Monday, March 21, 2022

BUKAN MILIKKU 18

 

BUKAN MILIKKU  18

(Tien Kumalasari)

 

Sesaat Wahyudi tak bisa mengucap apapun. Dugaannya salah. Bukan laki-laki ramah ini suami Retno. Lalu dia mengawasi laki-laki yang tadi ditunjukkan Budi, sedang berjalan kearah mereka, tepatnya ke arah Budi. Tak sedikitpun ia melirik ke arahnya, walau kelihatan bahwa dia sedang berdiri disamping Budi. Matanya dingin tajam, mulutnya sama sekali tak menunjukkan rasa ramah.

“Budi, aku langsung ya, kata laki-laki itu, yang kemudian berlalu.”

“Ati-ati Mas.”

Wahyudi masih tercenung, belum juga beranjak masuk.

“Itu mas Sapto, suaminya mbak Retno,” Budi mengulang keterangannya.

“O ….”

Lalu Wahyudi mulai bertanya-tanya, bahagiakah Retno di samping laki-laki angkuh tanpa senyum itu? Mengapa bukan dengan laki-laki di dekatnya yang dulu datang bersama Retno?

“Dia kakak saya.”

“O …. Saya kira ….”

“Mas Wahyudi mengira saya suaminya?”

“Iya, soalnya ketika kerumah saya, bersama anda.”

“Nama saya Budiono.”

“Saya sering mengantarkan Mbak Retno, soalnya mas Sapto tinggal di Jakarta, bersama isterinya," lanjut Budiono

Kali ini Wahyudi benar-benar terkejut. Matanya membulat lebar.

“Isteri mas Sapto tidak bisa mengandung, karena mengalami kecelakaan, sehingga rahimnya harus diangkat,” terang Budi.

“Jadi ….”

“Jadi bapak ingin agar mas Sapto punya isteri lagi.”

Wahyudi bungkam, lidahnya terasa kelu.

“Dan sekarang mbak Retno sudah mulai mengandung.”

Wahyudi merasa bumi yang dipijaknya bergoyang. Bertubi-tubi keadaan yang sama sekali tidak disangka-sangkanya, tiba-tiba memukul-mukul dadanya. Keringat dingin membasahi tubuhnya.

Wahyudi menengok ke arah jam tangan yang dipakainya.

“Tampaknya saya harus segera masuk.”

“Oh, iya mas Yudi, silakan, selamat jalan,” jawab Budi mengiringi langkah kaki Wahyudi yang meninggalkannya.

***

Wahyudi tak berharap mendapatkan tempat duduk di samping Sapto yang pada pandangan pertama sama sekali tidak menarik simpatinya. Tapi kenyataan mengatakan lain. Dia duduk di sampingnya, saling diam dan acuh.

Sebenarnya Wahyudi ingin memecah suasana kaku diantara mereka, tapi dilihatnya Sapto hanya menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya, tak peduli pada mahluk yang menurutnya asing dan tak ada arti baginya. Akhirnya selama satu jam berdampingan, tak sepatah katapun keluar dari mulut mereka.

Wahyudi pasti tak pernah mengira, bahwa Sapto tahu siapa dirinya. Ia pernah melihatnya ketika Retno masih kuliah. Pernah melihatnya ketika Retno membonceng sepeda motornya, dan yakin bahwa ada hubungan cinta diantara keduanya. Jadi bukan tanpa alasan ketika Sapto tak ingin bersapa dengannya. Berbeda dengan Wahyudi , yang sesungguhnya ingin berdamai dengan pesaingnya yang berhasil memiliki Retno, bahkan berhasil menghamilinya. 

Ketika turun dari pesawat, ingatan bahwa Retno hamil masih menggores perasaannya. Barangkali berdarah-darah, entahlah. Yang jelas terasa nyeri bagai dirajang selaksa sembilu.

Wahyudi langsung menuju kantornya, karena sang bos mengharapkannya segera datang.

***

“No, kamu di mana?” Kori menelpon sopirnya karena tak berhasil menghubungi suaminya.

“Saya di jalan, mau kembali ke Jakarta, Bu.”

“Jadi mas Sapto bersama kamu?”

“Tidak, saya disuruh pulang sendiri. Pak Sapto naik pesawat.”

