ROTI CINTA 32
(Tien Kumalasari)
“Ferry ? Ya Tuhan.. kenapa dia?” pekik Dita.
“Tolong mas, angkat ke mobil saya, dia teman saya,” kata Bian yang segera membuka pintu mobilnya di bagian belakang.
Beberapa orang langsung mengangkat tubuh Ferry. Kepalanya tampak berdarah. Dita yang melihatnya merasa ngeri.
“Tolong nitip sepeda motornya ya mas, besok biar dari bengkel mengambilnya,” sambung Bian lagi, kemudian melarikan Ferry ke rumah sakit.
“Kenapa tiba-tiba dia ada di tempat itu ?” kata Dita, tapi Bian tak mengucapkan apa-apa. Ferry kan keluar dari gedung pertemuan itu, tak jauh tempatnya dari kecelakaan yang dia alami. Tapi Bian tak ingin mengatakan apa-apa tentang kejadian didekat gedung. Pertemuan antara Ferry dan dirinya juga tak ingin diceritakannya kepada Dita. Dita kan selalu menjaga agar tak terjadi apa-apa antara dirinya dan Ferry.
Setiba di rumah sakit Ferry segara diusung ke ruang UGD oleh petugas rumah sakit. Bian mengaku menjadi kerabatnya dan semua biaya akan ditanggung olehnya.
Dita tersenyum senang menyaksikan kebaikan Bian kepada sesamanya, padahal ia tahu Ferry kurang menyukainya.
Keduanya duduk di ruang tunggu, menunggu pemeriksaan yang dilakukan.
“Apakah lukanya berbahaya?” tanya Dita.
“Semoga saja tidak, kita tunggu saja hasil pemeriksaannya,” jawab Bian.
“Aku senang mas melakukannya.”
“Melakukan apa?”
“Menolong seseorang yang mas tahu bahwa dia tidak suka pada mas.”
“Kalau aku ikut membencinya, maka perseteruan tidak akan berakhir. Dalam sebuah pertarungan, seseorang harus mengalah. Sesungguhnya kita adalah saudara, dan sikap mengalah akan mendinginkan suasana.”
“Aku bangga sama mas,” kata Dita sambil tersenyum.
Bian mengangguk dan ikut tersenyum, kecut. Ia merasa bahwa dirinya juga terbakar amarah tadi, dan walaupun dia menyerahkan kartu mahasiswa Ferry tapi hatinya masih diliputi amarah dan kesal. Namun begitu, melihat Ferry terkapar tak berdaya, hatinya luluh. Ferry memiliki temperamen tinggi, tapi Bian ada setingkat dibawahnya. Ketika menyimpan kartu itu, hatinya masih diliputi rasa geram dan marah. Hanya di hadapan Dita saja dia bersikap sebaliknya.
“Aku kan juga manusia, tapi aku berharap, kejadian ini akan menjadi jalan damai diantara aku dan dia,” kata hati Bian.
“Mungkin pasien harus rawat inap, karena akan ada pemeriksaan secara menyeluruh untuk melihat apakah ada cedera di kepalanya,” kata dokter yang ditemui sebelum dia mendekati Ferry.
“Baiklah, lakukan yang terbaik dokter,” kata Bian. Lalu dokter itu berlalu.
“ Suster, Beri dia kamar kelas satu,” pesan Bian kepada perawat yang melayaninya.
“Baik pak.”
Bian berdiri didekat Ferry. Iba melihat Ferry terbaring menahan sakit.
Ferri yang berbalut di kepalanya, menatap Bian tak berkedip. Ia heran bisa berada di rumah sakit, dan heran ada Bian bersamanya.
“Bagaimana keadaan kamu?” tanya Bian ramah.
“Mengapa ada kamu?”
“Aku yang membawa kamu ke rumah sakit. Kamu menabrak pohon dan pingsan.”
Ferry tertegun. Sambil menahan nyeri di kepalanya, dia terus menatap Bian.
“Aku.. tidak membawa uang..” katanya lirih.
“Aku membawa, kamu jangan khawatir,” kata Bian tulus.
“Biarkan aku pulang saja,” rintihnya.
