JANGAN BAWA CINTAKU 29
(Tien Kumalasari)
Ketika Ika hampir keluar dari halaman sekolah, tiba-tiba Dian berlari-lari mendekat sambil berteriak memanggil ibunya. Ika berhenti menunggu.
“Ada apa?”
“Ibu, tadi om Leo kesini.”
“Kamu ketemu dia?”
“Hanya melihat dari jauh, ketika Dian mau mendekat, dia sudah pergi.”
“Oh, ya sudah, tidak apa-apa.”
“Ibu tadi mengapa datang ke sekolah?”
“Mm.. tidak apa-apa.. sekarang ibu pulang ya?”
“Ya bu.”
“Hati-hati nanti kalau pulang ya,” pesan Ika sebelum pergi.
Ika menahan kekesalan hatinya, tak ingin Dian melihat kemarahannya. Ika langsung ke rumah Leo. Ia harus menegurnya karena kelancangan yang dilakukannya. Tapi ketika sampai dirumah itu, dilihatnya rumahnya tertutup rapat.
“Tampaknya semua pergi. Oh ya, Dian sudah masuk sekolah dan Leo pasti sudah mulai masuk kerja. Tapi apakah bu Rina juga pergi ?”
Ika mendekati rumah yang tertutup. Tak tampak ada mobil didepan, jadi apakah Rina juga pergi?
Ika membalikkan tubuhnya, menghampiri motornya dan bermaksud keluar, tapi tiba-tiba terdengar seseorang memanggilnya.
“mBak Yanti !!”
Ika berhenti dan kembali membalikkan tubuhnya, lalu berjalan mendekat ke arah rumah. Rina heran melihat wajah Ika yang keruh. Tak biasanya dia begitu. Wajah cantik dan lembut itu selalu tampak berseri, senyumnya selalu manis tapi kali ini semua keindahan itu tersapu angin atau topan yang entah dari mana datangnya. Walau begitu Rina berusaha bersikap ramah, seperti biasa kalau dia menghadapi Ika.
“Silahkan masuk mbak Yanti.”
“Saya disini saja bu, hanya sebentar.”
“Sebentarpun kan boleh duduk mbak, kalau bicara sambil berdiri mana nyaman?” kata Rina sambil menarik tangan ika.
“Ada apa sebenarnya?”
“Sebenarnya saya ingin ketemu Leo.”
“Oh, mas Leo sudah mulai bekerja mbak, baru hari ini.”
“Iya, saya ingat setelah sampai disini.”
“Kalau mbak Yanti mau, mbak Yanti mau pesan apa, nanti saya sampaikan. Tapi kalau harus ketemu juga, ya nanti sore mbak. Maaf aku tadi sedang rebahan sebentar. Kepala agak pusing. Tapi untunglah pas keluar lalu dari pintu kaca terlihat ada mbak Yanti yang sudah hampir pergi.”
“Saya kecewa pada Leo,” kata Ika dingin.
“Apa yang dilakukan mas Leo?”
“Mustahil bu Rina tidak tahu.”
“Sungguh aku tidak tahu. Kenapa dia?”
“Saya tidak ingin dia lancang membayar sekolah Dian,” katanya sambil mengeluarkan sebuah amplop, yang tampaknya berisi uang.
“Ooo…”
“Bilang sama dia, jangan berlagak sok jadi pahlawan. Dian itu anak saya dan akan menjadi tanggung jawab saya selamanya. Saya tidak butuh campur tangan dia.”
“Ya Tuhan..”
“Itu benar.”
“Jadi mas Leo telah membayar sekolah Dian, dan karena itu mbak Yanti merasa tersinggung?”
“Maaf bu, memang iya.”
“Benar, Dian itu anak mbak Yanti. Benar bahwa Leo yang tidak tahu apa-apa tampak seperti menelantarkannya. Tapi mbak Yanti jangan terlalu kejam dengan mengatakan mas Leo itu lancang.”
“Oh ya?”
“Mas Leo dengan segala cara ingin menebus semua kesalahannya. Ingin membiayai sekolah Dian seperti orang tua membiayai anaknya. Apa itu salah? Baiklah, Dian itu anak mbak Yanti, tapi menurut aku, mbak Yanti itu terlalu sombong,” tandas Rina mengatakan itu. Bagaimanapun Leo adalah suaminya. Ia tak rela suaminya dibilang lancang sementara maksudnya adalah baik.
“Aku kira mbak Yanti yang lembut hati tak akan pernah bisa menyakiti perasaan orang lain. Tapi aku salah. Dibalik kelembutan itu aku menemukan kekejaman dimata mbak Yanti. Kekejaman yang susah diluluhkan. Keras dan seakan tanpa batas.”
Ika terdiam. Tak mengira Rina yang biasanya sangat baik itu bisa menatapnya dengan pandangan marah, dan mengucapkan kata-kata yang sangat keras. Ia yang datang dengan kemarahan, justru mendapatkan amarah.
“mBak Yanti tahu? Mas Leo sangat menderita. Ia teringat dosa-dosa masa lalunya dan ingin menebusnya. Mengapa mbak Yanti menutup hati dan selalu menghadapinya dengan pandangan sinis? Manusia boleh saja melakukan kesalahan, tapi kalau Allah Maha Pengampun, mengapa mbak Yanti yang hanya manusia biasa tak mampu memaafkannya? Apakah mbak Yanti akan membiarkan mas Leo memikul beban dosa itu selama hidupnya?”
“Saya sudah memaafkannya,” kata Ika lirih, sinar marah dari matanya sudah mulai meredup.
“Kalau mbak Yanti memaafkannya mengapa sikap mbak Yanti masih dingin dan tampak seperti tak mengenalnya? mBak Yanti sangat menyakiti mas Leo. Sungguh dia sangat menderita. Ia bahkan ingin meminta agar mbak Yanti mau dinikahi mas Leo. Bukan karena dia mata keranjang, bukan karena dia ingin menduakan isterinya, tapi semata hanya ingin menebus dosanya.”
Ika menatap Rina tak berkedip.
“Tapi aku ikhlas kok seandainya itu terjadi. Karena aku sangat mencintai mas Leo, dan tak ingin mas Leo terus menerus membawa beban itu dalam hidupnya. Cuma karena mbak Yanti tidak mau, ya tidak apa-apa. Hanya saja, janganlah mbak Yanti terus- menerus menyiksanya seperti itu. Jangan merasa bisa, kemudian mbak Yanti jadi sombong.”
“Tidak.. tidak.. bukan itu,” akhirnya Ika mampu bersuara, karena tak suka dibilang sombong.
Tapi kemudian setitik air matanya menetes. Benarkah dia sombong? Menolak apapun yang diberikan Leo, apakah itu sombong? Tidak, sesungguhnya Ika hanya ketakutan kalau suatu saat Leo akan mengambil Dian dari sisinya.
