A Y N A 05
(Tien Kumalasari)
Ayna beralih menatap ibunya. Heran mengapa ibunya tiba-tiba berkata begitu.
“Ibu...”
“Jangan katakan apa-apa Ayn, hentikan semua ini.”
“Ibu.. “ rintih Ayna.
“Ibu sudah mendengar semuanya. Mendengar ketika kamu bicara sama bapak malam tadi.”
Ayna berpandangan dengan bapaknya. Tak menyangka pembicaraan itu didengar oleh ibunya. Dokter Bintang mengangguk-angguk, jadi tak ada gunanya menutupi semuanya.
“Ibu, mengapa berkata begitu ?” tanya Bintang sambil tersenyum teduh.
“Tidak apa-apa dokter, kalaupun Allah memanggil saya setiap waktu karena penyakit ini, saya ikhlas menerimanya. Bukankah mati dan hidup itu sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa? Lari kemanapun kalau sudah sa’atnya kita kembali, maka kita harus kembali.” Kata bu Sarjono sambil menerawang ke langit-langit.
“Pasrah itu bagus, tapi manusia punya kewajiban untuk berusaha, berupaya, agar bisa menghindari hal yang tidak baik bagi hidupnya.”
“Apakah kematian itu tidak baik untuk hidup seseorang?”
“Kalau ibu ikhlas dan menyerah, berarti ibu sudah tega untuk meninggalkan puteri ibu yang cantik ini. Iya bu?”
Mendengar kata Bintang yang terakhir ini, bu Sarjono menoleh kearah Ayna yang terpaku dengan mata berkaca-kaca. Luluh hatinya melihat wajah yang tampak kuyup oleh duka karena derita ibunya. Sungguh bu Sarjono ingin hidup lebih lama. Tapi apakah dayanya kalau kesembuhan itu harus memakan beaya yang tidak sedikit? Apakah suaminya mampu? Apalagi Ayna yang masih sangat muda dan harus mencari rupiah demi rupiah dengan keringat bercucuran karena melihat kehidupan orang tuanya yang pas-pasan.
“Dokter,” gemetar ketika bu Sarjono mengucapkannya.
“Ya ibu..”
“Apakah dokter tahu, seperti apa kehidupan kami? Untuk mempertahankan agar nyawa saya tetap masih menempati raga tua saya yang sudah diambang senja, suami dan anak saya harus berbuat yang diluar kemampuannya. Kalau saya harus bertahan, lalu melihat mereka mengais rupiah demi rupiah dengan keringat dan darah, apakah saya tega?”
Lalu isak Ayna terdengar, menyayat membelah sepi ketika semuanya terdiam.
Bintang menatap gadis cantik yang dalam dua hari ini merebut hatinya, dengan iba yang tak tertahankan. Memang benar, bahwa nyawa tak bisa dikejar ketika sa’atnya manusia menghadapNya, tapi membiarkan seseorang menungu maut dalam sakit yang menyiksa, lalu tanpa berupaya, alangkah tidak manusiawinya. Bintang juga tahu, bahwa penyakit yang diderita bu Sarjono cukup serius. Bisa bertahan untuk lima tahun kedepan saja sudah sangat bagus. ia ingin agar keluarganya berupaya. Mujizat Allah itu ada, ia sungguh mempercayainya, dan ia berharap untuk itu.
“Ibu, apapun yang terjadi, mari kita berusaha,” bujuk Bintang lagi.”
“Dokter, kami keluarga tidak mampu..” dan isak Ayna semakin keras. Pak Sarjono menepuk bahu Ayna untuk menenangkannya.
“Saya akan membantu sebisa saya, agar semuanya menjadi ringan.”
“Apa maksud dokter?”
“Ada cara untuk memperingan beban pasien, saya akan membantunya ibu, yang penting ibu mau berusaha. Marilah bersama saya kerumah sakit, tidak apa-apa.”
“Bu Sarjono terdiam, tapi suaminya mengelus punggungnya lembut.
“Bersedialah bu, kami semua punya harapan.” Kata pak Sarjono.
Isak Ayna masih terdengar, hati bu Sarjono seperti disayat-sayat. Separuh hatinya ingin tetap menunggui anak semata wayangnya, tapi yang separuh lagi merasa tak sampai hati membebaninya dengan begitu berat.
“Ibu, menurutlah apa kata dokter.. kami semua berharap untuk kebaikan ibu..”
“Baiklah, aku mau melanjutkan pemeriksaan itu,” kata bu Sarjono pelan, dengan air mata mengambang. Ayna berdiri dan memeluk ibunya erat.
“Biarlah kali ini aku yang mengantar ibumu kerumah sakit Ayna, kamu bisa masuk kerja,” kata pak Sarjono.
“Sekalian bareng saya saja , nanti Ayna saya turunkan ditempat kerjanya.”
“Tapi.. dokter, bukankah dokter sudah kesiangan datang kerumah sakit?”
