ROTI CINTA 10
(Tien Kumalasari)
“Bapaaak… tunggu bapaak..,” teriak Sawitri sambil berlari-lari.
Baskoro hampir memasuki mobilnya ketika Sawitri sudah mendekat dengan napas terengah-engah.
“Bapak…” napas Sawitri masih memburu.
“Ada apa Witri ? Ada yang kurang?”
“Bukan, bapak.. apa baoak tidak tahu, bahwa…”
“Tenang dulu, tarik napas panjang.. baru bicara..”
Sawitri menarik napas panjang, terlihat dadanya turun naik, dan mencoba menenangkan pikiran.
“Bapak, kemarin di kantor saya mendengar,, mas Dian pergi dari rumah..”
“Ya Witri, itu sebabnya saya muter-muter dikota ini.”
“Dia ada disana..”
“Apa?” Baskoro membelalakkan matanya.
“Dimana?”
“Di UGD, saya melihatnya ketika perawat memanggil saya karena ibu mau dipindahkan ke kamar inap.”
“Itu benar?”
“Saya melihatnya, bapak, lalu saya mengejar bapak.”
Sekarang Baskoro kembali menutup pintu mobilnya dan berlari masuk kedalam. Ia mau langsung ke ruang UGD, tapi seorang perawat menghentikannya.
“Bapak mau apa?”
“Anak saya ada didalam.. anak saya..” katanya dengan terengah-engah karena dia juga berlari dari parkiran sampai ke ruang itu.
“Namanya siapa?”
“Ardian..”
“Oh, ya.. dia ada didalam, jadi bapak orang tuanya? Dia datang kemari dalam keadaan lemas, dan belum memberi keterangan apapun kecuali namanya.”
“Tolong ijinkan saya menemuinya.”
“Silahkan bapak..”
Ada tiga orang yang ada di UGD, ibunya Witri sudah dipindahkan ke brankar untuk didorong ke ruang inap.
Baskoro menubruk Dian yang terbaring memejamkan mata.
“Dian.. Dian.. anak bapak..” Baskoro merangkulnya dengan air mata berlinang.
Dian membuka matanya, sedih melihat air mata bapaknya.
“Mengapa pergi nak, kamu membuat bapak dan ibumu ini sedih. Ibumu menangis terus nak, mengapa kamu tega?”
“Dian pusing, bapak..”
“Baiklah, kamu akan dirawat disini. Nanti kalau kamu sudah diperiksa, bapak akan bercerita, tentang Dina, dan mengapa kami melarang kamu mencintai dia.”
“Dian sangat mencintainya.”
“Baiklah, nanti kita bicara.”
“Pak, dokter mau memeriksa pasien, silahkan bapak keluar dulu.”
“Baiklah suster, lakukan yang terbaik untuk anak saya. Dian, nanti bapak akan bicara, sabar ya,” kata Baskoro sambil melangkah keluar, lalu mengangguk kepada dokter yang memasuki ruangan itu.
Diluar, Baskoro masih melihat Sawitri yang mengikuti brankar yang mendorong ibunya ke arah ruang inap.
“Witri…” teriak Baskoro.
Witri berhenti, menunggu Baskoro yang mengikutinya.
“Ya bapak.”
“Terimakasih banyak. Kamu telah menemukan Dian.”
“Kebetulan saja Witri melihatnya ketika perawat meminta saya masuk. Rupanya baru saja mas Dian masuk, dan kita tidak memperhatikannya tadi.”
“Iya, bagaimanapun terimakasih. Semoga ibu cepat sembuh.”
“Terimakasih, bapak.”
Baskoro kembali kearah ruang UGD dan duduk diluar, ia menelpon isterinya yang tentu saja sangat gembira mendengarnya.
“Ya Allah, terimakasih… terimakasih.. terimakasih..” kata Yanti sambil terisak karena bahagia.
“Aku sedang menunggu dia diperiksa. “
“Siapa yang membawanya ke rumah sakit?”
“Tampaknya dia datang sendiri, dalam keadaan lemas dan katanya kepalanya pusing.”
