Saturday, May 9, 2020

KEMBANG TITIPAN 22

KEMBANG TITIPAN  22

(Tien Kumalasari)

 

Basuki seperti orang kehilangan akal. Ia lebih marah lagi ketika Pri menelponnya bahwa tak ada Mery di warung itu.

"Saya sudah mengetuk pintunya, bu Mery tidak menginap disitu, tuan."

"Goblog! Jangan-jangan dia berbohong?"

"Dia sudah menyuruh saya memeriksa seisi warung. Itu warung kecil,  hanya ada satu kamar dan dapur."

"Lalu mengapa bisa menghilang? Mobilnya ada, pasti mereka ada disekitar tempat itu."

"Pemilik warung mengatakan bahwa tamu mereka dua orang wanita, meninggalkan mobilnya dan menyetop kendaraan umum, entah kemana."

"Apa?" 

"Mereka sudah pergi dengan kendaraan umum tuan."

"Setan alas !!" 

"Saya harus mengejarnya lagi?"

"Tidak, kamu kembali saja, aku yang akan mencari mereka !!"

Basuki menutup ponselnya dengan geram. Lalu menelphone lagi.

"Ya tuan," jawab salah seorang anak buahnya.

"Mery dan Sri sudah pergi, kemungkinannya mereka kembali kedesa ini. Awasi terus dan laksanakan perintahku."

"Baik tuan."

Basuki menghempaskan tubuhnya ke sofa. Minuman dan sarapan pagi masih terhidang dimeja, tapi dia tidak menyentuhnya. Wajahnya kusut, rambut ikallnya awut-awutan.

"Mery...Mery..Mery...! Awas kamu Mery !!" gemeretak giginya ketika menyebut nama Mery. Kemarahannya tak tertahankan lagi.

***

 

"mBak, benar, ini ponselnya diberikan untuk saya>"

"Iya, aku punya dua yang bagus, yang satu aku pakai, satunya untuk kamu, supaya kamu bisa berhubungan dengan pacar kamu."

"Trimakasih banyak mbak, ini pasti mahal."

"Ada dua lagi aku tinggal dikamar. Nggak ada gunanya punya banyak, aku sekarang mau memulai hidup sederhana."

Sri mengangguk terharu. Wanita cantik yang semula bermaksud mencelakakannya, sekarang mulai sadar akan kekeliruannya, dan bermasud menjalani hidup dengan lebih baik."

Mereka menginap disebuah losmen yang cukup baik, tapi tidak mewah. Barangkali untuk sementara mereka bisa menenangkan diri disitu.

"Oh ya, aku lupa menelpon simbah. Tapi nomornya aku nggak tau."

"Simbah kamu ?"

"Simbah saya, namanya Kliwon, orang-orang menyebutnya mbah Kliwon. Dia sangat mangasihi saya, dan prihatin karena ulah bapak saya yang kurang terpuji. Untunglah bapak sudah sadar, dan mungkin besok sudah keluar dari tahanan."

"Hidup kamu penuh derita ya Sri, aku merasa selama ini aku lupa diri."

"Sudah mbak, jangan diingat-ingat lagi, bukankah mbak sudah berjanji ingin bertobat?"

"Gemerlapnya harta tak ada gunanya untuk hidupku, justru membuatku lupa bahwa aku hanyalah makhluk yang bagai sebutir debu, tak berharga."

"Kesalahan yang telah lalu bia ditebus dengan perilaku yang baik.Seperti ayah saya yang sejak muda sudah bergelimang maksiat, akhirnya juga sadar bahwa dunia yang dilaluinya ternyata sangat gelap dan menjerumuskannya kedalam derita berkepanjangan."

"Dan hampir mengorbankan gadis semata wayangnya, ya kan Sri?"

"Benar mbak, dan mbak Merylah penyelamatku."

"Besok kita jalan-jalan kepasar ya, kita harus beli baju-baju untuk kamu. Baju yang sopan menurut kamu, bukan yang memperlihatkan sebagian tubuh yang seharusnya disembunyikan."

