KEMBANG TITIPAN 21
KEMBANG TITIPAN 21
(Tien Kumalasari)
Sekarang Basuki benar-benar membanting ponselnya. Hancur berkeping-keping. Pelayan yang melihatnya bergegas pergi, takut kalau ia juga bernasib seperti ponsel itu.
Basuki bergegas kekamar, mencari ponselnya yang lain. Ternyata dia masih butuh berkomunikasi. Dengan mata merah penuh amarah dia menelpon sopirnya.
"Priiii... " teriaknya sa'at menelphone.
"Ya tuan.." jawab Pri gugup karenaa begitu membuka percakapan langsung berteriak.
"Bagaimana? Ketemu tidak?"
"Belum tuan, saya masih mengejarnya, ini belum keluar dari perkebunan."
"Buruaaan !! Temukan dan seret kehadapanku !!
"Baik tuan."
Basuki menghempaskan tubuhnya disofa yang berada didalam kamarnya. Geram memikirkan Mery yang tiba-tiba berbalik menentangnya. Malah minggat bersama Sri, gadis yang diincarnya.
"Mengapa Mery... mengapa kamu lakukan ini? Bodoh ! Goblog! Mencari mati kamu Mer !!" berkali-kali ia berteriak sendiri didalam kamarnya.
"Ditambah lagi Herman ditangkap polisi? Bagaimana bisa? Apa yang terjadi? Awas kamu Herman, kalau sampai kamu menyebut namaku disana, habis keluargamu."
Basuki berdiri, mengambil sebotol minuman, lalu ditenggaknya begitu saja.
Tiba-tiba Basuki teringat minuman itu. Minuman yang diberikan Mery.
"Sialan Mery ! Kamu meracuni aku dengan minuman itu ! Kamu pura-pura bersikap manis lalu memberikan minuman itu ! Bedebah ! Setan alas kamu Mery ! Apa yang membuatmu menjadi begitu? Gadis desa bernama Sri itu mempengaruhi kamu?! Tidak, bisa apa dia? Hanya bisa meratap dan menangis. Bagaimana bisa membujukmu untuk melakukan semua ini?Apa Mery? Siapa merubahmu? Setan apa yang menuntunmu sehingga kamu bisa menghianati aku? Aku orang yang mengangkatmu dari comberan Panti itu! Ada apa Mery !!
Ponsel Basuki berdering. Dari Herman lagi?
"Semoga Herman sudah keluar dari kantor polisi," gumamnya sambil mengangkat ponsel.
"Hallo, Herman, kamu sudah pulang?"
"Ma'af pak, eh.. tuan.. saya isterinya mas Herman."
"Kamu lagi?"
"Saya menghubungi telephone yang satunya tidak bisa,"
"Apa perduli kamu?" hardiknya
"Saya mau bilang, mas Herman ditahan, tidak diperkenankan pulang," kata isteri Herman lemas.
"Biar saja dia mampus disana !!"
Lalu Basuki mematikan ponselnya.
Hari sudah malam, pelayan masuk kekamar membawakan makan malam untuk Basuki, tapi Basuki menghardiknya keras.
"Bawa kembali semua itu ! Aku tidak mau makan !!" teriaknya.
Pelayan itu surut, memutar balik dan keluar dari kamar majikannya dengan wajah kecut.
Basuki benar-benar tak ingin sesuatu. Ia hanya ingin marah dan menghardik semua orang. Malam itu ia merasa bahwa ketenangan, bahkan keselamatannya terancam.
Lalu ia mengangkat telephonenya dan memerintahkan kepada seseorang.
"Cari Sri didesanya ! Habisi dia !!"
Lalu dibantingnya ponsel itu kemeja.
***
"Sekarang sudah malam dan aku lapar. Kalau ada rumah makan kita berhenti dulu ya."
"Ya, terserah mbak saja."
"Aku tadi menghubungi lurah desa kamu, eh maksudnya kantor kelurahan desa kamu, apa pesanku sudah disampaikan ke pak lurah ya?"
