A Y N A 30
(Tien Kumalasari)
Ayna mundur kebelakang, ponsel Bintang dijatuhkannya ke tanah.
“Ayna...” Bintang mengambil ponselnya yang untungnya tidak pecah, lalu direngkuhnya Ayna.
“Aku tidak mau... aku tidak mau dia.. dia.. aku benci dia...”
“Baiklah.. baiklah.. kamu tenang ya... ayo duduk sebentar disini, tenang Ayna.”
“Dia itu jahat.. jahat sekali.. aku tidak mau..”
“Benar, dia jahat.. dia sudah mendapat hukumannya. Dia tidak akan mengganggu kamu lagi.”
Ayna menatap Bintang, seakan bertanya, benarkah laki-laki yang dibencinya itu tak akan mengganggunya lagi?
“Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Kamu berada di tempat yang aman. Diantara keluarga yang menyayangi kamu,” katanya sambil mengelus kepala Ayna.
Ayna menengadah, menatap langit,
“Adakah kamu mengingat sesuatu?”
“Sangat menakutkan...Dia sakit.. aku mendekat.. lalu dia memeluk aku... aku menjerit-jerit..”
Bintang mengangguk-angguk..
“Lalu....?”
“Aku sudah memutuskan untuk mati kalau dia memaksa aku.. Aku terus meronta.. lalu dia datang .. “
“Dia?”
“Mas Nanda... menarik aku keluar, menenangkan aku..”
“Astaga, hanya Nanda yang diingatnya? Sedangkan aku yang hampir menghajar si tua itu tidak?” kata hati Bintang. Tapi dia terus bersyukur, Ayna mengingat semuanya.
Bintang terus menatap Ayna tak berkedip.. Wajah cantik itu tampak kuyup oleh derita. Bening matanya tersapu genangan air bening yang tak henti-hentinya mengalir.
Bintang menarik sapu tangan dari dalam sakunya, mengusap wajahnya dengan lembut.
“Semua sudah berlalu bukan ?”
“Tidak.. ia masih mengejarku.. ia meminta aku pulang, aku menolak.”
Ayna ingat, ketika itu kebetulan Tanti lewat, dan menyelamatkannya. Ayna tidak lupa, ia mengatakannya dengan jelas.
Bintang terus mengangguk-angguk.
"Ketika itu.. aku melihatnya lagi didepan toko, aku lari menyeberang, tapi aku tertabrak sesuatu. Aku tak ingat apapun.”
Kemudian Bintang mengerti, mengapa Sarjono mengetahui kalau Ayna kecelakaan. Rupanya memang Ayna melihatnya lalu berusaha kabur. Sayang kemudian Ayna mengalami kecelakaan. Betapa jahatnya Sarjono. Melihat Ayna tertabrak mobil, dia memeras si penabrak dengan alasan harus merawat dan mengobati Ayna, tapi kemudian membawa Ayna pergi, dan yang lebih gila, dia mengganti nama Ayna dengan Winarni, lalu nama itu tertanam terus selama Ayna masih amnesia.
“Ketika aku sadar, dia mengatakan bahwa aku isterinya... Ia membawa aku kesebuah rumah sakit lain, dan temannya yang bernama Sumar setiap hari mengunjungi aku dirumah sakit itu. Lalu.. hari itu.. laki-laki yang mengaku suami aku itu ingin mengajak aku pergi dari rumah sakit, lalu aku kabur..”
Ayna kembali terisak.
Bintang tak tega membiarkannya. Ia merengkuhnya dan memeluknya erat.
“Ayna, kamu ditemukan oleh orang-orang baik. Sekarang kamu berada ditengah-tengah keluarga yang menyayangi kamu.”
“Aku mau ketemu dia..”
“Siapa ?”
“Dia.. yang menyelamatkan aku..”
Bintang menelan ludah, menahan gejolak cemburu yang kembali mengiris perlahan.
“Nanda ?”
“Mengapa dia tidak lagi datang menemui aku ?”
“Dia...” hampir saja Bintang mengatakan bahwa Nanda sedang pacaran dengan adiknya, tapi diurungkannya. Kalau itu dilakukan maka kelihatan benar bahwa dia cemburu, sirik, .. tidak.. itu bukan dirinya.
“Jauhkah rumahnya?”
“O.. mm.. ya.. lumayan.. Kamu mau kesana ?”
“Aku mau...” kata Ayna sambil mengangguk.
Tuh kan...?
“Baiklah, sekarang ayo kita berdo’a lagi untuk almarhumah ibu, lalu kita jalan, kemanapun kamu mau.”
