SANG PUTRI 32
(Tien Kumalasari)
Bocah itu masih menangis, duduk disamping pengemudi.
“Nama kamu siapa?”
Bocah itu menggeleng-geleng.
“Bapaaak.. bapaak..”
“Bapak mu siapa?”
Bocah itu kembali menggeleng.
“Kamu tidak tahu siapa nama kamu? Kamu biasanya dipanggil siapa?”
“Nanda..”
“O.. Nanda, anak pintar.. jangan menangis ya. Kamu tidak tahu siapa orang tua kamu?”
Anak itu kembali menggeleng.
“Baiklah, kamu tenang saja, jangan menangis. Kamu juga tidak tahu dimana rumahmu?”
Lagi-lagi hanya gelengan kepala yang bisa dilakukan Nanda. Laki-laki itu adalah Ryan yang menuju pulang setelah mengantarkan Widi kerumah Tanti.
Ia bingung karena anak itu hanya bisa menyebutkan namanya. Lalu dibawanya anak itu pulang ke rumah.
“Kamu diam ya, jangan menangis. Ini rumahnya om Ryan. Kamu sudah makan?”
Nanda menggeleng.
“Oh .. kasihan. Mau roti? Om punya roti coklat yang sangat enak.”
Melihat keramahan Ryan tangis Nanda berhenti, tapi ia masih menyebut-nyebut nama bapaknya.
“Bapaaak..”
“Baiklah. Nanti kita cari bapak ya. Tapi kamu harus mau makan rotinya dulu”
Ryan mengambilkan roti dari atas meja makannya, lalu diserahkannya kepada Nanda. Nanda hanya memegangnya tanpa mau memakannya.
“Oh ya, kamu mau minum susu?”
Nanda mengangguk. Ryan mengambilkan sebuah susu kotak dari kulkas. Dan kali ini Nanda mau meminumnya. Tampaknya dia haus.
Tiba-tiba Widi menelpon.
“Ya, baru diantar sudah kangen..?” canda Ryan.
“Iih.. mas Ryan nih. Buku aku ketinggalan di mobil.”
“Buku ?”
“Iya, yang akan aku kembalikan ke Tanti. Kan belinya patungan. Biar Tanti yang menyimpan.”
“Waduuh, aku nggak tahu. Sekarang kamu dimana?”
“Sudah dirumah. Besok saja ngembaliinnya. Cuma mau pesan, tolong simpenin buku-nya, jangan dibuang.”
“Ya enggak lah, masa buku dibuang. Aku lagi bingung nih.”
“Bingung kenapa?”
“Tadi setelah mengantar kamu aku nemu anak hilang.”
“Anak hilang?”
“Iya. Seorang anak kecil menangis dipinggir jalan, aku berhenti lalu mengajaknya pulang. Ini lagi di rumah. Dia lagi minum susu.”
“Aaduh, kenapa tidak dilaporkan ke kantor polisi saja?”
“Nggak, kasihan aku, baru aku tanya dimana rumahnya, tapi dia nggak bisa jawab. Kalau dilaporkan nanti aku harus ninggalin dia di kantor polisi bagaimana? Kasihan kan.”
“Memangnya mas bisa menemukan orang tuanya?”
“Aku pasang iklan saja nanti. Tapi aku bingung nih, aku titipin dirumah kamu ya? Aku nggak bisa ngrawat anak kecil.”
“Hmh, gitu mau cepat-cepat punya isteri. Nanti anak kamu gimana?”
“Itu beda, kan dirawat bersama isteri. Aku kesitu sekarang ya.”
“Baiklah, nggak apa-apa..bawa kesini saja.”
“Sebentar, dia lagi minum susu.”
***
Pri ketika menjemput Nanda, dilihatnya rumah Palupi tertutup rapat. Teras juga gelap gulita karena mungkin lupa menyalakan lampu sebelum pergi.
“Mungkin Nanda diajak jalan-jalan sama mas Handoko dan keluarganya. Aku melihat mereka sudah akur, syukurlah, sehingga aku tidak harus selalu berharap. Memang aku yang salah kalau menaruh hati pada mbak Palupi karena statusnya belum jelas. Sekarang semuanya sudah jelas, dan aku bersyukur mereka juga mau mengajak Nanda jalan-jalan. Semoga anakku terhibur,” gumam Pri sambil keluar dari halaman.
