburan tiap malam bunda matur suwun sanget, semoga bunda selalu sehat dan tetap berkarya, salam dari bumi Arema Malang dan tak lupa selalu aduhaiii
ReplyDeleteAlhamdulillah selesai baca JBC 33 rasanya marem.
ReplyDeleteDan mata udah bisa dipejamkan alias dah bisa tidur.
Salam hangat dari Klaten.
ADUHAI, aduhai.
Alhamdulillah, suwun mbak Tien JBC33 sdh tayang. Smg mbak Tien sehat sll, tetap semangat berkarya, sll dlm lindungan Alloh dg ridho dan barokahNYA. Salam sayang dan sehat sll dr Bekasi... salam a d u h a i
ReplyDeleteSayang dan ADUHAI IBU umi
DeleteTerima kasih bu Tien JBC 33
ReplyDeleteIka pertimbangkan masak2 lamaran Baskoro...mbak Risma nampaknya tidak suka..mbak.
Rina harusnya kamu tahu..ika pindah kontrakan itu krn tdk ingin merusak rumah tanggamu... Kok.sekarang kamu tampaknya tidak suka dg ika....padahal ika sdh merelakan leo bahagia dgn mu..
Bkn berati ika akan memutua hubungan leo dg dian tp mungkin blm.saatnya ..kalo.dian sdh bisa memahami suatu saat akan diberitahukan kalo leo adalah ayahnya...dan jangan ambil dian dr mb Ika..krn dian itu nafasnya mbak ika..
Mas broto sptnya mulai jatuh cinta lagi dg cinta lamanya...
Semoga mbak ika mdptkan jodoh yg baik yg dpt membahagiakan mbak ika dan dian
Terima kasih bu Tien ...sehat selalu njih bu...we love you s
Love you too.. jeng Winarni.. ADUHAI deh
DeleteTerima kasih Mbak Tien ... yg ditunggu , JBC 33 sdh tayang lebih awal ... bisa tidur lebih awal juga ... makin asiik aja ceritanya Mbak Tien... Salam sehat , sukses & Aduhai ...
ReplyDeleteSalam ADUHAI jeng Enny
DeleteJBC 33. Akankah Rina menceritakan kisah kehidupan Ika kepada mbak Risma? Bila Rina tetap mau menjelaskan siapa Ika sebenarnya maka Rina akan membeberkan aib suaminya sendiri.
ReplyDeleteSalam aduhai. Semoga sehat dan bahagia mbak Tien. Terima kasih
Salam sehat yang ADUHAI ibu Imah
DeleteUti Nani... Selamat ya , hari ini jdi juara 1 ... Salam sehat & Aduhai buat para reader PCTK semua ...
ReplyDeleteMatur nuwun mbak tien-ku , jbc33 telah hadir.
ReplyDeleteRina jadi racun tampaknya. Sudah punya Leo, masih iri kalau Baskoro punya Ika.
Wah...akan 'gayeng' 34 besuk, Broto dilamarkan Bu Kartiman, Baskoro nagih jawaban. Ika pusing dan memilih tidak pilih semua saja.
Jangan" ketika Rina menemui Risma, Leo kerumah Ika juga...tambah heboh niii.
Tunggu saja bagaimana cerita selanjutnya dibeberkan.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Met malam Bun, met hari Kartini, semoga para Kartini2 Indonesia semakin maju dan terus berjaya.
ReplyDeleteMakasih Bun untuk JBC 33 sukses selalu buat Bunda.
Hidup Kartini2 masa kini.. ADUHAI mas Bambang Soebekti
DeleteTrmksh mb Tien jbc 33 sdh tayang. Rina kok jd galau utk kembali menjd Rina yg dulu... Rupanya rasa cemburu krn Baskoro tertarik dg Ika membuatnya merasa tdk lg jd yg paling istimewa pdhal jelas2 Ika juga tdk ingin merebut baik Leo maupun Baskoro krn sadar hidupnya lbh diabdikan utk anak semata wayangnya Dian. Smg sifat rendah hati Ika ini yg menjd bhn pertimb Risma stlh mendengar crt Rina dan Broto smg dpt memberikan tambahan info kebesaran hati Ika berjuang slm ini utk merestui adiknya Baskoro meminang Ika. Dan bu Kartiman legowo menerima Risma sbg menantu utk Broto. Ah reka reka yg smg bgtu jln crt jbu... Leo Rina Dani dan Dian tetap bs kompak spt bahagianya keluarga cemara. Slm seroja utk mb Tien di hari Kartini. Aduhai bener mb yang satu ini ... Ayu Mumpuni dan selalu ngangeni kehadirannya dihati pctk🌷🤗
ReplyDeleteHaduh...makin njelimet nih urusan hati dan cinta. siapa kiranya yang bakal jadi ayahnya Dian yaa ???
