BUKAN MILIKKU
18
(Tien Kumalasari)
Sesaat Wahyudi tak bisa mengucap apapun. Dugaannya
salah. Bukan laki-laki ramah ini suami Retno. Lalu dia mengawasi laki-laki yang
tadi ditunjukkan Budi, sedang berjalan kearah mereka, tepatnya ke arah Budi.
Tak sedikitpun ia melirik ke arahnya, walau kelihatan bahwa dia sedang berdiri
disamping Budi. Matanya dingin tajam, mulutnya sama sekali tak menunjukkan rasa
ramah.
“Budi, aku langsung ya, kata laki-laki itu, yang
kemudian berlalu.”
“Ati-ati Mas.”
Wahyudi masih tercenung, belum juga beranjak masuk.
“Itu mas Sapto, suaminya mbak Retno,” Budi mengulang
keterangannya.
“O ….”
Lalu Wahyudi mulai bertanya-tanya, bahagiakah Retno di
samping laki-laki angkuh tanpa senyum itu? Mengapa bukan dengan laki-laki di
dekatnya yang dulu datang bersama Retno?
“Dia kakak saya.”
“O …. Saya kira ….”
“Mas Wahyudi mengira saya suaminya?”
“Iya, soalnya ketika kerumah saya, bersama anda.”
“Nama saya Budiono.”
“Saya sering mengantarkan Mbak Retno, soalnya mas Sapto tinggal di Jakarta, bersama isterinya," lanjut Budiono
Kali ini Wahyudi benar-benar terkejut. Matanya
membulat lebar.
“Isteri mas Sapto tidak bisa mengandung, karena
mengalami kecelakaan, sehingga rahimnya harus diangkat,” terang Budi.
“Jadi ….”
“Jadi bapak ingin agar mas Sapto punya isteri lagi.”
Wahyudi bungkam, lidahnya terasa kelu.
“Dan sekarang mbak Retno sudah mulai mengandung.”
Wahyudi merasa bumi yang dipijaknya bergoyang.
Bertubi-tubi keadaan yang sama sekali tidak disangka-sangkanya, tiba-tiba
memukul-mukul dadanya. Keringat dingin membasahi tubuhnya.
Wahyudi menengok ke arah jam tangan yang dipakainya.
“Tampaknya saya harus segera masuk.”
“Oh, iya mas Yudi, silakan, selamat jalan,” jawab Budi
mengiringi langkah kaki Wahyudi yang meninggalkannya.
***
Wahyudi tak berharap mendapatkan tempat duduk di
samping Sapto yang pada pandangan pertama sama sekali tidak menarik simpatinya.
Tapi kenyataan mengatakan lain. Dia duduk di sampingnya, saling diam dan acuh.
Sebenarnya Wahyudi ingin memecah suasana kaku diantara
mereka, tapi dilihatnya Sapto hanya menyandarkan kepalanya dan memejamkan
matanya, tak peduli pada mahluk yang menurutnya asing dan tak ada arti baginya.
Akhirnya selama satu jam berdampingan, tak sepatah katapun keluar dari mulut
mereka.
Wahyudi pasti tak pernah mengira, bahwa Sapto tahu
siapa dirinya. Ia pernah melihatnya ketika Retno masih kuliah. Pernah
melihatnya ketika Retno membonceng sepeda motornya, dan yakin bahwa ada
hubungan cinta diantara keduanya. Jadi bukan tanpa alasan ketika Sapto tak
ingin bersapa dengannya. Berbeda dengan Wahyudi , yang sesungguhnya ingin berdamai
dengan pesaingnya yang berhasil memiliki Retno, bahkan berhasil menghamilinya.
Ketika turun dari pesawat, ingatan bahwa Retno hamil
masih menggores perasaannya. Barangkali berdarah-darah, entahlah. Yang jelas
terasa nyeri bagai dirajang selaksa sembilu.
Wahyudi langsung menuju kantornya, karena sang bos
mengharapkannya segera datang.
***
“No, kamu di mana?” Kori menelpon sopirnya karena tak
berhasil menghubungi suaminya.
“Saya di jalan, mau kembali ke Jakarta, Bu.”
“Jadi mas Sapto bersama kamu?”
“Tidak, saya disuruh pulang sendiri. Pak Sapto naik
pesawat.”
