Wednesday, October 12, 2022

SEBUAH JANJI 50

 

SEBUAH JANJI  50

(Tien Kumalasari)

 

Seno berdiri beberapa saat lamanya sambil memikirkan apa yang terjadi pada dirinya.

“Dia begitu cantik dan anggun. Aku  heran pada perubahan sikapnya yang kemudian seperti membenci aku. Apa dia marah karena aku memutuskan pertunangan itu? Memang aku sudah yakin untuk memutuskannya, tapi mengapa kemudian aku menjadi ragu? Aku menyesali keputusanku? Kemana pikiranku ketika memutuskannya, dan kemana pula pikiran aku ketika aku menyesalinya?” gumamnya sambil kemudian masuk ke dalam mobilnya.

Tiba-tiba ponselnya berdering, dari Sekar.

“Aduh, aku kan berjanji makan siang bersama Sekar dan Barno? Beberapa panggilan tak terjawab tertera di sini. Tapi aku tak mendengarnya. Rupanya pertemuan dengan Elsa membuatku tak bisa berpikir jernih,” gumamnya sambil membuka ponselnya.

“Ya, Sekar,” sapanya.

“Aduh Mas, akhirnya diangkat juga. Mas kemana saja? Kami sudah selesai, dan ini dalam perjalanan kembali ke kantor,” kata Sekar dari seberang.

“Iya, aku mondar mandir mencari restorannya tidak ketemu,” jawab Seno sekenanya.

“Ya ampun, kita kan pernah makan di sana?”

“Aduh, aku bingung. Ya sudah, aku ke kantor kamu sekarang,” kata Seno lalu menutup pembicaraan itu.

Seno benar-benar bingung, bayangan gadis berpakaian sederhana, berkerudung dan sedikit galak itu kembali terbayang.

“Apa aku sudah gila? Mengapa tiba-tiba teringat dia terus?” gumamnya tak henti.

Seno meluncur ke arah kantor cabangnya, dan ternyata Barno dan Sekar telah menunggu.

“Pak Seno tiba-tiba menghilang sih?” tegur Barno begitu Seno memasuki ruangannya.

Seno tertawa, kemudian duduk di Sofa, lalu menyapu wajahnya sambil menyandarkan tubuhnya.

“Apa yang terjadi? Kami menunggu agak lama. Memangnya Mas Seno kemana saja?” sambung Sekar.

“Nggak tahu aku, tadi sudah mondar mandir di sekitar tempat itu, lalu ketika teringat, kamu sudah menelpon dan mengatakan bahwa kalian sudah pulang. Ya sudah, aku menyusul kemari saja,” jawab Seno tanpa mengangkat tubuhnya.

“Sedang ada masalah?” tanya Barno yang melihat kegelisahan diwajah Seno.

“Berarti Mas Seno belum makan dong. Biar saya suruh Warjo beli makan untuk Mas Seno ya?”

“Nggak usah, nanti gampang.”

“Ada apa sih? Pasti ada sesuatu deh.”

“Tadi … aku … ketemu … Elsa.”

“Oooh, iya, tadi kami juga ketemu.”

“Apa? Kalian ketemu?”

“Pasti pada awalnya mas Seno tidak mengenali dia bukan?”

“Aku tidak percaya.”

Sekar tersenyum. Ia merasa bahwa pancingan Elsa berhasil mengait hati Seno yang semula membencinya. Syukurin, sorak Sekar dalam hati. Masa seorang laki-laki tidak klepek-klepek sih melihat kecantikan Elsa?

“Dia cantik dan anggun. Dia juga sudah meninggalkan kebiasaannya hidup mewah. Buktinya dia mau berjalan kaki di sekitar pasar bersama pembantunya. Dia juga bersikap sangat manis ketika menyapa saya.”

“Manis? Dia ketus sekali,” gerutu Seno.

Sekar dan Barno tertawa melihat Seno tampak kesal.

“Jadi dia ketus sama Mas Seno?” tawa Sekar.

“Mungkin dia marah sama aku, karena aku sudah memutuskan pertunangan.”

“Bisa jadi, itu salah satu alasannya, tapi ada yang lain, yaitu dia tak ingin lagi tampak mengejar cinta seorang pria,” kata Sekar.

“Walaupun sebenarnya dia juga cinta,” sambung Barno sambil tertawa.