“Tidak, saya mulai praktek jam sembilan. Ini baru jam delapan lebih sedikit, saya tunggu ibu bersiap ya.”
***
“Widiii... aku kangen sama kamu,” teriak Tanti ketika mengunjungi sahabatnya.
“Tanti? Lama sekali kamu nggak main kemari? Apa kabar?”
“Yah, begini inilah Wid, aku sehat, bahagia. Aku kangen sama Arsi. Mana dia?
“Belum pulang lah Tan, dia kuliah.. kalau kamu mau menunggu, pasti ketemu, cuma mungkin hari ini dia pulang agak sorean.”
“Ya nggak bisa kalau sampai sore, aku kan harus masak, nanti kalau mas Danang pulang belum ada makanan kan kasihan?”
“Iya sih, makanya datanglah setelah makan siang, jadi bisa lebih santai.”
“Tapi kan kamu pastinya lagi istirahat, masa aku mengganggu.”
“Ya ampun Tanti, kan sejak masih remaja kita ini selalu saling mengganggu? Kamu tidur aku ikut nyungsep di ranjang kamu, aku tidur kamu datang lalu gangguin aku.”
Lalu kedua sahabat itu tertawa. Mereka sahabatan sejak masih remaja dan kuliah bersama, sampai setengah tuapun mereka tetap bersahabat, walau Tanti kurang beruntung karena tidak dikaruniai seorang anak pun.
“Iya benar. Gampang lah kalau aku memang boleh mengganggu kamu.”
“Tapi kalau kamu benar-benar kangen sama Arsi nanti aku suruh dia kerumah kamu.”
“Bener ya?”
“Iya, dia juga sering nanyain kamu, kok lama nggak kesini.”
“Baiklah.”
“Tidak terasa, tiba-tiba kita sudah jadi tua ya Tan?”
“Iya lah, memangnya ular, bisa berganti kulit lalu bisa kembali muda?”
“Hiih, jangan ngomongin ular, aku kan takut dan ngeri, melihat gambarnya saja aku nggak sanggup.”
“Iya aku ingat, kamu paling takut sama ular.”
“Udah, berhenti menyebut nama itu. Nanti aku bisa kebayang bentuknya lagi. Hiih.. “
“Iya, ampun.. aku lupa kalau kamu takut sama itu. Tapi ini aku mau langsung pulang ya.”
“Kok buru-buru?”
“Kan aku sudah bilang bahwa aku mau masak, ini tadi aku belanja sayur segala, habis itu masak. Nanti mas Danang kalau pulang belum matang bagaimana.”
“Iya, aku tahu. Hati-hati dijalan ya.”
“Aku juga masih harus mampir beli beras nih, kehabisan .. kemarin pas belanja sama mas Danang lupa beli.”
“Waduh.. mau bawa dari sini apa?”
“Ya enggak lah, mau sekalian beli buat sebulan. Nanti kamu ganti yang kelaparan.”
Mereka berpisah masih dengan tawa riang mereka.
***
“mBak, beras yang biasanya ada kan?” ujar Tanti ketika sampai di toko pak Yoga, langganannya.
“mBak.. mau berasnya mbak..” ulang Tanti karena si penjual tampak melamun.
“mBak cantik.. ngelamunin pacar ya?” Tanti bicara agak keras, dan membuat Ayna terkejut. Memang benar dia melamun, memikirkan ibunya yang ke rumah sakit diantar bapaknya.
“Ma’af bu.. aduuh..”
“Ngelamunin pacar?” goda Tanti.
“Enggak bu.. “ jawabnya sambil tersenyum.
“Kok jaga sendirian ?”
“Lagi pada membantu di gudang, menerima barang-barang. Teman saya ada satu, lagi kebelakang. Ada yang bisa saya bantu bu?” kata Ayna ramah, berusaha menghilangkan wajah muram yang melingkupinya.
“Beras mbak, yang seperti biasa.”
“Oh, ini ya bu, ini yang paling bagus, yang biasa ibu beli.”
"Ya.. itu mbak."
“Iya, baiklah, berapa kilo?”
“Saya mau yang sekarung itu sekalian, tapi ada nggak ya yang bisa menolong membawakan ke mobil saya?”
“Bisa bu, nanti pasti ada, teman saya baru kebelakang sebentar.”
“Baiklah.”
“Lalu apa lagi ibu?”
“Cukup itu dulu mbak, ini uangnya.”
“Terimakasih ibu.”
“Kalau jualan jangan sambil mikirin pacar, “ goda Tanti lagi. Ia sangat suka dilayani Ayna yang cantik dan selalu ramah kepada pembeli.
“Ibu bisa aja, saya belum punya pacar.”
“Masa sih, gadis secantik kamu belum punya pacar?”
“Belum ingin punya pacar.”
“Nah, tapi pasti banyak yang naksir kan?”
Ayna tersenyum, sambil mengulurkan uang kembalian.
