SANG PUTRI 27
(Tien Kumalasari)
Palupi menatap tak percaya. Priya ganteng itu berdiri dengan kedua tangan bersedakap, menatapnya tak berkedip. Gemetar tangan Palupi, lalu ayam yang sudah dientasnya jatuh ke lantai.
“Aduh...”
“Ambil lagi, belum lima menit,” tukas sang ganteng sambil tersenyum.
Palupi berjongkok, dengan sebuah sapit diambilnya dua potong ayam yang jatuh, lalu dimasukkannya kembali ke wajan. Hanya sebentar lalu dientasnya.
Palupi masih meneruskan menggoreng, dengan degup jantung tak menentu. Aduhai, seperti ABG sedang jatuh cinta.
“Ehem..” Handoko berdehem. Ada rasa senang melihat Palupi menghadapi wajan. Rupanya dia benar-benar perempuan.
“Mengapa kemari?” Palupi justru bertanya sambil merengut.
“Aku menjemput Bintang.”
“Ada di kamar, bukan di dapur.”
“Pengin melihat sang putri memasak. Luar biasa ..”
Palupi bertambah merengut. Pujian itu membuatnya senang, tapi ia lebih merasa sedang diejek oleh suaminya.
Handoko tersenyum. Ia membalikkan tubuhnya lalu memasuki sebuah kamar yang sedikit terbuka, dilihatnya Bintang masih terlelap.
Matanya merayapi seluruh ruangan. Begitu sederhana. Kamar yang tidak begitu besar, hanya ada satu tempat tidur dan almari lawas, dan meja kecil disamping ranjang. Handoko merasa tersentuh. Ia tak mengira isterinya bisa menjalani kehidupan yang sederhana dan merawat rumah yang juga sederhana ini dengan apik. Namun ia tak ingin segera memujinya. Ia menyimpannya didalam hati.
Handoko mengelus kepala Bintang, Ada sedih ketika menyadari bahwa anak semata wayangnya sangat merindukan ibunya. Kapan datangnya rindu itu? Biasanya Bintang tak peduli.
“Bapak kok duduk disitu?” tiba-tiba Mirah menjenguk ke dalam kamar, lalu melihat Handoko duduk di tepi ranjang.
Handoko tak menjawab. Tapi ia menyimpan beberapa rasa kesal atas sikap Mirah hari itu.
“Minum untuk bapak sudah saya taruh di meja.”
Tiba-tiba Bintang menggeliat, lalu membuka matanya. Terkejut melihat bapaknya duduk di sisinya.
“Bapaaak?” katanya lalu bangun dan memeluk bapaknya.
“Kok sudah bangun?”
Bukannya menjawab Bintang melepaskan pelukannya lalu berlari keluar.
“Ibuu... ibuu...” teriaknya.
“Ibu ada didapur mas Bintang,” kata Mirah sambil meletakkan sapu yang baru saja dipergunakan untuk membersihkan rumah.
“Ibuuu...” teriaknya menuju dapur.
“Sudah bangun nak?”
“Ibu.. ada bapak dikamar.. ayo ibu kesana..” katanya sambil menarik tangan ibunya, yang sedang menata ayam goreng dimeja makan.
“Lihat Bintang, ibu sedang menggoreng ayam. Lalu menata meja untuk makan kamu."
“Wauuw... ayam.. ayo kita makan sama bapak juga,” lalu Bintang berlari kearah depan. Dilihatnya ayahnya sedang menikmati coklat susu buatan Mirah.
“Bapak.. ayo kita makan, ibu menggoreng ayam.”
“Bapak sudah makan, ayo pulang.”
“Jangan bapak, ayo makan dulu..” rengek Bintang. Ia sangat bersemangat melihat bapaknya datang, dan bersemangat melihat ayam goreng kesukaannya.
“Tapi bapak masih kenyang.”
Lalu Bintang berlari lagi kebelakang.
“Ibuu.. ajak bapak makan..”
“Bapak tidak lapar. Kalau Bintang mau makan, makan saja,” kata Palupi.
