A Y N A 06
(Tien Kumalasari)
“Ayna?” Bintang dan Nanda menyebut nama itu hampir bersamaan.
“Ya, dokter, masih ada pasien tiga lagi tapi belum datang.”
“Baiklah, suruh tunggu sebentar, aku masih ada tamu.”
“Tidak Bintang, aku keluar saja dulu. Tapi rasanya aku mengenal nama itu.”
“Oh ya? Kalau begitu persilahkan dia masuk suster..”
“Baik, dokter.”
Ketika Ayna memasuki ruangan dokter Bintang, ia terperanjat melihat ada seseorang disana, dan ia seperti pernah mengenalnya.
“Oh, ma’af, masih ada pasien ?” Ayna terpaku didepan pintu dan ingin membalikkan tubuhnya.
“Ayna, ini bukan pasien, masuk saja. Kamu mengenalnya ?”
“Kami sudah sangat kenal.. ya kan Ayna?” kata Nanda nekat.
“Oh ya?”
“Kami baru sekali bertemu,” kata Ayna sambil tersenyum.
“Haa.. baru sekali dan aku sudah berkali-kali,” kata Bintang tak mau kalah. Bertemu dengan gadis yang menawan, kemudian terasa bahwa keduanya seakan bersaing.
“Ooh, ya.. dalam satu hari tapi bertemu berapa kali ya, di apotik ketika duduk disamping aku, lalu ketika mengambil uang di ATM, lalu bersama satu mobil kembali ke apotik. Nilaiku tidak sedikit." kata Nanda.
Tapi kedua pemuda ganteng itu kemudian tertawa geli. Ayna hanya tersenyum mendengar celoteh kedua laki-laki ganteng itu.
“Baiklah Ayna, duduklah. Atau aku harus mengusir pesaingku ini terlebih dulu?” canda Bintang sambil menunjuk kearah Nanda.
"Eit, jangan, biarlah aku keluar dulu. Tapi aku lupa memberi tahu, ibu Mirah ada disini,” kata Nanda sambil berdiri.
“Benarkah? Baiklah, minta agar ibu Mirah menunggu, setelah praktek aku akan segera menemuinya.”
Nanda menatap Ayna yang duduk sambil menundukkan muka, lalu melangkah keluar dan menutupkan pintunya.
Tapi Nanda tidak langsung kerumah. Ia menemui suster pembantu Bintang.
“Suster..”
“Ya bapak?”
“Apakah Ayna sudah sering kemari?”
“Tidak, baru dua kali ini.”
“Baru dua kali? Memangnya dia sakit apa?”
“Sepertinya bukan dia yang sakit, tapi ibunya.”
“Oh, iya..” lalu Nanda teringat ketika bertemu di apotik, dan Ayna mengatakan bahwa dia sedang beli obat untuk ibunya.
“Ibunya sakit apa?”
“Saya tidak tahu bapak.. ma’af.”
“Baiklah..”
Lalu Nanda duduk disebuah kursi tunggu, agak kepinggir, dekat dengan pintu keluar. Ada beberapa pasien yang menunggu. Dan Nanda menunggu Ayna keluar dari ruang periksa.
Agak lama, Nanda mulai bertanya-tanya.
“Kenapa ya Ayna lama sekali? Banyakkah yang dikeluhkannya tentang penyakit ibunya?” kata batin Nanda.
Ketika akhirnya Ayna keluar, Nanda berdiri dan memapakinya.
“Sudah selesai?”
“Sudah.”
“Mau pulang?”
“Ya," kata Ayna sambil terus melangkah dan Nanda terus mengikutinya.
“Mau saya antar pulang?”
“Tidak, terimakasih.”
“Saya sekalian jalan, nggak apa-apa kan?”
“Tidak, terimakasih.”
“Ayna..”
Ayna terus berlalu, tanpa menoleh kearah Nanda. Pertemuannya dengan Bintang tidak bisa menenangkan batinnya, justru membuatnya semakin sedih.
Nanda menghela nafas. Ia harus bertanya kepada Bintang, apa yang terjadi dengan gadis itu.
***
Bintang benar-benar kangen sama ibu Mirah. Ia terus duduk disampingnya sambil merangkul pundaknya. Nanda hanya tersenyum menatapnya.