Ayna mengangguk. Ia dan Bintang kembali bersimpuh dihadapan pusara sang ibu, menundukkan kepala, melantunkan do'a. Dan segumpal do’a membubung terbawa angin. Barangkali akan sampai diatas sana, dan Sang Maha Pencipta mendengarnya. Terik matahari siang itu tak lagi terasa membakar. Yang ada hanya kesejukan.
Keduanya meninggalkan makam itu dengan bergandengan tangan. Bintang tak tahu, apakah dia akan terus bisa menggandengnya, ataukah nanti ada tangan lain yang bisa lebih erat menggenggamnya, dan yang bisa menaungi hati sang cantik yang baru saja mengurai segala dukanya. Aduhai..
***
“Ibu Mirah...” Bintang berteriak ketika melihat bu Mirah hampir menutup pintu rumahnya.
“Mas Bintang?” sambutnya riang.
“Kok mau ditutup pintunya bu?”
“Iya mas, habisnya semua pada pergi. Ibu lagi dibelakang, jadi sebaiknya ditutup saja pintunya. Ini Ayna kan ?”
Ayna mendekat dan mencium tangan bu Mirah.
“Ayna ingin ketemu Nanda.”
“Waduh, Nanda pergi sudah dari tadi tuh. Bukan kerumah mas Bintang?”
“Saya juga tidak tahu bu, saya pergi sudah dari pagi juga.”
“Ya sudah, nggak apa-apa, duduklah, ibu juga kangen sama mas Bintang. Ketika sakit nggak bisa bezoek, karena kebetulan ada beberapa pesanan yang sangat menyita waktu, sehingga tidak bisa pergi kemana-mana.”
“Tidak apa-apa bu, cuma sakit sedikit..”
“Syukurlah, sudah kelihatan sehat. Ayna apa kabar?”
“Saya baik bu.”
“Iya, ibu lihat wajahnya sangat bersih dan berseri.. ibu yakin ini wajah yang sangat sehat. Ibu senang nak.”
“Iya bu.”
“Pak Pri kemana bu?”
“Biasa mas, banyak barang-barang habis, dia belanja .”
“Sendiri ?”
“Sama salah seorang pegawai. Duduklah dulu, ibu buatkan minum ya, tapi nanti ibu tinggal memasak dibelakang ya, ada pesanan yang harus dikirim sore nanti,” kata bu Mirah sambil beranjak kebelakang.
“Ya ibu Mirah, biar saya menunggu Nanda bersama Ayna.”
“Mas Nanda kemana ?” Ayna kembali bertanya.
“Pergi dari tadi, kata ibunya. Biar aku menelponnya ya?”
Ayna mengangguk.
***
Nanda sedang duduk disebuah taman, sambil menikmati es krim yang baru saja dibelinya. Bulan sangat suka es krim, tapi Nanda ingin makannya ditempat yang tidak terlalu banyak orang.
“Kalau sepi begini kan enak. Dunia seperti milik kita berdua..” celetuk Nanda.
“Orang lain ngontrak ya ?”
Nanda terbahak. Berdua sama Bulan selalu terasa nyaman. Canda yang diumpankannya selalu nyambung.
“Kapan kuliah kamu selesai?”
“Sebentar lagi. Lagi ngerjain tugas akhir.”
“Baguslah..”
“Memangnya kenapa?”
“Aku mau segera melamar kamu.”
“Wauw.. serius nih? Belum tentu juga aku mau menerima.”
“Yang benar..?”
“Iya, itu benar,” kata Bulan sambil terus mengecap-ngecap es krim yang masih dipegang ditangannya.
“Aku ngelamarnya sama ibu Palupi, bukan sama kamu. Kalau ibu mengijinkan, masa kamu mau menolak?”
“Bagaimana kalau aku sudah punya pacar?”
“Nggak, aku nggak percaya..”
“Kok nggak percaya sih..”
“Kalau kamu sudah punya pacar, nggak mungkin kamu mau sering-sering jalan sama aku. Itu selingkuh namanya. Tahu?”
“Kata orang selingkuh itu nikmat..”
“Kamu jahat ya..”
Bulan tertawa, sampai tersedak-sedak..
“Uhukkkckk.. uhuckkk..”
“Tuh kan... awas .. ini ada air putih botol.. ayo diminum dulu..” kata Nanda sambil menepuk-nepuk punggung Bulan.
Bulan meneguknya, lalu masih tertawa ketika mengulurkan kembali botol minum itu kearah Nanda.
“Ma’af ya mas.. aku jahat...” katanya.
“Hm.. bercanda kan kata ma’af itu?”
“Nggak, sungguh... nih, gara-gara nggak serius aku jadi tersedak.”
Nanda tersenyum. Wajah Bulan memerah karena terbatuk-batuk. Tapi kecantikan itu seperti tak pernah pudar. Nanda menatapnya tanpa bosan.
