MEMANG KEMBANG JALANAN 17
(Tien Kumalasari)
Desy tak mampu menjawab. Laki-laki didepannya masih berdiri mematung, pastinya menunggu jawaban dari gadis manis yang masih menatapnya heran.
“mBak .... “
“Eh ... ya?”
“Benarkah ini rumah pak Haryo?”
Desy bingung menjawabnya. Mau bilang ‘ya’, ternyata kan ini bukan rumahnya. Mau bilang bukan, dia kan masih suami ibunya.
“Mm ... ya,” akhirnya jawab Desy.
“Kalau begitu bolehkah saya duduk, saya mau bicara.”
“Tt_ tapi ... ayah saya tidak ada di rumah.”
“Oh, baiklah. Jadi mbak ini putrinya?”
Desy mengangguk.
“Bolehkah saya duduk ?”
“Yy_ ya, silakan.”
Desy terpaksa mempersilakan tamunya duduk.
Sesaat keduanya terdiam.
“Bapak jarang pulang kemari,” kata Desy memecah kesunyian diantara keduanya.
“Oh ya? Dimana saya bisa bertemu dengan beliau?”
Desy kebingungan. Tapi ia benar-benar tak tahu di mana ayahnya tinggal. Lala pernah menyebutkan sebuah jalan. Kalau tidak salah jalan Nangka. Tapi nomor berapa Desy tidak tahu. Lala juga tak mau memberitahukannya karena khawatir Desy akan mengamuk di sana. Lala sudah tahu kalau adiknya yang satu ini lebih keras dan pemberani, dan Lala tak ingin Desy membuat keributan di sana.
“Maaf, saya kurang tahu,” kata Desy sambil menggelengkan kepalanya.
“Tidak tahu?”
Desy mengangguk.
“Tapi, maaf, sebenarnya anda siapa? Mahasiswanya? Mengapa tidak ke kampus saja?”
“O bukan, saya ini ... saya ini ... “
Desy mengerutkan alisnya melihat laki-laki di depannya ragu-ragu mengatakannya.
“Siapa?” desak Desy.
“Maaf, apa ibu Haryo juga tidak ada di rumah?”
“Tidak ada. Ibu sedang belanja, baru saja berangkat.”
Laki-laki itu tampak menghela napas.
“Sebenarnya, ibu saya adalah isteri pak Haryo.”
Desy terbelalak. Apa lagi ini? Jadi laki-laki didepannya ini juga anak bapaknya?
“Ya Tuhan,” keluh Desy pelan.
“Tapi hanya isteri siri.”
Desy bergeming. Siri atau bukan, yang jelas wanita itu juga selingkuhan bapaknya.
“Sudah sepuluh tahun bapak tidak pernah datang,” lanjut laki-laki itu pelan.
Desy memandang ke arah lain. Tiba-tiba dia teringat sebuah cerita wayang. Arjuna punya isteri di mana-mana. Arjuna kah bapaknya? Ini benar-benar membuatnya kesal.
“Lalu apa maksud anda datang kemari?” tanya Desy yang berharap laki-laki itu segera hengkang dari hadapannya.
“Walau pak Haryo sudah meninggalkannya, ibu saya tak bisa melupakannya. Dia sangat mencintai suami siri nya.”
Cinta? Huhh. Bapaknya menebar pesona di mana-mana, dan membuat setiap wanita jatuh cinta sementara dia melupakannya seperti membuang barang bekas yang tak berguna.
“Saat ini ibu saya sakit keras,” kata laki-laki itu dengan wajah sendu. Ada air mata mengambang disana.
“Hmh. Hanya agar aku iba, lalu luruh belas kasihanku? Tidak. Laki-laki ini pasti berbual. Hanya ingin ketemu Bapak, lalu meminta uang untuk biaya pengobatan? Enak saja,” kata batin Desy dengan wajah muram.
“Ibu minta agar saya menemukan pak Haryo.”
“Ibu anda membutuhkan biaya untuk pengobatannya?” tak tahan Desy langsung menuduhnya.
Laki-laki itu mengangkat wajahnya yang semula menunduk.
“Tidak. Sama sekali tidak. Saya sudah bekerja dan saya mampu membiayainya.”