“Ketika dirumah dia bilang pusing terus.. Aku mau menyusul ya mas..”
“Terserah kamu saja. Aku tunggu didepan UGD.
***
“Apa? Sudah ketemu ? Dimana dia?” kata Leo ketika Baskoro menelponnya.
“Dirumah sakit. Dia memang sakit, pergi sendiri ke rumah sakit.”
“Bagaimana kamu tahu dia ada dirumah sakit?”
“Aku sedang mengantar orang tua salah seorang karyawanku, dia melihat Dian di ruang UGD, lalu dia beri tahu aku.”
“Alhamdulillah.. Sedianya aku mau ke Jakarta besok, aku ikut gelisah memikirkan Dian.”
“Tenang saja, dia baik-baik saja. Kalau perlu biar dia tenang dulu dengan rawat inap di rumah sakit. “
“Kamu sudah mengatakannya?”
“Nanti, sekarang dokter sedang menanganinya di UGD, semoga baik-baik saja.”
“Baiklah, aku tetap akan ke Jakarta besok. Kalau Rina sama anak-anak mau ikut, boleh ya?”
“Tentu saja boleh, kemarin sebenarnya aku masih kangen sama Dina, tapi ibunya keburu memintanya pulang.”
“Iya, Rina juga menghawatirkan hal itu. “
“Oke, sekian dulu, tampaknya dokter ingin menemui aku.”
“Baiklah. Yang penting aku lega.”
Baskoro mendekat kearah perawat yang tadi memanggilnya, soalnya dokter ingin menemuinya.
“Dalam pemeriksaan sementara, anak bapak tidak apa-apa. Hanya luka jahitan di keningnya seperti infeksi, kami sudah membersihkannya. Kalau dia bisa rawat inap, besok akan kami periksa lebih lanjut, karena dia juga mengeluh sering pusing.”
“Tentu saja dokter, lakukan yang terbaik untuk anak saya. Biar tuntas semuanya.”
“Baiklah, perawat akan mengurusnya.”
Setelah dokter itu pergi, Baskoro mendekati Dian, dan mencium keningnya.
“Dian, kamu tidak apa-apa, tapi besok akan ada pemeriksaan lanjutan. Jadi kamu harus rawat inap malam ini.”
“Apa yang akan bapak ceritakan?”
“Nanti kalau kamu sudah ada dikamar, supaya tidak ada orang lain yang mendengarnya. Nanti setelah mendengar cerita bapak, kamu tidak akan merasa sakit hati lagi,” kata Baskoro pelan.
Baskoro memilihkan kamar terbaik untuk Dian. Dia mengikutinya masuk dan kemudian menelpon Yanti supaya membawa baju ganti untuk Dian.
“Baiklah mas, aku sudah mau berangkat, akan aku bawakan sekalian baju-baju untuk Dian.” kata Yanti ketika suaminya menelpon.
“Dan makan untuk kami, seharian aku belum makan.”
“Ya ampun mas, kasihan bener, baiklah, akan aku bawakan,” kata Yanti sambil tertawa.
“Kasihan suamiku.. sampai kelaparan begitu.”
Yanti tidak tahu bahwa Dianpun kelaparan karena seharian baru makan pagi ketika masih dirumah.
***
“Bapak, sesungguhnya Dian hanya bingung, merasa seperti kehilangan pegangan. Dian sudah lama mencintai Dina, baru kemarin Dian mengatakannya, ternyata Dina menolak, bapak dan ibu menentangnya. Aku pergi dan menangis sepanjang jalan.”
“Ya ampun anakku, mengapa sampai begitu? Sebenarnya setelah pulang dari bandara ketika mengantarkan Dina, bapak langsung ke kamar kamu, ingin bicara banyak, tapi kamu keburu kabur.”
“Maaf pak.”
Lalu Baskoro memulai ceritanya, sambil memegang sebelah tangan Dian
“Ada seorang gadis, pergi kesebuah pesta anak muda bersama pacarnya. Mereka anak-anak muda yang baik, dan kurang menyukai pesta-pesta semacam itu. Lalu ketika sebenarnya ingin pergi meninggalkan pesta itu, sebelum keluar, seseorang menyodorkan dua gelas minuman.