“Bulan, ketika aku mengatakan suka sama kamu, itu aku serius. Bukannya bercanda,” bisik nya lembut.
“Iya, aku tahu..”
“Kalau tahu, lalu bagaimana ?”
“Apanya ?”
“Kamu suka nggak sih sama aku?”
Bulan menatap kearah pepohonan yang ada disekitar taman. Gemersik daun karena tiupan angin, terdengar bagai sebuah nyanyian. Manis dan sangat merdu. Lalu Bulan bertanya, nyanyian itu apakah datang dari gemersik daun-daun, atau dari bibir laki-laki ganteng yang dengan nekat bilang menyukainya?
Tapi sungguh, Bulan tak ingin menolaknya. Nanda sangat ganteng, baik, dan ia yakin bahwa laki-laki itu benar menyayanginya.
“Jawab dong Bulan..” bisik Nanda lembut.
“Iya...”
“Iya apa?”
“Pertanyaannya apa sih ?”
“Bulan, aku cinta kamu...” kata Nanda ditelinga Bulan, membuat Bulan tersipu. Ketika kata suka diganti cinta, maka kemudian aromanya jadi berbeda. Ini lebih dalam menusuk ke dasar hati.
Mata Bulan membulat, menatap Nanda tak berkedip, bagai sepasang bintang hadir kesiangan karena panas lagi terik.
“Katakan sejujurnya kalau kamu menolaknya.” Kata Nanda sambil menyibakkan anak rambut Bulan yang tergerai menutupi dahi karena angin nakal mempermainkannya.
Ini sebuah pertanyaan serius, dan Bulan tak ingin bercanda. Mata bintangnya berkejap karena Nanda juga menatapnya tajam.
“Nanti kalau sampai dirumah, bilang pada ibu. Kalau ibu suka, aku juga suka,” kata Bulan sambil tersenyum.
Ia mengatakan itu karena ia tahu bahwa ibunya juga sangat menyayangi Nanda. Ia yakin ibunya tak akan menolak. Lalu apa susahnya menuruti kata ibunya kalau memang hati juga bertaut?
Nanda hampir menjawab seloroh Bulan, ketika ponselnya berdering.
“Ada apa? Duuh,, ngapain sih mengganggu saja?” omelnya ketika tahu bahwa Bintang yang menelponnya.
“Aku menelpon dari tadi, mengapa baru dijawab?”
“Benarkah? Ma’af sobat, kan aku lagi sibuk, jadi tidak mendengar.”
“Memangnya lagi sibuk apaan?”
“Pacaran lah.. apa lagi?”
“Nanda.. dengar, ada yang ingin bertemu kamu.”
“Siapa ingin bertemu aku?”
“Ayna..” kata Bintang sedikit kesal.
“Ayna ? Memangnya kenapa?”
“Aku nggak tahu, ini kami lagi bersama ibu Mirah.”
“Baiklah, aku segera pulang,” kata Nanda lalu menup ponselnya.
“Tuh kan.. bingung karena ada yang ingin ketemu ,” ledek Bulan sedikit cemburu.
“Pasti ada sesuatu, jangan cemberut dong.”
“Nggak, siapa cemberut?”
“Ayo kerumah dulu, mereka ada dirumahku.”
“Aku pulang saja...”
“Jangan begitu Bulan, nanti aku antar, tapi kita kerumah dulu.” Nanda menarik tangannya, dan Bulan tak bisa menolak. Ada rasa cemburu ketika ia mendengar bahwa Ayna ingin bertemu Nanda. Ia tak ingin ikut, tapi ia juga ingin tahu apa yang diinginkan gadis yang menurutnya masih amnesia itu.
***
Bintang mengajak Ayna ngobrol.. bercerita tentang masa lalu Ayna, dan Bintang sangat lega karena Ayna sudah banyak mengingatnya.
“Ingatan kamu sudah sangat bagus Ayna.. senang aku mendengar kamu banyak menangkap apa yang aku ceritakan.”
“Tapi aku masih bingung..”
“Apa yang membuat kamu bingung ?”
“Mengapa mas Bintang tidak datang bersama mas Nanda?”
Aduhai... itu lagi? Bintang menghirup nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Rupanya Ayna sangat terkesan dengan Nanda, ketika ia menyelamatkannya dari nafsu setan bapak tirinya. Atau ada perasaan yang lain? Pemikiran yang terakhir ini membuatnya sedikit risau. Benar, dia sudah meyakinkan dirinya bahwa dia akan rela apabila Ayna bersama Nanda, tapi Bintang juga manusia. Terkadang sangat berat melepaskan sesuatu yang disayanginya.
