Saturday, August 21, 2021

ROTI CINTA 08

 

ROTI CINTA  08

(Tien Kumalasari)

 

Dina terkejut bukan alang kepalang.

“Aduh ibu Yanti, mas Dian tidak datang kemari, mengapa dia pergi ?”

“Mungkin dia merasa dihalangi. Ibu tidak mengerti, mengapa dia tega melakukannya. Selamanya Dian anak yang taat. Mengapa kali ini dia melawan orang tua?”

“Ibu, barangkali mas Dian sedang menenangkan diri. Tapi kalau seandainya dia datang kemari, Dina akan mengabari ibu Yanti.”

“Terimakasih nak.”

“Dina sudah tahu mengapa kami tidak boleh berhubungan cinta.”

“Kamu sudah tahu? Ibu Rina mengatakannya?”

“Bapak mengatakannya, saya bisa menerimanya.”

“Om Baskoro sebenarnya mau mengatakannya, tapi dia keburu kabur.”

“Ibu Yanti tenang ya, saya mau bilang ke bapak, supaya bisa membantu mencarinya.”

“Terimakasih Dina.”

Setelah menutup pembicaraan itu, Dina segera berlari keluar kamar untuk menemui ayahnya, tapi ketika dia membuka pintu, Dita sedang mau masuk dengan membawa sekotak es krim. Dan mereka bertubrukan, lalu es krim nya tumpah berhamburan. Keduanya sama-sama terkejut.

“Aaaaauuuw… “

“Maaf Dita..”

“mBak Dina gimana sih, nggak jadi makan es krim dong.

“Baiklah, nanti kita beli lagi. Tolong bersihkan, aku sedang tergesa-gesa,” kata Dina sambil berlari pergi.

“Bapaaak..” terdengar teriakannya.

Dita geleng-geleng kepala.

“Ada apa sih.. mbak Dina tiba-tiba seperti orang dikejar setan. Tadi biasa-biasa saja. Aduuuh, sudah nggak jadi makan es krim, masih harus mengepel lantai nih,” omel Dita sambil berjalan kebelakang untuk mengambil alat pel untuk membersihkan lantai.

“Bapaaak.. “

“Dina, ada apa, bapak lagi tidur dikamar,” kata Rina yang baru keluar dari kamar.

“Aduh bu, tolong, ini gawat.”

“Gawat apa sih ?” tanya Rina bingung.

“Ada apa?” tanya Leo yang terbangun mendengar teriakan Dina.

“Nggak tahu nih anak.. gawat ada apa?”

Rina dan Dina masuk kekamar, Leo masih terbaring, menatap Dina tak mengerti.

“Bapak, gawat pak..”

“Ada apa? Dari tadi gawat..gawat..”

“Mas Dian kabur dari rumah.”

Leo dan Rina terkejut.

“Kabur?” tanyanya hampir bersamaan.

“Iya, kabur, ibu Yanti baru saja menelpon sambil menangis, dikiranya mas Dian datang kemari.

“Kalau Dian datang kemari, itu bagus. Kalau tidak?” kata Rina ikutan cemas.

“Apa Baskoro dan Ika memarahinya?” tanya Leo yang kemudian bangun. Ia tetap memanggilnya Ika, susah merubahnya barangkali.

“Bukan, om Baskoro baru mau mengatakan hal yang seperti dikatakan bapak tadi, tapi mas Dian keburu kabur.”

“Semoga dia datang kemari,” kata Leo.

“Kalau dia datang kemari, mas harus segera memberi tahu hal yang sebenarnya terjadi.”

“Iya aku tahu, kalau dia kemari. Kalau tidak?”

“Coba mas menelpon Baskoro.. pasti dia juga sedang mencarinya.”

“Leo ?” sapa Baskoro ketika Leo menelponnya.

“Barusan aku mendengar Dian pergi dari rumah.”

“Itulah. Pasti Dina sudah menceritakannya bukan?”

“Ya, aku sudah mengerti permasalahannya. Sekaligus Dina sudah aku beri tahu tentang hubungan mereka yang sebenarnya.”

“Bagus Leo. Tadi pagi setelah mengantar Dina ke bandara, aku bermaksud bicara sama Dian. Tapi dia sudah kabur duluan.”

“Sayang sekali. Dia pergi dengan membawa ketidak mengertiannya. Tapi dia tidak datang kerumah aku, mungkin belum sampai kalau memang kemari.”

“Aku kira tidak. Aku sudah menghubungi bandara dan setiap agen perjalanan yang ada, tidak ditemukan nama Ardian dimana-mana.”

“Aduh, kemana dia kalau begitu ya?”

