Thursday, October 13, 2022

SEBUAH JANJI 51

 

SEBUAH JANJI  51

(Tien Kumalasari)

 

Tapi tiba-tiba Seno sadar, bahwa dia tak boleh berhenti dalam meraih cintanya. Segera dia masuk ke dalam mobilnya, mengejar mobil yang membawa Elsa entah kemana. Beruntung Seno masih bisa membuntutinya.

Hari mulai gelap, Seno tetap saja mengikuti mobil itu.

“Elsa sangat marah sama aku. Mungkin dia membenci aku karena aku memutuskan pertunangan itu. Tapi aku melakukannya kan karena ada sebabnya. Aku tidak suka cara dia berpakaian, berdandan dan berperilaku. Sekarang semuanya berbeda. Perubahan yang aku lihat, membuat aku jatuh bangun dibuatnya. Hanya beberapa saat setelah aku melihatnya, lalu aku selalu berdebar setiap mengingatnya. Ya ampun, mengapa hatiku tidak mau diajak kompromi? Dia sudah tidak mau, gitu lhoh, kenapa masih ingin mengejarnya? Dasar bodoh. Tapi orang jatuh cinta terkadang tampak bodoh. Selalu gugup, selalu kebingungan, selalu terbayang wajahnya, walau sikapnya begitu judes dan tentu saja tidak bersahabat.

“Kalau memang cinta, kejar Pak!”                         

Ucapan Barno terngiang kembali di telinganya. Dan ucapan itu pula yang kemudian memacu semangatnya.

Tiba-tiba karena sambil melamun, Seno kehilangan buruan nya. Seno meminggirkan mobilnya, lalu melihat sebuah keramaian di kiri jalan.

“Ahaa, mobil itu masuk ke situ rupanya. Tempat apa sih?”

Seno memarkir mobilnya, lalu masuk ke sebuah halaman, dengan rumah agak besar dengan ruangan depan yang agak luas. Terdengar musik membisingkan telinganya. Rupanya ada pesta di situ, dan mendengar alunan musiknya, Seno yakin bahwa pesta itu adalah pesta anak-anak muda.

Agak kesal hati Seno, mengapa Elsa masih suka mengikuti pesta dengan hura-hura yang membuat bising dan kepala pusing?

Seno ingin membalikkan tubuhnya, dan menganggap bahwa Elsa belum benar-benar berubah, kecuali pakaian yang dikenakannya. Walau begitu, Seno ingin melihat apa yang dilakukan Elsa di dalam sana, jadi Seno pun ikut masuk ke dalam, berbaur dengan belasan anak muda yang sudah ada di sana, makan dan minum sambil tertawa-tawa. Matanya mencari-cari, dan melihat Elsa duduk agak disudut, ditemani laki-laki yang tadi menjemputnya.

Seno mengamatinya dari kejauhan, tapi dia bisa mendengar teriakan teman-teman Elsa, yang sebentar mendekat, kemudian menjauhinya sambil tertawa-tawa.

“Lihat, Elsa bukan lagi teman kita, dia telah berubah!” teriak salah seorang gadis dengan rambut sebahu berwarna kemerahan.

“Bodoh benar, apa dia kerasukan?”

“Lama tidak ketemu, dia sudah berubah!”

“Cerewet, dia datang kan untuk memenuhi undangan kamu, celetuk yang lain.”

“Tapi aku tidak suka cara dia berpenampilan. Dia sudah berubah.”

“Jadikan pesta ulang tahun ini menyenangkan, Mia, jangan hiraukan dia. Yang penting dia sudah mau menghadiri pestamu.”

Seno kembali menatap Elsa. Gadis itu tampak berdiri, tapi laki-laki itu menarik tangannya, memaksanya duduk.

“Aku mau pulang, Roni,” kata Elsa sambil menarik tangannya dari pegangan laki-laki bernama Roni.

Seno penasaran, lalu beranjak agak mendekati. Tampaknya laki-laki itu memaksa Elsa agar duduk kembali, sementara Elsa menolaknya.

“Tolong lepaskan tanganku, dan jangan lagi menyentuhku,” kata Elsa agak keras.

Rupanya Roni agak marah karena Elsa seperti membentaknya.

“Elsa, apa-apaan sih kamu? Ini pesta, kita harus bersenang-senang. Kita belum berdansa berdua seperti mereka.”