Desy menatapnya heran.
“Ibu saya sakit parah. Dokter mengatakan bahwa umur ibu tidak akan lama lagi,” kali ini suara laki-laki itu agak bergetar. Sekarang Desy menatapnya iba. Laki-laki dihadapannya tampak memelas.
“Ibu bilang, sebelum meninggal, ibu ingin bertemu pak Haryo. Untuk itulah saya datang kemari, karena alamat inilah yang dikatakan ibu saya tadi.”
Desy terdiam. Apa yang harus dikatakannya? Wanita selingkuhan ayahnya ingin bertemu sebelum meninggal.
“Nama saya Danarto,” kata laki-laki itu.
“Saya Desy, anak pak Haryo yang nomor dua,” Desy memperkenalkan namanya. Rasa iba masih memenuhi benaknya.
“Tapi maaf, saya tidak bisa membantu. Sungguh saya tidak tahu dimana bapak saya tinggal sekarang,” lanjut Desy.
“Sayang sekali,” sahut Danar lemah.
“Tapi anda bisa menemuinya di kampus, dimana pak Haryo mengajar,”
Biarpun merasa heran kenapa seorang anak tidak tahu dimana ayahnya tinggal, tapi Danar kemudian mencatat alamat kampus dimana Haryo mengajar.
“Terima kasih mbak Desy, tapi saya baru bisa menemuinya besok, karena ini kan hari libur.”
“Dimana anda tinggal?”
“Tidak jauh dari sini, disebuah kota kecil.”
“Ooh ....”
“Dulu ibu saya seorang guru. Sepuluhan tahun yang lalu bertemu dengan pak Haryo, saat saya masih berumur limabelasan tahun. Pak Haryo masih lajang ketika itu.”
“Apa? Sepuluh tahun yang lalu, dan bilang masih lajang? Umur saya sekarang sudah sembilan belas tahun. Anda pikir saja apakah saat itu ayah saya masih lajang atau tidak,” kata Desy sedikit kesal.
“Saya tidak tahu, yang jelas memang begitu ceritanya. Dan sekarang saya baru tahu ternyata ibu dibohongi. Itu pula sebabnya mengapa ibu saya hanya dinikah siri.”
“Jadi anda bukan putra ayah saya?”
“Ayah saya meninggal karena penyakit jantung, dua tahun sebelum pak Haryo menikahi ibu saya.”
Desy menghela napas. Berkali-kali ia melakukannya, karena kejadian yang baru saja didengarnya membuatnya bingung dan juga kesal.
“Dulu saya melihat pak Haryo dan ibu saya saling mencintai. Kemudian mereka menikah siri. Tapi dua tahun kemudian pak Haryo meninggalkan ibu saya begitu saja. Dan saat itulah ibu saya baru tahu kalau pak Haryo ternyata sudah punya isteri.”
Desy menatap Danar yang tampak sedih.
“Maaf, sebenarnya saya kurang suka pada pak Haryo. Menurut saya dia suka mempermainkan wanita dan menganggap sebuah perkawinan seperti barang mainan. Maaf, saya hanya mengeluarkan apa yang ada dalam hati saya. Tapi sekarang ini saya mengemban amanah ibu saya yang mau meninggal,” lanjut Danar. Lalu Danar mengusap air matanya.
Desy tidak menyalahkan kalau Danar membenci ayahnya. Ibunya sudah banyak bercerita tentang ayahnya yang disukai banyak wanita. Mungkin saja ada yang terluka, atau bisa jadi mereka hanya ingin memoroti harta ayahnya. Ibunya Danar termasuk yang tergila-gila sampai menjelang akhir hayatnya. Aduhai.
“mBak jangan marah kalau saya bilang_ ..”
“Tidak, itu memang kenyataannya,” kata Desy yang keceplosan ikut meng ‘iya’ kan ucapan Danar.
“Kalau begitu saya pamit dulu, sekali lagi saya minta maaf.”
Danar sudah pergi beberapa saat lalu, tapi Desy masih termenung di teras.
“Luar biasa, Bapak punya simpanan yang masih mencintainya, dan ingin bertemu sabelum ia meninggal ?” Desy menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Untunglah Danar bukan anak Bapak, kalau iya, berarti dia kakakku dong.”