“Entahlah, aku sedang menyusuri jalan barangkali bisa melihatnya. Padahal dia masih sakit. Biarpun hanya luka luar, tapi dia masih sering merasa pusing. Sedianya aku akan membawa lagi ke rumah sakit juga. Aduuh, anak itu. Biasanya dia itu penurut, tidak pernah membantah orang tua. Tapi kali ini berbeda. Dia menentang habis-habisan. Kekuatan cinta terkadang bisa membuat orang melakukan hal-hal yang diluar akal sehat.”

“Apa aku harus ke Jakarta ?”

“Tidak, kamu di Solo saja, siapa tahu dia dengan mengendarai apalah entah, tiba-tiba sampai disitu. Dan kalau itu benar, tolong kamu ceritakan juga hubungan diantara mereka yang sebenarnya.”

“Baiklah, akan aku lakukan.”

Leo menutup pembicaraan dengan perasaan gelisah. Dian adalah darah dagingnya juga, kalau terjadi apa-apa pasti Leo juga merasakannya. Apalagi Dina juga memberitahu kalau dua hari sebelumnya Dian berantem dengan penjahat sehingga membuatnya luka-luka.

“Bagaimana?” tanya Rina ketika melihat suaminya tampak gelisah, duduk di sofa dan menyandarkan kepalanya sambil memejamkan mata. Kemudian Rina duduk disampingnya sambil memijat-mijat bahunya.

“Dia juga sudah mencari, tapi kemungkinan pergi ke Solo sangat kecil. Baskoro sudah menghubungi bandara dan banyak agen perjalanan yang bisa dia hubungi, tak ada yang menemukan nama Ardian.”

“Mungkin ada agen perjalanan yang terlewat dihubungi, siapa tahu.”

“Itu sebabnya dia melarangku ke Jakarta.”

“Aduuuh, mengapa Dian begitu keras kepala?. Kalau saja dia sudah tahu siapa Dina sebenarnya, pasti dia tak akan melakukannya.”

Dita masuk kekamar kakaknya dan melihat Dina berbaring sambil menatap langit-langit kamar. Tampaknya sedang memikirkan sesuatu. Dita tak mengerti tentang suasana heboh yang terjadi dirumah itu. Dia hanya heran mendengar Dian pergi dari rumah.

“mBak, lagi mikirin apa?” pertanyaan itu mengejutkan Dina yang kemudian menoleh kearah adiknya.

“Kamu menyesal es krim kamu berantakan?”

“Tidak.”

“Ingin beli lagi sekarang?”

“Tidak, hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.”

“Baiklah, berbaringlah disamping mbak, nanti mbak akan bercerita banyak tentang hal yang seharusnya kamu juga tahu.”

Dita mengangguk, kemudian naik ke pembaringan, dan berbaring disamping kakaknya.

***

Seharusnya Sawitri sudah pulang sore itu, tapi dia hanya mondar mandir diruangan toko, dan tampak sangat gelisah. Arini yang menggantikan tugas kasir karena salah satu karyawan juga nggak masuk, melihatnya.

“mBak Witri.. kenapa belum pulang juga?”

“Oh.. eh.. iya .. mbak Arin.. mm.. sebentar lagi..”

“Menunggu ada yang menjemput ?”

“Tidak.. tidak.. mm.. ibu tidak di toko ya mbak?”

“Ibu agak pusing, makanya Arin yang nggantiin mbak Witri. Perlu sama ibu?”

“Iy.. iya.. tt..tapi kalau.. ibu sedang sakit…. Ss..saya..” katanya gugup.

“Ada apa sebenarnya?”

“Ini.. tentang… ibu.. ssaya..”

“mBak Witri katakan saja, ingin bilang apa sama ibu, nanti Arin sampaikan.”

“Ssaya.. mm.. sebenarnya .. sungkan.. ttappi..”

“mBak Witri, katakan saja, jangan sungkan. Ada apa?”

“Ibu saya.. sakit.. “

“Oh, dari yang kemarin itu, bagaimana keadaannya? Belum sembuh juga?”

“Harusnya rawat inap, tapi saya memaksanya membawa pulang.”

“Lho, kalau harus dirawat kenapa tidak?”

“Nggak apa-apa.. kan kalau dirawat lebih mahal. Biar saya rawat dirumah saja, sambil kerja.”

“Oh.. kasihan dong mbak, lalu mbak Witri mau ketemu ibu ada perlu apa, nanti Arin akan sampaikan.”

“Ini mbak Arin, kalau.. kalau..kalau boleh, saya .. saya mau minta.. gaji saya sekarang, karena kemarin dokter memberi resep, belum saya belikan.. uang saya.. uang saya.. tidak cukup..”

“Oh, baiklah, mbak Witri tunggu disini sebentar, nggantiin kasir ya, saya mau ke belakang, bilang sama ibu.”

“Terimakasih banyak mbak..”

