A Y N A 41
(Tien Kumalasari)
Ayna menatap Bintang yang berdiri disampingnya. Bintangpun menatap Ayna, masing-masing dengan perasaan heran dan bingung. Keduanya masih tegak didepan pintu, Didengarnya Arsi yang masih berdiri disamping ranjang terus mengajaknya bicara.
“Ibu, mengapa ibu berkata begitu? Bukankah Ayna gadis yang baik..? Dia cantik, lembut, pintar, rajin.. hampir tak ada cacat celanya. Mengapa tiba-tiba ibu bersikap demikian? Bukankah semalam kita sama-sama belanja, dan sikap ibu sangat manis pada Ayna? Aku nyaris iri melihat sikap ibu sama dia. Tapi tak ada alasan untuk membenci gadis sebaik Ayna.”
“Diam kamu, atau pergilah dari sini,” tiba-tiba bu Tarni berkata agak keras. Tak lagi memunggungi Arsi tapi kembali menelentangkan tubuhnya.
“Ibu..”
“Kamu tidak mendengar kata-kataku? Jangan lagi menyebut nama Ayna.”
“Apakah salah Ayna pada ibu ?”
Bu Tarni diam, lalu memejamkan matanya.
“Ibu...”
“Kalau kamu tak bisa diam, lebih baik segera pergi,” kembali bu Tarni berkata, sangat kasar.
Arsi duduk dikursi yang ada disebelah ranjang. Ia sungguh bingung, tak tahu harus berkata dan berbuat apa.
Ayna tak tahan dengan semuanya, ia melangkah maju, tapi Bintang memegang tangannya.
“Mas, biarkan aku bicara,” kata Ayna lirih.
“Ayna...”
“Tolong mas..”
“Jangan sampai terjadi apa-apa atas diri kamu,” bisik Bintang.
“Aku tak akan apa-apa, aku akan baik-baik saja.” Kata Ayna sambil menatap Bintang dengan tatapan meyakinkan. Bintang melepaskan tangannya, tapi dia mengikuti Ayna melangkah mendekati bu Tarni.
Rupanya suara lirih yang diperdengarkan Bintang dan Ayna membuat Arsi menoleh.
“Ayna ?” kata Arsi.
Bu Tarni menoleh, dan menatap kearah Ayna yang datang. Dan tiba-tiba dia kembali tidur miring, memunggungi arah dimana Arsi, Bintang dan Ayna berdiri didekat ranjang.
“Arsi, suruh mereka pergi !!” katanya dingin.
Ayna menatap Arsi, mohon penjelasan. Tapi Arsi menggelengkan kepalanya sambil mengangkat bahunya, pertanda bahwa diapun bingung.
“Ibu..” bisik Ayna setelah mendekat.
“Pergi kamu.. pergiii..” teriaknya.
“Ibu, pandangilah Ayna bu, lihat.. apa dosa Ayna sehingga tiba-tiba ibu membenci Ayna? Ayolah bu, apa dosa Ayna bu..” kata Ayna lembut sambil mengelus lengan bu Tarni.
Bintang saling pandang dengan Arsi. Sepertinya Bintang juga ingin bertanya, apa yang terjadi, tapi Arsi kembali hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya smbil mengangkat bahu.
“Ibu...” tiba-tiba sebuah suara membuat ketiganya menoleh. Rio datang dan mendekati ibunya. Agak heran melihat ibunya memunggungi mereka.
“Ibu..”
Bu Tarni bergeming.
Arsi menyentuh lengan Rio.
“Dari tadi begitu, aku tidak mengerti.”
“Ada apa?”
“Tiba-tiba kesal sama Ayna, ketika Ayna datang ibu malah mengusirnya.”
“Ibu, ini Rio bu, bagaimana keadaan ibu ?”
“Kamu juga pergi saja.. sana pergi semuanyaaa..” kata bu Tarni, kembali dengan suara keras dan sengit.
Semuanya saling pandang. Tak ada yang mengerti apa yang terjadi. Sepertinya semua kena marah, semua dibenci. Kecuali Arsi.
“Ibu, mas Rio datang dari Jakarta, meninggalkan pekerjaannya, karena sangat mengkhawatirkan ibu. Katakan apa yang ibu inginkan, kami akan melayani ibu,” kata Arsi lembut.
“Ayna juga datang untuk ibu..” lanjut Arsi.
“Arsi... tolong suruh mereka pergi semuanya. Aku tidak mau ada merekaaaa.. semuanyaaaa... suruh pergi..”
“Apa ibu juga menyuruh Rio pergi ?”
“Kamu juga pergi.. pergiii.. kamu tidak peduli pada ibu, kamu juga benci sama ibu..”
“Tidak.. mana mungkin Rio benci sama ibu? Rio sangat sayang sama ibu, sangat mencintai ibu.”
“Kami juga menyayangi ibu..” sambung Ayna..
