Friday, December 14, 2018

SEPENGGAL KISAH 78

 

SEPENGGAL KISAH  78

(Tien Kumalasari) 

Sungguh Damar pernah melihatnya, atau bertemu dengannya , tapi dimana ya?

"Hallo, saya Ongky..." sapa Ongky ramah.

"Damar,...mm.. apakah kita pernah bertemu?" jawab Damar. 

"Kita bertemu? Dimana ya, kayaknya belum tuh. Tapi kan wajahku ini wajah pasaran, barangkali banyak yang menyamai." Ongky tertawa ..

"Gitu ya..," Damar terus mengingat ingat, ia yakin pernah bertemu Ongky. Tapi ia lupa dimana.

"Oh ya Ongky, Damar ini sangat pintar, beberapa bulan membantu bapak, ia sudah menguasai dengan baik," kata pak Darman.

"Baguslah, kelihatan kok kalau dia pintar. " Ongky sangat ramah dan Damar menyukainya.

"Minggu depan dia minta ijin ke Amerika, kamu jangan dulu pergi ke Jakarta, kamu haus mengurus semuanya, karena bapak harus segera kembali ke Srabaya." 

"Siap, komandan," Ongky mengangkat sebelah tangannya dan bersikap seperti militer yang menghormati atasannya. Pak Darman tertawa.

"Ayo keruangan bapak, bapak mau bicara," pak Darman melangkah kearah ruangan yang ada disebelah ruangan itu, dan Ongky mengikutinya.

"Duduk, dan ceriterakan tentang gadismu. Dulu bapak hanya sebentar singgah dan nggak sembat bicara tentang calon menantu bapak. Sekarang tiba2 kamu mau minta pindah ke Jakarta. Jangan bilang kalau cintamu ditolak." ujar pak Darman.

Wajah Ongky mendadak suram, dan pak Darman menangkap kesedihan dimata anaknya.

"Ditolak?" 

"Bukan ditolak, ternyata dia sudah menjadi milik orang lain."

"Sudah menikah?"

"Sudah punya kekasih lain." Ongky tak mau menceriterakan perihal hubungan Asri dengan Bowo, supaya pertanyaan pak Darman tida bertambah panjang, dan berceritera tentang Asri sesungguhnya sangat menyakitkan.

"Oh, jadi itu sebabnya kamu nggak mau lagi tinggal disana .."

"Sakit sering2 melihatnya pak."

"Ya sudah, nggak usah sedih, laki2 kok cuma ditolak cintanya aja terus sedih.. dulu itu hobimu kan gonta ganti pacar, nggak karuan mana yang mau dipilih, sampai bapak ikut bingung."

Ongky tersenyum. Bapaknya belum tau bahwa dia sudah berubah.

Ketika Ongky sudah berada lagi dihadapannya, Damar kembali meng ingat2 ingat, siapa dia, dimana pernah ketemu. Dan tiba2 Damar teringat sesuatu. Dirumah itu, seorang perempuan sedang menata pohon bunga2, dan seorang laki2 menawarinya masuk kedalam. Astaga, laki2 ini suami Asri? Hampir mendidih darah Damar, ketika dia bertanya :"Dimana isteri kamu?"

"Isteri? Hahahaaa.." Ongky tertawa terbahak bahak.

Damar heran, mengapa Ongky tertawa terbahak...

"Aku masih lajang, tau !!"

Darah yang sudah mendidih itu perlahan mengendap kembali. Damar sangat pencemburu, kalau benar Ongky suaminya Asri, ia akan membencinya seumur hidup.

"Oh, kirain..."

Berarti ini bukan laki2 yang aku lihat waktu itu.  Mungkin benar, wajahnya wajah pasaran.

 

Sore itu Bowo menghadap ayah ibunya. Hubungannya dengan Asri harus segera mendapatkan kejelasan.

"Pak, bu.. sudah beberapa hari ini Bowo menunggu  keputusan, tentang hubungan Bowo dengan Asri."

Bu Prasojo memandangi suaminya .. demikian juga pak Prasojo memandangi isterinya, mereka berpandang pandangan..barangkali bisa saling menemukan jawab diantara mereka. Ini masalah yang bukan main2, menyangkut kehidupan anak mereka dikemudian hari. Orang tua kan semuanya berharap agar kelak anaknya hidup bahagia. Sekarang pengertian tentang perbedaan status itu rupanya sudah dimengerti dan sudah teratasi. Dan harusnya mereka bersyukur karena perempuan yang terbalut sumpah bu Prasojo adalah gadis baik yang dicintai Bowo.

"Apa kamu benar2 mencintainya?" tanya bu Prasojo tiba2.

"Sudah bertahun tahun Bowo merasakannya bu, apaka ibu masih membenci Asri?"

Bu Prasojo terdiam, tapi kepalanya menggeleng, dan itu sangat melegakan Bowo.

"Bapak"Terserah kamu saja, bapak suka pilihanmu,"

Itu tandanya semua setuju.

"Kalau begitu ajak dia kemari Bowo, ibu ingin bicara banyak dengan dia,"

"Tapi dia tidak mau datang kemari bu."

Bu Prasojo mengerutkan dahinya, :"Mengapa dia tidak mau datang kemari? Katamu dia juga suka sama kamu."

"Benar bu, tapi dia harus yakin bahwa bapak sama ibu mau menerima dia."

"Terus..?"

"Dia mau, bapak sama ibu datang kesana."

"Apa? Tidak! Aku tidak mau datang kesana lebih dulu. Dia harus datang kemari, baru kita bicara banyak. !"

#adalanjutannyaya#


No comments:

Post a Comment