ReplyDeleteKita tunggu aja, besok...besok...besoknya lagi
Salam aduhai dari Bandung Bu Tien, semoga senantiasa sehat2..😘😘😘
Haduuh.. lama gak komen jeng Komariah..
DeleteADUHAI deh
Salam aduhaidari jkt mbakTien
ReplyDeleteJBV 33 sudah tayang...
ADUHAI juga jeng Atiek
DeleteHeran dengan sikap Rina sekarang.
ReplyDeleteKok sekarang jadi benci sama Ika
Juga ada rasa tidak suka jika Baskoro dekat dengan Ika.
Cemburukah dia?
Kalau cemburu jelas tidak pada tempatnya, karena dia seorang wanita yg bersuami.
Sepertinya jln Baskoro untuk mendapatkan Ika tidak semulus yg dibayangkan.
Banyak penghalangnya,apalagi penghalangnya adalah Risma kakak kandungnya sendiri.
Malah Risma menuduh Ika pakai guna"
Rendah sekali tuduhannya.
Ika wanita yg baik ia bisa mendidik anaknya sendirian hingga menjadi anak yg pintar berbakti pada orang tua juga punya watak dermawan.
Haruskah dia terima cinta Broto?
Yg jelas"orang tua Broto sangat menginginkannya.
Tapi nanti penghalangnya juga Risma...
Blm lagi nanti kalau dengar cerita dari Rina ttg siapakah bpknya Dian.
Tegakah Rina membuka aib suaminya...
Pembaca cuma menduga duga...
Ataukah nanti Leo akan marah besar karena aibnya dibuka istrinya lalu Leo menceraikan Rina stlah lahiran.
Lalu Leo kembali ke Ika,lalu Broto clbk dg Risma
Bagaimana dg Baskoro...
Sepertinya blm mendekati ending nggih bunda...
Siapakah nanti jodoh masing",juga siapa seorang tua yg diberi bekal makan oleh Dian...
Mungkin akan dikupas oleh b. Tien.
Moga bunda Tien sehat" selalu
Salam aduhaii haii haii dari Bojonegoro.
Salam ADUHAI jeng Wiwik..
DeleteAlhamdulillah... tks bu Tien JBC 33 sdh tayang, nglilir malam trus nyari JBC. Jadi melek lagi. Semangat dan sehat selalu bunda.. salam ADUHAI dr Pamulang,Tangsel.
ReplyDeleteSalam semangat dan ADUHAI.. JENG Handayaningsih
DeleteSugeng dalu , mb Tien ....wah ceritanya semakin bikin penasaran . Risma sudah mulai menuduh Ika main guna2 , Rina gak suka Baskoro suka deket dengan Yanti , bu Kartiman mau menjodohkan Ika dengan Broto ...cepet besok lg nih ...Salam aduhai mb Tien . Yg ceritanya selalu aduhai . Yuli Semarang
ReplyDeleteAlhamdulillah, terima kasih Bu Tien....walaupun msh ketinggalan lg dari yg lain....🤭
ReplyDeleteSalam sehat salam aduhai...
Alhamdulillah
ReplyDeleteHallo Rinta cah ayu... . kemana ya kok gak ada komen.
ReplyDeleteGak seru kali gak ada dirimu...
Rina..Rina...jangan sampai men jelek2 kan Ika ya. Makasih mba Tien.Salam hangat selalu mba
ReplyDeleteMana Rinto yaa..
ReplyDeleteADUHAI buat Rinto
Mas Rintooo...
Deletedicari bu Tien ayo hadir hr ini sepiiii..
sehatkah? .. ada signalkah?
Matur nuwun bunda Tien JBC33 telah hadir lgi...🙏
ReplyDeleteSehat selalu njih bun..
