Friday, September 24, 2021

ROTI CINTA 35

 

ROTI CINTA  35

(Tien Kumalasari)

 

Dina ingin pulang setelah melihat-lihat kios yang akan dipugar, tapi tiba-tiba Rustanto muncul.

“Lho, kok mbak Dina ada disini juga?”

“Dina..” Dina membetulkan cara Rus memanggil.

“Ya.. eh.. kok Dina ada disini ?”

“Tadi ngantar teman yang ingin melihat. Oh ya, mas Rustanto dapat salam dari dia lho.”

“Dia siapa?”

“Eny.. kan dia yang lebih dulu ingat bahwa mas Rustanto kakak kelas kami.”

“O.. Eny.. baiklah, wa’alaikum salam.”

“Pernah dekat sama dia?”

“Dekat bagaimana maksudnya? Saya berusaha dekat dengan teman-teman saya.”

“Hanya saya ya yang lupa sama mas Rustanto.”

“Saya juga berusaha menyembunyikan wajah saya.”

“Karena malu? Sarjana jadi tukang bakso?”

“Bukan, hanya sungkan, dan nanti pasti banyak pertanyaan, yang sebenarnya jawabannya mereka sudah tahu. Nggak dapat kerjaan, lalu bekerja apa saja.. kan itu? Capek nanti saya menjawabnya.”

Dina tersenyum. Dia tertarik pada kesederhanaan Rustanto. Kagum pada tekatnya mencari nafkah dengan jalan apapun juga. Menurutnya Rustanto adalah laki-laki yang luar biasa.

“Mas Rustanto sudah selesai jualan?”

“Sudah, masih siang sudah habis, lalu saya tinggal kesini dulu. Rupanya baru mengerjakan yang bagian belakang dulu.”

“Benar, bagian dapur dulu, setelah itu ruangannya mas Rustanto sama saya sebelah situ, terus loket untuk pesan, untuk kasir. Oh ya, kalau mas Rustanto sudah longgar, ayuk kita lihat-lihat kursi dan meja untuk pelanggan. Juga perabotan lain yang kita butuhkan." 

“Jangan sekarang mbak, saya …”

“Kok mbak lagi..”

“Ehem.. lupa.. jangan sekarang Dina, aku kan masih bau. Kalau mau biar saya pulang dulu, mandi dan ganti pakaian.”

“Baiklah, tokonya kan tutup jam delapan malam. Mas Rustanto mandi dulu, nanti saya samperin.”

“Kenapa harus disamperin, saya berangkat sendiri saja..”

“Jangan.. nggak enak nanti saling tunggu menunggu. Sudah, pulang sana, saya juga mau pulang, mandi, shalat, lalu nyamperin mas Rus.”

“Ya sudah, saya mengalah saja.”

***

“Bu, Dian besok ke Solo ya,” kata Dian setelah mengantarkan Witri pulang.

“Baiklah, sudah bilang bapak kapan mau melamar? Jadi nanti bapak Leo bisa datang tepat pada waktunya.”

“Kan bapak bilang, nunggu ibu. Jadi kapan ibu siap?”

“Lhoh, gimana bapak tuh.. Seminggu lagi saja, apa dua minggu deh..gitu ?”

“Ya terserah bapak sama ibu, kata bapak ibu harus mempersiapkan semuanya.”

“Ya, itu gampang, ibu sudah tahu apa yang harus kita persiapkan. Menurut ibu, bagaimana kalau kita beli cincin sekalian, jadi sekalian mengikat dia, dan besok-besok tinggal menikah saja, nggak usah pakai acara tunangan lagi.”

“Itu juga bagus, besok Witri mau Dian ajak ke toko emas, eh bukan besok, sepulang saya dari Solo saja. supaya cincinnya pas dijari dia.”

“Itu bagus le, terserah kamu saja. Nanti ibu juga mau mengabari adikmu tentang rencana itu.”

“Jangan sampai nanti dia pulang lagi sambil mengajak Nita.”

“Ya enggak.. kan dia sudah harus masuk sekolah, liburan sudah habis.”

