Monday, September 6, 2021

ROTI CINTA 21

 

ROTI CINTA  21

(Tien Kumalasari)

 

“Kamu ini ngomong apa sih Rin? Datang-datang ngomongin yang nggak masuk akal,” gerutu Dian.

“Kok nggak masuk akal sih mas, kalau aku menjodohkan kakak aku dengan seorang gadis yang begini (sambil mengacungkan jempolnya), apa itu nggak masuk akal?”

“Maksudnya nggak masuk akalku.”

“Dia gadis indo, cantik, terpelajar..”

“Arin, bisa diam nggak ya..”

“Besok kalau aku kemari lagi aku akan mengajak dia,” kata Arin sambil berlalu.

Baskoro hanya tersenyum-senyum melihat tingkah anak-anaknya.

“Bagaimana Dian, gadis indo, cantik, terpelajar, nanti akan diajak kemari oleh adik kamu.”

“Bapak kok malah ngebelain Arin sih?”

“Bukan ngebelain, menawarkan juga boleh kan? Orang itu kan berhak memilih.”

“Kan Dian tadi belum habis bicara?”

“Oh ya, baiklah, lanjutkan bicaramu nak.”

“Gimana sih bapak, yang tadi Dian ngomong itu, tentang gadis itu.”

“Oh ya, kamu belum bilang siapa ya.. bapak sudah mau ngomong sama ibu supaya siap-siap melamar.”

“Bapak jangan bercanda dong.”

“Nggak, bapak serius.. Baiklah, siapa gadis itu, dimana rumahnya, siapa orang tuanya. Pokoknya harus jelas, ya kan?”

“Bapak harus bilang setuju atau tidak terlebih dulu.”

Baskoro tertawa. Ia merasa sedang berhadapan dengan Dian kecil yang merengek tentang keinginannya. Bukan ingin mainan baru sih, hanya ingin sekolah dengan naik sepeda, ketika awal dia masuk sekolah di Jakarta.

“Jangan Dian, di Jakarta itu beda, jalanan sangat ramai, bapak yang akan mengantarkan kamu setiap hari, dan juga menjemput kamu.”

“Aaah, bapak.. boleh dong pak, Dian lebih suka naik sepeda,” rengeknya waktu itu.

Dian agak kesal melihat Baskoro hanya tersenyum-senyum.

“Bapak kok malah senyum-senyum begitu sih?”

“Habis, kamu seperti anak kecil merengek minta sesuatu. Jadi teringat waktu kamu masih kecil deh.”

“Baiklah, gadis itu Sawitri.”

“Haaa… Sawitri? Sawitri yang jadi kasir kita, atau ada Sawitri yang lain?” tanya Baskoro masih dengan nada menggoda.

“Sawitri yang Dian kenal hanya satu, pak.”

“O.. jadi.. Sawitri yang kasir itu?”

“Iya pak. Apakah bapak suka bermenantukan dia? Dian belum bicara sama ibu sih, malu. Ngomongin soal cinta harus sesama laki-laki dong pak.”

Baskoro tidak menjawab. Dia meletakkan kedua sikunya diatas meja, menyangga dagunya dengan telapak tangannya.  Dian berdebar, senyum ayahnya tiba-tiba menghilang, apakah pilihannya kali ini juga akan ditolak? Keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya. Barangkali karena Sawitri anak dari keluarga yang biasa-biasa saja, bukan pengusaha atau orang kaya, ayahnya akan menolaknya. Dian berpikir, apa yang akan dilakukannya kalau sampai pilihannya ditolak? Kabur seperti ketika dia jatuh cinta kepada Dina?

“Dian..” tiba-tiba kata Baskoro.

Dian menatap ayahnya, yang tampak sangat serius.

“Sebenarnya….” Baskoro berhenti bicara, membuat debar dijantung Dian berdetak semakin kencang.

Aduh, lama sekali sih Baskoro bicara, Dian tak sabar menunggu.

“Sebenarnya… bapak setuju..” kata Baskoro dengan suara lebih keras.

Dian menghambur ke dada ayahnya dan memeluknya sangat erat.