“Tapi Bintang ingin makan sama bapak, sama ibu.”
Mirah tiba-tiba mendekati Handoko.
“Bapak, ibu minta agar bapak ikut makan.”
“Apa?”
“Ibu yang minta.. jangan membuatnya kecewa. Ibu ingin agar bapak mencicipi masakan ibu.”
“Awas ya kamu Mirah, nanti sampai dirumah aku pasti memarahi kamu.”
“Lho.. bapak.. memangnya saya kenapa?”
“Nanti dirumah.”
“Baiklah, mari bapak, jangan mengecewakan ibu.”
“Apa dia yang minta?”
“Iya bapak.. masa saya..”
Handoko berdiri ragu, tapi perlahan melangkah kebelakang. Diruang makan dilihatnya Bintang sudah duduk di depan meja makan.
“Bapaaak.. duduk disini.. ibu disini...”
Handoko duduk ditempat yang ditunjuk Bintang, sudah siap piring disitu. Palupi ingin berdiri, tapi Mirah menahannya duduk.
“Ibu, bapak ingin makan bersama ibu.”
Handoko melotot. Mirah tersenyum senang karena Palupi mengurungkan niatnya. Mirah melayani mereka sambil tersenyum-senyum.
***
“Bapak, makanan disini nggak enak,” kata Nanda ketika mereka sedang makan disebuah warung.
“Ah, enak kok.. nih, bapak hampir habis.”
“Masih enak makanan dirumah ibu.”
“Nanda .. sudah .., habiskan makanannya.”
“Besok kerumah ibu lagi ya?”
Tiba-tiba Pri teringat kata-kata Mirah pagi tadi, bahwa Handoko akan menjemput isterinya. Ada sedih merayapi hatinya mengingat ia bakalan tak lagi pernah bertemu Palupi.
“Ya kan bapak?”
Pri yang semula berharap Palupi adalah janda, tiba-tiba kehilangan semua harapan itu. Keluarga yang sedang perang mendadak segera menjadi damai.
“Bapak...”
Pri harus menghilangkan semua perasaannya, tapi Nanda terus mengusiknya.
“Nanda kenyang,” tiba-tiba Nanda menyodorkan piringnya yang tersisa separo.
“Lho, itu kan cuma sedikit, mengapa tidak dihabiskan?”
“Nanda kan sudah bilang, nggak enak,” kata Nanda sambil merengut.
“Biasanya juga makan disini, tapi Nanda bilang enak.”
“Sekarang nggak enak. Sudah kenyang.”
“Nanda.. ayo sedikit lagi.”
“Tapi bapak janji ya, besok ke rumah ibu.”
“Ibu besok pergi.”
“Nggak, kata siapa?”
“Coba Nanda sekarang tilpon ibu, tapi makanannya dihabiskan dulu.”
Pri sesungguhnya ingin tahu apakah besok Palupi sudah tidak ada di rumah itu, atau sudah pergi bersama Handoko.
Janji yang diberikan Pri membuat Nanda bersemangat. Ia menarik kembali piringnya, dan melanjutkan makannya.
***
Handoko selesai makan. Bintang tampak senang bisa makan bersama bapak dan ibunya.
Mirah melayani dengan wajah sumringah. Tapi Palupi seperti merasa bahwa kemesraan itu seperti dibuat-buat. Mungkin karena rengekan Bintang. Mungkin juga karena ulah Mirah.
“Bukankah masakan ibu enak pak?” Mirah mulai lagi memancing-mancing.
“Enak kok.. ya kan bapak?” justru Bintang menyela.
“Mm.. apa?” Handoko masih malu-malu mengakuinya.
“Kalau mas Bintang selalu bilang enak, coba bapak bilang apa?” kata Mirah sambil mengambil piring kotor dari atas meja, sementara Palupi diam-diam menunggu jawaban suaminya.
Handoko terbatuk-batuk.
“Tolong air putihnya...”
Mirah mengambilkan kan berisi air putih untuk menambah air di minuman Handoko.
“Pelan-pelan bapak.”
