Wednesday, February 10, 2021

A Y N A 21

A Y N A   21

(Tien Kumalasari)

 

“Ah... bukan dia ya? Sama-sama hilang sih..” kata Rio.

“Ya bukan, namanya saja beda, penampilan juga beda... banyak orang mirip didunia ini. “

“Kasihan harusnya ia diingatkan pada hal-hal yang pernah dialaminya.  Itu akan membantunya. Tapi kita kan tidak tahu apa-apa tentang masa lalunya?”

“Semoga dengan berjalannya waktu dia akan pulih, “

Lalu bu Tarni melihat  Ayna sudah siap berdiri didepan pintu.

“Sudah Win? Ayo kita berangkat.”

Ayna mengangguk. Lalu berjalan mendekati bu Tarni.

Rio mengalihkan pandangan kearah lain, karena Ayna tampaknya masih takut melihatnya.

“Ibu naik apa?”

“Nanti didepan ibu pesan taksi.  Ayo Win, kita berangkat,” katanya sambil menggamit lengan Ayna.

“Nanti mampir ke salon dulu ya?”

“Ke salon ?”

“Rambutmu potongannya tidak rapi begitu, siapa yang memotongnya?”

“Saya tidak tahu..”

“Baiklah, ke salon sebentar supaya potongan rambut kamu dirapikan, baru kita belanja ya.”

“Ya..”

“Tunggu sebentar, aku memanggil taksi.”

“Warungnya ..?”

“Kalau Minggu warungnya tutup. Biar saja. Kata teman saya hari Minggu malah rame, tapi aku memilih tutup, biar karyawanku bisa liburan. Kasihan kerja terus menerus.”

Ayna menurut saja ketika taksi yang membawanya berhenti disebuah salon. Lalu bu Tarni memerintahkan kepada penjaga salon agar merapikan rambut Ayna dan mencucinya juga.

Bu Tarni tersenyum melihat perubahan wajah Ayna setelah rambutnya dicuci dan dipotong. Tidak banyak mengurangi panjang rambutnya dan hanya merapikan saja. Tanpa make up juga Ayna tampak cantisk dan menawan. Benar-benar kecantikan yang sempurna.

“Siapa pemilik gadis cantik ini? Kasihan sekali dia,” gumamnya sambil melihat wajah Ayna yang sedang berjalan mendekatinya.

Bu Tarni membayar ongkosnya, kemudian kembali memanggil taksi.

“Duduk sebentar disini ya cantik, sambil menunggu taksi.”

Ayna tersenyum, lalu duduk disamping bu Tarni, wanita baik yang sangat memperhatikannya.

“Ibu, bisakah ibu membelikan buku tuntunan shalat?” kata Ayna tiba-tiba.

“Oh, kamu belum bisa ?”

“Saya .. lupa.. hampir semua.. do’a.”

“Yaaa... baiklah, nanti kita beli. Kamu anak baik, betapa kamu sakit tapi masih mengingat ibadah kamu.”

“Ibu mengingatkan saya..”

“Iya benar. Itu taksinya sudah datang, ayo kita pergi..”

***

“Bagaimana keadaan kamu hari ini? Masih mual ?” tanya Danang kepada isterinya di rumah sakit.

“Ya begini ini mas.. masih terkadang mual, biarpun tidak terus-terusan. Muntah juga jarang. Bolehkah aku minta pulang?” kata Tanti.

“Jangan terburu pulang. Makannya belum banyak mas Danang, sesendok dua sendok, kalau begitu terus kan lemas,” kata bu Suprih menimpali.

“Tuh, kan. Sabar dulu dong. Bukankah disini ada ibu yang menemani, dan aku setiap pulang kantor juga kemari sampai malam. Beberapa kerabat juga menjenguk kamu.”

“Iya sih mas..”

“Dokter juga pasti belum mengijinkan kamu pulang kalau kamu belum mau makan banyak,” kata bu Suprih lagi.

“Ya sudah, biar saja dulu. Itu anak pertama kita, kamu harus benar-benar menjaganya.”

“Aku kangen rumah..aku juga kangen Ayna. Belum ada kabarnya ya mas?”