“Syukurlah kalau begitu. Takutnya nanti dia nekat datang.”

“Kamu kok seperti takut sekali kalau adik kamu datang?”

“Bukan Arini nya bu, temannya itu. Lalu Arin itu kan suka nekat, nanti dia malah bikin rusak suasana.”

“Enggak Dian, ibu kan sudah bilang kalau Arin sudah masuk sekolah. Ibu Risma tak akan mengijinkan Arin kemana-mana saat dia harus sekolah.”

“Baiklah bu, Dian mandi dulu.”

“Lho, nganterin pacar tuh belum mandi?”

“Kan sama-sama belum mandinya, nanti kalau Dian sudah mandi duluan, dia sungkan, jadi biar sama-sama bau asem,” kata Dian sambil pergi menjauh.

Yanti geleng-geleng kepala. Tapi dia senang, akhirnya Dian menemukan wanita yang dicintainya, yang dia tahu bahwa gadis itu adalah gadis yang bukan saja cantik tapi juga  baik hatinya.

“Semoga kamu bahagia ya le,” bisiknya perlahan sambil berlinang air mata.

Berbagai warna kehidupan sudah mereka lalui, Ika Wijayanti dan Ardian, melewati banyak liku-liku kehidupan, yang kadang terasa pedih perih. Ada air mata yang disembunyikan agar keduanya saling bisa menjaga. Tapi semuanya sudah berlalu. Yanti berharap Ardian segera bisa menemukan kebahagian bersama wanita yang dicintainya. Yanti tidak menyesal mengetahui dari mana gadis itu berasal. Perilaku baik dan budi mulia bukan berasal dari harta yang mereka miliki, tapi akhlak yang tergenggam didalam hati.

***

“Kamu mau ke Solo le?” tanya Leo dengan semangat ketika Dian menelponnya.

“Iya bapak..”

“Rupanya kamu sudah capek membuat kejutan buat bapak dan ibu disini, ya kan? Biasanya kamu datang tiba-tiba, dan membuat kami bener-benar terkejut,” kata Leo sambil tertawa.

“Dian bukan hanya ingin berjalan-jalan di Solo pak.”

“Oh, ada perlunya? Apa kamu mau minta ijin untuk menikah?”

“Bukan minta ijin pak, minta agar bapak melamar gadis yang Dian cintai.”

“Diaaan?” Leo berteriak saking gembiranya.

“Itu benar ?” lanjut Leo.

“Iya pak, tapi besok Dian mau datang untuk ketemu bapak dan ibu Rina.”

“Bagus nak, siapakah gadis yang beruntung mendapatkan anak bapak yang ganteng dan baik hati ini?”

“Ah, bapak…”

“Itu benar kan?”

“Besok saja kalau sudah ketemu, Dian baru mau cerita.”

“Baiklah, bapak tunggu. Jam berapa kamu berangkat, agar bapak bisa menjemputnya?”

“Tidak usah pak, Dian naik taksi saja.”

“Tidak apa-apa, bapak senang melakukannya.”

“Besok kalau sudah berangkat Dian akan mengabari.”

“Baiklah, pasti Dina senang mendengarnya. Dia lagi sibuk mau membuka usaha baru.”

“Syukurlah, usaha apa pak?”

“Jualan bakso.”

“Wouww… hebat pak. Tapi kenapa dia tertarik jualan bakso?”

“Besok kamu bisa omong-omong sendiri sama adik kamu.”

“Baiklah, tapi Dian senang mendengarnya. Memang itu kan cita-cita dia sebenarnya.”

“Iya, bapak juga senang. Mungkin adik kamu sudah semakin matang dalam berpikir.”

“Iya pak, sampai ketemu besok ya pak.”

Leo tersenyum-senyum sendiri setelah menerima telpon dari Ardian.

“Telpon dari siapa mas? Kok senyum-senyum sendiri? Dari seorang gadis, cantik, molek.. menawan..?”

Leo tertawa.

“Kamu itu sudah semakin tua kok ya masih cemburuan. Kalau aku menelpon seorang gadis mana mau aku berteriak-teriak begitu, dari rumah pula.”