Witri menggantikan Arin, dengan hati berdebar-debar. Bagaimana kalau nanti bu Yanti menolak? Dengan apa ia harus membeli obatnya yang sudah ditanyakan di apotik dan harganya limaratusan lebih? Belum kebutuhan lain. Kemarin dia sudah membayar cek laborat, yang ternyata tidak murah.

“mBak Witri..” teriak Arin mengejutkan Witri  yang sedang melamun. Untunglah tak banyak pelanggan melakukan transaksi saat itu.

“Oh, ya mbak Arin..”

“Aku sudah bilang ibu, ini, mbak Witri dikasih ini,” kata Arin sambil menyerahkan amplop kepada Arin.

“Ini apa?

“Nggak tahu, ini dari ibu.”

“Saya hanya meminjam uang gaji saya mbak. Sepertinya ini terlalu banyak.”

“Ya sudah, pakai saja itu, nanti kalau ketemu ibu mbak Witri bilang sendiri.”

“Baiklah mbak, terimakasih banyak, ini saya pakai dulu. Saya mau langsung ke apotik, baru pulang.”

“Sebenarnya ibu sakit apa mbak?”

“Sakit tifus, sudah terlambat saya membawa ke dokter, habis ibu susah sekali diajak ke dokternya.”

“ Dirumah, ibu sama siapa?”

“Saya titipkan ke tetangga mbak, karena saya kan harus bekerja.”

“Ya sudah, semoga ibu cepat sembuh ya mbak.”

“Terimakasih ya mbak, sampaikan juga rasa terimakasih saya pada ibu.”

“Ya, nanti saya sampaikan.”

Arin menatap punggung Sawitri yang berjalan keluar dengan rasa iba.

“Kalau saja dia mau rawat inap, kan lebih tenang, dirumah sakit diawasi semuanya setiap saat. Kasihan, pasti karena keluarganya tidak mampu. Nanti kalau ibu sudah tenang aku mau bilang sama ibu agar mau membantu,” gumam Arini sambil melayani pelanggan.

***

“Kemana perginya Dian? Begitu marahkah dia sama kedua orang tuanya sehingga harus pergi meninggalkan rumah?” gumam Baskoro yang masih terus menyusuri jalanan untuk mencari Dian.

Tiba-tiba Baskoro melihat Sawitri keluar dari apotik. Baskoro menghentikan mobilnya tepat didekat Sawitri berdiri, yang rupanya sedang menunggu angkot atau taksi.

“Witri ?”

“Oh, bapak.. “

“Ngapain ?”

“Beli obat untuk ibu.”

“Ini mau kemana ?”

“Pulang pak, ini sudah dapat obatnya.”

“Ayo bapak antar.”

“Tidak pak, saya menunggu angkot saja.”

“Witri, ini perintah,” kata Baskoro tandas, karena ia tahu Sawitri tak mudah menerima kebaikan seseorang.

Dan Witri tak bisa menolak, ia naik ke atas mobil, duduk di sebelah kiri kemudi.”

“Ibu kamu sakit?”

“Ya pak… sudah hampir seminggu.”

“Sakit apa?”

“Tadinya panas, perutnya sakit, saya bawa ke dokter tidak mau, hanya minta dibelikan obat panas dan obat sakit perut. Dua hari yang lalu saya paksa ke rumah sakit, disuruh periksa darah dan lain-lain. Hasilnya terkena tifus.”

“Mengapa tidak dirawat?”

“Tidak pak, kami.. tidak punya biaya..” jawab Sawitri tersipu.

“Kalau kamu bekerja siapa yang merawat ibu?”

“Saya titipkan ke tetangga. Ini tadi, karena saya sudah tidak punya uang, saya meminjam ke ibu uang gaji saya, karena saya butuh membelikan obatnya.”

“Oh, sudah diberi oleh ibu?”

“Sudah, tapi kok lebih dari gaji saya, saya hanya minta sebanyak gaji saya saja. Tadi mbak Arin yang memberikan karena ibu sedang pusing katanya.”

“Ya tidak apa-apa, mungkin ibu memberi lebih, karena barangkali kamu membutuhkan lebih banyak. Tapi menurut aku, lebih baik ibu dirawat, jadi lebih terkontrol. Karena sakit tifus tidak boleh bangun sama sekali, dan makannya harus yang halus-halus. Apa kamu yakin tetangga kamu bisa merawat seperti anjuran dokter?”

“Ya, tapi..”

“Sekarang juga kamu jemput ibu, saya akan mengantarkannya ke rumah sakit.”

“Tapi.. saya ..”

“Apa kamu tega ibu menderita sakit lebih lama? Kalau penanganannya tidak benar, bisa fatal Witri.”

Sawitri terisak.

“Kamu jangan memikirkan dulu biayanya. Biar kantor yang membayarnya.”

“Bagaimana saya membayarnya?”