“Sudah dipasang iklan di koran-koran.. semoga ada hasilnya.”

“Kasihan anak itu..”

“Iya, tapi semua orang berusaha mencari, dengan segala cara. Kamu sabar ya..”

“Rasanya ingin ikut mencari..”

“Kamu begitu lemah.. bagaimana bisa ikut mencari.. 

“Sekarang makan dulu saja, sudah ibu siapkan dari tadi lho.”

“Oh, berarti minta disuapin sama suami, ya kan? Mana bu.. biar aku yang nyuapin.”

Tanti tak bisa menolak.

“Ini.. lauknya sup, sama daging terik.. enak lho, ini mas Danang.. “ kata bu Suprih.

“Ayo, ini yang makan bukan cuma kamu lho, tapi juga anak kamu. Ayo mangap..” goda Danang.

“Sedikit saja, nanti mas habiskan ya.”

“Lha kalau aku makan segini ya kurang.. ini jatah untuk adik bayi. Harus kamu yang menghabiskan.”

Mau tak mau Tanti menurut apa yang dikatakan suaminya. Memang benar perutnya lapar, tapi rasa mual masih sering mengganggunya.

“Pengin jalan-jalan mas..”

“Ya, nanti kalau kamu sudah sehat, sudah bisa makan banyak, kita jalan-jalan. Mau jalan kemana juga pasti aku turutin.”

Tanti makan beberapa suap, lalu menggoyang-goyangkan tangannya.

“Sudah mas.. sudah.. “

“Baru separo nih.. tiga suap lagi..”

“Nggak mau..”

“Dua suap.. ayolah ..”

“Emooh mas...”

“Ya sudah satu saja, masa sih satu lagi saja nggak mau, tuh, adik bayi nangis karena masih lapar..”

Tanti menurut, tapi kemudian meraih minyak kayu putih di bawah bantalnya, lalu mencium-ciumnya .

“Agak berkurang ya kalau mencium minyak kayu putih..?”

“Iya mas, lumayan..”

“Bagaimana kalau mencium aku saja?” canda Danang.

“Iih.. norak.. sudah tua masih sok romantis..”

“Lhoh, memangnya kalau sudah tua nggak boleh romantis? Lagian aku baru mau punya anak, berarti masih agak muda dong.”

“Ada ibu tuh.. nggak malu.”

“Aku nggak dengar...” teriak bu Suprih sambil tersenyum. Senang rasanya melihat kemesraan anak dan menantunya.

***

“Mas.. ayo kita jalan-jalan, mumpung hari Minggu dan kamu ada waktu,” kata Deva ketika Bimo datang kerumah.

“Pengin jalan kemana?”

“Ke mal ya, ibu nitip belanjaan sedikit.”

“Boleh...”

“Tapi aku belum mandi, tungguin ya..”

“Belum mandi? Jam segini belum mandi ?”

“Tadi diajak teman olah raga.. baru pulang .”

“Olah raga apa tadi?”

“Jalan kaki saja.. muter kampung sampai tiga kali,”

“Berarti sudah jalan-jalan dong, kok masih ngajakin jalan-jalan lagi ?”

“Kan sambil belanja. Tungguin pokoknya,” katanya sambil berlari masuk kedalam.

Bimo hanya geleng-geleng kepala. Sedikit kesal karena tunangannya manja, tapi dia sangat mencintainya.

“Nak Bimo.. minumnya..” tiba-tiba bu Mirah muncul sambil membawa segelas minuman.

“Oh, ibu kok repot-repot sih.. “

“Tidak apa-apa.. cuma minum saja kok. Ayo silahkan diminum.”

“Terimakasih bu.”

“Deva baru mau mandi, dari pagi jalan-jalan sama temannya,” kata bu Mirah sambil duduk didepan Bimo.

“Iya bu, nggak apa-apa, biar sehat.”

“Nak Bimo harus sabar ya.. Deva terkadang masih kekanak-kanakan.”

“Iya bu, saya tahu.”

“Sudah sering saya beri tahu..tapi ya.. bawaan sejak kecil karena terlalu dimanja. Saya juga ikut bersalah.”