Handoko berdiri, berjalan kearah depan. Ia merasa sehari ini Mirah mengganggunya.
“Awas kamu Rah,” gumamnya pelan.
Palupi membantu membersihkan meja, tapi Mirah melarangnya.
“Jangan bu, biar saya, ibu kedepan saja menemani bapak.”
Palupi merengut, bukan ke depan untuk menemani Handoko tapi mau masuk ke kamarnya. Tapi tiba-tiba ponsel Palupi yang terletak di meja dimana Handoko duduk berdering. Palupi terpaksa mendekat untuk mengambilnya.
“Hallo, Nanda ?
“Ibu, apakah besok Nanda boleh kerumah ibu?” tanya Nanda dari seberang.
“Tentu saja boleh Nanda.”
“Ibu besok tidak pergi kan?”
“Tidak, besok ibu dirumah saja. Kamu boleh datang setiap kamu ingin datang, sayang.”
“Horeee.. bapak, ibu tidak pergi kok,” suara Nanda kepada bapaknya, lalu pembicaraan terhenti.
Handoko mendengarkan pembicaraan itu lalu wajahnya muram seketika. Padahal sebenarnya ia ingin bicara dengan isterinya.
“Miraaah..” teriaknya.
“Ya bapak, sebentar, baru mencuci piring bapak,” Mirah berteriak dari belakang.
“Miraaah...” Handoko mengulang teriakannya.
Palupi membalikkan tubuhnya, masuk kedalam kamar, ketika melihat wajah suaminya mendadak muram.
“Ya bapak..”
“Ayo kita pulang sekarang,” katanya tandas.
“Tapi..”
“Mirah, tinggalkan saja dapur, biar aku menyelesaikannya.
“Baiklah, tapi ini kurang sedikit. “
Mirah melanjutkan pekerjaannya, sementara Handoko mendekati Bintang yang sedang asyik menonton acara di televisi.
“Ayo pulang nak, sudah malam.”
“Ibuuu..apakah besok boleh kesini lagi?”
“Tidak Bintang, besok tidak boleh kesini.” kata Handoko sengit.
“Memangnya kenapa ?” Palupi protes.
“ Ada tamu istimewa dirumah ini, bukan?”
“Ooh.. iya... iya.. tamu istimewa, memangnya kenapa?” tantang Palupi.
Dan damai yang sudah hampir hinggap kemudian merayap jauh.
***
“Mirah, sini.” Panggil Handoko ketika Bintang sudah tidur dirumah.
“Ya bapak.”
“Kamu itu usil ya.. “
“Usil bagaimana bapak?”
“Tadi pagi, ketika ketemu Priyambodo, kamu bilang kalau aku akan menjemput Palupi, lalu kamu meminta aku makan, katanya disuruh Palupi, lalu ketika makan, kamu bilang bahwa aku yang meminta agar Palupi ikut makan. “
Mirah nyengir, lalu menundukkan kepalanya.
“Apa maksudmu?”
“Ketika saya bilang bapak mau menjemput ibu, saya bermaksud menghalangi pak Pri yang tampaknya ingin mendekati ibu.”
“Berarti kamu bohong.”
“Ketika makan, saya memang bermaksud agar bapak sama ibu kembali bersatu. Bukankah membahagiakan bisa makan bersama ibu dan mas Bintang?”
Handoko menghela nafas.
“Kamu tahu bahwa dia tidak bahagia. Sikapnya sama aku ketus, lalu dengan manis dia menjawab telpon dari anak itu. Mempersilahkan dia datang setiap hari. Dan kalau datang itu kan pasti sama bapaknya?”
“‘kamu boleh datang kapan saja kamu ingin, sayang’.” Suara Palupi ketika Nanda menelpon itu terdengar sangat manis, dan itu membuat hati Handoko yang hampir melunak kembali mengeras.
“Kamu tidak tahu dia bersikap begitu manis ketika anak kecil itu menelponnya?”
“Bapak, anak kecil itu hanya merindukan ibunya yang sudah meninggal.”