"Mungkin sudah. Tapi mbak Mery tadi tidak mengatakan berapa nomor kontak mbak Mery?"
"Sayangnya tidak. Iya, pasti mereka bingung ya..Aku juga tidak mengatakan nama. Menurut aku tadi, yang penting mereka tau bahwa kamu sudah lolos dari cengkeraman Basuki."
"Semoga mereka sudah mengabari mas Timan juga."
"Ada warung disitu, kita berhenti sebentar," kata Mery yang langsung menghentikan mobilnya ditepi jalan. Mereka memasuki warung yang tidak begitu besar dan sepi.
"Nggak apa-apa disini, yang penting kita tidak kelaparan."
"Iya mbak, sekarang saya merasa lapar."
Mereka memilih duduk agak disudut, lalu memesan minuman hangat dan nasi ayam. Hanya itu menu yang menarik Mery. Sri mengikutinya.
"Disana kamu hampir tidak makan, pastilah sekarang kelaparan."
"Setelah saya merasa sedikit lega, rasa lapar itu baru terasa."
"Syukurlah, kita sudah keluar dari kawasan perkebunan Basuki. Pasti sekarang Basuki sudah bangun dan marah-marah."
"Pasti dia heran mengetahui bahwa mbak Mery kabur."
"Menurutku, kita tidak akan langsung pulang."
"Mengapa mbak? Mereka pasti menunggu kedatangan kita. Apalagi mas Timan."
"Besok kira-kira pak lurah ada di kelurahan aku akan menelpone lagi, dan mengabarkan keadaanmu. Kamu juga bisa bicara, tapi kamu jangan pulang dulu."
"Mengapa ?"
"Kamu belum tau Basuki. Sa'at ini dia pasti sedang mencari kita. Tapi makanlah, kita tidak boleh berlama-lama disini. Kita bicara sambil makan," kata Mery sambil meneguk minuman hangatnya dan mulai menyantap nasi yang sudah dihidangkan.
"Bukankah akan aman kalau kita sudah dirumah?"
"Belum tentu. Keselamatan kita masih terancam. Basuki tidak akan berhenti, dengan segala cara, dan kalau kita ditemukan, mungkin nyawa kita akan melayang."
"Aduuh..." bergidik Sri mendengarnya.
"Makan cepat. Sri. Setelah ini kita tidak akan naik mobil itu lagi."
"Ditinggal disini ?"
"Ya, kita akan mencari angkutan umum,"
"Lalu ?"
"Bersembunyi disuatu tempat."
Sri melahap makanannya, ia benar-benar merasa lapar.
"Oh, di panti ya ?"
"Tidak Sri, Basuki sudah tau panti itu. Dia pasti langsung mencari kesana."
"Lalu dimana dong?"
"Nanti aku pikirkan. Setelah makan kita akan mencari angkutan umum, menuju Solo."
"Berapa lama kita akan bersembunyi?"
"Haa, kamu sudah sangat rindu sama mas Timanmu ya?" ledek Mery.
"Bukan begitu. Mereka juga pasti cemas kalau aku tidak segera kembali."
"Besok aku akan mengabarkan kepada mereka, bahwa kamu baik-baik saja. Jangan khawatir Sri."
"Semoga besok bisa bicara dengan kang Mardi."
"Siapa kang Mardi?"
"Kang Mardi itu pak lurah. Saya mengenalnya sejak belum jadi lurah, dan memanggilnya kang Mardi. Tapi sekarang tidak."
"Oh," kata Mery sambil memasukkan suapan terakhirnya, lalu meraih minuman yang tersisa setengah gelas.
"Aku habiskan dulu ya mbak, tinggal dua tiga suapan nih."
"Habiskan saja, aku mau menurunkan tas yang masih tertinggal dimobil," kata Mery sambil berdiri dan keluar dari warung itu.
Sri menghabiskan makanannya. Ia tak lagi merasa lapar sekarang. Tapi hatinya masih berdebar. Semua yang dikatakan Mery membuatnya was-was. Basuki pasti memburunya.
