ROTI CINTA 01
(Tien Kumalasari)
“Apa mas? Perjodohan? Kayak jaman Siti Nurbaya saja, anak dijodoh-jodohin,” protes Rina ketika Leo bilang ingin menjodohkan salah satu anaknya dengan anak sahabatnya.
“Ini bukan sekedar perjodohan. Mas Is itu teman kuliah aku yang kemudian setelah lulus lalu ikut orang tuanya pindah ke luar Jawa. Nah, sebelum kami berpisah, dia bilang, besok kita harus jadi besan, katanya. Beberapa minggu yang lalu dia pindah kemari, herannya aku, dia masih ingat tentang perjodohan itu,” kata Leo sambil tertawa.
“Anaknya cowok apa cewek ?”
“Ya cowok lah, masa dia mau berbesan kalau anak dia juga cewek. Kan dia tahu kalau anak kita dua-duanya perempuan.”
“Cuma candaan saja diangga serius,” gumam Rina sambil berdiri lalu beranjak kebelakang.
Udara sangat panas siang itu, dan Rina sudah membuat jus sirsat yang segar kulkas. Ia membawa dua gelas lalu dibawanya kehadapan suaminya.
“Wah, enak nih..”
“Enak dong. Bukan cuma enak, segar dan juga sehat.”
“Iya, kamu benar.”
Leo menikmati jus buatan isterinya, tapi kata-kata Iskandar sahabatnya masih terngiang ditelinganya. Sungguh, dia mengucapkannya dengan begitu serius.
“Kapan-kapan aku main ke rumah kamu, mana yang lebih cantik diantara kedua anak kamu? Yang tuaan atau yang muda?” kata Iskandar waktu itu.
Tanpa menjawab Leo menunjukkan foto dirinya bersama isteri dan kedua anaknya dari ponselnya.
“Ini ? Yang dua ini anak kamu?”
“Iya, yang dua, yang dipinggir, kalau yang ditengah disamping aku itu isteri aku.”
Iskandar terbahak.
“Iya lah, aku tahu. Biar sama-sama cantik juga kan kelihatan, mana yang ibu mana yang anak. Ya kan ?”
“Ya sudah kalau kamu tahu, awas saja kalau kamu memilih isteriku mau kamu jadikan menantu.”
“Dasar gila. Tapi aku bingung nih, dua duanya cantik.”
“Yang ini sudah lulus sarjana, namanya Andina. Yang muda baru masuk perguruan tinggi, namanya Andita.”
“Hebat, boleh dong kamu kirim foto ini ke ponsel aku. Biar anak aku memilihnya.”
“Eh mas.. minum sambil melamun,” kata Rina agak keras, membuat gelas yang dipegang Leo hampur terlepas dari tangan.
“Kamu nih..” gerutu Leo sambil meneguk sisa jusnya dan meletakkan gelasnya di meja.
“Habis, minum sambil ngelamun.”
“Aku masih teringat kata Iskandar kemarin itu.”
“Tentang perjodohan? Apa benar dia serius? Paling cuma bercanda.”
“Bukaan, dia mau datang kemari kapan-kapan. Kalau anaknya pulang.”
“Dimana memangnya anaknya itu?”
“Di luar jawa, ikut kakek neneknya, tahun ini dia wisuda, kuliahnya sudah selesai. Tapi nggak tahu juga kalau ingin melanjutkan ke S2.”
“Oh, kalau sama Dina masih tuaan Dina dong. Dan Dita, dia itu masih anak-anak. Kuliah juga baru mulai setahun lalu.”
“Nggak tahu aku Rin, jodoh itu bukan kita yang menentukannya.”
“Kalau aku kok belum memikirkan itu. Anak-anak baru saja berangkat dewasa.”
“Iya sih. Tapi coba saja kita lihat nanti, siapa tahu anaknya baik dan bisa menjadi menantu kita.”
“Hm, pengin cepat tua rupanya mas Leo nih.”
“Kok bisa ?”
“Iya lah, kalau kita punya mantu, lalu punya cucu, lalu jadi kakek nenek deh kita.”
“Nggak apa-apa lah, jadi kakek nenek. Kakek ganteng, nenek cantik. Hebat kan?”
“Iih… sok ganteng deh.”
***
“Sini.. aku mau bicara,” kata Dina sambil menarik adiknya kedalam kamar lalu menguncinya.
Keduanya melompat keatas tempat tidur dan berbaring berhadapan. Dita sedikit heran melihat sikap kakaknya.