***
Lala yang datang lebih awal tidak terkejut mendengar penuturan Desy. Dia sudah sering menguping atau kebetulan mendengar pertengkaran diantara ayah ibunya tentang wanita lain di kehidupan rumah tangga mereka. Tapi yang didengarnya barusan memang dianggapnya luar biasa. Dicintai sampai menjelang akhir hayatnya? Bukan main.
“Tapi aku merasa kasihan pada wanita itu,” kata Lala pelan.
“Kasihan pada wanita yang berselingkuh dengan Bapak dan mengabaikan Ibu kita?”
“Mungkin wanita itu merasakan sakit yang sama dengan yang dirasakan Ibu. Siapa tahu Bapak bilang masih lajang ketika itu.”
“Benar, menurut Danar, ketika itu Bapak mengaku masih lajang.”
“Play boy kesiangan,” gumam Lala.
“Haruskah saya mengatakannya pada ibu?”
“Aku kira tidak perlu Des, nanti menambah beban ibu.”
“Menurutku tidak. Ibu sudah tahu semua kelakuan Bapak. Jadi tidak masalah kalau mendengar lagi sebuah cerita. Pasti menarik,” kata Desy seenaknya.
Lala tersenyum. Tapi mungkin saja tak ada pengaruh apapun seandainya Tindy mendengarnya.
“Terserah kamu saja. Asal ngomongnya pelan-pelan. Wanita itu kan tidak sepenuhnya salah. Dia terkena bujuk rayu dan akhirnya terluka.”
“Kalau senggang saja aku mau cerita.”
“Sekalian aku mau berpesan, kalau aku sudah pergi, kamu harus menjaga ibu dengan baik,” kata Lala.
“Oh, itu sudah pasti mbak, aku akan menjaganya, jangan sampai ibu terluka.”
“Aku sering khawatir, soalnya kamu itu agak temperamen tinggi.”
“Waah, ya enggak lah mbak, aku sekarang sabar banget, tahu. Kan aku belajar dari ibuku?”
“Baiklah, aku percaya sama kamu.”
***
Tapi ternyata Desy langsung mengatakannya pada ibunya, tak lama setelah ibunya pulang dari belanja.
Tindy hanya tersenyum datar.
“Tapi aku kasihan pada wanita itu. Namanya Larsih.”
“Ibu sudah tahu?”
“Apa yang ibu tidak ketahui tentang ayahmu? Beberapa kali Larsih menelpon ayahmu. Mungkin menanyakan mengapa tidak datang menemuinya. Sekali ibu pernah membaca pesan singkatnya. Tapi ayahmu seperti tidak peduli. Ia malah mengganti nomor kontaknya, dan menunjukkan pada ibu bahwa ia tidak suka berhubungan dengan wanita lain.”
“Wah, pasti wanita bernama Larsih itu sangat sedih. Tadi anaknya bilang, ibunya sangat mencintai Bapak.”
“Ya, waktu itulah bapakmu mengatakan bahwa dia sebenarnya sudah beristri.”
“Sekarang wanita itu sakit, kata dokter umurnya tidak akan lama lagi. Itu sebabnya anaknya disuruh mencari bapak, karena dia ingin bertemu sebelum meninggal.”
“Kasihan. Semoga bapakmu mau menemui dia. Kamu beritahu dia dimana alamatnya?”
“Tidak, Desy mana tahu dimana. Yang tahu kan mbak Lala.”
“Jadi bagaimana?”
“Desy sarankan agar menemuinya di kampus. Desy sudah memberikan alamatnya.”
“Ya sudah. Semoga semuanya berjalan baik.”
“Ibu tahu nggak, laki-laki bernama Danarto itu tadinya Desy kira anaknya Bapak. Waduh, kalau benar berarti kakakku dong. Ternyata bukan. Dia anak wanita itu dengan suami pertamanya.”
“Sudah dewasa dia?”
“Sudah lah bu, katanya waktu Bapak ketemu bu Larsih itu, umur dia sudah limabelasan tahun. Berarti sekarang sudah duapuluh lima atau duapuluh enam. Tampaknya dia orang berada. Penampilannya rapi dan sikapnya sopan. Dia juga datang dengan membawa mobil.”