“Itu gampang, yang penting ibu kamu harus dibawa kerumah sakit, sekarang juga.”

“Terimakasih banyak, bapak.” kata Sawitri sambil terisak.

***

Dina sedang bepergian bersama Dita, Ia merasa bersalah karena kurang hati-hati membuat es krim yang dibawa Dita tumpah. Sebetulnya bukan hanya itu alasannya. Sudah agak lama Dina tak mengajak jalan-jalan, maka sekarang dilakukannya. Kecuali itu kalau dirumah Dina merasa selalu gelisah memikirkan Dian yang pergi entah kemana. Di jalanpun Dina juga tak banyak bicara.

“Kenapa mbak Dina dari tadi diam? Menyesal karena sebenarnya mas Dian itu kakak kita, sementara mbak Dian sudah terlanjur cinta?”

“Hush. Ngarang kamu, mbak bukan jatuh cinta sama mas Dian, mbak memang cinta sama mas Dian, tapi cinta seorang adik kepada kakaknya. Sekarang ini mas Dian lagi kemana, semua orang bingung mencarinya. Termasuk aku.”

Tiba-tiba ponsel Dina berdering. Dina hampir melonjak kegirangan, karena Dian yang menelponnya.

“Mas Dian..”

“Syukurlah kamu masih ingat aku Dina..”

“Mas, kamu dimana? Semua orang mencari kamu, ibu Yanti menangis terus.”

“Dina, aku masih di Jakarta. Aku sakit Din..”

“Kan mas Dian memang masih sakit, ini sudah dirumah, atau di rumah sakit?”

“Dina, katakan sejujurnya, apakah kamu sungguh-sungguh tidak mencintai aku?”

“Mas, dengar ya mas, aku mau mengatakan sesuatu.”

“Katakan bahwa kamu juga mencintai aku..”

“Tidak mas.. kita ini adalah….”

Dan tiba-tiba Dian menutup ponselnya.

“Maaas.. kamu dimana maaaas!” teriak Dina sambil menangis.

***

Besok lagi ya

 

141 comments:

  1. Replies
    1. Alhamdulillah, malam mingguan ada Rocan-8 sdh hadir, manusang mbak Tien, Slm hangat tetap semangat, Merdeka

      Delete
    2. Wah hebat Bu Tien bikin orang penasaran saja semoga Dian baik2 saja. Kita tunggu kelanjutannya siapa yg duluan menceritakan siapa Dian sebenarnya.. Apakah Baskoro ,Leo atau Dina...Salam sehat dan ADUHAI untuk bu Tien dan keluarga.

      Delete
    3. Alhamdulillah Roti Cinta~08 sudah hadir.. maturnuwun Bu Tien ..🙏

      Delete
    4. Selamat buat uti Nani, diwaktu sela berdoa untuk suami tercinta, masih sempat menjemput kedatangan Dian dan Dina.


      Alhamdulillah RC_08 sdh tayang......
      Terimakasih bu Tien, salam SEROJA, sehat terus dan terus sehat.
      Aamiin ya Mujibas Saailiin.

      Delete
    5. Ibu Tien selalu bisa mengocok hati pembaca cerbungnya. Semua cerbungnya top. Selalu saya menangis setiap membacanya. Piawai merangkai cerita. Hebat mengolah konflik. Cerdik dalam memilih diksi. Mantaab

      Delete
  2. Matur nuwun mbak Tienku, Rotinya sudah sampai di alamat.

    ReplyDelete
  3. Selamat, dik Nani Nur number one

    ReplyDelete
  4. Senengnya hatikuuuuuu,
    RoCin sudah tayang. ⚘

    ReplyDelete
  5. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah masih tersebut....
      Salam sehat penuh semangat dari Rewwin ...🌿

      Delete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seeenneeenngg nya.. disapa oleh bu Tien.. Tks banyak ibuu..

      Delete
  7. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  8. Alhamdulilah.. RC 08 sdh datang.. yg ditunggu malming hehee...
    Terimakasih bu Tien.. Salam sayang & salam aduhai.. semoga bu Tien sehat selalu

    ReplyDelete
  9. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ih, namaku ikut keabsen sama bu Tien seneng deh 😊. Makasih bu semoga sehat selalu. Salam aduh dr kendal

      Delete
  10. Alhamdulillah mlm mnggu awal ditemani Roti Cinta. Terima kasih... sehat sllu mbu tien...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ....
      Yang ditunggu tunggu telah hadir,
      Gasik...
      Matur nuwun bu Ten..
      Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
      Aamiin..... .

      Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN

      Delete
  11. Alhamdulillah malam mingguan tayang lebih awal ,terimakasih bunda Tien semoga selalu diberikan sehat ,sehat dan sehat selalu ,salam Aduhai dari Jakarta

    ReplyDelete
  12. Gayeng kiyi...dasar Dian anak keras kepala, tidak mau mendengarkan keterangan orang lain.
    Baru awal sudah muncul konflik, mungkin Dian akan sangat terpukul.
    Salam sehat, tetap sehat, tambah semangat mbak Tien, makin ADUHAI.