“Ada apa sih, tiba-tiba kebingungan kayak cacing kepanasan begitu?”
“Besok aku mau ke Jakarta.”
“Besok? Begitu tiba-tiba?” tanya Dita heran.
“Aku mau cari kerja disana. Atau kalau nggak pengin ketemu mas Dian. Kangen aku. "
“Gimana sih mbak, katanya nggak suka Jakarta. Terlalu bising..Trus sebenarnya mau cari kerja atau kangen sama mas Dian nih."
“Sekarang aku ingin ke Jakarta. Pokoknya kesana dulu."
“Mengapa tiba ingin ke Jakarta? O, pasti ketemu cowok ganteng, entah di mana, atau on line, lalu berkenalan…”
“Ssst…. Tidak.. tidak.. aku belum pengin punya pacar. Jadi bukan itu alasannya..”
“Lalu…?”
“Dengar, tapi kamu harus diam dan pura-pura tidak tahu.”
“Apa sih, mbak Dina dari tadi ngomongnya nggak jelas, nggak ngerti aku, dari mau ke Jakarta, lalu ada yang harus didengar tapi suruh diem-dieman aja..”
“Pada suatu hari nanti, akan ada tamu datang kesini..”
“Tamu? Bukankah hampir setiap hari ada tamu disini ?”
"Hiih, bukan sembarang tamu. Dia akan meminta salah satu dari kita agar mau menjadi menantunya..”
“Haaa… menantu…?” teriak Dita.
“Ssssst… gimana sih kamu, malah teriak begitu..” kata Dina sambil membekap mulut adiknya dengan tangan.
“Menantu.. bukankah salah satu dari kita ⁹akan punya suami?”
“Betul, tuh kamu pintar.”
“Ya pastilah yang harus berjodoh itu yang lebih tua dulu, masa adiknya… asyiik deh, aku segera punya keponakan nih.”
“Iiih.. norak deh. Itu sebabnya besok aku mau ke Jakarta?”
“Apa hubungannya dengan cerita mbak tadi? O, aku tahu, supaya tamu itu tidak memilih mbak, tapi memilih aku?”
“Yaaa.. betul sekali. Dah Dita…” kata Dina sambil melompat dari tempat tidur langsung menuju almari, dan memilih-milih baju yang ditumpuknya diatas ranjang.”
“mBak serius..”
“Serius lah Dit.. ayo bantuin dong…”
“Memangnya mbak sudah bilang sama bapak, sama ibu?”
“Ya belum.. pokoknya ditata dulu..”
“Bagaimana kalau nggak di bolehin ?”
“Boleh dong, tinggal bagaimana cara kita memintanya.”
“Dasar perayu. Eh… tunggu, bagaimana kalau tamu itu memilih aku?”
“Ya syukurlah Dit, kamu cepet laku..”
“Enak aja, memangnya aku nih dagangan ?”
“Siapa tahu dia ganteng…”
“Tapi aku kan masih kecil…” kata Dita sambil menutup wajahnya dengan bantal.”
“Bukan harus hari ini kamu menikah, suruh dia nungguin kalau memang dia mau..”
“mBak Dina curang.. aku nggak mau..”
“Aku doakan semoga dia itu ganteng dan baik hati,” kata Dina seenaknya lalu keluar dari kamar. Dilihatnya ayah dan ibunya masih berbincang diteras, dimana tadi Dina mencuri pembicaraan mereka.
“Bapaaak..” tiba-tiba Dina merangkul ayahnya dari belakang.
“Dina, apa-apaan sih ini, bapak jadi terkejut, tahu.”
“Hmh, kalau begitu itu mas, pasti ada maunya..” ledek ibunya sambil tersenyum.
“O.. iya ya? Biasanya begitu nih anak..”
“Pak, besok Dina mau ke Jakarta ya.. boleh kan?”
Leo dan Rina terkejut, tidak mengira bahwa untuk itu Dina merayu bapaknya.
“Ngapain ke Jakarta, katanya kamu nggak suka Jakarta. Brisik.. bising..”
“Kan cuma main. Ibu… Dina kangen sama mas Dian..”
“Hm.. “ kata ibunya sambil mengerucutkan bibirnya.
“Sama Dita ?” tanya ayahnya.
“Dita ujian kan mas,” sambung ibunya.
“Boleh kan pak? Aku sudah mengepak barang-barang aku..”
“Apa maksud kamu?”