“Dari mana mas Sapto naik pesawat?”

“Dari Solo Bu.”

“Apa? Jadi kalian ke Solo?”

“Iya bu, dari Jepara langsung ke Solo, dua hari.”

Kori langsung menutup ponselnya dengan marah.

“Mas Sapto bohong sama aku. Katanya tidak mampir ke Solo, ternyata malah menginap dua hari di Solo. Pasti bersenang-senang dengan isteri mudanya yang kampungan itu. Benci aku. Apalagi kata bapak, Retno sedang hamil. Pasti di puja-puja oleh mas Sapto, disayang-sayang, dituruti apa keinginannya. Dan bercumbu selama dua malam dengan asyik, lupa sama aku,” pekiknya sambil membanting gelas minum yang semula dipegangnya.

Prang !

Satu-satunya pembantu di rumah itu terkejut, berlarian ke arah di mana Kori duduk.

“Ada apa Bu?”

“Jangan banyak bertanya. Sudah tahu ada gelas pecah disitu, cepat bersihkan,” katanya kasar.

Sang pembantu yang sudah tahu tabiat majikannya, hanya mengangguk, lalu berjongkok dan membersihkan pecahan gelas yang berserakan.

Kori baru saja pulang dari bersenang-senang bersama-sama teman-teman arisannya. Sudah dua hari dia menginap, dan saat pulang berharap suaminya sudah kembali. Tapi kenyataan yang terjadi sangat berbeda. Ia justru akan mengabari kalau Retno hamil setelah ayah mertuanya menelponnya kemarin, tapi ternyata Sapto sudah datang ke Solo. Betapa marahnya Kori.

“Ibu mau di buatkan minum lagi?” tanya sang pembantu setelah membersihkan lantai.

“Tidak usah.” Jawabnya singkat.

Sang pembantu kembali ke belakang melanjutkan tugasnya, dan Kori masih duduk dengan napas tersengal menahan marah, ketika mendengar mobil memasuki halaman. Kori melongok ke arah depan, dan memasang wajah sangar ketika dilihatnya suaminya keluar dari taksi, lalu melangkah ke arah rumah.

“Kamu sudah pulang, Kori?” sapa Sapto yang tidak memperhatikan wajah isterinya, hanya meletakkan barang bawaannya di kursi terdekat.

Ketika Kori tak menjawab, barulah Sapto menoleh ke arahnya.

“Heeii, ada apa?” tanyanya sambil mendekat dan duduk di sampingnya.

Tapi Kori kemudian berteriak-teriak sambil menangis, dan memukuli dada suaminya sekeras-kerasnya.

“Kamu jahat! Kamu jahat! Jahat!”

Sapto berusaha memegang tangan isterinya.

“Kori, hentikan ! Ada apa?”

“Kamu bohong! Kamu membohongi aku! Katanya tidak ke Solo, tapi kamu di sana menginap dua hari, mencumbui isteri muda kamu, melupakan aku !!” katanya histeris.

“Tenang Kori, dengar penjelasan aku.”

“Tidak mau!” Aku sudah tahu kalau kamu lebih menyukai dia. Lebih muda, lebih cantik, walau kampungan ! Tapi dia bisa hamil ! Dia wanita sempurna! Bukan seperti aku!!”

“Kori. Kamu salah, aku tetap mencintai kamu.”

“Bohong !!”

Sapto berusaha menghentikan usaha Kori yang terus memukuli dadanya. Lalu ia merengkuhnya erat, sehingga Kori tak mampu bergerak.

“Dengar, aku masih mencintai kamu.”

“Bohong! Kamu bohong !”

“Sungguh!”

“Kenapa kamu ke Solo. Bukankah kamu bilang bahwa kamu tidak akan ke sana? Kamu rindu dia kan? Kamu suka karena dia masih gadis dan ….”

Sapto membungkam mulut isterinya dengan sebelah tangan.

“Hentikan semua itu. Bukankah kamu sudah tahu alasannya mengapa aku menikahi Retno? Bapak sudah bicara sama kamu dan kamu menyetujuinya. Kamu lupa?”

“Tapi aku tidak mau kehilangan kamu. Lama-lama kamu akan berpaling. Sudah kelihatan dari sikap kamu!”