“Puas-puasin memeluk ibu aku, karena sebentar lagi mau aku bawa pulang,” kata Nanda bercanda.
“Ini ibu aku. Dulu aku tidak bisa tidur kalau tidak dikelonin ibu Mirah. Ya kan ?”
“Tapi setelah itu ibu Mirah hanya jadi ibu aku. Ya kan?”
Bu Mirah tertawa senang. Dua-duanya adalah anak yang bukan terlahir dari rahimnya, tapi sangat disayangi dan menyayanginya.
“Mas Bintang itu sama mas Nanda sama-sama bu Mirah sayangi. Dulu suka berantem, berebut mobil-mobilan, berebut ibu Palupi, sekarang sudah dewasa, jangan suka berebut lagi ya.”
“Rasanya kita masih akan berebut bu..” kata Nanda.
“Lhoh, berebut apa lagi?”
“Ayna...” kata keduanya lalu tertawa terbahak.
“Siapa Ayna?” tiba-tiba Bulan muncul dengan membawa minuman dan setoples makanan.
“Waaah, ini yang aku tunggu, haus tahu,” canda Nanda sambil meraih segelas jus yang disuguhkan.
“Siapa Ayna ? Kelihatannya heboh..”
“Gadis cantik.”
“Bukannya itu pasien mas Bintang yang kemarin itu ? Yang dikejar-kejar mas Bintang sampai kejalan?”
“Tahu aja kamu,” tegur Bintang.
“Aku tahu namanya dari suster. Bener kan namanya Ayna?”
“Iya. Memangnya kenapa?”
“Nggak apa-apa.. mas Bintang sama mas Nanda kok seperti sudah mengenal gadis itu”
“Nanti aku akan mengenalnya lebih dekat. Karena ibunya adalah pasienku,” kata Bintang sambil tersenyum.
“Tapi susah kelihatannya mendekati dia. Tadi aku menawarkan untuk mengantar dia, tapi dia menolak.”
“Iya lah.. takut.. kamu kelihatan nafsu banget gitu.”
“Hahaa.. nggak ya.. biasa saja.”
“Ini sebenarnya lagi ngomongin apa sih, nggak ngerti aku,” kata bu Mirah.
“Biasa bu, kalau cowok melihat cewek cantik.. langsung seperti kucing melihat ikan asin.”
“Enak aja, masa kita dianggap kucing Bin?”
“Iya, tuh, cemburu sih dia.”
“Enak aja, siapa cemburu?”
“Sudah.. sudah.. kalau sudah ketemu ramainya bukan main.”
“Bu Mirah, mengapa Deva tidak ikut?” tanya Bulan.
“Dia sibuk pacaran,” kata Nanda.
“Oh iya, Deva kan sudah tunangan. Kapan mau dinikahkan bu?” tanya Bulan kepada bu Mirah.
“Belum dalam waktu dekat ini, Deva kan masih kuliah, mungkin tahun depan.”
“Wah, ikut berbahagia ya bu Mirah?”
“mBak Bulan sudah punya pacar?”
“Ah, belum mikirin itu bu, kuliah masih agak lama selesainya.”
“Nggak ada yang berani mendekati dia bu, dia kan galak,” timpal Bintang.
“Galak kalau sama mas Bintang, so’alnya mas Bintang tuh nakal bu.”
“Hm, disini disana sama saja. Mas Nanda itu juga begitu, selalu nggodain adiknya.”
“Berarti semua kakak itu nakal ya bu.”
“Dan semua adik itu manja tapi galak,” kata Bintang.
“Tapi Bin, ngomong-ngomong, pengin tahu nih, sebenarnya sakitnya ibunya Ayna itu apa sih? Dia kelihatan sangat sedih begitu.”
“Yah, memang agak berat sakitnya. Kasihan aku sama dia. Aku ingin membantu tapi kekuatan dokter itu kan terbatas. “
“Apa artinya tidak akan tertolong?”
“Entahlah, kami para dokter akan berusaha semampu kami. Dan tampaknya keluarganya juga bukan orang berada.”
“Padahal pengobatannya membutuhkan biaya banyak ya mas?” tanya Bulan.
“Ya pastinya, tapi aku akan membebaskan beaya dokternya.”