“Maaf kalau saya bicara terlalu keras. Saya hanya ingin menyadarkan mbak Yanti, bahwa memberi peluang orang lain untuk menebus kesalahannya itu juga termasuk perilaku mulia. Sekali lagi mohon mbak Yanti camkan itu, bahwa mas Leo hanya ingin menjadikan bebannya ringan. Tapi kalau mbak Yanti bersikukuh memegang prinsip bahwa tak akan mengijinkan mas Leo ikut memikirkan Dian sehingga hidupnya akan menderita selamanya, terserah mbak Yanti, dan masukkan amplop itu kembali ke dompet mbak Yanti, kembalikan sendiri kepada mas Leo.”
“Bu Rina,”
“Aku mohon maaf mbak, kepala tiba-tiba terasa semakin pusing. Biarkan aku istirahat sebentar. Kalau mbak Yanti ingin menunggu mas Leo pulang, tunggu saja, aku kira tak lama lagi dia akan pulang,” kata Rina yang tanpa sungkan kemudian berdiri.
“Saya mohon pamit saja,” kata Ika yang kemudian juga berdiri.
“Tolong bawa amplop itu kembali, jangan aku yang harus menerimanya.”
***
Setibanya dirumah, Ika segera masuk kedalam kamarnya dan menangis terisak-isak. Sakit hatinya dikatakan sombong. Bukan, Ika hanya ketakutan, yang tanpa disadari telah menyakiti orang lain. Ika mengurai semua yang telah dilakukannya. Menghindari pertemuan dengan Leo, menghindarkan anaknya agar tak dekat dengan Leo, bahkan kalau mungkin akan membawanya sejauh mungkin yang tak bisa Leo menemukannya. Itu pelampiasan sakit hatinya. Tapi bukankah Leo sudah mengatakan bahwa dia sudah berusaha mencarinya? Bahwa kemudian ketemu lagi setelah bayi yang dikandungnya terlahir lalu menjadi besar, itu seperti sudah diatur dari sana. Kepada siapa Ika harus menimpakan sesal dan kesalnya? Haruskah Leo menjadi tempat untuk menumpahkan sakit hatinya?
Ika terus menangis, meratapi hidupnya yang tak pernah mendapatkan ketenangan.
“Apakah aku salah melangkah ? Apa yang harus aku lakukan ?” isaknya.
“Berdosakah aku menolak semua kebaikan Leo? Haruskah aku biarkan Leo membawa Dian, atau menikahi aku? Tidaaak.. biar bu Rina mengatakan ikhlas, tak mungkin tak ada tangis dihatinya. Cinta tak akan bisa terbagi.”
Suara sepeda memasuki samping rumah terdengar jelas. Ika berlari kekamar mandi, membasuh mukanya, membasuh bekas dukanya, walau tak berhasil membasuh sakit hatinya.
“Ibuuu…”
“Ya nak, ibu di kamar mandi,” teriak Ika dengan suara serak.
Lalu tak terdengar apapun. Tampaknya Dian sedang masuk ke kamarnya, menyimpan tas sekolahnya dan mengambil baju gantinya. Lalu Ika keluar dari kamar mandi, menutupi wajahnya dengan handuk, sambil berjalan ke arah dapur, berharap Dian tak akan melihat bekas air matanya.
“Bersihkan kaki tanganmu dulu nak,” kata Ika dari arah dapur.
Ia mengeluarkan sayur yang dibuatnya pagi-pagi sekali. Sayur lodeh dan ikan layur yang digorengnya kering, lalu ia menggoreng tempe yang sudah dibumbuinya didalam kulkas, agar masih hangat saat disantap.
Ika sudah menata makan siang dimejanya, dengan lauk sederhana yang dihidangkannya.
“Hm.. ikan asinnya masih ada ya bu,” kata Dian sambil mendekati meja makan, dan siap duduk menunggu ibunya yang sedang mengentas tempe.
“Iya, sisa pagi tadi.”
“Wah, nanti Dian akan makan lebih banyak.”
“Bagus nak, dan ini tempe goreng kesukaan kamu,” kata Ika sambil meletakkan piring berisi tempe goreng yang masih panas.”
“Waaah.. enak sekali.”
“Ada cerita apa saja tadi, disekolah baru?”
“Teman-teman baru, guru-guru baru..” kata Dian sambil menyendokkan nasi kedalam piringnya.
“Lalu.. apa lagi..? Pembagian kelas, pastinya.”
“Benar bu, Dian mendapat kelas A. Lalu disuruh memperkenalkan diri satu persatu.”
“Teman-temannya baik kan ?”
“Baik..”
“Ibu tadi menangis ?” tiba-tiba kata Dian. Tadi ia hanya memperhatikan ikan asin dan tempe goreng kesukaannya, dan baru memperhatikan wajah ibunya ketika melihat ibunya tidak segera mengambil nasi untuk dirinya sendiri.
Ika mengusap wajahnya. Bingung harus menjawab apa. Jangan sampai Dian sedih melihatnya bersedih.
“Oh, ibu tampak seperti orang habis menangis ya?”
“Iya, suara ibu juga agak serak..”
“Itulah nak, tiba-tiba ibu kena flu, itu sebabnya ibu tidak memasak sayur yang baru, tapi tiduran dikamar.”
“Ibu sudah minum obat?”
“Sudah, “ kata Ika yang kemudian pura-pura batuk.
“Minum dulu bu, dan makan yang banyak, supaya segera sembuh,” kata Dian menirukan ibunya yang selalu mengingatkan agar saat sakit justru harus makan banyak supaya cepat sembuh.
“Iya, baiklah,” jawab Ika sambil mencoba tersenyum, lalu mengambil nasi dan makan bersama Dian.
***
“Ibuu… aku sudah pulang..” teriak Dina begitu memasuki rumah.
“Cuci kaki tangan kamu dulu dan ganti baju ya,” teriak Rina dari dalam kamar.
Perlahan dia bangkit, lalu keluar dari kamar. Dilihatnya Leo membawa bungkusan, yang pastinya berisi lauk, seperti janjinya yang akan selalu membeli lauk matang setiap pulang kantor, demi isterinya yang sedang mengandung.
Rina menerima bungkusan itu, dan memindahkannya kedalam mangkuk-mangkuk serta piring.
“Apa kabar kamu siang ini?”
“Pusing.”
“Lho, obatnya tidak dimakan ?”
“Sudah. Tadi mbak Yanti datang kemari.”
“Oh ya? Sama Dian ?”
“Ya enggak lah, pastinya Dian sekolah, seperti juga Dina.”
“Kenapa dia?”
“Mas merasa tidak melakukan apa-apa?”
“Ibu, Dina bisa ganti baju sendiri,” teriak Dina setelah keluar dari kamar mandi.
“Iya sayang, Dina memang pintar.”
“Apa maksudmu melakukan apa-apa?” tanya Leo penasaran.