“Aku kan cuma bercanda, dan mas kan tahu bahwa dari dulu aku tuh nggak cemburuan.”

“Berarti nggak cinta dong kalau nggak cemburu?”

“Ya cinta dong, rasa cemburu itu punya, tapi cuma sedikit.”

“Sedikit atau banyak yang namanya cemburu itu ya cemburu saja.”

“Ya sudah, malu ah, sudah tua ngomongin cemburu.”

“Itu tadi telpon dari Dian..”

“Oh ya, apa kabarnya dia?”

“Besok dia mau kesini.”

“Rupanya belum puas waktu datang kemari beberapa waktu yang lalu, soalnya disusul gadis indo temannya Arin itu, dan tampaknya Dian kurang suka.”

“Iya, tapi bukan itu masalahnya. Dia akan meminta kita untuk melamar.”

“Melamar? Seorang gadis ?”

“Iyalah, tapi dia belum mau bilang siapa gadis itu. Besok saja ceritanya, kata Dian.”

“Syukurlah mas, akhirnya kan kita benar-benar menjadi semakin tua. Anak-anak sudah dewasa, kemudian menikah.”

“Lalu kita akan sendirian seperti awal kita menikah.”

“Duuh.. iya ya mas, tapi kan memang harus begitu. Sebuah keluarga tidak bisa selamanya bersatu bersama anak-anak. Mereka akan menikah, kemudian kita menjalani hidup masing-masing.”

“Ya sudah, memang sudah kodratnya, nggak usah dibahas, nanti kita jadi sedih.”

“Nggak ah, nggak sedih kok. Bukankah kita akan bahagia kalau anak-anak kita juga bahagia?”

“Benar, kebahagiaan mereka itu yang paling penting.”

***

“Horeee… mas Dian mau menikah ?” teriak Dina sepulang dari pergi bersama Rustanto untuk melihat perabot  keperluan warungnya.

“Baru mau melamar, entah kapan, besok dia mau datang,” kata Rina.

“Aduuh, aku pengin ikut.. “

“Kamu kan sedang sibuk mengurusi usaha baru kamu?” sela Leo.

“Iya sih.. justru semakin dekat jadi semakin banyak kesibukan.”

“Ya nggak apa-apa Din, yang penting besok pas nikah kamu bisa hadir,” kata ibunya.

“Iya ya bu. Tapi Dina seneng banget nih.”

“Setelah itu giliran kamu,” kata ibunya lagi.

“Nanti dulu bu, belum terpikirkan. Lagi fokus pada usaha bakso nih bu.”

“Ya sudah, semoga kamu berhasil dalam usaha kamu, lalu segera memikirkan kehidupan kamu selanjutnya. Punya suami, punya anak..”

“Iya bu, nanti kan ada saatnya untuk itu. Mungkin malah Dita duluan nanti.”

“Kita serahkan saja semuanya pada Allah, Dia yang akan mengaturnya," tukas bapaknya.

***

“Witri, nanti sore kamu pulang sendiri ya, soalnya siang ini aku mau berangkat ke Solo.”

“Ya nggak apa-apa kan mas, biasanya saya juga selalu pulang sendiri.”

“Tapi setelah kamu menjadi pacar aku, kamu nggak boleh pulang sendiri.”

“Peraturan dari mana tuh?”

“Dari aku…”

Witri tersenyum, bukan main manisnya senyuman itu, membuat Dian terpesona.

“Aku nggak tega saja melihat calon isteriku pulang sendiri.”

“Aku bukan anak kecil, kenapa nggak tega?”

“Penginnya aku melepas kamu sampai dirumah dengan selamat, lalu aku bisa pulang dengan hati tenang.”

“Itu berlebihan..”

“Ya enggak, sudah lah, jangan protes, tapi untuk kali ini, mungkin dua hari mendatang kamu harus pulang sendiri. Kan aku masih ada di Solo.”

“Iya, nggak apa-apa mas, jangan dipikirkan.”

“Dan jangan lupa, mungkin dua minggu mendatang bapak sama ibu mau melamar kamu, dan pastinya dengan kerabat yang lain.”

“Dua minggu?”