“Tinggal minta ijin sama ibu sama bapak..” kata Dina sambil ngelesot didepan ayahnya dan menyandarkan kepalanya dipangkuannya.
Sejak kecil Dina begitu. Kalau punya keinginan, merengek sampai ijin apapun yang diinginkannya didapatkan. Leo dan Rina saling pandang.
“Rin, sudah lama Dina tidak jalan-jalan.. ya kan?” kata Leo, dan Dina tersenyum dalam hati. Tampaknya limapuluh persen ijin sudah akan diberikan oleh ayahnya.
“Kamu berani berangkat sendiri ?”
“Ya berani lah bu, masak nggak berani..”
“Tapi kamu harus menelpon Dian dulu, supaya dia menjemput kamu di airport. Jakarta itu tidak sama dengan disini.”
Dina langsung berdiri, mencium bapak dan ibunya, lalu berlari kedalam sambil meloncat-loncat. Kebiasaan dari kecil, setiap hatinya senang.
***
“Hayo.. ngapain ngelamun ?” sapa Rina ketika melihat Dita sendirian.
“Habis, mbak Dina tiba-tiba pergi..”
“Kenapa tadi kamu nggak ikut ?”
“Ibu kan tahu bahwa Dita ujian..”
“Iya, ya sudah.. nggak usah cemberut begitu, besok kalau habis ujian, jalan-jalan sama ibu sama bapak.”
“Kemana ?”
“Ya jalan-jalan, kemana kamu suka. Ke mal.. kamu pengin beli apa.. gitu..”
“Kayak anak kecil saja..”
“Kamu kan memang masih kecil, maksudnya lebih kecil dari kakak kamu.”
“Bu, benarkah ada yang mau cari menantu dirumah ini ?” rupanya Dita tak tahan untuk tak mengatakannya.
Rina terkejut, tidak mengira Dita bisa mengetahuinya.
“Kata siapa?”
“mBak Dina pergi karena takut dipilih…”
“Apa?”
“Iya bu, itu benar. Pasti dia nguping pembicaraan bapak sama ibu.”
“O, dasar anak nakal..”
“Apakah berarti nanti Dita yang akan dipilih ?”
Rina tertawa.
“Dasar kakakmu itu tukang heboh. Itu hanya candaan temannya bapak.. tidak sangat serius.”
“O, cuma bercanda?”
“Iya, belum tentu serius..”
“Kalau belum tentu berarti bisa jadi serius dong bu..”
“Kenapa kamu begitu cemas?”
“Kalau mbak Dina nggak ada, aku dong yang akan dipilih..”
Rina tertawa keras.
“Kamu itu terlalu lugu, tidak seperti kakakmu yang cerewet dan banyak maunya.”
“Bu, kalau benar aku dipilih, aku juga nggak mau. Kan aku masih kecil.”
“Kamu itu bukannya kecil. Kalau ada orang yang suka sama kamu, nggak ada salahnya kok.”
“Apa maksud ibu ? Kalau tamu itu memilih Dita?”
“Kamu berhak menolaknya kalau kamu tidak suka. Begini lho ceritanya, kakakmu itu sangat serius menerimaanya. Ada temannya bapak, namanya pak Iskandar, punya anak cowok. Dia itu sahabat bapak waktu masih kuliah. Ketika lulus, mereka berpisah karena pak Iskandar harus mengikuti orang tuanya ke luar Jawa. Sebelum berpisah mereka bercanda, besok kita berbesan ya. Nah, setelah anaknya dewasa, dia kembali ke mari beretmu bapak, melanjutkan obrolan tentang besan waktu dulu itu.”
“O, cuma bercanda ?”
“Tapi tampaknya pak Iskandar mau datang kemari, menunggu anaknya yang akan datang dari luar Jawa. Dia tahu bapak punya dua anak gadis , nanti pak Iskandar akan memilih salah satu.”
“Yaaah… padahal yang ada cuma aku..” keluh Dita.
“Kamu tidak usah terlalu takut. Mereka hanya memilih, dan kamu berhak menerima atau menolak. Lagi pula jangan terlalu dipikirkan, belum tentu mereka serius. Siapa tahu mereka hanya bercanda.”
Dita memang berbeda dengan Dina. Dita lebih pendiam, Dina sangat cerewet dan sedikit galak. Tapi keduanya saling menyayangi.
***
“Hallo…boleh kenalan nggak?”
Dina menoleh kesamping, seorang laki-laki ganteng tersenyum kepadanya. Diakah yang tadi mengajaknya bicara? Dina diam.