"Sudah Sri?"
"Sudah mbak."
Mery membayar makan minumnya dan membeli dua botol minuman yang kemudian dimasukkannya kedalam tas. Mereka berdiri ditepi jalan, menunggu angkutan lewat, kemanapun arah tujuannya. Yang penting semakin menjauh dari Basuki.
***
"Mas, baru pulang?" tanya Lastri ketika malam itu Bayu sampai dirumahnya diantar Timan.
"Ya sudah, kalau nggak pulang nanti kamu kangen.."
"Ih, pasti bercanda deh. Mas Timaaan, ayo masuk dulu," teriak Lastri ketika melihat Timan turun dari mobil.
"Kayaknya aku pulang dulu saja, bau nih badan."
"Aku buatin minum dulu sebentar, sambil cerita, gimana nih petualangan mas Timan sama mas Bayu."
"Nanti mas Bayu akan cerita, aku langsung pulang saja. Yang penting ada titik terang, semoga semuanya lancar," kata Timan sambil menyalami Bayu. Wajah mereka tampak lebih segar, walau letih sekali pastinya, dan itu melegakan Lastri.
"Aku pulang dulu, besok kemari lagi. Tapi mas Bayu apa tidak terganggu dengan terus menerus mendampingi saya?"
"Tidak, saya cuti seminggu mas, jangan khawatir."
"Terimakasih banyak ya mas, sekarang saya permisi. Lastri, pamit dulu.." kata Timan yang langsung naik kemobil dan meluncur perlahan keluar dari halaman.
Bayu memasuki teras.
"Apa kabar anakku?"
"Mas harus mandi dulu sana, lalu ganti baju, aduuh... baunya mas... nggak tahan aku.." teriak Lastri sambil menjauh."
"Ya ampuun, ditinggal seharian bukannya dikangenin malah diusir-usir," sungut Bayu.
"Aku juga kangen banget mas, tapi aku nggak mau bau tubuhmu itu... mandi dulu sementara aku siapkan minum dan makan.."
"Iya.. iya..." kata Bayu sambil melangkah kebelakang.
"Baru pulang Bayu, bagaimana Sri?" tanya bu Marsudi yang berpapasan didepan kamarnya.
"Sudah ada titik terang bu, semoga segera selesai dan Sri akan kembali pulang."
"Syukurlah, ibu ikut prihatin."
"Ya bu, saya mau mandi dulu, tuh.. tuan puteri marah-marah."
"Habisnya tubuhmu benar-benar bau. Sudah mandi sana. Kelihatannya Lastri lagi menyiapkan makan malam. Ibu sama bapak sudah makan tadi, tapi Lastri belum mau, katanya menunggu kamu."
"Iya bu."
Dan setelah makan malam itu Lastri duduk disofa panjang sedangkan Bayu berbaring dipangkuannya sambil mengelus perut isterinya.
"Syukurlah kalau sudah ada anak buah Basuki yang ditangkap mas. Semoga semuanya segera berakhir. Tapi benarkah Sri sudah keluar dari rumah Basuki?"
"Menurut pak lurah sudah ada yang menelpone ke kelurahan, tapi karena pak lurah nggak ada jadi belum jelas benar. Semoga besok ada berita yang lebih melegakan."
"Lastri ikut sedih memikirkan Sri. Tadi Lastri juga menelpone kang Mardi, habis mas Timan sama mas Bayu sama sekali tidak bisa dihubungi."
"Tempatnya di pelosok, tak ada sinyal. "
"Sebuah desa yang jauh dari perkotaan ya?"
"Ya, itu ancar-ancar yang diberikan pak lurah, tapi kami tak bisa masuk ke desa itu, Jalan masuk dipalang, katanya ada tanah longsor."
"Jadi yang kedua tidak bisa menemui siapapun ?"
"Tidak, hanya yang pertama, ketemu rumahnya, tapi katanya itu gudang. Ada anak buah Basuki disana yang katanya tidak pernah bertemu Basuki, namanya Herman."