Seno mengangkat tubuhnya. Perkataan bahwa dia juga cinta itu mengaduk perasannya lebih keras. Benarkah Elsa masih cinta? Atau mungkin dia sudah membencinya karena sakit hati atas putusnya pertunangan itu?

“Mas Seno tiba-tiba jatuh cinta melihat penampilannya?” ledek Sekar.

Seno hanya tersenyum, lagi-lagi mengusap wajahnya dengan ke dua tangan.

“Kalau memang cinta, kejar Pak!” Barno menyemangati.

“Baiklah, aku kembali ke kantor saja dulu,” kata Seno sambil berdiri.

“Lhoh, Mas Seno kan belum makan?”

“Nanti gampang, aku kan lewat rumah, aku makan di rumah saja.”

“Baiklah. Selamat berjuang Pak.” Kata Barno lagi sambil mengantarkan Seno menuju pintu.

***

Bu Ridwan terkejut karena Seno tiba-tiba pulang dan minta makan.

“Kamu tidak bilang kalau mau makan di rumah. Tadi ibu sama bapak sudah makan,” kata bu Ridwan sambil beranjak ke belakang, menyuruh pembantu agar menyiapkan makan untuk Seno.

Seno menunggu di ruang tengah, duduk di samping ayahnya.

“Tumben makan di rumah?”

“Dari kantor cabang kan lewat rumah, keburu lapar, jadi pulang sekalian.”

“Bagaimana keadaan kantor cabang?”

“Baik, dan mulai tertata lebih rapi.”

“Syukurlah. Sekar masih di sana bukan?”

“Ya, Pak.”

Mereka berbincang beberapa saat, tentang usaha mereka, sampai bu Ridwan menghentikannya.

“Seno, makan sudah siap, ayo ibu temani. Ibu punya cerita untuk kamu,” kata bu Ridwan sambil menunggu Seno berdiri, lalu menemaninya ke ruang makan.

“Masak apa hari ini?”

“Ada opor, ada sambal goreng ati.”

Seno duduk, segera menyendok sendiri nasinya.

“Ibu mau cerita apa?”

“Sudah kemarin dulu, ibu kaget ketika tiba-tiba Elsa muncul, bahkan mengajak ibu jalan-jalan.”

Seno urung menyendok sayur, menatap ibunya penuh pertanyaan. Ia tidak tahu ibunya bahkan sudah pernah jalan-jalan sama Elsa. Dengan penampilan yang mana?”

“Ibu ketemu Elsa?”

“Dia datang kemari, ibu tidak mengenalinya. Setelah agak lama baru ibu sadar bahwa dia itu Elsa. Habisnya, dia itu sekarang berpakaian begitu apik, anggun, pokoknya cantik sekali.”

“Kenapa Ibu cerita baru sekarang?”

“Ibu lupa. Habis kalau sarapan kamu pasti seperti tergesa-gesa, pulang terkadang sudah malam. Jadinya ibu lupa ngomong. Tapi ibu sudah cerita sama bapakmu.”

“Lalu Ibu jalan-jalan ke mana?”

“Sangat mengherankan. Awalnya dia mengajak ibu makan rujak, kemudian membeli makanan di pasar, lalu memberi sedekah seratus ribu kepada seorang wanita yang sedang duduk di pinggir jalan.”

“Dia ?”

“Ibu heran melihat perubahannya. Nggak tahu kenapa dan apa yang mendorongnya berubah penampilan dan perilaku. Dia bilang esok paginya mau mengajak pembantunya untuk ke pasar pagi-pagi. Dia juga masuk ke toko buku untuk membeli buku tuntunan shalat, karena sudah lupa bacaannya.”

Seno terpana. Lebih banyak yang dia dengar tentang Elsa, setelah dia sendiri melihatnya secara tidak sengaja.

“Hei, segera makan, kenapa menatap ibu seperti itu?”

Seno tersenyum, kemudian melanjutkan menyendok sayurnya, mengambil sepotong ayam dari dalam kuah opor, lalu menyantapnya dengan lahap.

“Sekali-sekali kamu harus menemui dia, siapa tahu kamu berubah pikiran,” kata bu Ridwan yang merasa senang melihat anaknya makan dengan lahap.

***

Di rumah, si bibik sedang menata makanan yang dibelinya di sebuah piring, lalu meletakkannya di atas meja makan.

