SANG PUTRI 43
(Tien Kumalasari)
“Apa nih?” Ryan mundur beberapa langkah.
“Maas, anakmu rewel nyariin kamu...” rengek perempuan itu.
Pak Tarman menatap tak berkedip, Kaget mendengar kata-kata perempuan itu kepada calon menantunya. Tapi ketika menatap perempuan itu, pak Tarman yakin bahwa itu perempuan gila.
“Security...! Mana dia? Bagaimana ada orang gila masuk didiamkan saja?” teriaknya.
Ryan berlari sementara perempuan itu mengejarnya.
Dua orang satpam berlari mendekat, lalu memegang tangan perempuan itu.
“Suamikuuu... suamikuu..”
“Ma’af bapak, dia masuk bersama dengan serombongan tamu, jadi kami tidak melihatnya., kata satpam sambil menyeret perampuan itu pergi.
Tiba-tiba beberapa orang muncul, salah satunya adalah Tanti.
“Itu Riri ?”
“Bagaimana dia bisa masuk kemari? Apakah dia membuat heboh?”
“Ohh.. itu juga suamikuuu...” jerit perempuan yang memang Riri itu, begitu melihat Danang.
“Aduuh, kok jadi seperti itu ya mas?” bisik Tanti.
“Tanti, bisakah menelpon pak Pri untuk mengatakan kejadian ini? Supaya dia mengabari keluarganya,” kata Danang.
“Iya, aku tilpun paklik,” kata Tanti kemudian mengambil ponselnya.
“Adduuh.. itu wanita yang dulu datang kerumah ?” tanya Suprih.
“Iya bu,” jawab Danang.
“Danang..”
Danang melihat pak Tarman lalu mendekat.
“Om ? Mana Widi?”
“Sudah masuk, nak Tanti segera menyusul, kelihatannya sudah banyak,” kata pak Tarman kepada Tanti yang sudah selesai menelpon.
“Baik pak.”
“Ini calonnya Widi, Nang.”
“Iya om.. saya kakak sepupunya Widi.. Danang,” katanya sambil bersalaman.
“Ya sudah.. ayo kita masuk mas.. barangkali acara sudah hampir dimulai, diluar sudah sepi.”
***
“Yu Mirah.. aku mau punya adik...” teriak Bintang dengan riang.
“Oh iya... seneng ya.. “
“Kata ibu, adikku masih didalam perut ibu.”
“Iya mas Bintang, nanti kalau sudah lahir bisa diajak main. Mas Bintang juga nggak boleh nakal.. nggak boleh nangis lho ya, malu sama adik.”
“Iya.. aku nggak nakal kok..”
“Kata ibu, adikku lahirnya masih lama..”
“Iya mas Bintang, soalnya masih kecil. Nanti kalau sudah besar, pasti lahir, lalu bisa menangis.. oeek.. oeek.. gitu.”
“Kalau adik boleh nangis ya?”
“Iya, kan masih kecil, bisanya baru nangis. Nanti kalau besarnya sudah sama mas Bintang, nggak suka nangis lagi.”
“Kalau adik bayi kan belum bisa ngomong.”
“Makanya, karena belum bisa ngomong, kalau pipis nangis, kalau lapar nangis, kalau haus juga nangis.”
“Horeee.. adikku pasti lucu. Nanti boleh aku gendong kan?”
“Boleh, kalau tangan mas Bintang sudah kuat.”
“Rah, bikin jus apa hari ini?” tiba-tiba Palupi mendekat.
“Sirsak bu.. ibu mau sekarang?”
“Iya, di meja ruang makan saja Rah.”
“Baik bu..”
“Ibu, apakah adik juga minta minum?” tanya Bintang sambil mengelus perut ibunya.
“Iya, mas Bintang, adik juga haus, sini.. duduk dekat ibu sini. Bintang juga mau jus nya?”
“Mau.. minum bareng adik..”
“Bintang juga mau Rah.”
“Ya bu, ini sudah Mirah siapkan,” kata Mirah sambil menaruh dua buah gelas di atas meja, lalu menuangkan jus sirsak yang dibuatnya.