“Mas, tolong berasnya ibu diangkat ke mobil ya,” teriak Ayna kepada temannya yang sudah muncul.
Tanti masuk ke mobilnya sambil menoleh kearah Ayna yang menatapnya dari dalam toko.
“Teman kamu itu cantik sekali ya mas?” kata Tanti kepada pelayan toko yang membantu mengangkat berasnya.
“Iya bu, namanya Ayna, tapi dia sedang bersedih.”
“Kenapa? Patah hati?”
“Bukan, ibunya sedang sakit.”
“Oh, kasihan, semoga cepat sembuh, sampaikan do’a untuk ibunya dari saya ya mas.”
“Iya bu, nanti saya sampaikan.”
“Nama yang cantik,” gumam Tanti sambil berlalu.
***
“Apa kata dokter tadi mas?” tanya bu Sarjono ketika sudah sampai dirumah.
“Masih menunggu hasil pemeriksaan, mungkin besok baru ada keterangannya.”
Bu Sarjono menghela nafas panjang. Tampak lelah.
“Ibu sebaiknya tiduran saja, pasti capek menjalani serangkaian pemeriksaan tadi."
“Memang melelahkan.”
“Iya, yang penting kan akan ada jalan untuk kesembuhan.”
“Berapa tadi mas harus bayar ?”
“Aku belum tahu, tadi dokter Bintang juga tidak mengatakan apa-apa. Mas sudah menunggu dan bertanya harus bayar berapa, dokter Bintang bilang suruh menunggu saja, aku jadi bingung.”
“Ibu jadi khawatir. Kalau biaya sangat banyak, lalu bagaimana ?”
“Ibu jangan memikirkan itu terus, nanti sakit ibu bertambah parah karena kepikiran.”
“Bagaimana aku tidak kepikiran mas, karena aku , Ayna dan mas jadi susah.”
“Tidak bu, mas tidak susah, demikian juga Ayna. Yang membuat mas dan Ayna susah, kalau ibu tidak menurut, dan seperti tidak bersemangat untuk bertahan.”
“Perut ibu ini rasanya nggak enak sekali. Rasanya lapar, tapi mual. Kalau ibu nekat pasti muntah.”
“Ibu harus makan biarpun hanya sedikit. Kalau masih lapar sedikit lagi saja.”
“Ini tadi sudah minum obat, tapi rasanya kok masih mual ya?”
“Kan obatnya belum lama masuk. Sekarang ibu tidur saja dulu.”
“Apa mas mau kembali ke kantor?”
“Tidak, aku sudah minta ijin sehari ini.”
“Oh..”
“Ya sudah, mas mau keluar dulu supaya ibu bisa tidur. Ya.”
Bu Sarjono hanya mengangguk, lalu berusaha memejamkan matanya.
Pak Sarjono duduk diruang tengah. Banyak yang dipikirkannya. Apa yang dikatakan dokter Bintang ketika mengajaknya bicara hanya berdua, membuatnya nyaris tak punya harapan.
“Bapak harus percaya, bahwa mujizat Allah itu ada.”
Itu kata dokter Bintang sebelum dia kembali menemui isterinya di ruang tunggu. Dan seakan kata-kata itu menyiratkan bahwa dia tak akan bisa melakukan apa-apa atas penyakit isterinya. Ia harus memohon mujizat itu diturunkan.
Pak Sarjono menghela nafas sedih. Ia bangkit ketika ponselnya berdering. Dari Ayna.
“Ya, Ayna..”
“Bapak sama ibu sudah ada dirumah?”
“Sudah. Dokter Bintang menyerahkannya kepada temannya, seorang ankolog. Tapi dia menemani terus, untuk membesarkan hati ibu kamu.”
“Apa kata dokternya?”
“Yah, masih seperti kemarin nak. Tadi ada pemeriksaan lagi, dan kemungkinan ibumu akan dioperasi. Tapi itupun menunggu hasil pemeriksaan tadi.”
“Ya Tuhan..”
“Bapak akan meminjam uang dari kantor, agar biaya untuk ibumu teratasi. Kamu jangan khawatir.”
“Apakah sudah pasti harus operasi?”
“Kemungkinannya ya, tapi mungkin akan di kemo dulu, entahlah, bapak tidak sepenuhnya bisa menangkap kata-kata dokternya, so’alnya bapak juga sedih dan bingung.”
“Nanti sore Ayna akan ketemu dokter Bintang lagi.”
“Ya, itu lebih baik Ayn.”
“Berapa bapak harus bayar untuk semua pemeriksaan ibu?”
“Tadi bapak belum bayar apa-apa, dokter Bintang yang mengurus semuanya, lalu mengatakan nanti saja, gampang, gitu nak.”
“Tapi nanti pasti harus membayar juga. Baiklah, nanti Ayna akan menemui dokter Bintang.”
“Ya nduk.”
***
Selesai menelpon bapaknya, Ayna tampak termenung. Beberapa hari ini Ayna tidak seriang biasanya. Sering melamun, dan banyak pekerjaan terbengkalai.