“mBak Yanti datang kemari, dengan amarah yang meluap-luap.”
“Memangnya ada apa?”
“Mas tetap merasa tidak melakukan apa-apa?”
“Aku melakukan apa sih?” kata Leo masih dengan bingung.
“Mas membayar sekolah Dian, mbak Yanti dengan sombongnya menolak pemberian itu. Mengatakan mas itu lancang.”
“Ya Tuhan, iya.. tadi aku ke sekolah Dian, membayar uang sekolah sampai setahun. Maaf aku belum cerita sama kamu.”
“Ibunya marah-marah, aku akhirnya juga kesal, aku katakan dia itu sombong !”
“Kamu?”
“Aku berbalik mengata-ngatai dia. Kesal aku mas, dibantuin bukannya senang malah marah-marah. Tadi itu sudah membawa amplop. Yang pastinya berisi uang yang akan dikembalikannya pada mas.”
“Kamu terima uangnya?”
“Ya enggak lah mas, aku suruh bawa pulang, lalu aku tinggalkan dia, habis kepalaku pusing sekali.”
“Lalu dia duduk sendirian?”
“Tidak, dia juga kemudian pamit pulang, aku suruh bawa amplopnya kembali.”
Leo menghela nafas. Wajahnya tampak sedih.
“Ibu.. tadi Dina sedih deh,” kata Dina yang sudah berganti pakaian, lalu duduk didekat ibunya.
“Kenapa sedih?”
“Ketika istirahat, nggak ada yang bisa Dina ajak makan roti seperti biasanya.”
“Ooh, iya..apa tidak ada teman kamu yang lain, yang bisa kamu beri roti bekal kamu?”
“Nggak asyik.. yang asyik itu kalau ada mas Dian,” katanya kemayu.
“Ya sudah, nggak apa-apa, memang mas Dian kan sudah lebih besar, sekolahnya sudah lain sekarang.”
“Kapan kita main kerumah mas Dian?”
“Sudah, jangan mas Dian melulu, sekarang makan saja dulu,” kata Rina sambil menyendokkan nasi untuk Dina, sementara Leo hanya terdiam. Pasti sakit hatinya menerima kenyataan bahwa Ika menolak pemberiannya.
***
“Kalau ibu sakit, nggak usah jualan saja dulu,” kata Dian pagi itu ketika melihat ibunya sudah siap untuk pergi ke pasar.
“Nggak apa-apa nak, ibu sudah merasa sehat.”
“Kalau sakit jangan dipaksa bu.”
“Tidak, sungguh ibu sudah baik. Kemarin ada yang pesan daging dua kilo untuk dimasak rendang, dan ibu sudah sanggup. Kasihan kalau ibu tidak jualan.”
“Benar, ibu sudah sehat?”
“Sudah, jangan khawatir. Itu makan pagi kamu dan bekal sudah ibu siapkan di meja. Jangan lupa makan dulu, dan jangan lupa bekalnya dibawa, siapa tahu nanti kamu sudah harus pulang agak siang.”
“Ya ibu. Ibu sudah sarapan?”
“Sudah nak, tapi sambil menyiapkan sarapan kamu, sementara kamu mandi, ibu sudah sarapan, sekarang ibu berangkat ya.”
“Ibu hati-hati ya. Mejanya sudah Dian tata sekalian, nanti kalau ibu datang dari pasar tinggal meletak-letakkannya dimeja.”
“Baiklah nak, terimakasih. Kamu juga harus hati-hati ya.”
Ika mengeluarkan sepeda motornya, memasang keranjang belanjaan dibelakangnya, dan bersiap untuk berangkat ke pasar.
***
Ika agak bisa meredam perasaan gundah, ketika disibukkan dengan pembeli yang mulai berdatangan.
“mBak Ika, mana mas gantengnya, kok sudah berhari-hari tidak kelihatan?” tanya si genit Murni.
“Tidak kemari mbak Murni, kerja, pastinya,” kata Ika sekenanya.
“Dia masih lajang kan mbak?” tanya Murni lagi.
“Halaaah.. ngapain tanya-tanya lajang segala? “ salah seorang ibu mencela.
“Iya tuh, mbak Ika lagi repot ngejualin tuh, jangan nanya melulu.”
“Iih, cuma nanya aja, apa salah ?” kata Murni cemberut.
“Bukan cuma salah, nyebelin, tahu!”
“Sudah, jangan didengerin mbak Ika, tapi aku juga suka sih kalau ada dia ngebantuin disini,” kata ibu yang lain, lalu disambut tertawa ibu-ibu yang ada disitu. Ramai sekali pagi itu, membuat Ika tak bisa menahan senyum.
“Mas Baskoro bisa saja memukau ibu-ibu yang belanja disini,” kata batin Ika tanpa bisa menahan senyumnya.
Hari sudah agak siang, dagangan Ika sudah menipis. Semua sayuran malah sudah habis. Lalu Ika mulai memasukkan sisa dagangannya ke keranjang, dan membawanya kerumah. Ketika ia sedang membersihkan sisa bungkus atau kotoran yang masih terserak, sebuah mobil berhenti. Ika terkejut ketika mengenali mobil itu. Hatinya berdebar tak menentu, ketika Leo turun dari mobil lalu langsung mendekatinya. Ketika Ika sedang melipat taplak plastiknya, Leo membantunya tanpa sungkan. Ika membiarkannya. Diterimanya taplak yang sudah dilipat, lalu dibawanya masuk kerumah. Leo mengikutinya tanpa disuruh, lalu duduk begitu saja di teras.
Ika masuk kedalam rumah, mencuci kaki tangannya dan berganti pakaian bersih. Ketika keluar dia sudah membawa secangkir teh lalu diletakkannya dimeja. Kali itu Ika bersikap agak manis, setelah Rina mengatainya sombong.
“Laris dagangannya?” tanya Leo membuka percakapan.
“Lumayan,” jawab Ika singkat, tanpa berani menatap wajah Leo. Masih teringat betapa kemarin dia ingin melabraknya gara-gara Leo telah membayar uang sekolah Dian.
“Aku datang kemari untuk minta maaf, kemarin telah berlaku lancang.”
Ika terkesiap. Pasti Rina telah mengatakan semuanya. Mengatakan bahwa dia menuduhnya lancang.
“Harusnya aku bilang dulu sama kamu. Tapi aku melakukannya karena aku tahu bahwa kamu akan menolaknya apabila aku bilang sebelumnya.”
Ika tak menjawab. Ia menundukkan kepalanya.
“Aku tahu bahwa aku tak berharga dimata kamu. Baiklah, tampaknya kamu tak ikhlas kalau aku ikut membayar biaya sekolah anak kamu. Ini kuitansinya, berapa banyak yang aku keluarkan di sekolah Dian kemarin.”
Ika melirik ke arah meja, dimana Leo meletakkan kertas kuitansi disana.