“Hm.. segarnya...”
“Agak asem...” kata Bintang sambil nyengir..”
“Iya.. asem-asem manis..seger kan?”
“Apa adik suka?”
“Suka, karena sirsat itu menyehatkan. Bahkan semua buah itu sehat, Bintang harus suka buah, suka sayur, biar sehat, biar pintar.”
“Bintang juga suka sayur, suka ayam goreng.”
“Bagus, meskipun makan ayam goreng, harus pakai sayur juga.”
“Baiklah...” Bintang menghabiskan setengah gelas jus nya, lalu berlari untuk kembali bermain.
“Rah, hari ini Tanti dan Widi wisuda. Sebentar lagi kita akan bersiap siap untuk pernikahan Danang.”
“Iya bu, Pasti ibu Ismoyo sangat bahagia.”
“Benar, ibu sangat bersemangat. Lalu sebentar lagi lamaran untuk kamu lho Rah.”
“Ah, ibu...” Mirah tersipu.
“Kamu jangan main-main lho Rah, sebentar lagi mas Pri pasti mengabari kapan akan melamar ke kampung. Sekarang pasti dia juga sedang menunggu yu Suprih yang sedang menyiapkan pernikahan Tanti.”
“Hari ini bu Suprih pasti senang sekali, karena mbak Tanti kan di wisuda.”
“Benar. Setelah itu pasti mas Pri mengabari kapan akan melamar.”
“Saya kok masih deg-degan sih bu.”
“Iya, seorang gadis mau dilamar itu deg-degan, sudah pasti. Tapi tidak apa-apa, semua orang mengalaminya.”
“Iya bu. “
“Kamu tidak usah menghawatirkan Bintang. Kalau dia kangen sama kamu nanti aku ajak dia kerumah kamu.”
“Barangkali karena sudah ada ibu, mas Bintang tidak akan terlalu rewel.”
“Semoga ya Rah. Nanti sore aku mau jalan-jalan sama bapak, melihat-lihat barang yang akan dibuat serah-serahan nanti. Barangkali harus mencicil dari sekarang.”
“Benar ibu. Kalau semuanya besok bisa repot.”
“Sekarang aku mau tiduran lagi Rah, sambil menunggu bapak pulang untuk makan siang.”
“Iya bu, saya siapkan sekarang saja.”
***
“Selamat ya nduk, sekarang sudah jadi sarjana,” kata Pri ketika menyambangi mbakyunya sore hari itu.
“Terimakasih paklik.”
“Ini, ada hadiah buat kamu,” kata Pri sambil mengulurkan amplop.
“Ini apa ? Aduh.. paklik memberi uang terus nih,” kata Tanti sambil mendekap uang ke dadanya dengan wajah berseri.
“Untuk keperluan menikah kamu, barangkali bisa untuk nambah-nambah. Tapi nanti kalau ada kurangnya biar ibumu yang bilang sama paklik.”
“Terimakasih banyak paklik.”
“Lalu paklik mau kapan, katanya juga mau lamaran?”
“Nunggu apa kata ibumu dulu. Aku siap kapan-kapan. Mungkin setelah kamu nikah.”
“Kalau cuma lamaran saja kan nggak perlu nunggu saya nikah paklik.”
“Ya nanti apa kata ibumu, lagian aku nggak akan rame-rame kok. Nggak tahu nanti kalau mbak Mirah dikampungnya mau rame-rame.”
“Biasanya kalau di kampung pasti rame-rame paklik..”
“Iya juga sih. Terserah apa nanti saja. Sekarang aku mau ketemu ibumu dulu, kapan mau melamarkan Mirah untuk aku.”
“Tapi kok paklik malah belum cerita tentang Riri kemarin itu? Saya sangat kasihan melihatnya. Kok jadi seperti itu.”
“Oh, iya,,, keluarganya sudah menjemputnya, langsung dibawa kerumah sakit jiwa.”
“Aduh, dibawa kesana ?”