“Dari mana mas Sapto naik pesawat?”
“Dari Solo Bu.”
“Apa? Jadi kalian ke Solo?”
“Iya bu, dari Jepara langsung ke Solo, dua hari.”
Kori langsung menutup ponselnya dengan marah.
“Mas Sapto bohong sama aku. Katanya tidak mampir ke
Solo, ternyata malah menginap dua hari di Solo. Pasti bersenang-senang dengan
isteri mudanya yang kampungan itu. Benci aku. Apalagi kata bapak, Retno sedang
hamil. Pasti di puja-puja oleh mas Sapto, disayang-sayang, dituruti apa
keinginannya. Dan bercumbu selama dua malam dengan asyik, lupa sama aku,”
pekiknya sambil membanting gelas minum yang semula dipegangnya.
Prang !
Satu-satunya pembantu di rumah itu terkejut, berlarian
ke arah di mana Kori duduk.
“Ada apa Bu?”
“Jangan banyak bertanya. Sudah tahu ada gelas pecah
disitu, cepat bersihkan,” katanya kasar.
Sang pembantu yang sudah tahu tabiat majikannya, hanya
mengangguk, lalu berjongkok dan membersihkan pecahan gelas yang berserakan.
Kori baru saja pulang dari bersenang-senang bersama-sama
teman-teman arisannya. Sudah dua hari dia menginap, dan saat pulang berharap
suaminya sudah kembali. Tapi kenyataan yang terjadi sangat berbeda. Ia justru
akan mengabari kalau Retno hamil setelah ayah mertuanya menelponnya kemarin,
tapi ternyata Sapto sudah datang ke Solo. Betapa marahnya Kori.
“Ibu mau di buatkan minum lagi?” tanya sang pembantu
setelah membersihkan lantai.
“Tidak usah.” Jawabnya singkat.
Sang pembantu kembali ke belakang melanjutkan tugasnya,
dan Kori masih duduk dengan napas tersengal menahan marah, ketika mendengar
mobil memasuki halaman. Kori melongok ke arah depan, dan memasang wajah sangar
ketika dilihatnya suaminya keluar dari taksi, lalu melangkah ke arah rumah.
“Kamu sudah pulang, Kori?” sapa Sapto yang tidak
memperhatikan wajah isterinya, hanya meletakkan barang bawaannya di kursi
terdekat.
Ketika Kori tak menjawab, barulah Sapto menoleh ke
arahnya.
“Heeii, ada apa?” tanyanya sambil mendekat dan duduk
di sampingnya.
Tapi Kori kemudian berteriak-teriak sambil menangis,
dan memukuli dada suaminya sekeras-kerasnya.
“Kamu jahat! Kamu jahat! Jahat!”
Sapto berusaha memegang tangan isterinya.
“Kori, hentikan ! Ada apa?”
“Kamu bohong! Kamu membohongi aku! Katanya tidak ke
Solo, tapi kamu di sana menginap dua hari, mencumbui isteri muda kamu,
melupakan aku !!” katanya histeris.
“Tenang Kori, dengar penjelasan aku.”
“Tidak mau!” Aku sudah tahu kalau kamu lebih menyukai
dia. Lebih muda, lebih cantik, walau kampungan ! Tapi dia bisa hamil ! Dia
wanita sempurna! Bukan seperti aku!!”
“Kori. Kamu salah, aku tetap mencintai kamu.”
“Bohong !!”
Sapto berusaha menghentikan usaha Kori yang terus
memukuli dadanya. Lalu ia merengkuhnya erat, sehingga Kori tak mampu bergerak.
“Dengar, aku masih mencintai kamu.”
“Bohong! Kamu bohong !”
“Sungguh!”
“Kenapa kamu ke Solo. Bukankah kamu bilang bahwa kamu
tidak akan ke sana? Kamu rindu dia kan? Kamu suka karena dia masih gadis dan ….”
Sapto membungkam mulut isterinya dengan sebelah
tangan.
“Hentikan semua itu. Bukankah kamu sudah tahu
alasannya mengapa aku menikahi Retno? Bapak sudah bicara sama kamu dan kamu
menyetujuinya. Kamu lupa?”
“Tapi aku tidak mau kehilangan kamu. Lama-lama kamu
akan berpaling. Sudah kelihatan dari sikap kamu!”