“Semoga bisa bertemu ayah kamu. Kasihan kalau benar perkiraan dokternya.”
Sungguh. Desy benar, ibunya tidak tampak terluka. Barangkali ibunya itu tak memiliki rasa benci kepada siapapun. Atau barangkali kemarahan dihatinya sudah habis termakan ulah suaminya selama bertahun-tahun.
***
Pagi hari itu Danarto sudah bersiap-siap untuk berangkat lagi untuk menemui Haryo, tapi mendadak dokter bilang bahwa ibunya tiba-tiba tidak sadarkan diri. Danarto kebingungan, ia akan menyesal kalau sampai terjadi sesuatu pada ibunya, dan keinginan terakhirnya tidak kesampaian.
Danarto ternyata seorang dokter di rumah sakit itu, tapi yang menangani ibunya adalah dokter spesialis penyakit dalam, dokter Daniel.
Ia hanya membantu ketika dokter itu berusaha menyelamatkan nyawa ibunya.
Danarto mengusap wajahnya, dan gelisah. Ia menatap dokter Daniel ketika dokter itu selesai melakukan tindakan.
“Bagaimana dok ?”
“Baik, jangan khawatir. Dia sudah sadar kok,” kata dokter Daniel sambil menepuk bahu Danarto.
Danarto mendekati ranjang ibunya, lalu menggenggam erat tangannya.
“Ibu harus kuat ya,” bisik Danarto.
Tiba-tiba Larsih membuka matanya.
“Danar ... “
“Ya bu ....”
“Sudah ketemu dia?”
“Hari ini Danar mau kesana bu. Tadi mau berangkat ragu-ragu, karena tiba-tiba ibu tidak sadar.”
“Berangkatlah sekarang,” bisiknya lemah.
Danarto mengangguk. Setelah berpesan kepada perawat agar menjaga ibunya, iapun berangkat ke kampus Haryo, sesuai dengan catatan yang diberikan Desy.
***
Tapi Danar sangat kecewa ketika mendengar bahwa Haryo baru saja pulang.
“Baru saja pulang mas, barangkali sekarang masih di tempat parkir. Mobilnya warna hitam.”
Danar bergegas keluar dan menuju area parkir. Dilihatnya mobil warna hitam keluar dari halaman. Danarto memasuki mobilnya dan bergegas menyusul. Beruntung ia bisa berada dibelakang mobil Haryo, hanya terpaut dua mobil didepan, sehingga dia bisa mengawasinya.
Danarto terus mengikutinya, sampai Haryo memasuki halaman sebuah rumah. Danarto memarkir mobilnya diluar, dan mengamati ke arah dalam sebelum turun dan masuk ke sana.
“Iya benar, itu pak Haryo. Aku tidak bisa melupakannya. Masih tampak gagah. Tapi rumah siapa ini? Apa pak Haryo punya rumah disini?”
Haryo turun dari mobil, Nina menunggunya di teras.
“Mas, seperti ada yang mau datang kemari,” kata Nina sambil menatap ke arah mobil Danarto.
“Nggak tahu aku. Kalau tamu, mengapa tidak segera masuk kemari?”
Tapi kemudian Danarto turun dari mobil dan berjalan perlahan memasuki halaman.
“Tuh Mas, benar dia datang kemari.”
Haryo membalikkan tubuhnya, dan melihat sosok laki-laki tampan mendekatinya.
“Bapak,” kata Danarto yang kemudian meraih tangan Haryo dan menciumnya.
Haryo tertegun. Dan wajah Nina muram seketika begitu mendengar anak muda itu memanggil Haryo dengan sebutan ‘bapak’.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah suwun mbak
ReplyDeleteAlhamdulillah MKJ tayang gasik.
DeleteManusang bu Tien, slm sehat tetap cemungud
Sami2 pak Djoni
DeleteADUHAI
Sami2 pak Bambang
DeleteSelamat balapan menyongsong kehadiran
DeleteMKJ_17 juaranyak mas Bambang Pramono.
Matur nuwun bu Tien tayang gasik.