“Arsi.. kamu tidak mendengar kata-kata aku? Suruh mereka semua pergi..!”
“Mas Rio, sebaiknya kita menjauh dulu, dan bicara diluar, sampai bu Tarni menjadi tenang,” kata Bintang kepada Rio.
Semuanya mengangguk. Lalu Bintang menggamit tangan Ayna, mengajaknya keluar. Demikian juga Rio. Ia juga menggandeng lengan Arsi, karena berharap Arsi akan menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi.
Mereka duduk di sebuah ruang tunggu rumah sakit, membiarkan bu Tarni sendirian, berharap ia akan menjadi lebih tenang.
Semua pertanyaan ditujukan pada Arsi, tapi Arsi tak bisa menjawab apapun. Ia mengira semuanya baik-baik saja.
“Aku benar-benar tidak tahu. Ketika aku datang, ibu masih mendapatkan tranfusi darah. Aku membantu suster membersihkan tubuh ibu dan menggantikan baju bersih. Aku mengira ibu tertidur karena tetap memejamkan mata. Lalu tiba-tiba aku merasa badan ibu demam, dan menggigil.. Aku menyelimutinya rangkap dua, dan suster menyuntikkan obat. Menjelang sore ibu tidak lagi menggigil, sudah lebih tenang. Tapi sebelum membuka mata ibu bilang, kalau kamu Ayna, aku tak ingin melihatmu. Aku terkejut mendengarnya. Lalu aku bilang bawa aku Arsi, baru ibu mau membuka mata.”
“Kamu tidak bertanya, mengapa ibu berkata begitu?”
“Sudah mas, aku sudah berkata, apa dosanya Ayna sehingga ibu seperti membencinya? Tapi ibu tak mau menjawab, malah marah-marah. Diam dan jangan bertanya, katanya. Oh iya mas, ibu juga kesal sama mas Rio, katanya begitu.”
“Ada apa ini? Ayna, waktu tadi malam kamu menginap dirumah ibu, ibu mengatakan apa?” tanya Rio kepada Ayna.
“Tidak ada apa-apa mas, malah paginya ketika aku mau berangkat kerja, ibu memberi aku bekal nasi untuk makan siang.”
“Aneh.. ibu juga kesal sama aku..” gumam Rio.
“Kok bisa terjadi seperti ini? Apa dosaku ?” keluh Ayna.
“Apakah semua ini berawal dengan kejadian dirumah ya?” kata Bintang.
“Dirumah ada apa ya? Tapi mungkin mas Rio bisa bertanya kepada anak-anak warung. Mungkin sa’at ini belum pada pulang.”
“Iya, warung ditutup jam delapan malam. Kalau begitu aku mau pulang, eh.. ma’af Arsi, kamu sudah menunggui ibu disini sejak siang bukan? Mau aku antar pulang dulu?”
“Lalu ibu sama siapa?”
“Biar aku disini dulu,” kata Ayna.
“Terimakasih banyak Ayna, aku akan menyuruh anak warung agar menemani ibu, setelah itu kamu bisa pulang,” kata Rio.
“Baiklah, biar aku sama Ayna disini dulu,” kata Bintang.
“Tapi ingat Ayna, jangan mendekati ibu dulu, karena tampaknya ibu masih marah.”
“Iya, aku tahu.”
“Terimakasih banyak mas Bintang,” kata Rio yang kemudian berlalu bersama Arsi.
***
Rio memasuki rumah, dan mencium bau sangit memenuhi seluruh ruangan. Salah seorang karyawan mengikutinya.
“Kami tidak tahu bagaimana asal mulanya, tiba-tiba kami melihat asap membubung yang terlihat dari warung. Khawatir terjadi sesuatu, saya berlari kemari, ternyata ibu seperti sedang membakar sesuatu.”
“Membakar apa ?” kata Rio yang kemudian beranjak kebelakang.
Rio tertegun melihat serpihan-serpihan baju bekas terbakar. Tak lagi tampak api atau bara menyala, tinggal gundukan sisa pembakaran yang sebagian berterbangan kemana-mana. Rio memungut sebuah serpihan baju yang masih kelihatan kembang-kembangnya.
“Ini seperti baju Ayna. Jadi ibu membakar baju-baju Ayna?”
Rio memasuki dapur, masih melihat pecahan gelas yang terserak, dan bau anyir bekas darah yang hanya dibersihkan ala kadarnya.
“Ma’af kami belum sempat membersihkan sampai bersih, karena kebetulan warung sejak siang tadi sangat ramai, dan kami hanya berdua. Maksud saya setelah warung tutup, baru membersihkan semua ini,” kata sang karyawan warung.
Rio juga melihat bekas serpihan baju bertebaran disana sini, tampaknya angin juga menerbangkannya kerumah.
“Ada apa ini?”
Rio memasuki kamar dimana ada almari tempat menyimpan baju-baju Ayna. Ia membuka almari dan melihatnya kosong. Tak selembarpun baju tersisa.