“Terimakasih bapak,” hanya itu yang diucapkan Dian, dengan suara gemetar saking senangnya.

Baskoro mengelus lembut kepala Dian.

“Tapi ngomong-ngomong, apa dia juga suka sama kamu?” tanya Baskoro.

“Dian belum pernah menyatakan cinta, jadi Dian juga belum tahu apa dia juga suka sama Dian atau tidak,” katanya sambil menundukkan kepala.

“Astaga naga !” Baskoro setengah berteriak.

“Kenapa bapak ?”

“Bersiaplah untuk patah hati.”

“Bapaaaak…”

Baskoro terkekeh melihat mulut Dian cemberut.

***

“Itu benar mas? Dian suka sama Witri ?”

“Dia bilang sendiri begitu. Tapi aku tidak menolak, bukankah Witri gadis yang baik?”

“Iya aku tahu, mas tidak memandang status Witri kan”

“Tentu saja tidak, aku suka gadis itu. Tapi sayangnya Dian bilang bahwa dia belum mengatakan apa-apa sama Witri.”

“Lho ?”

“Jadi Dian juga belum tahu apakah Witri mau menerima Dian atau tidak.”

“Aah.. iya betul mas. Masa sih dia akan menolak Dian? Dian itu baik kepada semua orang, dia juga ganteng.. ya kan?”

“Iya aku tahu. Kalau Witri sudah punya pacar atau bahkan calon.. bagaimana ?”

“Nah, itu kendalanya. Kalau memang Witri sudah punya calon, pasti dia akan menolak cintanya Dian, karena gadis yang baik tidak akan mudah tergiur kepada gemerlapnya harta. Ia pasti akan tetap berpegang kepada cintanya. Tapi kalau belum punya, mungkin Dian bisa punya harapan.”

“Anak itu kalau punya keinginan seperti tak akan ada yang bisa menghentikannya, seperti ketika dia jatuh cinta sama Dina.”

“Benar. Semoga dia bisa mendapatkannya. Nanti kalau ada waktu aku akan memancing Witri, apa sudah punya pacar atau belum. Kalau sudah, kasihan Dian.”

“Kemarin malam dia mengantarkan Witri pulang, langsung ke rumah sakit, dan Witri tidak menolak. Kemungkinannya belum punya pacar. Kalau punya pasti dia akan menjemput, apalagi kalau Witri kebetulan tugas sore yang pastinya pulang malam.”

“Bagaimana kalau pacarnya ada di luar kota?”

“Nah, kita dari tadi hanya ber andai-andai, kita buktikan saja nanti seperti apa.”

“Ini dia sudah pulang, kalau belum aku pasti akan menanyainya sekarang.”

***

Sudah seminggu Dina bekerja di kantor Abian. Dia belum bisa melakukan apa-apa. Dia masih banyak belajar, tapi bukan Abian yang mengajarinya. Ada pegawai yang tadinya merangkap menjadi sekretaris Bian, dimana Dina selalu bertanya.

Abian bersikap biasa, walau Dina selalu bersikap manis terhadapnya. Terkadang saat makan Dina mengajaknya makan diluar, tapi Bian lebih suka makan di kantin, bersama karyawan lain. Tak ada yang menganggap ada hubungan istimewa antara Dina dan sang bos ganteng, karena Bian bersikap sama seperti kepada karyawan lain.

Dina agak kecewa melihat sikap Abian yang tidak pernah menanggapi sikap manisnya. Tapi Dina tak kurang akal. Hari itu dia sengaja tak membawa mobil seperti biasanya.

“Bian, hari ini aku tak membawa mobil, karena ibu akan memakainya, jadi aku mengalah naik taksi saja.”

“Bagus itu, yang muda harus mengalah pada yang tua.”

“Nanti aku pulangnya ikut kamu ya?”

“Tapi aku pulang lebih sore, karena harus memeriksa semua laporan.”

“Aku akan menunggu,” Dina nekat.

“Menunggu? Aku bisa pulang maghrib, nanti kamu ditunggu ayah ibu kamu, masa kerja seharian, aku yang nggak enak dong.”

“Aku akan bilang bahwa aku menunggu kamu. Bapak sama ibu pasti tak akan marah.”