Dan tetap ADUHAI...😊
Ceritanya makin seru, bikin gemes aja hehehe...
ReplyDeleteSehat selalu ibu Tien
Salam aduhai dari Lamongan
Alhamdulillah JBC 33 baru smpt baca nih
ReplyDeleteSmlm dah tear,krn udah hrs pegang Kendal I jgn go to ng medal I lg kshn yg lain
Bunda Tien yg tercinta sehat selalu nih he oh pula meng aduk2 hati pembaca yg selalu penisirin bingitz
Ika yg Lem but telah memikat hati para pria yg TERPESONA AKU TERPESONA
Shh membuat Risma curiga di kiranya Ika pake sesuatu pemikat
Jahat bngt pikiran Kay Risma,org polos bgtu
Biar kan anjing menggonggong kafilah ttp berlalu
Tunggu saatnya banti pasti yg curiga akan gigit jari
Yg jelas ttp tunggu lanjutan dari bunda Tien tercinta
ADUHAI ADUHAII ADUHAIII
JBC 33 muncul sesosok lelaki tua yg diperhatikan oleh Dian. 2 perempuan sudah terusik dengan sifat iri, dengki, jail metakil. Sifat bersahabat, baik pada diri Rina mulai goyah dan juga Risma yg suudzon pada Ika yg katanya guna-guna. Kami tunggu dan tunggu kisah JBC selanjutnya yg bikin baper. Matur nuwun M Tien mugi sehat wal 'afiat teras lan bahagia selalu bersama klrg.
ReplyDeleteSlmt pgi mba Tien.. Alhamdullilahsdh dibc cerbung JBC 33 nya.. Aduuh si rina kom gitu jdi serakah y.. Ahpokomnya ika hrus bahagia bersn sp aja bagaimana mba tien sbg sutradarabya.. Slnseroja dan aduhai dri sukabumu y mba tien🥰🥰😍😍😘😘
ReplyDeleteWaaahh... makin seru ... pengen cepet” ada kelanjutannya... siapa ayah sambung dian... britokah... baskorokah...
ReplyDeletePengen nya sih ika baskoro , risma broto aduhaaii
Salam sehat bunda tien ditunggu kelanjutannya
Bagus banget ceritanya bu Tien... terhanyut membacanya... terima kasih banyak...
ReplyDeleteSalam ADUHAI jeng dokter
DeleteAduhai...hai...hai....aduh asyiknya...orang kalau udah bergunjing asyik bingit...ditambah dengan rasa iri...makin sedep dan memel deh rasanya...Rina dan Risma...raaa iri dan rasa curiga berpadu...
ReplyDeleteIka...kamu nggak usah takut untuk mwngikuti kata hatimu...sudah saatnya kamu uutuk memikirkan kebahagiaanmu...Dian pasti akan bisa menerima Baskoro sebagai ayahnya...insyaalloh Baskoro akan bisa membahagiakan kalian berdua...
Bu Kartiman....meski tahu latar belakang dan masa lalu Ika...karena menurut pandangannya Ika adalag wanita yang baik maka dia sangat ingin mengambil menantu Ika...sedangkan Broto siap untuk mundur untuk kebahagiaan Ika wanita yg dikaguminya...
Salam Aduhaii dari Situbondo
Cocok karo aku dik In !
DeleteAduh mb In penasaran juga yah skrg Rinta dah tenggelam ganti Laudza Ivanna kan nama2 di ambil dari luar Jawa org kampul2nya kan gak di Jawa
ReplyDeleteTunggu mb In
Yg pntg bunda Tien ttp sehat selalu buat menghibur kita
ADUHAIIII
Loh iya ta mbak Iin....ganti topeng ya si Rinta?
DeleteLaiya kmrn kan dah pamit Rinta gak muncul neh mb In
DeleteMeh ganti Laydza Ivanna ws nggae jenang abang ta
Tambah penasaran siapa yg berjodoh dg ika..
ReplyDeleterangkaian kata" ika sbg nasihat utk anaknya membuat terharu.. sosok ika pemeran utama yg aduhaaii..
Terima kasih Bunda Tien sdh membuat pembaca ketagihan menunggu episode selanjutnya hehe..