"Masa anak buah tidak pernah bertemu majikannya?"
"Katanya begitu, tapi sekarang dia sudah ditangkap polisi. "
"Tiba-tiba polisi tau alamatnya?"
"Mas Timan mencatat plat nomor mobilnya, dari situ polisi bisa melacak alamat rumahnya. Sore tadi kabarnya langsung ditangkap."
"Syukurlah. Semoga semuanya segera berakhir ya mas."
"Anak bapak ini tidak rewel?" kata Bayu sambil terus mengelus perut Lastri.
"Tidak bapak, tadi sepulang dari pasar ibu membawakan rujak."
"Hm, senengnyaaa.."
"Ya sudah, mas istirahat dulu, pasti capek seharian dijalan."
"Aku kan hanya duduk, mas Timan yang nyetir, habis nggak mau aku gantiin."
"Meski begitu kan capek duduk terus seharian."
"Ini aku kan sudah berbaring dipangkuan kamu, biar anak kita mendengar pembicaraan bapak ibunya."
"Ayo berbaring dikamar saja, nanti kalau mas ketiduran disini siapa yang mau mengangkat masuk kekamar?"
"Masa kamu berdua tidak kuat mengangkat?"
"Berdua sama siapa?"
"Ya sama anak kita didalam perut kamu itu."
"Hiih, mas Bayu ada-ada saja."
Bayu tertawa, sambil bangkit kemudian menarik tangan Lastri menuju kamarnya. Sesungguhnya ia memang letih.
***
Belum lama lurah Mardi duduk, telephone kantor berdering. Sekretaris desa mau mengangkatnya, tapi tangan lurah Mardi melambai, memberi isyarat agar dia saja yang mengangkatnya.
"Selamat pagi dengan kantor kelurahan Balerejo."
"Selamat pagi, bisa bicara dengan dengan pak lurah ?"
"Saya sendiri, ada yang bisa saya bantu ?"
"Ada yang mau bicara ini," lalu seseorang menyambung pembicaraan itu.
"Hallo kang Mardi... eh.. pak lurah.."
"Sri, ini kamu Sri?"
"Iya pak lurah," terdengar isak Sri perlahan.
"Sri? Ya ampun Sri, kamu baik-baik saja?" suara lurah Mardi bersemangat.
"Baru kemarin siang saya bisa meloloskan diri kang," kata Sri masih terisak,terkadang memanggil kang Mardi terkadang juga memanggil pak lurah.
"Alhamdulillah Sri, lalu kamu sekarang ada dimana, mengapa tidak segera pulang?"
"Apa kabar simbah dan bapak?"
"mBah Kliwon baik-baik saja, sedangkan bapakmu mungkin besok sudah boleh keluar dari tahanan."
"Alhamdulillah pak, terimakasih atas semuanya.
"Sri, ini kamu dimana? Mengapa tidak segera pulang?" tanya lurah Mardi mengulang pertanyaannya.
"Saya ditolong oleh mbak Mery, tangan kanan Basuki yang sekarang melarikan diri bersama saya. Tapi kata mbak Mery, Basuki masih memburu saya. Kalau saya pulang sekarang takutnya Basuki mengetahui dan saya akan merasa tidak tenang pak lurah. Karenanya saya dengan mbak Mery masih bersembunyi disuatu tempat."
"Sa'at ini tangan kanan Basuki sudah ditahan. Tak lama lagi mereka akan meringkus Basuki."
"Syukurlah, tapi untuk beberapa hari ini saya tidak pulang dulu saja. Yang penting saya baik-baik saja dan pasti akan segera kembali."
"Baiklah, boleh saya minta nomor kontak? Nanti akan saya berikan mas Timan, supaya bisa menghubungi kamu."
"Ya baiklah, sebentar, ini nomor baru, belum hafal, barusan mbak Mery memberi saya ponsel."
"Baik sekali dia, semoga kita segera bisa bertemu."