Tak lama kemudian Elsa muncul sudah berganti pakaian rumah, kemudian duduk di kursi makan, menatap segala macam makanan yang dibelinya.

“Ini namanya apa Bik?”

“Yang mana Non?”

“Yang di iris-iris, warnanya kehijauan.”

“Ini namanya lopis, makannya harus dengan parutan kelapa, Ini, sudah bibik siapkan. Mau dicobain? Taruh di piring kecil ini ya Non.”

Elsa mengangguk. Lalu dia mengambil sepotong lopis yang sudah dibalur parutan kelapa, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.

“Hm, gurih, enak,” kata Elsa yang kemudian sudah menghabiskan beberapa potong.

Si bibik hanya menatapnya sambil tersenyum-senyum melihat ulah majikannya beberapa hari terakhir ini.

“Yang warnanya merah itu apa?”

“Itu bulusan. Keduanya dibuat dari ketan. Tapi yang namanya bulusan ini, berisi kacang ijo yang sudah dimasak lembut dan manis.”

“Hm, kenapa aku tidak pernah tahu makanan seenak ini sebelumnya?”

“Tapi ngomong-ngomong, apakah mas ganteng yang tadi mengejar Non itu, Non sudah mengenalnya?”

Elsa terdiam.

“Mengapa Non membencinya, bahkan menolak ketika dia mau mengantarkan Non? Ada orang seganteng itu, kok Non tidak tertarik sih?” omel bibik yang mulai berani menegur majikannya setelah sang nona majikan bersikap sangat manis kepada dirinya beberapa hari terakhir ini.

Benarkah Elsa tidak tertarik? Bahkan membencinya? Elsa tertawa dalam hati. Dia sedang memperbaiki penampilan dan sikapnya, dan berharap lebih banyak untuk mendapatkan cinta pujaan hatinya. Tapi dia seorang gadis. Menurut saran Sekar, dia tidak boleh kelihatan terlalu mengejarnya. Biarlah kalau memang Seno suka, Seno-lah yang mengejarnya.

“Non Elsa kok senyum-senyum begitu?” tanya bibik yang melihat Elsa tersenyum mendengar pertanyaannya.

“Ini lho Bik, sedang menikmati makanan-makanan enak, masa tidak boleh tersenyum? Kan aku lagi seneng sih Bik.”

Tiba-tiba ponsel Elsa berbunyi.

“Dari mamah,” katanya sambil mengambil ponselnya.

“Ya Mah,” sapa Elsa.

“Kamu baik-baik saja?”

“Sangat baik Mah.”

“Kamu tidak boleh sedih setelah Seno memutuskan pertunangannya.”

“Tidak Mah, Elsa tidak sedih.”

“Kemarin kata bibik kamu seperti orang bingung.”

“Nggak apa-apa. Elsa baik-baik saja.”

“Dengar Elsa, kamu tidak usah berpura-pura. Mama tahu kamu sangat mencintai Seno. Tapi kamu tidak usah sedih, ada teman mama yang anaknya suka sama kamu, dia masih di luar negri bersama mama, dan_”

“Tidak Ma, Elsa tidak mau.”

“Mama belum selesai bicara, mengapa kamu sudah bilang tidak mau?”

“Pokoknya mama jangan mencarikan lagi jodoh untuk Elsa.”

“Apa maksudmu? Apa kamu mau menjadi perawan tua?”

“Biar Elsa sendiri yang menemukan cinta Elsa.”

“Terserah kamu kalau begitu. Tapi ingat, jangan lagi memikirkan Seno. Ibu tidak mau lagi berharap, ibu merasa sakit hati karena ditolak,” kata mama nya kesal.

“Mamah tenang saja, dan jangan merisaukan Elsa, Elsa akan baik-baik saja.”

Elsa menutup ponselnya dan tersenyum sendiri. Mama nya mencarikan jodoh untuknya?

“Aduhai, tidak ya Mah, Elsa sedang berusaha mengejar cinta Seno. Tapi dengan cara yang cantik dan anggun, bukan seperti pengemis cinta seperti yang lalu,” gumamnya dalam hati sambil menggigit kue berwarna merah yang berisi kacang hijau lembut dan legit.