“Tidak. Percayalah, tidak.”

“Bohong !”

“Tidak, Kori.”

“Kamu senang kan dia hamil? Sekarang katakan mengapa kamu ke Solo?”

“Aku? Aku … ke Solo karena bapak pulang, dan mengabari aku tentang Retno,” bohong Sapto.

“O, mengabari kabar gembira itu kan?” sentak Kori.

“Bapak minta agar aku pulang,” Sapto bohong lagi.

“Jujurlah, bahwa kamu senang.”

“Kalau aku senang, itu karena sebentar lagi kita akan punya anak. Bayi itu setelah lahir akan menjadi milik kita Kori, bukankah kamu menginginkannya?”

“Lalu apa kamu akan menceraikan Retno?”

“Y_yaa, tentu saja,” Sapto agak ragu, dan Kori menangkap keraguan itu. Ia menarik tubuhnya yang semula bersandar di dada suaminya, lalu menatapnya tajam sambil masih berlinangan air mata.

“Kamu pasti bohong,” Kori berteriak lagi.

“Sudahlah, aku lelah, jangan marah terus. Minta bibik agar membuatkan aku minuman dingin,” katanya berusaha berucap selembut mungkin.

Kemarahan Kori sedikit luluh.

“Tapi kamu jangan pernah meninggalkan aku,” katanya lebih pelan.

Sapto mengangguk dan tersenyum tipis.

***

Wahyudi sudah sampai di kantornya, bahkan sudah mengerjakan tugas yang dibebankan padanya. Namun ia benar-benar tak bisa konsentrasi. Pikirannya melayang kemana-mana. Pertemuannya dengan Budi dan Sapto, serta berita bahwa Retno sudah mengandung, sangat mengusik perasaannya. Ia meragukan kebahagiaan Retno disamping laki-laki dingin dan angkuh itu. Barangkali Wahyudi akan lebih tenang kalau suami Retno adalah Budi. Laki-laki baik, santun dan ramah, tak mungkin akan berperilaku buruk terhadap isterinya. Tapi Sapto?

Wahyudi terus merasa gelisah. Retno bukan siapa-siapanya lagi, tapi dia sangat mencintainya. Kebahagiannya akan lebih menenangkan hatinya.

“Biarlah hatiku hancur, tapi kamu harus bahagia, Retno. Katakan, apakah kamu bahagia?”

Wahyudi mengutak-atik laptop yang sejak tadi berada di hadapannya, tapi ia tak juga bisa segera menyelesaikan tugasnya.

“Heei, kerja atau melamun?” Eko, salah seorang temannya menegur.

Wahyudi melepaskan pandangannya yang semula menatap laptopnya tanpa melakukan apapun. Laki-laki sepantaran dengannya yang selama dia di Jakarta selalu menemaninya, sedang berdiri di depan meja kerjanya.

“Aku sedang tak enak badan,” Wahyudi menjawab sekenanya.

“Tak enak badan atau tak enak hati?”

Wahyudi tersenyum.

“Dua-duanya,” kata Wahyudi sambil menegakkan tubuhnya.

"Ya sudah, ayo keluar makan dulu, barangkali nanti kamu akan merasa lebih relax. Lagi pula banyak yang ingin aku tanyakan sama kamu. Tiba-tiba kamu menghilang kemudian minta pindah ke cabang yang di Solo. Padahal disini tanpa kamu sangat repot.”

“Nggak juga. Jangan berlebihan lah. Aku kan sama dengan yang lainnya,” Wahyudi merendah.

“Lagipula kamu bilang mau menikah waktu itu. Jadi menikah? Kapan? Kenapa aku tak diundang?”

“Putus.”

“Haaa? Kok bisa? Ya sudah, pokoknya ayo makan dulu sambil cerita,” kata Eko sambil menarik tangan Wahyudi.

***

Eko sangat heran mendengar cerita Wahyudi tentang putusnya hubungannya dengan Retno.

“Bagaimana mungkin? Retno tega melakukannya?”

“Dipaksa orang tuanya.”

“Ya ampun. Suaminya kaya?”

“Tapi yang aku kecewa, suaminya itu sudah punya isteri.”

“Oh, tua-tua keladi?”

“Masih muda.”

“Haa ?”