"mBak Mery punya uang?"

"Aku membawa uang yang cukup. Basuki memberiku kartu ATM yang biasanya bisa aku pergunakan semau aku, tapi aku yakin dia sudah memblokirnya. Untungnya aku masih menyimpan beberapa uang cash. "

"Tapi mbak harus berhemat, kalau sebelum pulang uang itu habis bagamana?"

"Iya, aku sudah mengaturnya, tapi kalau untuk beli beberapa baju sederhana masih cukup. Baju-baju itu perlu, kan kamu nggak punya ganti? Aku juga akan membeli baju-baju yang tertutup."

"Senang mendengarnya mbak.."

Ponsel Sri berdering.

"Sri, itu ponsel kamu," tegur Mery karena Sri membiarkannya.

"Oh, aku ya?"

Lalu Sri mengangkat ponselnya.

"Hallo..."

"Sri...?"

  "Mas Timan ya?" Sri berteriak saking gembiranya. Mery tersenyum melihat ulah Sri.

"Kamu baik-baik saja?"

"Ya, saya baik mas, berkat bantuan mbak Mery, aku bisa lolos ."

"Siapa dia?"

"Dia itu sebenarnya yang dulu mengajak aku pergi meninggalkan mas Timan waktu masih bicara sama Basuki. Tapi kemudian dia berbalik menolong aku. Sekarang ini dia kabur bersama aku."

"Oh, lalu dimana kamu sekarang ini?"

"Kami menginap disebuah losmen, belum berani pulang karena Basuki sedang mencari-cari kami."

"Iya, losmen mana? Di Solo kah?"

"Belum, masih diluar kota."

"Bagaimana kalau dirumahku saja. Nanti aku jemput?"

"mBak, mas Timan menawarkan kita tinggal dirumahnya, bagaimana?" Sri menoleh kepada Mery minta pendapatnya.

"Nanti aku merepotkan.." kata Mery.

"Mas, mbak Mery bilang, nanti merepotkan."

"Tidak, kalau aku dipasar, rumahku kosong. Ada beberapa kamar, kamu dan mbak Mery bisa tinggal disana sementara waktu." kata Timan.

"Gimana mbak?"

"Terserah kamu Sri, pokoknya jangan pulang dulu."

"Kata mbak Mery terserah aku. Kalau tidak merepotkan ya gak apa-apa mas."

"Baiklah, berikan alamatnya, aku jemput sekarang."

"Ya mas, tapi sebelumnya aku mau minta nomor kontaknya simbah dulu, aku harus bicara sama simbah, agar simbah tenang."

"Benar Sri, simbah sedih memikirkan kamu. Sebenarnya aku juga mau mengabari simbah, tapi lebih bagus kamu sendiri yang bicara, supaya simbah senang."

Ketika pembicaraan itu selesai, wajah Sri tampak berseri-seri.

"mBak, aku menelpon simbah dulu ya."

"Terserah kamu Sri, itu kan ponsel kamu."

"Mas Timan mau menjemput, setelah menelpon aku mau bersiap-siap ya mbak."

"Sebenarnya aku sungkan, aku kan bukan siapa-siapa," keluh Mery.

"Mengapa mbak Mery bicara begitu, saya bisa lepas dari tangan Basuki kan karena mbak Mery. Jadi jangan menganggap kita orang lain. Lagipula apa yang harus kita lakukan nanti kita bicarakan lagi, menurut saya lebih baik mbak Mery tidak usah kembali  ke panti."

"Aku ini tidak punya siapa-siapa Sri, sejak kecil aku di panti."

"mBak Mery punya aku. Kita bisa tinggal didesa dengan aman. Rumah yu Lastri juga kosong, hanya simbah yang tinggal disana. Pokoknya nanti kita bicara lagi. Selalu ada tempat buat mbak Mery."