Pak lurah mencatat nomor Sri dengan wajah yang berseri-seri. Tinggal menunggu kepulangan Sri, dan berharap agar semua baik-baik saja. Ia juga memberikan nomor ponselnya barangkali Sri ingin berkomunikasi dengan isterinya.
***
"Jangan banyak bertanya! Laksanakan semua perintahku." suara Basuki yang selalu terdengar keras dan kasar.
Lalu ia menelpone lagi.
"Priii!!"
"Ya tuan," jawaban Pri dari seberang.
"Kamu tadi menelpone aku? Aku baru bicara sama orang-orang goblog itu. Ada apa?"
"Saya menemukan mobil bu Mary tuan."
"Bagus, tinggalkan saja mobilnya, masukkan keduanya kedalam mobilmu dan bawa kemari !!"
"Tapi bu Mery tidak ada tuan."
"Apa maksudmu? Kalau tidak ada berarti dia sedang ada dimana, gitu. Ini sudah pagi, mungkin dia menginap disekitar tempat itu.
"Tidak ada tuan, saya sudah mencarinya kesekeliling tempat ini. Didepan ada warung, tapi masih tutup."
"Suruh pemilik warung membukanya, mungkin kedua tikus itu bersembunyi disitu !!"
"Tt..tapi.."
"Tapi apa? Kamu takut? Atau aku sendiri yang harus datang kesitu ?"
"Bba..baiklah tuan, saya akan menanyakannya."
"Cepat, aku tunggu beritanya."
Lalu begitu Basuki selesai menelphone, ponselnya berbunyi lagi.
"Apa So? "
"Saya sudah berada didesa Balerejo tuan, tapi menurut berita, Sri belum kembali sejak dua hari yang lalu."
"Tungguin disitu, kalau Pri tidak menemukan, berarti dia sudah kembali. Kamu tetap mengawasi keadaan, lakukan apa saja supaya kamu bisa membawa Sri kepadaku!!"
***
besok lagi ya
Makin seru. Terima kasih Mbak.
ReplyDeletetambah seru bu Tien...bikin degdegan...
ReplyDeleteSemakin rumit dan mendebarkan
ReplyDeleteDeg deg an, seruuu
ReplyDeleteSemakin penasaran mba Tien. Salam sehat selalu. Lanjuut mba. Makasih
ReplyDeleteLanjut mb Tien
ReplyDeleteMbk Tien....sangat menegangkan...
ReplyDeleteSampai bacanya sambil tahan napas...
Monggo mb Tien dilanjut...
Dan semoga mb Tien selalu diberi kesehatan....Aamiin
Makin mendebarkan ceritanya ....trimakasih mbk Tien .
ReplyDeleteYustinhar Koja Tg Priok : Terima kasih sdh bisa baca no 21, makin seruuuu... Lanjut ibu Tien, semoga selalu sehat dan semangat...
ReplyDeleteYustinhar Koja Tg Priok : Terima kasih sdh bisa baca no 21, makin seruuuu... Lanjut ibu Tien, semoga selalu sehat dan semangat...
ReplyDeleteAlhamdulillah cerbungnya sdh datang... makin seru aja. Monggo pun lajengaken mb Tien. Salam sehat sll dr Bekasi
ReplyDeleteWaooow ... rame dan bikkn dag dig dug niiich ..
ReplyDeleteBikin deg deg an....yg baca spt terlibat didlm ceritanya....mksh mb tien..ttp semangat...sehat selalu
ReplyDeleteSptibatkan...# seperti terlibat didlm ceritanya
ReplyDeleteAlhamdulillah smoga basuki cpt tertangkap jg.. Tp kyknya mery yg akan tertangkap sm pri hehehe menebak nebak yg tau ttp Bu Tien sendiri yg sllu jago bikin penasaran.. Salam hangat n salam sehat dr Madiun yg sllu hadir
ReplyDeleteAlhamdulillah pucuk dicinta si Sri Tiba mtr nwn bunda Tien salam Tahes Ulales dr Jogya lanjuuuut....