“Apa yang terjadi?”
Rio keluar, karyawan itu masih berdiri didepan pintu kamar.
“Apa sebelumnya ada kejadian yang membuat ibu marah? Atau ibu marah-marah di warung?” tanya Rio.
“Tidak sama sekali pak, bahkan setelah kami datang ibu sama sekali tidak pergi ke warung. Kalau memerlukan sesuatu, salah satu diantara kami yang datang ke rumah.”
“Ibu tidak kelihatan marah?”
“Tidak, ibu baik-baik saja. Tapi ketika saya melihat ibu membakar baju-baju, lalu saya bertanya, ibu tampak tidak suka, dan menyuruh saya segera pergi dengan tanpa banyak bertanya.”
“Tolong lihat, kalau tak ada pembeli sa’at ini, tutup saja warungnya. Aku mau minta tolong agar kamu atau bersama teman kamu untuk menemani ibu dirumah sakit.”
“Baik pak, tapi kami akan membersihkan rumah ini dulu,” kata karyawan itu yang kemudian berlalu ke warung.
Rio termenung di kursi dapur. Banyak pertanyaan memenuhi benaknya. Matanya menatap pecahan gelas yang beberapa masih terserak. Tampaknya memang karyawannya membersihkan dengan tergesa-gesa karena kesibukannya di warung. Rio hanya menatapnya, tidak tergerak untuk membersihkan karena hatinya sedang bingung.
Tak lama dua orang karyawannya datang, lalu membersihkan sisa pecahan gelas yang masih terserak, lalu mengepel lantai dengan pewangi, karena bau darah masih tercium.
Rio pergi keruang tengah setelah berpesan agar keduanya segera pergi kerumah sakit. Ada perasaan tak enak karena Bintang dan Ayna ikut repot menunggui ibunya
“Mas Rio... “ Arsi menelpon Rio, membuyarkan lamunannya.
“Ya Arsi..”
“Bagaimana mas, bisa menemukan sesuatu ?”
“Tidak, semuanya membingungkan.”
“Aku akan kembali ke rumah sakit setelah mandi.”
“Jangan Arsi, kamu sudah seharian di rumah sakit, pasti kamu sangat capek.”
“Tidak apa-apa mas, kan tidak setiap hari. Ibu hanya mau bicara sama aku, mas tahu kan?”
“Baiklah, aku juga mau kesana, nanti aku samperin. Ini anak-anak warung sedang membersihkan rumah. Ternyata sejak pagi berantakan.”
“Memangnya ada apa?”
“Nanti kalau ketemu aku cerita. Setelah anak-anak bersih-bersih, aku juga akan kerumah sakit, kasihan mas Bintang dan Ayna.”
“Baiklah, aku mau mandi dulu ya mas.”
***
Ayna dan Bintang duduk di sofa tunggu yang ada didalam kamar rawat bu Tarni, tapi tak ada yang bisa mereka lakukan. Baru saja Ayna mendekati bu Tarni, memanggil namanya lembut sambil mengelus tangannya, tapi bu Tarni tetap bergeming. Membuka matanya pun tidak.
“Ibu..” Ayna mencobanya lagi, tapi bu Tarni kemudian memiringkan tubuhnya memunggungi Ayna. Lalu dengan putus asa Ayna kembali duduk didekat Bintang.
Dering ponsel Ayna membuat Ayna bergegas mengambilnya.
“Ayna...” ternyata Tanti menelponnya.
“Ya ibu..”
“Kamu masih dirumah sakit?”
“Masih bu, bersama mas Bintang.”
“Bagaimana keadaan bu Riri ?”
Ayna keluar dari kamar, takut suaranya akan mengganggu bu Tarni, lalu menambah kemarahannya.
“Kesehatannya sepertinya membaik, tadi mas Bintang sudah bicara sama dokter yang merawatnya, tapi kok tiba-tiba benci sekali sama Ayna? Bahkan sama mas Rio juga begitu. Seperti marah.. atau apa, tapi tak ada yang mengerti sebabnya.”
“Mengapa begitu ?”
“Kami semua bingung, dia marah-marah setiap saya dan mas Rio mendekat atau memanggil namanya.”
“Apa kesal karena pagi tadi ya?”
“Memangnya pagi tadi kenapa?”
“Tadi pagi meminta agar kamu mau menikah sama Rio..”
“Apa? Lalu ibu bilang apa?”
“Tentu saja ibu bilang bahwa kamu sudah dipinang Bintang. Lalu tiba-tiba dia menutup ponselnya, tampaknya marah.”
“O.. apa itu penyebabnya ya?”
“Mungkin saja. Coba nanti kamu bicara pelan kalau dia sudah tenang.”
“Ayna sudah mencobanya sih bu. Tapi nanti akan mencobanya terus. Ini juga mas Bintang harus segera pulang. Kan dia harus praktek dirumah.”
“Lalu kamu juga pulang?”