“Minum dulu untuk menghormati kawan kita yang sudah bersusah payah mengundang, baru pulang,” kata salah seorang temannya.
“Maaf, kami tidak minum minuman keras.”
“Ini hanya sirup, cobain deh.”
“Keduanya meminum minuman yang disuguhkan, dengan harapan bisa segera pergi dari tempat itu. Tapi rupanya temannya mencampurkan sesuatu pada minuman itu. Keduanya tak sadar diri, dan terjadilah hal-hal yang sebenarnya sangat terlarang. Ketika sadar pada keesokan harinya, mereka menyesal bukan main, apalagi bagi si gadis yang merasa sangat menderita dengan kejadian itu. Tapi ketika itu sang pacar masih kuliah, dan tidak berani minta kepada orang tuanya untuk segera menikah.”
“Kurangajar laki-laki seperti itu.”
“Dengar dulu, lalu laki-laki itu berhasil menyelesaikan kuliahnya, kemudian mencari pacarnya. Tapi rumah pacarnya sudah menjadi milik orang lain, dan menurut yang dia dengar, kedua orang tua si gadis sudah meninggal.”
“Lalu kemana gadis itu?” tanya Dian.
“Laki-laki itu tidak bisa menemukannya. Sampai kemudian menikah dengan gadis pilihan orang tuanya, yang sebenarnya tidak dicintainya. Untunglah dia gadis yang baik, sehingga perlahan tumbuhlah rasa cintanya kepada isterinya.”
“Bapak sedang menceritakan cerita film ?”
“Tidak, dengar dulu. Ini kisah nyata. Ternyata pada suatu hari Allah mempertemukan mereka, ketika si laki-laki sudah punya anak seorang gadis cilik yang lucu, dan si perempuan telah membesarkan anak yang semula di kandungnya, dan dilahirkan serta dirawatnya seorang diri.”
“Kasihan..”
“Anaknya laki-laki, cakap dan pintar.”
“Lalu bagaimana dengan pertemuan itu?”
“Isteri laki-laki yang sudah mengenal perempuan itu dengan baik, meminta agar suaminya menikahi bekas pacarnya itu, tapi si wanita menolaknya. Iya lah, karena dia wanita yang baik, dan tidak ingin merusak rumah tangga orang.”
“Jadi sebelum ketemu bekas pacarnya, wanita itu sudah kenal isterinya?”
“Ya, karena wanita itu berjualan sayur keliling, dan menjadi pelanggan isteri bekas pacarnya.”
Mata Dian terbelalak. Tukang sayur keliling? Dan itu membuat hatinya bergetar.
“Apakah wanita itu ibuku ?”
Baskoro mengangguk, sambil meraih tangan Dian dan diciumnya lembut.
“Dan anak gadis kecil yang lucu itu Dina?”
Baskoro kembali mengangguk.
“Cerita selanjutnya kamu sudah tahu. Ibu menikah dengan bapak dan membawa kalian ke Jakarta.”
“Ya Tuhan…” Dian menutup mukanya dengan kedua tangan dan menangis tersedu.
“Dian, bapak baru menceritakan ini karena butuh waktu. Ketika itu kamu masih kecil sehingga barangkali belum bisa menerima keseluruhan dari rentetan perjalanan hidup ibumu.”
“Aku benci om Leo,” tiba-tiba Dian berteriak.
“Dian, kamu tidak boleh begitu. Om Leo menyayangi kamu bukan?”
“Tapi dia membuat ibuku sengsara selama bertahun-tahun,” isaknya.
“Dian, anakku…” tiba-tiba Yanti sudah ada disitu, langsung menubruk dan menciumi anaknya sepuas-puasnya.
“Mengapa kamu tega meninggalkan ibu nak?” lanjut Yanti dengan terisak.
“Maaf ibu, Dian bingung sekali waktu itu.”
“Bapak baru mau menceritakan semuanya ketika pulang dari bandara, tapi kamu keburu pergi.”
“Sekarang Dian sudah tahu, Dian benci om Leo.”