Semoga Bunda Tien sehat selalu dan penuh berkah dg idenya yg trs mengalir cemerlang..
Salam aduhaaiii.. dr sukabumi
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh, Sehat wal'afiat semua ya
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien JBC 33,,
Harap2 cemas semua,,,🤭
Salam Aduhaaii, baarakallahu fiikum fii Amaanillah yassarullah bu Tien 🙏
Kejujuran adalah sifat utama bagi setiap orang dlm pergaulan. Kalau sudah dihinggapi racun iri, dengki, curiga, itu penyakit hati yg dihembuskan syetan untuk menghancurkan kejujuran dan setiap perbuatan baik. Rina kamu hrs tetap berkata jujur, meskipun itu pahit, tapi mulia... Bisakah dan sanggupkah, sebab itu menyangkut Leo, suaminya. Penasaran jadinya untuk menanti lanjutan ceritanya. Maturnuwun Bu Tien yg begitu apiknya menyusun kata menjadi kalimat dlm cerita yg indah. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien JBC 33 nya...sugeng enjang...salam sehat sll
ReplyDeleteAlhmdulillah....mksh bu tien, sehat selalu njih bu.
ReplyDeleteHr minggu akan ada 2 tamu mb ika, menunggu kepastian .semoga mb ika g slh menentukan pilihan, orang baik byk yg menyukainya, semoga indah pada waktunya.
Baiklah.. ADUHAI mbak Mulyani
DeleteSehat selalu
ReplyDeleteTerima kasihnya mbak Tien. Salam Dewi Purworejo. Sehat selalu ya mbak Tien
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI jeng Dewi
DeleteBiar yg baca tambah gemes....
ReplyDeleteRina kembali ke Baskoro
Leo kembali ke Ika
Broto kembali ke Risma
Dian n Dina ikut Leo+Ika
Adiknya Dina ikut Rina+Baskoro
Yg tetep hanya pak dan bu Kartiman
Nah loe.....😂🤣
Salam ADUHAY...HAY..HAY..
terima kasihJBC 33 sudah terbit...sukses selalu mn Tien...salam aduhai
ReplyDeleteterima kasihJBC 33 sudah terbit...sukses selalu mn Tien...salam aduhai
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun.....
Mugi2 tansah rahayu.....
ReplyDeleteSalam Aduhai ......
Pikirkan matang² Ika, pilih yang terbaik........
Selain untuk dirimu, juga anakmu .........
Kalau engkau memilih Baskoro, engkau akan sulit melupakan kepahitan hidupmu, karena masih ada kaitan Baskoro - Rina - Leo dan dirimu apalagi menyangkut anakmu.
Bila kau pilih Broto beban psikologismu lebih ringan hanya memutus mata rantai Broto - Risma, engkau bisa melangkah kedepan dengan ringan, apalagi Broto sudah siap dengan konsekuensi untuk bisa menerima Dian apa adanya, tanpa peduli siapa Bapaknya, bu Kartiman dan pak Kartiman siap ada dibelakangmu. Broto sangat hormat kepada beliau, walaupun beliau hanya orang tua angkat, namun se tidak²nya suaranya didengar Broto.
Keberadaan Dian tidak membebani kamu secara psikologis.
Sudah waktunya engkau menata dirimu.
Aduhai .........
Semoga mbak Tien senantiasa sehat dan tetap semangat ......!
Salam ADUHAI mas Hadi.. ayo enake piye?
DeleteRinto mana sih? 🤩
Salam ADUHAI mas Hadi
Rinta binti Rinto, alias Rinto bin Rinta lagi ngambek bu... maaf kan ya....lagi ke laut menenangkan diri dulu...
DeleteMas Rinto kalo ngambek.. TPH gak hadir... blaizzzz...
ReplyDeleteNgintip2
ReplyDeleteJBC 34 kok blm nongol yaaaa
Sehat selalu bu Tien
Dan tetap semangat
Ikutan..ngintip"
ReplyDeleteSelamat malam Bunda Tien..
Salam Kejora..
Nungguuu
ReplyDeleteTumben...jam 10 lebih..
ReplyDeleteSelalu bikin penasaran...bunda Tien luarrr biasa
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien, JBC semakin buat penasaran....
ReplyDeleteSehat selalu ya bun...selamat menjalankan ibadah puasa