“Ayna menunggu mas Rio atau pegawai warung yang katanya akan menggantikan.”
“Ya sudah, kamu hati-hati ya. Ibu tidak bisa kesitu, bapak melarangnya karena ibu harus menjaga kandungan ibu.”
“Iya, ibu dirumah saja. Kalau ada apa-apa Ayna akan mengabari ibu,”
“Baiklah, aku mengira karena penolakanku itulah lalu dia terluka dan marah.”
“Nanti Ayna mau bicara sama mas Bintang dan mas Rio. Tampaknya mas Rio sama mbak Arsi baik-baik saja, mengapa bu Tarni punya maksud begitu?”
“Itulah, mengapa dia juga marah sama Rio.”
“Aduh, mengapa hanya karena hal itu bu Tarni bisa seperti tidak terkendali marahnya?”
“Kamu belum tahu ya, dulu dia pernah hilang ingatan..”
“Oh ya bu?”
“Ceritanya panjang. Suatu hari nanti kamu akan tahu. Jadi dia itu gampang sekali terluka, karena sesungguhnya jiwanya sangat rapuh.”
“Kasihan..”
“Tidak bagusnya bagi orang lain adalah.. apa yang diinginkannya harus terlaksana..”
“Saya tidak mengira.”
“Ya sudah, coba nanti bicara sama Rio bagaimana baiknya. Atau Bintang pasti bisa menemukan jalan. Dia itu sakit jiwa.”
***
Ayna masuk kekamar bu Tarni lagi, dan melihat Bintang sedang termenung. Ayna mengatakan apa yang dikatakan Tanti, setelah menarik Bintang keluar dari ruangan.
“Itu aku tahu, tante mengatakan tadi, bahwa bu Tarni bermaksud mengambil kamu sebagai menantu, tapi tentu saja tante menolaknya. Itu yang membuat dia terluka. Dan kemungkinan juga karena Rio juga menolaknya, maka bu Tarni juga marah sama Rio.”
Ayna mengangguk-angguk.
“Jiwa bu Tarni sangat rapuh. Ada baiknya dia ditangani seorang psikiater.”
“Sampai begitu ?”
“Aku pernah mendengar bahwa dia pernah sakit jiwa..”
“Aduuh, apakah itu menurun? Kalau benar.. kasihan mbak Arsi dong mas.”
“Tidak, aku nanti akan bicara sama Rio. Tapi aku akan menelpon dulu perawat pembantu aku, apakah ada pasien sore ini atau tidak. Kalau perlu biar dia bilang bahwa sore ini aku tidak praktek, so’alnya aku harus menunggu Rio untuk penanganan ibunya kalau memang bu Tarni agak terganggu jiwanya.”
“Baiklah mas.”
***
Tampaknya asal muasal bu Tarni tampak marah sama Ayna dan Rio sudah tertangkap oleh mereka. Bintang mengatakan kepada Rio bahwa lebih baik bu Tarni ditangani oleh seorang psikiater.
Rio jadi teringat ketika pagi tadi membicarakan masalah Ayna yang ingin dijadikan menantunya. Rio juga menolaknya. Ia tak menyangka hal itu bisa membuat jiwa ibunya terluka.
“Ma’af mas Rio, ternyata jiwa bu Tarni sangat rapuh. Besok saya akan mendatangkan teman saya yang seorang psikiater mas, semoga bisa membantu,” janji Bintang kepada Rio.
Malam itu bu Tarni hanya mau dilayani Arsi. Ia tak pernah mau menatap Ayna, apalagi menjawabnya ketika Ayna menyapanya.
“Suruh dia pergi, dia hanya membuat aku terluka,” kata bu Tarni kepada Arsi ketika Arsi melayaninya makan.
“Ibu, ibu harus sabar ya.”
“Dokter sudah mengatakan bahwa aku boleh pulang besok. Aku akan lebih tenang tanpa harus melihat wajahnya. Coba tanyakan, mengapa dia tak mau pergi juga?” kata bu Tarni dengan wajah gelap.
“Dia sangat sayang pada ibu..”
“Hentikan omong kosong itu.” Teriak bu Tarni yang membuat Arsi dan Ayna terkejut.
Tiba-tiba Ayna mendekat.
“Ibu, benarkah ibu boleh pulang besok?”
“Arsi, suruh dia pergiiii..”
Arsi menatap Ayna, dengan isyarat mata dia meminta Ayna menjauh. Tapi Ayna tetap berdiri disamping ranjang.
“Ibu.. kalau ibu pulang besok, bolehkah Ayna ikut kerumah ibu?” kata Ayna lembut.
Tiba-tiba bu Tarni menatap Ayna.
“Bolehkah Ayna tidur dikamar ibu, dan mendengarkan banyak cerita ibu ketika ibu masih muda?” lanjut Ayna dengan bersungguh-sungguh.