“Tidak. Percayalah, tidak.”
“Bohong !”
“Tidak, Kori.”
“Kamu senang kan dia hamil? Sekarang katakan mengapa
kamu ke Solo?”
“Aku? Aku … ke Solo karena bapak pulang, dan mengabari
aku tentang Retno,” bohong Sapto.
“O, mengabari kabar gembira itu kan?” sentak Kori.
“Bapak minta agar aku pulang,” Sapto bohong lagi.
“Jujurlah, bahwa kamu senang.”
“Kalau aku senang, itu karena sebentar lagi kita akan
punya anak. Bayi itu setelah lahir akan menjadi milik kita Kori, bukankah kamu
menginginkannya?”
“Lalu apa kamu akan menceraikan Retno?”
“Y_yaa, tentu saja,” Sapto agak ragu, dan Kori
menangkap keraguan itu. Ia menarik tubuhnya yang semula bersandar di dada
suaminya, lalu menatapnya tajam sambil masih berlinangan air mata.
“Kamu pasti bohong,” Kori berteriak lagi.
“Sudahlah, aku lelah, jangan marah terus. Minta bibik
agar membuatkan aku minuman dingin,” katanya berusaha berucap selembut mungkin.
Kemarahan Kori sedikit luluh.
“Tapi kamu jangan pernah meninggalkan aku,” katanya
lebih pelan.
Sapto mengangguk dan tersenyum tipis.
***
Wahyudi sudah sampai di kantornya, bahkan sudah
mengerjakan tugas yang dibebankan padanya. Namun ia benar-benar tak bisa
konsentrasi. Pikirannya melayang kemana-mana. Pertemuannya dengan Budi dan
Sapto, serta berita bahwa Retno sudah mengandung, sangat mengusik perasaannya. Ia
meragukan kebahagiaan Retno disamping laki-laki dingin dan angkuh itu.
Barangkali Wahyudi akan lebih tenang kalau suami Retno adalah Budi. Laki-laki
baik, santun dan ramah, tak mungkin akan berperilaku buruk terhadap isterinya.
Tapi Sapto?
Wahyudi terus merasa gelisah. Retno bukan
siapa-siapanya lagi, tapi dia sangat mencintainya. Kebahagiannya akan lebih
menenangkan hatinya.
“Biarlah hatiku hancur, tapi kamu harus bahagia,
Retno. Katakan, apakah kamu bahagia?”
Wahyudi mengutak-atik laptop yang sejak tadi berada di
hadapannya, tapi ia tak juga bisa segera menyelesaikan tugasnya.
“Heei, kerja atau melamun?” Eko, salah seorang
temannya menegur.
Wahyudi melepaskan pandangannya yang semula menatap
laptopnya tanpa melakukan apapun. Laki-laki sepantaran dengannya yang selama
dia di Jakarta selalu menemaninya, sedang berdiri di depan meja kerjanya.
“Aku sedang tak enak badan,” Wahyudi menjawab
sekenanya.
“Tak enak badan atau tak enak hati?”
Wahyudi tersenyum.
“Dua-duanya,” kata Wahyudi sambil menegakkan tubuhnya.
"Ya sudah, ayo keluar makan dulu, barangkali nanti kamu
akan merasa lebih relax. Lagi pula banyak yang ingin aku tanyakan sama kamu.
Tiba-tiba kamu menghilang kemudian minta pindah ke cabang yang di Solo. Padahal
disini tanpa kamu sangat repot.”
“Nggak juga. Jangan berlebihan lah. Aku kan sama
dengan yang lainnya,” Wahyudi merendah.
“Lagipula kamu bilang mau menikah waktu itu. Jadi
menikah? Kapan? Kenapa aku tak diundang?”
“Putus.”
“Haaa? Kok bisa? Ya sudah, pokoknya ayo makan dulu
sambil cerita,” kata Eko sambil menarik tangan Wahyudi.
***
Eko sangat heran mendengar cerita Wahyudi tentang
putusnya hubungannya dengan Retno.
“Bagaimana mungkin? Retno tega melakukannya?”
“Dipaksa orang tuanya.”
“Ya ampun. Suaminya kaya?”
“Tapi yang aku kecewa, suaminya itu sudah punya
isteri.”