“Ayna..” suara pak Yoga mengejutkannya. Ayna segera bangkit dan melangkah keruangan pak Yoga. Ia mengetuk pintu kemudian masuk, dengan hati berdebar. Beberapa hari ini ia sering membuat kesalahan. Baik ketika mencatat uang yang keluar masuk, juga catatan barang habis tidak dilaporkan.
“Duduklah Ayna,” kata pak Yoga. Ayna melihat alis pak Yoga berkerut. Ia siap menerima teguran lagi. Satu do’a dilantunkannya dalam hati, semoga dia tidak dipecat.
“Ayna..”
“Ya, bapak.”
“Apa yang terjadi sama kamu? Kamu tidak seperti biasanya.”
Ayna diam. Ia ingin menyembunyikan beban yang disandangnya, tapi pak Yoga tak akan percaya kalau dia bilang ‘tidak apa-apa’.
“Ada apa? Mau berbagi sama bapak?” tiba-tiba suara pak Yoga melembut. Barangkali ada setitik air bening mulai menggenangi pelupuk matanya sehingga membuat pak Yoga merasa iba.
“Ma’af kalau saya banyak berbuat kesalahan.”
“Ya, bapak tahu, tapi bolehkah bapak tahu penyebabnya?”
“Ibu saya sakit.”
“Oh, ya? Sakit apa? Parah?”
“Lumayan parah pak, kanker indung telur.”
“Ayna... benarkah?” tanya pak Yoga terkejut.
Ayna mengangguk.
“Biasanya kanker itu baru disadari ketika sudah sangat parah,” lanjut pak Yoga prihatin.
Ayna mengangguk, dan butiran bening dimatanya mulai bergulir perlahan dipipinya.
“Aku ikut prihatin.”
“Terimakasih bapak.”
“Adakah yang bisa aku bantu ?”
“Mohon do’a bapak ya, agar ibu bisa diselamatkan,” bisik Ayna bergetar, sambil mengusap air matanya.
Pak Yoga meraih tissue dan dilurkannya kepada Ayna.
“Manusia hidup itu punya banyak permasalahan. Seperti orang berjalan kadangkala juga harus jatuh lalu terluka. Tapi yang penting kita harus kuat menerimanya, dan selalu memohon pertolonganNya.”
Ayna mengangguk lagi.
“Baiklah, kalau kamu butuh bantuan, katakan saja. Aku tahu orang berobat akan memerlukan banyak biaya.”
“Terimakasih banyak, bapak,” isak Ayna yang sibuk mengusap air matanya.
“Kamu harus kuat. Jangan perlihatkan kesedihan kamu dihadapan ibu kamu agar ibu kamu tidak menambah beban kesedihannya.”
Lagi-lagi Ayna hanya mampu mengangguk.
***
“Bu Miraaaaah..” Bulan berteriak riang melihat bu Mirah dan Nanda datang
“mBak Bulan bertambah cantik saja,” sapa bu Mirah sambil memeluk Bulan.
“Bu Mirah bisa saja. Ayo masuk, ibu sama bapak sedang keluar, tapi mas Bintang ada, dia pasti senang melihat bu Mirah datang.”
“Bu Mirah kangen sekali sama mas Bintang.”
“Biar saya panggilkan, mas Bintang ada diruang praktek, kebetulan belum ada pasien sore ini.
“Kok aku tidak disapa sih?” tegur Nanda sambil tersenyum.
Bulan tertawa, menampakkan sebaris giginya yang berderet rapi. Senyuman itu indah sekali diresapi. Nanda sudah lama tidak ketamu Bulan, dan hari ini Bulan tampak lebih menawan.
“Hai, mas Nanda, apa kabar? Manja ih, kan sudah Bulan kasih senyuman.”
“Iya baiklah.”
“Bu Mirah dan mas Nanda duduk dulu, biar aku panggilkan mas Bintang.
“Jangan, biar aku saja keruang prakteknya,” kata Nanda yang langsung berdiri dan pergi kesamping rumah dimana Bintang berpraktek.
Bintang terkejut melihat Nanda, tapi keduanya berpelukan lama lalu saling mengadu kepalan mereka dengan riang.
“Kangen juga sama kamu,” kata Bintang sambil tertawa.
“”Sama, aku juga kangen, kangen berantem.”
Lalu keduanya tertawa lepas.
Tiba-tiba perawat pembantu dokter masuk setelah mengetuk pintu.
“Dokter, ada pasien apakah disuruh menunggu?”
“Ya, sebentar. Eh, siapa pasiennya?”
“Ayna dokter.”
Nanda terkejut mendengarnya.
***
Besok lagi ya.
Matur nuwun mbak Tien...ayna5 hadir.
ReplyDeleteSugeng dalu bu Tien..... Matur nuwun sampun tayang Ayna_05nya...... Siap bantu koreksi
DeleteAlhamdulillah sdh tayang AYNA 5
DeleteMtnuwun mbak Tien
Smg selalu sehat ya mbk
Unknown nya kok banyak to?