“Iya, kira-kira lah, nanti kalau sudah dekat aku pasti akan mengabari kamu.”

“Aku kok deg-degan ya mas..”

“Bukan cuma kamu, aku juga deg-degan..” kata Dian sambil tertawa.

“Ya sudah, mas kesana saja, toko lagi rame, nanti mas terlambat perginya kalau masih membantu disini.”

“Iya, kamu benar, panggil yang biasa bertugas disini, aku mau siap-siap.”

“Iya mas,”

Walau begitu Witri merasa tidak tenang. Dua minggu lagi dilamar? Dan itu bukan mimpi. Dia akan menjadi menantu keluarga ini?

Witri menghela napas untuk menenangkan diri, karena didepannya sedang mengantri para pelanggan yang sudah selesai memilih roti yang dibelinya.

***

“Jadi itu bukan mimpi kan Wit? Keluarga pak Baskoro akan benar-benar melamar kemari?”

“Iya bu, mas Dian tadi mengatakannya.”

“Terimakasih ya Allah…” bisik bu Narti sambil menadahkan kedua tangannya.

Witri tersenyum, matanya berkaca-kaca melihat kebahagiaan diwajah ibunya.

“Kita harus bersiap-siap Wit, ada tamu agung, kita harus menjamu dengan pantas, walaupun kita orang yang tak punya.”

“Iya bu, nanti akan Witri pikirkan.”

“Ya sudah, kamu mandi dulu sana, ibu kan sudah selesai?”

“Iya bu, Witri mau mandi.”

“Ibu duduk didepan boleh kan Wit, sebel rasanya kalau harus berbaring terus di kamar.”

“Iya bu, boleh, tapi tidak boleh keseringan. Dokter masih selalu berpesan bahwa ibu tidak boleh terlalu banyak bergerak kan?”

“Kan cuma mau duduk saja diluar, menghirup udara segar.”

“Ya sudah bu, sementara Witri mandi dulu ya, nanti minumnya ibu akan Witri bawakan juga ke depan. Juga makanan kecilnya.”

“Iya, terserah kamu saja,” kata bu Narti sambil bangkit, lalu berjalan pelan ke arah teras.

Witri meletakkan minuman bu Narti yang masih hangat dan juga cemilan untuk ibunya, kemudian dia pergi mandi.

Bu Narti merasa lega, dan juga bahagia. Sebentar lagi Witri akan menjalani kehidupan yang lebih baik. Selama ini bu Narti sangat prihatin mengingat Witri yang susah payah bekerja dari pagi sampai sore, atau siang sampai malam, demi menghidupi dirinya dan ibunya, dan juga harus mengeluarkan uang untuk membayar sewa rumah.

“Kasihan Witri, setelah bapaknya meninggal, harus bekerja keras untuk membiayai semua kebutuhan hidup. Bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk aku, ibunya. Semoga Witri benar-benar akan mendapatkan kebahagiaan, sehingga aku tak terlalu prihatin memikirkannya."

Tiba-tiba bu Narti mendengar langkah kaki dari arah samping rumah, tepatnya dari rumah dimana pak Kusno tinggal, lalu seseorang muncul dihadapannya. Seseorang itu adalah Nurdin, pemilik rumah lamanya, yang pernah melamar Witri.

“Lho, kok sampeyan bisa ada disini ?” kata Nurdin heran.

Bu Narti tak bisa berkata-kata. Ia tak mengira akan bertemu Nurdin ditempat ini.

***

Besok lagi ya

 

 

 

78 comments:

  1. Alhamdulillah ..... sing ditunggu wis tekan....isih anget.
    Matur nuwun bu Tien.
    Salam ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulilllah Rocin 35 sdh tayang...
      Mtnuwun mbk Tien,smg sehat selalu....
      Kacamatanya dipakai sdh nyaman blm mbk?

      Delete
    2. Sudah nyaman sekali jeng. Saya pakai terus. Terimakasih banyak jeng.
      ADUHAI deh

      Delete
    3. Alhamdulillah Roti Cinta masih hdngat tlh hadir, makasih bu Tien. Slm sehat tetap semangat.