“Oh, tua-tua keladi?”
“Masih muda.”
“Haa ?”
“Isterinya tak bisa punya anak, lalu Retno dijadikan
isteri ke dua.”
“Gila tuh, kasihan dong Retno.”
Wahyudi menghela napas sedih.
“Ya sudahlah Yud, kalau sudah begitu, kamu bisa apa?
Merebut kembali kan tak mungkin. Yang
bisa kamu lakukan hanya menerimanya dengan sabar dan tentu saja ikhlas.”
“Aku akan berusaha untuk itu.”
“Daripada menangisi yang sudah pergi, lebih baik cari
ganti.”
Wahyudi tertawa.
“Memangnya baju, begitu gampang cari ganti?”
“Mungkin tidak gampang, tapi kan bisa berusaha. Kamu
akan lebih lama disini kan? Hari Minggu kita jalan-jalan, nanti aku kenalkan
sama seseorang.”
“Perempuan?”
“Ya perempuan lah, masa cowok?”
“Kamu itu aneh. Kamu sendiri masih lajang, kenapa
memikirkan aku?”
“Kita sama-sama mencari dong.”
Wahyudi hanya tertawa, tapi ia tak menolak ketika Eko
mengajaknya jalan-jalan di hari Minggunya.
***
Sore itu sehabis mandi, Budi melangkah ke jendela. ,
dibukanya jendela perlahan, dan udara sore segera menyergapnya. Sejuk terasa.
Tapi yang menarik baginya adalah ketika melihat sosok mungil yang duduk di
bangku di tepi kolam, sendirian. Sesekali tangannya menebarkan pakan ikan
kedalam kolam, dan wajah itu tampak berseri.
Budi terpesona. Ia segera turun, lalu berjalan ke arah
taman. Kecipak air karena ikan yang berlomba berebut makan segera terdengar,
nyaring bagai bunyi-bunyian yang menenangkan. Budi duduk, ikut mengambil
sejumput pakan, lalu dilemparkannya ke kolam. Retno terkejut, tapi ia tersenyum
begitu melihat siapa yang datang.
“Menyenangkan. Mereka seperti tak pernah kenyang,”
katanya lirih.
“Tumben memberi makan ikan.”
“Tadi yu Asih mau melakukannya, lalu aku minta wadah
pakan itu. Ternyata menyenangkan melihat ikan-ikan berebut makanan.”
“Melihat ikan berenang memang menenangkan.”
“Benar,” kata Retno sambil terus menatap ke arah
kolam.
“Mbak Retno tampak lebih segar. Tidak merasa mual
lagi?”
“Sudah tiga hari ini aku tidak terlalu mual. Mual sih,
sedikit, tapi tidak sampai muntah.”
“Muntahnya karena ada mas Sapto?”
Retno tak menjawab. Ia enggan menyebut nama itu. Sejak
awal dia membencinya.
“Nanti seminggu lagi saatnya kontrol,” kata Budi.
“Kan aku ikut menghitung harinya. Ibu bilang kontrol
setiap bulan. Nah seminggu lagi genap sebulan kan?”
“Nggak usah kontrol saja.”
“Mengapa?”
“Aku baik-baik saja.”
“Tapi kita harus tahu perkembangan janinnya.”
Retno tak menjawab. Ia ingin mengatakan bahwa dia tak
peduli, tapi ditahannya.
“Janin itu tidak berdosa. Kita wajib menjaganya kan?”
Retno mengangkat wajahnya, menatap adik iparnya.
Sedikit sungkan karena Budi seakan tahu bahwa dia tak mempedulikan janin yang
ada di dalam kandungannya.
“Maaf,” katanya lirih.
“Mengapa meminta maaf?”
“Tak terpikir oleh aku bahwa aku harus menjaganya.”
“Syukurlah Mbak bisa mengerti.”
Tiba-tiba yu Asih mendekat.
“Bu Retno, bapak memanggil Ibu.”
“Aku Yu?”
“Iya, ditunggu di ruang tengah.”
“Baiklah.”
Retno berdiri. Masuk ke dalam rumah. Budi
mengikutinya,
***
“Sedang apa?” tanya pak Siswanto.
“Memberi makan ikan.”
“Bukankah itu pekerjaan Asih?”