“Sombong amat sih ?”
Dina kembali menoleh dan melihat laki-laki itu masih tersenyum kepadanya.
“Hm.. laki-laki ini genit amat, dari tadi senyum-senyum terus, sok ganteng ih, tapi memang ganteng sih,” kata batin Dina.
“Boleh kenalan ngga? Namaku Bian… Abian Nugroho..”
Lalu Dina merasa tak enak, karena laki-laki ngganteng itu telah memperkenalkan namanya.
“Dina, Andina..” jawabnya singkat, tapi laki-laki itu meraih tangannya dan menggenggamnya erat.
Dina menarik tangannya perlahan.
“Mau kemana ?” tanya Bian.
Dina merasa kesal, sudah tahu bahwa pesawat itu menuju Jakarta, masih bertanya lagi.
“Iya sih, ini pesawat ke Jakarta, maksud saya mau ke jalan mana, kampung mana..”
“Roti Cinta..” jawab Dina, lagi-lagi tanpa menatap lawan bicaranya.
“Oh iya, kalau mau beli oleh-oleh memang disana bagusnya. Rotinya enak, ada juga dia menjual puding, dan makanan-makanan khas Jawa, memang penjualnya orang Jawa sih. Tapi masakannya enak bukan main. Kita juga bisa makan disana.”
Dina tersenyum dalam hati mendengar celoteh Bian. Dia seperti sedang mengiklankan sebuah rumah makan yang menjual makanan-makanan enak.
“Sebenarnya saya mau ke Solo.”
Dina heran, ini bukankah pesawat yang dari Solo ?”
“Saya dari Medan, mau ke Solo, tapi ada surat penting saya tertinggal dirumah teman, jadi saya balik lagi ke Jakarta, padahal tadi sudah sampai Solo.”
“O…” Dina kali itu benar-benar tersenyum. Dan Abian menatapnya dengan hati berdebar.
“Alangkah manisnya senyum gadis ini,” kata batinnya. Coba saja dia berani mengatakannya, pasti Dina sudah memakinya habis-habisan karena menganggapnya kurangaajar.
***
“Boleh saya antar sekalian kalau mau ke Roti Cinta.”
“Tidak, terimakasih, kakak saya akan menjemput.”
“Oh, bolehkah saya minta nomor kontaknya?”
“Maaf, tidak boleh,” kata Dina yang kemudian menjauh dan menelpon berkali-kali dengan kesal karena yang di telpon tidak mengangkatnya.
“Aduh, kemana sih dia? Menyesal aku tidak menelpon sejak mau berangkat tadi.”
Lalu Dina memanggil taksi online, kemudian menuju ke sebuah hotel unatuk menunggu jemputan Dian disana. Habis laki-laki genit tadi selalu mendekatinya sih.
***
Dina memasuki kamar hotel yang dipesannya, lalu membanting tubuhnya di ranjang dengan kesal.
“Mas Dian kemana sih..”
Dina membuka kopor yang dibawanya, dan sangat terkejut melihat isinya.
“Ini punya siapa?”
***
Besok lagi ya.
Roti cinta
ReplyDeleteSelamat buat dimas TUKI, juara 1 diepisode pertana ROTI CINTA.
DeleteAlhamdulillah crrbung baru ROTI CINTA Episode_01 sdh tayang.
DeleteMatur nuwun bu Tien.
Salam ADUHAI dari Bandung.
Alhamdulillah cerbung baru
DeleteTrimakasih bunda Tien
Selamat p. Nanang juara 1
Rotinya msh anget ya ..
Aku maaaaau, roti cintanya ,, ueeenake, Bunda Tien terima kasih , semoga Bunda sehat selalu Aamiin 🙏🙏🙏
DeleteAlhamdulillah Roti Cinta 01 tayang..matur suwun Bu Tien salam sehat dan ADUHAI.
DeleteYa sing digoleki sing angêt tå yå, nganti ånå sing ngêkêp guling barang ngono kok.
DeleteTerima kasih Mbak Tien atas ROTI CINTA yg mulai dibagikan malam ini.
DeleteSalam ADUHAIIII
Waw...Roti Cinta sudah meluncur...