“Isterinya tak bisa punya anak, lalu Retno dijadikan isteri ke dua.”

“Gila tuh, kasihan dong Retno.”

Wahyudi menghela napas sedih.

“Ya sudahlah Yud, kalau sudah begitu, kamu bisa apa? Merebut kembali kan tak mungkin.  Yang bisa kamu lakukan hanya menerimanya dengan sabar dan tentu saja ikhlas.”

“Aku akan berusaha untuk itu.”

“Daripada menangisi yang sudah pergi, lebih baik cari ganti.”

Wahyudi tertawa.

“Memangnya baju, begitu gampang cari ganti?”

“Mungkin tidak gampang, tapi kan bisa berusaha. Kamu akan lebih lama disini kan? Hari Minggu kita jalan-jalan, nanti aku kenalkan sama seseorang.”

“Perempuan?”

“Ya perempuan lah, masa cowok?”

“Kamu itu aneh. Kamu sendiri masih lajang, kenapa memikirkan aku?”

“Kita sama-sama mencari dong.”

Wahyudi hanya tertawa, tapi ia tak menolak ketika Eko mengajaknya jalan-jalan di hari Minggunya.

***

Sore itu sehabis mandi, Budi melangkah ke jendela. , dibukanya jendela perlahan, dan udara sore segera menyergapnya. Sejuk terasa. Tapi yang menarik baginya adalah ketika melihat sosok mungil yang duduk di bangku di tepi kolam, sendirian. Sesekali tangannya menebarkan pakan ikan kedalam kolam, dan wajah itu tampak berseri.

Budi terpesona. Ia segera turun, lalu berjalan ke arah taman. Kecipak air karena ikan yang berlomba berebut makan segera terdengar, nyaring bagai bunyi-bunyian yang menenangkan. Budi duduk, ikut mengambil sejumput pakan, lalu dilemparkannya ke kolam. Retno terkejut, tapi ia tersenyum begitu melihat siapa yang datang.

“Menyenangkan. Mereka seperti tak pernah kenyang,” katanya lirih.

“Tumben memberi makan ikan.”

“Tadi yu Asih mau melakukannya, lalu aku minta wadah pakan itu. Ternyata menyenangkan melihat ikan-ikan berebut makanan.”

“Melihat ikan berenang memang menenangkan.”

“Benar,” kata Retno sambil terus menatap ke arah kolam.

“Mbak Retno tampak lebih segar. Tidak merasa mual lagi?”

“Sudah tiga hari ini aku tidak terlalu mual. Mual sih, sedikit, tapi tidak sampai muntah.”

“Muntahnya karena ada mas Sapto?”

Retno tak menjawab. Ia enggan menyebut nama itu. Sejak awal dia membencinya.

“Nanti seminggu lagi saatnya kontrol,” kata Budi.

 “Kamu ingat? Aku malah melupakannya.”

“Kan aku ikut menghitung harinya. Ibu bilang kontrol setiap bulan. Nah seminggu lagi genap sebulan kan?”

“Nggak usah kontrol saja.”

“Mengapa?”

“Aku baik-baik saja.”

“Tapi kita harus tahu perkembangan janinnya.”

Retno tak menjawab. Ia ingin mengatakan bahwa dia tak peduli, tapi ditahannya.

“Janin itu tidak berdosa. Kita wajib menjaganya kan?”

Retno mengangkat wajahnya, menatap adik iparnya. Sedikit sungkan karena Budi seakan tahu bahwa dia tak mempedulikan janin yang ada di dalam kandungannya.

“Maaf,” katanya lirih.

“Mengapa meminta maaf?”

“Tak terpikir oleh aku bahwa aku harus menjaganya.”

“Syukurlah Mbak bisa mengerti.”

Tiba-tiba yu Asih mendekat.

“Bu Retno, bapak memanggil Ibu.”

“Aku Yu?”

“Iya, ditunggu di ruang tengah.”

“Baiklah.”

Retno berdiri. Masuk ke dalam rumah. Budi mengikutinya,

***

“Sedang apa?” tanya pak Siswanto.

“Memberi makan ikan.”

“Bukankah itu pekerjaan Asih?”

“Tidak apa-apa, saya yang ingin.”

“Bagaimana kandungan kamu?”