Monggo diedit profilnya
Baru takbtinggal sebentar je keyimggalan ....
DeleteAlhamdulillah.......
Yang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Terima kasih mbak Tien ... AYNA 05 yg ditunggu² dari kemarin, sekarang sudah tayang.
DeleteSalam hangat kami dari Yogya.
Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍
DeleteGroup Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
#silatutahim
#cerbung/novel_populer
#jumpa_fans
Ayoooooo edit profilmu dengan cara :ketuk UNKNOWN... lalu ketuk...EDIT PROFIL... isi biodatamu...lalu SIMPAN..... mudahkan........
Alhamdulillah..
Deletenglilir langsung baca Ayna..wahh danang Tanti tdk dikaruniai keturunan rupanys....sdh muncul nama2 baru...Bulan adiknya Bintang dan Arsy putri Widi...bakal makin seru....trmksh mbak Tien...salam sehat dr Situbondo
Aduhai siip
ReplyDeleteSalam sehat dr blora
ReplyDeleteIni caranya mengedit Profil Anda :
Delete1. Klik/ketuk tulisan UNKNOWN di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya Klik/ketuk tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP, pekerjaan, hoby, dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil Anda
Alhamdulillah AYNA Eps 05 sudah tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun mBak Tien Kumalasari.
Semoga mbak Tien tetap sehat bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam SEROJA dari Tangerang.
Waduh...Ayna sakit apa ya..?
Semoga mendapat perawatan yang terbaik lekas sembuh dan sehat kembali. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin
Ayna tidak sakit, cuma mungkin memastikan sakit ibunya , bisa tentang biayanya..
DeleteMungkin gitu ya mbak penulis...
Alhamdulillah matur suwun Bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah hadir... salam Seroja Bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah, eps 05 sdh hadir.
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien. Salam
Alhamdulillah AYNA 05 sampun njedul.
ReplyDeleteMatur nueun Ibu Tien
Ini caranya mengedit Profil Anda :
Delete1. Klik/ketuk tulisan UNKNOWN di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya Klik/ketuk tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP, pekerjaan, hoby, dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil Anda
Alhamdulillah..... Terimakasih bunda Tien.... Smoga sll sehat.... Salam sayang dr Bekasi 😍😍😍
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang AYNA 5
ReplyDeleteMtnuwun mbak Tien
Smg selalu sehat ya mbk
Unknown nya kok banyak to?
Monggo diedit profilnya
Semoga Bu Sarjono mendapat mujizat... Sembuh tanpa ada penyakit lain... boleh saja lewat jamunya mbak dosen iyeng atau dari apotiknya mbak Tien..he he he
ReplyDeleteSalam sehat dari sragentina mbak Tien..
Iya.. boleh.. boleh.. hehee...
DeleteWah iya..p Latief. Dengan senang hati saya racikkan jamu utk kanker untuk bu Sarjono. Bikinan saya, gratiss
DeleteAlhamdulillah Ayna sdh datang
ReplyDeleteKasian banget bu Sarjono, semoga ada mujijat ato pake alternatif seperti ibunya Merry dapat obat dr mbah kliwon
Trm ksh bu Tien ..salam sehat
,
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Jgn terlalu lelah bu tien. Itu ayna judul sampe gak fokus. Aduhai ...
DeletePuji Tuhan, ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg Ayna 05 hadir dg sangat menarik.
DeleteMungkinkah Ayna putri ibu Saryati yg dulu dipanggil Riri ?
Semoga ibu Sarjono percaya dg mukzijat dan ada semangat hidup..
Kayanya ada sesuatu nih Nanda sama Bulan..
Wah.. Kali ini bertemu Ayna, Bintang dan Nanda.
Bikin penasaran penggandrung nih harus besok lagi...
Sabar menunggu candake. Matur nuwun Berkah Dalem.
Hallow juga mbak Tien.... Matur nuwun sapaannya... Semoga panjenengan sekeluarga senantiasa pinaringan Sehat wal afiat kalis ing sambekala 🙏🙏
DeleteDanang ngalah Welah sama Bintang..jd iparnya malah lbh baik heheheee kepo nih mbak
Salam sayang dr Surabaya.. doaku tulus selalu 🤗😍🥰❤️
Kok Danag ta jeng Dewi ?
DeleteSaingan Bintang ki Nanda.
Maksude Nanda supaya ngalah wae, si Ayna jodohke Bintang lan Nanda jadi iparna Bintang.....?
Justru ramenya direbutannya je......
Terserah penulis we lah.....
alhamdulillah...hiburan yang ditunggu.
ReplyDeleteapakah Ayna itu anak Riri bukan ya?
Bukan. Membaca dr ayna 01 kah?
DeleteTrimakasihbak Tien..
ReplyDeleteAyna 05...
