ROTI CINTA 09
(Tien Kumalasari)
“Eh mbak.. kok teriak sih, nih kita lagi jalan dipinggir jalan besar, lihat orang-orang pada nglihatin kita,” tegur Dita.
“Aduh, nggak sadar aku, habisnya.. mas Dian telpon.. belum sampai aku ngomong sudah diputusin. Gimana sih.”
“Dia ada disini ?”
“Tidak, katanya dia masih di Jakarta, bilang sakit. Oh, jangan-jangan dia sudah pulang. Aku telpon bu Yanti dulu ya.”
“Hallo, Dina ya?” sapa bu Yanti ketika Dina menelponnya.
“Iya bu Yanti, apa mas Dian sudah pulang?”
“Aduh, belum Din.. malah ini om Baskoro lagi nganterin ibunya Sawitri ke rumah sakit. Dia juga seharian nyari Dian belum ketemu.”
“Barusan mas Dian menelpon.”
“Oh ya, jadi dia dimana? Di Solo kah ?”
“Tidak, dia bilang masih di Jakarta, saya kira sudah balik ke rumah. Ketika itu dia hanya menanyakan, benarkah saya tidak mencintai dia? Saya bilang saya cinta sebagai seorang adik kepada kakak. Saya baru akan membuka mulut untuk memberi tahu bahwa kami adalah saudara seayah, dia sudah menutup ponselnya. Saya coba menghubunginya, tapi tidak bisa. Dia sudah mematikan ponselnya.”
“Kami tidak pernah berhasil menelpon dia, memang benar dia mematikan ponselnya.”
“Iya ibu Yanti, saya sedih, baru mau ngomong sudah dimatikan.”
“Ya Tuhan, lalu dimana dia?”
“Dia bilang sakit. Tapi dimananya tidak tahu bu. Saya baru mau bicara lagi, dia sudah menutup telpon. Tampaknya seperti marah. Sedih saya bu.”
“Berarti masih disini. Bilang sakit? Jangan-jangan ada dirumah sakit, aku menghubungi om Baskoro dulu ya.”
“Baiklah, ibu Yanti.”
Dina menghela napas. Dita merasa kasihan melihat wajah kakaknya yang pucat. Tampaknya sangat tertekan.
“mBak, itu warung es krimnya, kita masuk dulu, minum es krim sambil menenangkan pikiran,” ajak Dita.
Dina mengangguk. Dia memang butuh menenangkan pikiran.
Mereka duduk berhadapan. Dina masih tampak lesu, jadi Dita sendiri yang memesankan dua cup es krim, yang Dita sdah tahu apa kesukaan kakaknya.
“Mereka sedang asyik menyuap es krim yang sudah siap di mejanya, ketika seseorang berteriak menyapa.
“Ditaaa !!
Dina dan Dita menoleh, dan melihat sosok ganteng yang sesiang tadi jalan bersama Dita.
“Diaa?” gumam Dina tanpa menghentikan suapan es krimnya.
“Mas Abian?”
Abian tertawa dan mendekat, lalu duduk diantara mereka.
“Apa kabar Dina ?” sapanya sambil tersenyum lucu menatap Dina.
“Nggak begitu baik.”
“Haa…? Apa yang terjadi?”
“Mas Dian kabur dari rumah.”
“Kabur ? Yang bener, dia itu anak manis yang sangat patuh pada ayah ibunya. Kabur bagaimana?”
“Kabur ya kabur, pergi tanpa pamit.”
“Ini aneh.. kemana perginya?”
“Kalau aku tahu ya nggak akan bilang kabur dong. Semua orang mencarinya.”
“Ada apa ?”
Dian ingin membuka mulut, tapi ditahannya. Malu mengatakan bahwa Dian kabur karena mencintai dirinya.”
“Ada apa, Dita?”
Dita hanya mengangkat bahu. Melihat sikap kakaknya yang tak mau bicara, Dita tahu bahwa mereka tak harus menceritakan apa yang terjadi.
“Ini aneh.”
Karena tidak ada jawaban, Bian mengambil ponselnya lalu menghubungi ponsel Dian. Tapi Dian malah mematikannya.