“So’alnya maunya keluar rumah terus, Begitu keluar dari rumah sakit langsung kabur. Orang tuanya khawatir kalau dia melakukan sesuatu yang membuat heboh seperti kemarin di kampus kamu itu. Atau malah ada juga bahayanya buat dia. Ya kan, perempuan, dijalanan, terkadang ada orang iseng ya ingin main-main.”
“Iya sih paklik. Semoga segera mendapat pengobatan dan bisa sembuh. Apa dia harus menginap disana?”
“Tidak, hanya mendapat obat-obat yang bisa menenangkannya.”
“Semoga segera sembuh.”
“Aku kira dia butuh tempat yang nyaman, dan berada didekat orang-orang yang memperhatikannya.”
“Iya paklik, suatu hari saya kok pengin ketemu dia.”
“Lain kali kalau dia sudah lebih tenang nduk.”
***
“Nang, kita kan sudah memberi tahu keluarganya Suprih tentang hari pernikahan.” Kata bu Ismoyo.
“Iya bu.”
“Barusan om mu juga menelpon ibu, Widi juga lamaran besok, dan kita diminta hadir untuk menerima tamu calon besan.”
“Ya nggak apa-apa bu. Memang ini lagi musim pengantin sepertinya.”
“Bagaimana menurut kamu, kalau nanti resepsi pernikahan Widi dibarengkan dengan resepsi kamu?”
“Bagus itu bu, Danang setuju. Apalagi Widi sama Tanti itu kan sahabatan.”
“Ibu itu mikirnya begini. Om mu itu kan memang bukan orang kekurangan. Ibu pikir dia cukup, karena masih punya pensiun. Tapi kan gaji pensiunannya tidak begitu besar. Barangkali dia akan senang kalau nanti ibu juga yang mengadakan resepsi pernikahannya.”
“Iya bu, tapi ibu bicaranya harus hati-hati, jangan sampai om Tarman tersinggung, kita dikira meremehkan om Tarman.”
“Iya, ibu akan hati-hati. Nanti ibu juga akan menelpon kangmasmu, pasti dia juga setuju.”
***
“Pri, kalau kamu ingin melamar, sekarangpun mbakyumu akan mengantarkan. Kapan kamu siap?”
“Tapi kan mbakyu sendiri baru mau menikahkan Tanti.”
“Aku itu sangat beruntung. Kemarin keluarganya bu Ismoyo sudah bilang bahwa nanti keponakanmu akan ijab dirumah sini, lalu bu Ismoyo sendiri yang akan mengadakan resepsi.”
“Syukurlah yu, jadi yu Suprih hanya menyiapkan semua keperluan untuk ijab nanti.”
“Maka dari itu, ayo aku antar ke rumah keluarganya nak Mirah lebih dulu. Jadi semuanya bisa selesai, tidak saling menunggu. Yang penting kamu siap.”
“Kalau begitu yu Suprih mengabari mbak Mirah dulu bahwa besok Minggu aku akan melamar ke kampungnya. Sekalian minta alamatnya.”
“Kamu itu lho le, mbok ya bilang sendiri sana. Kok seperti belum kenal saja.”
“Lebih bagusnya kan yang tua yu, nanti setelah itu baru aku yang omong. Habisnya mbak Mirah itu kalau sama aku kelihatan malu-malu begitu.”
“Ya sudah, nanti aku menelpon saja. Sungkan aku kalau kesana pasti diberi sangu oleh bu Handoko.”
“Iya yu.. terserah yu Suprih saja.”
***
“Begini lho Man, aku punya usul, tapi kamu jangan tersinggung,” kata bu Ismoyo ketika datang menemui adiknya setelah selesai acara lamaran dari keluarga Ryan untuk Widi.
“Usul bagaimana mbakyu?”
“Ini kan namanya aku sama kamu itu bareng-bareng mau mengentaskan anak. Waktunya juga hampir bersamaan, dua-duanya si perempuan menunggu selesai wisuda. Ya kan?”
“Iya, benar.”