“Kalau kamu tidak rela, itu jumlah yang aku keluarkan, kalau kamu mau menggantinya, aku akan menerimanya,” kata Leo dengan suara bergetar.
Ika mengangkat wajahnya, menatap wajah Leo yang tampak memerah. Tampak ada tangis yang ditahannya.
“Kembalikan uangku, kalau memang aku tak pantas melakukannya,” lalu air mata itu titik dan membasahi pipi Leo.
Ika menatapnya dengan perasaan tak menentu. Ia merasa dadanya dihunjam oleh ribuan pisau. Air matanyapun nyaris meluncur dari sepasang bola matanya yang membasah.
***
Besok lagi ya
Maturnuwun mbak Tien
ReplyDeleteSelamat Jeng Iyeng....Juara 1
DeleteAsyiiik mb Iyeng juara 1 selamat yah
DeleteSelamat jeng Iyeng .... malam ini berhasil menduduki rangking 1 tercepat menyambut kedatangan JBC_29
DeleteSelamat jeng Iyeng...dapat juara 1..
DeleteAlhamdulillah... matur nuwun Mbak ,zTien masih bersedia menghibur penggemar. Semoga Mbak Tien selalu sehat dan tetap semangat utk berkarya.
DeleteSalam sejahtera dari Pangkalpinang utk para pembaca yg budiman.
Selamat mba Iyeng juaranya
DeleteAlhamdulillah...mtnuwun mbk Tien
ReplyDeleteHihihi...sudah lama nggak balapan. Eh pas buka WA kok ada info...ihhhiiirr...๐ง♀️
DeleteSelamat mb Iyeng...juara 1 episode 29...seep
DeleteSalam aduhaii
Terima kasih bunda Tien suka sekali membaca cerbung mbak Tien keren. Patt 30 blm ya mbak? Aku tungguin nih
DeleteBunda episode 30 mana??? penisirin saya
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSugeng ndalu mbak Tien dan para sederek PCTK.
ReplyDeletePertahankan harga dirimu Ika.
Jangan dianggap murah oleh Leo.
Salam aduhai .........
setuju banget pak Hadi ...leo hrs punya etika n hrs menghargai Ika ....jgn mentang2 punya duit yaa
DeleteYang nganggap murah Ika perindu polygami.....
Deletemendorong Ika merengek ke Leo.... Nggaklah yao....
Subeng dalu bi Tien.....
Aja ditinggal sare disik tak rewabgi ngoreksi
Allah memberikan rezeki tidak pilih2,,,
DeleteBegitu juga dengan Rezeki Dian,, Allah memberikan rezeki kepada Dian bisa lewat Ika atau Leo,,,
Sekarang Leo mau memberikan rezeki Dian,, di bilang Ika jangan mau, nnt di cap murahan,,, Ya Allah,, Leo Itu ayah kandungnya,,, kaaaandungnya.....!!!!
Kalau Broto atau Baskoro yang ngasih itu malah, ika bisa d bilang murahan,,, bukan murah lagi tapi obral,,,,
Heran Deh,, yang orang lain ga ada hubungan darah di puja2,, yang ayah kandungnya malah di bilang murahan,,,
Oh my Good,, paringono Sabarrrrr
Sabarrrr sabaaaaaaaaaarrrrrrr
Selamat tayang JBC-29 Bu Tien.
ReplyDeleteAlhamdulilkah
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulillah akhirnya JBC hadir
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien cerbungnya
ReplyDeleteSemoga selalu sehat
Salam Sehat da ADUHAII....
Alhamdulillah JBC 29 dah tayang
ReplyDeleteMksh bunda Tien,ttp sehat semangat ADUHAI deh
Salam hangat selalu dari Jogja
Siap baca nih
Bismillah
Selamat malam.. salam sehat..
ReplyDeleteSalam kejora..Aduhai.
Ayo baca...telah hadir...
Terima kasih Bunda Tien...
Selamat malam mbk Tien, terimakasih JBC 29 sudah terbit,. Semakin seru tentunya, biar para pendukung tokohnya berantem terus, biar rame.
ReplyDeleteSalamsehat nan Aduhaiiii....
Mtr nwn
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Banten, Purwodadi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Leo kupingnya... puuaaanaaaasss,,,
DeleteEmak2 Rempong gegeeeeer ae...
Bayar SPP nya Dian.. Salah....
Ga bantu ... juga salah.
Perasaan ga ada yang bener deh,,,??
Ingat.!!! ini bulan puasa,,, kurangi dong dosis siriknya....!!!
Terus Leo chat whatsapp ke Ika.......
Leo :
"Selamat pagi,, ๐๐๐
Ika,,, kenapa kamu marah2, setelah aku bayar SPPnya Dian...???
Liat tuh,,,!! Emak2 rempong kegirangan lonjak2 koyo buto galak,,,,"
Ika :
"Maaf Mas Leo,,, itu aku cuma pura2 marah kok,,, biar Emak2 rempong pada seneng,,,!!!
Di hatiku juga ingin Dian bahagia bersama Mas Leo,,
Emak2 rempong tuh,, gosok2 teroos,,,
Ga ada capeknya...!!!
Makasih ya Mas Leo." ๐๐๐
Leo :
"Ika,, ketemuan lagi yuk,, aku bawain jamu buat kamu,, kalau di kirim takut ilang,,,!!!,"
Ika :
"Ga bisa Maaas,, Emak2 rempong ngawasin teroooos,,, sampai gorong2 pun di jagain,, takut kita ketemuan,,,
Dan sekarang sudah ga pakai kentongan lagi,,,, tapi ganti pakai toak,,,,"
"Udah kayak tukang obat saja,, pagi,Siang sore...."
Leo :
"Ambyaaarrr weeeessss ... Ambyaaaarrr.." ๐ญ๐ญ๐ญ
Ika :
"Dah yo Mas,,, Jangan lama2 nanti ada yang kebakaran ketek,,,
Jangan lupa,, chatnya cepat di hapus,, nanti di sadap sama Emak2 rempooooong....!!!!"
Leo pesimis bisa mendapatkan Ika,,,,
Tapi,,, tetap maju tanpa mengenal lelah,,,
Tak perduli EMBER (Emak2 rempong bersatu) menghadang!!!!!
NEKAT yaaa...???
Biarin,,,, yeeeee sirik ajaaaah....!!!!!
Alamdulilah.. Terimakasih Bunda Tien JBC 29 sdh tayang dan kami semua sdh disapa..
DeleteSalam aduhaaii...
Semoga ibu selalu sehat & bahagia .. Aamiin
Ibu matursuwun.. semoga ibu selalu dalam lindungan Allah SWT, tetap selalu a d u h a i dengan cerita nya...๐
DeleteRasain loe,, EMBER (Emak2 rempong bersatu) ga bisa jawab apa2,,,, mana suaranya,,, manaaaa?????