“Aku menunggu dirumah Yu Suprih saja, lebih dekat dengan tempat ini dari pada rumah,” gumam Pri lagi sambil menjalankan mobil boxnya kerumah Suprih.
Tanti terkejut ketika pakliknya kembali datang.
“Paklik? Ada yang ketinggalan? Mana Nanda?”
“Ibumu masih dirumah?”
“Sudah balik tak lama setelah paklik pulang.”
“Ya sudah, aku menunggu disini saja.”
“Memangnya Nanda kemana?”
“Masih dirumah ‘ibu’nya, dan tampaknya keluarga itu mengajaknya jalan-jalan.”
“Paklik sudah menelpon?”
“Nggak usah ah, sungkan aku. Biar nanti kalau sudah agak malam saja aku menelpon.”
“Ya sudah, paklik menunggu disini saja, saya buatkan minum ya paklik?”
“Ya, minum saja, aku masih kenyang, tadi disini makan banyak. Habis enak, sudah lama nggak makan masakan ibumu.”
***
Handoko menghentikan mobilnya ditepi jalan, ketika didengarnya Bintang yang tidur di jok belakang terbangun.
“Bapaak..”
“Ya, kamu sudah bangun?”
“Kemana kita?”
“Tadi jalan-jalan, muter-muter, habisnya kamu tidur.”
“Mas, bagaimana kalau Mirah disuruh menjemput Bintang? Kalau kita harus muter-muter, kasihan Bintang.”
“Baiklah, aku tilpun dia.”
“Ya bapak.. jawab Mirah ketika Handoko menelponnya.”
“Aku pesenin taksi, kamu kesini jemput Bintang ya.”
“Dimana, bapak?”
“Didekat Kantor Pos. Tukang taksi akan aku pesenin.”
“Memangnya ada apa? Mas Bintang sakit, atau kenapa?” tanya Mirah cemas.
“Tidak apa-apa, kami baik-baik saja, tapi kami ada perlu, kasihan kalau Bintang ikut, cepat Mirah. Nggak usah dandan.”
“Bapak sama ibu?”
“Aduh Mirah, kamu kaya polisi saja, cepat ke mari .”
“Baik, baik.”
Handoko segera menelpon taksi untuk memanggil Mirah.
“Bapak mau kemana? Bintang mau ikut..”
“Bintang, bapak sama ibu masih ada perlu, mencari seseorang , kalau Bintang ikut nanti capek, nggak ada seneng-senengnya. Jadi Bintang pulang dulu sama yu Mirah, mandi lalu makan dan tidur. “
“Nanti ibu ikut pulang kan?”
“Iya, pasti ibu ikut pulang, ya kan bu?
Palupi menoleh sejenak kearah Handoko, tapi Handoko senang, Palupi mengangguk. Hanya saja Palupi benar-benar sedang gelisah. Matanya terus menatap kearah jalan.
“Tuh, ibu sudah mengangguk.”
Ketika Mirah sudah datang dan mengajak Bintang pulang, Handoko melihat Palupi masih terpaku ditempat duduknya. Ia tampak sangat gelisah.
“Ayo kita cari lagi,” kata Handoko sambil mengelus pundak Palupi.
“Apa yang akan aku katakan pada bapaknya? Pasti dia sedang menunggu kabar. Biasanya Nanda minta pulang, baru aku menelpon bapaknya yang kemudian menjemputnya.”
“Berarti dia sedang menunggu telpon dari kamu.”
“Kalau aku tidak menelpon berarti dia nanti yang akan menelpon. Aduuh.. kemana Nanda pergi ya, apa dia sedih karena merasa Bintang mengacuhkannya. Aku kok bisa lupa kalau ada Nanda dirumah.”