Mery mengangguk-angguk.

"Hallo mbah, ini Sri mbah.." teriak Sri begitu menelpon mbah Kliwon.

"Sri, kamu Sri cucuku?"

"Iya mbah, aku Sri.. simbah sehat kan mbah?"

"Cucuku ngger, simbah nangis setiap hari memikirkan kamu nduk, kamu baik-baik sajakah?"

"Sangat baik mbah, sekarang simbah tidak boleh nangis lagi, sebentar lagi Sri pulang."

"Sekarang kamu dimana nduk?"

"Masih sembunyi mbah, karena Basuki masih mengejar Sri. Yang penting Sri baik-baik saja, dan nanti mas Timan mau menjemput Sri. Barangkali Sri akan tinggal dirumah mas Timan sementara waktu, sampai keadaan aman kembali."

"Syukur alhamdulillah nduk, Gusti Allah mendengarkan do'a-do'a simbah. Simbah senang kamu selamat dan baik-baik saja."

"Ya sudah ya mbah, Sri mau siap-siap karena mas Timan  mau menjemput Sri."

"Ya nduk, baiklah, pokoknya simbah sudah lega. Kabarnya bapakmu juga sudah boleh bebas hari ini atau besok."

"Iya, pak lurah sudah memberi tau Sri, sudah ya mbah."

"Ya nduk.. slamet.. slamet.. slamet nduk.." mbah Kliwon pun mengusap air matanya, dan kali ini air mata bahagia."

***

 

"Lastri, dengar, mas Timan sudah ketemu Sri."

"Apa? Benarkah ?"

"Ya, baru saja mas Timan menelpone mau menjemput Sri. Katanya sementara waktu Sri dan penolongnya itu biar tinggal dirumah mas Timan dulu."

"Tidak langsung pulang?"

"Basuki masih mengejarnya. Bahaya kalau langsung pulang."

"Syukurlah mas, senang aku mendengarnya."

"Tapi mas Timan aku suruh kesini dulu. Biar dia membawa mobil kita. So'alnya yang mau dijemput kan dua orang, mana cukup kalau pakai mobil mas Timan."

"Oh iya mas, baguslah, aku boleh ikut?"

"Lastri, kamu itu sedang mengandung, jangan pergi kemana-mana dulu, apalagi tempatnya jauh. Kasihan anak kita."

"Aku pengin ketemu Sri."

"Nanti kalau Sri sudah sampai dirumah mas Timan, kita kesana."

"Baiklah kalau begitu. Aku sudah nggak sabar ingin ketemu si Sri."

"Yang penting dia selamat tak kurang suatu apa."

"Tuh orangnya sudah datang mas, panjang umur ya.." pekik Lastri begitu melihat mobil Timan memasuki halaman." 

Timan turun dari mobl, wajahnya berseri, tidak kusut seperti beberapa hari sebelumnya. Maklumlah, dia sudah berkomunikasi dengan Sri, dan sebentar lagi mau bertemu.

"Baru saja kami membicarakan mas Timan," kata Bayu menyambut sahabatnya.

"Pantesan saya kedutan terus mas," canda Timan.

"Wah senengnya yang mau ketemu pacar.." ledek Lastri sambil mengikuti suaminya turun ke halaman.

"Aku benar-benar merasa lega. Semua ini atas jerih payah mas Bayu juga."

"Kok saya, mas Timan yang begitu keras berusaha, saya kan hanya membantu."

"Tapi dengan adanya mas Bayu disamping saya, saya merasa lebih kuat. Terimakasih banyak ya mas," kata Timan sambil menggenggam tangan Bayu erat-erat.

"Ya sudah, itu mobilnya sudah aku siapkan, nanti Sri kelamaan menunggunya."

"Sebenarnya aku pengin ikut, tapi nggak boleh sama mas Bayu," sela Lastri.

"Nanti kalau dijalan nggak ada yang jual rujak bagaimana?" kata Bayu

"Iih, mas Bayu..."