Mohon maaf masih dijalan antara Blora- Cepu jadi hak bisa bantu koreksi. Salam sehat buat semua
Tindak Cepu mas kakek?
DeleteTitidije nggih
Makasih mba Tien ... MKJ nya tayang cepat ... salam aduhai dari bekasi.
ReplyDeleteSami2 ibu Ani
DeleteADUHAI buat Bekasi
Alhamdulillah
ReplyDeleteSyukron Mbak Tien ๐๐น๐น๐น
Sami2 ibu Susi
DeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman, Wirasaba, Boediono Hatmo, R.E. Rizal Effendy, Tonni,
Alamdulillah...
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir
Gasik
Matur nuwun bu Tien
Semoga bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan dan tetap semangat
Salam ADUHAI dr Cilacap
Sami2 pak Wedeye
DeleteSalam ADUHAI
Hallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Trie Tjahjo Wibowo, Lestari Mardi, Susi Kamto, Rosen rina, Mimin NP, Ermi S, Ira, Nina,
Akhirnya namaku dipake. Tadinya gak suka. Tapi bgtu ... "Untunglah Danar bukan anak Bapak, .....” Jadi ada kesempatan ehm ehm sama desy ato lala. Aduhai... ๐ lanjut bu tien.
DeleteHallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Tasikmalaya, Baturetno, Wonogiri, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Alhamdulillah.
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien, sehat selalu, sungkem saking Klaten.
Sami2 ibu Isti
DeleteSalam hangat dari Solo
Trimakasih bu Tien .... sehat selalu salam dr jember
ReplyDeleteSami2
DeleteHallow Jember
Trims Bu Tien udah menghibur....sehat selalu Bu tien
ReplyDeleteWow datanf lebih awal...terima kasih bu tienkub...sehat selalu ya bu salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteSami2 ibu Sri
DeleteAamiin
ADUHAI
Matur nuwun mbak Tien-ku MKJ sudah tayang.
ReplyDeleteTernyata play boy itu kedatangan anak tiri siri. Jangan" dia nanti yang akan 'menjatuhkan Haryo.
Salam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI
Sami2 pak Latief
DeleteADUHAI
Alhamdulillah MKJ~17 hadir lebih awal.. maturnuwun bu Tien ๐
ReplyDeleteSami2 pak Djodhi
DeleteAlhamdulillah terima kasih bu Tein semoga sehat selalu salam aduhai...
ReplyDeleteSami2 ibu Nur
DeleteAamiin
ADUHAI
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerinakasih bunda Tien
Salam aduhai
Alhamdulillah, maturnuwun bunda Tien
ReplyDeleteSemangat sehat
Salam aduhai
Sami2 ibu Ermi
DeleteSalam sehat dan ADUHAI
๐๐๐๐ฎ๐ฎ๐ฎ๐ก๐ก๐ก ๐ฃ๐ข๐๐ง ๐๐๐ซ๐ฒ๐จ ๐ฌ๐๐ฉ๐๐ซ๐ญ๐ข ๐๐๐ง๐จ๐ค๐จ ๐ฉ๐ฎ๐ง๐ฒ๐ ๐ข๐ฌ๐ญ๐ซ๐ข ๐๐ข๐ฌ๐๐ญ๐ข๐๐ฉ ๐ข๐ฒ๐ ๐ฉ๐ข๐ง๐๐๐ก/๐ญ๐ฎ๐ ๐๐ฌ..๐๐๐ ๐๐ข๐ฆ๐๐ง๐ ๐ฌ๐ข๐ค๐๐ฉ ๐๐๐ซ๐ฒ๐จ ๐ฌ๐๐ญ๐๐ฅ๐๐ก ๐ฆ๐๐ง๐๐๐ง๐ ๐๐ซ ๐๐๐ซ๐ข๐ญ๐ ๐๐๐ซ๐ข ๐๐๐ง๐๐ซ๐ญ๐จ ๐ญ๐๐ง๐ญ๐๐ง๐ ๐ค๐จ๐ง๐๐ข๐ฌ๐ข ๐๐๐ซ๐ฌ๐ข๐ก ๐๐๐ค๐๐ฌ ๐ข๐ฌ๐ญ๐ซ๐ข ๐ฌ๐ข๐ซ๐ข ๐ง๐ฒ๐..๐
ReplyDelete๐๐ข๐ญ๐ ๐ญ๐ฎ๐ง๐ ๐ ๐ฎ ๐ฌ๐๐ฃ๐ ๐ค๐๐ฅ๐๐ง๐ฃ๐ฎ๐ญ๐๐ง๐ง๐ฒ๐ ๐๐๐ฌ๐จ๐ค ๐ฉ๐๐ฌ๐ญ๐ข ๐๐๐๐๐๐.