“Bagaimana kalau begini Man, biar nikahnya di masing-masing pengantin perempuan. Misalnya anak kamu menikah dirumah, lalu anaknya Suprih ya biar menikah dirumah, nanti resepsinya sama-sama aku yang ngadain.”
“Jadi di resepsi itu nanti akan ada dua pasang pengantin ?”
“Benar Man, asyik kan.. bahagia sekali aku kalau bisa kejadian. Bagaimana menurut kamu ?”
“Lalu bagaimana saya mbakyu? Saya harus melakukan apa?”
“Kamu tidak usah melakukan apa-apa Man, hanya menikahkan, nanti resepsi aku yang mengurus semuanya.”
“Jadi aku ini namanya numpang kan mbakyu?”
“Lho.. kamu ini ngomong apa.. aku ini mbakyumu lho Man, dan Widi itu keponakanku. Kalau aku ingin merayakan hari bahagianya keponakanku, apa salahnya? Kamu kan tidak sakit hati Man?”
“Bukan sakit hati mbakyu, hanya merasa merepotkan.”
“Siapa yang repot, aku sekaliyan mengadakan resepsi untuk Danang. Apalagi Tanti itu kan sahabatnya Widi. Mereka pasti senang bertemu bersama di pelaminan.”
“Ya sudah, terimakasih banyak mbakyu. Terserah mbakyu saja. Kalau saya kan tidak akan mampu mengadakan resepsi besar-besaran.”
“Mengapa bilang begitu Man? Kekuatan orang itu memang tidak sama. Kita akan melakukan apapun atas dasar kekuatan yang kita miliki. Aku ini mbakyumu, suka dukamu juga milik aku. Bahagiamu juga bahagiaku. Mari kita bersama-sama menikmati karunia Allah ini dengan mengentaskan anak bersama-sama. Jangan merasa kecil dan rendah. Rendah hati itu bagus le, tapi rendah diri itu tidak baik. Kamu tidak boleh merasa bahwa yang mbakyumu lakukan ini adalah karena merendahkan kamu, tidak.. Aku ingin kita bahagia bersama-sama. Seperti ketika kecil dulu, kita berdua tak ada bedanya kan?”
Pak Tarman merenung. Benar, dia merasa rendah diri. Selalu merasa tak berharga dihadapan mbakyunya yang pengusaha sukses. Tapi sekarang mbakyunya mengajaknya merasakan kebahagiaan itu bersama, mengangkatnya dari rasa rendah dan ketidak mampuannya. Lalu Tarman teringat sa’at dia dan Murti, nama kecil bu Ismoyo, sama-sama masih kanak-kanak. Ia seorang anak yang nakal, suka mengganggu mbakyunya, tapi Murti kecil selalu mengalah dan mema’afkannya. Ia sangat mengasihi adiknya.
Tarman tersenyum, sungguh ia berdosa kalau menolak kebaikan mbakyunya yang selalu baik pada dirinya.
“Baiklah mbakyu, aku senang kalau mbakyu menginginkannya.”
“Syukurlah, aku juga senang kamu bersedia melakukannya. Mari kita iringi kebahagiaan anak-anak kita dengan hati penuh suka cita.”
***
“Tanti, kita jalan-jalan ya,” kata Danang ketika pulang dari kantor.”
“Kemana ?”
“Aku mau beli cincin..”
“Buat apa?”
“Kok buat apa sih, ya buat kamu nanti dong.”
“Buat aku ?”
“Iya.. “
“Aku beli sendiri saja..”
“Eeh, apa sih.. masa kamu beli sendiri..”
Dan Danang sudah membelokkannya didepan toko emas.”
“Ayo turun...”
“Iih, sukanya maksa nih..”
“Turun, tuan puteri...”
Lalu Danang membuka pintu disamping Tanti dan memintanya turun kemudian menggandengnya masuk kedalam.
Seorang pelayan menyambutnya dengan senyuman manis.
“Tanti, kamu mau pilih yang mana? Tuh, ada banyak model..”