Waah..ayna ketemu 2 org ganteng yg sama2.memikirkannya..
Lanjuut mbak Tien..bakal seruu nii..
Salam sehat dr bandung..🙏
Alhmdulillah Ayna5 dah tayang gasik,matr suwun b.Tien telah menghibur kita smua yg setiap hari kita nantikan bersama blm bisa tidur kalau blm baca cerbung.Trimakasih sehat selalu b.Tien
ReplyDeleteSalam dari Bojonegoro
Trimakasih mbak Tien..
ReplyDeleteAyna 05
Wah ketemu 2 org ganteng yg sama2 memikirkan ayna..
Bakal seruu nii..
Lanjuut mvak Tien..
Salam sehat dr bandung🙏
Maturnuwun mbak Tien Ayna 5 sudah hadir. Ng...mbok Ayna jadi anak sngkatnya Tanti dan Danang saja..
ReplyDeleteBintang pasti makin jatuh sayang dan jatuh kasihan sama Ayna..
Bakalan seru nih ...
Mb Tien sehat to?
Semakin seru😊.trimaksh ibu tien syang😘
ReplyDeleteUdah banyak aja yang komen... makasih bu Tien cantik...
ReplyDeleteBagus mbak, monggo di lanjut. trima kasih
ReplyDeleteKok isih ana wae ya sing UNKNOWN hari ini lebih banyak hari kemarin, sampai bu Nani juga heran............
DeleteRa pada nyimak kali bu Nani Nur'aini.....
Ini caranya mengedit Profil Anda :
1. Klik/ketuk tulisan UNKNOWN di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya Klik/ketuk tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP, pekerjaan, hoby, dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil Anda
Lembar koreksi :
ReplyDelete1. “Tidak terasa, tiba-tib kita sudah jadi tua ya Tan?”
# “Tidak terasa, tiba-tiba kita sudah jadi tua ya Tan?”#
2. “Apa kata dokter tadi mas?” tanya bu Sarjono ketika sudah sampai dirumah.
# sebelum ini ganti bab dulu ya bu *** soalnya baru saja Tanti keluar dari toko Ayna beli bers kok langsung dialog antara bu Sarjono dan suaminya #
3. “Bapak akan meminjam uang dari kantor, agar biaya untuk ibumu teraatasi. Kamu jangan khawatir.”
# “Bapak akan meminjam uang dari kantor, agar biaya untuk ibumu teratasi. Kamu jangan khawatir.”
4. Ayna mengangguk, dan buturan bening dimatanya mulai bergulir perlahan dipipinya.
# Ayna mengangguk, dan butiran bening dimatanya mulai bergulir perlahan dipipinya.#
5. Pak Yoga meraih tissue dan dilurkannya kepada Ayna.
# Pak Yoga meraih tissue dan diulurkannya kepada Ayna.#
6. “Kok aku tidak disapa sih?” tegus Nanda sambil tersenyum.
# “Kok aku tidak disapa sih?” tegur Nanda sambil tersenyum.#
7. Nanda sudah lama tidak ketamu Bulan, dan hari ini Bulan tampak lebih menawan.
# Nanda sudah lama tidak ketemu Bulan, dan hari ini Bulan tampak lebih menawan. #
8. “”Sama, aku juga kangen, kangen berantem.”
# ”Sama, aku juga kangen, kangen berantem.” #
9. “Dokter, ada pasis, apakah disuruh menunggu?”
# “Dokter, ada pasien, apakah disuruh menunggu?”#
Ada 9 temuan bu Tien untuk bahan koreksi naskahnya, barangkali mas Yowa mau nambah ????? Mripat nom kuwi lebih awas...... apalagi jika lihat dan mbayangke cantiknya AYNA....... hahahahaha
Ayna 5... kaget bersamaan 2 perjaka ganteng mendengar nama Ayna disebut.
ReplyDeleteSalam sehat dan terima kasih mbak Tien
Matur nuwun... Mbak tien... Smg sehat selalu
ReplyDeleteDeg-degan....
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang episode 5
Terimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan pembaca semuanya
Teringat 2 th yll menunggu putri tercinta yg kecelakaan parah krn kontener, 2 bln diruang isolasi ICU krn luka2nya dan beberapa kali harus operasi.
ReplyDeleteSering dipanggil dokter untuk bantu doa, sungguh2 mengandalkan kasih Tuhan..
Mukjizat itu nyata, skr bisa pulih seperti sedia kala.
Matur nuwun Gusti...
Ya ampun mbak Yustin.. bisa saya bayangkan bagaimana berat rasa prihatinnya waktu itu. Tapi syukurla sekarang baik2 saja. Nderek.bingah.
DeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun Bun...
Mugi2 tansah rahayu...
Alhamdullilah dah koment
ReplyDeleteTerima kasih, Bu Tien... Salam sehat dari Yogya. 😍
ReplyDeleteJreng..jreng..konflik mulai dua perjaka ketemu gadis yang sama-sama dikenal
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien..AYNA 5 telah hadir...