“Tidak apa-apa, saya yang ingin.”
“Bagaimana kandungan kamu?”
“Baik.”
“Tidak ada keluhan?”
Retno menggeleng.
“Aku ingin bicara tentang sesuatu. Maksudnya, agar
kamu tahu.”
Retno mengangkat wajahnya.
“Kelak kalau bayi itu lahir, Kori yang akan
merawatnya.”
Retno menatap ayah mertuanya lekat, Demikian juga Budi
yang ikut duduk bersamanya.
“Dan kamu, terserah kamu. Mau tetap tinggal disini,
atau pulang ke rumah orang tua kamu.”
Retno merasa bahwa laki-laki setengah tua yang matanya
selalu dingin itu sedang mencabik perasaannya.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah, sudah tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah.
Delete*DAFTAR PESERTA JUMPA FANS TGL. 26-27 MARET 2022* DI HOTEL LOJI SOLO.
Delete*Menginap :*
1. Ibu Tien Kumalasari - Solo;
2. Bpk. Widayat - Solo;
3. Bpk. Djoko BS/Kakek Habi - Bandung;
4. Bpk. Hardjoni H - Jakarta;
5. Ibu Hardjoni - Jakarta;
6. Ibu Nani Nur'Aini - Sragen;
7. Ibu Iyeng Santoso - Semarang;
8. Rakha - Sragen;
9. Ulfah - Sragen;
10. Dhani - Sragen;
11. Ibu Lilis Anisah - Semarang;
12. Ibu Dewi Fenty - Semarang;
13. Ibu Dewi HR Basuki - Surabaya;
14. Ibu Mimiek Sri Rejeki - Pekalongan.
*Tidak Menginap :*
1. Ibu Jalmi Rupindah - Situbondo;
2. Bpk. Irianto - Situbondo
3. Nn. Jelita - Situbondo
4. Ibu Siswantari - Cibubur;
5. Bpk. Hakimuddin Yusuf - Cibubur;
6. Ibu Nur Rochmah - Solo;
7. Ibu Irawati - Semarang;
8. Ibu Ranis - Semarang;
9. Ibu Yuliarsih Dwidjo - Semarang;
10. Ibu Wati - Semarang;
11. Ibu Nunuk - Salatiga;
12. Ibu Werdi K - Jakarta;
13. Bpk. Agus - Jakarta /Suami bu Werdi ;
14. Ibu Nuk HM - Solo;
15. Ibu Atin - Solo;
16. Ibu Wien - Solo;
17. Ibu Susi - Solo;
18. Ibu Ismawarti - Solo;
19. Bpk. Bambang Subekti - Sukoharjo;
20. Ibu Bambang - Sukoharjo;
21. Ibu Umi Iswardono - Yogja;
22. Ibu Erni Rudi Astuti - Kartosuro;
23. Ibu Nanik - Semarang;
24. Bpk. Drs. Suharso - Solo;
25. Ibu Tugirah - Solo.
This comment has been removed by the author.
DeleteSelamat Ulang Tahun Bundaku Tien Kumalasari, semoga Bunda sehat selalu, panjang umurnya serta muliaaaa Aamiin 🎂🎂🎂
DeleteHappy Birthday Bunda Tien Kumalasari, panjang umurnya, panjang umurnya, serta muliaaaaa Aamiin.....
DeleteSehat selalu Bunda aaaa
🌹🌹🌹🌹
Happy birthday Bu Tien, semoga bertambah usia tetap sehat, panjang umur dan bahagia dunia akhirat...🙏
DeleteTerima kasih sudah menghibur kita dengan cerita yg luar biasa menarik.
Maturnuwun mbk Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien
Semoga sehat walafiat 🙏🙏🙏
Alhamdulillah
ReplyDeleteGasik
Matur muwun bu Tien
Dalam Aduhai
Om / Tante Unknown, Bunda Tien ingin menyapamu sebagai pembaca setia, ayo dong di kasih nama biar kami bisa mengenalimu, seperti pepatah TAK KENAL MAKA TAK SAYANG, walaupun UNTUK MENYAYANGI TIDAK PERLU KENAL, tapi tidak ada salahnya jika di kasih nama kaaan, walaupun jika tidak di kasih nama, tidak salah juga hi hi hi hi.........