"Emang iya kan." 

"Ini kunci mobil saya mas," kata Timan menyerahkan kunci mobilnya.

"Ya mas, dan itu mobilnya sudah saya siapkan, kuncinya sudah ada didalam. Apa saya perlu ikut?"

"Terimakasih banyak mas Bayu, saya sendiri saja, mas Bayu kan sudah capek kemarin seharian. Semoga semuanya lancar."

"Njemputnya kemana sih mas ?" tanya Lastri.

"Didaerah Salatiga, lumayan jauh."

"Hati-hati, selamat ketemu pacar, eh.. calon isteri."

Timan tertawa sambil berjalan menuju mobil Bayu.

Lega rasanya ketika melihat Timan berlalu dengan wajah berseri-seri.

"Semoga semuanya segera berlalu, dan Sri segera bisa pulang kerumah ya mas."

"Iya. Dan sebentar lagi akan ada pesta pernikahan nih."

"Wah, senang medengarnya mas." kata Lastri sambil mengikuti suaminya masuk kedalam rumah.

***

"Pak lurah.. pak lurah..." tergopoh-gopoh mbah Kliwon mendekati rumah pak lurah. Tapi yang keluar Marni.

"Mas Mardi belum pulang mbah, mungkin sebentar lagi, ayo masuk dulu."

mBah Kliwon masuk lalu duduk dibangku depan rumah.

"Kok disitu sih mbah, masuk saja, ayo.. Marni buatkan minuman."

"Disini saja bu lurah, cuma mau bilang, tadi Sri menelpone saya."

"Oh iya? Mas Mardi juga sudah mengabari kalau Sri baik-baik saja. Cerita apa tadi si Sri?"

"Katanya dia belum berani pulang karena Basuki masih mengancam akan mencari Sri. Katanya hari ini nak Timan mau menjemputnya, tapi untuk sementara mau tinggal dirumah nak Timan dulu."

"Bagus mbah, itu lebih baik, demi keselamatan Sri. Saya malah belum bicara sama Sri, mungkin nanti kalau dia sudah merasa lebih tenang."

"Iya, lega rasanya karena ada yang melindungi cucu saya."

"Mas Timan sangat mencintai Sri mbah, simbah harus merasa tenang selama Sri sudah bersamanya."

"Iya, benar. Saya bersyukur Sri menemukan laki-laki baik seperti nak Timan."

"Nanti kalau Sri sudah dirumah mas Timan, kita pergi kesana bersama-sama ya mbah?"

"Oh ya, saya juga sudah sangat kangen dan ingin mendengar ceritanya. Hanya karena do'a kita maka Sri bisa selamat."

"Iya mbah, kata mas Mardi, wanita yang dulu menculik Sri, berbalik menolong Sri kabur. Jadi mereka kabur bersama. Dia itu sebenarnya orang kepercayaan Basuki."

"Sungguh semuanya adalah mujizat Yang Maha Kuasa."

"Benar mbah, sebentar, sambil menunggu mas Mardi, saya akan buatkan minum untuk mbah Kliwon."

"Jangan repot-repot bu lurah."

"Bukannya repot, tinggal mengambil saja kok mbah," kata Marni sambil berjalan kebelakang.

***

Basuki sedang menerima laporan dari beberapa anak buahnya yang mendapat tugas memburu Mery dan Sri. Tak satupun membuatnya senang karena tak satupun menemukan titik terang.

"Bodoh semua !! Bagaimana mungkin mencari orang kabur yang sudah jelas kemana tujuannya saja tidak bisa?"

"Ma'af tuan, mungkin mereka belum sampai didesanya Sri."

"Masa dari kemarin nggak sampai juga? Pokoknya kalian semua itu bodoh, goblog !!"

Aduh.. kalau sudah keluar kata-kata kasar begitu, tak seorangpun berani membuka mulut. Lebih baik mendengarkan daripada kena semprot.