“Ayna sangat suka mendengarnya, dan ingin mendengarnya lagi. Bolehkah bu? Mendengarkan cerita ibu setiap malam, selalu sangat menyenangkan.”
Tatapan mata bu Tarni melembut.
Bintang dan Rio yang duduk disofa dan mendengar kata-kata Ayna sangat terkejut.
***
Besok lagi ya
Matur nuwun mbak Tien sayang,
ReplyDeleteAyna 41 sudah tayang, Alhamdulillah, smoga mbak Tien tetep sehat ya, agar bersambung terus cerbung yg selalu dinantikan penggemarnya, Aamiiin yaa Robbal Aalamiiin, salam dari Cibubur
Nomor 2 Mbak Sis ... hanya beda 1 detik dg Mas Danar.
DeleteLha mbk Sis nulisnya puanjang,jadi lama...hehe
DeleteTerima kasih ibu Tien.
ReplyDeleteSalam NKRI.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien ... atas hadirnya AYNA 41.
Salam hangat kami dari Yogya.
Selamat malam....Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat Aamiin 💗💗💗
ReplyDeleteHey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua Reader mengenalmu.... Dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, tenang ga ada semut kok,, jadi amaaaan.... lalu ketuk SIMPAN... cukup pakai jari saja yaa, jangan pakai palu,, nnt hapenya pecah he he he he.... mudahkan...... Kalau belum bisa juga,, nnt dech aku maen ke rumahmu 🤣🤣🤣
Okeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗
Trimakasih Ayna 41 sdh tayang.Smg b.Tien sehat" sll nggih.
ReplyDeleteSalam dari Bojonegoro.
Alhamdulillah...sudah louncing
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAyna mulia skli hatimu,lht bu Tarni yg udah membenci dirimu
DeleteMsh juga kau berbuat baik dgn kelembutan hatimu
Tetep lah berbuat baik sama siapapun yg membenci dirimu
Mksh bunda Tien yg selalu setia ma kita2 penggemar cerbungnya,sehat selalu bunda
Salam ADUHAIIII
Yaach kalah dgn mas Danar👍
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMengamankan posisi. Trims bu tien.
ReplyDeleteAkhirnya mak bedunduk.....Ayna 41 mucul.....trima kasih bu tien .....Salam aduhay dari Sidoarjo...
ReplyDeleteSelamat malaàaaammmm....
ReplyDeleteAlhamdulillah AYNA 41 fah menyapa.
ReplyDeleteAlhamdulillah......
ReplyDeleteAyna_41 sdh tayang.
Matur nuwun bu Tien.
Salam NKRI.
Baru Satu menit
ReplyDeleteSudah no Sebelas
Yo wisssss
Matur nuwun bu Tien
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Banten, Purwodadi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Salam NKRI.
DeleteSemakin puanjaaaaang daftar yg disapa MBak Tien.
ADUHAIIIIIIIIIII
Aduhai juga bu...
Deletealhmdulillah makasih bunda. yg dtggu udh tyang. dtggu klnjutannya bunda. slm sehat dri sukoharjo
DeleteHeeeemmmm sakit jiwa rupanya,,, alias edaannn
DeleteNgeri kalau Ayna tidur sepanjang sama Riri mak lampir,,, bisa di terkam,,,hiiii sereeeeeeeeemm
Karena sereeeeeem sampai salah nulis,, haduuuhhh jangan sampai tidur seranjanglah,,, orang edan bisa nekat,,,,
DeleteTerimakasih ibu, sapaan ibu yg aduhai.. membuat kami setia menunggu cerita ibu, yg lebih indah dari dongeng pengantar tidur... salam aduhai selalu
DeleteAlhamdulillah AYNA Eps 41 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
DeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Saya gak ikut lomba balapan dan lomba komentar, Biarkan yang muda-muda yang berlomba. Pokoknya ADUHAI dong deh..
Mendengar Ayna mau pulang ke rumah Bu Tarni ... kemarahannya mereda.
DeleteIni modus ... jurus mencengkeram AYNA akan dimulai.
Bintang dan Arsi siap² sakit hati ya.
Salam NKRI Mbak Tien.
Aduhai...episode ini sukses bikin baper..kok Ayna pasang badan begitu sih.
DeleteJangan-jangan Ayna bakalan disandera nih sama Riri. Ayo Bintang..dampingi terus Ayna, jangan sampai dikuasai oleh si Riri.
Hmm...mbak Tien memang piawai membikin pembaca baper...