“Tidak Dina, itu tidak pantas. Masa kamu menunggui orang bekerja. Lagian aku jadi nggak bisa konsentrasi pada pekerjaan aku.”

Dina merengut.

“Selesaikan surat yang tadi aku minta, karena besok harus dikirim,” kata Bian sambil berdiri.

“Kamu mau ke mana?”

“Aku mau menjemput Dita, kemudian sekalian makan.”

“Aku ikut saja ya?”

“Ini masih jam kerja, belum saatnya istirahat Dina, jadi kamu tetap harus menyelesaikan tugas kamu.”

“Tapi aku bisa menyelesaikannya nanti.”

“Dina, kamu disini kan karyawan, seperti yang lainnya. Kalau kamu pergi sebelum saat istirahat tiba, maka karyawan lain akan bertanya-tanya.”

“Kamu kan bisa punya alasan Bian, memberi tugas aku keluar, atau apa.”

“Tidak, kalau ada tugas keluar, sekretaris lama akan tahu. Jangan membuat pekerjaan ini seperti main-main Dina, aku minta kamu serius. Apalagi kamu belum sepenuhnya menguasai seluk beluk perusahaan ini. Aku minta kamu paham. Di luar dan di kantor, kita beda. Diluar boleh seperti teman, tapi di kantor kamu karyawan aku,” kata Abian yang kalau dirasakan pasti terasa pedasnya. Lalu Abian pergi begitu saja.

Dina menghentakkan kakinya ke lantai. Rasa kesal mulai merayapinya.

“Mengapa susah mengambil hatinya?” gumamnya perlahan.

Lalu ia memandangi konsep surat yang harus dibuatnya. Susah sekali ya, banyak yang Dina tak mengerti.

“mBaaak.. “ Dina menghampiri Rita, sekretaris sebelumnya, dimana dia selalu bertanya.

“Ya, mbak Dina, ada apa.”

“Tolong dong buatkan surat ini, ada konsepnya.”

“Lho, kan itu tugas mbak Dina, nanti kalau saya yang buat, pak Bian akan marah. Lagipula saya masih banyak pekerjaan lain.”

“Tolong ini saja, kalimatnya rumit sekali.”

“mBak Dina itu bagaimana, seorang sekretaris harus bisa mengupas semua konsep yang sudah dibuat oleh pak Bian.”

“Saya kan masih baru mbak, jadi sudah semestinya saya belajar sama mbak Rita.”

“Kan sudah setiap hari saya mengajari mbak?”

Dina kembali ke mejanya. Lalu dia menyadari bahwa ini bukan pekerjaan yang dia inginkan. Dia hanya ingin berdekatan dengan Bian, dengan harapan Bian bisa menaruh perhatian pada dirinya, dengan penampilan yang dibuatnya secantik mungkin, dan sikap yang semanis mungkin. Tapi tampaknya Bian bergeming.

“Baiklah, pejuang tak boleh menyerah,” gumamnya sambil kembali mencermati surat yang harus dibuatnya. Tapi bayangan Bian berduaan dengan Dita, lalu makan berdua, terasa sangat membuatnya cemburu. Harusnya Bian untuk dirinya, bukan Dita.

***

“Kok njemput sih, bukannya sibuk ?” tanya Dita ketika Abian menjemputnya. Sudah beberapa hari mereka tidak ketemu karena banyak pekerjaan yang menyita waktunya.

“Ini ada waktu, penting untuk ketemu kamu.”

“Kalau memang lagi banyak pekerjaan ya nggak usah terlalu dipaksakan, kalau tidak ketemu kan bisa telpon, bisa VC  setiap saat.”

“Kadang terlalu capek, lagian lebih suka melihat wajah aslinya daripada hanya gambar di ponsel.”

Dita tersenyum, sebenarnya memang benar, beberapa hari tidak ketemu membuatnya rindu. Ia menekan kerinduan itu, walau ada sedikit cemburu ketika membayangkan kakaknya sedang berduaan dengan Abian.

“Bagaimana kabar sekretaris baru ?” tanya Dita mengalihkan pembicaraan.