“Terserah mas saja .. “
“Kok terserah, nanti aku suka, kamunya nggak suka..”
“Nggak, mana yang mas suka, aku juga suka.”
“Maksa juga nih...” balas Danang sambil merangkul pundak Tanti.
“Biarin..”
“Bagaimana kalau yang ini.. yang ada berliannya berbentuk jantung..”
“Yang ini mas, saya ambilkan ya,” kata pelayan toko.
“Nih, bagus.. atau yang ini.. bentuknya lucu.. coba mas..”
Tanti memilih-milih, semuanya bagus.
“Yang mana dong.. atau dua-duanya?” goda Danang.
“Yang ini saja mas, yang ada jantungnya..”
“Baiklah, kalau ukurannya nggak ada yang cocog bisa pesan kan mas?” tanya Danang kepada pelayan toko.
Dan jari lentik Tanti rupanya ada yang cocok.
“Buat mas apa?”
“Saya laki-laki, nggak boleh memakai perhiasan emas, saya mau pesan yang perak saja, yang modelnya sama.”
***
“Rah.. kamu sudah mengabari orang tua kamu? Bukankah yu Suprih sudah menelpon kalau mas Pri akan ke kampung kamu Minggu depan?”
“Iya bu, belum sempat.”
“Gimana sih kamu Rah. Ayo buruan tilpon, itu sayurnya biar aku yang nambahin santan.”
“Iya bu, sebentar..”
“Nggak pakai sebentar.. ayo buruan..”
Mirah meringis lucu, lalu pergi kekamarnya dan menelpon bapaknya.
“Hallo bapak.. iya.. ini Mirah, bapak sehat? Simbok juga sehat?.... Syukur alhamdulillah... iya pak.. ini.. Mirah mau bilang bahwa besok Minggu akan ada yang datang kemari.... iya.. Mirah juga.. itu.. sebuah keluarga.. yang.. yang.. ingin mengambil Mirah sebagai isteri... iya.. benar.. apa pak? Apaaa?”
Mirah jatuh terduduk diranjangnya.. wajahnya pucat tiba-tiba.
***
Besok lagi ya.
Maturnuwun mb Tien...SP gasik
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien ... SP 43 yg dinanti-nanti sdh hadir.
DeleteSalam hangat kami dari Yogya.
Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍
DeleteGroup Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
#silaturahim
#cerbung_novel_populer
#jumoa_fans
Ayooooo edit profilmu dengan cara ketuk UNKNOWN,, lalu ketuk EDIT PROFIL,, isi biodatamu ,, lalu SIMPAN,,, mudahkan......
Hadiiiir...
DeleteMaksih infonya mas Rianto.
Ak komen dulu baru baca... Hehehe
Salam sehat tuk bu tien dan semua pengemar karya bu Tien di blog ini..
Semangaaat...
Alhamdulillah SP 43 sdh tayang
DeleteMtnuwun mbk Tien
Smg selalu sehat dan Semangat....
Maturnuwun mbak Tien..SP 43 hadir lebih gasik, dan tampil lebih panjang. Puas nih bacanya..
DeleteOh ya Mirah jangan2 sudah dijodohkan....
Makasih bunda tien sp 43 tayang lebih awal.
DeleteJadi bacanya sebelum tidur.
Sehat selalu bunda...
Seingatku pas akan wisuda Widi dibawa orang (di episode 42) di SP_43 kok nggak ada ceritanya ya, malah acara wisuda dihebohkan kedatangan Riri, yang mukanya belepotan bedak dan gincu ? kepo aku.com
DeleteSelamat u
Deletentuk yg no 1
G percuma menteleng dan ingak inguknya
He he he
This comment has been removed by the author.
DeleteWahhhh dan nomor 2 ta ... Tak kira nomor 1 je.
ReplyDeleteTak reply di no 2 aja komentnya. Lg blum mujur
DeleteMirah sdh dijodohkan ternyata. Bgitukan bu tien?