“Aku ingat, mas Bintang selalu datang bersama mas Nanda. Pernah bersama-sama memberi aku bunga disebuah rumah makan..”
“Haaa... kamu juga ingat itu?”
“Aku mengingatnya..” kata Ayna sambil menoleh kearah jalan.”
Bintang menatap Ayna dan polahnya yang tampak gelisah. Rupanya kedatangannya yang sendiri tanpa Nanda membuat Ayna bertanya-tanya. Dan pertanyaan itu akan terus dibawanya sampai barangkali kalau Nanda sudah datang. Mungkin bersama Bulan. Akan cemburukah Ayna menyaksikan kedekatan Nanda dan Bulan ?
Ketika sebuah mobil memasuki halaman, Ayna segera berdiri. Bintang mengikutinya ketika Ayna turun dari teras.
Nanda turun dengan diikuti Bulan. Dan begitu melihat Nanda, Ayna lalu memburunya lalu memeluknya erat. Bulan terpana, Bintang memalingkan muka. Ayna bahkan tidak pernah memeluknya, kecuali dia yang memeluknya lebih dulu. Itu ketika dia sedang menenangkannya.
Nanda sedikit gugup Ia melirik kearah Bulan yang kemudian juga memalingkan muka.
“Ayna.. ada apa?" Hanya itu yang dikatakan Nanda.
“Mas Nanda, mengapa mas Nanda tidak datang bersama mas Bintang?”
“Oh.. itu.. ayolah duduk dulu dan bicara..”
Ayna mengikuti Nanda , lalu semuanya duduk di teras.
Nanda masih tampak gugup melihat sikap Ayna.
“Ada apa sebenarnya?” Nanda menatap Bintang.
“Nda, rupanya, Ayna sangat heran ketika aku datang tanpa kamu. Yang diingatnya ialah bahwa ketika itu kita selalu datang untuk Ayna bersama-sama. Selalu begitu. Dan tadi ketika aku datang sendiri, yang pertama kali diingatnya adalah kamu. Mengapa kamu tidak datang bersama aku.”
“Apa mas Nanda marah sama aku ? Aku berhutang nyawa pada mas Nanda, jangan marah sama Ayna..”
“Oh, ya ampuun.. tidak Ayna, aku tidak marah sama kamu. Dengar, aku dan Bintang punya kesibukan masing-masing. Jadi tidak bisa selalu datang bersama-sama. Kamu mengerti?”
Mendengar percakapan itu, baik Bintang maupun Nanda merasa sedikit lega. Rupanya Ayna belum sepenuhnya bisa mengerti dan menerima apa yang terjadi.
***
“Ibu, bolehkah saya pergi sebentar ?”
“Kemana Ayna ?”
“Hanya ingin jalan-jalan, ibu.”
“Baiklah, jangan jauh-jauh ya. Bawa ponsel kamu yang kemarin dibelikan bapak, kalau ada apa-apa, kamu telpon ibu atau bapak.”
“Baik bu.”
Ayna keluar rumah, membawa sebuah tas kecil berisi dompet dan sedikit uang. Ia senang ayah angkatnya membelikannya ponsel yang sekarang juga dibawanya.
Ayna memanggil taksi, ia ingin pergi ke makam ibunya. Ia merasa disana akan bisa menemukan ketenangan dan memulihkan semua ingatannya. Ia tidak lupa nama makam itu, dan juga tempatnya.
Memang benar sudah banyak yang diingatnya, tapi masih banyak yang membuatnya bingung, termasuk ketika melihat Bintang tidak datang bersama Nanda. Dan ia masih merasa bahwa Nanda lah yang telah menyelamatkannya dari nafsu setan ayah tirinya.
Wajah Ayna muram, ia berjanji akan mengadukan semuanya didepan makam ibunya.
Taksi itu berhenti tepat didepan makam. Ayna berjalan dengan langkah ringan. Beberapa langkah lagi ia akan sampai, tapi dilihatnya seorang laki-laki berjongkok disana. Jantung Ayna serasa berhenti berdetak. Ia kenal laki-laki itu, dan serta merta ia membalikkan tubuhnya lalu berlari.
“Aynaa!!”
Panggilan itu membuatnya gugup, sehingga kakinya tersandung batu dan ia jatuh tertelungkup.
***
Besok lagi ya
ternyata Rio selama ini ngapelin cucunya mBah Tarman, mau Rio dikenalin ibundanya ternyata para ortu sudah mengenal bengong deh.. berdua lagi..
ReplyDeleteTerimakasih mBak Tien cerbung nya, sehat sehat selalu doaku
Ha.. kok kaya ketemu gendruwo, sampai takut banget gitu.., tapi salut pede banget yakin akan ada pangeran berkuda yang akan menolong..