      Delete
  2. Yes...Rocin 35 tayang

    Mksh bunda sehat selalu

    ADUHAI

    ReplyDelete
  3. Terima kasih... rocin nya makin asyiik trs... sehat² trs Mbu Tien dan keluarga

    ReplyDelete
  4. Alhamdullah sdh tayang rocin 35

    Salam ADUHAI SELALU

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah ....
    Yang ditunggu tunggu telah hadir..... Gasik
    Matur nuwun bu Tien..
    Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
    Aamiin..... .

    Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN

    ReplyDelete
  6. Alhamdulilah Rocin sdh hadir. Mksh alias matur nuwun.

    ReplyDelete
  7. Matur nuwun mbak Tien-ku, roti-nya sudah sampai ...

    ReplyDelete
  8. Alhamdulilah terima kasih bu tien...
    Salam aduhai dari pondok gede

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah yang ditunggu telah hadir RoCin 35 ,matur nuwun bunda Tien Kumalasari

    ReplyDelete
  10. Puji Tuhan RC 35 sudah tayang ,,semoga jeng Tien selalu sehat

    ReplyDelete
  11. Terimakasih mba Tien, salam sehat 😘

    ReplyDelete
  12. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik

    ReplyDelete
  13. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang,

    ReplyDelete
  14. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah Rocin35 sudah tayang...sehat selalu mb Tien

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah...salam Aduhai bunda Tien sehat sllπŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–

    ReplyDelete
  17. Akirnya nongol jg Rocin 35 ,tks mbak Tien.
    Nurdin tiba2 datang akan mengacaokan acara Witri kah? Aduhai bikin penasaran nih.
    Salam seroja mbak Tien.

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah
    Terimakasih bunda Tien
    Semoga sehat walafiat πŸ™πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah... Makasih bu Tien.

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah, terima kasih Bu Tien.....
    Salam sehat selalu...

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah Rocinnya sdh hadir
    Terima kasih Bu Tien,semoga sehat selalu ya Bu..
    Salam ADUHAI dari Bekasi

    ReplyDelete
  22. Semoga Nurdin tdk berulah...dan menyadari kesalahannya
    Trm.kasih bu Tien...salam sehat selalu

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah..
    Trimksh bu tien, sehat selalu..

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah,aduhai rasanya roti cinta..,terima kasih Bu Tien..sehat selalu,Aamiin.

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah, matursuwun mbak Tien
    ADUHAI salam sehat selalu dari Bekasi Timur

    ReplyDelete
  26. Gawat nih... Nurdin ketemu Bu Narti . Bisa" dia membuat masalah tentang Witri. Tapi percayalah, becik ketitik ala ketara. Sing salah bakal seleh.
    Yang lain ok ya...
    Salam sehat penuh semangat untuk mbak Tien yang selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah makasih Bunda Roti Cintanya bisa buat pengantar tidur.

    ReplyDelete
  28. Ditungguin eh Rocin 35, suwun Bu Tien.
    Nurdin eh datang di acara Witri apa ya.......
    Aduhai bikin penasaran nih.
    Salam seroja Bu Tien

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah Ricin 35 hadir
    Twrimakasih bunda Tien
    Semoga bunda sekeluarga senantiasa sehat aamiin
    Salam sehat dan aduhai dari Purworejo

    ReplyDelete
  30. Terima Rocin,a bunda Tien,,,
    Salam sehat aduhai selalu,,😘


    Semoga Nurdin ga bikin ulah yaaa,,,


    N Semoga Mbak Dina dan Mas Rush,a juga berjodoh dengan Bascint,a,,πŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°

    ReplyDelete
  31. Ada apa dengan Nurdin?, waah kasihan dg ibunya Witri pasti kaget ya ? matur nuwun Bu Tien, salam aduhai dari Pasuruan

    ReplyDelete
  32. Alhamdullilah rocin 35 sdh tayang.. Makasihy mbak Tien.. Slmseroja dan aduhai dri sukabumiπŸ₯°πŸ₯°πŸ˜πŸ˜πŸ˜˜πŸ˜˜

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah. Terimakasih bu Tien..smg sehat selalu

    ReplyDelete
  34. Alhamdulillah rocin 35 SDH tayang

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah, akhirnya Dian mau melamar Sawitri semoga secepatnya menikah,mksh b Tien salam sehat, semangat dan Aduhai...