“Tidak, kamu akan dirawat disini sampai pulih. Aku sudah menyelesaikan semuanya.”
“Tt..tapi…”
“Jangan memikirkan apapun, besok kamu akan diperiksa secara menyeluruh. Dimana aku bisa mengambil baju ganti kamu ?”
Tiba-tiba Bian melihat mata Ferry berkaca-kaca. Mulutnya bergerak, ingin mengucapkan sesuatu, tapi tak sepatah katapun terucap.
“Ferry, katakan alamat kost kamu, aku akan mengambilkan baju ganti untuk kamu.”
Lalu tangis Fery tiba-tiba pecah. Ia tidak menyangka akan mendapat perlakuan begitu baik dari orang yang semula sangat dibencinya.
Bian memegang tangan Ferry, menggenggamnya erat.
“Maaf…” hanya sepatah yang bisa Ferry ucapkan. Itupun dengan suara bergetar.
“Tidak ada yang perlu dimaafkan, aku bisa mengerti kenapa kamu bersikap begitu. Lupakan semuanya.”
“Bapak, kamarnya sudah siap…” tiba-tiba kata perawat.
“Baiklah suster.”
Bian mengajak Dita yang semula menunggu diluar, untuk mengikuti brankar yang membawa Ferry ke kamar inap.
Ferry tak banyak berkata-kata. Beribu perasaan berkecamuk di kepalanya. Perbuatannya, kekasarannya, kemarahannya, berakhir pada kejadian yang membuatnya sakit dan malu. Malu karena orang yang dimusuhinya bersikap sangat baik dan tak ada lagi sikap permusuhan dari padanya.
“Ferry, tolong alamat kamu, agar aku bisa mengambilkan baju ganti untuk kamu, lihat, bajumu penuh bercak darah,” kata Bian lagi ketika Ferry sudah berada didalam kamar inapnya.
Ferry memberikan alamat rumah kost nya, tapi dia kehilangan kunci kamarnya.
“Kunci kamarnya .. entah dimana. Mungkin bisa minta kunci serepnya kepada ibu kost. Tapi, aku sangat menyusahkan kamu bukan?” kata Ferry lirih.
“Tidak, sudah jangan berkata apa-apa lagi, aku pergi dulu dan kamu harus bersabar ya,” pesan Bian sebelum pergi meninggalkan kamar Ferry.
“Cepat sembuh ya Fer..” kata Dita yang diajak Bian keluar.
“Terimakasih..” hanya itu yang bisa diucapkan Ferry. Sedih dan menyesal rasanya, karena telah melakukan hal yang tidak terpuji demi melampiaskan kemarahannya.
“Bian benar, aku bukan laki-laki sejati,” bisiknya pilu.
Ferry bertambah terharu ketika malam itu juga Bian membawakan baju gantinya.
***
“Dina, kok kamu pulang sendiri ? Mana Dita?” tanya Leo ketika Dina sampai dirumah.
“Lhoh, kan dia tadi pulang duluan sama Bian.”
“Ini sudah malam, kenapa belum pulang? Tak biasanya Bian mengajak jalan sampai larut begini.”
“Iya tuh, kemana nih anak.”
“Coba kamu telpon dia,” perintah Leo.
“Dita, kamu dimana?” tanya Dina setelah ponsel tersambung.
“Masih di rumah sakit, tapi ini sudah mau pulang.”
“Rumah sakit? Siapa yang sakit?”
“Ferry kecelakaan.”
“Haaah? Kecelakaan bagaimana ? Tadi kata Rustanto dia ngebantuin juga di gedung.”
“Masa? Aku malah nggak tahu. Ketika kami keluar dari gedung, tak jauh dari tempat itu ada orang-orang berkerumun, ternyata Ferry. Dia menabrak pohon, dan luka agak parah. Mas Bian membawanya ke rumah sakit.”
“Bagaimana keadaannya?”
“Tadi sudah sadar, tapi harus dirawat. Ini kami sudah mau pulang, tapi aku lapar, mau mampir di nasi liwet dulu ya.”
“Ya sudah, bapak khawatir karena kamu tidak bareng aku.”