DeleteTulisan UNKNOWN di ketuk, lalu ketuk EDIT PROFIL di sudut kanan atas, lanjut isi biodata dan sertakan foto termanis yaa, lalu ketuk SIMPAN, okaay ADUHAI ❤❤❤
Matur suwun Bunda Tien...
ReplyDeleteBukanMiliku 18 sdh hadir
smoga bunda n kel selalu sehat bahagia ..
salam Seroja dr Semarang
Alhamdulillah ... Syukron Mbak Tien yang selalu *ADUHAI* 😊🌹🌹🌹
ReplyDeleteTrimakasih mbak Tien..🙏
ReplyDeleteAlhamdulilah BM sudah tayang, matur nuwun Ibu Tien
ReplyDeleteMugi Ibu tansah sehat..
Ceritanya makin ..seru
Salam aduhai...
Alhamdulillah sudah tayang.
ReplyDeleteMakasih Bunda Met malam dan met istirahat
Salam ADUHAI......
Alhamdulillah sudah tayang. Matur nuwun bu Tien yang baik hati dan rajin menulis
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien untuk BMnya 🙏
Pak Siswanto kebangetan bener sih,,
Ibu Mana yg tega kasih anaknya begitu saja,,🙄🤭,, Aduhaaii
Salam sehat wal'afiat semua ya bu Tien
Salam ADUHAAII 🤗💖
Matur nuwun , bu Tien. BM sudah muncul lagi. Sehat selalu
ReplyDeleteAsyiio' matur nuwun mbak Tien' aalam ADUHAI dr lembah Tidar Magelang
ReplyDeleteAlhamdulillah, matur nuwun bunda Tien.
ReplyDeleteSehat dan bahagia selalu . .
Suwun Bu Tien. Sehat selalu nggih Bu.. 🙏😊
ReplyDeleteCeritanya semakin seruuuu
DeleteAsyiiiik bm tayang gasik trimakasih bu tien
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih BM nya bunda Tien
Salam sehat dan aduhai
Wah... gasik.. matur nuwun bu
ReplyDeleteSelamat malam bunda Tien.. Terimakasih BM 28 nya y.. Slnsehat sll dan aduhai dri skbmi🙏🙏🥰🥰
ReplyDeleteTrims Bu Tien sdh menghibur
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku Bukan Milikku sudah tayang.
ReplyDeleteApa Retno rela dijadikan mesin pencetak ... terus apa yang akan dilakukan ya. Tunggu besuk lagi ya.
Salam sehat dari Sragentina mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Alhamdulillah. Suwun ibu
ReplyDeleteTerima kasih bu Tin Kori sangat kasar bagaimana kl harus merawat bayi merawat bayi perlu kesabaran kelembutan apalagi Retno sangat dibencinya Semoga hal ini tidak terjadi.
ReplyDeleteHey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua pembaca mengenalmu.... Dengan cara : Itu tuh tulisan UNKNOWN yang warna kuning di ketuk ,,, lalu ketuk EDIT PROFIL di sudut kanan atas, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, jangan foto mantan atau tetangga hi hi hi.. lalu ketuk SIMPAN... Mudahkan,,, di coba yaaa nanti kalau sukses aku kasih hadiah,,,
DeleteOkeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗
Alhamdulillah BM 18 telah tayang, terima kasih bu Tien sehat n bahagia selalu. Aamiin.
ReplyDeleteUR.T411653L
Alhamdulillah. Terimakasih Bunda Tien
ReplyDeletealhamdulillah maturnuwun
ReplyDeletemugi tansah pinaringan sehat bu tien
Sami2 Ibu Nanik
DeleteAamiin
Trimakasih bu Tien Bm18nya...
ReplyDeleteKok ada ya ortu kyk pas Siswanto...ngomong ga pake perasaan..anggap Retno itu apa..😡😡
Dah Retno balik kerumahmu aja..minta cerei dari Sapto..huh..😠
Salam sehat selalu dan aduhaiii bu Tien..🙏🌷
Sami2 Inu Maria
DeleteAduhai dan sehat selalu
Alhamdulillah sdh terbit.
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien
Aduhai betapa beratnya penderitaan Retno sesudah bayi lahir akan dipisahkan dengan bayinya dan di suruh milih pulang ke rumah sendiri atau disitu terus.Mana ada ya seorang ibu rela melepaskan anak yg dikandung 9bln? Mbak Tien tambah hari tambah seru nih....