ReplyDeleteMatur nuwun Mbak Tien, semakin seru dan tambah gregetan. Lanjut....
ReplyDeleteMakin seru..degdegan...
ReplyDeleteMakasih mba Tien..
Semoga selalu sehat
Ditunggu lanjutannya Bu Tien makin seru
ReplyDeleteGeregetan sma Basuki 😡😡
ReplyDeleteTambah seruuuuu , tambah panasss.
Mturswun bu Tien , slam manis slam shat dri tangerang 🙏🙏😘😘😘
Hallow.. kakek Habi ms Ngatno ms Anton ms Pri ms Gianto mb Sul.mb Jum. Mb Rita.mb Wida.mb Umi.mb Wida.mb Cici. Ms Opa ms Sukarno.mb Yustinhar
ReplyDeleteHallow Pangkalpinang. Jambi Sawahlunto Medan.Tangerang Bekasi Koja. Jakarta. Malang Pati Madiun Magelang Banyuwangi Bali. Padang Bandung Yogys Wonogiri Sriwedari Solo Kediri
Salam hangat dari Solo
Hallow.. kakek Habi ms Ngatno ms Anton ms Pri ms Gianto mb Sul.mb Jum. Mb Rita.mb Wida.mb Umi.mb Wida.mb Cici. Ms Opa ms Sukarno.mb Yustinhar
ReplyDeleteHallow Pangkalpinang. Jambi Sawahlunto Medan.Tangerang Bekasi Koja. Jakarta. Malang Pati Madiun Magelang Banyuwangi Bali. Padang Bandung Yogys Wonogiri Sriwedari Solo Kediri
Salam hangat dari Solo
Terima kasih cerbungnya semoga sri dan mery tidak di temukan anak buah basuki.
ReplyDeleteSalam sehat jeng tien
👍👍👍
ReplyDeleteMonggo lembar koreksinya. Tp jeng Tien nulisnya lancar walau sambil marah-2 memposisikan diri sebagai Basuki, jadi tadi rasanya hanya bbrp yang salah. Coba ya saya baca ulang :
ReplyDelete1 Pelayan itu surut, memutar balik dan keuar dari kamar majikannya dengan wajah kecut. # keluar dari kamar.....
2. Menurut aku tadi yang penting mereka tau baha kamu sudah lolos dari cengkeraman Basuki."
# Menurut aku tadi, yang penting mereka sudah tau bahwa kamu sudah lolos dari cengkeraman Basuki."
3. "Sudsh ada titik terang bu, semoga segera selesai dan Sri akan kembali pulang." # "Sudah ada titik.....
4. .....mas istirahat dulu, pasti capek seharuian dijalan." # ...seharian...
5. "Selamat pagi, dengan pak lurah bisa?"
# "Selamat pagi, bisa bicara dengan pak lurah?"
6. "Jangan banyak bertanya! Lksanakan semua perintahku."
# "Jangan banyak bertanya! Laksanakan semua perintahku."
7. "Tapi bu Mery tidak ada pak."
# "Tapi bu Mery tidak ada tuan."
Ya toh.... hanya itu yang salah. Padahal begitu panjang marah-2nya tapu nulisnya lancar. Hebat... hebat... tegang. ..dan mengasyikkan mengikuti alur ceritanya.
Alhamdulillah sudah hadir... Jadi ikut deg²an...terimakasih Bu Tien, salam sehat dari Yogya. 😍
ReplyDeleteAssalamu'alaikum...aduh mb tiinn...smpe kayak dikejar setan...jantung juga berdebar"...ngaapp...lanjuutt...sehat selalu dan dilancarkan semuanya dalam segala hal...Aamiin YRA...g srantan rasane ngenteniiii
ReplyDeleteAlhmdulillah terimakasih MBK. Tien ditunggu kelanjutannya salam sehat untuk kita semuanya dr Wida pati
ReplyDeletesalam hangat dari Garut jawabarat. aku srlalu membaca dan menunggu egisod selanjut nya. semoga emba sehat. tetus. . selamat berkarya
ReplyDeletepenasaran... tema mengangkatperempuan dalam keterbatasan dan kelemahan ini yang unik dan menggelitik. bahasa memang bisa merubah segalanya. joss
ReplyDeleteHadir
ReplyDeleteMas Wignyo terimakasih.