“Dan bapaknya juga merindukan seorang isteri karena isterinya sudah meninggal kan?”
“Ma’af bapak, bapak boleh memarahi saya, tapi semua itu saya lakukan demi kembali utuhnya keluarga ini.”
“Tapi aku tidak melihat gambaran itu.”
“Bapak jangan putus asa. Perjuangkan cinta bapak, jangan biarkan orang lain merebutnya.” Kata Mirah tanpa takut.
“Kamu anak kecil tahu apa.”
Mirah menengadahkan wajahnya dengan kesal karena tuan gantengnya mengatakan dia anak kecil.
“Saya sudah tua, bapak.”
“Oo.. ahaa.. baiklah nenek..”
Mirah cemberut, lalu ia berdiri dan beranjak kebelakang.
Handoko menyandarkan tubuhnya, memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing.
“Perjuangkan cinta bapak, jangan biarkan orang lain merebutnya.”
Ucapan pembantu setia itu terngiang terus ditelinganya. Tapi bagaimana kalau Palupi begitu angkuh? Dia baru saja mengakui kalau Pri itu istimewa.
***
Hari itu Tanti sudah datang di perusahaan yang alamatnya dikatakan Widi. Ia masuk perlahan, mencari ruang yang ada tulisannya DIREKTUR.
Seorang sekretaris yang duduk di sebuah bangku menatap Tanti.
“mBak, mau mencari siapa?”
“Saya Tanti, bisa menghadap bapak direktur?”
“Oh, mbak Hartanti ? Kemarin bapak sudah berpesan”
“Oo..”
“Mari saya antar ke dalam, bapak sudah ada didalam.”
Tanti mengangguk, jantungnya berdegup kencang. Ia belum pernah melamar pekerjaan, dan belum pernah bekerja tentunya. Pertanyaan apa ya nanti yang akan diajukan, ia sedang mereka-reka jawaban..seperti yang sejak semalam difikirkannya, dan belum menemukan kata-kata yang menurutnya pas.
Begitu masuk ruangan, Tanti melihat seseorang sedang membelakangi mejanya karena sedang menelpon. Seketaris yang mengantarnya sudah meninggalkannya. Ia menunggu sambil masih berdiri. Begitu selesai menelpon, sang direktur memutar kursi kerjanya, lalu menatap Tanti. Tanti terkejut karena sudah mengenalnya.
“Tanti ?” sapa Handoko.
“Ya mas.. eh.. bapak.. saya tidak mengira bahwa..”
“Iya.. tidak apa-apa. Widi teman kamu yang nakal itu memang suka mengganggu. Apa kamu menyesal ternyata harus bekerja disini?”
Menyesal? Tanti sangat butuh uang, dan mendapat kesempatan bekerja, tentu saja dia suka.
“Menyesal?” Handoko mengulang pertanyaannya.
“Tidak, tentu tidak pak, karena saya membutuhkan uang untuk biaya kuliah saya yang hampir berakhir.”
“Widi bilang kamu hanya punya ibu karena bapak sudah meninggal?”
“Iya pak, ibu saya bekerja keras untuk membiayai kuliah saya.”
“Ibu kamu hebat. Bekerja dimana beliau?”
“Dia... bekerja.. sebagai.. pembantu rumah tangga,” kata Tanti lirih.
Handoko tertegun. Seorang pembantu rumah tangga, menyekolahkan anaknya sampai kuliahnya hampir selesai? Ia menatap Tanti lekat-lekat. Gadis sederhana yang cantik, dan pastinya pintar, anak seorang pembantu rumah tangga.
“Ma’af pak, memang itulah kenyataannya,” kata Tanti takut-takut, khawatir Handoko menolaknya.
“Tidak, mengapa kamu minta ma’af? Aku kagum pada ibu kamu. Dia luar biasa.”
Tanti menundukkan mukanya, terharu ibunya mendapat pujian. Memang ibunya luar biasa. Tanti menyimpan kebanggaan didalam hatinya.
“Baiklah, saya akan memanggil kepala gudang dan mengatakan bahwa dia sudah punya anak buah yang akan membantunya.