ReplyDeleteTks mbak Tien
Salam seroja dari Tegal.
Sami2 Ibu Neni
DeleteADUHAI
Alhamdulillah BM Eps 18 sudah tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien dan Salam sehat
Sami2 Mas Dudut
DeleteSalam sehat.
Nggak tindak Solo Mas?
Sapto anak pertama ya mbak Tien? Sapto artinya kan 7, Matur nuwun ...sehat selalu
ReplyDeleteMungkin lahirnya tanggal tujuh
DeleteADUHAI kan ?
Matursuwun mbak Tien sampun tayang... Segera dibaca kelanjutannya... Alhamdulillah
ReplyDeleteDasar pak tua Siswanto memang tidak punya perasaaan...hatinya spti batu,d angkuh....
Sami2 Ibu Yulie
DeleteADUHAI
Alhamdulilah...suwun bunda Tien BM18 sdh tayang...smg bunda sll sehat dlm lindungan Allah Swt...
ReplyDeleteSami2 Ibu Lestari
DeleteAamiin
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Tasikmalaya, Baturetno, Wonogiri, Salem Massachusetts, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Alhamdulillah BM Eps 18 sudah tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien dan Salam sehat dan bahagia.
NANANG mana yaa
ReplyDeleteAsalamualaikum wrwb, sugeng dalu bunda Tien K. Boleh dong gabung di komunitas Kejora Pagi bunda? saya Fin S penggemar Bunda Tien Kumalasari salam kenal buat Bunda dan segenap kominitasnya
ReplyDeleteTerima kasih literasinya mbak Tien, semoga selalu sehat...
ReplyDeleteAlhamdulillah, makasih bu Tien.
ReplyDeleteSemoga bu Tien sekeluarga sehat selalu.
Alhamdulilah BM 18 sudah hadir.
ReplyDeleteDasar P Siswanto tdk punya hati selalu bikin dongkol hati sj. Retno yg hamil kl lahir terus mau diminta
Akankah Kori menerima dan mau mengasuh bayi Retno .....dengan sepenuh hati....
Wah bikin penasaran untuk kelanjutan kisah BM berikutnya
Matur nuwun M Tien semoga sehat selalu dan lancar terus
Alhamdulillah, suwun Bu Tien....salam sehat selalu...🙏🙏😊
ReplyDeletePak siswanto tega banget ya tidak bisa mengerti perasaan perempuan hamil. Terima kasih bu tien
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien BM 18 nya sdh hadir
Semakin seru dan bikin penasaran ceritanya
Semoga Ibu sehat dan sukses selalu
Salam ADUHAI
Alhamdulillah Salam sehat tetep semangat
ReplyDeleteMaturnuwun.Sapto ikut jumpa Fans nggih Mbak.Aduh Aduhai hihihihi
𝘔𝘦𝘳𝘵𝘶𝘢 𝘬𝘦𝘫𝘢𝘮...
ReplyDelete𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘣𝘢𝘬 𝘛𝘪𝘦𝘯...
Alhamdulilah...matursuwun bu Tien....salam sehat dari Yk...aduhaiiii......
ReplyDeleteSelamat ulang tahun bunda Tien Kumalasari ke 73 tahun (22 Maret 1949 - 22 Maret 2022)
ReplyDeleteTeriring doa ;
Semoga panjang yuswa, sehat jasmani rohani, dimudahkan segala urusan, selalu dalam lindungan dan berkah Illahi Robbi. Tetap semangat menebar cinta ADUHAI....
Aamiin Yaa Robbal:Aalamiin.
Kakek Habi & fam Bandung
Delete
Sugeng tanggap warso ibu Tien....mugi tansah kaparingan berkah sehat...panjang yuswo...bahagia bersama kel tercinta...bahagia dunia akherat....barakallah fii umrik...aamiin
ReplyDeleteSelamat Ulang Tahun bunda Tien
ReplyDeleteSemoga panjang umur yang barokhah, sehat selalu, bahagia bersama keluarga tercinta, fidunia wal akiroh...
Barakallah fii umrik...aamiin
*"Yaumul milad"* unk Bundaqu TIEN KUMALASARI..