“Ada nada panggil, tapi dia matikan, kenapa dia?”
Bian mencobanya lagi, dan tentu saja tidak tersambung.
“Dia itu anak manis, baik hati, nggak pernah marah, dan selalu taat pada ibu bapaknya. Kok bisa terjadi seperti ini? Apa dia masih di Jakarta?”
“Tadi bilang ada di Jakarta, tapi dimana aku nggak tahu. Ibunya nangis terus.”
“Tapi Dian pernah bilang bahwa kamu itu adiknya. Aku bingung.”
“Memang iya, aku adiknya.”
“Aduh, aku bingung nih.”
“Mengapa mas Bian masuk ke warung es krim ini lagi?” tanya Dita untuk mengalihkan pembicaraan, karena bicara tentang Dian tak akan ada yang bisa menemukan jawabnya
“Ya ampun, aku tadi cerita sama bapak kalau aku habis makan es krim, bapak ngambeg, kenapa aku nggak dibeliin, katanya, lalu aku balik kemari deh. Lha kamu kan tadi sudah beli, kenapa masih kemari lagi?”
“Gara-gara mbak Dina menubruk aku, padahal lagi membawa sekotak es krim, ya tumpah lah, nggak jadi makan.”
“Oohh.. gitu. Bagus dong, jadi kita bisa ketemu lagi,” katanya sambil menatap Dita sambil tersenyum sangat manis.
Dina merasa, tampaknya keduanya sudah saling terpaut. Ada rasa aneh yang kemudian ditepiskannya. Rasa apa ya.. cemburu? Tidak. Dina sangat mencintai adiknya, kalau Dita suka, dia tak boleh menghalanginya.
Abian sudah memesan es krim, yang akan diminumnya disitu, dan yang akan dibawa mereka pulang.
“Kalian naik apa?”
“Tadi naik taksi, karena kami ingin jalan-jalan.” Jawab Dita.
“Nanti pulangnya aku antar ya.”
Dita menatap kakaknya. Ingin tahu apakah kakaknya setuju atau tidak kalau pulang dengan diantar Abian.
Tapi dilihatnya Dina mengangguk.
“Baiklah, tapi aku mau memesan dulu es krim yang mau aku bawa pulang,” kata Dina sambil berdiri.
Abian mengikutinya ke counter.
“Tadi aku sudah pesen untuk kalian, yang rasa durian sama coklat dan strawbery,” kata Abian.
“Oh, ya sudah, aku tinggal bayar kan?”
“Sudah aku bayar semuanya.”
“Hm.. karena kamu suka sama adik aku bukan?”
“Bukan itu sebabnya, masa kamu harus membayar sendiri sementara ada aku.”
“Apa hubungannya?”
“Dina, aku suka pada Dita. Boleh kan?”
“Kok sama aku ijinnya, sama bapak sama ibuku dong.”
“Iya, itu pasti, sekarang sama kakaknya dulu, ya kan?’
“Kamu harus berjanji, jangan sampai kamu buat adik aku sedih bahkan sampai menangis.”
“Aku janji..”
“Dan biarkan dia menyelesaikan kuliahnya dulu.”
“Siap, kakak..” kata Abian lucu, sambil berjalan ke bangku mereka, dimana Dita sedang menghabiskan esk krimnya.
Tak urung Dina tersenyum. Ternyata Abian sedikit kocak, bisa membuatnya tersenyum.
***
“Ibu, masih pusing kah ?” tanya Arin ketika masuk ke kamar ibunya.
“Tidak, hanya bingung. Kata Dina masmu ada di Jakarta, dimana? Dina juga bilang dia sakit. Kan memang lagi sakit. Dia masih sering bilang pusing. Harusnya bapak mau mengantarkan ke rumah sakit lagi agar diperiksa lebih cermat. Kemarin hanya dibilang luka luar. Ibu khawatir, dia sakit lalu ada dimana ?”
“Mungkin maksudnya mas Dian ketika menelpon mbak Dina, yang sakit itu hatinya. Kan dia merasa ditolak mbak Dina, juga dilarang sama bapak sama ibu. Sakit kan?”