Alhamdulillahm..matur nuwun Ayna sdh hadir menemui para penggemar malam ini...Ayna berhasil membuat hati bu Tarni melembut...namun kata2 nya membuat Bintang sama Rio terkejut...bagaimanakah kelanjutannya...apakah kata2 Ayna akan meredakan amarah bu Tarni atau malah membangkitkan kembali keinginannya untuk emguasai Ayna....mbak Tien selalu bikin penasarn sehingga semua menanti kelanjutan kisahnya besok...kami siap menunggu dengan setia...salam ADUHAII...dari Situbondo
DeleteAlhamdulillah Ayna 41 sudah hadir, wah Ayna mau menemani Bu Tarni.semoga saja Bu Tarni bisa sembuh tanpa memaksa perjodohan seperti juga dulu pendekatan Tanti membuat Riri tidak lagi mengejar Danang. Apakah Rio mewarisi penyakit ibunya? Hanya Bu Tien yang tahu kelanjutan ceritanya yang selalu kita tunggu2. Salam Seroja Bu Tien......
DeleteArsi suruh mereka pergi !! katanya dingin.
DeleteTuh...kan b.Tarni gangguan jiwanya kambuh lagi,bahkan dg Rio anaknya sendiri juga benci.
Ngapain sih Ayna kok menawarkan diri mau ikut ke rmh bahkan ingin tidur di kamar b.Tarni....
Maksud Ayna sih baik dia ingin mengembalikan suasana hati b.Tarni seperti semula,tapi Ayna tak tahu masa lalu b.Tarni yg pernah hilang ingatan. Dan saat ini jiwanya msh labil,kemarin sayang sekarang benci banget sama Ayna, dan tiba" tatapan matanya melembut lagi setelah mendengar kata" Ayna.
Duh Tanti juga Danang....tanggung jawabmu ini sbg ortunya Ayna utk mengingatkan jangan sampai Ayna terus merasa bersalah dan menuruti kemauan b.Tarni,apalagi Ayna juga bilang ingin mendengar cerita b.Tarni setiap malam.Bahaya ndak bisa dibiarkan ini,Bintang bertindaklah kamu yg tegas.Jangan" sifatnya juga nurun ke Rio,Arsi genggamlah Rio jangan sampai dia pindah ke lain hati.Aduhaii
Terima kasih yg penting happy ending nggih b.Tien...
Smg ibu selalu diberikan kesehatan.
Salam dari Bojonegoro.
Sy nungguin riri, bu sis. Jd gak ngantuk.
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDelete22:14
Alhamdulullah
ReplyDeleteDi menit yg sama 7 orang
ReplyDeleteAlhamdulillah trims jeng Tien slmt mlm
ReplyDeleteterima kasih mbak Tien Ayna 41 sudah muncul suk ses selalu ya
ReplyDeleteAlhamdulillah AYNA sdh menyapa....
ReplyDeleteMtnuwun mbk Tien,mugi tansah pinaringan sehat wal'afiat
🌻
ReplyDelete_Terima kasih Bund Tien, Ayna 41 yg sy tunggu" dah tayang._
_Salam seroja dan aduhai yaaa utk semua tmn" PCTK dan terutama spesial utk Bund Tien Kumalasari sklg. di Solo._
_Da da._. 🤞🤞
🏵️🌻🌺
terima kasih mb Tien Ayna 41 sudah muncul.sujses selalu
ReplyDeleteYg ditunggu sdh muncul semoga Suasana segera membaik.. Bu Tarni menyadari sikapnya ...biarkan anak2 nya bahagia
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah muncul Aya 41 sbg pengantsr tidur. Semoga bu Tarni segera pulih dan kembali menyayangi Ayna..Salam sehat dan semangat berkarya
ReplyDeleteAh....kumat parah deh gangguan jiwanya, Ayna lagi malah mau berbaik-baik.. jangan-jangan tambah runyam.
ReplyDeleteBaper....
Terimakasih ceritanya Bu Tien, semoga senantiasa sehat2, salam aduhai dari Bandung.
Langsung disantap habis
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien
Memang jago ....
Membuat sy membayangkan situasi di rumah sakit yg begitu....
Membingungkan
Inilah yg membikin sy penisirin, kangen gemesss dllll
Hebat hebat dan hebat
Matur nuwun bu Tien
Terima kasih Mbak Tien, Ayna 41 sudah hadir. Kebetulan blm tidur jadi bisa baca malam ini.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
ReplyDeleteJangan2 Rio bukan anak kandung Bu Riri.
ReplyDeleteMatur nuwun mbak tien-ku, ayna41nya hadir.
ReplyDeleteMungkin ayna mau tidur dirumah Riri ,terus menghibur dengan kalimat kalimat 'penghiburan' dan menyegarkan pikiran Riri lagi, atau kalau tidak mempan dengan kalimat" ayna ,Riri akan kumat sakit jiwanya. Dengan begitu harus melibatkan dokter jiwa.
Rasanya tidak mungkin ya, kalau terpaksa harus 'tukar pacar' hanya untuk menuruti seorang Riri .
Semua akan terkuak pada episode selanjutnya, hasil olahan sang pakar dari kota Bengawan ini.
Yang suka tebak-tebakan siap" meleset tebakannya, tapi tidak perlu kecewa yaaa..
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu Aduhaiiii.
