BUAH HATIKU 20
(Tien Kumalasari)
Tiba-tiba pak Mul merasa dadanya sakit, ia berjalan tertatih kearah sebuah kursi dimana ada sebuah bangku terletak disana.
Terengah pak Mul duduk, sambil menyandarkan tubuhnya dikursi itu.
Pak Prastowo yang melihatnya dari kejauhan agak heran melihat pak Mul bersandar di kursi dihalaman. Bergegas pak Prastowo turun kehalaman, mendekati pak Mul.
“Mul.. kamu ngantuk? Mul... Mul.. kok diam?” pak Prastowo mengguncang tubuh pak Mul keras, tapi pak Mul tak bergerak.
“Bu.. bu.. panggilkan sopir...!!” teriak pak Prastowo.
“Kenapa pak?”
“Cepat panggilkan, Mul pingsan lagi, suruh ngantar ke rumah sakit cepat.”
Bu Prastowo memanggil sopir yang lagi makan dibelakang, dan segera menyuruh membawa pak Mul kerumah sakit.
***
“Kenapa lagi pak Mul tadi?”
“Kumat lagi, mungkin tekanan darahnya naik, aku lihat dia sudah bersandar dikursi taman, aku kira tidur, ternyata pingsan.”
“Untung bapak melihatnya sehingga bisa cepat dibawa kerumah sakit.”
“Harus mengabari Surti apa tidak ya bu?”
“Nanti saja pak, kalau sudah jelas keterangan dari dokter. Nanti Seruni yang lagi hamil ikut terkejut, lalu mempengaruhi janin yang dikandung.
“Ya sudah, kita tunggu saja beritanya dari rumah sakit.”
“Mikir apa pak Mul, atau kecapekan pak, harusnya jangan disuruh menyirami tanaman yang begitu luasnya.”
“Kalau Cuma menyirami kan tidak berat bu, tinggal mengucurkan air dari selang. Beberapa hari yang lalu malah pamit, katanya ada yang minta tolong membetulkan rumah bocor.”
“Naa.. itu barangkali penyebabnya, terlalu capek. Sebetulnya orang seperti pak Mul itu kan tidak lagi menerima pesanan orang yang minta tolong. Kebanyakan memerlukan tenaga dan itu berat.. Ya kan?”
“Nanti akan aku peringatkan dia supaya tidak bekerja terlalu keras. Gaji yang kita berikan aku rasa cukup untuk dia, sementara makan minum sudah ikut kita.”
“Iya, lagi pula Surti juga sering mengiriminya uang.”
“Tapi terkadang Mul itu terlalu baik. Ukurannya bukan uang. Ia hanya suka menolong.”
“Menolong itu kan kalau dia bisa melakukannya, kalau badannya tidak kuat ya tidak boleh dipaksa.”
“Benar, nanti harus diperingatkan.
***
Sore itu Tikno datang kerumah Indra. Kebetulan Indra ada dirumah.
“Ma’af, bolehkah saya bertemu Surti?”
“Ini yang namanya mas Tikno ya?” Tanya Indra.
“Betul pak, saya Tikno.”
“Oh, ya.. baru sekali ini bertemu saya ya mas, saya Indra.”
Tikno menyalami Indra dengan penuh hormat.
“Silahkan duduk mas, “
“Terimakasih pak. Ma’af mengganggu.”
“Tidak, saya juga ingin mengucapkan terimakasih karena mas Tikno berkali-kali menyelamatkan Surti.”
“Saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan. Siapapun orangnya pasti juga akan melakukan hal yang sama kalau melihat situasi seperti itu,” kata Tikno merendah.
“Iya, kebetulan mas Tikno yang melakukannya. Baiklah, saya panggilkan dulu Surti.”
Indra masuk kedalam dan memanggil Surti, yang segera keluar menemui Tikno.
“Siapa mas?” tanya Seruni.
“Mas Tikno. Tampaknya sangat perhatian sama Surti.”
“Syukurlah, biar Surti terhibur karena ada yang memperhatikannya. Semoga saja bisa jadian.”
“Ehem.. iya. Semoga.”
“Mas ayo keluar...”
“Itu ada tamu, kita tinggal saja?”
“Nggak apa-apa mas, biar saja berbincang berdua. Mas Tikno kelihatannya baik kok.”