DeleteAlhamdulillah yg di tunggu tlah tiba...mks bu Tien
ReplyDeleteMatur kesuwun mbak Tien SP 43 sudah tayang, Alhamdulillah smoga mbak Tien sehat sehat selalu ya, Aamiiin yaa Robbal Aalamiiin salam dari Cibubur, wassalam..
ReplyDeleteAlhamdulillah dpt kbr lngsung meluncur hehehe
ReplyDeleteAlhamdulillah.......
ReplyDeletemasih kebagian nomor.....
Yang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
🤣🤣🤣🤣🤣
DeleteSebelum isya tak lihat belum ada
ReplyDeletePulang isya sdh ketinggalan no 1
Selamat untuk yg no 1
Waduh mirah kenapa ya? Apa sudah dijodohkan?
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien, setelah nengok lbh krg 10x baru kliatan seri 43 habis isya'waktu Magelang ..Seri ini kbh panjang dr sebelumnya, tpi bagus .. btw di seri ini aaya syuka dgn.Kata² bijak Bu Ismoyo .. jarang lho org kaya namun rendah hati .. semoga Mirah tetap bersanding dgn Priyambodo ..
ReplyDeleteSuwun mb Tien SP 43 gasik tayang
ReplyDeleteSmg mb sehat sll....salam sehat dr blora...🙏
Alhamdulillah udh baca nih.... Terimakasih bunda Tien.... Smoga sehat sll.... Salam dr Bekasi 😍😍
ReplyDeleteAlhamdulillah akhirnya SP43 muncul. . Matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSemoga Kita tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Ada apa ya kok Mirah terkejut, jangan-jangan bapaknya sudah punya calon menantu. .??
Horeeee....mbakyuku juara 1...nanti hadiah sepedanya boleh aku pinjam ke pasar ya....😆😆😆
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien udah tayang SP 43...salam sehat dr Situbondo
Horeee...sepeda...mana nih sepeda...🚲
DeleteAlhamdulillah tayang gasik. Terimakasih bu Tien. Salam seroja dari Magelang.
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun Bun.....
Mugi2 tansah rahayu...
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Halo juga mba, terima kasih. Salam dari kuningan, semoga sehat slalu
DeleteTerima kasih Bunda seri SP 43 dah hadir... salam sehat selalu..
ReplyDeleteKenapa dengan Mirah....? Jangan2 ada kelg mirah yg sakit gitu..
Maturnuwun ibu Tien,salam sehat utk seklrg,jg utk penggemar cerbung semua,ada apa dg Mirah?besok lagi ya...kutunggu
ReplyDeleteMirah sudah dijodohkan kah?asyiiik cerbungnya tambah panjang..sehat terus Bu Tien
ReplyDeleteMakasiiih mba Tien.
ReplyDelete...
Matur nuwun... Mbak tien.... terobati kangen Sang Putri.. Smg mbak tien sehat selalu
ReplyDeleteMatur nuwn sanget eyang
ReplyDeleteSalam sehat saking Batang
Terima kasih Bu Tien SP 43 udah tayang. salam sehat selalu kagem Bu Tien 🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah SP43 sdh muncul..Sesuai prediksi nikah bareng Widi Ryan, Tanti Danabg. Sepertinya Mirah sudah dijodohkan sama orang tuanya.. Hebat bu Tien..saya pikir sudah ke muara..ternyata masih panjang ceritanya. Semoga bu Tien sehat, semangat menulis.
ReplyDeletekenapa Mirah....dijodohkan?
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien
ReplyDeleteBisa tidur gasik
Selamat malam bunda Tien trimakasih sang putri dah hadir lagi,moga bunda Tien sll diberi kesehatan.
ReplyDeleteSelamat untuk mbak Iyeng dpt juara 1
Terima kasih Mbak Tien SP 43 sudah hadir... tapi kenapa ya Mirah kok lgsg pucat mukanya. Ada apakah gerangan?
ReplyDeleteSemoga Mbak Tien selalu sehat. Salam seroja dari Semarang.
Makasih Bunda SP nya dah tayang lagi.