“Tidak apa-apa bu, dengan berjalannya waktu nanti pasti dia akan menjadi lebih dewasa.”

“Iya , semoga.”

“Tapi sebenarnya dia baik. “

“Nak Bimo juga harus sering memberi tahu..”

“Iya bu.”

“Oh ya, nanti kalau mau jalan, ibu mau nitip ya, ibu sudah bilang sama Deva.”

“Iya bu, nggak apa-apa.”

“Sebentar saya lihat dia dulu, kalau dandan lamanya bukan main,” kata bu Mirah sambil beranjak kedalam.

***

“Belum ada berita ya?” tanya Nanda dirumah Bintang siang itu.

“Belum ada yang merespon iklan itu,” jawab Bintang dengan wajah muram.

“Sabar Bin,  Kan baru hari ini, barangkali belum ada yang bertemu dia atau mengetahui dimana dia berada.”

“Iya, pastinya.”

“Ayo kita jalan-jalan saja.”

“Boleh, siapa tahu ada sesuatu yang bisa kita temukan..”

“Aku ikuuut..” tiba-tiba Bulan berteriak dari dalam..”

“Iih, ini anak kecil sukanya ngikut..”

“Aku kan cuma ikut, nggak akan mengganggu kok.”

“Iya, iya.. ikutlah.. kalau ada kamu kan pasti rame..” kata Nanda.

“Horeee... boleh, aku sudah rapi, nggak usah ganti pakaian.”

“Aku yang harus ganti, masa pakai sarung begini,” kata Bintang yang kemudian masuk ke dalam.

“Iya tuh, mas Bintang kalau dirumah sukanya pakai sarung,” gerutu Bulan sambil duduk didepan Nanda.

“Kan cuma dirumah, kalau pergi-pergi pakai sarung bisa dikira anak baru disunat..”

Bulan tertawa, dan lagi-lagi Nanda suka menatap bibir tipis yang menampakkan sebaris gigi putih yang berbaris rapi..

“Kata siapa, kalau dari masjid ya biasanya pakai sarung..”

“Iya kan kalau ibadah di masjid, kalau jalan-jalan ya jarang lah.”

“Ayo berangkat, lagi ngomongin apa ?”

“Lagi ngomongin sarung..”

“Oh.. ada-ada saja, aku sudah pamit sama bapak sama ibu.”

“Aku sudah dipamitin ?”

“Pamit sendiri sana..!” kata Bintang.

“Huuh.. jelek !” pekik Bulan lalu berlari kebelakang.

Bintang dan Nanda tertawa sambil beranjak keluar.

***

“Win, ini buku yang kamu butuhkan bukan?” kata bu Tarni sambil mengulurkan buku yang baru saja dibelinya disebuah toko buku.

“Iya bu.. terimakasih banyak.”

“Kamu sudah pernah melakukannya, barangkali membutuhkan sedikit waktu untuk mengingatnya kembali.”

“Iya, mudah-mudahan bu.”

“Dan semoga juga kamu segera bisa mengingat semuanya kembali.”

“Aamiin. Saya juga berharap begitu.”

Ayna merasa senang dan terhibur, melihat keramaian dikiri kanan jalan. Ia merasa terlepas dari sebuah kungkungan yang menyebalkan. Ia melihat dunia luas yang beragam, dari kendaraan bermacam bentuk, orang-orang berlalu lalang, semuanya seperti sebuah pemandangan yang baru dilihatnya.

“Kamu senang jalan-jalan di keramaian begini?”

“Senang bu.”

Bu Tarni juga senang, Ayna tak hanya mengangguk atau menggeleng, tapi bisa berucap dengan jelas.

“Kamu ingin beli apa?”

“Tidak bu.. Ibu saja yang belanja.”

“Baiklah, ayo masuk ke dalam, ada banyak barang dijual disana. Aku mau beli makanan yang akan dibawa Rio nanti.”

Ayna mengikuti bu Tarni masuk kedalam sebuah supermarket. Banyak barang dagangan disana, dan Ayna memandanginya dengan takjub. Ia merasa baru datang dari sebuah negeri yang gelap dan kemudian  semuanya seperti tampak asing tapi menyenangkan. Wajahnya sedikit berseri.