“Aku ingin membantu. Tapi bagaimana caranya Bin?” kata Nanda.
“Bantu do’a saja,” kata Bintang.
***
Tapi diam-diam Nanda terus memikirkan Ayna, dan juga merasa kasihan mendengar apa yang dideritanya.
“Ayna itu gadis yang sangat cantik bu,” kata Nanda dalam perjalanan pulang.
“Iya, ibu tahu karena kalian begitu heboh membicarakannya. Apa mas Nanda suka sama dia?”
“Siapa sih yang tidak suka pada gadis cantik? Ya suka lah bu, tapi tampaknya Nanda harus bersaing dengan Bintang. Aku merasa Bintang juga suka sama dia.”
“Baru ketemu sesekali saja sudah bilang suka.”
“Senyumnya manis sekali bu, tapi tidak tersenyumpun dia juga cantik.”
“Jadi pengin tahu seperti apa sih gadis itu.”
“Nanti sampai dirumah Nanda tunjukkan fotonya pada ibu.”
“Kok bisa punya fotonya segala?”
“Nanda mencuri-curi ketika dia sedang duduk di apotik. Itu ketika pertama kali Nanda ketemu dia.”
“Oo, gitu ya? Bener nih, ibu jadi penasaran.”
“Maukah ibu membantu seandainya dia butuh bantuan?”
“Membantu bagaimana maksudnya?”
“Mungkin dia butuh biaya banyak untuk ibunya.”
“Oh, itu, nggak apa-apa, nanti bilang saja sama ibu sama bapak. Kita kan diajarkan untuk saling berbagi. Jadi bukan hanya karena Ayna itu cantik, membantu siapapun itu perbuatan yang sangat mulia. Ya kan?”
“Iya bu. Ibu tahu nggak, dia itu bekerja di tokonya pak Yoga.”
“Benarkah ?”
“Benar, tanya saja sama Deva. Tapi Deva sepertinya nggak suka sama Ayna.”
“Memangnya kenapa?”
“Dia takut Bimo suka sama Ayna.”
“Aduuh, semakin penasaran ibu nih. Bimo juga terlibat dalam persaingan tentang merebut hati Ayna?”
“Tidak, Bimo tampaknya tidak begitu, Deva saja yang cemburu.”
“Ooh, ibu ingat nama itu. Deva pernah menyebutkannya waktu makan malam kemarin kan?”
“Iya, betul, ibu lupa ya? “
***
“Selamat siang bapak...” tiba-tiba sebuah sapaan mengejutkan pak Yoga yang sedang berada diruang kerjanya.
“Deva ?”
“Iya bapak.”
Deva mendekat dan mencium tangan calon mertuanya.
“Kamu sudah ketemu ibu dibelakang?”
“Sudah.”
“Darimana kamu, siang-siang sudah sampai kemari?”
“Dari kuliah, kangen sama bapak sama ibu.”
Pak Yoga tertawa.
“Bapak, tadi kan Deva masuk dari depan toko, mengapa sih pegawai bapak yang bernama Ayna itu begitu malas dan bapak menyukainya?”
“Malas? Mengapa kamu bilang dia malas?”
“Bapak tahu nggak, ketika teman-temannya menata barang, dia hanya bengong sambil duduk santai.”
“Oh, tidak, sebenarnya dia baik, rajin, pintar, dan bisa dipercaya.”
“Dia? Lalu karena dipercaya kemudian dia enak-enak saja ditoko dan tidak membantu temannya bekerja?”
“Sebenarnya dia lagi sedih.”
“Sedih ?”
“Dia patut dikasihani. Ibunya sakit berat, dan pastilah dia selalu memikirkannya.”
“Oh..”
“Dia sungguh anak baik.”
“Dan sangat cantik. Kalau saja dia itu anak orang berada, pasti dengan pakaian bagus, dandanan yang apik, dia akan tampak semakin cantik.”
“Iya, itu benar.”
“Bapak, Deva minta tolong ya, awasi mas Bimo, jangan sampai terlalu dekat sama Ayna.”
Pak Yoga menatap calon menantunya, lalu tertawa gelak-gelak.
“Deva, jadi kamu cemburu sama Ayna?”
“Bukan cemburu, Deva cuma khawatir.”