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah roti cinta dah tayang
    Terima kasih bu tien
    Semoga sehat walafiat 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  14. Bu, arin salah deh, maksudnya lebih baik rawat inap kali ya?... btw sakit ibunya sawitri sama dengan sakit bu Tien ya? Alhamdulillah sekarang sudah sehat ya bu... semangat...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh ya jeng. Saya lihat lagi.

      Hehee.. iya sama.. ADUHAI jeng doktet

      Delete
    2. Sama, biar tahu rasanya. Hehee.. alhamdulillah sekarang sudah jauh lebih baik jeng dokter

      Delete
  15. Alhamdulillah, Terima kasih bu Tien. Sehat selalu ya. Salam Dewi Purworejo

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah tayang gasik. Makasih mbak Tien. Sehat selalu nggih.

    ReplyDelete
  17. Puji Tuhan sekarang tayang masih sore.Roti,,,Roti,,,Roti cinta anget kebul kebul ,,,pertanda yang menyajikan roti ,,sehat ,,,sehat,,,sehat,,,sehat,,untuk jeng Tien

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah, Terima kasih bu Tien

    ReplyDelete
  19. Eughh.... gini nihbkalau cinta buta...🙄

    ReplyDelete
  20. Makasih Bunda untuk RC 08 sukses selalu
    Sehat dan tetap semangat.
    Salam ADUHAI dari kami berdua.
    Met malam dan met istirahat

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah
    Makasih
    Salam sehat dr Makassar

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah matur suwun mb Tien....

    Roti cinta 08 gasik tayang...

    Smg sll sehat terus njih mb Tien..

    Salam ADUHAI SEKALJ.....

    ReplyDelete
  23. Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg RC08 hadir apik dan gasik tersaji buat kami penggandrungnya.

    Dian...jangan patah hati ya...
    Semoga orang2 terdekat segera bisa menghubunginya..
    Semoga ibunya Sawitri juga cepat sembuh.

    Monggo ibu Tien dilanjut aja kami menunggu dgn sabar. Matur nuwun berkah Dalem.
    Salam ADUHAI...

    ReplyDelete
  24. Wuih sekarang hallow2 ibu Tien puanjang banget... Penggemar semakin banyak, dan banyak yg sisapa juga...
    ADUHAI...

    ReplyDelete
  25. Hem..semakin seru..banyak riak2 masalah saling mengisi menjadikan ceritanya menjadi wow..makasih Bunda cantik.. salam sehat selalu ya Amin YRA 🙏

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah tayang awal. Matur nuwun bu Tien. Saya kagum lho bu Tien kalau membuat cerita cinta cintaan bisa dalem banget bagaikan cerita cinta ibu he hehe. Semoga Dian bisa ditemukan dan prmasalahan dapat diselesaikan dengan baik. Semoga bu Tien sehat selalu sehingga bisa melanjutkan cerita cinta..aamiin ehm

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah, RC 08 udah tayang, Terima kasih bu Tien. Sehat selalu dan tetap semangat inggih , Salam Aduhai dari Pasuruan

    Reply

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah, mbak Tien jumpa lagi di Roti Cinta 08, salam hangat dari Kamal Madura

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah ROTI CINTA Episode 08 sudah tayang gasik, matur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari. Bagusnya mbak Tien bisa lebih cepat dan lebih banyak istirahat. Sugeng NGASO,Sugeng saré.
    Semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
    Aamin Yaa Robbal Aalamiin.
    Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

    ReplyDelete
  30. Nuwun sanget ibuuu...
    Sg istirahat , mugi tansah pinaringan kesehatan prima.

    ReplyDelete
  31. Alhamdulilah Roti Cinta sdh tayang...trm kasih bu Tien sdh menyuguhkan kami cerita yg s
    Aduhai... Tetap sehat dan semangat njih bu ...
    Dan semoga Dian segera menyadari kesalahpahaman ini.....kasihan semua cemas memikirkan Dian

    ReplyDelete
  32. alhamdulilah rc sdh tayang...terima kasih bu tien , sudah di absen ...ibu jangan capek capek ya agar bu tien sll sehat dan menyapa kita setiap maam ....salam aduhai dari pondok gede

    ReplyDelete
  33. Setiap malam maksudnya hi hi hi salah nutul

    ReplyDelete
  34. Terima kasih mbak, sudah muncul lagi roti cintanya...tapi.... Aduh...Dian Dian...