“Masih harus banyak belajar, dia ternyata belum tahu apa-apa.”

“Kan dekat sama kamu, jadi kamu bisa mengajarinya.”

“Bukan. Sekretaris lama yang aku suruh membimbing dia.”

“Kamu sebenarnya sudah punya sekretaris?”

“Bukan sekretaris pribadi, dia mengurusi semuanya. Sebenarnya dia sudah cukup untuk sementara ini, hanya saja kami sungkan menolak Dina.”

“Padahal sebenarnya bapak juga tidak yakin mbak Dina bisa melakukannya. Dia itu sekolah komputer, lalu dia sebenarnya nggak ingin bekerja. Tapi nggak tahu deh, kenapa tiba-tiba ingin bekerja.”

“Biarkan saja, dia harus banyak belajar, barangkali kalau dia sudah pintar maka semuanya akan baik-baik saja.”

“Semoga lancar..”

“Ayo kita makan, aku lapar.”

“Dulu pernah mau makan bakso, tapi nggak jadi, bagaimana kalau sekarang?”

“Aaah, ya.. mengapa tidak, aku suka bakso itu, lumayan enak. Besok kalau ada acara di kantor aku akan memborong baksonya.”

“Waah, acara apa itu?”

“Mungkin ketika ada tamu, atau rapat yang melibatkan seluruh karyawan..”

“Bagus ide itu mas, pasti mas penjual bakso itu akan suka kalau dagangannya laris.”

“Iya, membuat orang suka itu kan ada pahalanya.”

“Benar.”

Ketika Bian memarkir mobilnya didekat tukang bakso itu mangkal, tiba-tiba seseorang berdiri begitu saja dari tempat dia duduk. Barangkali juga dia belum menghabiskan baksonya. Seperti terburu-buru, ia membayar apa yang sudah dimakan dan diminumnya, lalu pergi menghampiri motornya dan kabur.

“Itu kan Ferry?” tanya Bian sambil turun dari mobil.

“Iya, kenapa buru-buru pergi?”

“Tampaknya begitu melihat kita lalu dia pergi. Dia sangat benci sama aku.”

“Ah, masak sih..”

Keduanya duduk dan memesan bakso.

“Mas nya yang tadi sudah selesai makannya?”

“Iya tuh baru separo dimakannya, lalu dia membayarnya dan pergi. Katanya ada yang penting dan terlupakan, begitu.”

“Pasti karena melihat kita,” kata Bian pelan.

“Aneh dia itu.”

“Padahal aku mencoba bersikap baik sama dia. Cemburunya begitu besar.”

“Bukan, mas nih, mengada-ada. Mungkin dia memang sedang punya keperluan.”

“Mungkin.. Tapi aku yakin dia suka sama kamu.”

Tukang bakso menghidangkan pesanan mereka.

“Silahkan mas.. mbak,” katanya sambil meletakkan mangkuk-mangkuk dan gelas minum.

“Besok kalau dikantor saya ada acara, boleh dong mborong baksonya mas,” kata Bian.

“Kapan itu mas?”

“Belum pasti kapannya, baru nanya sama sampeyan, bisa nggak.”

“Bisa mas, tapi sebelumnya mas bilang dulu.”

“Berapa kalau saya borong semuanya?”

“Wah, dihitung per mangkuknya saja mas, lebih enak.”

“Baiklah, tapi mas ikut kan?”

“Iya, pasti.”

“Bagus, sudah ketemu satu menu nantinya.”

“Acaranya belum jelas, menunya sudah ditentukan.”

“Ya nggak apa-apa, namanya juga rencana.”

***

Hari itu setelah mengantarkan Dita pulang, Bian tidak langsung balik ke kantor. Dia masih mampir-mampir dan sore hari ketika para karyawan sudah pulang, dia kembali ke kantornya. Ketika berjalan mau masuk ke ruangannya, dilihatnya seorang cleaning servis membersihkan tiap-tiap ruangan.

“Ruanganku sudah bersih San?”

Santosa, tukang bersih-bersih itu memandang bosnya yang baru datang.

“Belum pak.”

“Kok belum?”

“Masih ada mbak Dina tadi.”

“Apa?”