Alhamdulillah.... Ayna 41 Terimakasih Bunda Tien.... Sehat sll 😘😘😘
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulilah..AYNA 41 sudah terbit...matur nuwun bu Tien, mugi tansah sehat..dan terus berkarya
ReplyDeleteSalam moedjiati pramono..tangsel
Terima kasih Bu Tien utk Ayna 41-nya 🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah, suwun mbak Tien AYNAnya
ReplyDeleteSmg mba Tien sll sehat dan semangat untuk berkarya menghibur penggemarnya. Barokallohu fiik
Matur nuwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat dari Purwodadi
Terimakasih mBak Tien Ayna yang ke-empat puluh satu sudah muncul
ReplyDeletesehat sehat selalu doaku
Ternyata di Bintang sudah membawa psikiater cantik aduhai..
Kremut kremut mumet tho Bin, pledas plendus mau ngomong apalagi, psikiater autodikdak berkata lembut berbau rayuan (eh ngomong ngomong rayuan itu bau juga ya..) sudah membuat berubah drastis; kaya balita dapet mainan... wiw pemberani juga ya.. ngadepi orang gemblung dadakan, nah ibu Tanti pasti kuwatir .. ash mbuh kena alunan dongeng .. nanti kalau berhasil dirayakan bersama ya .. nyate mau? iya kamu disana, aku disini mangan sate dewe, lho kan pisikal distandsing jauhan donk.
Psikiater cantik nggak nyadar mau ganti baju? Bajunya kan dibakar (se)massa emosi meluap luap, ya biar rame ndongeng wong gemblung ...
Aduhai...
Ngalor ngidul ngetan ngulon pak nanang 😄
DeleteNgalor ngidul ngetan ngulon...he he he, Iya semua maunya selesai, padahal kalau dilihat kaya apa tuh.. mbingungi sarwo kagol... coba kalau obahe tangan; kaya nggak bisa lihat dengan jelas...
Delete.waduh gawat.....kalau Ayna diijinkan bu Tarmi ke rumahnya ....bisa2 nanti gk boleh kembali ke Rumah bu Tanti.....sepertinya. .makin. pelik permasalahnya. ..trus kapan ni bibtang melamar Ayna......yan terserah bu tien aja deh..Salan. NKRi......ikut2an....😆😆😆🙏🙏
ReplyDelete🌹 TERIMA KASIH ya, Bunda Tien. Ayna episode 41-nya sudah tayang.
ReplyDeleteAynaaa... Jaga dirimu baik-baik ya, Nduuuk... 🤔 Sudah terlalu banyak orang-orang yang menyayangimu dibikin panik & kuatir - karena ketulusan hati-mu... (hehehehe..., ada yg dalem meresapi cerita-nya nih disini, Bundaaaa...)
Bunda Tien semoga sehat wal'afiat selalu yaaaaah...🌹
Wah Riri kumat lagi sakit jiwanya, gara2 maksudnya tidak keturutan. Kasihan Ayna.. tidak lor kidule, jadi sasaran kemarahan Riri. Dan Ayna kenapa malah menawarkan diri utk menginap lagi.. malah cari penyakit tu. Semoga Riri bisa segera menyadari bahwa tidak semua keinginannya harus terpenuhi. Jadi kasihan pada semuanya.. ya Ayna, ya Rio juga Arsi. Semua gara2 keegoisan Riri Bu Tarni.
ReplyDeleteSemakin penasaran ceritanya Mbak Tien.. tapi harus sabar sampai bsk malam lagi. Semoga Mbak Tien selalu sehat dan bahagia bersama kelg tercinta. Salam seroja Aduhai dari Semarang.
Matur nuwun mbk Tien, Ayna 41 sudah terbit...
ReplyDeleteMudah2an bu Riri segera sembuh dari goncangan jiwanya...
Sebenarnya kan dia dikelilingi oleh orang2 baik.... Juga dr.Bintang yang siap membantu kesembuhannya....
Salam ADUHAI untuk mbk Tien.penulis yang produktif dan hebaaattt..selalu menghibur penggemarnya...
Semoga sehat dan bahagia...mtr nwn...
Trimakasih mbak Tien..
ReplyDeleteAyna 41...
Duuuh ririkambuh lg tuh sakit jiwanya..moga cpt sadar..kasian ayna n rio jd sasaran..😒
Salam sehat dr bandung mbak..🙏
Alhamdulillah, maturnuwun mbak Tien, Ayna 41 sudah tayang ga usah begadang.
ReplyDeleteSalam ADUHAIIII
Makasih Bunda , salam sehat dari Solo.