DeleteUuuh gemaaas tenan Akuuuhh
Kalau ga ingat bulan puasaa,,,!!!!
Alhamdulillah JBC 29, akankah Ika memaafkan Leo.... sepertinya iya. Betul kata Rina Tuhan maha pemaaf masa Ika tega tidak memaafkan.Btw tetap, cinta tak selamanya mesti bersatu... Baskoro ayo nongol hehehe
DeleteSalam seroja dan ADUHAI Bu Tien
Mas bangun mas... Rina membangunkan Leo yang terlewat sholat subuh. Leo kaget karena ternyata semalam mimpi bersama Ika, "oh...ternyata hanya mimpi..." katanya dalam hati.
DeleteSelamat malam bu Tien dan terimakasih.... sdh menayangkan JBC_29 tepat waktu.....sehingga saya segera bisa mengedit kesalahan ketik ada juga seharusnya Dina ditulis Dian, setidaknya diepisode 29 ini ada 5 yang saya ketemukan..... gak tahu jeng Indah dan mas Yowa.....
DeleteIka menatapnya dengan perasaan tak menentu. Ia merasa dadanya dihunjam oleh ribuan pisau. Air matanyapun nyaris meluncur dari sepasang bola matanya yang membasah.Bertahan Ika .... nggak usah ikutan menangis..... biarkan hatimu menangis... didepan Leo kamu harus "tegar".... bukankah air matamu sudah terkuras habis selama 12 tahun membesarkan Dian?...
Jaga harga dirimu....
Gak usah dengerin bisikan jeng Rinta yang sangat mengharapkan kamu kembali ke Leo.... sebagaimana pernyataan Rina tadi pagi....
Yah... nunggu besuk lagi ya.......
Tapi puas.... Rina yang lembutpun ikutan marah....
Ditunggu episode JBC_30nya
Alamdulilah.. Terimakasih Bunda Tien JBC 29 sdh tayang dan kami semua sdh disapa..
DeleteSalam aduhaaii...
Semoga ibu selalu sehat & bahagia .. Aamiin
terimakasih bu Tien JBC #29 sudah hadir .๐
ReplyDeleteIka.dg baskoro atau dg broto sama saja ...tp klo dg broto nanti risma siapa ?
manut bu Tien aja dehhh
smoga Ibu Tien Slalu sehat bersama keluarga
Salam aduhaiii dr Semarang ๐คฉ
Alhamdulillah yang ditunggu sdh datang.
ReplyDeleteSelamat malam mba Tien, selamat malam buat semua temen2 penggemar JBC. Sehat selalu....
Alhamdulullah JBC 29 sudah terbit
ReplyDeleteMtr nwn jeng Tien ...sehat sll ya jeng ...doa mbakyu sll untukmu...Aduhaiiii kangen bbrp hr nggak coment...ngantuk berat..mbakyu ....
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, JBC 29 sudah hadir. Salam ADUHAI selalu.
ReplyDeleteAlhamdulullah JBC 29 sudah terbit suwun mbak Tien...salam sehat
ReplyDeleteAlhamdulillah, makasih Bu Tien....membacanya pun ikut bergetar aduhai....
ReplyDeleteSalam sehat selalu salam aduhai...
Trinsek Bun.
ReplyDeleteJNC 29 hadi.trima kasih bu Tien
ReplyDeletePemvaca berfikir lagi, ke mana arah cerita selanjut nya..❓. ๐ค๐ค๐ค
ReplyDeleteAlhamdulillah sht sll njih Bu Tien
ReplyDeleteMbak Tien pinter mengaduk aduk rasa..... Haru biru Leo n Ika
ReplyDeleteAlhamdulillah ,JBC 29 telah hadir ,makin penasaran kelanjutannya ,terimakasih bunda Tien ,sehat selalu dan selalu diberikan kelancaran dlm segalanya ,salam hangat dari Jakarta ❤️
ReplyDeleteMatur suwun bunda Tien JBC 29 sdh tayang...semakin menarik alur ceritanya, semakin penasaran membacanya...semoga Ika mendapatkan jodoh yang terbaik ...manut sama bunda Tien...
ReplyDeleteSalam Sehat selalu dari Bumi Arema Malang bunda dan tak lupa
Aduhai...
Alhamdulillah JBC Eps 29 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Matur suwunn bu tien. ....hiburan yg mengaduk2. Petsasaan
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun mbak tien-ku, jbc29 telah tayang.
ReplyDeleteRepot nih Ika, dikembalikan apa tidak ya uangnya...kalau masih merasa gengsi ya dikembalikan, tapi rasanya lebih ke kemanusiaan. Dia tahu Leo benar-benar ingin menebus kesalahannya yang lalu.
Biarlah anaknya dibiayai ayahnya.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Aduhai..Ika sama Leo bertangisan.
ReplyDeleteMakasih mba Tien. Salam hangat mba
Terima kasih JBC 29 sudah tayang. Semoga masalah Ika dan Leo berakhir dengan baik . Ika bisa menerima bantuan biaya sekolah sebagai bentuk tanggung jawab dan penebusan dosa masa lalu. Ika legowo supaya tidak ada ganjalan di hati. Tatap masa depan dengan cerah tanpa mengganggu keluarga Leo dan Rina.Esok kan masih ada kata Utha Likumahuwa..Salam sehat dan semangat betkarya kayur bu Tien
ReplyDeleteHalooow juga mbak Tien.....matur nuwun sapaannya yg ngangeni
ReplyDeleteSehat2 ya mbak... semoga semakin berwarna alur cerita yg menginspirasi mbak Tien shg semakin semarak pula komen Fans PCTK.... lucu2 nggemesin bikin ngakak๐๐คฃ๐คฃ
Semua doaku terbaik senantiasa utk mbak Tien sekeluarga
Salam sayang & ADUHAI dari Surabaya
Rina marah. Ini yg berbahaya, takutnya dia nekad menculik dian. Krn rina terlalu cinta sama leo, jadi apapun Akan dia lakukan.
ReplyDeleteIkut nangis deh
ReplyDeleteTidak serta merta niat baik itu akan diterima dengan baik, karena ada etika yang tak boleh dilanggar. Mestinya Leo mengutarakan niatnya untuk ikut membiayai Dian, tidak main selonong saja.
ReplyDeleteDan Rina, ngapain kok rempong ngata-ngatain Ika? Tidak sadarkah akan etika? Ingat, Ika bukan tempat penebusan dosa, setelah dicampakkan begitu saja oleh Leo yang egois dan tidak berani bertanggungjawab.
Jika Leo berkeras untuk membiayai Dian secara sepihak sebagai penebus dosanya, bukankah itu egois namanya? Hmm...Rina jangan kasar gitu dong. Ika memang tidak punya apa-apa, tapi dia punya harga diri dan sangat memegang etika.
Hiih...episode ini bikin gemez.