    ReplyDelete
  36. So sweet juga ardian..

    Masalah baru muncul lagi sepertinya... Smoga aja sih ga..

    Ibuuu Tien.. Trima kasih banyak tik Rocin nya.
    Sehat selalu tuk ibu dan kluarga.

    Salam aduhai..

    ReplyDelete
  37. Matur nuwun rotinya, mugi Ibu Tien tansah sehat
    Semakin seru....
    Salam aduhai

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....

    ReplyDelete
  39. Terima kasih Mbak Tien ... ROCIN 35 sdh hadir ... Salam SEROJA ... Salam Aduhai .

    ReplyDelete
  40. Alhamdulillah ROCIN 35 anget"..buat sangu bobokπŸ˜€, maturnuwun Bu Tien, sehat selalu, semangat dan ADUHAI,

    ReplyDelete
  41. Akhamdulillah...akhirnya sampai juga ke Bekasi...
    suwun mba Tien...semoga mba Tien dan keluarga besar selalu sehat dan bahagia...Aamiin

    ReplyDelete
  42. Trimakasih mbak Tien RC35nyaa...

    Waduuh..Nurdin tiba2 muncul..mau bikin masalah apa..Witri dan ibunya kan bukan numpang disitu tp nyewa..malah ketauan belangnya..udh beristri malah ngelamar Witri..
    Semoga mertuanya keluar n jelaskan semua..
    Betuul..becik ketitik olo ketoro..

    Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..πŸ™πŸ₯°⚘

    ReplyDelete
  43. Semoga kedatangan Nurdin tidak bikin onar. Witri - Dian tetap mulus menuju rumah tangga.

    Monggo dilanjut aja ibu Tien, saya penasaran... Matur nuwun, Berkah Dalem, salam ADUHAI...

    ReplyDelete
  44. Alhamdulillah RC.35. telah tayang, terima kasih bu Tien, salam sehat dan bahagia selalu.
    UR. T411653L

    ReplyDelete
  45. Trm ksh bu Tien RC35 telah tayang.
    Salam sehat dari Tangerang Selatan

    ReplyDelete
  46. Maturnuwun, mb Tien. Semoga Nurdin ga bikin masalah. Dina n Rus berjodoh.
    Salam manis nan aduhai mb Tien
    Yuli Smrg

    ReplyDelete
  47. Alhamdulillah, tak kira Jum'at ini libur lagi seperti Jum'at minggu kemarin habis dari jam 9 tadi dibuka koq gak muncul. Yang penting sehat selalu ya mbak Tien....

    ReplyDelete
  48. Lega rasanya sudah membaca …….
    Terima kasih bu Tien….
    Salam sehat selalu πŸ’ͺ

    ReplyDelete
  49. Smg Nurdin tdk berulah yg merugikan Witri.. trmksh mb Tien utk hadir rocinnya. Slm seroja utk kita semua. Aamiin YRAπŸ€²πŸ™

    ReplyDelete
  50. Alhamdulillah ... Terimakasih kiriman Rocinnya Bu Tien ... Semoga Bu Tien selalu sehat, salam seroja tuk kita semua πŸ™πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  51. Alhamdulillaah...
    Roti Cinta sudah tayang, makin asyyiikk...
    Trima kasih ibu Tien, selalu menghibur kita,
    Semoga ibu dan keluarga sehat dan bahagia selalu,
    Aamiin yaa Robbal’alamiin
    Salam SeRoJa... ADUHAI....

    ReplyDelete
  52. Makasih bu Tien, semoga sehat selalu.
    AAMIIN 🀲

    ReplyDelete
  53. Alhamdulillah Roti Cinta Episode 35 sudah tayang, terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari. Semoga mbak Tien sekeluarga tetap sehat bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamin Yaa Robbal Aalamiin.
    Salam hangat dari Tangerang.