    ReplyDelete
  35. Terimakasih mbak Tien, semoga Dian baik2 saj, semakin seru, bikin penasaran aza....
    Sehat2 selalu ya mbak Tien
    Aduhaii selalu
    Salam aduhai

    ReplyDelete
  36. Maturnuwun ibu Tien, penasaran dgn kelanjutan critanya
    Salam sehat nan aduhai selalu

    ReplyDelete
  37. suwun mba Tien...Roti Cinta 08 telah sampai ke Bekasi...salam sehat dan bahagia selalu...Aamiin

    ReplyDelete
  38. Kapan ya saya bisa nomor 1? hahahahha...
    Matur suwun bunda RC 8 sdh hadir gasik...
    Dian patah hati..apakah Dian meniru Baskoro? kabur dari rumah karena tidak direstui cintanya pada Ika dulu?
    waaah...makin seru ceritanya bunda ...
    monggo di lanjut
    Semoga selalu sehat ,tetap semangat dan tetap ADUHAI...

    ReplyDelete
  39. Alhamdulillah, suwun mba Tien RC 08
    Salam sehat dan aduhai sll

    ReplyDelete
  40. Horeee... Rocin 8 sudah hadir. Makasih Mbak Tien. Salam sehat Aduhai selLu.

    ReplyDelete
  41. Alhamdulillah,,matur nuwun bu Tien,, ROTI CINTA 8 extra Hari ahad,,buat Dian tambah pusing dg cintanya yg terlarabg,,,

    Salam ADUHAAII banget 🙏

    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah RC sdh tayang, lagi seru mesti nunggu lagi, mana besok libur lagi. Tetap sabar menanti.
    Suwun bu Tien..

    ReplyDelete
  43. Matur nuwun bu Tien , Rotinya sudah terhidang
    Dian...sedang marah. Mudah2an ketemu Bapak Baskoro yg sedang mengantar Ibunya Sawitri...
    Salam aduhai

    ReplyDelete
  44. Terima kasih Mbak Tien ... Rocin 08 sdh tayang... Smg Mbak Tien sehat sll ... Salam Aduhai .

    ReplyDelete
  45. Alhamdulillah,terima kasih Bu Tien ..sehat selalu,Aamiin.

    ReplyDelete
  46. Waduh d8an nggak mau tunggu penjelasan dina, terima kasih bu tien salam sehat

    ReplyDelete
  47. Makasiihmbak Tien RC08nyaa..

    Waah ketinggalan akuu..tp tetep aja blm tau Dian ada dimana..
    Mbak Tien bikin pinisiriiiin...

    Waduuh...sesuk prei...sih suwi men ngenteni Dian nengdi..🤦‍♀️🤦‍♀️

    Salam sehat dan aduhai bangeet mbak Tien..🙏🥰⚘

    ReplyDelete
  48. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  49. seruuu banget yg ini konfliknya

    ReplyDelete
  50. Selamat malam dan salam sehat buat bapa ibu semua

    ReplyDelete
  51. Alhamdulillah RC 08 dah hadir...semoga Dian mau ngerti...sakit2 jalan ..dian mulai keras kepala... kasian ibu Ika...Ya semoga Dian tdk kenapa2...

    ReplyDelete
  52. Makin seru
    Terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
  53. Aduh kemana perginya Dian ya
    Terimakasih bunda Tien Roti Cinta nya
    Semoga bunda senantiasa sehat walafiat aamiin
    Salam sehat dan ADUHAI.....

    ReplyDelete
  54. Aduhai....Sawitri adalah gadis cantik yang lembut dan baik dan cocok sbgi pendamping Dian....tapi Dian tdk melihatnya krna hatinya tertutup oleh cinta yg salah akibat ketidak tahuannya....maturnuwun mbak Tien...salam sehat selalu dr Situbondo

    ReplyDelete
  55. Smg Dian dan Baskoro ketemu di rs ketika membw ibunya sawitri🤲

    ReplyDelete
  56. Trimksh bu tien, sehat dn bahagia selalu..

    ReplyDelete
  57. Makasih mba Tien. Roti cintanya semakin aduhai. Salam sehat selalu mba.

    ReplyDelete
  58. Yah. . cowok lebay maunya asal cari gampangnya aja, maen seruduk setelah ketemuan fans berat dimasa kanak² gimana enggak; udah remaja .. apalagi tahu temen mau nyamber, takut kehilangan?!
    Kaya anak kecil minta es cream aja..
    Tuh kontrol di Rumkit aja menghindar terlihat ayah Baskoro yang habis nganter ibunya Sawitri, permainan kejelian penglihatan aja ..
    iyalah penglihatan batinnya kan lagi kena kabut emosi cinta, terkunci ketakutan; kehilangan fans atau kegaet temen, sok ngartis ini anak.
    Sekarang kan udah jadi pewaris 'roti cinta'
    Cowok satunya katanya cakep, babénya halu inget obrolan sambil lalu, mak coblangin tuh anak, asal ikut alur; nggak ketahuan belangnya donk, kan jaim, babé tuh yang comblangin; santun santunin bro ..
    yang pusing biar pusing peduli amat, sadis banget maen lepas kontak sama ortu .. bener Din heboh .. roti cinta

    ADUHAI..