Ditengah ruangan, beberapa anak muda sedang menari-nari, mengikuti suara musik yang membisingkan telinga.

Elsa kembali berdiri, lalu berjalan mengitari meja, agar Roni tidak menghalangi. Tapi dengan sigap Roni melompat dan berdiri dihadapan Elsa.

“Roni, aku mau pulang.”

“Kamu bilang mau ikut pesta di ulang tahun Mia.”

“Aku sudah mengucapkan selamat dan memberikan kado untuk dia. Sudah cukup, aku mau pergi.”

“Kamu berubah Elsa, kamu membuat teman-teman kamu kecewa,” kata Roni sambil berusaha menarik tangan Elsa, tapi Elsa mengibaskannya.

“Jangan sok alim Elsa. Apa yang merubahmu?”

“Aku mau pulang, tolong minggirlah.”

Tapi tiba-tiba Roni menubruk Elsa, dan mendekapnya.

“Aaughh!! Lepaskaaan!!”

Roni mendekapnya erat, tapi tiba-tiba sebuah pukulan mengenai tengkuknya, membuat Roni melepaskan dekapannya, dan terhuyung ke samping, hampir saja menabrak kursi.

“Kamu … siapa?” bentak Roni sambil meraba tengkuknya.

Tak ada yang peduli melihat kejadian itu, karena mereka asyik dengan kesenangannya. Roni mendekati Seno, berusaha memukulnya, tapi dengan sekali pegang Seno berhasil memelintir lengannya, membuat Roni berteriak.

“Settan, siapa kamu?”

“Elsa tunangan aku!” bentak Seno ambil mendorong Roni hingga terjatuh. Tapi kemudian Seno kehilangan bayangan Elsa. Rupanya Elsa telah lari keluar terlebih dulu. Seno bergegas keluar, membiarkan Roni meringis kesakitan.

“Elsa!”

Seno melongok ke sana kemari, tapi bayangan Elsa tak kelihatan.

“Elsaa!!”

Seno melangkah ke jalan, melongok ke arah kanan dan kiri jalan, lalu ia melihat bayangan Elsa, berjalan sambil tersaruk-saruk. Seno mengejarnya.

“Elsa !”

Elsa tak mau berhenti. Tapi kemudian Seno bisa mendekatinya, lalu menghadang di depannya. Elsa mengusap wajahnya, tampaknya dia menangis.

“Elsa, ayo aku antar pulang,” kata Seno lembut.

Elsa memalingkan wajahnya, tapi dia tak menolak ketika Seno menarik tangannya menuju ke arah mobilnya.

***

Seno menjalankan mobilnya pelan, sesekali melirik ke arah gadis di sampingnga, yang menatap ke arah depan tanpa bersuara.

“Elsa.”

Elsa bergeming.

“Mengapa kamu datang ke pesta seperti itu?”

Elsa tetap diam. Seno menghela napas panjang, sambil membisikkan kata ‘sabaaaar … sabaaar’ … berkali-kali dalam hati.

“Elsa,” masih saja Seno terus memanggil namanya, barangkali takut kalau Elsa tiba-tiba menjadi bisu.

“Terima kasih …” Seno hampir bersorak, ternyata Elsa masih bisa bicara.

“Mengapa kamu datang ke pesta itu?”

“Memenuhi undangan teman aku.”

“Kamu sepertinya sudah tidak suka pesta semacam itu.”

“Maksudku hanya mengucapkan selamat dan memberikan kado, lalu pulang.”

Seno mengangguk, bisa mengerti. Ia ingin bicara banyak, tapi takut Elsa tersinggung.

“Mau mampir minum minuman hangat, agar kamu merasa lebih tenang?”

Elsa ingin menolak, tapi dalam hati sebenarnya dia mau. Ada bahagia di sembunyikannya ketika melihat Seno mengikutinya, bahkan menyelamatkannya. Tapi jangan sampai aku kelihatan begitu gampangan dan murah, kata hatinya.

“Maukah? Kamu tampak gelisah. Hanya untuk menenangkan kamu saja.”

“Tapi aku mau segera pulang.”

“Baiklah, tapi cari wedang ronde dulu yuk.”

Elsa mengerutkan keningnya. Wedang ronde, pernah mendengar namanya, tapi belum pernah merasakannya.

Walaupun Elsa diam, tapi Seno tetap membawanya ke warung wedang ronde yang letaknya agak di pinggiran kota.