Indra dan Seruni berpamit untuk keluar, karena seperti biasa Seruni merengek minta makan nasi liwet.
“Surti, kami keluar dulu sebentar ya,” kata Seruni.
“Oh iya bu..”
“Buatkan minum dan suguhan untuk mas Tikno dong, masa dibiarkan saja?” tegur Seruni.
“Iya saya buatkan.”
“Sudah, tidak usah repot,” kata Tikno, tapi Surti nekat masuk kedalam.
“Namun sebelum Indra dan Seruni memasuki mobil, dilihatnya dua orang polisi masuk kehalaman rumah.”
Surti yang baru keluar dengan membawa minuman, menatapnya dengan hati berdebar.
“Silahkan diminum mas,” kata Surti tanpa mengalihkan pandangannya .dari majikannya yang sedang berbincang dengan polisi didepan mobilnya.
“Ada apa Surti?”
“Itu, ada polisi... aku kok merasa nggak enak mas.”
“Mengapa difikirkan, kalau kita tidak melakukan apa-apa, tidak usah merasa takut, ya kan?”
Surti mengangguk, tapi ia terus melihat kearah depan.
Tak lama kemudian Indra kembali kerumah, diteras ia mengulurkan sebuah surat kepada Surti.
“Surti, rupanya orang yang merampok kamu sudah tertangkap. Tapi polisi mengharap kamu bisa datang ke Ngawi untuk memberi kesaksian.”
Surti terkejut.
“Ssaya..? Tidak.. mengapa saya harus kesana lagi?”
“Mungkin kamu hanya akan ditanya, apa benar yang ditangkap itu orang yang telah menipu dan merampok kamu.”
“Surti, jangan takut, kalau memang kamu harus kesana, biarlah saya mengantar kamu.”
“Tuh, mas Tikno akan mengantar kamu.”
Surti tetap saja ketakutan. Bayangan kejadian yang telah lampau kembali melintas di benaknya. Wajahnya berubah pucat.
“Ya sudah, saya pergi dulu. Permisi mas Tikno, katakan kepada Surti bahwa tak ada yang perlu ditakutkan, apalagi kalau mas Tikno bersedia menemani,” kata Indra sambil beranjak pergi.
Tikno mengangguk mengiyakan.
Surti masih terdiam, wajahnya benar-benar pucat.
“Mengapa takut Surti? Aku akan menemani kamu, dan kamu hanya disuruh menyaksikan, apakah benar dia orang yang telah menipu kamu dan merampok semuanya.”
“Aku tidak akan ditahan disana bukan?”
“Tentu saja tidak. Kapan mau berangkat, bilang sama aku.”
“Bukankah mas harus bekerja?”
“Aku bisa minta ijin. Tidak apa-apa.”
“Aku merepotkan mas Tikno.. “
“Tidak... aku senang melakukannya untuk kamu.”
***
Pak Prastowo dan isterinya memasuki ruangan dimana pak Mul dirawat. Ada jarum infus menancap dilengannya dan selang oksigen tersambung dihidungnya. Tapi pak Mul tampak terjaga. Ada kilat behagia melihat pak Pras datang bersama isterinya.
“Bagaimana keadaanmu Mul?”
“Syukur sudah sadar pak Mul.”
“Terimakasih banyak pak, bu, saya menyusahkan saja. Saya sudah tua dan sakit-sakitan, “ bisiknya pilu.
“Jangan ngomong begitu Mul, kamu sudah seperti keluarga saya sendiri. Kalau kamu sakit aku ya sakit Mul.”
“Terimakasih banyak pak, saya hanya dekat dengan bapak, anak satu-satunya jauh..” dan tiba-tiba pak Mul tampak berlinang air mata.
“Mul, kamu itu kenapa, jangan sedih, kalau baru diberi sakit, diterima dengan ikhlas, kamu sudah ditangani dokter, pasti akan sembuh.”
Pak Mul teringat kata-kata Lusi, bahwa Surti mengandung anak Indra. Ia ingin mengatakannya tapi sungkan. Ia sungguh bingung, lupa bahwa pak Pras pernah berkata bahwa tak usah mendengarkan kata-kata Lusi. Ia sangat terpukul.
“Apa kabarnya mas Indra?” akhirnya itu yang diucapkan pak Mul.
“Baik, dia pasti senang, isterinya sudah mengandung.”