“Bian buru-buru masuk ke ruangan  kantornya, tapi alangkah terkejutnya ketika dia melihat Dina meletakkan kepalanya di meja kerjanya, sedangkan kedua tangannya terkulai kebawah. Itu bukan posisi tidur atau ketiduran. Bian buru-buru mendekat dan menggoyangkan tubuh Dina.

“Dina, apa yang terjadi?”

Dina diam, Bian segera mengangkat tubuhnya dan menidurkannya di sofa.”

***

Besok lagi ya

 

114 comments:

  1. Replies
    1. Alhamdulillah, sebelum tidur dapet Roti Cinta hangat, manusang bu Tien, slm sehat tetap semangat. Aduhai Bravo

      Delete
    2. Selamat jeng Iin Maimun juara 1 menjemput kehadiran ROCIN Eps_21.

      Matur nuwun bu Tien, salam SEROJA dan tetap ADUHAI.

      Delete
  2. Alhamdulillah ….

    Suwun Bunda Rocinnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lho mbah Wi kok kepontal?
      Wah gak konsisten yen jaga gawang.
      Di srobot jeng Iin, di susul dibelakangnya :
      Ibu Lily Suryani;
      Pak Djodhi55
      Kung Latief
      Ibu Sri Maryani.....dst
      Salam ADUHAI

      Delete
  3. Alhamdulillah Roti Cinta~21 sudah hadir.. maturnuwun bu Tien.. 🙏

    ReplyDelete
  4. Matur nuwun mbak Tienku, Roti-nya sudah sampai di alamat.

    ReplyDelete
  5. Horeeee rc 21 sdh tayang terima kasih bu tien ....salam aduhai dari ponfok gede

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah
    Matur nuwun Mbak Tien
    Salam Sehat ADUHAI dari Jatiasih Pondo Gede

    ReplyDelete
  7. Alhamdulilah, Roti Cinta 21 udh tayang , matur nuwun Bu Tien, smg slalu sehat n tetap semangat, salam aduhai dari Pasuruan

    ReplyDelete
  8. Puji Tuhan sudah lewat Roti Cinta,,,matur nuwun jeng Tien

    ReplyDelete
  9. Terima kasih bunda sudah tayang, makin gemesh nie sama ulah si Dina wkwkwk

    Salam aduhai bunda 🥰🙏

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah masih anget...
    suwun mba Tien...semoga mba Tien dan keluarga besar selalu sehat dan bahagia...
    Aamiin

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah ....
    Masih sore yang ditunggu tunggu telah hadir.....
    Matur nuwun bu Tien..
    Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
    Aamiin..... .

    Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN

    ReplyDelete
  12. Alhamdulilah sudah fayang màtur nuwun Bu Tien mugi tansah sehat

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah Rocin telah tayang Terimakasih bunda Tien
    Semoga selalu sehat dan bahagia bersama keluarga twrcinta salam sehat dan Aduhai

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah, tayang gasik, maturnuwun mbak Tien.
    Salam ADUHAI SELALU

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah.. matur nuwun bu Tien.
    Salam ADUHAI, sg istirahat buuh

    ReplyDelete
  16. Tharara sdh tayang Rocin 21 nya..

    Hwhehe... asyik gasik

    Suwun mb Tien

    Salam ADUHAI SELALU

    ReplyDelete
  17. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik

    ReplyDelete
  18. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  19. Triky nih Dina, sedang pasang perangkap

    ReplyDelete
  20. Mungkin Arin akan membawa saingan bagi Witri. Gadis indo untuk kakaknya.
    Apa yang terjadi dengan Dina ya, apakah berpura-pura atau melakukan tindakan nekat...
    Tunggu saja bagaimana sang Dalang memainkan wayangnya.
    Salam sehat selalu semangat mbak Tien Kumalasari, dan makin ADUHAI.