“Dian, jangan begitu. Bagaimanapun dia ayah kamu.”
“Bukankah dia telah membuat ibu sengsara selama bertahun-tahun ?”
“Dengar nak, setiap manusia memiliki perjaanan hidup yang sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Perjalanan itu adalah sesuatu yang sudah digariskan, dan kita tidak bisa menghindarinya. Ada batu menghalangi langkah kita karena kita tersandung lalu jatuh dan berdarah, ada kubangan yang kita tidak tahu kemudian tersungkur dan kembali terluka. Tapi ada yang jalannya lurus-lurus saja, tanpa halangan. Hanya saja itu jarang atau tak pernah terjadi. Semua orang mengalami hal buruk dalam hidupnya, entah itu kecil atau besar,” kata Yanti panjang lebar.
“Jadi lupakan yang telah berlalu, dan jangan mengisi hati kamu dengan kebencian, karena rasa benci itu menyakiti diri kamu sendiri,” lanjut Yanti.
“Mana Arin?” lalu kata Dian.
“Dia ada di toko, besok akan kemari.
“Dian kangen..”
“Nanti malam bapak akan mengantarkannya kemari,” sambung Baskoro yang membuat Dian tersenyum.
***
Rasa gelisah itu sudah berlalu. Leo bermaksud mengajak anak isterinya ke Jakarta.
“Apakah Dita juga harus ikut?”
“Kita sudah lama tidak ketemu keluarga Baskoro. Kalian sudah tahu kalau Dian itu saudara kalian, sebaiknya besok ketemu.”
“Dian masih ada di rumah sakit kan mas?” tanya Rina
“Iya, entah satu atau dua hari, karena Baskoro minta agar diperiksa keseluruhannya.”
“Baiklah, kita akan ke Jakarta sama-sama,” kata Rina.
***
Hari itu banyak sekali yang datang ke rumah sakit, karena keluarga Leo sudah sampai disana. Dina merangkul Dian sambil berlinang air mata.
“Mas Dian nggak marah lagi sama aku kan?”
Dian menatap Dina tak berkedip. Gadis yang dicintainya ternyata adiknya sendiri. Ialu di peluknya Dina.
“Adikku.. aku cinta sama kamu..”
“Kakakku, aku juga cinta. Lain kali nggak boleh bandel ya, pakai kabur dari rumah segala,” kata Dina sambil mengacung-acungkan telunjuknya kewajah Dian.”
Semuanya tertawa mendengar canda keduanya. Kegelisahan telah berakhir, ada tawa dan wajah-wajah ceria diantara mereka.
“Dita, apa kabar?” Dian menyapa Dita.
“Kabar baik mas..”
“Mas Dian juga cinta sama kamu Dita.”
“Iya, aku tahu, aku juga.”
“Mas Dian tahu nggak, Dita pacaran sama Abian ?” tiba-tiba Dina nyeletuk.
Dian terkejut. Dan Dita segera mencubit lengan kakaknya.
“Begitu cepatnya ?”
“mBak Dina bohong !!!” teriak Dita.
“Iya juga nggak apa-apa Dit, Abian laki-laki yang baik. Kami berteman sejak masih kuliah.”
“Tuh, dengar Dita..”
“mBak Dina nih.. “
“Ariin… kok kamu jauh-jauh dari mas sih.”
“Udah setiap hari ketemu, biar yang jauh-jauh datang itu saja,” kata Arin sambil melambaikan tangannya.
Setelah anak-anak menjauh, Rina dan Leo mendekat.
“Dian, lama sekali kita tak bertemu, kamu semakin ganteng deh,” kata Rina.
“Terimakasih bu Rina..”
Tapi ketika Leo mendekat, dan bermaksud meraih tangannya, Dian menyingkirkan tangannya dengan wajah muram.
"Aku benci om Leo."
Teriakan Dian mengejutkan semua orang.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah ROCIN_10 sdh hadir. Matur nuwun bu Tien, salam SEROJA bebas covid-19 dan tetap ADUHAI.