“Siapa yang kecelakaan?” tanya Leo ketika Dina sudah menutup ponselnya.
“Ferry, kakak kelasnya Dita. Tapi Bian sudah membawanya ke rumah sakit.”
“Tabrakan sama apa?”
“Dia menabrak pohon, ngelamun barangkali.”
“Semoga tidak ada yang menghawatirkan.”
“Aamiin.”
“Gimana reuninya? Sukses ya?”
“Rame pak, sudah lama nggak ketemu, jadi heboh deh. Ada yang sudah punya anak dua juga temannya Dina.”
“Tuh kan, kamunya bagaimana?”
“Bapak tuh, jangan tanya soal itu dulu, ini Dina mau serius bener. Besok Dina mau melihat kios yang katanya mau dikontrakkan. Semoga cocok, soalnya Dina juga belum melihat dalamnya.”
“Cari yang sekiranya rame. Kalau bisa jangan jauh-jauh dari tempat mas siapa tuh.. yang jualan bakso?”
“Rustanto. Iya, Dina tahu. Dan sekalian mau omong-omong sama mas Rustanto tentang kerja sama kita nanti.”
“Baiklah, atur aja, dan bapak berharap kamu serius menanganinya.”
“Siap, bapak.”
***
“Apa? Mas Ferry kecelakaan?” tanya Rustanto terkejut ketika Dina datang siang harinya.
“Katanya nabrak pohon, gitu. Sambil ngelamun barangkali,” kata Dina.
Rustanto hanya berpikir, mungkin Ferry masih emosi ketika pulang sehingga tanpa disadari sampai menabrak pohon. Tapi ia tak mengatakan apa-apa. Mungkin Dina tidak tahu apa permasalahannya, dan Rustanto tidak mau mencampurinya.
“Saya ingin bezoek, tapi belum ada waktu, mungkin nanti sore.”
“Iya, nanti selepas jualan saya juga mau bezoek.”
“Oh ya, aku mau bilang bahwa kios yang akan kita sewa nanti tidak jauh dari sini, jadi pelanggan mas Rustanto masih bisa menikmatinya.”
“Benarkah?”
“Mas Rus nanti selesai jualan jam berapa?”
“Ya paling jam tiga an mbak.”
“Saya mau pergi dulu, nanti jam tiga mas Rustanto saya samperin, kita akan melihat kiosnya bersama-sama.”
“Kok saya juga harus melihat sih mbak, bukankah lebih baik mbak sendiri saja, saya tinggal ngikut kan mbak.”
“Jangan begitu mas, kita akan mengelola bersama, nanti kalau ada kurangnya mas Rus boleh usul. Jadi kita sama-sama memikirkannya.”
“Tapi saya tidak membawa ganti, dan baju saya kan bau mbak.”
“Tidak apa-apa, kan cuma sebentar, melihat-lihat, lalu kita pikirkan barangkali ada yang kurang dan sebagainya.”
“Baiklah kalau begitu,” kata Rustanto yang diam-diam merasa bersyukur ada yang mengajaknya usaha bersama. Semoga nanti bisa menambah penghasilannya, sehingga dia bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
***
Sore itu Baskoro sedang ada di kamar kerjanya. Ia kan mengurusi perusahaan kakaknya juga, kecuali mengawasi usaha toko roti dan resto yang dikelola isterinya. Tiba-tiba Dian datang dan langsung duduk didepannya sambil tangannya disilangkan diatas meja kerja bapaknya.
“Ada apa nih, pasti ada maunya deh, bukan mau ngebantuin pekerjaan bapak.”
“Iya bapak, nanti Dian pasti ngebantuin.”
“Tapi.. ada tapinya kan?” goda Baskoro.
“Pak, bagaimana kalau bapak sama ibu saya minta untuk melamar?”
“Melamar apa tuh? Pekerjaan? Disini kan banyak pekerjaan, mau ngelamar dimana ?”
“Yah, bapak.. kalau masalah melamar pekerjaan mana mungkin Dian minta sama bapak dan ibu. Sukanya bercanda deh bapak, Dian serius nih.”
Baskoro tertawa terbahak. Sesungguhnya dia sudah tahu apa maksud Dian, tapi hanya ingin menggodanya.