***

Seno sudah kembali ke kantornya. Ia duduk dan melihat setumpuk berkas yang harus ditanda tanganinya. Ia menatap berkas itu dan belum ingin menyentuhnya. Bayangan gadis cantik berkerudung yang bersikap acuh kepadanya itu terus melintasi benaknya. Entah mengapa hal itu membuatnya sangat gelisah. Ia tak pernah merasakannya, bahkan kepada Sekar yang dulu sangat dicintainya, perasaan seperti ini tak pernah ada. Sekar begitu lembut menerima pernyataannya, dan begitu lembut pula cara dia menolaknya. Tak ada luka di hatinya karena cintanya begitu tulus. Ia rela Sekar berbahagia dan menemukan pria sebaik Barno. Tapi kenapa sekarang dia seperti orang linglung? Apa dipicu rasa penasaran karena Elsa bersikap acuh terhadapnya? Lalu terngiang kembali kata Barno. ‘Kalau memang cinta, kejar Pak’.

Seperti kuda dicambuk, tiba-tiba semangat itu muncul. Kejar! Kenapa tidak? Aku laki-laki, berhak mengejar cintaku. Bisik hatinya yang kemudian membuatnya bersemangat.

***

Hari itu Seno pulang saat menjelang sore. Ia langsung mandi, dan berganti pakaian rapi. Celana jean dan kaos berlengan pendek berwarna putih bergaris hitam pada kerah dan lengannya, membuatnya tampak gagah dan semakin tampan.

Ia berputar beberapa kali di depan cermin, lalu menyemprotkan sedikit parfum yang lembut tapi tetap gaya maskulin.

Ketika turun dari tangga, sang ibu yang sedang duduk bersantai bersama ayahnya tampak duduk menikmati teh hangat dan cemilan.

“Anakku ganteng bener. Mau kemana ?” sapa bu Ridwan.

“Mau keluar sebentar Bu.”

“Cakep dan wangi. Mau mengejar cewek?” goda ayahnya.

“Iya, doakan ya Pak,” kata Seno kemudian duduk sebentar untuk menghirup minuman hangatnya, lalu berdiri dan mencium tangan ayah ibunya.

“Beneran nih?”

Seno tertawa pelan, lalu keluar ruangan untuk menghampiri mobilnya.

Pak Ridwan tersenyum.

“Sepertinya anakmu sedang jatuh cinta,” gumamnya sambil meraih sepotong pisang goreng.

“Padahal ibu ingin, dia kembali kepada Elsa.”

“Ibu ada-ada saja. Kita sebagai orang tua jangan terlalu memaksakan kehendak. Biarkan dia mencari kebahagiaannya sendiri.”

“Elsa sudah menjadi gadis yang baik. Seno tidak akan kecewa.”

“Itu kan kata Ibu. Bagaimana kalau Seno tetap tidak suka? Biarkan saja, dia bukan anak kecil, pasti bisa mengerti apa yang terbaik untuk dirinya.”

***

Seno menghentikan mobilnya di halaman sebuah rumah dengan bangunan klasik yang indah. Ia turun dari mobilnya dengan dada berdebar. Tapi sebelum dia memencet bel tamu, pintu itu sudah terbuka.

Seno tertegun, dihadapannya muncul gadis yang dikejarnya. Elsa, dengan penampilan yang sangat menawan. Gamis berwarna pink berkembang biru, dan kerudung senada menghiasi kepalanya.

“Elsa?”

“Kamu … mencari … siapa?”

“Kenapa bertanya seperti itu, aku datang kemari, tentu saja mencari kamu,” kata Seno tanpa malu.

“Tapi … maaf, aku sedang mau keluar.”

“Kemana? Boleh saya antar?”

“Tidak, seseorang akan menjemput aku.”

Belum sempat Seno menjawabnya, sebuah mobil memasuki halaman, lalu seorang laki-laki turun dari sana.

“Maaf, aku sudah dijemput,” kata Elsa sambil melewati Seno, turun dari teras untuk menyambut laki-laki itu.

Seno tegak membisu, dengan napas memburu.

***

Besok lagi ya.

55 comments:

  1. Matur nuwun mbak Tien-ku Sebuah Janji telah tayang

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah juara 1 setelah absen gak ikutan balapan. Mana Panatai Kuta kok blm sampai ????

    ReplyDelete
    Replies
    1. Susi asyik buat bunga untuk bust pohon telur,persiapan maulid nabi hari jumat .. Ayahkakek gemana cara pasang poto fi profil?