Tapi tiba-tiba Danang muncul.
“Mas.. mana yang katanya mas sudah mendapat karyawan? Oh ini?”
“Ya, tolong antarkan dia ke bagian gudang,” kata Handoko sambil menahan senyumnya.
Danang mendekat, lalu memandang seorang gadis yang duduk didepan kakaknya sambil menundukkan mukanya. Tanti sudah sangat mengenal Danang, berdebar ketika nanti harus bertatap muka.
“Ayo ikut aku,” kata Danang. Tapi kemudian dia terkejut.
“Tanti? Astaga.. mas.. apa-apaan ini?” lalu Danang tertawa keras.
“Hei.. ini kantor, tahan ketawamu.”
“Ya.. ya.. aku tahu, mas mempermainkan aku, dan Tanti juga. Dia bilang sudah mendapat pekerjaan, dan mas bilang sudah dapat karyawan. Okey, tapi aku suka, ini hari terbaik untuk aku.”
“Awas Nang, jaga sikap kamu.”
“Iya.. iya.. aku tahu.”
Dan dengan wajah berseri Danang mengantarkan Tanti ke bagian gudang.
***
Pri mengantarkan Nanda yang pagi itu merengek ingin ketemu Palupi. Pri menurutinya karena ia punya keinginan yang sama. Ia harus tahu, bagaimana sebenarnya hubungan Palupi dengan suaminya.
Pri berjanji dalam hati, bahwa hari itu ia akan mengutarakan isi hatinya.
“Ayo silahkan masuk mas Pri, Nanda, disana ada teman kamu,” kata Paupi yang langsung menggandeng Nanda masuk kedalam.
Lalu Pri terkejut karena melihat Mirah menatapnya dari pintu masuk.
“Oh, pak Pri.. saya kira bapak.. so’alnya bapak bilang mau makan pagi disini,” kata Mirah asal.
***
Besok lagi ya
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Alhamdulillah.......
DeleteYang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Matur nuwun, tujuane durung mancal selimut.
DeleteTerima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat,, Aamiin 😍😍😍
Delete#tujune durung mancal selimut.
DeleteAlhamdulillah SP 27 sdh muncul
DeleteMtnuwun mbk Tien
Smg selalu sehat,Aamiin
Mirah lagi, mirah lagi,,, kamu baiiiik deh,, 😂😂😂😂😂
DeleteHallo juga mbak Tien. Alhamdulillah SP 27 sudah muncul dengan apik. Sangat realistis, bahwa hubungan dan hati yang terluka memang tidak mudah pulih, terlebih jika dibumbui cemburu dan gengsi.
DeleteAhaa...makin seru.
Begitulah kiranya..cinta sejati memang harus diperjuangkan.
Selamat beristirahat mbak Tien sayang. Oh ya Lastri sudah tiba di rumah saya, melengkapi koleksi 3 buku yang sudah terbit sebelumnya.
Asyik...
Dipancal sambil baca cerbung Kek
DeleteTrmkh mbak Tien syng....gemes ini bacanya....salam sehat dr Situnondo
DeleteHallow juga mbak Tien...... matur nuwun sdh disapa.. Semoga senantiasa sehat bugar mbak dan semakin banyak ide2 yg menginspirasi cerita drama keluarga muda ini menjadi lebih dramatis, puitis dan penuh warna2 pelangi... bukankah letupan2 kecil dalam kehidupan berkeluarga itu adalah hal yg biasa utk meningkatkan romantisme hubungan suami istri.... aahaaaa... penginnya happy ending Handoko Palupi😍😍
DeleteDoaku selalu utk kesehatan dan kebahagiaan mbak Tien sekeluarga.... Salam sayang dari Surabaya 🤗😚😚
Matur nuwun mbak tien-ku...sp27 sudah hadir.
DeletePahlawannya yu Mirah ya...
Masih setia nunggu lanjutannya.
Salam sehat dari sragentina.
matur sembah nuwun mbak Tien, Sang Putri sungguh mendapat hidayah ... semoga tetap bersati bersama Handoko, dan Jodoh nya Mirah sm PriMBODO, Tanti sama Danang ... HOEREEE ...