“Baiklah, bapak sudah tahu kamu maunya apa.”
“Bapak sudah tahu?”
“Tahu dong, orang tua itu punya mata hati yang awas. Dia selalu tahu apa yang ada didalam pikiran anaknya.”
“Masa?”
“Iya dong.”
“Coba bapak bilang, Dian maunya apa..?”
“Melamar seorang gadis kan ?”
Dian tersenyum malu.
“Iya apa iya ?”
“Iya, bapak mau kan punya menantu keluarga biasa?”
“Keluarga biasa itu keluarga apa?”
“Artinya kalau orang mau membanding-bandingkan ya tidak sederajat dengan kita. Tapi kan bapak tidak akan membeda-bedakan derajat seseorang kan?”
“Yang paling penting adalah pribadinya baik, dan bisa menjadi pendamping kamu yang setia, bisa membahagiakan kamu. Ya kan?”
“Dan membahagiakan bapak serta ibu.”
“Bagus, eh.. tunggu.. siapa gadis itu?” tanya Baskoro yang masih saja pura-pura tidak tahu.
“Bapak sukanya gitu deh..”
“Bagaimana kamu itu, bapak benar-benar bertanya nih. Anita ya?”
Dian meraih tangan bapaknya diarahkan ke mulutnya dan siap menggigitnya.
“Hahaaa.. kamu sekarang kok jadi buas begitu, Masa tangan bapak mau dimakan juga?”
“Habis bapak dari tadi nggodain terus. Bapak kan tahu siapa yang Dian suka, dan itu bukan Anita kan?”
“Baiklah, tobat bapak. Baiklah, Sawitri kan?”
“Iya bapak. Kapan bapak sama ibu mau melamar?”
“Kita harus bicara sama ibu, karena untuk melamar tidak hanya kita datang begitu saja. Dan ada baiknya kalau kamu juga mengabari bapak Leo. Ya kan?”
“Kalau bapak sama ibu disini sudah setuju, saya akan mengabari bapak Leo juga.”
***
Rustanto sudah melihat tempatnya dan dia suka. Ini luar biasa. Bukan warung bakso kecil seperti yang dibayangkannya, tapi sebuah restoran yang kalau sedikit dibenahi bisa menjadi sangat menarik. Pasti Dina membutuhkan banyak uang untuk semua itu. Tapi Rustanto tak akan memikirkannya. Dia tahu Dina dari keluarga berada dan pasti semuanya akan terselesaikan. Bukankah dia hanya akan membantunya?
“Kita akan bagi hasil dari keuntungan kita. Mas Rustanto jangan khawatir. Ini semua proyek kita berdua, semuanya akan terbuka,” kata Dina.
“Mas Rustanto juga bisa tinggal disini jadi tidak usah pulang pergi. Oh ya, mas Rustanto sudah punya isteri?”
Rustanto tersipu.
“Baru ngumpulin uang dulu mbak, mana mau perempuan diperisteri laki-laki yang tidak punya apa-apa seperti saya.”
“Ya nggak boleh begitu mas, kekayaan itu kan bukan yang nomor satu. Yang penting saling mencintai ya kan? Rupanya sudah punya kekasih ya mas?”
“Dari kampung mbak, tapi kami jarang bertemu. Saya berjanji kalau sudah punya uang baru berani melamar.”
Tiba-tiba ponsel Rustanto berdering.
“Maaf mbak, saya terima telpon dulu.”
“Silahkan mas.”
“Ya, hallo, ini aku.. kabar baik.. kamu bagaimana… syukurlah, aku belum bisa pulang, mungkin sebentar lagi, karena ada yang mau buka usaha dan aku akan ikut bersamanya. Semoga bisa berhasil baik sehingga aku bisa segera pulang untuk kamu. …. Apa.. mengapa minta maaf? Apa ?”
Tiba-tiba ponsel Rustanto terjatuh dari genggamannya.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah
ReplyDeleteHatrick..... Berturut-turut juara 1
DeleteYa lah munmpung aku males balapan. Selamat.