    Terimakasih Bu Tien roti cinta yang ke delapan sudah tayang..
    sehat sehat selalu doaku, sejahtera bahagia bersama keluarga tersayang..

    ReplyDelete
  59. Alhamdulillah ROCIN 8,sehat selalu bu tien 🙏🙏

    ReplyDelete
  60. Pg , mb Tien ...
    Salam sehat nan aduhai .
    Cerita semakin seru

    ReplyDelete
  61. Trimakasih bunda Tien episode ke 08 untuk Roti Cinta nya...
    Sungguh mengaduk aduk hati pembacanya.

    Andai saja tahu akan begini jadinya ndak usah nunggu Dian besar mungkin masalah ini sdh dijelaskan oleh Yanti bahwa Dian dan Dina iku bersaudara.

    Kemana perginya Dian... begitu marahkah dia dg kedua ortunya....
    Kekuatan cinta kadang bisa membuat orang melakukan hal" diluar akal sehat.
    Semoga Dian segera ditemukan shg dpt segra dijelaskan siapa Dina sebenarnya.
    Dan nanti tdk kaget krn scr tiba" dia mendapatkan adik lagi yaitu Dina.Yg posisinya sama dg Arini saudara seibu.

    Moga bunda Tien sehat sll.
    Salam aduhai dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  62. Seperti minggu2 sebelumnya, cerbung utama disini tidak dapat dihadirkan karena LIBUR.
    Sebagai gantinya bagi teman-2 yang sdh bergabung di WAG PCTK, ditayangkan cerbung pengganti dengan judul SUMPAH, AKU BENCI NENEK.
    Demikian, pemberitahuan kami untuk menjadikan maklum.
    Selamat malam selamat beristirahat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kaķek Habi, bisa tolong masukkan sy di WAG PCTK. No hp sy 0811810548.
      Matursuwun.

      Delete
    2. Kakek Habi, perkenankan saya gabung di WAG PCTK.. ini nomor kontak WA saya 085975353329.
      Maturnuwun.🙏

      Delete
  63. Kakek Habi boleh kah saya gabung di WAG PCTK ..no hp saya 085800605050

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh jeng Winarni, dibuka untuk para Penggemar Cerbung Tien Kumalasari kok. Sampai semalam yang sdh bergabung 122 orang.
      Saya japri ya......

      Delete
    2. Maaf Kakek Habi sy jg mau gabung WAG PCTK no hp 08122833651, suwun 🙏

      Delete
  64. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun bun.....
    Mugi2 tansah rahayu wilujeng sedoyonipun.....

    ReplyDelete
  65. Matur nuwun mbakyu Tien, sehat² selalu injih jangan di forsir lagi loh biar tetep sehat, cukup istirahat, asupan makan yg sehat, doa kami semua untuk penjenengan, salam aduhai dari Gunung3, Tanggamus, Lampung

    ReplyDelete
  66. malam minggu aku ikut mencari Dian...siapa tahu Dian main ke Bekasi nengok ibunya Sawitri di rumah sakit...
    kepingin juara 1 padahal hari minggu kurir Roti lubur...semoga mba Tien dan semua penggemar sehat dan bahagia selalu

    ReplyDelete
  67. Sabar menunggu roti cinta hadir lagi..

    ReplyDelete
  68. Assalamualaikum wr wb. Diawali do'a, semoga Bu Tien dan keluarga dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin... Maturnuwun Bu Tien, ceritanya semakin menarik dan berharap Bu Tien tidak ngoyo, santai saja, krn para penggemar sabar menunggu lanjutannya.
    Berharap juga mudah mudahan, Dian sgr bisa dihubungi keluarganya dan sadar akan kesalahannya. Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  69. Innalillahi wainnailaihi roji'uun..
    Turut berduka cita atas wafatnya Bpk H Ismanto (suami Ibu Nani Nur'aini Siba) semoga Almarhum diterima amal ibadahnya, diampuni segala kekhilafannya dan mendapat tempat yg terbaik disisi Allah Swt.
    Keluarga yg ditinggalkannya diberikan ketabahan dan keikhlasan.
    Aamiin Yaa Robbal' Aalamiin..