“Benar, isterinya sudah mengandung, tapi mengapa menghamili anakku?” batin pak Mul.
Mata pak Mul tampak menerawang jauh.
“Mul, kamu tidak usah memikirkan apa-apa, yang penting kamu sehat. Ini aku belum mengabari Surti, bahwa kamu sakit, apa kamu ingin mengabarinya sendiri ?”
Pak Mul menggeleng.
“Bagaimana, kok geleng-geleng?”
“Nggak usah mengabari dia pak, biar saja.”
“Lho, nanti disalahkan lho, bapaknya sakit kok nggak mengabari.”
“Nanti gampang pak.. biar saya saja.”
Pak Mul masih tampak letih, nafasnya terasa sesak.. itu sebabnya ada selang oksigen yang membantu pernafasannya.
“Saya ingin segera pulang..”
“Tidak Mul, kamu sehat dulu baru bisa pulang. Jangan memikirkan biaya, aku yang menanggung semuanya, sampai kamu sembuh.”
“Tapi pak...”
“Sudah, jangan banyak bicara, pokoknya jangan memikirkan apa-apa, dan jangan tergesa minta pulang.”
***
Hari itu Surti jadi memenuhi panggilan polisi ke Ngawi. Wanita yang ditangkap, benar. Laki-laki yang bersamanya, Surti lupa-lupa ingat. Sa'at itu malam, dalam keadaan setengah sadar.. bagaimana Surti mengingatnya?
Laki-laki itu sudah berumur, mungkin 40 tahun atau lebih. Menatap Surti dengan marah. Surti menatapnya dengan jijik. Ia memegang lengan Tikno erat-erat.Polisi menawarkan agar laki-laki itu mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan menikahi Surti, tapi Surti menolaknya mentah-mentah. Ia tak sudi bersuamikan laki-laki menjijikkan yang namanya Surti tak mau mendengar atau mencatatnya. Untunglah proses itu segera berakhir.
Dalam perjalanan pulang itu Surti banyak terdiam. Tikno selalu mengajaknya bicara agar Surti melupakan semuanya.
Ketika itu malam hari. Duduk didalam kereta sa’at malam, membuat Surti teringat kisah pedih yang dialaminya. Bersikap baik dengan orang yang duduk disampingnya, tapi ternyata menjerumuskannya kedalam jurang penuh duka dan sengsara. Karenanya ia tak berani memejamkan mata, walau kantuk menderanya.
“Tidurlah, ini sudah malam.”
“Iya mas, tak bisa tidur. Disa’at seperti inilah aku berbincang dengan wanita itu. Bertanya banyak hal, lalu menawarkan minuman.”
Surti menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“Surti, kamu harus melupakannya.”
“Tapi ada jejaknya yang terus mengikuti aku. Jejak dimalam laknat itu.. yang tak aku sadari akibatnya, kemudian membuatku menjadi manusia hina, rendah, nista.. kalau ingat itu lebih baik aku mati.”
“Jangan begitu Surti,” Tikno menarik tangan Surti dan menggenggamnya erat.
“Kamu harus kuat...”
“Ini mendera perasaan aku seumur hidup.. aku benci bayi ini.. aku benci jejak laknat ini...,” isaknya.
Tikno mendekap Surti kedalam pelukannya. Menoleh kekiri.. ia melihat penumpang sudah pulas semua. Namun ia mencegah Surti menangis lebih keras.
“Dengar Surti, ini ditempat umum. Jangan sampai kita menjadi perhatian banyak orang.”
Surti memperlambat isaknya. Ia merasa pertemuannya dengan kedua penjahat itu seperti membuka luka yang sebenarnya memang belum mengering.
“Kamu tidak sendirian, aku akan menemani kamu dan membuat kamu kuat.”
Surti menghentikan tangis nya, menatap Tikno dengan sendu.
“Itu benar..” bisik Tikno.
Dan tiba-tiba Tikno menyadari bahwa rasa kasihan yang semula tumbuh terhadap gadis disampingnya ini, sudah berubah menjadi perasaan yang berbeda.
Apakah itu cinta? Entahlah. Tapi bahwa Tikno ingin menemani dan membuat Surti kuat, seperti sebuah ungkapan tentang setumpuk janji, yang diharapkannya Surti akan mengerti dan mempercayainya.
