Wednesday, December 19, 2018

SEPENGGAL KISAH 90

SEPENGGAL KISAH  90

(Tien Kumalasari}

Sesampai dirumah, Nancy tak henti2nya berceritra tentang si kecil tampan yang bernama Pandu, yang kemudian ketemu lagi ketika bersama ibunya. Mimi masih ada di Indonesia ketika papanya meninggal. Mungkin agak lama, atau mungkin tak akan kembali ke Amerika.

"She is beautiful mom..., coba liat fotonya .." kata Nancy sambil menunjukkan foto di ponselnya.:"Ini Pandu yang tampan, dan ini mamanya,"

Tadinya Mimi hanya melihatnya sekilas, tapi ia seperti mengenal perempuan yang katanya ibunya Pandu. Ponsel itu urung diserahkan kembali pada Nancy :"Coba mama liat, hm... kayaknya mama kenal deh sama perempuan ini, Siapa namanya?"

"I don't know ma, Nancy nggak nanya namanya. Kami bertemu sekilas, Nancy udah ditungguin taxy and dia langsung belanja kedalam,"

"Ini Asri.. mama kenal dia, jadi dia sudah punya anak ? Mm.. pasti papa kamu tau.."

"Maksud mama, papa tau tentang Pandu ?"

"Bukan Pandu, tapi mamanya Pandu.. papamu kenal sekali. "

"So... papa tau rumahnya Pandu donk,"

"Mama nggak tau kalau so'al itu."

"Kapan2 kalau Nancy main ke Jogya, boleh donk Nancy nanyain rumahnya, Nancy suka banget anak itu, pengin deh punya adik kayak dia,"

Mimi hanya terdiam. Kenangan tentang Asri sudah lama dilupakannya, dan cintanya pada Damar juga sudah dilenyapkannya dari hatinya. 

"Mama, boleh Nancy ke Jogya besok pagi?"

"Terserah kamu saja, bilang dulu sama grandma.."

"Mama mau ikut?" Mimi menggeleng, ia tak ingin bertemu Damar lagi setelah perceraian itu. Terserah kalau Nancy sering ketemu dan Damar tidak menolaknya. Mimi sedikit lega karena Damar tidak membenci Nancy walau tau bahwa Nancy bukan darah dagingnya.

"Mama nggak rindu sama papa?"

"Enggak, mama sudah lupakan dia," Nancy terdiam, ia tidak mengerti kenapa papa dan mamanya bercerai, dan seperti saling membenci. Tapi Nancy tidak perduli. Papa nya sangat baik dan selalu menerimanyaa dengan baik pula.

"Grandma,besok Nancy mau ke Jogya, mau ketemu papa." kata Nancy ketika melihat neneknya datang.

"Berani sendirian?"

"Berani donk grandma, Nancy kan sudah besar. "

"Ya sudah terserah kamu, tapi cepat pulang, dan hati2..

 

Damar sudah berubah, hantaman2 peristiwa yang membuatnya  jatuh bangun telah menjadikannya seorang yang keras kepala, gampang marah dan kadang tak terkendali. Setiap kali datang Ongky memberinya petuah, tapi tak membuatnya berubah. Dulu waktu masih SMA dia pernah menghajar seorang laki2 yang memboncengkan Asri, padahal laki2 itu temannya sendiri hanya beda kelas. Ia memaqng seorang yang temperament.Kemudian dengan berjalannya waktu, ia berubah menjadi orang yang pasrah. Itu terjadi setelah mengetahui Asri telah punya calon yang ketika itu sebetulnya Bowo hanya ingin menakuti Mimi. Damar mendengarnya dan mengira itu benar. Itulah sebabnya ia menurut ketika pak Surya mengajaknya ke Amerika, menikahkannya dengan Mimi. Ketika itu ia menjadi manusia tanpa rasa.. dan tak perduli walau Mimi telah mengandung bayi yang bukan darah dagingnya. Itulah awal dirinya berontak pada nasib. Ia memilih kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai apapun juga demi menyambung hidup. Ia tak mau lagi bergantung pada pak Surya.  Kemudian diketahui bahwa harta pak Surya sebagian besar adalah milik ayahnya, Lalu atas bantuan pak Darman kemudian menjadikan dia seorang pengusaha yang sukses, meneruskan usaha almarhum ayahnya. Yang terakhir menghantam jiwanya adalah ketika diketahuinya bahwa meninggalnya ayah ibunya karena disengaja oleh pak Surya.

Tidak bisa Damar menerima semua itu. Ia ingin,  segala yang diinginkannya harus terlaksana. Pasrah membuatnya sengsara.

 

Siang hari itu Damar masih bekerja dikantornya. Seseorang mengetuk pintu, dan Damar mempersilahkan masuk. Seorang gadis Indo menghambur kearahnya, memeluk dan menciuminya. Astaga, gadis ini benar2 tak mau tahu akan dendam dan amarahnya terhadap kakeknya . Berkali kali ia datang dan mencurahkan kasih sayangnya seperti kepada ayahnya. Benar2 membuat Damar kebingungan. Tapi masih ada belas kasihan dihati Damar kepada gadis tak berdosa ini. Belum sa'atnya memberitahukan keadaan yang sebenarnya.

"Hallo papa," selalu begitu sapa pertamanya begitu bertemu Damar.

"Kamu sama siapa?"

"Sendiri,"

"Oh.. sudah berani main sendiri?"

"Nancy kan sudah besar papa, boleh nggak Nancy punya pacar?"

"Ada2 saja kamu ini, ya terserah kamu mau cari pacar, kamu kan sudah dewasa."

"Kalau Nancy punya pacar, Nancy akan memilih laki2 yang ganteng seperti papa."

Damar tersenyum.

"Oh ya papa, boleh aku minum?"

"Ambillah sendiri,"

"Papa, aku ingin menanyakan sesuatu," Kata Nancy sambil meneguk minuman dingin yang baru saja diambilnya."

"Menanyakan apa?"

"Kata mama, papa mengenal perempuan yang ada difoto Nancy, tunggu ya papa, ini mamanya Pandu, tapi mama bilang, papa kenal sama dia."

Damar mulai berfikir, siapa dia, dan mengapa Mimi mengatakan kalau dirinya mengenal perempuan itu.

"Nancy suka sekali pada anak kecil itu, Nancy ingin tau dimana rumahnya, supaya Nancy bisa main kerumahnya.. aduh.. mana foto itu.. sebentar ya pa.." Nancy mengotak atik ponsel nya dan mencari cari...

"Naa.. ini dia pa.. kata mama papa kenal dia, so..papa pasti tau dimana rumahnya dong," Nancy menyerahkan ponselnya pada Damar, dan alangkah terkejutnya Damar ketika memandangi foto itu. Dia Asri, kekasih hatinya.

"Bagaimana kamu bertemu dia? Dimana dia?" hampir tak bisa menguasai dirinya ketika Damar memandangi foto itu. Nancy terkejut melihat reaksi ayahnya.

#adalanjutannyalho#

 

 

 

No comments:

Post a Comment