Basuki membuka telephone lagi.

"So, kamu tetap berjaga-jaga disitu. Awasi rumah Darmin dan rumah simbahnya si Sri. Mau kemana dia kalau tidak kesitu. Mengerti ?? Jangan beranjak dari sana. Bawa kemari kedua betina itu.!!"

Tanpa menunggu jawaban Basuki menutup ponselnya. 

"Kalian boleh pergi, kalau ada berita apapun cepat melapor."

Beberapa anak buah yang tadinya menghadap sang bos perlahan berdiri. Bersyukur karena disuruh pergi.

Basuki menghempaskan tubuhnya disofa. Wajahnya merah padam, nafasnya terasa sesak.

"

mBah Kliwon pulang dari kelurahan, wajahnya berseri-seri. Kalau masih pantas rasanya simbah tua itu ingin bernyanyi dan melangkah penuh irama. 

Tapi sebelum sampai dirumahnya, dilihatnya seorang laki-laki yang tampak mengawasi rumah Lastri yang ditinggalinya. mBah Kliwon mendekati.

"Nak, mau mencari siapa?"

Laki-laki itu tampak terkejut.

"Ss..saya.. kalau.. boleh, hanya ingin minta segelas air. Bolehkah ?"

"Oh, tentu saja boleh, sebentar, duduklah dulu, saya ambilkan sebentar kebelakang," kata mbah Kliwon ramah sambil bergegas kebelakang.

Laki-laki itu duduk di lincak depan rumah.

Ketika keluar, mbah Kliwon tidak hanya membawa segelas air, tapi juga sepiring ketela rebus.

"Ini nak, silahkan diminum, ini ketela yang saya rebus sejak pagi. Biarpun sudah tidak anget, tapi enak kok."

"Terimakasih kakek. Saya cuma butuh air minum, kok malah diberi makanan."

"Tidak apa-apa nak, saya sedang bergembira. Temanilah saya menikmati makanan walau sederhana tapi enak. Ayo nak, maniis.. ketelanya."

"Terimakasih kakek. Kakek sedang bergembira? Kenapa? Menang lotre?"

"Ah, lotre itu apa, saya tidak mengenal lotre."

"Habisnya kakek tampak sedang senang hati."

"Cucu saya sudah kembali. Itu sebabnya saya bergembira."

Laki-laki itu tampak memperhatikan kata-kata mbah Kliwon.

"Kembali dari mana kek?"

"Sebelumnya kan diculik orang jahat, tapi ia berhasil lolos, alhamdulillah," kata mbah Kliwon sambil menadahkan tangannya keatas seperti orang sedang bersyukur.

Laki-laki itu menoleh kekanan dan kekiri, seperti mencari sesuatu.

"Dimana cucu kakek itu?"

"O, tidak disini nak, disembunyikan oleh calon suaminya, karena si penculik itu masih mengincarnya," mbah Kliwon terus mengoceh tanpa sadar bahwa dia sedang bicara dengan orang asing.

"Disembunyikan dimana kek?" laki-laki asing itu terus mendesak. Ketela yang sudah dilahapnya separo diletakkannya lagi dipiring.

"Saya belum tau dimana, tapi nanti saya akan minta calon suaminya itu menjemput saya, agar saya bisa bertemu cucu saya itu."

Laki-laki itu tersenyum, dan mengangguk-angguk. Dan mbah Kliwon tetap tersenyum dengan kebahagiaan yang dirasanya hampir sempurna.