“Kasihan anak itu, ibunya sudah meninggal, dulu dia mengira bahwa aku ibunya. Aku ketemu ketika aku sedang berjalan sendiri, lalu tiba-tiba dia merangkul aku sambil memanggil ibu. Ia tak mau melepaskan pelukannya dan tetap merasa bahwa aku ibunya. Aku trenyuh, begitu dekat dia pada ibunya. Lalu aku teringat Bintang, lalu aku pulang dan memeluk Bintang sambil menangis. Sa’at itu Bintang mengusap air mata dipipiku. Sa’at itu dia mulai merasa bahwa aku adalah ibunya,” lanjut Palupi yang kemudian menangis terisak.
Handoko baru mengerti, bagaimana asal mulanya Nanda dekat dengan isterinya.
Rasa haru menyelimuti perasaan Handoko, lalu dipeluknya Palupi, yang kemudian menangis didadanya.”
“Jangan sedih, kita pasti akan menemukan Nanda.”
“Dia yang membuat aku merasa menjadi ibu. Dialah asal semua ini.”
“Iya, aku tahu... aku kagum sama kamu. Kamu bisa merubah hidup kamu, kamu benar-benar perempuan seperti yang aku impikan. Dan itu sebabnya aku tak ragu-ragu mengatakan bahwa aku mencintai kamu. Masih selalu mencintai kamu.”
“Aku minta ma’af ya mas, ternyata aku membutuhkan kamu,” kata Palupi sambil memeluk erat suaminya.
Handoko mencium rambut isterinya. Harumnya masih seperti dulu. Walau tubuh itu berkeringat karena sejak siang berkutat didapur, tapi harum rambut itu tak pernah pudar.
“Kemana kita harus mencari? Betapa bingungnya anak itu. Bagaimana kalau dia diculik orang?”
“Tenangkan hatimu, kita akan menyusuri jalanan lagi, kalau tidak berhasil maka kita akan lapor polisi.”
Palupi melepaskan pelukannya. Ketika duka melanda, Palupi baru sadar bahwa dia memerlukan Handoko, lelaki yang sangat dicintainya.
Sekarang ia menangisi hilangnya Nanda, karena merasa bahwa Nanda adalah awal dari kesadaran yang kemudian ditemukannya. Kesadaran sebagai ibu, dan kesadaran bahwa dia adalah wanita beranak dan bersuami, setelah lama sekali hilang dari kehidupannya. Beberapa bulan terakhir ini ia baru merasa betapa nikmatnya menjadi ibu, betapa nikmatnya mengurus rumah dan segala pernik-perniknya.
Palupi bersyukur ketika menyadari bahwa Handoko tak pernah sungguh-sungguh untuk menceraikannya.
Tapi kebahagiaan itu kemudian harus diendapkannya karena hilangnya Nanda. Kemana dia, selamatkah dia, atau jangan-jangan diculik orang. Bayangan-bayangan menakutkan meremas-remas hatinya.
Handoko menjalankan mobilnya pelan, sambil melongok kesana kemari, barangkali menemukan yang dicarinya.
***
“Sebenarnya bapak sama ibu mau kemana?” tanya Bintang ketika Mirah memandikannya.
“Yu Mirah juga nggak tahu mas, katanya ada keperluan, bukan untuk bersenang-senang, jadi kalau mas Bintang ikut, juga tidak akan merasa senang.”
“Kata bapak, ibu nanti akan pulang kemari.”
“Oh, benarkah?” Mirah hampir menari-nari mendengar berita itu.
“Iya, bapak bilang begitu.”
“Ibu.. bilang ‘ya’ atau tidak?”
“Ibu mengangguk.”
“Waah, senangnya, nanti setelah mas Bintang mandi, yu Mirah mau membersihkan kamar bapak. Nanti mas Bintang nggak boleh lagi tidur sama bapak.”
“Memangnya kenapa? Kan ranjangnya bapak besar. Cukup kok kalau Bintang juga ikut tidur disana.”
“Lho.. mas Bintang ini gimana, mas Bintang kan sudah punya kamar sendiri, dan sudah besar, jadi nggak boleh dong tidur sama bapak sama ibu.”
“Nanti Bintang mau tanya sama ibu, boleh atau tidak,” kata Bintang ngeyel.
“Hiih, mas Bintang itu dikasih tahu kok ngeyel.