ReplyDeleteAlhamdulillah Roti Cinta ~10 telah hadir.. maturnuwun bu Tien.🙏
DeleteAlhamdulillah Rocin 10 sdh hadir masih hangat, manusang mbak Tien Salam Sehat Tetap Semangat. Merdeka
DeleteAlhamdulillah RC10 sdh tayang salam sehat selalu utk Bu Tien dan keluarga...Aamiin YRA.🙏🙏
DeleteApakah Dian masih membenci Leo?? Semoga saja Leo dan Dian bisa cair kembali hubungan ayah dan anak percaya saja pada Bu Tien. Bahwa Leo mmg tidak berniat menelantarkan Yanti..Semoga Dian bisa menyadari setelah mendengar penjelasan dari Leo juga Ika dan Baskoro..mmg ADUHAI INI CERITA.
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteRocin Rocin Rociiiinnnn,,,,
ReplyDeleteRocin anget baru keluar dari open,,,
Siapa ni yg mau Rocin aduhai,,,😘😘😘
Terima kasih Bunda Tien Rocinnya,,,🙏😘😘😘
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir gasik
Matur nuwun bu Ten..
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
Terima kasih atas sapaannya..
DeleteSalam sehat barokah selalu buat mbak Tien dan keluarga..
Matur nuwun mbak Tienku, Rotinya sudah sampai di alamat .
ReplyDelete👍 mas Kakek juara …
ReplyDeleteAlhamdulillah.. Terimakasih bunda Tien sayang.. salam sehat penuh rasa Aduhaaaai ❤️😍🙏
ReplyDeleteHallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan.
Matur nuwun Bu Tien, Rocin hadir gasik ….
ReplyDelete💪 Semoga Bu Tien sll Sehat
Dalam aduhai dr Klipang
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Malam Bunda Makasih banget ROTI CINTA nya tayang agak gasik.
ReplyDeleteSEHAT DAN TETAP SEMANGAT
Met istirahat Bunda
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSelamat malam
ReplyDeleteMatur nuwun Mbak Tien, Rocin 10 sudah hadir. Smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam Aduhai selalu dari Semarang.
ReplyDeleteAlhamdulillah .. RC sdh tayang .
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien
Aduhai selalu
Surprise bu tien ...tayang lebih awal ...terima kasih, salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteAkhamdulillah.... Rotin 10 sudah hadir....salam aduhai mb Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah Roti ke 10 sampai...
ReplyDeletesuwun mba Tien
Alhamdulillah RC dah tayang
ReplyDeleteTerima kasih bunda tien
Semoga sehat walafiat
Salam sehat penuh semangat 🙏🙏🙏
Senang sekali RC 10 sudah tayang trima kasih bu Tien salam sehat dan aduhai selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang... Makasih mbak Tien. Tetap sehat dan semangat nggih
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien
ReplyDeleteSalam sehat selalu tuk ibuu..
Sugeng dalu Bu Tien, Roti Cinta 10 sampun hadir di tengah kita, Sehat selalu Ibu, matur nuwun
ReplyDeleteDian nanti ditunggu Witri apa mau ya...kan sekaligus nunggu ibunya.
ReplyDeleteDina malah belum laku, kasihan dia. Ayo mbak Dalang, carikan pendamping biar tidak menjomblo.
Salam sehat mbak Tien, dari Sragentina selalu ADUHAI.
Terima kasih bu Tien yang baik hati, tidak sombong, pandai bercerita dan bijaksana, Dalam seyiap cerita ada hikmah dibaliknya, ada kata kata yang membuat hati jadi adem, sekali lagi terima kasih. Memang jalan yang dilalui dalam hidup tidak selamanya mulus, yang penting bagaimana bisa menyikapip dan mensyukuri semua yang terjadi. Semoga kebencian Dian terhadap Leo dapat dihilangkan segera dan kedua keluarga jadi aman dan damai. aamiin. Salam sehat bu Tien, jangan lupa selalu memasukkan kata kata mutiara yang bikin adem. sip deh pokoknya
ReplyDeleteTrmksh mb Tien RC 10 sdh tayang...
ReplyDeleteSalam sehat ADUHAI BANGET...