ReplyDeleteSalam sehat selalu dari kota Malang...🙏
Terima kasih Bunda Tien .. episode 5 sudah hadir .
ReplyDeleteImmanuel
Alhamdulillah sudah tayang. Terimakasih bu Tien. Semoga sehat selalu.
ReplyDeleteTerimakasih Mbak Tien Ayna ke lima sudah tayang
ReplyDeletesehat sehat selalu doaku
syukur dr Bintang sudah lulus ujian pertama, mudah mudahan bisa menempatkan diri agar Ayna tidak tersinggung masalah pendanaan pengobatan, ada bu Tanti yang menginginkan Ayna dekat dengannya rupanya, mudah mudahan Arsi mau berteman Ayna
Pagi Bunda,makasih AYNA 05.Sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya.
ReplyDeleteBahagia selalu bersama keluarga besar.
Alhamdulillah setelah ditunggu Ayna 05 munvul. Nsnda dan Bintang ketemu..apakah akan bersaing mendapatkan Ayna? Bu Tien ysng tshu. Terima kasih bu .salam sehat dan semangat berkarya
ReplyDeleteAlhamdullilah sdh hadir Ayna 5
ReplyDeleteWadduh ketemu ini Ayna sama Nanda dan Bintang...penasaran nich bunda Tien, ingin tahu reaksi mereka berdua hahahhha...
Salam sehat ulales bunda dari Bumi Arema Malang
Semakin seruu nih.. Makasih mba Tien. Sehat selalu mba
ReplyDeleteHehehe mau salah ketik atau tidak tetep bisa baca eh mudeng... Selalumenghanyutkan mksh bu Tien
ReplyDeleteNah bakal seru nih Ayna ketemu Bintang dan Nanda diruang prakteknya Bintang...Salam sehat buat Bu Tien dan Keluarga.
ReplyDeleteMaturnuwun ibu Tien... semoga ibu sehat selalu,dr Bintangnya sangat bijaksana ya...mengharukan
ReplyDeleteSetia menunggu episode selanjutnya,salam sehat jg utk penggemar cerbung semua 🙏
matur suwun Bu Tien part#5 nya sarapan subuh ....
ReplyDeletemakin serua aja bu ...
nanda n bintang spt nya suka sm ayna ..siapa yaa yg dptin hati ayn ?
sehat slalu ya Ibu Tien... salam dr pemgemar Ibu dr Semarang .....
Nanda dan Bintang bareng ketemu Ayna, mereka sudah kenal sama sama menyukai Ayna....
ReplyDeleteApa yg akan terjadi....
Apakah mereka berebut simpati.....
Salam sehat selalu mbak Tien
Alhamdulillah ...... pagi2 sarapan cerbungnya bu tien kumalasari , persaingan nanda dan bintang memperebutkan hatinya ayna sdh dimulai ....... kita tunggu episode berikutnya yg semakin seru ...... semoga bu tien sehat2 selalu
ReplyDeleteAssalamu'alaikum
TERIMA KASIH Bunda Tien. Selamat menikmati hari kumpul Keluarga. Semoga Bunda & Keluarga selalu sehal wal'afiat dam bahagia lahir batin.
ReplyDeleteHmmmm persaingan Kaum Adam dalam mendapatkan perhatian Ayna (cantik, lemah lembut hati dan prilakunya, juga polos). Ayna sedikitpun tidak memikirkan mereka sama sekali. ♥️😗🇦🇺
Wah ceritanya makin menarik baru sempat baca pagi ini
ReplyDeleteTerima kasih jeng tien lanjut dan salam sehat
Asyyik bintang dan nsnda berebut ayna.. Smgsrmuanya bahagia y mba tien.. Slmseroja dan semangat dri skbmi.. Muaah🥰🥰🙏🙏
ReplyDeleteAyna ketemu dr. Bintang di ruang prakteknya yg saat itu ada Nanda. Kayaknya mereka sama-2 tertarik thdp Ayna. Semakin menarik ceritanya, saya tunggu bersama pembaca setia lainnya. Maturnuwun Bu Tien, semoga tansah pinaringan karahayon, sehat wal afiat dan tetap semangat dlm berkarya. Aamiin. Salam sehat dari Pondok Gede. Mashudi
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 05 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien,semoga sehat dan bahagia selalu.
Salam hangat dari Bekasi
Wah Bintang sm Nanda rebutan Ayna nih..
siapa ya yg nnti dpt Ayna? Bintang kah apa Nanda? Hanya Mbak Tien yg tahu..
Duh Bunda, jangan di lama lama dong.... Gereget nihhh......
ReplyDeleteBintang aja yg dpt Ayna
ReplyDeleteHehehe kok sakkarepe dhewe,terserah b.Tien dong....