Maturnuwun mbak Tien.
Jangan buru-buru selesai di episode 30an yaaa. Cerita masih bisa digoreng dengan santai.
Oh ya..tolong jangan terprovokasi oleh keceriwisan komentator Rinta Anastasya ya..iih..dia itu yg super rempong
Terima kasih mbak tien, semoga Sehat² selalu.
ReplyDeleteTrimakasih mbak Tien jbc29nya..
ReplyDeleteBenar2 aduk2an ni hati pembaca..
Sebetulnya yg sombong ika ato leo..
Benar ika hny takut..tp leo ingin tggjwb...bener jg klo rina jd balik marah krn suami yg dicibtainya dibilang lancang..
Ika..ika..biar gmn jg dian darah daging leo..carilah kebahagiaanmu tp biarkan leo berbuat sesuatu buat anaknya..
Salam sehat dan aduhai mbak Tien..๐
ADUHAI jeng Maria
Delete๐๐
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC 29 sdh hadir
ReplyDeleteSemakin seru dan bikin penasaran ceritanya
Terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
Salam hangat dan Aduhai dari Bekasi
ADUHAI jeng Ting
DeleteIka.. kasihan kamu, jadi serba bingung sekarang. Mau menerima uang Leo kok ya kebangetan... mau menolak.. kok Leo malah menangis... Piye jal enake?
ReplyDeleteDah terserah Mbak Tien aja enaknya gimana. Kita2 juga semakin dibuat ikutan bingung.
Mbak Tien memang top dalam soal mengaduk aduk perasaan pembacanya. Doaku semoga Mbak Tien selalu sehat dan bahagia selalu bersama keluarga tercinta. Salam seroja yg ADUHAI dari Semarang.
ADUHAI jeng Ira
DeleteIka...ika..masih gede aje egomu cah...
ReplyDeleteMalam mb Tien. Semoga mb selalu sehat wal afiat.
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien.. jBC 29 maaaku kin seru saja
ReplyDeletePasti mbak shock tiba 2 uang sekolah dian di bayar Leo..itu wajar...bagamana sakit hatinya saat itu leo menjawab belum.siap sedang ika sdh hamil..dan ika berjuang sendiri melawan cemooh dr orang2 hamil tanpa ada suami....
Toh ika sdh memaafkan leo... Hanya minta tidak mengannggu kebahagiaannya bersama dia...krn saat ini.hanya dian yg dia punya
Rina juga begitu... Tdk pernah melihat pengorbanan ika seenaknya dia memarahi mbak ika... Ika bahkan rela laki2 yang dulu dicintai berbagai dg rina ..ika tdak mau menganngunya ..
Untuk.menerima semua itu butuh waktu rina ...jangan seenaknya mengatakan sombong...
Eaaa malah ikut sakit hati krn mbak.ika dikatan sombong oleh rina.. Terbawa emosi
Sehat dan semangat selalu njih bu Tien
Aamiin jeng Winarni
DeleteADUHAI deh
Lalu tak terdengar apapun. Tampaknya Dian sedang masuk ke kamarnya, menyimpan tas sekolahnya dan *mengambil ganti bajunya.*
ReplyDelete# mengambil baju gantinya #
" Sudah, “ kata *Rina* yang kemudian pura-pura batuk.
# Ika #
Sudah nak, *tapi* sambil menyiapkan sarapan kamu, sementara kamu mandi, ibu sudah sarapan, sekarang ibu berangkat ya.”
# tadi #
Ika terkejut ketika mengenali mobil *ibu.*
# itu #
Itu saja koreksi sedikit, semoga mbak Tien berkenan.
Salam sehat....
Salam aduhai .....
Ika yang baik dan mulia hati-nya.... Biarlah masa lalu yang suram itu berlalu. Memaafkan dengan tulus ikhlas, akan lebih menenangkan batin-mu, dan membahagiakan hidup-mu. Buat strategi yang baik, supaya kamu tetap bersahabat dengan Rina, dan biarlah Leo membantu meringankan beban-mu. Simpan saja kembali baik-baik uangmu, untuk menyambut masa depan Dian menjadi lebih baik lagi. Bisa untuk membayar mengembangkan hobi dan bakat-nya, misalnya, dsb.
ReplyDeleteRina yang baik dan berbudi luhur, maafkan dan pahamilah Ika yang bersikap seperti itu. Kamu tidak berada diposisi-nya. Hargailah Ika yang selama ini hidup mampu berjuang, tanpa ada campur tangan kalian berdua. Bukan malah menyalahkan dan mengata-ngatai Ika sombong.
Leo, kamu seharus-nya bersyukur dan bersabar. Ika sudah mau menerima kamu kembali (hormati itu) - lalu kamu masih suka datang dan pergi sesuka hati kamu, sejak kamu kenal dia - sampai kamu tau siapa Dian. Lalu sekarang kamu masih terus menuntut Ika harus menerima dan mengikuti cara-mu yang slonong boy? Halloooowwww...!!! Belajar dewasa dong Om Leo...
Hehehe Bunda Tien, saya hanyut nih terbawa cerita asik dari Bunda. TERIMA KASIH ya sudah menayangkan episode JBC 29-nya. Semoga Bunda senantiasa selalu sehat wal'afiat ya....
Aamiin Rinjani.. salam ADUHAI
DeleteMemang sih niat baik itu tidak selalu bisa diterima dg baik pula . .ini.mungkin.yg namanya.muss komunikasi. .hee sengaja dibuat gitu ya bu tien. Biar pembaca bingun. .hiii
ReplyDeleteMakasih Bunda untuk JBC nya.Selalu bikin penasaran dihati.Sukses selalu buat Bunda.
ReplyDeleteMet istirahat Bun.Sehat selalu dan tetap semangat
Alhamdulilah JBC 29 telah hadir dan Mksh M Tien. Hati sudah mulai luluh karena kata2 dari N Rina namun begitu datang Leo dg kata2 yg mengusik ketengan dan sodoran kwitansi bikin penasan dan tidak sabar untuk kelanjutan JBC berikutnya ......
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah wilujeng...
Terima Mbak Tien ... JBC 29 sdh tayang ...makin seru aja ceritanya ... ditunggu lanjutannya ... Smg sll sehat & bahagia Mbak Tien ... Salam ADUHAI
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien
ReplyDeleteaku jd ikutan sedih kaya Leo#mau nangis
ReplyDelete๐ญ๐ญ๐ญ๐ญ๐ญ๐ญ๐ญ๐ญ teganya mbak Tien bikin teriris iris pilu haru ...