      Delete
  3. Alhamdulillah gasik
    Sugeng ndalu bu Tien

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah SJ50 sdh tayang...Matur nuwun Bunda Tien. Salam sehat dan tetap smangaaats...🙏🌹🦋

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah SEBUAH JANJI 50 telah tayang, terima kasih bu Tien salam sehat n bahagia selalu bersama keluarga. Aamiin.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  6. Alhamdullilah, terima kasih Bunda Tien Kumalasari

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah ....trimakasih bu Tien

    ReplyDelete
  8. Alhamdulilah, matur nuwun mbakyu Tienkumalasari salam sehat dan tetep semangat salam kangen dari Lampung

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah, mtr nuwun, sehat & bahagia selalu Bunda Tien

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah .....
    Yg ditunggu2 sdh datang...
    Matur nuwun bu Tien ...
    Semoga sehat selalu....
    Tetap semangat

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah terima kasih Bu Tien salam sehat selalu.....
    Siapa gerangan laki2 yang turun dari mobil menjemput Elsa???

    ReplyDelete
  12. Wah... ujian buat Seno. Betul dia klepek klepek, tapi tidak akan berhenti mengejar cintanya.
    Tinggal Yanti yang belum muncul lagi, kan mau dibantu Ari.
    Salam sukses mbak Tien yang ADUHAI, semoga selalu sehat, aamiin.

    ReplyDelete
  13. Aduuhaaay..... Mantaaap... Terima kasih mbu tien... Sht sht trs

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah..... salam sehat utk bunda Tien

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah..... Terima kasih Bu Tien.....

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah non cantik Elsa sudah tayang....

    Terimakasih Bu Tien Kumala....

    Moga sehat selalu....

    Aamiin....

    ReplyDelete
  17. Terimakasih bundaaa.... Siapakah gerangan cowok yg bikin hati Seno kemuut² ya😄😃
    Salam sehat sll bunda Tien🙏🏻

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah SEBUAH JANJI~50 sudah hadir.. maturnuwun & salam sehat kagem bu Tien 🙏

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah, sehat selalu bund...

    ReplyDelete
  20. Kok saya berfikiran Mas Barno dan Bon Cantik Sekar yang datang.......

    Kalaupun benar.....

    Lengkaplah Sudah kebahagiaan mereka......

    ReplyDelete
  21. Wah .. siapa ya yang menjemput sekar?? Padahal Seno sudah berpanampilan dhithing mau ngajak balen .. hik..hik hik ,,
    Aduhai bunda Tien salam hormat dari Susi kamto ..kuta bali ,,🙏🏻🙏🏻

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat dtg mb Susy Kamto sdh hadir hehe...
      Sukses ya kutak katiknya..
      Pak kakek Habi emg suhunya..
      Sdh lngkap dg foto profilnya juga
      Semangat mb.. siap ikut balapan.. Ayoo jaga gawang pas MST..
      Salam aduhaii mba Susy..

      Delete
  22. Wadhuh Seno, kasihan deh lho dikacangin.
    Tenang Seno dia tuh nggak kemana mana; kan mau belajar cara solat, yang sudah lama nggak dijalanin.
    Tapi kok cowok; haiyah.. lha itu taksi online lho.. kan plat item, sekalian ngambil mobil, kan tadi diurusin orang kantor, masak lupa, kempes bro..
    Santai gitu lho, tuh tanya bibik kalau nggak percaya.
    Makanya bikin keputusan itu jangan buru-buru, ngilang kapok lho.
    Paling di kantor cabang; diledekin, dikroyok Sekar sama Barno hé hé hé hé.
    ADUHAI
    muka udah ditekuk gitu kaya onta ..

    Terimakasih Bu Tien
    Sebuah janji yang kelima puluh sudah tayang
    Sehat sehat selalu doaku
    Sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta
    🙏

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah
    Terimakasih bu Tien
    Salam sehat dan bahagia selalu.

    ReplyDelete
  24. Siapa ya yg jemput Elsa?
    Makasih mba Tien.
    Salam hangat selalu aduhai

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah SJ 50 sdh hadir
    Wah siapa ya yg datang menjemput Elsa?
    Terima kasih Bu Tien, semoga Ibu sehat dan bahagia selalu..
    Aamiin

    ReplyDelete
  26. Akhirnya Seno terbirit-birit setelah ketemu Elsa dengan penampilan yang anggun.
    Selamat malam semuanya.