ReplyDeleteKakek Habi, buku Sepenggal Kisah siap saya kirim hari ini.
Terumakasih banyak.
Matur nuwun, siap baca.
DeleteMas Wignyo terimakasih.
ReplyDeleteKakek Habi, buku Sepenggal Kisah siap saya kirim hari ini.
Terumakasih banyak.
Hallo mbak Tien, terima kasih ya Tang Sel sudah menunggu nunggu.
ReplyDeleteTambahan bantu koreksi.
(Sri) : "Apa kabar simbah ?"
(Pak Lurah) : "mbah Kliwon baik baik saja. Mungkin besok sudah keluar dari tahanan"
( Koment :Ini terasa janggal, kan mbah Kliwon tidak ditahan )
Mungkin maksudnya :
( Pak Lurah ) : "mbah Kliwon baik baik saja. Bapakmu mungkin besok juga sudah keluar dari tahanan !"
Nuwun....
Ya. Allah .. Semoga mbak Tien .. sehat selalu.. agar dapat menghibur para penggemar nya.. lanjut mbak Tien.. terimaksih.. salam dr SAWAHLUNTO... (Sariyenti)
ReplyDeleteMakin seruu...
ReplyDeleteHadeh saya yang membacanya juga jadi ikutan spaneng.....makasih mba Tien
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wbr.
ReplyDeleteTang -Sel hadir mbak Tien.
Melengkapi Kakek Hasby, ini juga ada yang janggal.
Apa kabar simbah ?"
"mBah Kliwon baik-baik saja, mungkin besok sudah boleh keluar dari tahanan."
Mungkin maksudnya :
Apa kabar simbah ?"
"mBah Kliwon baik-baik saja, mungkin besok *bapakmu* juga sudah boleh keluar dari tahanan."
Nuwun .......
Terimakasih koreksinya. Sudah saya betulin tuh.
DeleteSalam hangat dari Solo
Terimakasih koreksinya. Sudah saya betulin tuh.
DeleteSalam hangat dari Solo
Jepara hadir
ReplyDeleteSemakin seru saja kisah si Kembang Titipan, yang telah menyadarkan si Mery untuk menjadi manusia tobat ...
Lanjuut bunda Tien .....
Mbak Tien, mau tanya yang kisah lain dong.
ReplyDeleteUntuk *Sepenggal kisah* apa benar episode viii, xix, xxix dan xxx tidak ada ?
Terima kasih penjelasannya.
Hadi ( Tangerang Selatan )
Nuwun .....
Ada tuh. Coba panggil Sepenggal Kisah Kejora Pagi 08
DeleteAtau seri yang dimaksud
Ada tuh. Coba panggil Sepenggal Kisah Kejora Pagi 08
DeleteAtau seri yang dimaksud
Mas Hadi, tinimbang nyari sepenggal kisah 8 dstnya angel, mbok transfer bae 150K+ongkir, baca bisa kapan saja selanjutnya dikoleksi dan/atau dihadiahkan kepada saudara atau sahabat. Pasti yang diberi suka.
DeleteMakin penasaran...dan tambah seru...ayoo mba tien semangat.. terima masih cerbung ini pengobat lara dikala Pandemi Covid 19.
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien. Semoga sehat selalu untuk bisa berkarya.
ReplyDeleteMaaf kok saya terus tdk bisa membuka aplikasi lwt goegle untuk lanjutan kisah ini kenapa y. Sedih rasanya tdk bisa tahu lajutan kisahnya. Mohon solusinya Bu Tien. Mksh
ReplyDelete
ReplyDeleteayo tes keberuntungan kamu di agen365*com :D
WA : +85587781483