DeleteAlhamdulillah sdh tayang yng ditunggu......suwun mb Tien smg sehat sll.....
ReplyDeleteSalam hangat dr blora
Kepada para sahabat yang ingin memiliki novel LASTRI.. bisa japri ke 082226322364
ReplyDeleteAlhamdulillah Novel LASTRI pesenanku sdh sy terima mbk.mtnuwun
DeleteYeah.... makasih bu Tien cantik...
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien ... SP 27 sdh hadir.
ReplyDeleteSalam hangat kami dari Yogya.
Terima kasih mbak Tien ... SP 27 sdh hadir.
DeleteSalam hangat kami dari Yogya.
😘😘😘🙏🙏sudah tayang..trimaksh ibu tien syang..salam hangat dari lampung..
ReplyDeleteAlhamdulillah SO~27 sudah hadir... Maturnuwun Bu Tien... semoga tetap sehat.. Aamiin..
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang episode 27
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin Kutunggu kelanjutannya ya bu Tien
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo
Mirah pembantu yang baik hati dan setia.....
Matur nuwun ...mbak tien... Salam tahes komes kompresa...
ReplyDeleteAyo mBak Mirah, cemunguuut ya.....
ReplyDeleteLanjutkan Miraaaah....
ReplyDeleteMirah memang ingin merukunkan handoko dan palupi, tapi kl yg bersangkutan jaga gengsi, susah juga. So, mirah jadian dgn handoko, dugaan saya. He5x.
ReplyDeleteSalam sehat selalu utk mbak tien.
Semoga mb Tien sehat selalu.
ReplyDeleteMatur suwun sanget Bu Tien salam saking lembah Tidar
ReplyDeleteKasihan Handoko... di kala hatinya mulai melunak dan ingin mengakhiri masalah keluarganya...tapi sayang Palupi yang keras hati... tak mau menundukkan hatinya yang sombong dan dengan angkuhnya menjawab kata kata Handoko yang sebenarnya merasa cemburu...eh datang pula orang ketiga ...yang akan menyatakan isi hatinya. Duh penulis mempermainkan perasaan pemeran pemeran SP.
ReplyDeleteSalam sehat mbak Tien dan tetap semangat berkarya. Terima kasih mbak Tien
Semoga berakhir bahagia untuk semua ya... Makasih mba Tien. Salam hangat selalu
ReplyDeleteAkhirnya yg ditunggu muncul juga.
ReplyDeleteUcapan terima kasih yang tak terhingga buat Bunda Tien,ditengah kesibukan yg melelahkan masih menyempatkan untuk memuaskan para pecinta cerbungnya.
Doa kami selalu agar Bunda selalu sehat tak kurang suatu apapun.
Sukses selalu buat Bunda
Alhamdulillah ..... masih dore sp 27 sdh mengudara dengan palupi n handoko yg sama2 jaim , pura2 cemberut tapi hatinya mau, trimakasih bu tien semoga bu tien n kelg selalu sehat2 ..... aamiin yra
ReplyDeleteSalaaam
Alhamdulillah SP27 sdh dateng. Suwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat sll dr Bekasi
Hallo jg mbak Tien..
ReplyDeleteSemoga selalu sehat..
Trimakasih SP-27...makin pelik menggelitik..itulah karya mbak Tien yg ngangeni ditunggu dgn setia..
Ayo nduk mirah teruskan perjuanganmu..sebuah niat baik untuk membuat dua hati yg ego dan gengsi bersatu..semoga berhasil..
Duh..danang bungah ketemu tanti..😄
Lanjut mvak Tien...
Salam sehat dari bandung..🙏
Untuk kakek Habi..
ReplyDeleteTrimakasih..akhirnya berhasil muncul namaku..
Maturnuwun..salam kenal jg utk semua penggemar cerbung mbak Tien..🙏👍
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip.
ReplyDeleteRunyam... Runyam... Handoko Palupi sama2 gengsi...