    ReplyDelete
  27. Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip sehingga SJ50 hadir bagi kami penggandrungnya.

    Elsa yg cantik, anggun, merakyat sudah menyukai jajanan pasar tradisional yg dirasanya enak.
    Yang dibeli banyak macam tapi sedikit2 sekedar pengin nyobain, misal gatot, grontol, awug2, entog jagung dll

    Jangan loyo dulu Seno, kamu punya teman baik Sekar, Barno, bahkan mamamu sendiri masih hubungan baik dgn Elsa. Cari info dari mereka dong tentang Elsa sekarang....

    ReplyDelete
  28. Tindakan Elsa dengan mendatangkan pihak ketiga bisa berbahaya karena bisa saja Seno salah sangka dan akhirnya mundur.
    Terima kasih mbak Tien...

    ReplyDelete
  29. Ayo Kejar terus mas Seno, sampai dapat.
    Elsa seperti jinak2 merpati.
    Matur nwn bunda Tien.
    Salam sehat dan aduhai dari mBantul

    ReplyDelete
  30. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagida family, Trie Tjahjo Wibowo, Lestari Mardi, Susi Kamto, Rosen Rina, Mimin NP, Ermi S, Ira, Nina, Endang Amirul, Wiwik Nur Jannah, Ibu Mulyono, Betty Kosasih, Nanik, Tita, Willa Sulivan, Mimin NP, Suprilina, Endang Mashuri, Rin, Amethys, Adelina, Sari Usman, Caecilia RA,

    ReplyDelete
  31. Matur nuwun bu Tien...
    Sehat selalu...

    ReplyDelete
  32. Jangan kuatir yang menjemput Elsa orang suruhan dari kantor orang tua Elsa, sekalian mau ambil mobilnya yang sudah diberesin di tukang tambal ban.

    Elsa belum pindah kelain hati .....ayoo Seno jangan lunglai .. sebelum ada janur kuning melengkung Elsa masih bisa kau raih ......

    Yanti ....Yanti....apakah sudah berani lapor polisi ? Di Episode ini hanya fokus Seno dan Elsa.

    Yanti ....pak Winarno, bibik Sekar sementara minggir dulu apalagi Samadi....biar merenung dalam kesendiriannya ....tapi kan masih punya rumah .....mudah²an bukan rumah cicilan ....waduuh ....remuk redam...

    Salam sehat ......
    Salam aduhai buat seluruh penggemar cerbung ibu Tien Kumalasari .....

    ReplyDelete
  33. Tks bu da Tien..
    Alhamdulilah..
    Semoga sehat dan bahagia selalu..
    Salam Aduhaiii...

    ReplyDelete
  34. Alhamdulillah
    Syukron nggih Mbak Tien 🌷🌷🌷🌷🌷

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah, matur nuwun bu Tienku
    Bikin penasaran ,,,Seno ayooo jgn cemburu ,,🤣🤣
    Salam sehat wal'afiat semua ya bu Tienku yg sangat sabar. 🤗🥰

    ReplyDelete
  36. slmt pgii bundaTien ..terima ksih SJ50 nya ..wahrpnya seno sdh mulai cemburu nih..kirasp y yg dtg jemput ...slmsht sll unk bunda🙏🥰🌹

    ReplyDelete
  37. Terima kasih Bu Tien...
    Ceritanya selalu bikin penasaran dan gak sabar untuk segera membaca kelanjutannya...
    Sehat selalu Bu Tien.
    Salam aduhai ...
    Berkah Dalem Gusti 🙏🛐😇

    ReplyDelete
  38. Mau nyegat yang balapan.. biar tahu siapa pemebangnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan ngantuuuk dlu yaa mb Susy..
      Siiiiip deh... Siap ikut balapan
      Sukses selalu ya mba..

      Delete
  39. Yeaaa dah ke duluan Seno ma laki2 lain
    Terima kasih bu Tien..makin seru🤭🤭🤭

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 49

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  49 (Tien Kumalasari)   Ketika menemui Sinah di rumah sakit, mbok Manis tidak pernah sendiri. Dewi yang tid...