“Kamu itu anak kecil, tahu apa..” gumam ibunya.
“Ibu, aku sudah besar.. “
“Baiklah, anak ibu yang cantik.”
“Bu, aku mau bilang.. kalau ibu tidak keberatan.”
“Mau bilang apa?”
“Ini tentang Sawitri. Dia itu bilang, harusnya ibunya rawat inap, tapi nggak dilakuin karena terbentur biaya.”
“Ya, ibu tahu.”
“Maukah ibu membantunya?”
“Membantu bagaimana ?”
“Membawa ibunya ke rumah sakit, dan membiayai rawat inapnya?”
“Anak ibu yang cantik, ibu senang kamu memiliki hati yang baik. Teruslah menjadi anak baik ya.”
“Bagaimana dengan usul Arin tadi ?”
“Kamu belum tahu ya, bapak sudah membawa ibunya Sawitri ke rumah sakit.”
“Kok ibu tahu?”
“Tadi bapak menelpon, setelah ketemu Witri ketika keluar dari apotik. Mendengar sakitnya ibunya Witri, bapak lalu mengantar Witri pulang, lalu membawanya ke rumah sakit.”
“Oh, syukurlah. Arin kasihan melihat wajak Sawitri yang kelihatan sedih.”
“Jadi bapak mencari mas Dian sambil membantu orang kesusahan ya bu.”
“Iya nak, semoga itu bisa menjadi jalan ketemunya mas Dian, dimanapun dia berada.”
“Iya bu, kalau kita berbuat baik, bukankah Allah juga membalasnya dengan kebaikan?”
“Benar nak. Kamu baik dan pintar.”
“Kalau begitu ibu jangan sedih lagi. Mas Dian pasti pulang. Masa sih dia tidak kangen sama ibunya yang cantik ini?” kata Arin sambil mencium pipi ibunya.
“Semoga dia kangen, juga kangen pada adiknya yang cantik dan baik hati ini.”
“Iya bu, mas Dian kan anak baik juga. Tapi kata orang, kekuatan cinta bisa merubah seseorang.”
“Kamu itu tahu apa tentang cinta?”
“Ya tahu lah bu, kata orang memang begitu.”
“Apa kamu pernah jatuh cinta?”
“Ya belum bu, kan Arin bilang.. kata orang.”
“Hm, anak ibu pinter ngeles. Untung ada kamu, sehingga ibu jadi terhibur.”
Yanti merasa lebih tenang karena Arin yang sedikit cerewet bisa menghiburnya, setelah di bagian kasir sudah ada yang menggantikannya.
***
“Belum ada berita tentang Dian ya?” tanya Leo dengan gelisah.
“Belum ada mas, tapi kata Dina, Dian masih ada di Jakarta,” jawab Rina.
“Iya, tapi Dian sakit, kata Dina. Aku jadi khawatir.”
“Barangkali yang dimaksud adalah sakit karena cintanya ditolak dan tidak diresui oleh kedua orang tuanya.”
“Besok aku mau ke Jakarta.”
“Besok ?”
“Kalau disini dan menunggu, aku merasa tersiksa.”
“Baiklah kalau begitu. Apakah aku harus ikut mas?”
“Sebaiknya tidak usah, anak-anak bagaimana? Lagian kalau tiba-tiba Dian muncul disini kan kamu bisa mengabari ke Jakarta, dan barangkali bisa sedikit punya cerita yang bisa kamu bagikan ke Dian.”
“Ya mas, semoga Dian segera bisa ketemu.”
“Mengapa juga, sudah menelpon kok kemudian dimatikan, coba bisa bicara sedikit saja kan Dina bisa mengatakan hal yang membuat semua orang melarangnya.”
“Rupanya dia kesal karena Dina tidak membalas cintanya.”
“Ini semua salahku,” keluh Leo sedih.
“Mas tidak usah merasa bersalah begitu. Kan semua sudah tahu bahwa mas sudah berusaha mencarinya? Dan akhirnya Allah mempertemukannya, walau saat itu Dian sudah besar, dan kita sudah punya Dina.”