“Kamu tidak perlu khawatir. Cinta itu tidak dijaga dengan mata, tapi dengan rasa dan perhatian. Kalau kamu melakukan sesuatu yang baik, yang tidak mengecewakan, bersikap manis kepada calon suami kamu, maka cintanya tidak akan terlepas dari kamu. Tak ada gunanya kamu mengawasi terus, tapi sikap kamu membuat dia kecewa.”
Deva menatap pak Yoga tanpa berkedip, mencoba memahami apa yang dikatakannya.
“Cinta tidak dijaga dengan mata?” gumamnya lirih.
“Benar, kamu mengerti maksud bapak kan? Biar kamu mengawasi dia terus, kalau sikap kamu membuat dia kecewa maka dia akan meninggalkan kamu. Bukan karena ada gadis lain lho. Camkan itu.”
***
Pagi hari itu Ayna sudah menyelesaikan semua pekerjaan dapur. Membuat minuman memasak nasi dan sayur untuk sarapan pagi dan makan siang nanti. Sementara pak Sarjono membantu membersihkan rumah.
Selama sakit mereka melarang bu Sarjono melakukan apapun.
“Ibu harus beristirahat dan semuanya biar Ayna dan bapak yang menyelesaikannya,” kata Ayna.
Bu Sarjono hanya mengangguk. Pagi hari itu ia merasa perutnya terasa tak enak. Ada yang menyesak di ulu hatinya.
“Ibu, kalau ibu ingin mandi, Ayna sudah menyiapkan air hangat didalam ember,” kata Ayna setelah menyelesaikan semuanya.
“Ibu akan cuci muka saja Ayn, nggak tahu kenapa, rasanya malas sekali.”
“Kalau begitu ayo Ayna bantu ke kamar mandi bu.
“Tidak Ayna, ibu sendiri saja.”
“Baiklah, Ayna akan menyiapkan baju ganti untuk ibu.”
Bu Sarjono turun dari pembaringan, menolak ketika Ayna membantunya berjalan ke kamar mandi.
Bu Sarjono merasa sangat mual. Ingin muntah tapi tak ada yang bisa dikeluarkannya. Lalu ia hanya membasuh wajahnya dan kaki tangannya dengan air hangat. Ketika ia melepas bajunya, ia merasa ada yang aneh pada perutnya.
“Apakah perutku ini bertambah besar?”
"Ibu.. Ayna masukkan ganti buat ibu ya?"
"Ya Tuhan... jangan sampai Ayna tahu tentang perutku ini," gumam bu Sarjono yang kemudian menutupi tubuhnya dengan handuk.
***
Besok lagi ya
Matur nuwun ayna 06 tayang
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍
DeleteGroup Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
#silatutahim
#cerbung/novel_populer
#jumpa_fans
Ayoooooo edit profilmu dengan cara :ketuk UNKNOWN... lalu ketuk...EDIT PROFIL... isi biodatamu...lalu SIMPAN..... mudahkan........
Aduhayyyyyyy 💝💝💝💝
DeleteDua kali berturut-turut pa Latief dari Sragentina mendapat peringkat teratas dalam menjemput kedatangan AYNA. Jika besuk malam untuk ketiga kalinya teap nomor 1 .....wajib diberikan hadiah.....
DeleteApa ya hadiahnya ??
Selamat malam bu Tien, siap bantu koreksi bersama mas YOWA.
Mudah"an Deva tahu maksud pak Sarjono , tahu diri dan bisa introspeksi. Tidak usah pindah" pegangan...mantabkan.
DeleteAda Bulan yang masuk peredaran, bisa dicalonkan untuk Nanda.
Maaf mbak Tien , berangan angan nun jauh ...he he he .
Selam sehat dari sragentina.
Terima kasih mbak Tien ... AYNA 06 sudah tayang.
DeleteSalam hangat kami dari Yogya.
Alhamdulillah...maturnuwun mbak Tien...salam sehat dr Situbondo
DeleteKlu besok mas Latief ranking 1 lg...berarti memang "Pengintip Tulen".... hadiahnya apa mbak Tien baiknya yaaa??
DeleteAlhamdulillah Ayna dah tayang,trimakasih b.Tien moga sll diberi kesehatan
DeleteSalam seroja
Alhamdulillah........