Pengin tahu lanjutnya... Gak bisa ditebak sih critanya...
Matur nuwun Berkah Dalem.
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip.
ReplyDeleteRunyam... Runyam... Handoko Palupi sama2 gengsi...
Pengin tahu lanjutnya... Gak bisa ditebak sih critanya...
Matur nuwun Berkah Dalem.
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip.
ReplyDeleteRunyam... Runyam... Handoko Palupi sama2 gengsi...
Pengin tahu lanjutnya... Gak bisa ditebak sih critanya...
Matur nuwun Berkah Dalem.
Alhamdulillah ,SP yg ditunggu2 sdh hadir mksh Bu Tien
ReplyDeleteSobat2..,
ReplyDeleteCara menghapus komen gimana ya kalau terlanjur kebanyakan tanpa kusadari.
Nuwun...
Kan ada tulisan delete dibawah komen?
DeleteSobat2..,
ReplyDeleteCara menghapus komen gimana ya kalau terlanjur kebanyakan tanpa kusadari.
Nuwun...
Smg keisengan Mirah membw berkah... Slm seroja mb Tien.
ReplyDeleteAlhdilah SP 27 sdh tayang... Mtr nuwun bu Tien selalu sehat dan terus berkarya
ReplyDeleteKarya ibu kami tunggu
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip.
ReplyDeleteRunyam... Runyam... Handoko Palupi sama2 gengsi...
Pengin tahu lanjutnya... Gak bisa ditebak sih critanya...
Matur nuwun Berkah Dalem.
Terima kasih bu Tien
ReplyDeleteSemoga mereka bisa saling sadar akan sikap keangkuhan hatinya
ReplyDeleteWah Mirah semakin berani sekarang tetap sehat ya bu Tien
ReplyDeleteBegitu gigihnya Mirah berusaha membantu Handoko tuan ganteng merajut kembali mahligai rumah tangganya .
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Alhamdulillah SANG PUTRI 27 sudah tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Eng ing eng... Pri sama Mirah aja... Tapi Mirah kok nikah sama duda ya..?? Bagusnya sama jejaka yang ganteng, mungkin teman Danang, atau teman Tanti dan Widi... Ah.. terserah mBak Tien aja...
Besok lagi ya...
Terima kasih bu Tien..
ReplyDeleteSalam taklim dari kota Malang.
🙏🙏
Assalamualaikum wr wb.. Slmtpgii mba Tiensayanv.. Wooowseruu.. Truskanperjuangan mu mirah unk mempersatukan handoko dan palupi demi putrany.. Slmshtslldri sukabumi.. Muuaacchh🥰🥰
ReplyDeleteMirah ternyata banyak akalnya untuk menghalangi Pri mendekatiPalupi dan mendekatkanHandoko dg istrinya. Terima kasih bu Tien semoga kemelut ruah tangga segera berlalu.. aamiin
ReplyDeleteAlhamndulillah.... Terimakasih mbak tien
ReplyDeleteSehat dan bahagia selalu, Aamiin
Alhamdulillah jawaban Mirah sangat tepat untuk mempertahankan keutuhan keluarga Handoko dan Palupi...Moga2 Pri mulai menjaga jarak dengan Palupi...Salam sehat buat Bu Tien dan keluarga.
ReplyDeleteMirah... hei... kamu pinter banget mbuat alasan... smoga Handoko segera bersatu lagi bersama Palupi ya.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, ditunggu selalu kelanjutannya. Semoga Mbak Tien selalu sehat. Salam seroja dari Semanarang.
Waaaah... Miraah..
ReplyDeleteSemoga kembali utuh handoki vs palupi.
Trima kasih bu Tien
Salam sehat tuk ibu n klg.
Maturnuwun ibu Tien...