“Sudah, ayo sekarang ganti baju, lalu main sendiri di kamar ya, yu Mirah mau membersihkan kamar ibu.”
Selesai mendandani Bintang, Mirah menuju kekamar tuan gantengnya.
“Bu Suprih, kata mas Bintang, nanti bapak akan pulang bersama ibu. Saya akan menata kamarnya,” kata Mirah kepada bu Suprih.
“Wah, bagus nak, aku akan ke kebun mencari bunga-bunga, barangkali ada yang mekar, nanti ditaruh dikamar ya.”
“Iya bu, terimakasih.”
Dengan wajah berseri Mirah menggantikan seprei dan sarung bantal serta gulingnya. Meja yang berantakan dirapikan, lalu disemprotnya kamar itu dengan wewangian yang tersedia, yang tak pernah dipergunakan semenjak Palupi memilih tidur di kamar tersendiri.
Hm.. Mirah tersenyum puas. Ketika ia keluar dari kamar, ia hampir bertabrakan dengan Suprih, yang membawa seikat bunga dan sudah ditata di dalam vas.
“Bu Suprih, kaget saya, aduh.. dapat bunga juga ?”
“Dikebun mawarnya sedang pada mekar. Pasti ibu suka.”
“Iya benar, mana bu.. biar saya taruh diatas meja itu.”
Suprih pun tersenyum senang.
“Seperti kamar untuk pengantin baru saja,” ujar Suprih ketika melihat seprei warna merah muda dan berkembang-kembang cantik disetiap ujung-ujungnya.
“Biar saja bu, kan kita seperti menyambut pengantin baru.”
Kedua pembantu yang sama-sama menyayangi tuan dan sang putrinya itu tersenyum senang, lalu keluar dari kamar.
Keduanya dan bahkan Bintang sama sekali tak tahu bahwa orang yang mereka bicarakan sedang dilanda gelisah yang sangat menyiksa.
***
“Mana anak itu?” tanya Widi ketika menyambut Ryan dihalaman depan.
Ryan turun, lalu menggendong Nanda.
“Aku harus ketemu bapak,” kata Ryan yang kali itu memaksa menemui pak Tarman karena baru kali ini datang kerumah setelah beberapa bulan lalu pernah ditolak olehnya.
Widi membiarkannya.
“Nanda, om Ryan mau menjemput bapaknya Nanda, tapi Nanda harus menunggu disini ya, bersama tante Widi ini,” kata Ryan sambil menurunkan Nanda.
Widi menggandengnya, setelah memeluknya.
“Anak baik, nggak boleh rewel ya,” kata Widi lembut.
“Nanti ada bapak?”
“Ya, pasti bapak akan menjemput kemari. Widi, aku juga membelikan beberapa baju ganti untuk Nanda. Barangkali ia harus mandi setelah berjalan-jalan entah berapa lamanya atau berapa jauhnya. Ada juga beberapa makanan dan susu barangkali Nanda mau. Setelah ini aku akan ke kantor polisi,” kata Ryan sambil menyerahkan bungkusan baju dan beberapa makanan untuk Nanda.
Sebelum sampai di pintu, tampak pak Tarman berdiri didepan, menatap Ryan tak berkedip.
“Mengapa kamu datang kemari?” tanyanya dingin.
“Bapak, saya menemukan seorang anak yang tidak tahu dimana rumahnya.”
“Mengapa dibawa kemari dan tidak ke kantor polisi saja? Memangnya disini penitipan anak?”
“Ma’af bapak, saya akan melaporkannya ke polisi, tapi Nanda saya titipkan dulu disini.”
“Mengapa harus disini?”
“Bapak, kalau langsung saya bawa, saya khawatir harus meninggalkan anak ini disana. Saya juga khawatir anak ini ketakutan kalau langsung ke kantor polisi. Jadi saya titipkan dulu disini. Kalau polisi memerlukan anak ini, nanti saya jemput. Sementara anak ini biar tenang dulu. Dan lagi anak ini menangis terus memanggil-manggil bapaknya, saya mohon ma’af sekali lagi kalau ini menyusahkan.”
Pak Tarman diam, sesungguhnya dia bukan tak suka dititipi, tapi dia tak suka melihat Ryan datang kerumahnya.