๐๐๐ฅ๐๐ง ๐ฌ๐๐ก๐๐ญ ๐ฌ๐๐ฅ๐๐ฅ๐ฎ ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐๐ฎ ๐๐ข๐๐ง ๐๐๐ง ๐ค๐๐ฅ๐ฎ๐๐ซ๐ ๐..๐ญ๐๐ญ๐๐ฉ ๐ฌ๐๐ฆ๐๐ง๐ ๐๐ญ ๐๐๐ง ๐ญ๐๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐๐๐ซ๐ค๐๐ซ๐ฒ๐ ๐ฆ๐๐ง๐ ๐ก๐ข๐๐ฎ๐ซ ๐ฉ๐๐ง๐ ๐ ๐๐ฆ๐๐ซ ๐๐๐ซ๐๐ฎ๐ง๐ ...๐๐๐ฆ๐ข๐ข๐ง ๐๐๐ ๐๐๐๐
Salam sehat dan ADUHAI pak Indriyanto
DeleteMakasih, bu Tien. Sehat selalu ya
ReplyDeleteSami2 ibu Anik
DeleteAlhamdulillah...maturnuwun bu Tien
ReplyDeletesalam aduhai... dan sehat selalu
Sami2
DeleteADUHAI UNKNOWN
Terima kasih Bu Tien semoga selalu sehat dan tetap semangat, salam aduhai dr kota Pasuruan
ReplyDeleteSami2 ibu Mundjiati
DeleteADUHAI
Alhamdulillah MKJ 17 telah tayang, terima kasih bu Tien sehat n bahagia selalu. Aamiin.
ReplyDeleteUR.T411653L
Sami2 ibu Uchu
DeleteAamiin
Alhamdulillah, MKJ 17 sdh tayang,mksh bu Tien, semoga Danarto berjodoh dengan Desy. Salam sehat, semangat dan
ReplyDeleteAduhai
Sami2 ibu Komariah
DeleteADUHAI
Walah walah Haryo Haryo ....tobatlah Haryo
ReplyDeleteWalah.. walah ibu Winarni,lama nggak komen
DeleteAlhamdulillah gasik matur nuwun bunda Tien, salam sehat n aduhai
ReplyDeleteSami2 ibu Wiwik
DeleteADUHAI
Punya kesukaan permainan tradisional; cublak cublak suweng, rupanya.
ReplyDeleteRepot lho Des, kalau calonmu besok berjanji; aku akan menjagamu seperti ayahmu, menjagamu.
Terus njawab mu piyรฉ, lha iyรฅ kebiasaan waktu kecil segala ada tinggal bilang; diberi, buat tebar pesona dengan uang saku lebih awalnya, sampai berusaha sendiri sekalipun masih saja buat meyakinkan diri dengan cara yang sama, jadi berkelanjutan.
Namanya amanah ya di upayakan, ini masalah kelegaan walau diseberang ada yang enggak rela, kelihatan kan kualitas nya.
Mau lari lagi, biar suwengรฉ thing gerรจntรจl. Mambu tรฅ yรฅ..
Yang melihat kan cuma gรจlรจng-gรจlรจng kepala, ya kalau nggak ada nggak ramรฉ, dunia ini.
Nah lho yang nggak rela pasti masih ingin menguasai takut kehilangan, sama; di kiranya masalah dana kurang.
Kerรจn bekas Tindy masih banyak yang berebut.
ADUHAI
Terimakasih Bu Tien;
Memang Kembang Jalanan yang ke tujuh belas sudah muncul.
Sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta ๐
Lhoo kik Nanang dobel maneh
DeleteMatur nuwun bu Tien. Ternyata Haryo punya istri siri selain Nina, yaitu Larsih. Wah koq ya kebangeten ya yang namanya Haryo. Sebetulnya apa yang dicari Haryo dari istri istrinya? Apakah kesenangan belaka? Semoga kedatangan Danarto akan menyadarkan Haryo sedikit demi sedikit untuk menuju jalan yang lurus. aamiin.. Salam sehat selalu bu Tien. Tumben ada dokter di cerita ini
ReplyDeleteSami2 ibu Noor
DeleteAda dokter2 juga
ADUHAI
Aduhai. Ternyata memang benar. Haryo itu bak Arjuna. Satriyo lelananging jagat. Matur Bu Tien ?!๐๐
ReplyDeleteSami2 pak Boefiomo
DeleteADUHAI
Maturnuwun mbak Tien MKJ17nya..
ReplyDeleteJiaaaan...Haryooo...bojo ting tlรจcรจk..๐
Tindy supeer supeer sauabaar..
Sampe ga bs komen dgn kelakuan Haryo..
Nunggu lanjutan besok lagiii...
Salam sehat dan aduhaii banget mbak Tien..๐๐๐ฅฐ
Sami2.ibu Maria
DeleteSalam sehat dan ADUHAI banget
MKJ 17 sdh terbaca .. smpe seri ini aktor utama Haryo .. jadi bukan kembang tapu KUMBANG .. hehheehd .. mtr nwn Nbak Tien, salam sehat bahagia
ReplyDeleteSami2 pak Pri
DeleteKumbangnya baru mencari kembang
ADUHAI
Haryo..Haryo...sungguh aduhai....
ReplyDeleteAlhamdulillah, suwun Bu Tien..salam sehat selalu....
Pak Prim, sami2 njih
DeleteSalam ADUHAI
Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien... Selamat malam selamat beristirahat... Semoga Bu Tien selalu sehat, selalu dalam perlindungan Allah SWT... Salam... ๐๐๐
ReplyDeleteSami2 ibu Sri
DeleteAamiin
Duh ceritany semakin bikin penasaran. Terima kasih Bu Tien, semiga sehat selalu.
ReplyDeleteSami2 ibu Yati
DeleteADUHAI
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda
Salam sehat dan aduhai dari Purworejo
Samo2 ibu Salamah
DeleteSalam sehat dan ADUHAI
Alhamdulillah.. Matur nuwun mBak Tien Kumalasari, MKJ Episode 17 sudah tayang.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Tangerang.
Sami2 mas Dudut
DeleteSalam ADUHAI
Bu Tien, ceritanya makin aduhai ..... Bikin penasaran....
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien. Salam aduhai dari Nganjuk.
Sami2 ibu Sri
DeleteSalam ADUHAI buat Nganjuk
Maturnuwun Bu Tien ๐, semoga sehat selalu beserta keluarga,dan semakin ADUHAI episode selanjutnya
ReplyDeleteSami2 Yangtie
DeleteADUHAI
Matur nuwun bu Tien... MKJ 17 sudah tayang dan mskin asyyiikk...
ReplyDeleteSemoga bu Tien Sehat Selalu...
Aamiin yaa Robbal’alamiin
Salam SeRoJa... ADUHAI....
Sami2 ibu Nur
DeleteAamiin ya Robbal alamiin
Alhamdulillah MKJ 17 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, semoga sehat dan bshagia selalu.
Aamiin
Salam ADUHAI dari Bekasi
Sami2 ibu Ting
DeleteAamiin
ADUHAI buat Bekasi
Horeeee....
ReplyDeleteAlhamdulillah tayang gasik...
Horeee
DeleteADUHAI ibu Yulie
Cublak2 suweng.. hehee.. Nang,mosok cowok dolanan cublak2 suweng
ReplyDeleteADUHAI deh
Alhamdulillah MKJ sdh hadir, matursuwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat selalu
Sami2 ibu Umi
DeleteSalam sehatbdan ADUHAI
Alhamdulillah sdh tayang.. Terima kasih Bu Tien.. Salam *ADUHAI* .. dari Mbu Nina Karawang Jawa Barat..