DeleteYang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Alhamdulillah AYNA 6 sdh hadir
DeleteMtnuwun mbak Tien
Baru pagi2 bisa baca,td malam ketiduran....
Smg sehat selalu mbk Tien
Terimakasih mBak Tien Ayna ke enam sudah tayang
ReplyDeletesehat sehat selalu doaku
cucunya pak Kamto sudah kuliah
sudah pada gede gede
seperti bapaknya, Nanda perhatian nya tidak fokus setelah terkena sinar rembulan
Nomor 2...
ReplyDeleteYang peringkat 2 ada dua orang sama-2 pukul 22.57 yaitu dimas Nanang Waluto Setukliwon dan jeng dr. Dewiyana.
DeleteSelamat
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat, produktip shg Ayna 06 hadir dg sangat cantik.
DeletePersaingan sehat yg lucu menggemaskan,memang begitulah masa muda...
Semoga ibu Sarjono kuat dan tetap semangat dlm derita sakitnya. Ada mujizat kesembuhan.
Jangan2 nama Suryati ibu Sarjono itu yg dulu dipanggil Riri mantan teman Danang...
Setia menunggu candake yg pasti tetap seru...
Matur nuwun Berkah Dalem.
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat, produktip shg Ayna 06 hadir dg sangat cantik.
DeletePersaingan sehat yg lucu menggemaskan,memang begitulah masa muda...
Semoga ibu Sarjono kuat dan tetap semangat dlm derita sakitnya. Ada mujizat kesembuhan.
Jangan2 nama Suryati ibu Sarjono itu yg dulu dipanggil Riri mantan teman Danang...
Setia menunggu candake yg pasti tetap seru...
Matur nuwun Berkah Dalem.
Makasih bu Tien...😘😘
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien
ReplyDeleteAyna sudah ada, Alhamdulillah, smoga mbak Tien tetep sehat ya, salam dari Cibubur
Alhamdulillah AYNA Eps 05 sudah tayang
ReplyDeleteMatur nuwun mBak Tien Kumalasari.
Salam SEROJA dari Tangerang.
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
hadiiir...Alhamdulillah.
DeleteTerimakasih butien ayna 6 sdh hadir ..selalu menyimak dan menunggu tulisan karya butien stiap hari ..maaf kalau jarang komen .semoga butien selalu sehat.😍
DeleteLembar koreksi :
Delete1. “Ooh, ya.. dalam satu hari tapi bertemu berapa kali ya, di apotik ketika duduk disamping aku, lalu ketika mengambil uang di ATM, lalu bersama satu mobil kembali ke apotil. Nilaiku tidak sedikit." kata Nanda.
# “Ooh, ya.. dalam satu hari tapi bertemu berapa kali ya, di apotik ketika duduk disamping aku, lalu ketika mengambil uang di ATM, lalu bersama satu mobil kembali ke apotik. Nilaiku tidak sedikit." kata Nanda.#
2. “BaiklahAyna, duduklah. Atau aku harus mengusir pesaingku ini terlebih dulu?” canda Bintang sambil menunjuk kearah Nanda.
# “Baiklah Ayna, duduklah. Atau aku harus mengusir pesaingku ini terlebih dulu?” canda Bintang sambil menunjuk kearah Nanda.#
3. “Oh, iya..” lalu Nanda teringat ketika bertemu di apotik, dan Ayna mengatakan bahwa dia sedanhg beli obat untuk ibunya.
# “Oh, iya..” lalu Nanda teringat ketika bertemu di apotik, dan Ayna mengatakan bahwa dia sedang beli obat untuk ibunya.#
4. “Ya, kata Ayna sambil terus melangkah dan Nanda terus mengikutinya.
# “Ya", kata Ayna sambil terus melangkah dan Nanda terus mengikutinya. (kurang tanda petik tutup)
5. “Dan sangat cantik. Kalau saja dia itu amak orang berada, pasti dengan pakaian bagus, dandanan yang apik, dia akan tampak semakin cantik.”
# “Dan sangat cantik. Kalau saja dia itu anak orang berada, pasti dengan pakaian bagus, dandanan yang apik, dia akan tampak semakin cantik.” #
Sudah bu, ketemu 6 (enam) bahan koreksi salah ketik, jika mas Yowa mungkin perbaikkan redaksionalnya.