ReplyDeleteYa Allah yg Maha Melembutkan hati , Engkau dgn cepat menyadarkan , meredamkan hawa nafsu panas, jiwa sombong makhluk Nya .. thanks Mbak Tien, salam sehat penuh berkah, selamat saum, barakallah
Alhamdulillah, matursuwun mbak Tien JBC 29nya sdh dibaca. Salam hangat dan sehat sll, smg Alloh sll melindungi mbak Tien sklg dg ridho dan barokahNYA, jg tuk penggemar semuanya. Aamiin
ReplyDeleteSalam a d u h a i๐
Wร aaah sekalinya punya kesempatan nunul,malah ketiduran .maturnuwun bu Tien ,ceritanya tambah asyik tambah aduhai bikin gemezzzz .semoga ibu sehat selalu salam seroja
ReplyDeleteSalam ADUHAI Natalia
DeleteSahur sambil baca ....Terimakasih bunda Tien ,sehat sll๐๐.... Seandainya jd aku jd Ika...mungkin jg akan bersikap sprt itu...antara marah,benci mungkin jg dendam jd satu,krn selama ini Ika se org diri melahirkan,membesarkan,mendidik se org anak....Ika yg mandiri,tegar,kuat ditempa oleh waktu...kalo pun Ika jd egois ataupun sombong wajar lah...smua butuh waktu...utk bisa terima keadaan ini...Leo yg dtng tiba2 dikehidupan Ika...ingin masuk di antara Ika dan Dian...akan kah Ika menerima uluran tangan Leo...sbg bentuk penebusan atas kesalahan dimasa lalu...kita tunggu kelanjutannya....hadeeuh baper nih...Bundaaa Tien...gak sabar nunggu lanjutan nya...๐๐๐
ReplyDeleteSetuju mba Niquee seperti ika akan sulit untuk melupan penderitaan yg dialaminya
ReplyDeleteDan sakit hati dengan kejadian saat itu
Maturnuwun mvak tien
Salam Aduhai..
Terimakasih mba tien.. makin aduhai trs certanya... srhat³ sellu....
ReplyDeleteAlhamdulillah,JBC 29 telah tayang, kesuwun mbak Tien, Sis beneran menangis ikut terbawa arus baca JBC terakhir ini, masya Allah beneran *top markotop* mbak Tien giring pembaca menjadi ikut terharu๐ข๐ข ada bgitu cerita sebenernya seperti itu??!! sehat selalu ya mbak Tien, salam Aduhai dari Cibubur
ReplyDeleteHehee.
DeleteSaya juga menangis..ADUHAI jeng Sis
Matur nuwun bunda Tien JBC29 telah hadir..๐๐
ReplyDeleteSalam sehat selalu njih bun..tak lupa tetap selalu ADUHAI...๐
Selalu always ADUHAI jeng Padmasari
DeleteLalu tak terdengar apapun. Tampaknya Dian sedang masuk ke kamarnya, menyimpan tas sekolahnya dan *mengambil ganti bajunya.*
ReplyDelete# mengambil baju gantinya #
Sudah, jangan mas Dian melulu, sekarang makan saja dulu,” kata Rina sambil menyendokkan nasi untuk *Dian*, sementara Leo hanya terdiam. Pasti sakit hatinya menerima kenyataan bahwa Ika menolak pemberiannya.
# Dina #
" Sudah, “ kata *Rina* yang kemudian pura-pura batuk.
# Ika #
Sudah nak, *tapi* sambil menyiapkan sarapan kamu, sementara kamu mandi, ibu sudah sarapan, sekarang ibu berangkat ya.”
# tadi #
Ika terkejut ketika mengenali mobil *ibu.*
# itu #
Itu saja koreksi sedikit, semoga mbak Tien berkenan.
Salam sehat....
Salam aduhai .....
Matur nuwun mas Hadi
DeleteSalam ADUHAI
Memang benci dan cinta seolah bisa berubah cepat seolah satu bidang, tapi kata pakar memang begitulah yang ada tinggal suasana hati, aduhai.. Iramane kaya lagu lingsa tresno, lha nggak ada yang mengingatkan terbawa emosi lagi, lagian kemaren kan tersanjung bisa bikin kikuk anak Tante Kartiman; habisnya lama.. mungkin ikut generasi kemaren pakai sungkan sungkan gitu, hey bangun gunakan perangkat komunikasi mu, nikmati jaman now, asyik ya.., jadi bingung sendiri.. cari topeng sana biar kelihatan nge jreng ..ADUHAI..
ReplyDeleteTerimakasih mBak Tien JBC yang ke dua puluh sembilan sudah muncul.
Sehat sehat selalu doaku, sejahtera bahagia bersama yang tercinta
Dan ternyata.. prediksi reader mbleset ya ???
ReplyDeleteRina sebenarnya lembut hatinya, dia marah2 Krn efek dari kehamilan nya dan ada yg memicu. Maka ditumpahkan lah seluruh emosinya. Sampai gk bs kontrol yg membuat Ika melongo. Tp dg begitu Ika jadi bisa koreksi diri dan merenung...egoiskah dia ?
Sabar ya Ika...maafkanlah Leo meskipun memang gk gampang melupakan mslh itu. Tapi klo kamu bs berlapang hati nanti kamu juga bs hidup tenang. Ceritakan saja ke Dian bhw Leo itu ayahnya. Gk mungkin mereka mau memisahkan kalian . Biarlah sekolah Dian dibiayai ayahnya.
Hehe...smg itu yg terjadi selanjutnya ya mb Tien...๐๐๐
Salam sehat mb Tien dan seluruh anggota PCTK ...ADUHAI selalu dari Kediri ๐๐๐
Salam ADUHAI juga dari Solo, jeng Yuli
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteLuluh lantak hatimu Ika melihat mantan kekasih menangis dihadapan nya...
ReplyDeleteJadi ikutan sedih ..ikutan menangis aku...
Ayo Ika..maafkan Leo..
Jangan takut Dian diambil Leo..Leo tidak akan memisahkan mu..Leo sayang Ika dan Dian...
Terima Bunda Tien..salam sehat..salam Aduhai...
Terimakasih jeng Sriati.
DeleteSalam ADUHAI
Sekeras apapun seorang wanita dia lebih mementingkan perasaan dari pada logika.... Meski secara logika harusnya Ika tetap mempertahankan prinsip menjaga sikapnya thd Leo.Bahwa dia selama 12th berjuang sendiri membesarkan anaknya hingga menjadikan dia wanita keras hati spt ini.Tapi perasaan mengatakan lain.....saat melihat wajah Leo yg memerah dgn suara bergetar juga ada air mata disana dia tidak tega.Ika merasa dadanya seperti dihujam ribuan pisau. Leo sepertinya pasrah andai Ika tidak mau menerima apapun untuk biaya Dian.Meski dia harus menderita mengingat dosa"nya di masa lalu.Ika menatapnya dengan perasaan tak menentu..... Moga ini menjadi awal yg baik untuk hubungan Leo dan Ika.... Tapi bukan untuk dinikahi,hanya sebatas hubungan kekeluargaan.Manusia boleh melakukan kesalahan.... Tapi kalau Allah Maha pengampun mengapa Ika yg manusia biasa tak mau memaafkannya? Moga Ika bisa memaafkan Leo hingga hubungan Ika dan Rina membaik kembali. Apa kabar Baskoro??? Jangan" Baskoro di Amerika ketemu sang mantan.....saat melayat suaminya mbak Risma...Khawatir juga nih...bunda.... Awas perhatian keras....Karena komunitas emak"rempong tetep ingin jodohin Ika dengan Baskoro.... Biar Broto aja yg CLBK dengan Risma....Kasihan tu Broto keburu umur... Masak mau jadi bujang lapuk selamanya...