Widi ryan punya anak Arsi
ReplyDeleteMirah dan pri punya anak nanda dan deva
Handoko palupi punya bintang dan bulan
Sayat dan sarjono punya Ayna
Pak yoga punya Bimo
Tinggal Tanti Danang yang bkm.kesebut nama anaknya ...siapa nama anaknya?
Tanti - Danang disebutkan belum dikaruniai momongan...
ReplyDeleteTanti - Danang disebutkan belum dikaruniai momongan...
ReplyDeleteO ya ...saya kelewat bacanya ..matur nwn ngguh bu Yustinhar
DeleteWow...
ReplyDeleteMatur sembah nuwun ibu Tien, ternyata ibu sempat bahkan serius menanggapi komen2 termasuk komen saya.
Daya tarik cerbung ibu bagi sy krn liku2 ceritanya bikin sport kantung, emosi, gregetan, kalimat dan detail kata2 bagus kadang mengagetkan (mata mendelik)
Ada unsur pertobatan yg nakal menjadi baik dan bahagia, penuh bela rasa dan persahabatan
Akhirnya happy ending...
Wow...
ReplyDeleteMatur sembah nuwun ibu Tien, ternyata ibu sempat bahkan serius menanggapi komen2 termasuk komen saya.
Daya tarik cerbung ibu bagi sy krn liku2 ceritanya bikin sport kantung, emosi, gregetan, kalimat dan detail kata2 bagus kadang mengagetkan (mata mendelik)
Ada unsur pertobatan yg nakal menjadi baik dan bahagia, penuh bela rasa dan persahabatan
Akhirnya happy ending...
Semoga ibu Sayat diberikan kesembuhan
ReplyDeleteIni caranya mengedit Profil Anda :
Delete1. Klik/ketuk tulisan UNKNOWN di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya Klik/ketuk tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP, pekerjaan, hoby, dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil Anda
Wow...
ReplyDeleteMatur sembah nuwun ibu Tien, ternyata ibu sempat bahkan serius menanggapi komen2 termasuk komen saya.
Daya tarik cerbung ibu bagi sy krn liku2 ceritanya bikin sport kantung, emosi, gregetan, kalimat dan detail kata2 bagus kadang mengagetkan (mata mendelik)
Ada unsur pertobatan yg nakal menjadi baik dan bahagia, penuh bela rasa dan persahabatan
Akhirnya happy ending...
Wow...
ReplyDeleteMatur sembah nuwun ibu Tien, ternyata ibu sempat bahkan serius menanggapi komen2 termasuk komen saya.
Daya tarik cerbung ibu bagi sy krn liku2 ceritanya bikin sport kantung, emosi, gregetan, kalimat dan detail kata2 bagus kadang mengagetkan (mata mendelik)
Ada unsur pertobatan yg nakal menjadi baik dan bahagia, penuh bela rasa dan persahabatan
Akhirnya happy ending...
Tanti - Danang disebutkan belum dikaruniai momongan...
ReplyDeleteAlhamdulillah yg ditunggu² hadir juga
ReplyDeleteMaturmuwun bu Tien
ReplyDeleteTitiyaba Batang
Bu Titiyaba Batang....
DeleteAyo edit profilmu dan gabung di WAG PTCK hubungi Bu Nani Nur'aini HP. 082116677789
Ini caranya mengedit Profil Anda :
1. Klik/ketuk tulisan UNKNOWN di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya Klik/ketuk tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP, pekerjaan, hoby, dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil Anda
Kecil rebutan mobil2an eh gedenya rebutan ayna. Sampe sejauh ini bu tien mikirnya. Salut bu tien. Mudah2an nular ke cucu yg akn lahir. Ato ada yg sudah?
ReplyDeleteNglongok aaach
ReplyDeleteMbok2 tayang gasik
Timbang kedisikan
He he he
Hari ini sendirian di rumah, nengok2 siapa tau tayang buat nemenin
ReplyDeleteDisini jam 22.02 kok belum menjedhul..... Ayna nya apa yang terjadi antara Ayna, dr. Bintang dan Nanda yg kangen berantem?
ReplyDeleteMungkin libur
ReplyDeleteMtrswn mbTien...Ayna 5 sdh hadir bagi penggemar nya
ReplyDeleteSalam sehat mb Tien
Always YulieslemanSendowo
Bu Yuli, gak bisa edit profilkah ?
DeleteSudah beberapakali saya pandu kok tetap UNKNOWN terus sih ??
Tak coba lg pak...��
DeleteSmoga berhasil..penasaran e kok Yo gaptek temen
Masih posisi 5 saudara saudara... kita masih menunggu posisi 6... yay....
ReplyDeleteTerima kasih mbak tien, mbak paling bisa menguras air mata.
ReplyDeleteSemoga mbak tien dan keluarga sehat² selalu. Amin
Makasiiiiih bu Tien...seroja sll
ReplyDeleteMksh M Tien. Mdh2an lancar terus dan bisa mengikuti kisah perjuangan AYNA
ReplyDeleteTrims mbaknTien Ayna sdhbtayang
ReplyDelete