Matur nuwun bu Tien salam ADUHAI
Males apa males...? 😆😆
DeleteWouw bu dokter bisa aj
DeleteKakek seh mang bgtu,biasanya seh nempel ma bu Tien
Hahaha
Aku seh kbtln aj pas buka,lagian mang gak biasanya awal2 bgni
Iseng2 trnyta beruntung pas buka blog
Roti msh kebul2 hangat
Jelas di santap dong
Mksh bunda Tien bagi2 Rocin
ADUHAI
Alhamdulillah, Rocin sdh hadir dan masih hangat, nyamikan seblm bobok. manusang bu Tien, slm sehat tetap semangat. slm Aduhai Bravo
DeleteAlhamdulillah utk apa mb. Iin, utk handphone yg jatuh? Bu Tien, semakin muda ajah, salam aduhai bu, sehat selalu
DeleteMtnuwun mb Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik
Maturnuwun Bunda.salam sehat terAduhai
DeleteAlhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir.....
Gasik banget
Matur nuwun bu Tien..
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
Matur nuwun mbak Tien, semoga mbak Tien selalu sehat....
DeleteTerimakasih bunda, msh sore sdh tayang.. alhamdulillah.. salam kejora dan tetap Aduhaaaai ❤️😘
ReplyDeleteHallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang,
Maturnuwun mba Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah Terimakasih bunda tien semoga sehat walafiat 🙏🙏🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun Mbak Tien
Salam ADUHAI dr Jatiasih Pondok Gede
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Alhamdulilah, terima kasih bu tien... tayangan rc 32 sdh tayang semoga bu tien selalu sehat, salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang gasik Bu.... semoga sehat selalu Bu Tien🥰
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, roti-nya sudah sampai di alamat.
ReplyDeleteAlhamdulillah.....
ReplyDeleteROCIN_32 sdh tayang
Terimakasih
Sehat terus ya bu Tien, demikian juga buat mas Tom, semoga segera puluh kesehatannya. Aamiin.
Alhamdulillah...terimakasih bunda Tien💖💖💖Salam Aduhai😘😘😘
ReplyDeleteTrimakasih Ibu Tien, tadi ku intip belum ada, eh.. ditinggal shalat balik lagi sudah tayang 😇
ReplyDeleteTrima kasih Bu Tien.semoga Ibu sehat selalu
ReplyDeleteAsyiiiiikkkkk sudah tayang nie, penasaran banget nie sama penggemar2 Dita wkwkwkwk. Tp Wahyu setuju sama Bian aahhhhh...
ReplyDeleteSehat selalu utk bunda Tien
Salam aduhai
Alhamdulillah. matur nuwun Bu Tien, sudah hadir masih sore.
ReplyDeleteWah kayaknya Rustanto jodoh dengan Dina nih
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bu tien, semoga bu tien sehat2 n dlm lindungan Allah SWT
Salam aduhai selalu
Waduuuh.... rocintnya cepet datang alhamdulillah,bwt camilan malam niih... salam sehat bwt semua pecinta roti cinta
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang Rocin 32. Ada hikmah dibalik musibah, sehingga Fery dan Bian bisa baikan. wah akan ada lamaran nih Dian sudah minta pak Baskoro dan Yanti untuk melamarkan Sawitri. Nah yang kasihan Rustanto, sepertinya calonnya di kampung tidak sabar menunggu dan akan segera menikah dengan orang lain. Apakah nanti ada jalan untuk Rustanto dan Dian> bu Tien yang tahu..kan pengarang dan penulis ceritanya. Semoga
ReplyDeleteUhuy rocin 32 gasik tayang
ReplyDeleteTrmksh mb Tien, smg swhat sll
Salam sehat ADUHAI SELALU
Alhamdulillah Rocin32 telah tayang...dalam aduhai mb Tien...sehat selalu
ReplyDeleteDian kalau pesta pernikahan jangan lupa undangan ke Sragen ya...
ReplyDeleteDita makin mantap dengan Bian yang baik hati, nunggu berapa tahun lulus?
Hallo Dina... kasihan tu mas Rus, ditinggal calonnya, coba beri semangat dan motivasi. Dunia tidak selebar daun kelor.