DeleteMaturnuwun mbak Tien. Ini sekuel dari kisah Yanti-Leo-Rina-Tukang Roti ya...siip dan aduhai. Tapi, di cerita terdahulu, usia Dina dan adiknya cukup jauh, mungkin 9 tahun karena Dina sudah SD kelas sekian, sedangkan di Roti Cinta, selisih usia Dina - Dita kira-kira 3 atau 4 tahun, karena Dina sudah sarjana, sedangkan Dita sudah setahun jadi mahasiswa. Maaf ya mbakyu...asumsinya, lamanya kuliah Dina adalah 4 tahun, maksimum 5 tahun. Maaf kalau aku keliru..
Lha ini...... si "korektor dalam hati" yang dalam video acara penyerahan cindera mata di Resto Atria Jl. Kartini 33 Solo, pada tgl 27 Maret 2021 yll, dalam pidatonya menjelaskan riwayat WAG PCTK, mengaku korektor juga, selain kakek habi dan jeng In Situbondo tapi dalam hati, sekarang sdh berani tampil koreksi di blog bunda Tien.
DeleteAku ingat kok jeng Iyeng, Anda tdk kliru. Dalam JBC, Dian klas 6, Dina klas 3 dan Dita masih dalam kandungan Rina. Perkiraan selisih umur antara Dina dan Dita +/- 9 tahunan. Jadi jeng Iyeng benar....tapi monggo, terserah sing kagungan cerita, aku rak mung manut asal katut, isih dikeparengake inguk-inguk blog spot bunda.
Monggo dilanjut...... Yen nyambung JBC, maka Dita seharusnya masih SMP karena Dian baru lulus sarjana (S1)
Diambil jalan tengah nya bagaimana kalau Dita memang punya kepandaian yang luar biasa sehingga dalam belajarnya ikut progam akselerasi di SD ,SMP dan SMU...Monggo tergantung Bu Tien. Memang ADUHAI ini ceritanya..
DeleteAlhamdulillah cerbung baru.. salam sehat penuh Aduhaaaai bunda Tien ❤️😘
ReplyDeleteAlhamdulillah, Roti Cinta sdh tayang, mksh mbak Tien, salam sehat tetap semangat...MERDEKA.
ReplyDeleteAlhamdulillah ROTI CINTA nya dah disuguhkan, monggo sahabat2 dipun rahabi.
ReplyDeleteMalam Bunda matur nuwun cerbungipun sugeng istirahat
Salam dari kami
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulilah, suwun mbak Tien cerbung baru sudah tayang smoga jenengan sehat² sll ya salam aduhaai dari Cibubur
ReplyDeleteAlhamdulilah. Cerbung baru sudah tayang. Terimakasih Bu Tien. Semoga séhat selalu.
ReplyDeleteAkhirnya yg ditunggu datang juga ROTI CINTA , terima kasih Bunda Tien K, smg slalu sehat ,salam aduhai dari Pasuruan
ReplyDeleteAlhamdulillah, Roti Cinta sudah tayang. Terima kasih bu Tien. Salam dari Purworejo
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bu tien yg sdh menayangkan cerbung baru
Semoga bu tien sehat2 selalu n senantiasa dalam lindungan Allah SWT .... Aamiin yra
Alhamdulillah...cerbung baru sudah tayang....salam aduhai mb Tien...sehat selalu
ReplyDeleteAsyiiikkkk cerbung baru
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien
Salam aduhai
Selamat malam, semoga semua dalam keadaan sehat selalu. Aamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah crrbung baru ROTI CINTA Episode_01 sdh tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien.
Salam sehat dan ADUHAI
Akhirnya yg dinanti hadir juga # ROTI CINTA#...hhmmm nikmat dan lezat...😍
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien atas RC-1..
semakin ADUHAI bunda Tien..🙏
Waduh aku ketinggalan Roti Cinta,,,,
ReplyDeleteRotiiiiii,,,,,,Roti,,,,,,
Salam Sahar jeng Tien
Eeee kliru ,,,,Salam sehat
ReplyDeleteAlhamdulillah # ROTI CINTA # 01 sdh hadir....
ReplyDeleteTrmksh mb Tien, smg sll sehar njih....
Salam sehat ADUHAI SELALU.... 🙏
Mantab 👍 makasih Bunda cantik salam sehat selalu
ReplyDeleteMatur nuwun ibu...
ReplyDeleteSelalu ditunggu rotinya...
Sehat selalu...❤️❤️❤️
Terima kasih cerbung barunya Bu Tien, semoga selalu sehat.
ReplyDeleteAsyik... cerita baru nya udah tayang...
ReplyDeleteShiiiippppp 👍👍
ReplyDeleteCerita baru, wajah baru.
