SEPENGGAL KISAH 91
SEPENGGAL KISAH 91
(Tien Kumalasari)
Damar masih mengamati foto itu dengan wajah kusut dan pucat.Nancy terkejut, reaksi Damar sungguh tak disangka.
"Dimana kamu ketemu dia? Dimana rumahnya?"
"Papa, kan tadi Nancy bilang mau nanya ke papa, apa papa tau rumahnya karena Nancy pengin main kesana, tentu saja Nancy nggak tau."
"Lalu kamu ketemu dimana?" Damar mendesak, seakan ia menuntut bahwa Nancy harus bisa memberinya keterangan yang memuaskannya.
"Nancy ketemu ditoko. Yang pertama ketemu Pandu aja, yang fotonya penah Nancy berikan ke papa beberapa bulan lalu. Terus dua hari lalu tiba2 pas belanja ketemu lagi, dia bersama ibunya."
"Mengapa kamu tidak tanya dimana rumahnya?
"Nggak papa, waktu itu Nancy sudah ditungguin taxy, jadi setelah minta foto bersama, Nancy pergi, nggak sempat nanya apapun.Nama perempuan itu juga mama yang kasih tau."
Damar terdiam. Ingatan tentang Asri kembali membayanginya. Ia ingin ketemu, ingin bicara, ingin memuntahkan semua isi hatinya, ingin berceritera tentang hidupnya, dan semuanya, seperti ketika mereka masih bersama, seperti ketika mereka melewati manisnya perjalanan cinta mereka...
"Siapa dia papa..?"
"Dia wanita yang papa cintai,"
Nancy terkejut." Perempuan inikah yang membuat papa mamanya bercerai? "Dengan polos Nancy menanyakannya.
Damar menggeleng, dugaan Nancy tidak sepenuhnya benar. Mamang karena Asri Damar tidak bisa mencintaai perempuan lain, tapi penyebab berceainya Damar dan Mimi adalah karena Damar ingin lepas dari bayang2 keluarga Surya, dan juga karena tidak bisa mencintai Mimi.
Ketika kemudian Nancy pulang, Damar belum bisa melepaskan bayang2 Asri. Ia telah mengkopi foto Asri tadi kedalam ponselnya. Dan dipandanginya tanpa henti foto itu.
"Asri, akhirnya kamu hidup bahagia, punya anak yang tampan.dan pasti sudah melupakan aku. Lalu bagaimana dengan aku Asri? Ini menyakitkan, ini nggak adil buat aku." Gumam Damar berkali kali.
Asri sudah merasa nyaman karena pak Marsam mau tinggal bersama mereka. Pohon2 bunga yang ditinggalkan sedikit demi sedikit diboyong kesana sehingga pak Marsam punya kesibukan lagi. Apalagi ada pohon titipan Ongky yang selalu dirawatnya dengan cermat walau ditinggalkan bertahun tahun.
"Siapa sebenarnya gadis Indo bernama Nancy itu Asri?"tanya Bowo pada suatu ketika..
"Nggak tau Asri mas, Asri juga heran, seneng banget dia sama Pandu. Mungkin pengin punya adik laki2."
"Rumahnya juga nggak tau?"
"Ya enggak lah mas, kami cuma bertemu sekilas lalu dia buru2 naik taxy setelah meminta foto kami. Pandu yang sudah bertemu dua kali."
"Ya, mungkin gadis itu pengin punya adik, dan Pandu kan memang nggemesin, kayak ibunya," canda Bowo .
Asri tertawa :"Bisa aja mas itu.."
Tiba2 terdengar telephone berdering. Bowo mengangkatnya:" Hallo.."
"Oh ini mas Bowo ya?" suara perempuan dari seberang sana.
"Siapa ya ini? Ma'af.."
"Saya Danik mas.. masa nggak ingat sama suara saya.."
"Oh ya, sekarang ingat. Asri.. ini dari Danik.. " teriak Bowo kemudian kepada isterinya.
"Hallo Danik .. lama nggak kabar2 kamu,"
"Iya, baru pulang dari Samarinda,"
"Oleh2nya dong," canda Asri.
"Ada lah buat kamu. Begini.. aku mengundang kamu untuk datang kepesta perkawinanku, datang ya?"
"Oh ya.. kapan itu?"
"Besok Minggu depan ini, jam 7 malam ya? "
"Dimana nih ?"
"Dirumahku, harus datang lho ya, kalian berdua."
"In shaa Allah Danik, ngomong2 ini perkawinanmu yang ke berapa?"
"Sudah yang ke duapuluh, suamiku ingin merayakannya, mumpung ada rejeki."
"Iya lah, bersyukur, nggak terasa sudah duapuluh tahun ya.. selamat deh.. pasti nanti kami akan datang. Banyak teman2 yang akan datang juga kan?"
"Iya, pasti lah, jangan lupa ya, Minggu depan tanggal 23 jam 7 malam."
"Oke siap. terimakasih undangannya ya,"
Asri menutup telephonnya.
"Undangan apa?"
"Pesta ultah perkawinan Danik, kita datang ya mas? Minggu depan ini, jam 7 malam.
"Baiklah, nanti biar Pandu sama kakeknya, takutnya kalau pestanya sampai malam."
Hari itu Damar masih termenung dirumahnya, sendirian, dan itu membuat hatinya juga semakin sepi. Foto Asri dipandanginya terus menerus. Damar merasa, Asri tak berubah, cantik seperti dulu. Kemana aku harus mencarimu Asri...
Damar benar2 seperti gila. Mungkin karena hatinya limbung, seperti kehilangan pegangan.
Ketika ponselnya berdering ia segera mengangkatnya karena tertulis disana, Danik. Siapa tau ada informasi tentang Asri.
"Hallo ." cepat sekali Damar mnyapanya..
"Hai Damar, kayak orang diburu anjing begitu, biasanya lama nggak diangkat angkat."
"Ada informasi buat aku?"
"Informasi apa, aku mau mengundang kamu besok Minggu."
"Kamu melahirkan lagi?"
"Hush, gila kamu, udah cukuplah anakku 3, Ini lho ada sedikit pesta kecil2an, di ulang tahun pernikahan aku.Besok Minggu tgl 23 ini, jam 7 malam ya.""
"Wah, aku lagi nggak suka pesta. Hatiku sendiri sedang pesta ini, pesta sakit hati."
"Jangan begitu Damar, disana nanti bisa ketemu teman2 lama, waktu kita sekolah dulu, dan itu pasti menyenangkan."
Damar berdebar debar, bertemu teman2 lama? Apakah Asri juga diundang?
"Hallow.. kamu pasti datang kan?"
"Oke, aku datang..aku datang.."
Damar menutup telepone, dan dengan penuh harap ia akan bertemu Asri dipesta itu.
#adalanjutannyalho#
.
No comments:
Post a Comment