Deleteya iyalah ya.., besok lagi ya
nah mulai nich detektif detektifan nggak tahu amatir apa profesional nich
kan djon udah ngontrak rumah, rumah yang dulu punya Saryati kali,
kremut kremut katut mumet ora.. kaya di uyel uyel dadane sesek kaya kena pageblug
matur nuwun paringanipun dongeng
Aduhai siip
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien ... atas hadirnya AYNA 30.
ReplyDeleteSalam hangat kami dari Yogya.
Ok mksh Ayna 30 dah tayang
ReplyDeleteAyna 30 dah tayang.
ReplyDeleteAduhaii....
Trimakasih bunda Tien yg telah memberikan hiburan pada kita semua.
Sehat" terus nggih bunda...
Salam dari Bojonegoro.
matur nuwun mbak Tirn
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍
ReplyDeleteGroup Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
#silaturahim
#cerbung/novel_populer
#jumpa_fans
Ayoooooo edit profilmu dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, dan isi biodatamu,,, lalu SIMPAN,, mudahkan......
Matur nuwun Bu Tien, Ayna _30 sudah tayang...... menghadiri para penggemar nya
ReplyDeleteSelamat membaca sobat-2 semua.
Matur nueun Mbak Tien, Ayna 30 sudah tayang
ReplyDeleteSalam hangat dr blora ....smg mb Tien sehat sll
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 30 tayang... Matur Suwun dan salam sehat buat Bu Tien..
ReplyDeleteSelamat kakek Haby juaranya
ReplyDeleteBaru 3 menit
ReplyDeleteSdh buanyak banget....
Yo wes lah...
Alhamdulillah...yg ditunggu tlh terbit.
ReplyDeleteMatur nuwun b Tien... Salam sehat saking REWWIN
Kakek Habi juara 1
ReplyDeleteTp moro2 Pengumuman
Mtnuwun mbk Tien yg setiap hari sdh menghibur gratis tis pada kita semua,Smg mbk Tien selalu sehat,segar,bugar dan semangat Aamiin
Alhamdulillah.........
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap..
Alhambulillah Ayna sdh taysnh ...Mtr nwn jeng Tien ...smg sht sll.salam dr Sleman .
ReplyDeleteAlhamdulillah AYNA sudah tayang
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan pembaca semuanya
Alhamdulillah ayna 30 SDH tayang. Tp waaah, gawat Sarjono muncul lagi? Ayna celaka lagi deh. Ya sdh tunggu kisah berikutnya.
ReplyDeleteMatur nuwun... Mbak tien... Sehat selalu
ReplyDeleteIbu...di ujung selalu membuat penasaran
ReplyDeleteMakasih bu Tien... dari tadi nunul nunul gak ada. Di tinggal bentar udah penuh aja yang komen... mantulll
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Werdi Kaboel, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Maaf ... Sebaiknya panjenengan yg di blog Kejora Pagi ini menggunakan nama "Tien Kumalasari 22" segera diganti.
DeleteJANGAN MENGGUNAKAN NAMA "Tien Kumalasari 22" ... Karena nama itu adalah NAMA DIRI penulis CERBUNG AYNA yg sedang tayang ini.
Panjenengan tinggal di Minomartani ... Apakah kenal dg Mas BUDIJANTO Jl. BELANAK 6 MINOMARTANI?
Atau kalau boleh saya mohon diberi alamat panjenengan biar saya bisa silaturahmi ke rumah panjenengan dan ke rumah Mas Budijanto.
Nuwun.
Ternyata itu memang mas Budijanto. Nggak apa2 mad Yowa. Salam saya buat beliau Segera pulih sehat kembali ya mas.
DeleteSalam ADUHAI
Trimakasih Ibu, utk selalu absen saya, maaf tidak setiap tayang saya berkomentar, lebih memilih menikmati cerita ibu, salam sayang, sehat selalu
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSalam santun,,, maturnuwun bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah.... Terimakasih Bunda Tien.... Sehat sll 😍😍😍
ReplyDeleteNah....sudah muncul ayna30. Matur nuwun mbak tien-ku...
ReplyDeleteRupanya benar, jalan belum mulus. Masih harus ada 'perjuangan' untuk meraih kebahagiaan. Kali ini bisa saja masalah lebih rumit, siap" jaga emosi, ini hanya cerita fiksi.
Salam sehat mbak Tien ... dari sragentina selalu ADUHAI.
Waduh... siapa laki2 yg ada dimakam ibunya Ayna. Kenapa Ayna menjadi takut dan lari? Aduh,.. semakin penasaran dan bingung nih.
ReplyDeleteAyo dong Mbak Tien.. jangan membuat kami ikutan bingung... segera ya ditunggu lanjutannya.