Selamat malam dan selamat beristirahat.
Terima kasih bunda Tien...senengnya bisa baca lebih awal...😍
ReplyDeleteSalam sehat selalu ya bun...🙏
Sugeng dalu bu Tien ....
ReplyDeleteMaturnuwun sanget Ayna sampun tayang ...
Mugi bu Tien tansah pinaringan kawilujengan ....
Alhamdulillah AYNA Eps 06 sudah tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun mBak Tien Kumalasari.
Salam sehat dari Tangerang.
Waauuw sdh terbit Ayna 6 matur suwun bunda Tien, sehat ulales, salam dari bumi Arema Malang
ReplyDeleteMaturnuwun bu Tien,mugi2 aami pinaringan kawilujengan
ReplyDeleteTerima kasih Mba Tien epsd 6 sudah muncul di bandung pukul 23.20....tugiman
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang episode 6
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan semua pembaca
Trimakaaih mbak Tien..
ReplyDeleteAyna 06...untung blm ketiduran..disambi buka2 y'tube bentar..nginguk lg eee..udh ada..😊
Wah mulai agak runyam ni..rebutan cewek n ada yg cemburu jg..
Lanjuuut mbak Tien...nuwuuun..🙏
Salam sehat selalu dr bandung..🙋😪
Makasih Bunda.
ReplyDeleteSehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya.
Bahagia bersama keluarga tercinta.
Met malam dan met beristirahat
Alhamdulillah...part#6
ReplyDeleteterima kasuh byk bu Tien....sehat slalu utk Ibu dan kel ...
Matur nuwun.... Mbak tien... Ayna dikagumi 3 pria... Siapakah yg beruntung?.... Smg mbak tien sehat selalu jasmani rohani ekonomi
ReplyDeleteMatur nuwun ibu Tien saya diparingi tempat komen mbalap/ nglancangi 18 komen yg duluan...
ReplyDeleteMaaf ya para sahabat...
Matur nuwun ibu Tien saya diparingi tempat komen mbalap/ nglancangi 18 komen yg duluan...
ReplyDeleteMaaf ya para sahabat...
Alhamdulillah Ayna 06 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, semogasehat selalu dan bahagia bersama keluarga
Salam hangaf dari Bekasi
Matur nuwun mbak Tien.
ReplyDeleteAyna 7 ditunggu...jadi penasaran...!!!
Ini caranya mengedit Profil Anda :
Delete1. Klik/ketuk tulisan *UNKNOWN* di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah *PROFIL TAK TERSEDIA*
3. Selanjutnya Klik/ketuk tulisan *_mengaktifkan akses ke profil Anda._*
4. Muncul *Edit Profil.* Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP, pekerjaan, hoby, dsb
5. Kemudian klik/ketuk *FOTO PROFIL* jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) *SIMPAN PROFIL*
7. Selamat mengedit Profil Anda
Alhamdulillah sudah tayang. Terimakasih bu Tien, semoga sehat selalu.
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien.. sudah terbit Ayna 6...makin penasaran pembaca ini..
ReplyDeleteDitunggu selanjutnya......
Salam sehat.. Immanuel
Terima kasih Ayna 06 yang ditunggu tunggu sampai ketiduran sudah muncul. Ternyata benar apa yang bu Tien tulis di episode terakhir SP 50 alinea terakhir .."Heran, kedua anak selalu bersaing bahkan kelak, ketika mereka sudah dewasa, siapa tahu"...benar benar terjadi. Semoga tidak berdampak putusnya persahabatan. Aamiin.Salam sehat dan semangat berkarya.