“Disitu banyak bermacam sayur dijual, tapi aku jarang belanja sayur di supermarket. Untuk makanan yang dijual diwarung, lebih murah belanja di pasar tradisional. Pembantu yang melakukannya.”

“Dimana pasar tradisional?”

“Tidak jauh dari rumah. Biasanya pembantu datang sudah dengan membawa belanjaan, lalu dia memasak, aku hanya membantu. Mereka sudah pintar, lebih pintar dari aku sendiri.”

“Saya akan membantu besok.”

“Baiklah, besok kamu boleh ke warung, dan melakukan apa yang kamu ingin lakukan.”

“Saya harus banyak belajar.”

“Ya, tentu nak.”

Bu Tarni senang, Ayna banyak merespon apa yang dikatakannya.

“Ayo cari makanan. Ini tempat baju-baju, kamu ingin?”

“Tidak, kan ibu sudah memberi saya baju.”

“Tapi kan baju bekas...”

“Tidak apa-apa, bagus-bagus..”

Bu Tarni bertambah senang. Ayna sudah sangat berubah, tidak seperti kemarin yang tampak bingung dan gelisah. Lalu bu Tarni mengajak Ayna berputar-putar dulu, melihat barang-barang yang dipajang.

“Kamu mau sepatu ?”

“Untuk apa?”

“Ya dipakai, sendal kamu sudah tidak layak, bagusnya diganti,..”

“Tidak, biar ini saja.”

Tapi Tarni memaksa membelikannya.

“Ibu...” Ayna ingin protes.

“Sudah, sandal ini lebih bagus, besok kalau jalan-jalan lagi sama ibu, sandalnya harus sudah ganti yang ini.”

“Terimakasih bu.”

Masih mengajak Ayna berputar-putar, bu Tarni belum ingin membeli makanan yang akan dibelinya. Ia senang Ayna menikmati semua yang dilihatnya dengan wajah berseri.

Tiba-tiba sepasang anak muda menatapnya tak berkedip.

Bu Tarni menarik Ayna pergi ketempat penjual baju harian.

“Ini daster, untuk dirumah. Mau yang mana?”

“Tidak.. tidak..” Ayna menjauh.

“Win..”

“Ibu sudah banyak memberi untuk saya. Ayo belanja keperluan ibu sendiri. Katanya mau beli makanan.”

Dan Bu Tarni menurut. Ia teringat bahwa Rio akan pulang sore ini, kalau kelamaan belanjanya, bisa-bisa sampai sore baru sampai dirumah.

Sepasang anak muda itu terus mengawasinya.

“Itu seperti Ayna. Tunggu Deva, bukankah itu Ayna?”

“Mas Bimo itu ya, masa dia Ayna, kalau dia Ayna, siapa wanita yang satunya?”

“Deva, tapi gadis itu persis sekali.”

“Tapi Ayna bukan begitu. Hm, saking kangennya sama Ayna, jadi semua gadis cantik dikira Ayna. Ayo, aku sudah cukup belanjanya,” kata Deva sambil menarik tangan Bimo keluar dari supermarket itu.

Keduanya mendekati mobil, hanya memasukkan barang belanjaan, lalu Deva mengajaknya berjalan lagi.

“Kemana kita?”

“Aku mau beli bunga disudut pasar.. deket kok.”

Tiba-tiba seseorang berteriak memanggil.

“Bimoo !!”

“Itu mas Nanda.”

Mereka berhenti, Nanda dan Bintang turun.

“Mau kemana kalian?”

“Ini, Deva mau membeli bunga,” kata Bimo.

“Mas Nanda mau kemana?” tanya Deva.

“Haus, mau beli minum di restoran itu.”

“Mas, tadi aku melihat seorang gadis, wajahnya persis Ayna.

Bintang dan Nanda terkejut.

“Dimana?”

“Tadi didalam supermarket itu, tapi kata Deva itu bukan Ayna. Penampilannya beda. Rambutnya pendek sebahu,” kata Bimo.