Lalu apa maksudnya menemani?
Surti tak bereaksi, tapi sorot matanya mengatakan bahwa dia merasa tenang berada disamping Tikno.
***
“Surti, kamu tampak letih,” sapa Seruni ketika ia sudah sampai dirumah dengan diantar Tikno.
“Iya bu, semalam saya nggak bisa tidur.”
“Ya sudah kamu istirahat saja dulu. Tapi bagaimana? Sudah ketemu para penjahat itu?”
“Benar orangnya bu, mungkin segera diproses. Saya tak tahan ada disana terlalu lama.”
“Iya Surti, aku bisa mengerti, kamu harus tenang sekarang, yang bersalah akan menjemput hukumannya. Lalu bagaimana pertanggungan jawab laki-laki busuk itu yang telah melukai lahir batin kamu?”
“Saya tidak sudi punya suami seperti dia. Melihatnya saja saya merasa jijik.”
“Ya sudah, sekarang kamu mandi dan istirahat, tidak usah mengerjakan apa-apa.”
“Saya kan harus belanja dan memasak?”
“Tidak untuk hari ini Surti. Kita bisa beli lauk diluar, saya bisa pesan, kamu ingin apa?”
“Ibu jangan menawari saya, saya apa saja doyan bu.”
“Baiklah, sekarang kamu mandi dan beristirahat saja.”
“Terimakasih bu.”
Surti kebelakang dan mandi. Tapi tiba-tiba ia ingin sekali berbincang dengan bapaknya. Maka diambilnya ponselnya.
“Kamu ?”
“Saya bapak, Surti.. apa kabar bapak?”
“Baik.. “ jawab pak Mul singkat.
“Bapak sehat ?”
“Ya, sehat.”
“Surti kangen sama bapak.”
“Kamu tahu, bapak ada dirumah sakit.”
“Bapak? Sakit lagi?”
Nafas pak Mul mendadak menjadi terengah-engah.
“Bapak.. bapak kenapa?”
“Bapak begini... karena... kamu...”
“Bapak, mengapa bapak berkata begitu ?”
“Kamu ini sebenarnya perempuan apa?”
“Bapaaak..!”
“Kamu tega melukai majikanmu sendiri..”
Surti kebingungan mendengar kata-kata bapaknya. Ia ingin menjawab tapi pak Mul sudah menutup pembicaraan itu. Surti balik menghubunginya tapi pak Mul sudah mematikan ponselnya.
Surti merasa sangat khawatir. Tadi bapaknya seperti terengah-engah begitu. Apakah sakitnya parah?
Berbaring dikamar sampai sore tak sedikitpun Surti bisa memincingkan mata. Ia harus pulang ke Surabaya. Tapi tidak malam ini, jadi besok pagi saja.
Surti keluar dari kamar, ingin membuat minuman hangat seperti biasanya, tapi ternyata Seruni sudah membuatnya. Ia mendengar suara televisi, berarti majikan gantengnya sudah pulang.
“Ma’af bu, biar saya saja..” kata Surti.
“Kamu sudah bangun ? Istirahat saja dulu, baru besok kamu boleh bekerja. Jangan bandel Surti.”
“Tidak apa-apa bu, biar saya saja.”
Karena Surti nekat maka Seruni membiarkan Surti membuat teh hangat sore hari itu.
“Kalau kamu mau makan, aku tadi memesan soto dan perkedel. Tapi harus dipanasii dulu karena kalau dingin kan kurang enak.”
“Ya bu, terimakasih.”
Ketika sudah meletakkan teh hangat dimeja, Surti mengutarakan keinginannya pulang ke Surabaya.
“Pulang? “
“Bapak masuk rumah sakit lagi bu, “ Kata Surti sedih.
“Sakit apa?”
“Pastinya kumat darah tingginya bu, saya tahunya juga tadi ketika menelpon bapak. Kok bapak tidak memberitahu kalau sakit. Hati saya merasa tidak enak.”
“Baiklah Surti tapi besok saja ya, jangan malam ini.”
“Iya bu.. terimakasih ya bu,” kata Surti sambil menjauh, Seruni menatapnya dengan rasa iba.
“Pak Mul sakit apa lagi ya?” tanya indra yang semula diam.
“Bapak kok ya tidak memberi kabar.”