Ryan tetap menaruh hormat walau pak Tarman menerimanya dingin. Ia kemudian berpamit, lalu berniat melaporkan penemuannya ke kantor polisi. Ia baru membawa potret Nanda yang tadi dipotretnya dengan ponselnya. Atau dia juga akan meminta tolong ke radio-radio agar membuatkan berita penemuan anak.
Ketika Ryan pergi, pak Tarman masih mengomeli Widi.
“Jadi kalian masih berhubungan? Nyatanya dia menitipkan anak itu kemari? Apa tak ada orang lain?”
“Bapak, jangan membuat anak ini takut,” bisik Widi yang kemudian membuat mata pak Tarman melembut. Ia justru menyapa anak itu dengan ramah.
“Anak ganteng, siapa nama kamu?”
“Nanda..”
“Baiklah, jangan takut ya, ini rumah kakek.”
“Nanda mau ya mandi dulu?”
“Nanti bapak kemari?”
“Iya, pasti...” ajak Widi yang tentu saja tak sadar bahwa Nanda adalah keponakan Tanti. Namun sebenarnya Widi merasa pernah melihat anak ini, yang perasaan itu kemudian ditepiskannya.
“Banyak anak wajahnya mirip, mengapa aku pikirkan?”
***
Handoko memeluk pundak isterinya ketika mereka menyusuri jalanan dengan berjalan kaki.
“Kemana kamu nak... Ya Tuhan, lindungilan Nanda,” bisik Palupi ber-kali-kali, sambil mengusap air matanya yang tak hendak berhenti mengalir.
“Kita akan ke kantor polisi, atau terus mencari? Biasanya laporan orang hilang baru bisa diterima setelah sehari semalam,” kata Palupi lirih.
“Bagaimanapun kita harus laporkan. Bisa ke radio-radio dulu biar dibuatkan pengumuman.”
“Atau kita mengabari mas Pri dulu?”
“Aduh, dia pasti panik..Kita ke radio-radio dulu. Bukankah itu radio yang dulu kita sering kesana?”
“Ayo mas, cepat.”
Handoko dan Palupi bergegas kearah radio yang antene tingginya sudah tampak didepan, ketika tiba-tiba seseorang memanggilnya.
“Mas Handoko?”
***
Besok lagi ya
Trm ksh mbak Tien SP 32 telah hadir...walupun mata dah ngantukk ..Alhamdulillah bisa tidur nyenyak nanti🙏🙏
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien atas hadirnya SP 32.
DeleteSalam hormat kami dari Yogya.
Ayo Bintang,, tanya sama Ibu, boleh ga tidur di kamar Bapak,, 🤣🤣🤣🤣 yang jd pengantin Palupi,, eh Mirah yg bahagia,, ahaaay.
DeleteMtnuwun mbk Tien
DeleteSdh menghibur dgn Cerbungnya
Smg selalu sehat dan semangat,Aamiin
Maturnuwun mbak Tien sayang....tetap tayang nih
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 🥰🥰🥰
ReplyDeleteGroup chat WhatsApp Pecinta Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
Alhamdulillah yg ditunggu sdh tayang
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien.. Semangat dan sehat njih bu Tien..
alhamdulillah Ryan ketemu mas Hadoko di radio dg tujuan yg sama dan Nanda sdh aman dg Widi
Semoga habis itu.. palupi Mau diajak pulang ke rumah Handoko dan mereka hidup bahagia
Makasii ibu..
ReplyDeleteYg manggil mas Handoko itu Ryan ga ya..hehe
Matur nuwun mbak tien-ku... SP 32nya sudah tayang, walau agak malam.
ReplyDeleteOo..ternyata akan mendekatkan Ryan dg ayah Widi ,...terus baru Mirah dg pri, mungkin begitu.
Masih setia menunggu sampai end.
Salam sehat dari sragentina .
Alhamdulillah... SANG PUTRI sdh datang. Suwun mbak tien. Salam sehat sll
ReplyDeleteMatur nuwun Bu Tien, semoga sehat selalu. Salam dr Dwi Astuti, ring road barat Jogya.