Salam sehat, semangat, mantab mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Cepet sekali habis bacanya.... Saking asyiiknya baca tahu tahu besok lagi ya kata bu Tien...
ReplyDeleteMakasih bu Tien sdh menyuguhkan kami roti cinta yang selalu hangat
Sepertinya Rustanto diputusin sama pacarnya yg di kampung gara² gak pulang sdh 2 kali lebaran..ha..ha kaya bang Toyib saja. Bgmn kelanjutannya kita tunggu saja dari Bu Tien salam sehat ibu dan cerita Rocin nya makin ADUHAI.🙏🙏
ReplyDeleteAlhamdulilah. Rocin 32 hadir gasik. Matur nuwun Bunda Tien. Semoga sehat selalu.
ReplyDeleteAlhamdulillah ,hadir lebih awal RoCin 32 ,salam sehat selalu bunda Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah, sudah bisa menikmati Rocin. Terima kasih Ibu Tien... Semoga Ibu Tien sehat selalu...
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien...RC 32 sdh hadir...🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah ....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Alhamdulilah gasik Rocin nya. Matur nuwun Bunda Tien. Semoga sehat selalu dan salam aduhai
ReplyDeleteMatur suwun Bu Tien... RoCin 32 udah tayang gasik. Sehat selalu Bu Tien... Gusti mBerkahi.. Amin 🙏😊
ReplyDeleteHalow juga bu... matur nuwun nggih rotine.
ReplyDeleteSalam ADUHAI
Alhamdulillah........ Rocin 32nya sudah hadir, terimakasih Bu Tien. Semoga sehat selalu.
ReplyDeleteAssalamualaikum..mbak Tien .. salam sukses selalu buat mbak Tien dr kota arang.. Sawahlunto..🙏🙏
ReplyDeleteSukses dan ADUHAI ibu Sariyenti
DeleteAlhamdulillah Roti Cinta~32 sudah hadir... maturnuwun bu Tien..🙏
ReplyDeleteSemoga panjenengan tetap sehat dan salam aduhai..
Ada apa dg Mas Rustanto? Koq jadi penasaran sih ! Matur nuwun Bu Tien, salam aduhai dari Pasuruan
ReplyDeleteAduhai hp Rustanto sp terjatuh krn Rustanto dpt berita buruk yg pasti dr si penelpon.
ReplyDeleteSayang nya sdh besok lagi jd penasaran nih mbak Tien.
Salam aduhai mbak Tien dr Tegal.
Salam ADUHAI ibu Neni
DeleteAlhamdulillah, makasih roti cintanya Bu Tien.....
ReplyDeleteDepok sedang ada pemadaman listrik jd gelap2an bacanya....
Salam sehat selalu....
Awas jangan salah pegang ya pak Prim
DeleteAlhamdulillaah... Roti Cinta sudah hadir dan makin asyyiikk.. Maturnuwun bu Tien....
ReplyDeleteSemoga bu Tien dan keluarga Sehat Selalu, Aamiin yaa Robbal’alamiin ....
Salam SeRoJa.... ADUHAI....
Aamiin
DeleteSeroja dan ADUHAI ibu Noor
Alhamdulillah Roti Cinta sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Tangerang
Salam hangat dan ADUHAI mas Dudut
DeleteKayanya perempuannya memutuskan hubungan mau nikah sama laki” lain
ReplyDeleteMskasih bunda salam sehat selalu
Iya kayanya..
DeleteADUHAI ibu Engkas
Alhamdulillah ROTI CINTA nya dah tayang, alamat bisa tidur sore
ReplyDeleteMakasih Bunda, sehat selalu dan met istirahat
ADUHAI mas Bambang
DeleteJgn2 calonnya Rustanto sdh dilamar org...mknya hp smpi jatuh.. mgknkah ntinya Dina berjodoh dg Rustanto?segala kmkn bs terjd...judulnya ganti jd Bakso Cinta❤️trmksh mb Tien Rocin sdh hadir gasik..slm seroja utk mb Tien dan para pctk dimanapun kita berada. Slm🤗
ReplyDeleteSeroja dan ADUHAI ibu Sapti
DeleteDuh fery, makanya kalau bawa motor jangan melamun..