“Tapi kita terlambat memberitahu tentang hubungan mereka yang sebenarnya.”
“Kalau itu memang benar. Mas tidak segera memberitahu, demikian juga Baskoro. Nggak tahu menunggu apa sebenarnya, dan sekarang sudah terlambat.”
Leo menutup wajahnya dengan kedua belah telapak tangannya.
“Ya sudah, mas tidak usah terlalu sedih. Berangkatlah besok dan mencari Dian bersama Baskoro. Dian juga bukan anak kecil lagi, jadi dia juga pasti bisa menjaga dirinya.”
“Orang patah hati bisa nekat, Rina.”
“Ah, tidaklah, Dian anak pintar. Tak mungkin nalarnya sependek itu.”
“Semoga saja begitu.”
***
“Besok bapak mau ke Jakarta,” kata Dina kepada adiknya.
“mBak mau ikut ?”
“Nggak, aku sudah dari sana. Lagian kata bapak ada kemungkinan mas Dian tiba-tiba muncul dirumah ini, jadi aku harus ada supaya bisa membantu ibu mengatakan hubungan kita sama dia.”
“Mengapa cinta begitu rumit? Bukankah kalau cinta kita tidak diterima lalu bisa mencari yang lain?”
“Enak saja kamu bicara. Cinta memang rumit, tapi rumitnya karena menghilangkan rasa cinta itu susah, jadi tidak gampang mencari yang lain.”
“mBak pernah jatuh cinta?”
“Belum.”
“Kok bisa ngomong?”
“Mas Dian itu contohnya. Mengapa dia terus mengejar aku padahal aku sudah menolaknya?”
“Hih, kalau begitu aku takut deh jatuh cinta.”
“Cinta datang tanpa permisi. mBak lihat kamu sudah jatuh cinta. Jangan ingkar.”
“Eeeh, mbak tuh.. “ kata Dita tersipu.
“Tidak apa-apa. Abian tampaknya baik. mBak mendukung kamu kok.”
“Tampaknya dia juga suka sama mbak.”
“Eeh, belum-belum sudah cemburu.”
“Dita lihat tadi, waktu mbak mau memesan es krim, lalu dia mengikuti mbak, lalu ngomong pelan-pelan.”
“Iya lah pelan, ditempat umum masa berteriak. Aku tadi mau pesan, tapi dia sudah memesankannya, ketika aku mau membayar, dia juga sudah membayarnya, berikut yang sudah kita makan itu. Cemburu nih?”
“Bukan, kalau dia suka sama mbak, Dita rela mengalah.”
“Ngaco kamu. mBak belum memikirkan itu.”
Tapi dalam hati Dina juga bertanya kepada batinnya. Dia selalu mengatakan bahwa Abian itu ganteng, baik, dan ada rasa iri ketika Abian menatap Dita dengan mesra. Apa artinya itu? Dina menghela napas, lalu berusaha memejaamkan matanya.
***
Baskoro sudah mengantarkan Sawitri dan ibunya ke rumah sakit. Ia juga membayar sebagian uang untuk memastikan bahwa bu Narti, ibunya Sawitri akan rawat inap sampai sembuh.
Bu Narti sudah masuk ke ruang UGD, Sawitri mendekati Baskoro, dan mencium tangannya dengan mata berlinang-linang.
“Bapak, terimakasih banyak.” Hanya itu yang bisa diucapkannya, karena suaranya tersekat dimulutnya.
“Tidak usah kamu memikirkannya, yang penting ibu kamu sembuh. Kalau memang kamu harus menunggui ibu disini, nggak usah masuk kerja dulu.”
Sawitri hanya mampu mengangguk, tapi dia berjanji dalam hati, akan segera masuk kerja begitu ibunya sudah bisa ditinggalkannya.
“Sekarang aku pergi dulu, nanti kalau ada kekurangan pembayaran, pihak kasir akan menghubungi aku. Kamu tidak usah khawatir.”
“Ya bapak, terimakasih banyak.”
Lalu Sawitri masuk kedalam karena perawat memanggilnya masuk, tapi belum sampai ke tempat ibunya berbaring, Sawitri berlari keluar, mengejar Baskoro yang sudah hampir sampai di parkiran.