ReplyDeleteBapak/ibu yang di Jogya, salam kenal saya Kakek Habi, ingin membantu cara edit profil, agar komen Anda di blog bu Tien muncul nama dan fotonya, sehingga Bu Tien tahu siapa yang komen ini demikian juga teman-2 yang lain.
DeleteIni caranya mengedit Profil Anda :
1. Klik tulisan UNKWON di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya KLIK tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil Anda.
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, Mbahekhalel, Aam M,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Alhamdulillah SANG PUTRI 32 sudah tayang.
DeleteMatur nuwun mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Semoga yg manggil 'mas Handoko' Itu Ryan atau Widi. ..
Alhamdulillah.......
DeleteYang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Lanjutannya selalu ditunggu
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Alhamdulillah trimakasih Bu Tien sayangkuh...semoga yg ketemu Handoko adlh Ryan, bukankah begitu Bu Tien.. Hehehe.. Salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir.
DeleteLembar koreksi:
Delete1. “Oh .. kasihan. Mau roti? Om punya roiti coklat yang sangat enak.”
# ....Om punya roti coklat...#
2. Melihat keramahan Ryan tangis Nanda berhenti, tapi ia masih menyebut-nyebut nama bapaknya.
# .... menyebut-nyebut bapaknya. #
(Kan dia tdk tahu nama bapaknya)
3. “Ya, baru diantar sudah kangen..?” canda Ryan.
# “Yah.., baru saja diantar pulang sudah nelpon, kangen ya..?” canda Ryan. #
4. Pri ketika menjemput Danang, dilihatnya rumah Palupi tertutup rapat.
# Pri ketika menjemput Nanda, dilihatnya....#
5. “Aku menunggu dirumah Yu Suprih saja, lebih dekat dengan tempat ini dari pada rumah,”
# ....dari pada pulang ke rumah/dari rumahku #
6. “Ya bapak.. jawab Mirah ketika Handoko menelponnya.”
# “Ya bapak.." jawab Mirah ketika Handoko menelponnya.#
Salah penempatan tanda "petik".
7. Handoko segera menelpon taksi untuk memanggil Mirah.
# Handoko segera menelpon taksi untuk mengambil/menjemput Mirah.#
###Handoko dan Palupi bergegas kearah radio yang antene tingginya sudah tampak didepan, ketika tiba-tiba seseorang memanggilnya.
“Mas Handoko?”
***
Besok lagi ya.
Yah....besok lagi...begadang lagi dong sudah gak lagi tayang pagi/siang....
Bagaimana lagi sempatnya malam...walau penggemarnya yang rata-2 sdh berumur lanjut penginnya tayang pagi/siang. Jadi penulis dan pembacanya sama-2 dapat beristirahat dimalam hari setelah sholat 'isya dan tidak harus begadang.
Matur nuwun wis diparingi kesempatan mengunjungi blogspot, membaca sekaligus mengoreksinya.
Matursuwun bu Tien yg ditunggu2 sdh dtg
ReplyDeleteSlm.hormat dr kota sejuta bunga
Alhamdulillah sudah tayang...smoga nanda cpt ktm bpnya lagi🤗
ReplyDeleteAmbarawa hadir bu Tien...tambah lama ceritanya tambah bikin penasaran apa karena cepat selesai bacanya ya?sehat terus ya bu Tien
ReplyDeleteTerima kasih buTien sudah tayang...semoga Ryan ketemu Handoko dan Palupi shg Nanda bisa ketemu bpknya
ReplyDeletematur swn bunda semoga bunda tien selalu sehat dan trs semangat,,,Amiin,,,
ReplyDeleteWah beruntung ryan yg menemuksn nanda semoga sebelum ke ktr polisi ketemu handoko dan palupi dulu
ReplyDeleteMengucapkan selamat natal bagi yang merayakan
ReplyDeleteTerima kasih Mas Anton utk ucapan selamat Natalnya, semoga sukacita dan damai sejahtera Natal selalu hadir di hati kita semua. Amin
DeletePagi Bunda Makasih untuk SP nya,sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya.
ReplyDeleteTerima kasih buat Bunda.