    ReplyDelete
  21. Horeeee dah muuncul RC 21..dan bs bc awal... Mksihy mba Tien.. Sehatsll dan tetap berkarya.. Slmtmlm dan salam seroja .. Adudaaiidri skbmi.. Muuaacchh🙏🙏😘😘😍😍🥰🥰

    ReplyDelete
  22. Wah sudah tayang awal Rocin 21. Matur nuwun bu Tien. Perjuangan Dina untuk mendapatkan Abian dengan nekat nunggu sampai sore..apa Dian pingsan karena kelaparan tidak makan siang..wah..semoga bukan usaha untuk mendapat belas kasihan. Semoga semua berjalan dengan wajar, cinta Dian ke Witri bak gayung bersambut..cuma Dima yang bertepuk sebelah tangan segera menyadari.
    Aamiin

    ReplyDelete
  23. Suwun mb Tien...Roti Cinta 21 sudah tayang...salam aduhai

    ReplyDelete
  24. Makasih bu Tien, makin penasaran saja.
    Semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  25. Haduh Dina bikin ulah apa lagi ya buat cari perhatian Bian... Terima kasih Bu Tien salam sehat selalu

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah...maturnuwun Rocin nya menemani dlm perjalanan....strategi Dina untuk berpura2 pingsan untuk menarik perhatian Abian...makin gemes aja...salam sahat super ADUHAI dr Situbondo

    ReplyDelete
  27. Wouw Dina kok caper bngt deh
    Bikin kesel aj

    Ngapain juga gak punya malu trnyt udah ber hari2 gak bs kerja

    Mang mw ngerjain Bian
    Bian tuh hati cuma buat Dita aj

    Mksh bunda telah bikin penarasan para readers

    ADUHAI

    ReplyDelete
  28. Alhamdulilah rovin 21 sdh tayang.. bc lbh gasik...trmksh mb Tien ditunggu lanjutan romantika rocin nya bsk..slm seroja utk mb Tien dan pctk🤗

    ReplyDelete
  29. Modus nih si dina... Pura2 tidur...biar digendong sama bian.... Akal e ana ae.. .😀😀 ..

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah, ROCIN 21 tayang.

    Dina, Dina, Dina, dadi cewek kok ra peka, Abian ra seneng kok nyosor wae.

    Matur nuwun Bunda Tien, kula tenggo kelajenganipun.

    Salam sehat lan ADUHAI.

    ReplyDelete
  31. Alhamdulillah ,RoCin 21 sudah tayang ,terimakasih bunda Tien Kumalasari ,semoga sehat selalu dan terus berkarya ,ditunggu esok bagaimana ulahnya Dina

    ReplyDelete
  32. Alhamdulillah, sudah hadir lagi roti cintanya... Terima kasih mbak Tien, semoga selanjutnya lancar dan Mbak Tien juga sehat semangat kuat.

    ReplyDelete
  33. Assalamuakaikum ibuu Tien.
    Terima kasih Rocin nya hadir lebih awal..

    Salam sehat tuk ibu dan kluarga
    Salam aduhai tentunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam ibu Putri.
      Lama nggak muncul nih
      ADUHAI

      Delete
  34. Aduhai... RC21 siap dinikmati semakin sedaap.. mksh mbak Tien, salam sehat selalu

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien, roti cintanya... Semakin seru, semoga Bu Tien sehat selalu.

    ReplyDelete
  36. Alhamdulillah Roti Cinta Episode 21 sudah hadir, terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari.
    Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah, Tangerang.

    ReplyDelete
  37. Matur nuwun Bunda untuk Roti Cintanya , langsung saya bagi2 sahabat2 ku.
    Met malam dan met istirahat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap menerima bagian dong teman2nya
      ADUHAI mas Bambang

      Delete
  38. Alhamdulillah ROCIN 21 sdh tayang , maturnuwun Bu Tien 🙏, buat pengantar tidur sambil membayangkan dina (ada"saja),semoga sehat njih Bu..salam ADUHAI...

    ReplyDelete
  39. Alhamdulillah,roti cinta..semakin oke terima kasih Bu Tien,senantiasa sehat nggih,Aamiin.

    ReplyDelete
  40. Alhamdulillah, terima kasih Bu Tien...roti cintanya sdh bisa dinikmati kembali....
    Salam sehat selalu....