Alhmdulillah.... rocin mkin asyiiik.... sehat² mbu Tien...
ReplyDeleteMantab Bu cantik. Terima kasih ya salam sehat selalu Amin YRA 🙏
ReplyDeleteWah aku ketinggalan terus ,,soale aku ikut cari Dian ke mana mana belum ketemu kemarin Sugeng Dalu jeng Tien ,,sehat terus yaa ,,salam Aduhai
ReplyDeleteShiiiip, 👍
ReplyDeleteRoCint dah muncul. 🙏
Alhamdulillah,matur nuwun Bu Tien..tansah sehat nggih,Aamiin.
ReplyDeletewaduuh Dian benci Leo bapaknya....pasti sakit dada leo...
ReplyDeletegak sabar nunggu cerita selanjutnya bunda Tien
Semoga selalu sehat dan selalu ADUHAI....
Orang sabar dikasihi Allah
DeleteAlhamdulillah, yang dinanti sudah tayang RC10, mksh mbak Tien,salam sehat dan bahagia selalu.
ReplyDeletePuji syukur Tuhan, ibu Tien selalu sehat, semangat dan produktip shg ROCIN 10 tersaji bagi kami para penggandrungnya.
ReplyDeleteBacaan yg syarat dgn penyampaian nilai2 luhur. Jangan ada benci di hatimu krn kebencian akan menyakitkan hatimu sendiri.
Monggo dilanjut aja, matur nuwun Berkah Dalem.
Lenbar koreksi :
ReplyDelete1. “Bukan, bapak.. _apa baoak_ tidak tahu, bahwa…”
# “Bukan, bapak.. *_apa bapak_* tidak tahu, bahwa…” #
2. “Dengar nak, setiap manusia memiliki _perjalanan hidup_ yang sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa.
# “Dengar nak, setiap manusia memiliki *_perjalanan hidup_* yang sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. #
3. “Dian masih ada di rumah sakit kan mas?” _tanya Yanti._
# “Dian masih ada di rumah sakit kan mas?” *_tanya Rina._* #
4. Setelah anak-anak menjauh, _Yanti dan Leo mendekat._
# Setelah anak-anak menjauh, *_Rina dan Leo mendekat. #
Sudah bu, ada dua salah ketik nama seharusnya RINA ditulis YANTI.
Harap maklum kejar tayang.... hihihi...
DeleteDitunggu dari jam 8 dah buka² koq gak muncul. Alhamdulillah RC muncul juga. Sehat selalu dan ya Mbak Tien......
ReplyDeleteAlhamdulillah,, Terima kasih bu Tien Rocin nya,,,terasa nikmat ,,tp tdk senikmat hati Dian ke Leo,,,
ReplyDeleteSalam ADUHAAII mantab 👍
Alhamdulilah. Mksh Bunda Tien semoga sehat selalu dan salam ADUHAI
ReplyDeleteTapi sekarang Dian.sudah ketemu,,,Puji Tuhan ,,akhirnya Dian tahu kalo Dina adiknya,,,semoga mereka rukun.rukun saja,,,
ReplyDeleteMatur nuwun Bunda Tien ROCIN 10..
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI dari Klaten.
Kapan ya aku dadi juara?
Pilih maca sik.......
Alhamdulillah. Makasih bu Tien
ReplyDeletelhamdulillah Roti Cinta 10 sdh datang, suwun mbak Tien
ReplyDeleteADUHAI salam sehat semangat selalu
ADUHAI IBU Umi
DeleteAllhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien Roti Cinta 10
Semoga bunda senantiasa sehat walafiat
Salam sehat dan aduhai dari Purworejo
Salam sehat dan ADUHAI ibu Salamah
DeleteSelamat malam bu Tien ... weleh2 RC 10 sdh tayang...terima kasih bu Tien dan sehat2 selalu, salam Aduhai... wah wah ternyata Dian di UGD ..OOO sakit ternyata🤲... semoga cepat selesai Aamiin dan Dian tdk keras kepala.
ReplyDeleteTernyata salam ADUHAI, jeng Yanti
DeleteAlhamdulillah part 10 sdh tayang
ReplyDeleteSalam hangat roti cinta..