“Baik.”

“Tidak ada keluhan?”

Retno menggeleng.

“Aku ingin bicara tentang sesuatu. Maksudnya, agar kamu tahu.”

Retno mengangkat wajahnya.

“Kelak kalau bayi itu lahir, Kori yang akan merawatnya.”

Retno menatap ayah mertuanya lekat, Demikian juga Budi yang ikut duduk bersamanya.

“Dan kamu, terserah kamu. Mau tetap tinggal disini, atau pulang ke rumah orang tua kamu.”

Retno merasa bahwa laki-laki setengah tua yang matanya selalu dingin itu sedang mencabik perasaannya.

***

Besok lagi ya.

 

 

 

84 comments:

  1. Alhamdulillah, sudah tayang

    ReplyDelete
    Replies
    1. *DAFTAR PESERTA JUMPA FANS TGL. 26-27 MARET 2022* DI HOTEL LOJI SOLO.

      *Menginap :*

      1. Ibu Tien Kumalasari - Solo;
      2. Bpk. Widayat - Solo;
      3. Bpk. Djoko BS/Kakek Habi - Bandung;
      4. Bpk. Hardjoni H - Jakarta;
      5. Ibu Hardjoni - Jakarta;
      6. Ibu Nani Nur'Aini - Sragen;
      7. Ibu Iyeng Santoso - Semarang;
      8. Rakha - Sragen;
      9. Ulfah - Sragen;
      10. Dhani - Sragen;
      11. Ibu Lilis Anisah - Semarang;
      12. Ibu Dewi Fenty - Semarang;
      13. Ibu Dewi HR Basuki - Surabaya;
      14. Ibu Mimiek Sri Rejeki - Pekalongan.


      *Tidak Menginap :*

      1. Ibu Jalmi Rupindah - Situbondo;
      2. Bpk. Irianto - Situbondo
      3. Nn. Jelita - Situbondo
      4. Ibu Siswantari - Cibubur;
      5. Bpk. Hakimuddin Yusuf - Cibubur;
      6. Ibu Nur Rochmah - Solo;
      7. Ibu Irawati - Semarang;
      8. Ibu Ranis - Semarang;
      9. Ibu Yuliarsih Dwidjo - Semarang;
      10. Ibu Wati - Semarang;
      11. Ibu Nunuk - Salatiga;
      12. Ibu Werdi K - Jakarta;
      13. Bpk. Agus - Jakarta /Suami bu Werdi ;
      14. Ibu Nuk HM - Solo;
      15. Ibu Atin - Solo;
      16. Ibu Wien - Solo;
      17. Ibu Susi - Solo;
      18. Ibu Ismawarti - Solo;
      19. Bpk. Bambang Subekti - Sukoharjo;
      20. Ibu Bambang - Sukoharjo;
      21. Ibu Umi Iswardono - Yogja;
      22. Ibu Erni Rudi Astuti - Kartosuro;
      23. Ibu Nanik - Semarang;
      24. Bpk. Drs. Suharso - Solo;
      25. Ibu Tugirah - Solo.

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. Selamat Ulang Tahun Bundaku Tien Kumalasari, semoga Bunda sehat selalu, panjang umurnya serta muliaaaa Aamiin 🎂🎂🎂

      Delete
    4. Happy Birthday Bunda Tien Kumalasari, panjang umurnya, panjang umurnya, serta muliaaaaa Aamiin.....
      Sehat selalu Bunda aaaa

      🌹🌹🌹🌹

      Delete
    5. Happy birthday Bu Tien, semoga bertambah usia tetap sehat, panjang umur dan bahagia dunia akhirat...🙏
      Terima kasih sudah menghibur kita dengan cerita yg luar biasa menarik.