“Bapaaak… tunggu bapaaaak !!”
***
Besok lagi ya.
Matur nuwun bu Tien cantiik...
ReplyDeleteSg isturahat ..
Matur nuwun mbak Tienku, Rotinya sudah sampai di alamat.
ReplyDeleteAlhamdulillah tayang.
ReplyDeleteAlhamdulillah trmksh mb Tien
ReplyDeleteAlhamsulillah rotinya sudah kemebul..maturnuwun mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah roti cinta dah tayang
ReplyDeleteTerima kasih bunda tien
Semoga sehat wslafiat
Salam sehat penuh semangat 🙏🙏🙏
Alhamdulillah ROCIN_09 sdh tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien... Salam SEROJA penuh rasa CINTA KASIH......ADUHAI....
Alhamdulillah sudah tayang, terima kasih bunda,, sudah gemesh nie penasaran kelanjutannya wkwkwk
ReplyDeleteHallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Alhamdulullah Roti Cinta09 sudah tayang ...salam aduhai mb Tien
ReplyDeleteMatur suwun mbak Tien
ReplyDeleteTerimakasih mbakyu, kiriman roti cinta sdh sy nikmati 😘
ReplyDeleteMatur nuwun Mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat dari Purwodadi Grobogan
Alhamdulillah..terimakasih bude salam aduhaii dr depok
ReplyDeleteAlhamdulillah akhirnya Roti Cinta sampai Bekasi...
ReplyDeletetrima kasih mba Tien...semoga mba Tien sekeluarga besar sehat selalu dan bahagia...Aamiin
Alhamdulillah Roti Cinta~09 telah hadir..maturnuwun dan salam sehat kagem Bu Tien..🙏
ReplyDeleteSukron Roti Cinta 09 sudah tayang....sehat selalu mb Tien....salam aduhai
ReplyDeleteSuwun Bu Tien untuk Roti Cinta part 9. Semoga Bu Tien sehat selalu. Amin 🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah,
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien roti cintanya sdh bisa disantap....
Salam sehat selalu..
Makasih Bunda Tien untuk ROTI CINTA nya.
ReplyDeleteMet malam dan met istirahat, sehat dan tetap semangat.
Salam ADUHAI dari kami berdua
Apa Sawitri bertemu Dian di UGD ya kok kembali mengejar Baskoro.. Memang aduhai ini ceritanya. Salam sehat selalu Bu Tien.🙏🙏
ReplyDeleteMatur.nuwun Ibu Tien , roti cintanya udh menghibur kami semua, salam sehat n aduhai dari Pasuruan
ReplyDeleteAlhamdulillah roti cinta 9 sdh tayang, trimksh bu tien, semoga sehat selalu salam aduhayyy dr purwokerto
ReplyDeleteAlhamdulillah ROTI CINTA 09 sdh hadir
ReplyDeleteAduhai... jangan2 Sawitri melihat Dian...
Semakin seru dan penasaran kelanjutannya
Terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
Salam ADUHAI dari Bekasi
Alhamdulillah..
ReplyDeleteDita mungkin masih terlalu muda, rela melepaskan Bian untuk kakaknya yang sudah lulus.
ReplyDeleteDian mungkin jatuh sakit beneran, terus dirawat dan dijaga Witri.
Silakan mbak Tien, dilanjut ...kami setia menunggu.
Salam sehat , makin mantap, selalu semangat dan ADUHAI.
Alhamdulillah harapan saya mbak Tien sehat selalu..... Aamiin Ya Rabbal 'Aalamiin....
ReplyDeleteWow..makin panjang nih cerita sakit hati Dian ke Dinadan Ibunya..Bu cantik memang lihaiy membuat cerita jadi seru.. salam sehat selalu ya Bu cantik Amin YRA 🙏
ReplyDeleteDarimana ya, kok bisa tahu kalau aku cantik?
DeleteKacaaaaa.mana kacaaaaa...
ADUHAI deh..
Terima kasih Mbak Tien Rocin 9 sudah hadir. Smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam ADUHAI selalu dari Semarang.