Dan Elsa memang tidak mengatakan untuk menolak. Dia bahkan turun ketika Seno membukakan pintu untuknya.

***

Penasaran dengan nama wedang yang sudah terhidang di hadapannya, Elsa terpaksa bertanya.

“Ini apa?”

“Ini wedang ronde namanya. Yang bulat-bulat seperti bakso dan berwarna-warni itu lah yang namanya ronde. Belum pernah minum?”

Elsa menggeleng.

“Cicipi saja, enak dan hangat.”

Elsa menyendok sesendok kuahnya.

“Pedas … “

“Karena bumbunya yang utama adalah jahe.”

“Pedas-pedas sedap,” katanya sambil tersenyum.

Alangkah senangnya hati Seno melihat senyum itu. Ya Tuhan, kenapa tidak sedari dulu dia mau menatap wajahnya yang sesungguhnya? Ogah dong, dulu itu Elsa kelihatan norak dan tak tahu malu, membuat Seno selalu merasa sebal.

Tapi sekarang, cara dia berbicara yang sedikit judes itu justru membuatnya terpesona.

Dan setelah beberapa saat menikmati wedang ronde dan cemilannya yang semua enak itu, hati Elsa merasa lebih tenang.

“Siapa Roni?” tanya Seno tiba-tiba.

“Kenapa nanya?” kata Elsa tanpa memandang ke arah Seno, padahal matanya mengatakan bahwa alangkah gantengnya laki-laki yang menemaninya.

“Nggak bolehkah bertanya?”

“Nggak boleh,” jawabnya singkat.

“Baiklah, kamu boleh saja jutek, tapi aku akan terus mengejar kamu,” kata Seno sambil tersenyum. Dan lagi-lagi Elsa hanya melirik sekilas, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Besok, maukah menemani aku makan siang?” tanya Seno memancing.

“Tidak.”

“Tidak mau?” geregetan Seno.

“Aku ada acara.”

“Acara apa?”

“Ada … aja.”

Lama-lama menggemaskan sekali gadis ini, kata batin Seno.

***

Karena penasaran, siang itu sebelum istirahat siang dia bermaksud pergi ke rumah Elsa. Tapi di tengah perjalanan itu, dia melihat mobil Elsa berjalan kearah yang berlawanan. Seno memutar mobilnya dan lagi-lagi mengikutinya.

“Jangan-jangan dia pergi sama laki-laki yang semalam aku hajar itu. Tapi itu kan mobil Elsa sendiri?” gumam Seno sambil terus mengikutinya.

Lalu Seno terpana, ketika melihat Elsa turun di depan sebuah panti asuhan. Seorang pembantunya turun, dan membuka bagasi mobil, lalu mengeluarkan beberapa kardus besar dari sana. Seno memarkir mobilnya agak jauh, tapi bisa melihat kesibukan yang dilakukan Elsa dan pembantunya. Rupanya Elsa dan pembantunya membawa kardus-kardus itu masuk ke dalam panti.

Seno tersenyum senang. Sudah cantik, berjiwa sosial, tapi galaknya itu,” kata Seno yang akhirnya mengeluh, kemudian pergi dari tempat itu, lalu mencari warung dan makan siang sendirian.

***

Hari-hari terus berjalan, sebuah perjuangan cinta tak boleh berhenti sebelum cinta itu digenggamnya. Dengan telaten Seno terus mendekati Elsa, dan nekat saja walau Elsa terkadang masih galak terhadapnya. Mana Seno tahu, bahwa sebenarnya Elsa sudah bersorak dan menari dalam hati karena berhasil menarik hati pria yang sudah lama dicintainya. Tapi wanita harus pintar membawa diri dong, jangan sampai terlihat murahan,” kata Elsa dalam hati.

***

“Kemana saja sih kamu, akhir-akhir ini sering kali pergi meninggalkan warung?” tanya Minar ketika siang itu datang ke warung untuk menemui Ari.

“Aku meninggalkan warung kan setelah selesai menggarap pekerjaan aku.”

“Bukan itu maksudku, aku tahu kamu bisa mengatasi semuanya. Kamu memang hebat. Tapi yang aku ingin tahu, sudah berhari-hari kamu sering pergi. Punya kesibukan apa sih?”

“Iya sih, agak sibuk, sudah dua minggu lebih ini.”

“Urusan rumah tangga kamu?”

“Bukan, rumah tangga orang lain.”