Terimakasih Bu Tien... 🙏
Sehat sehat njiiiih. 🙏
Alhamdulillah ....
ReplyDeleteCerbung baru telah hadir,
Matur nuwun bu......
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
Terima kasih Bu Tien utk cerbung Roti Cinta # 01. Semoga Bu Tien sehat selalu. Salam aduhai dari Semarang 🙏🥰
ReplyDeleteCerbung baru.. Kayaknya asyik nih... Salam aduhai ya BU Tien...
ReplyDeleteMbak Tien memang luar biasa
ReplyDeleteRoti cinta aduhayyy..
ReplyDeleteTrimksh, sehat² bu tien. 😘❤
Lembar koreksi:
ReplyDelete1. “Cuma candaan saja _diangga_ serius,”
# “Cuma candaan saja *_dianggap_* serius,” #
2. ....dan Rina sudah membuat jus sirsat yang segar _kulkas_.
#....dan Rina sudah membuat jus sirsat yang segar *_disimpan dalam kulkas._*
3. ...membuat gelas yang dipegang Leo _hampur_ terlepas dari tangan.
#.....membuat gelas yang dipegang Leo *_hampir_* terlepas dari tangan.
4. “Mengapa _tiba_ ingin ke Jakarta?
# “Mengapa *_tiba-tiba_* ingin ke Jakarta? #
5. .....dia kembali ke mari _beretmu_ bapak,...
# ...dia kembali ke mari *_bertemu_* bapak,...#
6. Lalu Dina memanggil taksi online, kemudian menuju ke sebuah hotel _unatuk menunggu_ jemputan Dian disana.
# Lalu Dina memanggil taksi online, kemudian menuju ke sebuah hotel *_untuk menunggu_* jemputan Dian disana. #
Sudah bu Tien ...asyik nih ceritanya.. di episode perdana, saya menemukan 6 saja yang perlu diedit naskahnya.
Terimakasih sdh diijinkan membaca dan memberilkan masukkan.
Salam ADUHAI.
Sehat terus dan terus sehat ya bunda ...
Roti cinta aduhaiyyy.. Trimksh bu tiens... Sehat semuanya
ReplyDeleteRoti Cinta ... cerbung terbaru karya Bu Tien Kumalasari telah tayang.
ReplyDeleteAlhamdulillah - Wasyukurillah...
Bu Tien selalu menampilkan naskah kisah drama kehidupan disekitar kita. Penuh lika-liku permasalahan kehidupan sehari-hari ... dan ... kita yg membaca larut didalamnya, suatu karya yg indah...😊
👍
Semoga beliau dan kita semua selalu Sehat Wal'afiat dan dalam Lindungan Keberkahan Allah SWT. Aamiin Allahumma Aamiinn. 🙏
☘️
Alhamdulillah cerbung baru sdh tayang..roti cinta... maturnuwun bu tien 🙏,salam sehat...
ReplyDeleteWaah... Alhamdulillah judul baru.
ReplyDeleteSehat selalu ya bu Tien.
Terima kasiih dan salam aduhai..
Assalamu'alaikum
ReplyDeletewarahmatullahi
wabarakatuh
Alhamdulillah ROTI CINTA sdh mendarat di Jakarta,,, mantab 👍 tinggal disantap,,matur nuwun bu Tien
Salam sehat wal'afiat & ADUHAAII 🤗
Alhamdulilah Roti Cinta..sudah mulai tayang, matur nuwun bu Tien..mugi Ibu tansah sehat..
ReplyDeleteWahh.. ketemu lagi sama Baskoro, Ika dan Dian...
ReplyDeleteSekuelnya dari cerita Jangan Bawa Cintaku..
Sehat2 yaa Bunda...
Terima kasih Mbak Tien, Roti Cinta tersaji dengan cepat. Dinikmati sambil merem melek. Roti Cinta-nya sungguh sangat nikmat.
ReplyDeleteSemoga Mbak Tien selalu sehat. Salam ADUHAI selalu dari Semarang.
Alhamdulillah ROTI CINTA 01 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, semoga sehat dan bahagia selalu.
Salam ADUHAI dari Bekasi
Sdh tanyang Roti Cinta 1.salam sehat u ibu Tien
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tienku, Roti Cinta telah kami terima.
ReplyDeleteNah, lanjut Ika yang di Jakarta, apa masih jual sayur? Dian sudah kerja tentunya.Lanjutkan, mungkin tambah adik...
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, selalu Aduhai.