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien, alhamdulilah sudah hadir Roti Cinta
ReplyDeleteMugi Ibu Tien tansah sehat
Salam aduhai
Akhamdulillah roti Cinta 09 sudah hadir, bisa lelap deh tidurnya. Ada apa ya Savitri teriak memanggil Baskoro? Apakah ada Dian di rumah sakit itu. Wah bu Tien bikin penasaran, tahu tahu cerita diputus..Besok lagi yaa.... Mau tidak mau ya harus dijawab ya bu Tien..salam aduhai
ReplyDeleteADUHAI ibu Noor
DeleteAlhamdulillah dah Hadir RC 09 pasti lbh seru ..makasih ya bu Tien K ..sehat selalu salam aduhai aja dr Surabaya
ReplyDeleteADUHAI jeng Yanti
DeleteAlhamdulillah, terima kasih bu Tien ROTI CINTA 9 nya
ReplyDeleteSalam sehat wal'afiat n ADUHAAII
...Bapaaak... tunggu bapaaaak...!!
ReplyDeleteMungkinkah ada Mas Dian di ruang UGD.. ??
Kita tunggu besok
ADUNAI jeng Niel
DeleteTebakannya mbak Niel pinter banget,klihatannya betul nih...
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bu tien untuk tayangan rocin 09
Semoga bu tien sehat2 terus & selalu dalam lindungan Allah SWT
Salam aduhai selalu
Salam ADUHAI pak Arif
DeletePuji Tuhan, ibu Tien tetap sehat semangat dan produktip shg ROCIN 09 hadir bagi kami para penggandrungnya...
ReplyDeleteCInta bisa merubah karakter seseorang.
Semoga kegagalan cinta Dian tdk berdampak buruk sampai berlarut larut.
Semoga Dian memang lagi di UGD dan ketemu Baskoro.
Monggo ibu, dilanjut aja. Matur nuwun, berkah Dalem.
Salam ADUHAI
Salam ADUHAI, IBU Yustinhar
DeleteBapaaak.... tunggu bapaaak....
ReplyDeleteKenapa ya dg ibunya Sawitri....
Moga aja ibunya tdk meninggal
Kenapa dia kok gugup gitu....
Sawitri gadis yg baik, sayang sama orang tua. Bahkan saat ibunya sakit sekuat tenaga dia berupaya untuk kesembuhan ibunya.
Untung Sawitri dekat dg kluarga Baskoro....
Mungkinkah Sawitri berjodoh dg Dian...
Sepertinya Dian tidak menyadari kalau disekitarnya ada gadis cantik nan menawan.
Karena dihati Dian hanya ada Dina, Dina dan Dina....
Tapi semua itu blmlah terlambat.
Smg Dian segra ditemukan dan bisa menerima kenyataan dg hati yg lapang.
Dian anak baik pasti nanti ketemu anak yg baik pula.
Matur nuwun salam aduhai dari Bojonegoro.
ADUHAI jeng Wiwik
DeleteWah ada apa dengan savitri keluar lagi dan ngejar basoko?
ReplyDeleteMatur nuwun bu tien
ADUHAI mas Anton
DeleteMatur suwun bunda Tien RC 09 sdh tayang
ReplyDeletesalam sehat selalu bunda dan tetap ADUHAI...
Tetap ADUHAI jeng Lina
DeleteAlhamdulillah,terima kasih Bu Tien..senantiasa sehat,Aamiin.
ReplyDeleteAamiin
DeleteADUHAI jeng Rini
Alhamdulillah RC9 SDH tayang. Tksh bu Tien. Salam sehat ..
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI ibu Handayaningsih
DeleteAlhamdulillah Roti Cita 9 sudah hadir
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Salam sehat fan aduhai dari Purworejo
ADUHAI ibu Salamah
DeleteMatur nuwun bunda Tien..RC9 telah hadir..🙏
ReplyDeleteMugi² bunda dipun paringi sehat..🤲
Tambah ADUHAI njih bun..😊
Tambah sepiring lagi ibu Padmasari
DeleteMakasih bu Tien...