“Oh ya?”

“Aku membantu Yanti mengurus masalahnya. Kasihan dia.”

“Yanti? Kamu membantu Yanti? Kasihan kenapa?”

“Samadi menipu dia. Dia melaporkannya ke polisi, sekarang sedang diproses, dan Samadi sudah ditahan.”

“Apa yang terjadi?”

“Mereka menikah siri, lalu harta Yanti dihabiskannya. Yanti tidak punya apa-apa lagi.”

“Yanti punya harta banyak? Itu sebabnya Samadi mengejarnya?”

“Tidak, entah lah kalau soal kejar mengejar itu. Tapi Yanti kemudian menjual rumah pemberian bekas suaminya, lalu Samadi menghabiskannya.”

“Wah, pintar dia kalau soal menghabiskan uang.”

Lalu Ari menceritakan semuanya pada Minar seperti Yanti yang sudah berterus terang pada Ari tentang perjalanan hidupnya.

“Lalu tinggal di mana dia sekarang?”

“Dia sering tidur di mobil, sisa harta yang belum bisa dijadikan uang karena namanya masih milik Samadi.

“Aku kira kamu mengajaknya tidur di rumah kamu.”

“Dia tidak mau. Nanti kalau kasusnya selesai, dia akan menjual mobil itu untuk dijadikan modal usaha.

“Dia baru tahu, Samadi itu seperti apa. Pasti uangnya dihabiskan untuk main perempuan.”

“Yanti tampaknya sudah menyadari kesalahannya. Aku senang untuk itu.”

“Kalau dia mau, ajaklah dia kembali bergabung bersama kita,” kata Minar.

“Benarkah kamu bersedia menerimanya kembali sebagai sahabat kita?”

“Aku sudah memaafkannya. Jangan boleh dia tidur di mobil, biarkan dia tinggal bersamaku,” kata Minar, tulus.

“Baiklah Minar, nanti aku akan bicara sama dia. Aku bersykur kamu berjiwa besar, dan mau memaafkan orang yang sudah pernah menyakiti kamu.”

“Dia sudah mengunduh apa yang pernah ditanamnya. Aku akan membantunya bangkit kembali.”

Dan dua sahabat yang berjiwa besar itu akhirnya saling berpelukan dengan hangat.

***

“Mengapa ya,  Pak Seno sekarang jarang datang menemui kita? Kalaupun datang, hanya bicara soal usaha, lalu cepat-cepat pergi,” kata Barno ketika keduanya sedang makan siang bersama.

“Barangkali dia sedang mengejar cintanya,” jawab Sekar.

“Berhasilkah, kira-kira?”

“Berhasil lah, Mbak Elsa sangat mencintai mas Seno.”

“Syukurlah. Semoga segera menyusul kita ya Non?”

“Aamiin. Nanti kalau kita menikah, semoga mereka sudah datang berdua sebagai kekasih, atau tunangan.”

“Aamiin.”

“Sebetulnya kan aku ingin mengatakan kepada mas Seno tentang rencana pernikahan kita yang akan diadakan dua bulan lagi.”

“Nanti  kita pergi saja ke kantor pusat untuk mengatakannya.”

“Baiklah, tapi bukan sekarang, waktu istirahat sudah hampir habis.”

***

Sore itu Seno sudah berdandan rapi, dan berada di halaman rumah Elsa. Akhir-akhir ini Seno memang sering mengunjungi Elsa. Terkadang hanya berbincang di rumah, terkadang mereka berjalan-jalan ke suatu tempat.

Sejauh ini Elsa belum menunjukkan bahwa dia mengimbangi perasaan Seno. Semua masih dipendamnya di dalam hati. Tapi dengan sabar Seno terus menunggu, karena tidak melihat ada penolakan dari Elsa, walau dia juga belum mengatakan bahwa menerimanya.

Seno sudah turun dari mobil, dan berjalan mendekati teras. Tapi tiba-tiba seorang wanita paruh baya yang masih kelihatan cantik dan berpakaian mewah, keluar dari dalam rumah. Ia melihat ke arah Seno dengan pandangan tak suka.

“Kamu Seno kan? Mau apa kamu datang kemari?”

“Maaf, tante saya ingin menemui_”

“Elsa? No … no … no. “ katanya sambil menggoyang-goyangkan jari telunjuknya.

“Tante.”

“Tidak, dan tidak. Lebih baik kamu pulang.”