***

besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

 


36 comments:

  1. Terimakasih Jeng Tien ❤️❤️❤️

    ReplyDelete
  2. Mbah kliwon...mbah kliwon...yg njenengan ajak ngobrol itu mata mata basuki...aduh gusti....lindungi mbah kliwon, smga tdk dijadikan sandera, mesakke wis tuo...mksh mb tien, sehat selalu

    ReplyDelete
  3. Ahaaa...haaa...haaa mbah Kliwon typical orang desa jaman dulu...yg lugu dan polos menganggap semua orang baik2 saja... mbak Tien pancen oyee πŸ˜†πŸ˜†πŸ‘πŸ‘
    Tp Allah selalu melindungi orang yg baik hati dan tulus... bukan begitu mbaak.??... Semangat ngetiknya mbak... doaku selalu πŸ€—πŸ€— Semoga banyak inspirasi yg lebih dramatis lagi dan bisa meng aduk2 hati readers πŸ˜πŸ˜πŸ˜™πŸ˜™
    Salam sayang dr Surabaya

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah ... Bekasi sll hadir mb Tien. Salam sehat sll

    ReplyDelete
  5. Aduuh... Mbah Kliwon... Lugu banget sih.... Malah memberi titik terang pada mata- mata Basuki... Ya Allah lindungilah Sri, Meri dan Mbah Kliwon...

    Makasih mbak Tien... Ikut sepaneng nih... Mendebarkan... Lanjut mbak Tien...
    Salam kenal dari Mahmudah Pati...

    ReplyDelete
  6. Haduuuuh mbah Kliwon, saking senengnya sri lolos sampai gak sadar kasih info yg penting utk Basuki.. Trimakasih Bu Tien, semoga sllu sehat.. Salam hangat dr Madiun yg sllu hadir.

    ReplyDelete
  7. Duuh mbah Kliwon....ngomong ngak lihat2 orang. Gak sadar.....bisa membahayakan Sri . Mudah2an Sri selamat ya.Lanjut mba Tien. Deg deg an nih mba. Makasih

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah 20.35 wib mbah Kliwon sdh hadir...mtr nwn bunda Tien ..salam Tahes Ulales .....lanjuuut

    ReplyDelete
  9. Matur nuwun Mbak Tien. Lanjut eps berikutnya. Semoga selalu sehat dan tetap berkarya.

    ReplyDelete
  10. Hallow.. mb Umi mb Sul mb Dewi mb Wida mb Rita mb Meyrha mb Jum
    Ms Sukarno ma Anton Kakek Habi ms Gianto.ms Ngatno ms Opa
    Hallow Pangkalpinang Jaambi Sawahlunto Bali Medan Madiun Malang Magelang Pati Bekasi Tangerang Jakarta Koja Purwakarta Kediri Banyuwangi Jogya Solo Wonogiri Sriwedari semuanyaa.m
    Salam sehat sejahtera dari Solo.
    Aamiin atas semua do'a dan supportnys

    ReplyDelete
  11. Hallow.. mb Umi mb Sul mb Dewi mb Wida mb Rita mb Meyrha mb Jum
    Ms Sukarno ma Anton Kakek Habi ms Gianto.ms Ngatno ms Opa
    Hallow Pangkalpinang Jaambi Sawahlunto Bali Medan Madiun Malang Magelang Pati Bekasi Tangerang Jakarta Koja Purwakarta Kediri Banyuwangi Jogya Solo Wonogiri Sriwedari semuanyaa.m
    Salam sehat sejahtera dari Solo.
    Aamiin atas semua do'a dan supportnys

    ReplyDelete
  12. Mbah kliwon polos banget sama org belum kenal diajak ngobrol ceplas ceplos semoga org suruh1an basuki malah membela mbah kliwon .
    Terima kasih jeng tien

    ReplyDelete
  13. Terimakasih mbak Tien, Mbah Kliwoooon hiii hiii huiiii,,,salam sehat untuk kita semua aamiin dr Wida pati

    ReplyDelete
  14. Aduuuh... mbah kkiwon - mbah kliwon, jenengan polos banget toh... org itu mata2 basuki, mbah...

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah, terimakasih Bu Tien.
    ..hadewwwh mbah Kliwon...betapa lugunya, siapa yg sampean ajak bicara itu...semangat dan salam sehat dari Yogya, Bu Tien...😍

    ReplyDelete
  16. Wah si oma udah ngantri oengin segera baca ... Makasih mbak tien

    ReplyDelete
  17. Bikin deg..deg an mbak Tien
    Terima kasih.. Surabaya gak mo ketinggalan..