ReplyDeleteBarakatan fi umrik
Barakatan fi Rizki
Barakatan fi Dunya wal akhirat ....dan berbahagia selalu bersama keluarga..anak.mantu.cucu tercinta.. Diberi kesehatan yg prima..
Aamiin YRA.🎂🎂🎁🎁🎊🎊🌹🌹🤝🤝😘😘(Farida Inkiriwang Sukabumi.... Salamsehat dan Aduhai sll).
Sugeng ambal warsa Bu Tien,mugi sehat, bahagia donya akherat, barokallah, Aamiin YRA
ReplyDeleteSelamat pagi bu Tin
ReplyDelete"SELAMAT ULANG TAHUN KE 73 SEJAT SELALU PANJANG UMUR BERKAT TUHAN MELIMPAH"
Salam dari kami sekeluarga.
Alhamdulillah semoga dihari ulang tahun nya bu Tien diparingi kesehatan yang barokah tetap terus berkarya dan selalu dalam lindungan Allah SWT.. Aamiin YRA.
ReplyDeleteSelamat Ulang Tahun mba Tien.
ReplyDeleteSemoga selalu sehat dan berada dalam lindungan dan Ridha Allah SWT. Aamiin
Selamat ulang tahun Mbak Tien Kumalasari semoga panjang umur selalu sehat, rejeki berlimpah, sukses selalu dalam berkarya, bahagia bersama keluarga tercinta dan selalu dalam lindungan Allah..Aamiin 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🎂🎂🥧🥧🥮🥮🍨🍨🍷🍷🍸🍸🍓🍓🍒🍒🍇🍇🍊🍊🍉🍉🎁🎁🎈🎈🎈🌹🌹🌹
ReplyDeleteAamiin
DeleteHappy milad bunda Tien.... Semoga sehat selalu dan selalu sehat. Cerita kehidupan yang ditulis Bu Tien, semakin asyik dibaca.... Dan perlu.
ReplyDeleteSalam dari Tangsel
Assalamualaikum wr wb. Selamat ulang tahun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai umur yg barokah, bermanfaat bagi orang lain, sehat wal afiat. Aamiin Yaa Robbal'alamiin..
ReplyDeleteSelamat ulang tahun bunda Tien Kumalasari.. 22 maret 2022
ReplyDeleteSemoga sehat selalu, panjang umur penuh berkah dan dlm lindunganNya.. Aamiin 🙏🙏❤❤
Barokallohu fi umrik mba Tien..
ReplyDeleteSemoga selalu sehat dan diberi Allah sisa usia yang bermanfaat dunia akherat.. Aamiin
Mohon maaf saya gk bisa ikut gabung jumpa Fans.. waktu yg sama ada acara keluarga di Garut.
Salam sehat selalu buat sahabat2 semua..
Kang Idih
Katur Mbakyu TIEN : kula sabrayat ngaturaken Sugeng Tanggap Warsa.
ReplyDeleteMugi tansah pinanggih rahayu panjang yuswa, winengku ing kawilujengan, tansah pinaringan bagas saras lan kasinungan ing ayem tentrem, sarta tutug anggenipun momong putra wayah. Amin.
Turut meng - AAMIIN - kan
DeleteAlhamdulillah, selamat milad mbak Tien, barakallahu fii umrik .. Aamiin
DeleteBarakallahu fii umrik Bu Tien Kumalasari..
ReplyDeleteSemoga sehat selalu dan bahagia bersama keluarga tersayang.
Aamiin Yaa Robbal' Aalamiin 😘❤️
Selamat ulang tahun bunda Tien Kumalasari semoga panjang umur, sehat selalu,mendapatkan sisa umur yg barokah serta bahagia bersama keluarga tercinta.Aamiin
ReplyDelete💐💐💐🎂🎂🎂
Alhamdulillah BMnya sdh tayang... matursuwun Bu Tien, mugi tansah pinaringan rahayu ingkang sarwo pinanggih
ReplyDeleteADUHAI wilujeng ambal warso bu Tien
Selamat ulang tahun mba Tien, smoga panjang umur, sehat sll, dan makin diberkati dlm berkarya, bahagia bersama kelg tercinta, dan all dlm perlindungan Tuhan yg maha kasih. Aamiin.
ReplyDelete