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Innalillahi wainnailaihi roji'un.
      Duka cita mendalam kami sekeluarga atas berpulangnya bapak H Ismanto, suami terkasih mbak Nani. Doa tulus kami menyertai kepergian alm, semoga Allah memberi tempat mulia di sisinya. Diparingi margi lodhang tumuju ngarsaning Gusti Allah. Semoga mbak Nani dan keluarga diparingi kekuatan dan ketabahan menerima kehilangan ini. Aamiin

      Delete
    3. Innalillahi wainna ilaihi roji'uun. Turut berduka cita atas wafatnya Almarhum Bapak H. Ismanto, SE,MM bin IsKak Supardi (suami ibu Nani Nur'Aini Siba, admin WAG PCTK) di RSUD SRAGEN tadi dini hari pkl 00.30 wib dan jenazah InsyaAllah dimakamkan pkl 09.00 tadi.
      Allohumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu wa akriim nuzulahu wawasi' madkhalahu. Semoga diampuni dosa fan khilafnya, diterima iman dan islamnya dan ditempatkan yang layak disisiNya. Dan buat jeng Nani sekeluarga diberikan ketabahan, kesabaran dan keikhlasan melepas kepergiannya. AL FATIHAH.
      Aamiin ya Robbal'alamiin.

      Delete
    4. Innalillahi wainnailaihi roji'un.
      Duka cita mendalam kami sekeluarga atas berpulangnya bapak H Ismanto, suami terkasih mbak Nani. Doa tulus kami menyertai kepergian alm, semoga Allah SWT memberi tempat mulia di sisinya. Diparingi margi lodhang tumuju ngarsaning Gusti Allah. Semoga Bu Nani dan keluarga diparingi kekuatan,kesabaran ,keikhlasan dan ketabahan menerima kehilangan ini. Aamiin YRA.

      Delete
  70. Turut berduka cita atas wafatnya bpk H. Ismanto, suami dari Ibu nur'aini, semoga diampuni segala kesalahan nya dan dilapangkan jalannya dan kepada keluarga yg ditinggalkan semoga diberi kekuatan, ketabahan dan keiklasan.
    Amin 🙏

    ReplyDelete
  71. Innalillahi wainna ilaihi roji'uun. Turut berduka cita atas wafatnya Almarhum Bapak H. Ismanto, SE,MM bin Iskak Supardi suami ibu Nani
    Allohumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu wa akriim nuzulahu wawasi' madkhalahu. Semoga diampuni dosa dan khilafnya, diterima iman dan islamnya dan ditempatkan yang layak disisiNya. keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan, kesabaran dan keikhlasan. AL FATIHAH.
    Aamiin ya Robbal'Aalamiin.

    ReplyDelete
  72. Innalillahi wainnailaihi roji'un
    Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu.
    Ndherek belasungkawa. Semoga almarhum suami bu Nani tercinta dirahmati oleh Allah SWT, diampuni salah dan khilafnya, serta diterima amal ibadahnya.
    Aamiin🙏

    ReplyDelete
  73. Innalillahi wainnaillaihi rojiun.
    Smg alm suami bu Nani husnul khotimah.

    ReplyDelete
  74. Inalilahi wa'inailahi rojiun, turut belasungkawa atas meninggalnya aml bpk H Ismanto, SE MM suami tercinta ibu Nani Nur'aini smg diterima semua amalannya dan diampuni segala kesalahan serta ditempatkan disisiNya, aamiin...

    ReplyDelete
  75. Saya tunggu seri berikutnya dan saya suka sekali cerbung2 dari ibu Tien Kumalasari......

    ReplyDelete
  76. Innalillahi wainnailaihi roji'uun..
    Ikut berduka cita atas wafatnya Bpk H Ismanto (suami Ibu Nani Nur'aini Siba) semoga Almarhum diterima amal ibadahnya, diampuni segala kekhilafannya dan mendapat tempat yg terbaik disisi Allah SWT.Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan.
    Aamiin Yaa Robbal' Aalamiin..

    ReplyDelete
  77. Turut berduka cita atas wafatnya Bpk. H. Ismanto (suami Ibu Nani Nur'aini Siba) smoga alm. diampuni semua dosa dan kesalahannya serta mendapat tempat yg terbaik disisi Allah Swt. Dan kelg. yg ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan. Amin.

    ReplyDelete
  78. Eh blm lewat rotinya...sabarrr..
    Aduhai..

    ReplyDelete
  79. Semakin seru cerbungnya ..
    Terimakasih mbak Tien...ditunggu lanjutannya...
    Semoga Dian menyadari yang sebenarnya
    Salam aduhaiii dan sehat selalu bwtbak Tien

    ReplyDelete
  80. Nderek belo Sungkowo mbak Nanik atas meninggalnya bpk H Ismanto...
    Semoga almarhum mendapatkan tempat yg terbaik disisiNya
    Semua amal ibadahnya diterima.Alloh SWT.... Aamiin

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 48

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  48 (Tien Kumalasari)   Satria tertegun. Tentu saja dia mengenal penjual kain batik itu. Ia hanya heran, ba...