Trmksh bu tien semoga sehat selalu
Siapa ini ya
DeleteTerima kasih mbak Tien
ReplyDeleteSami2.. KP
DeleteMakasih mba Tien. Sehat selalu ya.
ReplyDeleteSalam hangat dan selalu aduhai
Makasiih mbak Tien RC10nyaa..
ReplyDeleteLg seru²nya besok lagiii...
Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..🙏🥰⚘
ADUHAI jeng Maria
DeleteAlhamdulillah roti cinta sudah tersaji, tinggal santap..
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, salam sehat selalu....
Salam ADUHAI Prim
DeleteAlhamdulillah.....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun.....
Aamiin wo
DeleteTerima kasih bu Tien, salam sehat selalu
ReplyDeleteSalam aduhaii… cerita yang selalu saya nanti-nanti setiap hari…🥰
Salam sehat dan ADUHAI ibu NW.
DeleteTerima kasih bu Tien, semoga sehat selalu.
ReplyDeleteAamiin. Terimakasih ibu Sudarwati
DeleteTerima kasih, mbak Tien, buat refresh habis lembur. Dian segera sadar ya... kasihan semuanya..
ReplyDeleteAlhamdulillah..... Terima kasih.
DeleteSami2ibu Yati
DeleteADUHAI
Baik, Bunda
DeleteAssalamualaikum wr wb. Wah, rupanya Dian msh sakit hati thdp Leo, ayahnya. Mudah mudahan Dian segera berbaikan dgn Leo, ayahnya. Maturnuwun Bu Tien, tdk terasa sdh sampai di episode 10. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat. Aamiin. Episode 11, saya percaya lbh seru. Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede..
ReplyDeleteAamiin Allahumma Aamiin.
DeleteSalam sehat dan ADUHAI Pak Mashudi
Alhamdulillah, pokoknya aduhai banget
ReplyDeleteADUHAI, pak Merianto
DeleteDian lagi baper... kebayang sih... dulu ngalamin susah sama ibu nya... 😔. Jadi ikut baper...
ReplyDeleteBaper dan ADUHAI jeng dokter
DeleteAlhamdulillah Roti Cinta Episode 10 telah hadir.. maturnuwun mbak Tien Kumalasari 🙏
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang
Salam sehat dan ADUHAI mas Dudut
DeleteAlhamdulillah Dian sudah ditemukan.
ReplyDeleteSawitri yg pertama menemukan Dian
Apakah mereka nantinya berjodoh,mudah"an.
Andai mereka berjodoh, ini tinggal mencarikan pasangan buat Dina.
Pastinya harus dimunculkan tokoh baru nih biar masing" dpt pasangan.Aduhai..
Tiba" Dian berteriak aku benci om Leo.....
Ambyar....
Wah... tentu msh berliku nggih bunda....
Karena baru sampai episode 10.
Bu Tien memang piawai mengolah kata dan cerita.
Monggo bagaimana nanti endingnya kami setia menunggu.
Salam dari Bojonegoro.
Salam ADUHAI jeng Wiwik
ReplyDeleteAlhamdulillah, terima kasih Roti Cintanya, salam sehat sll
ReplyDeleteMksiih mba Tien cerbung rocinnya 10 nya.. Smgmbak Tien sehat sll dan tetap berkarya.. Salamaduhai dri skbmi🥰🥰
ReplyDeleteAssalamualaikum ibu
ReplyDeleteAlhamdulillah...baca 2 tayangan sekaligus.
Suwun ibu. Semoga selalu sehat
Matur nuwun bunda Tien RC10 telah tayang..
ReplyDeleteMenanti konflik yg akan terjadi ini bun, kira2 bagamana ya..?😍
ach ngikut bunda Tien saja sudah...tentunya makin ADUHAI ini...
Hé hé hé hé, buru buru cari pasangan nekat ngelamar sang kakak, toh nanti masih ada harapan.. adiknya?
ReplyDeleteenak aja ..
Sabar dikit kenapa..?
Alhamdulillah...
ReplyDelete