    ReplyDelete
  54. π•Ήπ–šπ–—π–‰π–Žπ–“ π–’π–†π–š π–•π–—π–”π–™π–Šπ–˜ π–π–Š π•­π–š π•Ήπ–†π–—π–™π–Ž π–™π–Šπ–“π–™π–†π–“π–Œ π–•π–Šπ–’π–‡π–†π–™π–†π–‘π–†π–“ 𝖑𝖆𝖒𝖆𝖗𝖆𝖓 π–“π–žπ–†...π•―π–Žπ–“ π–‰π–Žπ–“ π–œπ–”π–“π–Œ π–π–†π–’π–š π–’π–‡π–šπ–π–šπ–π–Ž π–π–†π–™π–†π–“π–žπ–† π–‘π–†π–π–†π–“π–Œ π–™π–Šπ–—π–“π–žπ–†π–™π–† π–˜π–‰π– π–•π–šπ–“π–žπ–† π–Žπ–˜π–™π–—π–Ž 𝖒𝖆𝖑𝖆𝖍 π–π–†π–’π–š π–’π–†π–š π–’π–Šπ–“π–ˆπ–Šπ–—π–†π–Žπ–π–†π–“ π–Žπ–˜π–™π–—π–Žπ–’π–š π–Œπ–†π–—π–†2 π–’π–†π–“π–‰π–šπ–‘ ..π–žπ–Œ π–’π–†π–“π–‰π–šπ–‘ π–π–†π–’π–š 𝖆𝖕𝖆 π–Žπ–˜π–™π–—π–Žπ–’π–š π–†π–žπ–” π–‡π–šπ–π–™π–Žπ–π–†π–“ π–‰π–šπ–‘π–š π–•π–Šπ–—π–Žπ–π–˜π–† π–π–Š π–‰π–”π–π–™π–Šπ–—..πŸ˜ƒπŸ˜ƒ π•Έπ–†π–™π–šπ–— π–˜π–šπ–œπ–šπ–“ π•­π–š π•Ώπ–Žπ–Šπ–“ 𝖙𝖆𝖒𝖇𝖆𝖍 π–†π–‰π–šπ–π–†π–Ž π–ˆπ–Šπ–—π–Žπ–™π–†π–“π–žπ–† π•½π–”π–ˆπ–Žπ–“...πŸ‘πŸ‘πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  55. Wah apa yang akan terjadi?????? Semoga semua baik2 saja. Terima kasih Bu Tien Rocinnya.... Semiga sehat selalu.

    ReplyDelete
  56. Assalamualaikum wr wb. Bu Narti tdk usah takut dgn kehadiran Nurdin. Kan sdh dijawab tegas oleh Witri....tapi apapun bisa terjadi yg baik maupun yg buruk bagi Bu Narti dan Witri.. Saya tunggu cerita Bu Tien selanjutnya. Maturnuwun Bu Tien, semoga Bu Tien beserta keluarga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  57. Semakin seru nih.
    Makasih mba Tien. Sehat dan selalu aduhai mba

    ReplyDelete
  58. Aduhh. ....kok Nurdin tiba" muncul sih...
    Dua duanya kaget baik bu Narti maupun Nurdin
    Moga" Nurdin ndak buat ulah yg macem"
    Kasihan Sawitri dan ibunya
    Moga Sawitri dan Dian menemukan kebahagian, karena sudah bersama orang yg dicinta. Aduhai
    Salam sehat dan aduhai dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  59. Makasih Bu Tien ... di tunggu lanjutannya πŸ₯°

    ReplyDelete
  60. Matur nuwun bu Tien Rocin tombo capek pulang kerja. Nah Nurdin kaget koq ibunya Sawitri kontrakdirumah mertuanya..terbongkar rahasianya.. Allah senatiasa akan memberikanjalan terbaik bagi hambaNya yang selalu di jalanNya..aamiin

    ReplyDelete
  61. Alhamdulillah RC.35 telah tayang, terima kasih bu Tien, salam sehat n bahagia selalu.
    UR. T411653L.

    ReplyDelete