Semoga Ryan yg ketemu Handoko, shg mrnceriterakan kalau menemukan anak kecil di jalan. Dan sehingga kekawatiran Palupi tak perlu lagi, krn sudah pasti Nanda diketemukan.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien ep 32 sudah hadir, smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam seroja selalu dari Semarang.
Matur nuwun... Mbak tien.... Smg sehat selalu ditunggu episode berikutnya
ReplyDeleteDini hari nglilir tyt ada SP... Trmksh mb MB Tien.. sptnya Ryan? Yg ketemu p Handoko... Smg pembicaraan mengarah ke menemukan Nanda? via Widi? Slm seroja utk mb Tien dan kita semua
ReplyDelete...
Semoga orang itu Ryan.
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien. Salam seroja dari Magelang.
Smg Ryanlah yg ketemu Handoko di kntr radio dan sempat bercrt klu menemukan anak kecil yg bernama Nanda? Dgn sdh diketemukannya Nanda ...smg membuat hub baik Palupi dan Handoko ada harapan baik... Shg usaha Mirah menyatukan kembali tuan gantengnya berhsl... Trmksh mb Tien dan slm.seroja sll
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb.. Slmtweekend mba Tien sayang.. Tetapkumenanti cerbung SP nya.. Berlikutapi nyambung mba Tien.. Salamseroja dan rindu sll dri farida sukabumi.. Muuaahhh🥰🥰
ReplyDeleteAlhamdulillah hubungan Handoko dan Palupi sudah membaik namun masih ada ganjalan sedikit dengan hilangnya Nanda yg untung diketemukan oleh Ryan...Salam sehat buat Bu Tien dan keluarga.
ReplyDeleteAlhamdulillah sarapannya pagi ini sp 32, trimakasih bu tien, palupi n handoko mau honeymoon yg kedua tapi ditunda dulu ya ....... handoko ketemu seseorang ini ryan yg mau mengumumkan anak hilang ke radio .... tapi benar tidaknya kita tunggu episode berikutnya saja ..... semoga bu tien sehat2 selalu
ReplyDeleteSalam dari mojokerto
Alhamdulillah... Akhirnya muncul,
ReplyDeleteSehat selalu tuk bu Tien dan keluarga
Riyan ya yg manggil Handoko. Makasih mba Tien. Sehat selalu ya mba Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah SP 32 sudah hadir
ReplyDeleteSemoga yg memanggil Handoko itu Ryan..
Seruu dan bikin greget ceritanya.
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu..
Salam hangat dari Bekasi
Seperti Mirah, hatiku juga ikut gembira Handoko & Palupi rujuk. Seneng banget, ternyata Handoko itu romantis.
ReplyDeleteSemoga CerBer-nya masih panjang... ngarep.com, nih...
TERIMA KASIH ya, Bunda Tien. Semoga Bunda Tien senantiasa diparingi sehat dan bahagia selalu lahir batin... ♥️������
Alhamdulillah... Woro-woroku dibaca para pemvaca yang "UNKNOWN" sehingga Bu Tien bisa menyapa nama para penggemar cerbung karyanya.
ReplyDeleteSelamat pagi sahabat-2 cerbung semoga selalu sehat dan bahagia lahir batin.
Salam hangat penuh semangat dari Antapani Bandung.
This comment has been removed by the author.
DeleteAlhamdulillah sdh berkurang yg UNKNOWN tinggal 5 Kek
DeleteKemarin di SP 31 yg UNKNOWN 17
Untung Ryan yg menemukan Nanda..ternyata tidak diculik..🙂
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien...semoga bunda sehat selalu,
Salam taklim dari Kota Malang...🙏🙏
Sebenarnya apa sih yg membuat ortu Widi tdk menyukai Ryan?
ReplyDeleteBuat teman yg Profilnya masih Unknown,silahkan dilengkapi/diedit,Biar sesama Penggemar Cerbung Mbk Tien Kumalasari kita tau namanya dan bisa lebih akrab
DeleteIni caranya mengedit Profil Anda :
1. Klik tulisan UNKWON di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya KLIK tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil And
Buat teman2 yg Profilnya masih Unknown,silahkan dilengkapi/diedit,Biar sesama Penggemar Cerbung Mbk Tien Kumalasari kita tau namanya dan bisa lebih akrab
DeleteIni caranya mengedit Profil Anda :
1. Klik tulisan UNKWON di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya KLIK tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil And
Semoga Ryan yg memanggil. Handoko...