Salam seroja selalu dari Semarang.
Sugeng dalu mbak Tien , matur nuwun Ayna 30 sampun tayang , monggo di lanjut istirahat , sugeng saré ,,,
ReplyDeleteSugeng dalu mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 30 sudah hadir. Terimakasih bu Tien. Salam seroja dari Magelang.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteAlhamdulillah sudah terbit lagi, salam Sehat dari Magelang
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 30 dah hadir. Salam sehat dari yogya
ReplyDeleteMakasih Bunda untuk AYNA 30.Met malam dan met istirahat.
ReplyDeleteSehat selalu dan hormat kami dari Solo
Selamat malam, Bunda Tien, salam kenal saya Rinta Anastya, dari merak banten 💗💗💗
ReplyDeleteHalloww Rinta.. salam kenal kembai. Trim's perhatiannya.
DeleteSalam ADUHAI buat Rinta.
Salam kenal mbak Rinta....
DeleteSalam kenal mbak Rinta..
Deleteehemmm....
Besuk masuk WAG PCTK ya...😁😁
Terima kasih Ayna 30 sdh muncul. Semoga tidak terjadi hal hal buruk pada Ayna. Aamiin. Salam swhat dan semangat berkarya
ReplyDeleteWah udah banyak juga yg komen ..Selamat malam.,sehat kan bu Tien ..Ayna 30 hadir ,dan sapa.lg yg di kuburan manggilnya .walah masa Sarjono sih .masa sdh bebas dr penjara?? Walah ..apa besok bisa dgn hadir cepat Ayna 31????🤲🤲🤲sehat ya Bu Tien.
ReplyDeleteAyna cari penyakit
ReplyDeleteAyna 30 sdh tayang trm ksh bu Tien
ReplyDeleteSiapa yg manggil Ayna di makam..jangan2 si jon
Alhamdulillah AYNA 30 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
Salam hangat dari Bekasi
Maaf ... Sebaiknya panjenengan yg di blog Kejora Pagi ini menggunakan nama "Tien Kumalasari 22" segera diganti.
ReplyDeleteJANGAN MENGGUNAKAN NAMA "Tien Kumalasari 22" ... Karena nama itu adalah NAMA DIRI penulis CERBUNG AYNA yg sedang tayang ini.
Panjenengan tinggal di Minomartani ... Apakah kenal dg Mas BUDIJANTO Jl. BELANAK 6 MINOMARTANI.
Atau kalau boleh saya mohon diberi alamat panjenengan biar saya bisa silaturahmi ke rumah panjenengan dan ke rumah Mas Budijanto.
Nuwun.
Alhamdulillah sebelum tidur sdh melahap ayna ....... terima kasih bu tien, semoga bu tien sehat2 selalu
ReplyDeleteKu tunggu ayna2 berikutnya
Selamat malam semuanya
Assalamu'alaikum
Aduh ayna...........😅. Cocok mengaduk ngaduk perasaan ku.byk jempol utk ibu tien tercintaaaaaa😘😘😘😘😘. Salam hangat dari rista di lampung😘😘🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 30 bisa langsung dibaca, trimakasih ibu Tien Kumalasari semoga ibu sehat selalu beserta keluarga
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 slamet sedoyonipun...
Waduhvjangan2 bapak tirinya yg manggil, semoga tidak berbuat jahat lagi
ReplyDeleteSemangat terus jeng tien
Alhamdulillah Ayna 30 sdh tayang...jgn2 ketemu Sarjono....wah gawat. Salam seroja Bu Tien,
ReplyDeletePuji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg Ayna 30 hadir dgn tetap meninggalkan penasaran bagi para penggandrungnya.
ReplyDeleteSangat wajar ada cemburu2an bagi mereka yg sedang bercinta, seperti bumbu penyedap pada makanan.
Rupanya pak Sarjono yg sedang mengunjungi makam ibu Ayna dan sama2 kaget bisa bertemu disitu. Semoga Ayna yg lari ter birit2 ketakutan sampai terjerembab tdk tertangkap Jon, bahkan datanglah pangeran penolong...
Terserah Ibu sajalah, kami setia menunggu. Matur nuwun, Berkah Dalem.
Kok tdk terkrm ya komen sy LP
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 30 bisa langsung dibaca, trimakasih ibu Tien Kumalasari semoga ibu sehat selalu beserta keluarga
ReplyDeleteAlhamdulillah trmksh mbak Tien...terbangun tengah malam bisa lngsng baca Ayna 30...
ReplyDeleteBagitu pandainya mbak Tien membolak-balikkan keadaan dimana sebelumnya Bintang yg terasa sngt dekat dg Ayna...namun kemudian setelah ingatannya sedikit pulih ternyata berbalik kpd Nanda lah Ayna merasa berhutang Budi...