Tiba-tiba bel tamu berdering. Indra bergegas kedepan.
“Mas Tikno? Silahkan duduk, saya panggilkan Surti.”
“Sebelumnya saya mau bilang dulu sama bapak. Dan pastinya ibu.”
“Oh ya? Seruniii ! Sini sebentar,” teriak Indra.
Seruni keluar dengan heran, melihat Tikno sudah duduk bersama suaminya.
“Mas Tikno ingin bicara, sama kita.”
“Surti ?” tanya Seruni.
“Sama pak Indra dan bu Indra dulu saja.”
“Oh ya, tampaknya penting. Bukan karena Surti ingin bunuh diri lagi?” seloroh Indra.
“Tidak pak. Sebetulnya ini berawal dari rasa kasihan saya kepada Surti. Tapi lama kelamaan saya terus kepikiran, bahwa Surti membutuhkan seorang pendamping yang bisa menguatkan dia.”
“Itu betul mas Tikno.”
“Saya sudah memikirkannya masak-masak, bahwa saya ingin melamar Surti.”
***
Besok lagi ya
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Wedeye, Djuniarto, Tauchidm, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, RAHF Colection,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Ungaran..
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Alhamdulillah Buah Hatiku 20 sudah tayang gasik bingitz..
DeleteMatur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam hangat dan salam SEROJA dari Karang Tengah Tangerang.
Besok lagi ya...
Alhamdulillah....
DeleteYang ditunggu tunggu sdh hadir
Matur nuwun Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam dari Cilacap.
Alhamdulillah... matur nuwun Mbak Tien, ceritanya semakin menggelitik dan membacaca sambil deg-degan tambah penasaran. Lanjut.....
DeleteSalam dari Pangkalpinang semoga Mbak Tien dan pembaca yg setia selalu sehat
Hallow juga mbak Tien..... siiiplah mas Tikno jadi bamper
DeleteSemoga Surti bisa hidup berumah tangga bahagia dg Tikno spt yg dipunyai Seruni&Indra
Semoga juga mbak Tien senantiasa sehat bahagia bersama keluarga.....
Selamat berkarya mbak...doaku selalu... matur nuwun sapaannya malam ini dan tak lupa Salam sayang dr Surabaya 🤗😗😍
Halo juga mba. Alhamdulillah lanjutannya dah muncul nih, tambah penasaran aja. Salam sehat dari Kuningan yang slalu setia .....
DeleteJadi pingin pingin pingin terus kelanjutannya
DeleteBunda...liburan ya....
DeleteMenunggu ....penasaran bundaaa ...
Mas Tikno baik banget hatinya...
Lusi...tolong di sentil bundaaa
Keseelll 😖😖😖😖😖
Alhamdulillah....pas liat pas tayang...
ReplyDelete.
Matur nuwun bu tien...
Soalnya penasaran banget...
.
Salam sehat nggih bu tien
Terima kasih Bunda Tien,,, semoga Bunda sehat selalu dan tetap semangat Aamiin 😍😍😍
ReplyDeleteAlhamdulillah... yg ditunggu akhirx tayang... tks mb Tien... sehat sll n sukses...
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulillah Buah Hatiku~20 hadir lebih awal dari biasanya..
ReplyDeleteMaturnuwun Bu Tien.. salam sehat dari Kartasura..
sukaaa deh kl gini. Biar jadi booster imun baca cerita bahagia
ReplyDeleteAlhamdulillah, akhirnya mas Tikno mau melamar Surti,😄 terimakasih, Bu Tien. Salam sehat dari Yogya. 😍
ReplyDeleteAlhamdulillah yg ditunggu2 sdh hadir,mksh mb Tien salam sehat sll
ReplyDeleteMatur suwun Jeng Tien.. hadeehh.. semakin penasaran nih. Alhamdulillah Tikno bersedia mendampingi dan menguatkan Surti dan smoga Pak Mul baik dan sehat walau si trouble maker Lusi selalu keadaan menjadi rumit. Semoga dia segera kena batunya. Dan semuanya akan happy ending.. semoga.
ReplyDeleteMtnuwun mbak Tien...
ReplyDeleteBisa aja bikin ceritanya
Salam sehat dan semangat dr Sragen
Wah.. wah... bu tien. Merangkai critanya bagus. Langsung mas tikno sebgai yg menghamili surti kalo pak mul tanya. Susi bikin perkara aplg nanti ya ...