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur swun bun....
Mugi2 tansah rahayu....
Alhamdulillah sdh tayang mksh Bu Tien salam sehat selalu
ReplyDeleteketemu Ryan ya
ReplyDeleteAlhamndulillah.....terimakasih mbak tien.
ReplyDeleteSehat dan bahagia selalu, Aamiin
Haduh pasti bikin pinisirin ceritanya....semoga yg memanggil handoko si rian
ReplyDeleteMakasih bu tien ceritanya SP udah hadir...salam sehat dari jogja
Buat teman2 yg Profilnya masih Unknown,silahkan dilengkapi/diedit,Biar sesama Penggemar Cerbung Mbk Tien Kumalasari kita tau namanya dan bisa lebih akrab
DeleteIni caranya mengedit Profil Anda :
1. Klik tulisan UNKWON di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya KLIK tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil And
Maturnuwun ibu Tien,kutunggu episode selanjutnya,salam hangat utk ibu sekeluarga,jg utk semua penggemar cerbung
ReplyDeleteSemoga Widi , ingat Tanti yg wajahnya pikirnya mirip dengan Nanda . Widi jg pernah liat Palupi bersama Nanda n bpknya. ...semoga yg ketemu dekat pemancar radio Ryan ya ....mb Tien tp jangan tamat dulu njih . Semoga bpk nya Widi suka sama Ryan ya...salam dari Smrg
ReplyDeleteBuat teman yg Profilnya masih Unknown,silahkan dilengkapi/diedit,Biar sesama Penggemar Cerbung Mbk Tien Kumalasari kita tau namanya dan bisa lebih akrab
DeleteIni caranya mengedit Profil Anda :
1. Klik tulisan UNKWON di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya KLIK tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil And
Halow mbak Tien smg sehat selalu..sungguh Mirah adalah pembantu idaman mana ada ya jaman skr..salam sehat dari Pejaten, Pasar Minggu
ReplyDeleteTeman ku yang di Pasar Minggu, tampilkan dong namamu biar kita sesama blogger penggemar cerbung Bu Tien semakin akrab
DeleteDan Bu Tien bisa menyapa Anda, dibawah ini cara edit profil dan tampilkan
foto:
Ini caranya mengedit Profil Anda :
1. Klik tulisan UNKWON di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya KLIK tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil Anda.
Semoga Ryan yg memanggil Handoko
ReplyDeleteSenang sekali handoko dan.Palupi sdh ada kemajuan getar asmara ... nampaknya besok ada lagi getaran Mirah dan Priambodo ... mbak Tien pinter githak gathuk .. hehheee salam sehat bahagia sejahtera selalu
ReplyDeleteAyo mas tampilkan fotomu, biar kita semakin kenal dan akrab. nih caranya:
DeleteIni caranya mengedit Profil Anda :
1. Klik tulisan pri di komentar Anda
2. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP dsb
3. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
4. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
5. Selamat mengedit Profil Anda.
Salam sehat dari Jogja bu tien
ReplyDeleteNanda udah seperti mediator saja. Mendamaikan palupi dengan handoko serta mendamaikan Ryan dengan ayah nya widi
ReplyDeletemulai menunggu. ...
ReplyDeleteTerkadang suka gak sabaran....koyoke suuuuwwwiiiiii banget.
ReplyDeleteWah kayak seru nih kalo bu suprih juga nikah sama pak Tarman... 😁😁😁
ReplyDeleteSuwun mb Tien...terhibur...
ReplyDeleteSalam sehat ya mb Tien
Dr YulieslemanSendowo
Puji Tuhan, ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip
ReplyDeleteMulanya dugaanku Nanda ditemu oleh Danang terus dititip ke yu Mirah, terus Nanda suka krn sdh kenal...
Pri langsung dekat dg Mirah.. Ah menghayal...
Tdk bosan, tetap mendamba eps 33 ...