Mudah2an kesembuhannya datang sm sprti ketika awalnya sakit...krna ketakutan jetemu si Jon sehingga berbalik ingin lari kemudian jatub terjerembab terantuk batu sehingga ingatannya pulih kembali seperti sediakala....Aduhai....itu yg sy harapkan mbak Tien...
Kita lihat apa yg terjadi di Ayna 31
Maturnuwun mbak Tuen...salam sehat dr Situbondo
Matur nuwun Ayna 30 sudah terbit..Bu Tien memang hebat...mempunyai penghayatan yg dalam pada tokohnya apapun petannya...
ReplyDeleteMugi bu Tien tansah sehat
Salam dari Moedjiati Pramono..Ciputat Baru Tangerang Selatn..
Matur suwun Bu Tien salam sehat selalu💐🙏🙏🙏😘
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah di baca matur nuwun Bunda semoga Allah SWT memberikan kesehatan kelancaran rejeki dan Barokah Aamiin aamiin aamiin Yarrobbalallamiin 🤲🤲🤲
ReplyDeletewahh sy kira akan selesai di edisi 30...ternyata masih lanjut Sarjono
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteselamat pak Kakek Habi juara #1
ReplyDeleteterima kasih bu Tien Ayna #30 nya
sehat slalu utk ibu kel besar ...
salam hormat dr Semarang
Bapak tiri Ayna kah yg di makam? Makasih mba Tien. Salam hangat selalu
ReplyDeleteWaduh siapa lagi ini yg datang..bunda Tien selalu buat penasaran saja ini..😍😍
ReplyDeleteTerimakasih bunda, sehat selalu njih..🙏🙏
Jangan" Sardjono dah bebas...
ReplyDeleteHati" Ayna.. semoga baik" saja..
Terima kasih Bunda Tien..Gusti berkahi
Matursuwun Bunda Tien.
ReplyDeleteSalam kenal dari Purwokerto.
Salam.kenal kembali... haiii
DeleteSepertinya laki” d maam itu ayah tirinya
ReplyDeleteMakin degdegan jika ketemu ayah sambungnya, tapi bunda tien pinter merangkai ceritanya
Salam aduhai dari tasikmalaya
Tantiiii..., Tantiiii... katanya takut kehilangan Aynaaa... tapi kenapa kok Ayna dibiarkan pergi sendiri, padahal kan belum pulih banget amnesia-nyaaa... Hehehehe... Pembaca terbawa kuatir nih, Bunda Tien.
ReplyDeleteTERIMA KASIH sudah menayangkan episode Ayna-30. Semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat - bahagia lahir dan batin. ♥️😗🇦🇺
Hehehe... Kebawa alur cerita ya mbak..??
DeleteBu Tien pancen oye dalam mengaduk ngaduk perasaan pembacanya.
Sehat selalu ya bu..
Iya, Bu Putri... ini saya jadi ikutan kuatir, tapi kok Tanti enggak yaaaa....??? Hehehehehe... Hebat Bunda Tien-nya ya, Bu Putri.
DeleteSemoga Bu Putri sehat selalu yaaa...
Selamat untuk Pak Djoko juara 1
ReplyDeleteMatr nuwn Bunda Tien
Semoga sehat selalu.Aamiin...
Alhamdulilah Ayna 30 telah hadir. Semoga M Tien sehat selalu dan Kita semua selalu dalam Lindungan Alloh SWT. Dijauhkan dari segala mara bahaya. Dan yg sedang mendapat ujian kena banjir dsb segera pulih. Aamiin
ReplyDeleteBagian terakhir yg saya suka nih, ayna hilang lagi. Jadi makin seru. Dari sini dimulai lagi cerita detektif yg saya suka.
ReplyDeleteSaya duga pasti happy ending, jadi jangan khawatir para pembaca, ayna hilang sebentar saja.
Hanya bintang pada akhirnya berjodoh dgn siapa yah?
Haduh....Ayna jatuh lagi di makam, semoga akan menghilangkan amnesianya.
ReplyDeletePulih dan mengingat semuanya.
Kalo di sinetron biasanya begitu...😁😁😁
This comment has been removed by the author.
DeleteTerimakasih jeng Marni Sigit.... btw enak dilidah nggak soes dan browniesnya?
ReplyDeleteAlhamdulillah...walau sdh siang br sempet ngebaca...yg pntng ikut terus ceritanya...makin menarik
ReplyDeleteKnpa Ayna pergi sendirian mb Tanti...nnti klo ada apa2 gmn...blom pulih 💯 amnesianya e...
Salam sehat mb Tien...