ReplyDeleteSehat dan tetap semangat ya Bun
Alhamdulillah sdh tayang ...
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh dapat bekal tidur dengan baca sp 43 ...... terimakasih bu tien, semoga selalu sehat2, kutunggu episode selanjutnya
ReplyDeleteAssalamu'alaikum untuk semuanya
Waduh....Mirah ternyata ud dijodohin di kampung.....🤭
ReplyDeleteSalam sehat Bu Tien.
Alhamdulillah SP sdh hadir mksh Bu Tien salam sehat selalu
ReplyDeleteAkhirnya yang ditunggu dan dinanti hadir kembali...
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien...
Salam taklim dari kota Malang..🙏
Alhamdulillah sudah tayang episode 43
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
Kutunggu kelanjutannya ya bu Tien
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan pembaca semuanya
TERIMA KASIH Bunda Tien, sudah menayangkan lagi SP-nya. Semoga Bunda Tien selalu sehat wal'afiat, bahagia lahir dan batin.
ReplyDeleteEng-ing-eeeeeeng... Kepo lagi nih... Mirah oh Mirah. Apa gerangan yang terjadi, sampai membuatmu pucat & jatuh terduduk?
♥️������
Hallobak Tien...semoga sehat selalu..
ReplyDeleteTrimakasih SP43..
Ay mah no brp aja..yg penting baca..hehe...
Duuuh..mirah kenapa yaaa...jgn2 udh dilamar org lain..😣
Yg 2 pasangan akan bahagia...
Kutunggu kelanjutannya..
Salam.sehat selalu dr bandung..🙏
Puji Tuhan, ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip. Karyanya tetap digandrungi para pembaca dan bikin ketagihan..
ReplyDeleteMirah sdh dijodohkan rupanya... Ah... Bikin penasaran... Lanjutnya ditunggu dg penuh kesabaran...
Matur nuwun, Berkah Dalem..
Puji Tuhan, ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip. Karyanya tetap digandrungi para pembaca dan bikin ketagihan..
ReplyDeleteMirah sdh dijodohkan rupanya... Ah... Bikin penasaran... Lanjutnya ditunggu dg penuh kesabaran...
Matur nuwun, Berkah Dalem..
Ya mpun mbak Tien kalo mutus cerita untuk disambung kok mesti bikin penasaran to... 😁😁
ReplyDeleteWadeeewww mbak Mirah jatuh lemas jangan2 sdh dijodohkan iya hanya Tuhan lah yg tahu ech salah mbak Tien lah yg tahu Salam Seroja
ReplyDeleteKenapa Mirah ya. Apa bapaknya sdh nyiapin jodoh juga? Makasih mba Tien. Salam sehat selalu
ReplyDeleteTerima kasih Ibu Tien
ReplyDeleteDitunggu kelanjutannya.
Terima kasih Ibu Tien
ReplyDeleteDitunggu kelanjutannya.
Alhamdulillah SP 43 sdh tayang tapi ada kejutan untuk Mirah apa ya kira2 kejutannya?? Kita tunggu saja .... Salam sehat buat Bu Tien dan keluarga.
ReplyDeleteMaturnuwun Bu Tien.. Selalu penasaran menunggu kelanjutannya.. Semoga bu tien selalu sehat
ReplyDelete“Sirsat bu.. ibu mau sekarang?”
ReplyDelete# sirsat = sirsak #
Baiklah...” Bintang menghabiskan setangah gelas jus nya, lalu berlari untuk kembali bermain.
# setangah = setengah #
“Benar ibu. Kalau semuanya besok bisa epot.”
# epot = repot #
"Kalau cuma lamaran saja kan nggak perlu nunggu saya nikah pakde.”
# pakde = paklik #
Dan jari lentik Tanti rupanya ada yang cocog.
# cocog = cocok #
Salam sehat mbak Tien, kemarin banyak yang menunggu.......
Terimakasih mas Hadi.. salam hangat dari Solo.