ROTIIIII...CINTAAA...
ReplyDeleteMakasih mbak Tien RT01nyaaa..
Bakalan seru nii..
Asiiik...
Dian Dina...
Salam sehat selalu dan aduhaii mbak Tien..🙏🥰⚘
Alhamdulillah
ReplyDeletePuji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg ROTI CINTA 01 hadir gasik dan menarik.
ReplyDeleteCerita yg membumi mudah dicerna dan se olah2 kejadian itu di sekitar kita.
Monggo dilanjut aja cerita yg sdh mulai bikin gemes ini. Jangan2 Abian ini teman Dian ya.
Matur nuwun salam ADUHAI..
Terimakasih mbak Tien...🙏
ReplyDeleteAsyiiikkk cerbung baru....Roti Cinta, jadi ingat beberapa cerbung sebelumnya...ada yg usaha roti cinta....
Sehat2 selalu mbak Tien...
Salam aduhaiii 👍😍
Alhamdulillah roti cinta udah keluar dari oven. Asyiiik nih. Uenaakk.
ReplyDeleteMakasih mba Tien . Salam sehat selalu dan ADUHAI
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun...
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun...
Alhamdulillah sudah tayang cerbung baru
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tiem
Semoga bunda senantiasa sehat
Salam sehat n aduhai dari Salamah
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August.
Hallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Mtnuwun mbk Tien....
DeleteCerbungnya tetep menjadi hiburan dikala suka dan susah....
Asyiik, ternyata kisah lanjut Jangan Bawa Cintaku, Rina, Leo, Ika dan Roti Cintanya Baskoro..he..he..he
ReplyDeleteTerima kasih bu Tin. Smg Sehat selalu.
Salam aduhai.
Alhamdulillah,matur nuwun Bu Tien..Mugi tansah pinaringan sehat,Aamiin.
ReplyDeleteAlhamdulilah cerbung baru yg ditunggu sdh tayang... terima kasih bu tien ..
ReplyDeleteSmg ibu selalu sehat dan bahagia aamiin yra
Alhamdulillah ROTI CINTA dah tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun Bunda Tien, sehat selalu.
Aduhai.
Roti Cinta...
ReplyDeleteCinta roti krn rotinya bnr2 enak
Yah trnyt ada mcm2 yg di jual
Bian...Si apakah dikau
Lah trnyt kopor sptnya tertukar ma siaoa yah ???
Yg jelas Vanya bunda Tien yg tau
Bnr deh bikin penasaran aj seh
Salam hangat dan sayang selalu dari Jogja
Dan jelas nih ttp ADUHAI
Nah lho, kopormu tertukar kan, habis Dian kurang konsen, main angkat saja kopor orang. Adakah ini awal roti cinta...? Tunggu saja dgn sabar kelanjutannya dari Bu Tien. Maturnuwun Bu Tien, sdh membuka cerita baru yg aduhai menarik. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai sehat wal afiat dan terus berkarya. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede....
ReplyDeleteYaaa ketukar deh tasnya.dasar jodoh
ReplyDeleteNah....benar kan? Baskoro lagi? Aduhaiiiii.....
ReplyDeleteKetemu lagi tokoh Dina yang sudah remaja putri yang cantik, bahkan siap mandiri juga sedikit galak; karena menjaga adiknya tersayang, ikut ikutan ibu ibu guru di pctk mesthi, ya karena sayangnya jadi adiknya pendiam mau protes nanti malah tarik suara latihan vokal sampai serumah denger semua, malu kan..
ReplyDeleteTuh kan jadi menyampaikan pilihan suaranya ke bunda ha ha ha nggak jadi rahasia donk ketahuan maunya kenapa kakak Dina lari ke Jakarta, nggak ngerti apa mas Dian juga sudah punya adek,
malah ketemu cowok ganteng Nugi bin Iskandar di bandara, ngekor mlulu kaya barisan bèbèk ... gimana enggak tas bawaanya disamber asal comot aja, mau ngambil satu berkas malah semua terbawa gadis kethus yang barusan dikenalnya..
Apakah pemikiran yang barusan terserak masih ada kelegitan roti cinta ..
ADUHAI
Terimakasih Bu Tien roti cinta yang perdana sudah tayang
berharap semakin hari semakin lebih sehat dan sehat selalu doaku, sejahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta..
Gusti tansah paring berkah
Amin..