    ReplyDelete
  41. Ihh...Dina bikin ulah..
    Matursuwun Rocin 21 telah hadir..
    Salam sehat mbak Tien
    Salam Aduhaiii

    ReplyDelete
  42. Wah dina punya strategi untuk menaklukan hati bian
    Terima kasih bu tien

    ReplyDelete
  43. Terima kasih bunda tien kiriman roti cinta nya
    Semoga sehat walafiat
    Salam sehat penuh semangat

    Dari wonosobo

    ReplyDelete
  44. Dina banyak trik untuk merebut hati Abian. Ketika mau dijodohkan lari. Saat Abian sdh menaruh hati ke Adiknya kebakaran jenggot untuk merebut.
    Akankah berhasil Dina nerebut hati Abian ataukah Dina akan berjodoh dg penjual bakso nantinya. Yg akan mwnuju suksesnya Dina untuk berwirausaha.
    Yg tahu hanyalah Bunda Tien untuk kelanjutan kisah ROCIN berikutnya. Jadi tdk sabar menanti.....
    Matur sembah nuwun Bunda Tien. Salam sehat dan ADUHAI ....

    ReplyDelete
  45. Kok aku kurang suka ya karakter Dina. Gimanaaa gitu.
    Makasih mba Tien.
    Salam sehat dan selalu aduhai

    ReplyDelete
  46. Assalamualaikum bu Tien. Tambah penasaran aja ceritanya.
    Semoga ibu beserta keluarga sehat selalu.
    Aamin

    ReplyDelete
  47. Waah, ada jebakan spider women niih

    ReplyDelete
  48. Rocin 21 hore hadir ..trims bu Tien ..pasti tambah tame n ho ho ho Bian wes wes mumet pastinya

    ReplyDelete
  49. Alhamdulillah... Terima kasih mbak Tien, RC21 sdh tayang... Semakin seru saja, semoga mbak Tien sehat selalu.
    Salam Aduhai

    ReplyDelete
  50. 𝕎𝕒𝕕𝕦𝕙 𝕒𝕜𝕒𝕝 𝕓𝕦𝕝𝕦𝕤 𝕒𝕡𝕒𝕝𝕒𝕘𝕚 𝕪𝕘 𝕕𝕚𝕝𝕒𝕜𝕦𝕜𝕒𝕟 𝔻𝕚𝕟𝕒 𝕦𝕟𝕥𝕦𝕜 𝕒𝕘𝕒𝕣 𝕓𝕚𝕤𝕒 𝕤𝕖𝕝𝕒𝕝𝕦 𝕕𝕖𝕜𝕒𝕥 𝕕𝕖𝕟𝕘𝕒𝕟 𝔹𝕚𝕒𝕟...ℙ𝕦𝕣𝕒2 𝕤𝕒𝕜𝕚𝕥𝕜𝕒𝕙?? 𝕄𝕖𝕞𝕒𝕟𝕘 𝔸𝔻𝕌ℍ𝔸𝕀 𝔹𝕦 𝕋𝕚𝕖𝕟..𝕜𝕚𝕥𝕒 𝕥𝕦𝕟𝕘𝕘𝕦 𝕤𝕒𝕛𝕒 𝕜𝕖𝕝𝕒𝕟𝕛𝕦𝕥𝕒𝕟𝕟𝕪𝕒 𝕓𝕖𝕤𝕠𝕜.👍👍🙏

    ReplyDelete
  51. Trimakasih mbak Tien RC21nya..

    Duuuh..Dinaa..modus apalagi ini...merasa pejuang?..pejuang45?...pejuang cinta kesiangan..siapa suruh dulu lari ke jkt menghindari perjodohan..skr nyeseeeel...cemburu ga jelas..🤦‍♀️🤦‍♀️

    Ayo mbak Tien..makin seruuu..

    Salam sehat selalu dan aduhaiii...🙏🥰⚘

    ReplyDelete
  52. Wow..roti cinta..memang Oye..percintaan 3D Dian..Dina..Dita makin seru..Bu cantik memang aduhai dalam menggoreskan kisah cinta mereka indah sekali..terima kasih Bu cantik.. salam sehat selalu ya Amin YRA 🙏 dari win jogja.

    ReplyDelete
  53. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun bun...
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....