ReplyDeleteMet pagi dan met istirahat
Crt pengantar tidur...ayna oh ayna smg kebaikan bukan awal buah simalakama... Slm seroja utk mb Tien dan kita semua... Slm
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien,sehat2 terus yaa.salam ADUHAII
ReplyDeleteMatur nuwun... Mbak tien...semoga mbak sehat jasmani rohani ekonomi semakin berkreasi menjadikan Ayna tokoh yg dinanti-nanti
ReplyDeleteTerima kasih Ayna 41..sdh hadir...sehat selalu🤲🤲🙏
ReplyDeleteWaduh...Ayna cari masalah baru nih
ReplyDeleteMaturnuwun ibu Tien...selalu menunggu kelanjutan critanya, salam sehat
Selamat pak Danar juara 1..
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien.. Ayna dah hadir..salam sehat dari sby
Terimakasih bunda Tien telah hadir AYNA 41sudah hadir..
ReplyDeleteSalam subuh uput²,semoga bunda diparingi sehat selalu...🙏🙏
Alhamdulillah Ayna 41 sudah hadir. Terimakasih Bu Tien. Semoga sehat selalu.
ReplyDeleteSlmt pgii mb Tien.. Woowbu Tarni smg cpt pulih ingatannyaslmseroja dri skbmi y mba tien.. Tetapsemangatmuuaahh🥰🥰
ReplyDeleteSalam sehat dan Aduhai mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayn sudah hadir, terima kasih mbak Tien, salam aduhai
ReplyDeleteDuuhh... Gimana ini..? Makasih mba Tien. Sehat selalu mba
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 41 tayang dengan kejutan2 dimana Ayna yang tadinya sempat diusir sama Bu Tarni akhirnya masih bisa melembutkan hati Bu Tarni yang sempat kumat...Moga2 saja dengan klembutan dan ketulusan hati Ayna bisa membuat Bu Tarni baik kembali..dan sadar tidak memaksakan kehendaknya. Tak lupa salam sehat untuk Bu Tien dan Keluarga.
ReplyDeleteOh Riri gendeng....
ReplyDeleteAlhamdulillahi rabbil'alamiin
ReplyDeletePagi2 sdh dapat hidangan cerbungnya bu tien kumalasari, terimakasih bu tien, semoga ibu n kelg selalu sehat2
Selamat pagi semuanya, selamat beraktifitas semoga lancar n sukses .... aamiin yra
Assalamu'alaikum
Matur nuwun mb Tien...🙏
ReplyDeleteDuhh...smlm ketiduran 😀😀😀
Rupanya bu Tarni seperti punya harapan akan bersama Ayna lagi.....
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Alhamdulillah AYNA 41 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
Salam hangat dari Bekasi
Mudah-2an Ayna yg bgt lugu, polos, baik hati, sll berprasangka baik thdp orang lain, tdk terpengaruh oleh sikap dan perilaku Bu Tarni. Maturnuwun Bu Tien, ceritanya semakin menarik, semoga sehat selalu. Aamiin... Salam sehat dari Pondok Gede..
ReplyDeleteMakin seru. Semoga mbak Tien sehat² selalu.
ReplyDeleteTerima kasih sdh dihibur.
Salam sejahtera utk mbak Tien dan keluarga.
Alhamdulilah. Semoga M Tien sehat selalu dan semua pengikut setia kisah2 dari M Tuen.
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 slamet sedoyonipun...
Matur kasih Ayna 41 udah tayang, jadi tambah penasaran, semoga mbak Tien sehat selalu dan dalam lindungan Allah SWA
ReplyDeleteSalam Aduhai mbak Tien
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, semoga Ibu sehat selalu dan terus berkarya... Saya tunggu 42 suwun, dr tugiman bandung
ReplyDeleteSugeng Dalu Sugeng Istirahat Sinambi nunggu Ayna 42..🙏🙏
ReplyDeleteMenunggu dan menunggu
ReplyDeleteSiap menunggu
ReplyDeleteSama ..aku juga ngintip he..he
ReplyDeleteTutal tutul, intap intip, buka tutup. Ayna akn kubawa kerumah. Biar kalian tau rasa. Hi.. hi... silakn kalian baper ke bu tien. Gak percaya? tungguin saja ayna 42. Hi.. hi..
ReplyDeleteTtd riri
Selamat
ReplyDeleteAlhamdulillah dah bisa msk blogger lagi
ReplyDeleteSelamat
ReplyDeletePuji Tuhan Ayna 41 sdh hadir dgn tetap memukau penggemarnya.
ReplyDeleteSemoga gangguan jiwa bu Tarni segera membaik dan semua lancar...
Monggo lajengipun dalem tenggo. Matur nuwun Berkah Dalem...
Puji Tuhan Ayna 41 sdh hadir dgn tetap memukau penggemarnya.
ReplyDeleteSemoga gangguan jiwa bu Tarni segera membaik dan semua lancar...
Monggo lajengipun dalem tenggo. Matur nuwun Berkah Dalem...
Puji Tuhan Ayna 41 sdh hadir dgn tetap memukau penggemarnya.
ReplyDeleteSemoga gangguan jiwa bu Tarni segera membaik dan semua lancar...
Monggo lajengipun dalem tenggo. Matur nuwun Berkah Dalem...