ReplyDeleteAlhamdilillah Ayna 6 sudah, ditunggu Ayna 7 semoga bu tien sehat selalu salam hangat dari Natalia Depok
ReplyDeleteIni caranya mengedit Profil Anda :
Delete1. Klik/ketuk tulisan *UNKNOWN* di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah *PROFIL TAK TERSEDIA*
3. Selanjutnya Klik/ketuk tulisan *_mengaktifkan akses ke profil Anda._*
4. Muncul *Edit Profil.* Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP, pekerjaan, hoby, dsb
5. Kemudian klik/ketuk *FOTO PROFIL* jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) *SIMPAN PROFIL*
7. Selamat mengedit Profil Anda
Alhamdilillah Ayna 6 sudah, ditunggu Ayna 7 semoga bu tien sehat selalu salam hangat dari Natalia Depok
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulillah akan terjadi persaingan sehat antara Bintang dan Nanda untuk memperebutkan Ayna...Makin seru dan menerik...Salam sehat utk Bu Tien dan Keluarga
ReplyDeleteAlhamdulillah, AYNA 6 sdh bisa hadir, siap menunggu AYNA7
ReplyDeleteMatursuwun mbak Tien, smg mbak Tien sklg sll sehat dan tetap semangat berkarya. Salam sehat dr Bekasi
Salam subuh dan salam kangen tuk angg WAG PCTK
Salamn sehat selalu dan tetap semangat berkarya.
ReplyDeleteAyna 6 baru terbaca pagi jam 6.. menunggu sampai ketiduran.
Terima kasih mbak Tien.
Alhamdulillah sudah hadir ayna 06... penasarans dengan Tanti apa belum punya anak ya? Salam seroja Bu Tien....
ReplyDeleteAlhamdulillah ayna lancar tayang ...... semoga bu tien sehat2 selalu
ReplyDeleteKita tunggu episode selanjutnya
Salaamm
Bunda,,,, jangan bikin gereget.....
ReplyDeleteMakasih mba Tien. Semakin penasaran
ReplyDeleteSmoga ibunya Ayna segera sembuh dan sehat kembali. Kasihan Ayna yg sedih terus. Dan semoga tidak terjadi persaingan antara Bintang dan Nanda dalam mendapatkan cinta Ayna... Halo Deva, kamu jangan jahat2 kepada Ayna. Ayna anak baik kok.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, tidak sabar menunggu lanjutannya. Semoga Mbak Tien selalu sehat. Salam seroja selalu dari Semarang.
Bengkak perut bu Sardjono apakah hrs dioperasi.....
ReplyDeleteSemoga bisa disembuhkan....
Salam sehat selalu mbak Tien
Maturnuwun ibu Tien,semoga tetap sehat dan bahagia bersama klrg
ReplyDeleteSetia menunggu kelanjutan critanya, penasaran nih
Baru baca AYNA 06 ,pulang yasinan terus tidur.
ReplyDeleteSemoga ibu Tien tetap sehat selalu.
Ini caranya mengedit Profil Anda :
Delete1. Klik/ketuk tulisan *UNKNOWN* di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah *PROFIL TAK TERSEDIA*
3. Selanjutnya Klik/ketuk tulisan *_mengaktifkan akses ke profil Anda._*
4. Muncul *Edit Profil.* Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP, pekerjaan, hoby, dsb
5. Kemudian klik/ketuk *FOTO PROFIL* jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) *SIMPAN PROFIL*
7. Selamat mengedit Profil Anda
ketinggalan baca..udah rame komennya
ReplyDeleteAlhamdulillah......
ReplyDeleteMtur nuwun Bun.....
Mugi2 tansah rahayu....
Baru pagi ini sempat baca cerbung jeng tien. Lanjut tetap semangat ya jeng
ReplyDeleteMet siang mbak Tien. Salam sehat dan sejahtera utk keluarga mbak tien. Belum ada komen, krn para perjaka "masih bertahan, belum ofensif" he5x.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBu tien..
ReplyDeleteMau tanya....
Sehari2 Nanda kl manggil ibunya "Ibu Mirah" ya? Waktu bilang sm dr Bintang kok bilangnya ibu Mirah?
Juga Ayna kl bicara dgn bapak nya dengan kata "bapak" tidak "pak" saja. Rasanya kok kurang akrab ya?
Mohon maaf.
Terimakasih mas Wedeye. Akan saya perhatikan. Di seri berikutnya barangkai tidak lagi.
DeleteSalam ADUHAI..
Slmt mlm mba Tien.. Makasih Ayna 6 nya.. Lanjuuut makin senang simak celotehannya dokter bintang dan nanda.. Bersaingsehat.. Slmseroja dan tetap semangat dri sukabumi unk mba tien sekeluarga.. Muuaahh🥰🥰🙏🙏
ReplyDelete