ReplyDelete.Semoga bunda Tien sll sehat wal Afiat..
Salam aduhaii dari Bojonegoro.
Selalu ADUHAI buat jeng Wiwik
DeleteTrimakasih bunda.
DeleteSebenarnya ika kan sdh memaafkan leo to... Hanya mungkin untuk saat ini belum bisa menerima masa lalunya dengan Leo... Ika sdh bersusah payah berjuang dan menderita seorang diri...dan tiba2 leo datang... Wajar kan kalo.ika shock
ReplyDeleteKalo.ika orang yang ego ... Meayinya dia nuntut dinikahi tp kan gak dilakukan ika to..krn menyadari dia gak.akan merusak kebahagiaan leo dan rina ...kurang apa kebaikan ika itu
Sekarang ini hanya butuh waktu ...mohon dipahami
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteSehat wal'afiat semua ya
Alhamdulillah,,matur nuwun bu Tien JBC 29 nya buat terharu,,, mereka sebenarnya ciri2 org baik n Peduli serta bijak,,,wajar mereka marah krn tanggungjawab n rasa cinta . Seperti nya ika n Leo saling berangkulan n meluapkan rasa bersalah...... mantab bu Tien ๐๐๐
Salam Aduhaaii penuh makna dari Galaxi
Ika,tetaplah jadi ibu yg kuat dan tegar,tunjukkan pd Leo bhw kamu bisa
ReplyDeleteSelalu menunggumu ibu Tien, maturnuwun,slm hangat dan aduhai selalu
Oalah mbak Ika, hatimu lembut, baik hati, kok bisa jadi garang / keras kepala.
ReplyDeleteSalam ADUHAI.
Alhamdulillah...baru sempat baca pagi ini, sehat selalu bunda....ikut ikutan ah....Salam ADUHAI
ReplyDeleteADUHAI juga jeng Noor..
ReplyDeleteSlmt siang mba Tien.. Mksih JBC 29 nya yg bikin gemes sm ika.. Yahsmg aja, ikamenyadarinya.. Biarbfmnpun leo adalah ayah dri dian.. Slmseroja dan aduhaidri sukabumi . ๐๐๐ฅฐ๐ฅฐ
ReplyDeleteSahabat PCTK.....
ReplyDeleteMaaf malam ini JBC tidak tayang,krn mbak Tien tadi siang vaksin,sekarang mau istirahat dulu
Semoga Mbak Tien selalu sehat dan tetep semangat,Aamiin
Salam ADUHAI
Sugeng dalu mbk Tien...salam sehat n ADUHAI selalu ๐๐๐
ReplyDeleteAlhamdulillah... akhirnya di reply juga komen ku, matur nuwun mbk Tien ๐๐๐
Untuk kali ini bnr2 kasian ke leo ...beri kesempatan menebus dosa donk jeng ika ayu ...beri kesempatan untuk niat baiknya ...
ReplyDeleteTrims bund tien ..good job ....aduhai banget . .
Terimakasih neng Nininb
DeleteADUHAI juga
Intip yo..kok belum terbit yo JBc
ReplyDeleteSalam sehat dan salam Aduhai
Dan selamat malam Bunga..
Selamat malam Bunda Tien
DeleteMdh2an Bunda Tien sehat. N ngitip pe saat ini kok bl muncul. Liburkah.
DeleteYa libur...
DeleteSudah tak woro2 diatas
Libur Jeng Sriati
DeleteDi atas dh tak woro2
Ya...gak lihat mbak..he..he..
DeleteAduhai dari tadi longok2 JBC 30 tidak nongol2 ternyata mbak Tien libur ya?
ReplyDeleteSalam Aduhaiii mbak Tien.
bu Tien habis vaksin kedua? Tetap sehat ya bu..selamat beristirahat salam aduhai dari Ambarawa
ReplyDeleteMatur nuwun mas Djuniarto.
DeleteSalam ADUHAI juga
Sukses kqgem Bu Tien sukses untuk vaksinnya juga sukses karna telah mengaduk2 hati๐๐,antara sedih,bahagia dan duka,ampe mewek saat leo berucap๐ช๐ช๐ช๐ช๐ช๐๐ semangat tetap sehat selalu
ReplyDeleteHallooww..mas Ari, jangan mewek dong
DeleteADUHAI saja
Kutunggu lagi Jeng Tien. Kita tak tahu Apa yang akan terjadi. Selamat Berpuasa dan karya Jeng Tien unpredictable.
ReplyDeleteTerimakasih bunda..
ReplyDeleteSalam ADUHAI..
kutunggu dan kutunggu he..he...he...
ReplyDeleteTak bisa memprediksi apa yg akan dilakukan Ika melihat Leo yg gagah, ternyata bisa menangis juga... Di tunggu lanjutan ceritanya Bu Tien. Maturnuwun in syaa Allah Bu Tien tansah pinaringan karahayon dan tetap berkarya di bulan puasa. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteMbak Tien memang luar biasa.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien tetap sehat dan selalu berkarya.
Aduhai nunggu JBC 30 semalam terasa sebulan mbak Tien.
ReplyDeleteMalam ini libur lagi apa tdk?
Bagaimana efek vaccin? Ngantukan apa lapar mbak Tien? Semoga sehat2 selalu mbak Tien.
Salam Aduhaii dari Tegal.
Kutunggu bab 30 nya
DeleteDitunggu bab 30
ReplyDeleteSalam aduhai mba tien semoga sehat selalu saya masih sabar menunggu
ReplyDeleteSemoga bunda Tien sehat selalu...habis vaksin .tetap semangat ..saya setia menunggu seri selanjutnya...
ReplyDeleteSalam Aduhaii Bunda Tien..
Komentar nya panjang², kl digabung jadi satu, sdh lebih panjang dari cerita inti, pantas mbak tien pernah bilang kl Komentar lbh seru dari ceritanya. He5x. Salam sehat mbak tien.
ReplyDeleteYa p Andrew..lucu" koment nya..baca sambil ketawa...
DeleteNomor 30 tak kunjung datang,Mbak
ReplyDeletekok blm tayang ya JBC 30
ReplyDeleteMonggo siap2 JBC 30 Mau tayang
ReplyDeleteDicoba...
ReplyDelete