    ReplyDelete
  18. Jln mmg berliku...smg Sri menemukan kebahagiaanya tdk sendiri.... Mery disusul basuki mengikuti p darmin yg sdh memperoleh hidayah... Lanjut mb Tien...

    ReplyDelete
  19. 1. "Pemilik warung mengatakan bahwa tamu mereka dua prang wanita, meninggalkan mobilnya.
    # "Pemilik warung mengatakan bahwa tamunya dua orang wanita, meninggalkan mobilnya.

    2. "mBak, benar, ini ponselnya diberikan sama saya>"
    # "mBak, benar, ini ponselnya diberikan buat/untuk saya?"

    3. justru membuatku lupa bahwa aku hanyalah mahluk yang bagai sebutir debu,...
    # justru membuatku lupa bahwa aku hanyalah makhluk yang bagai sebutir debu,

    4. "Baiklah, berikan alamatnya, aku semput sekarang."
    # "Baiklah, berikan alamatnya, aku jemput sekarang."

    Sip nggak ada lagi.
    Ditunggu KT eps_23
    Sugeng dalu.

    ReplyDelete
  20. Wadhuuch ... mbah Kliwon terlalu lugu .. mbak Tien .. jgn buat Sri dan.Mery ketangkep Basuki yaaaa... pliiiis

    ReplyDelete
  21. Aduh mbah...ampun diteruske mbah...

    ReplyDelete
  22. Ya ampuuunnnn lugunya mbah kliwon saking senangnya sri selamat dari cengkraman basuki..
    Tapi kenapa mesti cerita sama org yg baru kenal...
    Mba tien...lanjutttt keseruan ceritanya...deg deg plassss...

    ReplyDelete
  23. Mbak Tien, Tang Sel hadir.
    Melengkapi kakek Habi.
    "rambut ikallnya"
    "rambut ikalnya" walau ini
    Tidak terlalu mengganggu isi ceritera.
    Nuwun .....

    ReplyDelete
  24. Waduuuh ... Si mbah si mbah. Lanjut mba. Dari kuningan selalu mantengin terus.

    ReplyDelete
  25. wadooowwww mbah Kliwon ki lho... bikin kita-kita tambah deg- degan...
    mbak Tien eman pinter biki pembaca jadi penasaran....
    masih adakah orang seperti mbah Kliwon saat ini... yang selalu melihat orang dgn kacamata yg baik?
    mbah Kliwon aq rindu padamu...

    ReplyDelete
  26. Semoga mas Timan bisa melindungi Sri....
    Episode was was....πŸ₯ΊπŸ₯Ί
    Slam sehat bt bu Tien πŸ™πŸ™πŸ˜˜πŸ˜˜

    ReplyDelete
  27. Sehat selalu bu tien...
    Semakin memdebarkan....😊😊😊😊

    ReplyDelete
  28. Hadeh... bikin mules...udah curiga koq kesan nya happy ending cepet banget... taunya ada lagi... jempol buat bu Tien

    ReplyDelete
  29. Selamat sore mb Tien....Bali hadir menantikan episode 23, yg tentunya makin bikin penasaran pembaca dg kepolosan mbah Kliwon. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  30. Mbh Kliwon2 piye to kok malah crito2 karo wong sing rung dikenal ...bikin gregetan aja . Trimakasih mbk Tien semoga sehat selalu dan tetap semangat berkarya ...salam dari Yayuk Klaten .

    ReplyDelete
  31. Ayo tien ep selanjutnya sudah nggak sabar

    ReplyDelete
  32. haduuuh mbah kliwon....terlalu polos.
    .gaswat ini.......

    ReplyDelete
  33. Nomor 23 belum ada ya? πŸ˜“

    ReplyDelete