Cemangaattt
Komentar ku kok bisa menghilang sendiri ya..kenapa eh kenapa ??
ReplyDeleteMungkin karna siang komentnya. Jadi menguap. Hi.. hi..
DeleteTerima kasih Bu Tien atas hadirnya AYNA 30.
ReplyDeleteSalam sehat selalu dan nama saya sdg saya perbaiki.
Mohon dimaafkan.
Alhamdullilah cerbung aynanya sdh dibc mba Tien.. Aduuhsng ayna slmet jg smp diculik lgi.. Slmseroja dri skbmi y mba.. Muyaahj😍😍
ReplyDeleteMohon maaf malam ini AYNA libur ya . .
ReplyDeleteKrn Mbak Tien masih ada acara dengan keluarga
Penonton kecewa 😀
DeleteSy gak nonton, membaca. He..he..
DeleteEjaannya "penonton", bacaannya "pembaca" 😀
DeleteWih.. masih membaca koment. Slm knal unknown. Aduhai
DeleteJd ingat tulisan, mungkin ditokonya pak yoga ada, pecah berarti membeli. Bgitu ya kira2 hi.. hi..
DeleteSalam kenal juga Danar
DeleteUnknown siapakah namamu?
DeleteBiar kami kenal, editlah biar muncul nama
Unknown siapakah namamu?
DeleteBiar kami kenal, editlah biar muncul nama
Terima kasih infonya..jeng Nani
ReplyDeleteGak usah ditunggu langsung rehat ..he.. he
Matur nuwun infonya...
ReplyDeleteJadi gak ikut rebutan komen no 1
Rebutan nya besuk AE bang Wedeye..
ReplyDeleteBiar dapat piala..he..he..biar seru
Gimana caranya biar jadi komentator nomor satu ...share dong trik-nya.
ReplyDelete😀😀😀😀
Salam sehat buat semua penggemar cerbung2 nya Bu Tien..🙏🙏
1. Tungguin kira2 jam tayang.
Delete2. Refresh tiap menit blognya.
3. Bgtu tayang langsung klik.
4. Jgn baca. Langsung koment. Pendek aja.
5. Berdoa. Sesingkt mungkin.
6. Nah...
7. Jk gagal ulangi besok.
8. Masih gagal, ujian kesabaran. Penyabar disayang tuhan
9. Jika berhasil. Bersyukur.
10. Slamt mencoba smoga juara.
11. Mohon maaf jika kiatnya kurang berkenan.
Pembaca kecewa.....
ReplyDeleteBiar gak terlalu kecewa, baca koment pembaca. Seru jg lo.
DeleteIya pak Danar...bener itu..
DeleteTerima kasih bunda AYNA nya seru banget bikin deg degan
ReplyDeletekok ayna 31 telat tayang mbk tien ...membuat kami penasaran akan siapa laki2 yg ada dipusara ibunya ayna ...smg baik2 aja ..dn smg mbk tien sehat selalu
ReplyDeleteBunda Tien....sekoga sehat selalu ya, kok telat lagi nih ayna 31. Kayaknya melihat bapak tirinya jadi ketakutan, lari dan terjatuh.... Penasaran nih...
ReplyDeleteUnknown siapakah namamu?
ReplyDeleteBiar kami kenal, editlah biar muncul nama
Matur nuwun cerbung nya Bu Tien....barakallah
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAyna 31 masih dibuat ya..
ReplyDeleteSemoga mbak Tien sehat2 saja..
Salam buat semua penggemar cerbung mba Tien
Terima kasih mbak Tien akhirnya bisa baca Aina 30
ReplyDeleteAkan hadirkah
ReplyDeleteDitunggu kelanjutannya bu Tien..salam sehat selalu
ReplyDeleteSeru makin seru mnak Tien alhamdulillah Ayna 30 sdh tayang, tapi Sis baru baca tadi pagi, btw kesuwun injih, sugeng dalu saking RS Siloam Asri, wassalam...
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang...
ReplyDeleteMatur nuwun bu tien..
Smoga..tetep sehat bu tien dan keluarga..
Tetep berkarya..
Malam bu Tien ....
ReplyDeleteAYNAnya jangan malam" ya ....
Lagi nungguin ini bu Tien ...
Penasaran banget ...
Salam hangat dari malang ...
Menunggu....
ReplyDeleteTapi biasanya jadi kebablasan tidur deh.. Hehehe
kok msh blm tayang ayna 31 ...jadi rindu dgn ayna nih smg mbk tien sehat selalu ya
ReplyDeleteMenunggu
ReplyDeleteWinarni menunggu ayna
ReplyDeleteWinarni menunggu ayna
ReplyDeleteKtmenunggu jg 🤭🤭
ReplyDelete