Seno tegak dalam rasa  miris yang mengiris.

***

Besok lagi ya.

53 comments:

  1. Replies
    1. Alhamdulillah....Kakek Juara 1


      Mtnuwun mbk Tien 🙏🙏

      Delete
    2. Yahnda, kok setiap mau koment susi selalu harus isi imel ya??
      Mau belajar balapan jadi susah ...🤭🤭

      Delete
    3. Ya awal2nya gitu ikuti saja, mungkin saat install awalnya ada kurang,
      Untuk kelancarannya, ulangi lagi seperti kemarin menormalkan HP ini sehingga bisa akses je blog tienkumalasari22.blogspot.com

      Delete
  2. Matur nuwun mbak Tien-ku Sebuah Janji telah tayang

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Ya iyalah......masak wong Yohja terus sing menang..... Untung jeng Nani nasih baik.... 2 menit memberi kesempatan yang lain, bila dua menit setelah eMESTe gak ada yang lari dan buka komen, juara 1 nya pasti Uti Nani.

      Delete
  4. Alhamdulillah SJ 49 sdh tayang , terimakasih bunda Tien

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah,SJ51 sudah tayang ,terimakasih bunda Tien

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Jeng Werdi Kaboel, nulis 51 salah 49, ya?
      Ayo fotonya di upload, panduan ada di grup, itu buktinya jeng Susy Kamto sdh pasang foto keluarga lagi

      Delete
    3. Panduannya share disini juga doong pa kakek Habi biar ga lupa..
      Tks banyak pa kakek ..

      Delete
  6. Alhamdulillah SEBUAH JANJI 51 telah tayang, terima kasih bu Tien salam sehat n bahagia selalu bersama keluarga. Aamiin.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  7. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagida family, Trie Tjahjo Wibowo, Lestari Mardi, Susi Kamto, Rosen Rina, Mimin NP, Ermi S, Ira, Nina, Endang Amirul, Wiwik Nur Jannah, Ibu Mulyono, Betty Kosasih, Nanik, Tita, Willa Sulivan, Mimin NP, Suprilina, Endang Mashuri, Rin, Amethys, Adelina, Sari Usman, Caecilia RA,

    ReplyDelete
  8. alhamdullilah..terima ksih bunda Tien...slmt mlm dan slm sht sll🙏🥰🌹

    ReplyDelete
  9. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Tasikmalaya, Baturetno, Wonogiri, Salem, Boston Massachusetts, Bantul, Mataram, Palembang,Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  10. Iyeess..asiikk bisa ikut comient lebih awal.
    matur nuwun kakek Habi sampun ditarik2 hihi..

    Matur nuwun bunda Tien, sehat selalu..🙏🙏

    ReplyDelete
  11. Trimakasih bu Tien Sekar sudah tayang Salam seroja dari Yogya

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah akhirnya non cantik Sekar tayang lagi...

    Terimakasih Bu Tien Kumala....

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah SJ51 sdh tayang. Matur nuwun Bunda Tien. Semoga sehat2 selalu dan tetap smangaaats...🙏🌹🦋

    ReplyDelete
  14. Perjuangan Seno hampir berhasil, tinggal menundukkan mamanya Elsa.
    Yanti kembali bersama rekan lamanya.
    Betapa mulianya hati para pemain, menggambarkan mulianya hati penulis. Insyaallah.
    Tidak sekedar menghibur pembaca, tapi juga 'mengajak' pembaca berhati mulia, mudah memaafkan, tidak mendendam, suka menolong...
    Hampir tamatkah Sebuah Janji?
    Salam sukses mbak Tien yang ADUHAI, semoga selalu sehat, aamiin.

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah..... Terima kasih Bu Tien, ceritanya semakin seru...... Semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah sebuah janji bisa ku baca lebih awal.
    Terimakasih bu Tien
    Semoga bu Tien sehat selalu

    ReplyDelete
  17. Selamat malam bunda Tien...
    Smg selalu sehat dan terus semangat, amin!

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah Sebuah Janji 51 sdh hadir
    Terima kasih Bu Tien, semoga Ibu sehat dan bahagia selalu
    Aamiin

    ReplyDelete
  19. Aduhai Seno.. wanita paroh baya itu pasti mamanya Elsa, yang melarang Seno mendekati Elsa kerena penolakan Seno bebera waktu yang lalu..
    Elsa jadi jinak2 merpati .. ayo Seno, teruskan perjuangan cintamu ..
    Salam hormat Aduhai..kagem bu Tien dan keluarga PCTK..
    Susi kamto kuta bali ,,🙏🏻🙏🏻

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaaah... mb Susy sdh berhasil foto profilnya muncul..
      Sukses utak atiknya blognya hehe...