DeleteAlhamdulillah SP 43 sdh hadir
ReplyDeleteWah ada apa ya dg Mirah? apa dijodohkan?
semakin seru dan bikin penasaran ceritanya
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
Salam hangat dari Bekasi
Wah, tentu kaget, krn bpknya sdh menjodohkan Mirah...penasaran untuk ikuti lanjutannya. Maturnuwun Bu Tien, semoga tansah pinaringan sehat wal afiat dan tetap semangat dlm berkarya. Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteBerita apa yg dia mpaikan bapaknya Mirah yg membuat Mirah begitu kaget...?
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Mirah sudah dijodoh kan dengan seorang juragan 😆
ReplyDeleteTop
ReplyDeleteTerimakasih mBak Tien
ReplyDeletesehat sehat selalu, mugi tansah winantu karahayon.
keren calon tante mu nang
punya pilihan, ah.. pasti ibunya bintang memberikan masukan yang menguatkan sesuai dengan keinginan hati calon tante mu nang
Alhamdulillah sdh bisa baca SP 43 meskipun terlambat. Suwun mbak Tien cerbungnya, semakin ngangeni
ReplyDeleteSalam hangat dan sehat sll mbak Tien. Barokalloh
Met siang mba tien.. Smgsht sll y.. Ksyak2 nya hsmpir tamat y.. Skhirnyssemuanya bahagia.. Smgmba tien sht sll dan tetap semangat.. Muuashhdri sukabumi y mba🥰🥰
ReplyDeleteTerima kasih, mbak Tien...saya tunggu kelanjutannya
ReplyDeleteAda apa dg MIRAH???????. Biar gamblang n tidak penasaran. Tak Jelasin ya. Ternyata MIRAH sudah di jodohin orang tua nya dg seorang Pendekar didesanya berwajah imut. Yg bernama MUKIDI. 🤭(Mohon Ampun njih Mbak Tien 🙏). Sekedar pelepas lelah .. matur nuwun.
ReplyDeleteMas Widarno pinter lho.. 😀😀
DeleteNgapunten Estu mbak Tien 🙏🙏🙏 Salam sehat bahagia kagem sedoyo keluarga wonten Solo.🙏
DeleteGpp kok... lucu.. biar nggak stress..
ReplyDeleteKlu dugaan sy sm sih jgn2 Mirah sdh dijodohkan di kp nya..
ReplyDeleteTp klu soal dijodohkan sm Mukidi itu just joke sj khan mb Tien?
Klu mmg bgtu... Mnrt kata orang Jawa *Dek" sama *Mek* itu khan menang Mek krn dekat...jd smg mas Pri lah yg bs memenangkan hatinya Mirah...
Last but not least mb Tien lah yg punya cerita... Jd yg paling tshu Mau dibw kmn hub Mirah dan Pri.. ya hanya mb Tien...slm seroja
#hanya mb Tien yg tahu...
ReplyDeleteApakah mirah dah ada yg mau melamar selain pri. Semoga bu tien sehat srlalu. Aamiin
ReplyDeleteKapan ni update lagii
ReplyDeleteNanti malam ya..
DeleteOk... siap menunggu updatenya
DeleteSemoga Bunda Tien sehat selalu Aamiin YRA
ReplyDeleteAssalamualaikum, sudah subuhan kok blom ada SP 45, smoga bunda Tien sehat sehat ya, kami tunggu usaha Mirah untuk meraih masa depannya? Buat penasaran bunda nih, salam sayang dari Cibubur, wassalam..
ReplyDeleteTerima kasih Ibu Tien atas karya-karya tulisnya,mudah-mudahan dengan karya Ibu orang bisa beralih dari kebiasaan buruk membicarakan gosip,hoax,fitnah ke hal-hal baik dengan dihibur membaca cerbung,dan semoga Ibu diberi kesehatan,panjang umur,rezeki berlimpah dan karya tulis Ibu menjadikan pahala didunia dan ahirat,aamiin yaarobbal 'aalamiin 🤲
ReplyDeleteTop
ReplyDeletePart 42 kok gak bisa di buka ya mbak Tien ?
ReplyDelete