    ReplyDelete
  54. Assalamualaikum wr wb. Wah, ada apa dgn Dina, tertidur atau pingsankah... Sabar menunggu apa yg akan diceritakan Bu Tien... Maturnuwun Bu Tien, semakin menarik ceritanya, semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai sehat wal afiat dan yg sdh membuat senang para pembacanya. Semoga menjadi amal ibadah yg diterima Allah Swt. Aamiin... Salam sehat dari Pondok Gede.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam wr wb.
      Aamiin YRA.
      ADUHAI Pak Mashudi

      Delete
  55. Mksh bu tien, sehat selalu njih...


    Jd gemes dg ulah dina...ceritanya top markotop...jd nggak sabaran nunggu eps berikutnya...

    ReplyDelete
  56. Baru bisa koment lagi.. terima kasih mbu tien, rocin nya makin asyik trz.... sehat² trs mbu tien dn kleuarga

    ReplyDelete
  57. Dina bikin ulah...
    Caper banget ...
    Padahal udah dicuekin sama Bian
    Sehat selalu mbak Tien ..
    Salam aduhaiiii

    ReplyDelete
  58. Dina oh Dina.....
    Jadi cewek tu yg alim dong...
    Kamu kan cantik,ngapain harga diri kok di jatuhkan kayak gitu
    Berbagai upaya ksu lakukan utk menarik perhatian Abian.
    Tapi Abian tetap bergeming.
    Sekarang trik apa lagi yg kau pakai Dina...
    Pura" pingsan pula....
    Whau... whau....
    Setelah ini pasti ada fitnah besar nih, karena Abian mengangkat tubuh Dina dan menidurkannya di sofa

    Episode berikutnya pasti seru...seru...
    Bunda Tien emang pandai mengaduk aduk hati penggemarnya
    Salam aduhai dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  59. Alhamdulillah
    Terima kasih bu tien
    Semoga bu tien sehat2 selalu

    ReplyDelete
  60. Bian buru-buru masuk ke kamarnya, tapi alangkah terkejutnya ketika dia melihat Dina meletakkan kepalanya di meja kerjanya, sedangkan kedua tangannya terkulai kebawah. Itu bukan posisi tidur atau ketiduran. Bian buru-buru mendekat dan menggoyangkan tubuh Dina.

    “Dina, apa yang terjadi?”

    Dina diam, Bian segera mengangkat tubuhnya dan menidurkannya di sofa.”

    Waduh......
    Kenapa yaaaa
    Sakit apa pingsan...?
    Akal2an apa lagi yg dilakukan Dina yaaa....

    ReplyDelete
  61. waduh...
    Alhamdulillah, suwun mbak Tien Rocin 21 nya makin ADUHAI
    Salam sehat dan semangat selalu

    ReplyDelete
  62. Wah yg disapa bu Tien sudah mewakili pembaca dari Sumatera, DIY, Jateng, Jatim, Jabodetabek, Tangsel, Kalimantan, Sulawesi, Nusa tenggara barat dan timur..yang belum ada pembaca dari Maluku dan Papua..semoga segera lengkap dari Sabang sampai Merauke. Aduhai..aamiin

    ReplyDelete
  63. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Alhamdulillah ROTI CINTA 21 sdh disantap, mantab buat Abian bingung dg Dina,, apakah ini awal perjalanan Cinta nya,,, Aduhaaii banget 👍

    In syaa Allah Pak Widayat semakin sehat wal'afiat ya bu Tien
    Salam hormat,,🙏

    ReplyDelete
  64. Wow semakin penasaran... Makasih bu Tien

    ReplyDelete
  65. Makasih Bunda untuk ROTI Cintanya.Sukses dan all bikin penasaran
    Met malam dan met beristirahat.Salam sehat dan ADUHAI

    ReplyDelete
  66. Alhamdulillah, suwun mbak Tien Rocin 22nya semakin seru... ADUHAI banget deh. Semoga mbak Tien sklg sehat selalu. Aamiin

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 48

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  48 (Tien Kumalasari)   Satria tertegun. Tentu saja dia mengenal penjual kain batik itu. Ia hanya heran, ba...