ReplyDeleteMaksiih ibu...
Ro Cin selalu bikin penasaran..
Sehat selalu tuk ibu dan kluarga
Salam. Aduhai.
I love yu ibu...
I love you too ibu Putri
DeleteAlhamdulillah sudah hadir, makasih bu Tien 🙏
ReplyDeleteSami2 ibu Sudarwati
DeleteSelamat malam Bunda Tien, matur nuwun, semoga Bundaku sehat selalu Aamiin 🙏🙏🙏
ReplyDeleteAamiin, Rinto
DeleteADUHAI deh
Alhamdulillah,roti cinta..matur nuwun Bu Tien,tansah pinaringan sehat..,Aamiin.
ReplyDeleteSami2 ibu Rini
DeleteHey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua pembaca mengenalmu.... Dengan cara : Itu tuh tulisan UNKNOWN yang warna kuning di ketuk ,,, lalu ketuk EDIT PROFIL di sudut kanan atas, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, jangan foto mantan atau tetangga hi hi hi.. lalu ketuk SIMPAN... Mudahkan,,, di coba yaaa nanti kalau sukses aku kasih hadiah,,,
ReplyDeleteOkeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗
Okey.. Rintooo
DeleteAlhamdulillah..
ReplyDeletePuji Tuhan ibu Tien selalu sehat, semangat dan pruduktip shg ROCIN 32 hadir gasik bagi kami penggandrungnya.
ReplyDeleteMas Rustanto, jangan terlalu sakit hati krn diputus gadis desa yg merasa menunggu tak tentu waktu. Tuhan sdh menyediakan calon lain...
Monggo ibu dilanjut aja, sy penasaran.
Matur nuwun, Berkah Dalem. Salam ADUHAI.
Salam penasaran ibu Yustinhar
DeleteYaa Rustanto bisa2 ma Dina nih ..pacarnya di jodohin ma pria lain. Yes deh Din
ReplyDeleteYes ibu Yanti
DeleteMaturnuwun Bu Tien 🙏,semoga sehat selalu,Alhamdulillah ROCIN 32,tayang,buat sangu mimpiin berita Rustanto😃,salam sehat semangat dan ADUHAI
ReplyDeleteSemangat dan ADUHAI Yangti
DeleteSlmt malam Mbak Tien matur nuwun sdh bisa baca .. aduhao saya kok jafu penasaran dgn wajah Hian ya
ReplyDeleteAdakah yang namanya Hian?
DeleteADUHAI pak Pri
Alhamdulillah ... Trimakasih Bu Tien ... 🙏🙏🙏
ReplyDeleteSami2 ibu Sri
DeleteRustanto ditinggal nikah ya sama pacarnya?
ReplyDeleteMakasih mba Tien. Sehat selalu mba. Salam aduhai
ADUHAI ibu Sul
DeleteTrimakasiH mbak Tien RC32nyaa..
ReplyDeleteSuiit suiit...Witri udh mau dilamar..ikut senaang..👏👏
Syukurlah Bian begitu baik pd Ferry..perbuatan yg terpuji..kejahatan dibalas dengan kebaikan..sesuai kehendak Tuhan..🙏
Kebayang aja tuh Ferry malunya ky apa..😩
Waduuuh..Rustanto apa ditinggal nikah sm pacarnya yaa...ayo Dina kasih kekuatan biar tetap semangat usaha baksonya...💪💪
Besok lagi lanjutannyaaa...
Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..🙏😘⚘
Suiit.. suiiit..
DeleteADUHAI ibu Maria
Rustanto diputus pacarnya, begitu kagetnya sampai hapenya jatuh..
ReplyDeleteDah.. santai aja Rus didekatmu ada yang siap jadi manager cantikmu..
Asyik Abian menunjukan jati dirinya...
Sementara Dian sudah nggak mau berlama-lama sendirian
ADUHAI..
Cerita anak-anak remaja yang kebagian roti cintanya dalam porsinya masing-masing...