ReplyDeleteLusi maksudnya. Jadi ikutan surti nih.
ReplyDeleteWuiih keren banget ..trm kasih bu Tien salam sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah .... Suwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat sll dr Bekasi katur mbak Tien sklg jg pembaca semuanya
Alhamduillah tayang cepat.
ReplyDeleteMakasih bu Tien
Salam sehat buat ibu n klg
So sweet... Mg kebahagiaan bagi surti dan seruni jugaa...
ReplyDeleteHalow mbak Tien smg sehat selalu..kebetulan yg pas tikno bisa mengantar Surti ke surabaya sekalian nglamar ke pak Mul.Biarkan Lusi menggonggong hehe sala sehat dari Pejaten, Pasar Minggu
ReplyDeleteSurti mau nggak ya? Salam sehat selalu mba Tien. Makasih mba
ReplyDeleteSelamat malam Bu Tien , smga sekel sllu sehat2 , matur nuwun Buah Hatiku 20 , sugeng ngaso. salam.
ReplyDeleteAlhamndulillah....terimakasih mbak tien
ReplyDeleteAlhamdulillah mas Tikno...kamu bgtu mulia hatinya
ReplyDeleteSmoga terlaksana dg lancar utk menikahi Surti...
Mbak Tien mmng okey...
Sehat terus ya mbak Tien
Hallo jg Mbak Tien,
ReplyDeleteAlhamdulillah Buah Hatiku 20 sdh tayang
Senengnya mas Tikno melamar Surti..
Semoga mereka kelak bahagia
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
Salam hangat dari Bekasi
Matur nuwun ..mbak tien sapaannya,Bah Hatiku semakin menegangkan lanjut... Smg mbak tien tahes ulales...
ReplyDeleteTerimakasih lanjut terus mbak Tien salam dari Depok
ReplyDeleteHore.....
ReplyDeleteSiip..! Salam sehat dari Kediri
ReplyDeleteSemakin seru critanya... d tunggu kelanjutannya Bu Tien...Smoga sehat slalu...Aamiin
ReplyDeleteAmbarawa hadir bu Tien..selalu sehat ya bu..ditunggu kelanjutannya
ReplyDeleteAlhamdulillah trims bu tien, smg anda sll sehat2 dan dpt sll berkarya.
ReplyDeleteNumpang ikut baca bu...tambah gayeng
ReplyDeletetambah seruuu...lanjut bu Tien🤗🙂
ReplyDeletetambah seruuu...lanjut bu Tien🤗🙂
ReplyDeleteTiap saat tak jenguk...kok blm tayang yaa. Dh penasaranaja nih
ReplyDeleteMatur nuwun mbak tien.ditenggo selajengipun.mbak Tien sehat2 njih.saking Kulo hartiwi DS.
ReplyDeleteTerimakasih bu..selalu setia menunggu lanjutannya.seperti ketagihan pengen selalu membaca cerbung bu tien.sehat2 terus ya bu..🙏
ReplyDeleteBola bali dilongok
ReplyDeleteBuah hatiku 21 gak nongol nongol
Sdh gak sabar je
Wah... Sy cari part 21 sudah bolak balik solo - Surabaya ko ya belum nemu.. Hehe..
ReplyDeleteSalam semangat Mbak Tien..
Akirnya Surti menemukan jodohnya semoga Surti bahagia bersama mas Tikno,seri 21 belum muncul,libur ya mbak Tien.
ReplyDeleteSelamat tahun baru Hijriah mbak Tien dan salam sehat2 selalu dr Tegal.
Mana nih episode 21 nya Jeng Tien.. selak gak sabar nih.
ReplyDeleteSama juga..
ReplyDeleteNunggu 21...
😁😁😁😁😁
Bu tien lg 1 suroan. Besok lagi ya... 😁
ReplyDeleteSmg mbak Tien sehat sll. Salam hangat dr Bekasi mbak Tien
ReplyDeletebegadang nungguin part 21 buah hatiku😊☺
ReplyDeleteBelum keluar juga...hiks
DeleteIya..jadi galau kita 😢
DeleteSelamat malam Bunda Tien semoga sehat selalu dan terus berkarya, salam dari Solo
ReplyDeleteSelamat malam Bunda Tien semoga sehat selalu dan terus berkarya, salam hangat dari Solo
ReplyDeleteAssalamu'alaykum. Semoga Mbak Tin dqn semuw penggemar tulisan Mbak Tin dalam keadaan sehat wal a'fuat. Aamiin.
ReplyDeleteالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
ReplyDeleteBunda Tien semoga sehat selalu dan terus berkarya,Jogya sabar menunggu unt surti # 21 ....salam Tahes Ulales ..
Assalamualaikum.. Pagi bu Tien n semuanya..
ReplyDeleteSemoga sehat selalu
Ditunggu ke 21 nya bu..
Kami menunggu dg س بر
ReplyDeleteSelamat pagi Bu Tien , semoga sekel sllu sehat2 , matur nuwun Buah Hatiku 20 , slmt berkarya . salam.
ReplyDeleteSelamat pagi mba Tien
ReplyDeleteSemoga tidak terjadi apa apa sehat bahagia sehingga episode 21 Buah Hatiku segera terbit.
Terus semangat mba Tien
Salam sehat 💪💪👍👍🙏🙏
makasih banyak jeng tien.....tak tengok terus tiap pagi,kok blm muncul ya part 21 nya...semangaat mba tien..bikin cerita makin seru...sehat..sehat..sehat...salam kami dr bandung yg setia menunggu cerbung dr mba tien...
ReplyDeleteSemoga MB Tien sehat ya, part 21 sdh ditunggu penggemar. Salam Seroja(sehat rohani & jasmani) dari Jogja.🙋
ReplyDeleteIbu Tien,saya tunggu episode 21 loh
ReplyDeleteDitunggu episode 21...semakin penasaran mb Tien ...semoga sehat selalu spy dpt melanjutkan episode2 berikutnya...Salam sehat dari Surabaya
ReplyDeleteLusi😖🙄
ReplyDeleteEps 21 kok blm tayang, sehat selalu mb tien
ReplyDeleteAssalamualaikum mbak Tien saya penggemar cerbung mbak Tien Lo,kok episode 21 blm jg tayang ya mbak.ditunggu Li mbak.nuwun.kulo hartiwi DS yg sabar menunggu.sakung jakarta.nuwun mbak Tien.
ReplyDeleteEpisode 21 sampai siang blm hadir smg mb Tien sehat selalu ,Aamiin.
ReplyDeleteAlhamdulilah bisa bergabung dan mengikuti cerita dari Tien. Eps 21 kok belum ada y semoga bisa segera hadir dan M Tien sklrg sehat wal'afiat. Aamiin.
ReplyDeleteMenunggu lamaran Tikno ke pa Mul..
ReplyDeleteSehat selalu ya mbak Tien..
Waaah yg komentnya jadi banyak ni mbk Tien...
ReplyDeleteSemua pd galau nunggu BH21😁😀
Smg mbk Tien sehat dan semangat,salam dr Sragen
Smoga Jeng Tien sehat selalu. Kami jadi galau kenapa sampai saat ini episode 21 blm tayang juga. Salam seroja dari Semarang.
ReplyDeleteMbak Tien....kami menunggu episode 21 dengan berdebar-debar....
ReplyDeleteSdh 2 hr blm muncul episod 21... Bunda
ReplyDeleteSemoga bu Tien selalu diberikan kesehatan.. Kami menunggu episode Buah Hatiku selanjutnya...
ReplyDeleteApakah bu Tien sakit? Kita semua jadi cemas... Sehat Sehat ya bu...
ReplyDeleteSaya penggemar juga lho...Selamat tahun Baru bu Tien dan para penggemar semua...
ReplyDeleteSemoga bu Tien selalu sehat...juga utk semua penggemar, semoga selalu sehat.....
ReplyDeleteAamiin Ya Rabbal Alamin
Delete
ReplyDeleteNumpang promo ya Admin^^
ajoqq^^cc
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajopk.biz...^_~
segera di add Whatshapp : +855969190856
Trimakasih mbak Tien ... semoga selalu sehat, mengalir ide2 indah, menyejukkan yang dirangkai menjadi cerita yang menghibur bahagia ... btw smpi sekarang seri 23, belom publish, berharap tidak ada hal-hal yang tdk diinginkan hadir, dan segala urusan dimudahkan
ReplyDelete