      Delete
  2. Alhamdulillah
    Terima kasih bunda Tien
    Semoga sehat walafiat 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah
    Gasik
    Matur muwun bu Tien
    Dalam Aduhai

    ReplyDelete
    Replies
    1. Om / Tante Unknown, Bunda Tien ingin menyapamu sebagai pembaca setia, ayo dong di kasih nama biar kami bisa mengenalimu, seperti pepatah TAK KENAL MAKA TAK SAYANG, walaupun UNTUK MENYAYANGI TIDAK PERLU KENAL, tapi tidak ada salahnya jika di kasih nama kaaan, walaupun jika tidak di kasih nama, tidak salah juga hi hi hi hi.........
      Tulisan UNKNOWN di ketuk, lalu ketuk EDIT PROFIL di sudut kanan atas, lanjut isi biodata dan sertakan foto termanis yaa, lalu ketuk SIMPAN, okaay ADUHAI ❤❤❤

      Delete
  4. Matur suwun Bunda Tien...
    BukanMiliku 18  sdh hadir 
    smoga bunda n kel selalu sehat bahagia ..

    salam Seroja dr Semarang

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah ... Syukron Mbak Tien yang selalu *ADUHAI* 😊🌹🌹🌹

    ReplyDelete
  6. Alhamdulilah BM sudah tayang, matur nuwun Ibu Tien
    Mugi Ibu tansah sehat..
    Ceritanya makin ..seru
    Salam aduhai...

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah sudah tayang.
    Makasih Bunda Met malam dan met istirahat
    Salam ADUHAI......

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah sudah tayang. Matur nuwun bu Tien yang baik hati dan rajin menulis

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah
    Matur nuwun bu Tien untuk BMnya 🙏
    Pak Siswanto kebangetan bener sih,,
    Ibu Mana yg tega kasih anaknya begitu saja,,🙄🤭,, Aduhaaii

    Salam sehat wal'afiat semua ya bu Tien
    Salam ADUHAAII 🤗💖

    ReplyDelete
  10. Matur nuwun , bu Tien. BM sudah muncul lagi. Sehat selalu

    ReplyDelete
  11. Asyiio' matur nuwun mbak Tien' aalam ADUHAI dr lembah Tidar Magelang

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah, matur nuwun bunda Tien.
    Sehat dan bahagia selalu . .

    ReplyDelete
  13. Suwun Bu Tien. Sehat selalu nggih Bu.. 🙏😊

    ReplyDelete
  14. Asyiiiik bm tayang gasik trimakasih bu tien

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah
    Terimakasih BM nya bunda Tien
    Salam sehat dan aduhai

    ReplyDelete
  16. Selamat malam bunda Tien.. Terimakasih BM 28 nya y.. Slnsehat sll dan aduhai dri skbmi🙏🙏🥰🥰

    ReplyDelete
  17. Matur nuwun mbak Tien-ku Bukan Milikku sudah tayang.
    Apa Retno rela dijadikan mesin pencetak ... terus apa yang akan dilakukan ya. Tunggu besuk lagi ya.
    Salam sehat dari Sragentina mbak Tien yang selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  18. Terima kasih bu Tin Kori sangat kasar bagaimana kl harus merawat bayi merawat bayi perlu kesabaran kelembutan apalagi Retno sangat dibencinya Semoga hal ini tidak terjadi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua pembaca mengenalmu.... Dengan cara : Itu tuh tulisan UNKNOWN yang warna kuning di ketuk ,,, lalu ketuk EDIT PROFIL di sudut kanan atas, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, jangan foto mantan atau tetangga hi hi hi.. lalu ketuk SIMPAN... Mudahkan,,, di coba yaaa nanti kalau sukses aku kasih hadiah,,,

      Okeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗

      Delete
  19. Alhamdulillah BM 18 telah tayang, terima kasih bu Tien sehat n bahagia selalu. Aamiin.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah. Terimakasih Bunda Tien

    ReplyDelete
  21. alhamdulillah maturnuwun
    mugi tansah pinaringan sehat bu tien

    ReplyDelete
  22. Trimakasih bu Tien Bm18nya...

    Kok ada ya ortu kyk pas Siswanto...ngomong ga pake perasaan..anggap Retno itu apa..😡😡

    Dah Retno balik kerumahmu aja..minta cerei dari Sapto..huh..😠

    Salam sehat selalu dan aduhaiii bu Tien..🙏🌷

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah sdh terbit.
    Terimakasih bu Tien

    ReplyDelete
  24. Aduhai betapa beratnya penderitaan Retno sesudah bayi lahir akan dipisahkan dengan bayinya dan di suruh milih pulang ke rumah sendiri atau disitu terus.Mana ada ya seorang ibu rela melepaskan anak yg dikandung 9bln? Mbak Tien tambah hari tambah seru nih....
    Tks mbak Tien
    Salam seroja dari Tegal.