Terimakasih Bu Tien roti cintanya yang ke tiga puluh dua sudah muncul, sehat sehat selalu doaku, sedjahtera, bahagia bersama keluarga tercinta
Alhamdulillah, suwun mbak Tien ROCIN 32nya
ReplyDeleteSalam sehat selalu...dan semakin aduhai
Sehat dan ADUHAI ibu Umi
DeleteTerima kasih mbak Tien
ReplyDeleteSami22 KP LOVER
DeleteAlhamdulillah.... Terimakasih bu Tien roti cinta nya
ReplyDeleteSami2 ibu Hestri
DeleteTerimakasih Bu Tien roti cintanya yang ke 32 sudah muncul, sehat sehat selalu dan tetap berkarya... tugiman bandung
ReplyDeleteSami2 pak Tugiman
DeleteAamiin atas doanya.
Waduh …ada apa dg Rustanto ?
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien, salam sehat
Semoga cerita makin aduhaiii…
Ada apa dengan cinta
DeleteADUHAI ibu NW KG
Alhamdulillah, matur nuwun Bu Tien. Salam sehat selalu kagem Ibu dan semuanya....
ReplyDeleteSami2 ibu Reni
DeleteAlhamdulillah. RC 32 telah tayang terima kasih bu Tien, salam sehat dan bahagia selalu.
ReplyDeleteUR.T411653L.
Salam sehat dan ADUHAI ibu Uchu
DeleteAlhamdulillah, salam sehat dan aduhai banget mbak Tien
ReplyDeleteApa nanti Dina jadian sama Rustanto ya ..? aamiin
Hehee.. gimana enaknya pak Merianto,
DeleteADUHAI
Assalamualaikum wr wb. Alhamdulillah Bu Tien sehat walafiat, sehingga episode demi episode berjalan lancar. Maturnuwun Bu Tien semoga lancar dlm menyelesaikan masalah Rustanto..masalahnya apa ya... Saya menunggu dgn sabar teriring salam sehat dari Pondok Gede...aduhai ceritanya semakin seru...
ReplyDeleteWa'alailum salam wr wb
DeleteAamiin.
Matur nuwun pak Mashudi
Alhamdulillah
ReplyDeleteSuwun bu Tien....
Sami2 Butut
DeleteSlmt pagi mbak Tien.. Terimaksih dgn cerbung Rocin ke 32..smg ferry dpt sadar dgn kebaikan bian.. Slmseroja dan aduhai dri skbmi.. 😍😍😍
ReplyDeleteSalam seroja dan ADUHAI ibu Farida
DeleteAlhamdulillah Ferry sudah sadar dari pingsannya dan menyesali tindakannya yg keliru.
ReplyDeleteKarena ternyata Bian orangnya baik dan peduli.
Dita semakin cinta deh sama Bian.
Moga sdh tidak ada lagi perseteruan diantara Ferry dan Bian.
Btw Dina semakin akrap aja sama Rustanto apalagi kerja sama diantara mrk bentar lagi bakal terwujud.
Saat bersama Dina dan Rustanto terima tilpon, kenapa ya tiba" ponselnya jatuh.
Diputus pacarnyakah... jadian ajalah sama Dina Rus....
Sekarang bunda Tien tinggal nyarikan jodoh untuk Ferry nih...
Makasih bunda...
Moga sehat sll nggih
Salam aduhai dari Bojonegoro.
Salam Aduhai ibu Wiwik
DeleteAlhamdulilah...sarapan Rocin...matur nuwun bu Tien mugi tansah sehat.
ReplyDeleteCerita bakal seru..cinta tukang bakso....
Ferry sudah sadar, Dita n Bian, Dian n Witri...
Salam aduhai
Salam ADUHAI Ibu Moedjiati
ReplyDeletePulang kantor baca lagi Rocin 32..Episode mengharukan dimana Fery mulai menyesal akan tindakannya yang emosional dan gegabah. Episode yang menggembirakan karena Dian meminta Baskoro untuk melamarkan Sawitri dan menyedihkan karena Rustanto shock karena berita dari calonnya..apakah berita itu..Seoertinya info kau pacarnya mau nikah..sok teu ya bu..
ReplyDeleteIbu Noor memang ADUHAI
ReplyDelete