      Delete
  20. Alhamdulillah ..
    Syukron nggih Mbak Tien .. semoga selalu sehat Aamiin.🌷🌷🌷🌷🌷

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah Sebuah Janji Eps 51 sudah tayang. Matur nuwun mbak Tien.
    Salam sehat dan salam hangat.

    ReplyDelete
  22. Terima kasih mbak Tien, semoga sehat selalu. Salam sejahtera utk keluarga semua.

    ReplyDelete
  23. Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip sehingga SJ51 hadir apik bagi kami penggandrungnya.

    Banyak pelajaran bagus yg ada di episode ini seperti yg ditulis bapak Latief. Pembaca disajikan perbuatan2 mulia dari para tokohnya. Ari, Minar yang dgn iklas memaafkan Yanti, menolong mengajak kerja bareng, memberi tumpangan hidup. Banyak kepedulian, kasih, kesabaran, kejujuran dsb.

    Penasaran, menunggu lanjutnya. Matur nuwun Berkah Dalem.

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah
    Terima kasih bu tien esje 51 telah tayang
    Semoga bu tien selalu sehat2
    Salam aduhaiiii

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah SEBUAH JANJI~51 sudah hadir.. maturnuwun & salam sehat kagem bu Tien 🙏

    ReplyDelete
  26. Matur nuwun bunda Tien cantik,
    Salaam sehat selalu..😘😘

    ReplyDelete
  27. Lho.. ya gimana lagi, namanya juga anak kesayangan ada yang ngusilin ya dipathok diusir biar menjauh sejauh-jauhnya, ih kaya induk ayam aja, sambil teriak teriak mengusirnya, maklum kan baru datang dengan penuh kasih sayang, harap harap cemas kelamaan berpisah kan rindu mama sama putri kesayangannya : eh tahu nggak ; mau dijodohin sama anak temen mama yang lebih lagi lho, kan udah gedhé sudah waktunya berumah tangga. Itung² plan bé gitu. Tuh emak pasti bengong kalau lihat poto profil Elsa yang baru di update, makanan kesukaan juga beda, sekarang lagi suka sama klepon, ketan bakar, wedhang jahe ; udah nggak paké nugget apa tomyam maunya mie tèk tèk, dhawet, hé hé hé.
    Lumayan bibik jadi sering diajak keluar rumah jadi tahu ada fly over baru, terasa terbang lihat rumah rumah dan taman kota dari ketinggian, cuci mata..
    Elsa nggak tahu kalau emak nya datang tiba-tiba, nglabruk Seno, digusah, taunya ada ribut ribut didepan, baru tahu; aduh kekasihku nanti bisa patah semangat, baru di training di panas panasin biar ada kehangatan diantara mereka berdua , ini emak malah langsung maen hajar lagi.

    ADUHAI

    Jangan mak! itu yang bikin hatiku heboh, nggak mau yang laen, makanya dulu pesan sama emak; akan Elsa cari dan atasi sendiri masalah pasangan Elsa.


    Terimakasih Bu Tien
    Sebuah janji yang ke lima puluh satu sudah tayang
    Sehat sehat selalu doaku
    Sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta
    🙏

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillaah, matursuwun bu Tien. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  29. Perjuangan cinta Seno masih menanjak tapi tidak diduakan oleh Elsa...
    Terima kasih mbak Tien...

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah, mtr nuwun, sehat & bahagia selalu Bunda Tien . .

    ReplyDelete
  31. Alhamdulilah..Htr nuhun..
    Semoga bunda Tien sehat dan bahagia selalu
    Salam aduhaiii dr sukabumi..

    ReplyDelete
  32. Alhamdulillah, matur nuwun bu Tienku
    Mantab ...sekarang Seno yg dibuat mabuk kepayang ,,,,🤣🤣🤣,,kita tunggu lg

    Salam sehat wal'afiat bu Tienku sekeluarga

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 49

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  49 (Tien Kumalasari)   Ketika menemui Sinah di rumah sakit, mbok Manis tidak pernah sendiri. Dewi yang tid...