ReplyDeleteSami2 Mbu Nina
ReplyDeleteSalam ADUHAI
Alhamdulilah.. emkaje (MKJ) sdh hadir
ReplyDeleteTernyata tamu yg dtg adalah anaknya bu Larsih istri siri Haryo lg..
waah makin serruuu nih..
untungnya danarto tdk nyebelin spt anak"nya Nina..
ceritanya tambah pinisirin.. he..hee
Terimakasih bunda Tien.
Selamat beristirahat.. Semoga selalu sehat, ceria, bugad & bahagia selalu.
Salam hormat dan salam teraduhai utk bunda.. ๐๐๐๐
Sami2 ibu Hermina
DeleteSalam hangat dan ADUHAI
Haryo...Haryo..
ReplyDeleteMakasih mba Tien.
Salam sehat dan hangat selalu .
Aduhai
Sami2 ibu Sul
DeleteSalam hangat sehat dan ADUHAI
Gawat mas haryo ini. Menabur masalah Dimana mana, gimana akhirnya yah?
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien. Salam sehat selalu.
Sami2 pak Andrew
DeleteMenabur cinta .. hehee
Aduhai...
ReplyDeleteADUHAI ibu Hestri
DeleteMungkinkah Danarto menjadi rebutan diantara gadis..hehe
ReplyDeleteMay be yes may be no
DeleteADUHAI ibu Anie
๐ง๐ฒ๐ฟ๐ถ๐บ๐ฎ ๐ธ๐ฎ๐๐ถ๐ต ๐บ๐ฏ๐ฎ๐ธ ๐ง๐ถ๐ฒ๐ป
ReplyDeleteSami2 KP LOVER
DeleteMet malam Bunda , terima kasih untuk MKJ nya.
ReplyDeleteTetep semangat dan sehat selalu buat Bunda
Sami2 mas Bambang
DeleteAamiin
Salam ADUHAI
Suwun Bu Tien, untuk MKJ 17-nya. Salam sehat dan sejahtera selalu nggih Bu..
ReplyDeleteSami2 ibu Yacinta
DeleteSalam sehat sejahtera dan ADUHAI
Wah pasti Tindy sangat terpukul ada juga ya si play boy kamoret.. tp akan kena karma ..Apa Lala akan bersama Dr Danarto wah rame nih pastinya baik dan Si Haryo buang ke laut aja ๐๐๐๐คฃ☝️๐๐ ,makasih bu Tien..salam sehat n selamat tidur๐๐๐คฃ๐ฅฐ๐
ReplyDeleteSami2 ibu Yanti
DeleteBaiklah, mumpung laut lagi pasang, hahahaa
ADUHAI
Waahhh.... sangat luar biasa ceritanya... makin serruu..... terima kasih mbu tien... sehat² trs.... dtunggu part berikutnya
ReplyDeleteHaryo ....oh Haryo ...
ReplyDeleteMakin penasaran ...endingnya bagaimana ya ..
Matur nuwun, mbak Tien.
Salam sehat selalu.
Sami2 ibu Purwani
DeleteSalam sehat dan ADUHAI
Assalamualaikum wr wb. Wah bener bener runyam, sdh dua keluarga yg mengakui Haryo itu bapaknya, di luar keluarga Tindy. Haryo memang Harjuno yg digandrungi banyak wanita.. Makin seru ceritanya. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede...
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
DeleteAamiin ya Robbal alamiin
Matur nuwun pak Mashudi
Bu Tien Kumalasari, izin ya ...
ReplyDeleteTernyata Pak Haryo itu sang 'Arjuna kesiangan.
Benarkah.?!๐คญ
Semoga 'kelakuan pak Haryo bukanlah watak seseorang dosen, tetapi watak seorang lelaki yg bernama Haryo.๐
Kita tunggu episode 18.๐ค๐
Salam ADUHAI pak Rusman
ReplyDeleteAduhai pak haryo. Istri anda kok di mana-mana? Luar biasa.
ReplyDeleteADUHAI ibu Echy
ReplyDeleteTerima kasih ibu Tien, smg selalu sehat dan terus berkarya, salam Aduhai dr Yogya
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien semoga selalu sehat dan tetap semangat, salam aduhai dr kota Kembang Bandung
ReplyDelete