ReplyDeleteHandoko....ayo dong lembutkan hatimu,kalahkan egomu,jadilah pria sejati
Salam sehat utk ibu Tien dan penggemar setia semua ,selalu menunggu kelanjutan critanya
Ahaaa..... Smakin seruuu perang Tanding.... Asyiikkk ayooo miraaahhh.... !, Salam SEROJA Buu Tien. Dr sby
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien lanjutan cerbung nya.....bisa aja ya pembantu ngerjain tuannya....😁
ReplyDeletewaahh,,,seruuu,,,matur swn bunda,,,semoga bunda ttp sehat dan semangaatt,,, salam seroja buat semuanya
ReplyDeleteMirah....mirah pinter tenan bikin panas ati....
ReplyDeleteLanjut danang tambah semangat kerja
Trims bu tien cerita tambah seru
Salam dari jogja
bah semangat kerja
Salam sehat selalu mbak Tien dr sawahlunto...
ReplyDeleteAlhamdulillah Sang Putri 27 sdh hadir
ReplyDeleteHebat Mirah..
Duuh Danang senengnya Tanti kerja di perusahaannya
Semakin seru dan bikin penasaran ceritanya
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
Salam hangat dari Bekasi
Mantull MB Tien...
ReplyDeleteSuka sekali episode ini...lucuu
Salam sehat mb Tien...
YulieslemanSendowo
Terimakasih bu Tien. Salam seroja dari Magelang.
ReplyDeleteAlhamdulilah sdh muncul.
ReplyDeleteDari sejak awal cerita, yg salah adalah Palupi. Dosanya sbg istri cukup banyak, tapi sampai saat ini yg sedikit turunkan ego baru Handoko, dan itupun balasannya menyakitkan. Rasanya ga adil istri spt itu spt diatas angin terus.jual mahal, semakin di awang2. Aaah...
ReplyDeleteMiraaaaah..... Lanjutkan perjuangan mu, satukan Handoko & sang putri 💖💖💖💖.... Terimakasih bunda Tien, smoga sll sehat 💖.... Salam dr Bekasi
ReplyDeleteHandoko kesal karena punya saingan, Priambodo. Dan Palupi pun dibuat kesal sama Handoko, karena sebetulnya sikap Handoko masih setengah-setengah ngejar Palupi.
ReplyDeleteNdak papa, Handoko. Biar setengah-setengah aja dulu. Supaya ceritanya semakin panjang dan semakin seru bikin penasaran.
Mirah, ayo Miraaaah tetap semangat untuk nyambungin Handoko & Palupi lagi yaaaa..
Duuuuuh... bahagia-nya Danang. Semoga Danang & Tanti jadian ah..
TERIMA KASIH ya Bunda Tien. Semoga Bunda diparingi sehat dan bahagia selalu. ♥️������
Menunggu SP 28
ReplyDeleteMenunggu SP 28
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien
ReplyDeleteSemoga Mirah berjodoh dg Pri
Salam sehat dari Batang
Mulai ngintip....
ReplyDeleteTernyata belum muncul
Menunggu dan menunggu lagi
Di tengok2 barangkali tayang gasik.... 😀😀
ReplyDeleteSetiap malam mau bobok selalu baca cerbungnya bu Tien...klo ketiduran subuh br baca...semakin seru ceritanya jadi penasaran deh...
ReplyDeleteSehat2 ya bun....salam hangat dari Surabaya
Palupi adalah seorg ibu dan istri yg lalai. Dan dialah yg sebenarnya pergi/minggat dari rumah. Ingat, Handoko tdk pernah mengusir. Itu adalah polah Palupi sendiri yg membangkang dan tdk bs diatur. Walau akhirnya mungkin dia jd baik, Dia tetap hrs minta maaf pd suaminya. Mudah mudahan Palupi Jd istri shalihah.
ReplyDeleteKok belum dimunculakan ta pak/bu namanya. Bukannya dua hari yang lalu saya sdh kasih tahu caranya
DeleteNgintip ahh
ReplyDeleteAku juga ngintip.....sdh 4x
ReplyDeleteMudah2an Palupi segera datang
ReplyDeleteBelum muncul...mata udah ngantuk...
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteMtur swun bun...
Mugi2 tansah rahayu...
Episode 26 nya kok Ra ono njih
ReplyDelete