ReplyDeleteOh ternyata Dian sudah parkir di UGD... Sawitri manggil.. bapak ... Yah yang merasa sudah punya titel bapak pada mengarah ke pusat teriakan tentunya..
ReplyDeleteCoba panggil namanya pasti deh.. kaya syair lagu melow di ujung hari.. dibawa mimpi deh..
Itukan .. sayang.. bukan bapak ..
Akhirnya ada kesempatan memperhatikan dan dekat dengan anak juragan .. Woo...
Cerita sendiri aja.. hp bapak ketinggalan.. Leo nelpon.. langsung ke rumah sakit nemuin anak laki lakinya udah deh selesai.. kok kaya cêrita mu sebentar selesai baru beberapa episode tamat ..
Jaman diktat kali nyetaknya sebentar tamat ... kepanjangan juga bikin pedes di mata..
Roti cinta beda... Ada komentar nya.. panjang juga..
ADUHAI...
itu tukang crigisnya buanyak...
banget..
Terimakasih Bu Tien roti cinta yang ke sembilan sudah tayang.
Semakin sehat doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta.
Terimakasih Nanang
DeleteADUHAI
Alhamdulillah ....
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun bu Ten..
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
Alhamdulillah Cerbung ROTI CINTA Episode 09 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari. Semoga mBak Tien tetap sehat bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
ReplyDeleteSalam hangat dari Karang Tengah Tangerang
Aamiin
DeleteMatur nuwun mas Dudut, ADUHAI
Sawitri pasti melihat Dian.. alhamdulilah...slm sroja mb Tien🙏
ReplyDeleteADUHAI Witri.
DeleteEh.. jeng Sapti ding
Makasiih mbak Tien RC09nya...
ReplyDeleteDuuuh...bekum ketemu jg Dian yaa..
Ndelik kemana mbak Tien??
Salam sehat dan aduhai hai hai...🙏🥰⚘
Dirumahku, ibu Maria
DeleteMakin enak rotinya. Makasih mba Tien. Salam hangat dan aduhai
ReplyDeleteHangat dan ADUHAI jeng Sul
DeleteTerima kasih bu Tien, semoga sehat selalu
ReplyDeleteSalam aduhaii…
Salam ADUHAI ibu NW
DeleteAlhamdulilah rc sdh tayang, terima kasih bu tien.. rindu sehari tak bertemu...salam aduhai dari pd gede smg bu tien sehat selalu aamiin yra
ReplyDeleteTerimakasih ibu Sri
DeleteADUHAI
Alhamdullilah Rocin 09 sdh dibaca makasih bu Tien sehat sell
ReplyDeleteSalam dr Makassar
Salam dari Solo ibu Nuraida
DeleteSelamat pagi mbak Tien, salam sehat...tetap semangat berkarya
ReplyDeleteTetap semangat bunda
DeleteADUHAI
Alhamdulillah Rocin 08 sdh hadir, manusang mbak Tien, slm sehat tetap semangat.
ReplyDeleteRoti cinta di pagi hari... mntaaap... besok lagi nya sllu pinisirin... sehat² mbu Tien kluarga.....
ReplyDeleteAamiin pak Zimi
DeleteADUHAI
Alhamdulillah.. RC 09 sudah hadir, mksh mbak Tien...
ReplyDeleteSami2 ibu Komariyah
DeleteAlhamdulillah......
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Aamiin wo
DeleteAlhamdulillah ROCIN 9,tayang..meski siang bacanya,salam sehat bu tien salam ADUHAI.. maturnuwun...🙏
ReplyDeleteSami2 Yangti
DeleteRocin...roti cinta...enak pastinya...Aduhai
ReplyDeleteTop
ReplyDeleteMarkotop
DeleteSemoga mlm ini tayang ya bun ...top markotop ..
ReplyDeleteAduhaiiiii bu tien
InshaaALLAH
ReplyDeleteAlhamdulillah Rotinya tak tunggu...mau ke Rumah sakit...nengok ibunyà Sawitri...siapa tahu ketemu Dian
ReplyDeleteSemoga mba Tien selalu sehat...Aamiin Ya Robbal Aalamiin