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah BM Eps 18 sudah tayang.
    Matur nuwun mbak Tien dan Salam sehat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 Mas Dudut
      Salam sehat.
      Nggak tindak Solo Mas?

      Delete
  26. Sapto anak pertama ya mbak Tien? Sapto artinya kan 7, Matur nuwun ...sehat selalu

    ReplyDelete
  27. Matursuwun mbak Tien sampun tayang... Segera dibaca kelanjutannya... Alhamdulillah

    Dasar pak tua Siswanto memang tidak punya perasaaan...hatinya spti batu,d angkuh....

    ReplyDelete
  28. Alhamdulilah...suwun bunda Tien BM18 sdh tayang...smg bunda sll sehat dlm lindungan Allah Swt...

    ReplyDelete
  29. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Tasikmalaya, Baturetno, Wonogiri, Salem Massachusetts, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah BM Eps 18 sudah tayang.
    Matur nuwun mbak Tien dan Salam sehat dan bahagia.

    ReplyDelete
  31. Asalamualaikum wrwb, sugeng dalu bunda Tien K. Boleh dong gabung di komunitas Kejora Pagi bunda? saya Fin S penggemar Bunda Tien Kumalasari salam kenal buat Bunda dan segenap kominitasnya

    ReplyDelete
  32. Terima kasih literasinya mbak Tien, semoga selalu sehat...

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah, makasih bu Tien.
    Semoga bu Tien sekeluarga sehat selalu.

    ReplyDelete
  34. Alhamdulilah BM 18 sudah hadir.
    Dasar P Siswanto tdk punya hati selalu bikin dongkol hati sj. Retno yg hamil kl lahir terus mau diminta
    Akankah Kori menerima dan mau mengasuh bayi Retno .....dengan sepenuh hati....
    Wah bikin penasaran untuk kelanjutan kisah BM berikutnya
    Matur nuwun M Tien semoga sehat selalu dan lancar terus

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah, suwun Bu Tien....salam sehat selalu...🙏🙏😊

    ReplyDelete
  36. Pak siswanto tega banget ya tidak bisa mengerti perasaan perempuan hamil. Terima kasih bu tien

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah
    Terima kasih Bu Tien BM 18 nya sdh hadir
    Semakin seru dan bikin penasaran ceritanya
    Semoga Ibu sehat dan sukses selalu
    Salam ADUHAI

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah Salam sehat tetep semangat
    Maturnuwun.Sapto ikut jumpa Fans nggih Mbak.Aduh Aduhai hihihihi

    ReplyDelete
  39. 𝘔𝘦𝘳𝘵𝘶𝘢 𝘬𝘦𝘫𝘢𝘮...
    𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘣𝘢𝘬 𝘛𝘪𝘦𝘯...

    ReplyDelete
  40. Alhamdulilah...matursuwun bu Tien....salam sehat dari Yk...aduhaiiii......

    ReplyDelete
  41. Selamat ulang tahun bunda Tien Kumalasari ke 73 tahun (22 Maret 1949 - 22 Maret 2022)
    Teriring doa ;
    Semoga panjang yuswa, sehat jasmani rohani, dimudahkan segala urusan, selalu dalam lindungan dan berkah Illahi Robbi. Tetap semangat menebar cinta ADUHAI....
    Aamiin Yaa Robbal:Aalamiin.
    Kakek Habi & fam Bandung

    Delete

    ReplyDelete
  42. Sugeng tanggap warso ibu Tien....mugi tansah kaparingan berkah sehat...panjang yuswo...bahagia bersama kel tercinta...bahagia dunia akherat....barakallah fii umrik...aamiin

    ReplyDelete
  43. Selamat Ulang Tahun bunda Tien
    Semoga panjang umur yang barokhah, sehat selalu, bahagia bersama keluarga tercinta, fidunia wal akiroh...
    Barakallah fii umrik...aamiin

    ReplyDelete
  44. *"Yaumul milad"* unk Bundaqu TIEN KUMALASARI..
    Barakatan fi umrik
    Barakatan fi Rizki
    Barakatan fi Dunya wal akhirat ....dan berbahagia selalu bersama keluarga..anak.mantu.cucu tercinta.. Diberi kesehatan yg prima..
    Aamiin YRA.🎂🎂🎁🎁🎊🎊🌹🌹🤝🤝😘😘(Farida Inkiriwang Sukabumi.... Salamsehat dan Aduhai sll).