Wow Roti cinta ... Tq mb Tien
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien .Roti cinta bercerita ttg anak Leo dan Rina serta anak Ika yi Dian. Baru episode 1 sudah menarik..jadi penasaran nih lanjutannya pasti hebring
ReplyDeleteAlhamdulillah SDH ada cerita baru makasih bu Tien,Roti cinta semangat ...salam sehat dr Makassar
ReplyDeleteAlhamdulillah tayang perdan roti cinta...trm
ReplyDeletekasih bu Tien salam sehat
Alhamdulillah Roti Cinta sdh tayang makasih bu Tien
ReplyDeleteSalam sehat dr Makassar
Awal kisah Roti Cinta sdh bikin penasaran. Sudah jd orang sukseskah Dian di Jakarta yg berayah M Broto atau siapa yg dulu sbg penjual Roti Cinta.
ReplyDeleteAlhamdulilah sudah hadir Roti Cintanya.
Mksh Bunda Tien salam sehat dan Aduhai.
Roti Cinta.... heeem menarik, alhmdl smg mbk Tien sllu diparingi sehat n brkarya terus... salam aduhai dri Bintaro
ReplyDelete👍👍👍
DeleteJgn2 Abian ini anaknya pak Iskandar? Takut dijodohkan malah ketemu di bandara sm2 ke Jkt pula? Mb Tien blm apa2 sdh bikin baper pctk🤭
ReplyDeleteAlhamdulillah, baru buka ternyata roti cinta sudah tayang... Makasih Bu Tien
ReplyDeleteNungguin Roti cinta ahh ….😊
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah masuk daftar apaan bu Tien... Terimakasih bu Tien.. Sehat selalu. Tulisan nya bikin tambah adem ayem dan bisa berubah kearah yg lebih baik.. Tanpa bermaksud menggurui....
ReplyDeleteSahabat-2ku penggemar Cerbung Tien Kumalasari.
ReplyDeleteBu Tien barusan mengabarkan ROTI CINTA_02 malam ini TIDAK TAYANG, bu Tien seharian banyak tamu jadi kecapekan. InsyaAllah besuk dapat ditayangkan.
Seperti biasa yang di WAG PCTK bisa menikmati Cerbung Pengganti. Selamat malam selamat beristirahat.
Selamat tidur gasik
Maaf bgm bisa bergabung di WAG PCTK,, Terima kasih 🙏
DeleteKakek Habi mau dong dikirim cerbung nya via WA 085800605050
DeleteAlhamdulillah..sdh ada cerbung baru Roti Cinta...salam sehat n ADUHAAI utk bu Tien💖
ReplyDeleteAha roti cinta msh 01...
ReplyDeleteYang 02 belum mateng msh dioven..
Jangan sampai gosong ya
Salam aduhai untuk bu Tin dan yg fans bu Tin
Oooo roti cinta 02 istirahat 23. 38..salam sehat u bu Tien ...jaga kesehatan..blm juga tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah cerbung baru "roti cinta" mulai tayang. Tks bu Tien, terus berkarya, terus semangat dan terus sehat.
ReplyDeleteSalam Aduhai dr Pamulang.
Karya2 bu tien sll kunanti.smg bunda tien sehat sll.maturnuwun
ReplyDeleteRoti cinta....kembali ke tukang sayur...Dian dan Dina sudah dewasa...pasti bakal seru ceritanya...maturnuwun mbak Tien...salam sehat dr Situbondo 🤗🤗
ReplyDelete👍👍👍
DeleteIyeng Santosa betul....seharusnya masih SMP ya....
ReplyDeleteAlhamdullilahdibc baru setengahnya, sdhteri gat siapa peran utama nya.. Danroti cinta itu penjual roti da ikah dgn pedagang sayur yg cantiq yg punya anak Dian.. Danmrk semolah bers. Sbg kk adik disekolah dgn Dina.. Cmapakan dian nanti berjodoh dgn dina... DanBian atau dgn dita anaknya, shbtnyaleo. Wooowkita tgu episode slnjutnyakrn mba Tien sll cerbungnya membuat penasaran . Slmseroja, danmakin aduhai y mbak Tien. Metharming bersm keluarga🥰🥰🥰
ReplyDeleteTerima kasih atas Cerbung Barunya seraya saya doakan semoga mbak Tien selalu sehat barokah dan dianugerahi Allah sisa usia yang bermanfaat bagi orang lain.. Aaamiin
ReplyDeleteWow rame banget, ikut ah, Terima Kasih Bunda,, kereeeen ������
ReplyDelete