    ReplyDelete
  45. Sugeng ambal warsa Bu Tien,mugi sehat, bahagia donya akherat, barokallah, Aamiin YRA

    ReplyDelete
  46. Selamat pagi bu Tin
    "SELAMAT ULANG TAHUN KE 73 SEJAT SELALU PANJANG UMUR BERKAT TUHAN MELIMPAH"
    Salam dari kami sekeluarga.

    ReplyDelete
  47. Alhamdulillah semoga dihari ulang tahun nya bu Tien diparingi kesehatan yang barokah tetap terus berkarya dan selalu dalam lindungan Allah SWT.. Aamiin YRA.

    ReplyDelete
  48. Selamat Ulang Tahun mba Tien.
    Semoga selalu sehat dan berada dalam lindungan dan Ridha Allah SWT. Aamiin

    ReplyDelete
  49. Selamat ulang tahun Mbak Tien Kumalasari semoga panjang umur selalu sehat, rejeki berlimpah, sukses selalu dalam berkarya, bahagia bersama keluarga tercinta dan selalu dalam lindungan Allah..Aamiin 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🎂🎂🥧🥧🥮🥮🍨🍨🍷🍷🍸🍸🍓🍓🍒🍒🍇🍇🍊🍊🍉🍉🎁🎁🎈🎈🎈🌹🌹🌹

    ReplyDelete
  50. Happy milad bunda Tien.... Semoga sehat selalu dan selalu sehat. Cerita kehidupan yang ditulis Bu Tien, semakin asyik dibaca.... Dan perlu.
    Salam dari Tangsel

    ReplyDelete
  51. Assalamualaikum wr wb. Selamat ulang tahun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai umur yg barokah, bermanfaat bagi orang lain, sehat wal afiat. Aamiin Yaa Robbal'alamiin..

    ReplyDelete
  52. Selamat ulang tahun bunda Tien Kumalasari.. 22 maret 2022
    Semoga sehat selalu, panjang umur penuh berkah dan dlm lindunganNya.. Aamiin 🙏🙏❤❤

    ReplyDelete
  53. Barokallohu fi umrik mba Tien..
    Semoga selalu sehat dan diberi Allah sisa usia yang bermanfaat dunia akherat.. Aamiin
    Mohon maaf saya gk bisa ikut gabung jumpa Fans.. waktu yg sama ada acara keluarga di Garut.
    Salam sehat selalu buat sahabat2 semua..
    Kang Idih

    ReplyDelete
  54. Katur Mbakyu TIEN : kula sabrayat ngaturaken Sugeng Tanggap Warsa.

    Mugi tansah pinanggih rahayu panjang yuswa, winengku ing kawilujengan, tansah pinaringan bagas saras lan kasinungan ing ayem tentrem, sarta tutug anggenipun momong putra wayah. Amin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, selamat milad mbak Tien, barakallahu fii umrik .. Aamiin

      Delete
  55. Barakallahu fii umrik Bu Tien Kumalasari..
    Semoga sehat selalu dan bahagia bersama keluarga tersayang.
    Aamiin Yaa Robbal' Aalamiin 😘❤️

    ReplyDelete
  56. Selamat ulang tahun bunda Tien Kumalasari semoga panjang umur, sehat selalu,mendapatkan sisa umur yg barokah serta bahagia bersama keluarga tercinta.Aamiin
    💐💐💐🎂🎂🎂

    ReplyDelete
  57. Alhamdulillah BMnya sdh tayang... matursuwun Bu Tien, mugi tansah pinaringan rahayu ingkang sarwo pinanggih
    ADUHAI wilujeng ambal warso bu Tien

    ReplyDelete
  58. Selamat ulang tahun mba Tien, smoga panjang umur, sehat sll, dan makin diberkati dlm berkarya, bahagia bersama kelg tercinta, dan all dlm perlindungan Tuhan yg maha kasih. Aamiin.

    ReplyDelete