Bintang menarik tangan Nanda, setengah berlari memasuki supermarket itu.

***

Besok lagi ya.

 

79 comments:

  1. Replies
    1. Terima kasih mbak Tien ... atas tayangnya AYNA 21.

      Salam hangat kami dari Yogya.

      Delete
    2. Terima kasih Bunda Tien, sehat terus njih Aamiin.

      Salam dari Bojonegoro

      Delete
    3. Aduhh Deva pangling sama Ayna,gara" penampilannya beda
      Sayang..deh

      Delete
    4. Alhamdulillah sdh tayang AYNA 21

      Mtnuwun mbk Tien
      Mugi2 sehat terus nggih mbk

      Delete
    5. Selamat buat sahabat Alipoo, atas keberhasilannya komen pertama di blog bu Tien, kok baru muncul nama ini? Apa sebelumnya UNKNOWN??
      Gabung dong ke WAG PCTK hub admin grup 082116677789bibu Nani Nur'Aini Siba.

      Selamat malam Bu Tien terimakasih tayang gasik.

      Delete
  2. Alhamdulillah sdh muncul Ayna 21 sebelum tidur. Terima kasi bu Tien..Salam sehat dan semangat berkarys.

    ReplyDelete
  3. Ayna 20 sdh menyapa penggemarnya

    Salam hangat dr blora

    ReplyDelete
  4. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Werdi Kaboel, Rusman,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah.........

      Yang ditunggu tunggu sudah hadir
      Matur nuwun sanget Ibu Tien,
      Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
      Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap..

      Delete
    2. salam hangat dr Semarang Ibu Tien...terima kasih sehat slalu njih bu....

      Delete
    3. Alhamdulillah AYNA Eps 21 sudah hadir, Ayna juga sudah dilihat Niko, Bintang dan Nanda juga sudah mencari di supermarket..
      Matur nuwun mbak Tien, semoga mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
      Salam SEROJA dari Tangerang.

      Delete
    4. Excellent.......
      Sudah berapa kali koreksi Bu Tien?
      Tidak satupun saya menemukan kesalahan di episode_21 ini.
      Alhamdulillah sdh ada titik terang
      Matur nuwun Bu Tien.
      Sugeng dalu sugeng aso salira

      Delete
    5. Trimakasih Bu Tien... Semoga sllu sehat utk Bu Tien serta penggemar, salam sehat bahagia dr Cahya di Madiun yg sllu setia hadir.

      Delete
    6. Alhamdulillah. Terimakasih mba. Salam dari kuningan yabg slalu setia. Semoga mba sehat slalu, Aamiin

      Delete
  5. Alhamdulillah AYNA#21 sdh hadir ..
    matur suwun bu Tien...sehat slalu

    ReplyDelete
  6. Alhamdulilah gasik tayang Ayna 20... mksh mb Tien dan slm seroja utk kita semua. Aamiin YRA...

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah.... Terimakasih Bunda Tien.... Sehat sll😍😍

    ReplyDelete
  8. Matur nuwun ibu Tien AYNA 21 sampun tayang.
    Salam sehat daking Klayen.

    ReplyDelete
  9. Matur nuwun ibu Tien AYNA 21 sampun tayang
    salam sehat saking Klaten.

    ReplyDelete
  10. Wow mantap ..semoga bintang dan nanda masih menemukan Winarni Ayna...

    ReplyDelete
  11. Salam sehat Bu Tien ...gasik ini

    ReplyDelete
  12. Semoga Bintang dan Nanda bisa menemukan Ayna di super market..aamiin

    ReplyDelete
  13. Makasih bu... di tinggal sebentar udah 16 aja yang komen...

    ReplyDelete
  14. Yah .. ketinggalan deh

    Syukur.. episode 21 sudah hadir
    Terima kasih Bunda Tien

    ReplyDelete
  15. Duuuh.... Semoga saja Ayna bisa ditemukan oleh Bintang/Nanda, dan Ayna bisa ingat mereka....

    TERIMA KASIH ya, Bunda Tien. Semakin penasaran niiih... Bunda emang Tob-buangeeed... Semoga Bunda Tien selalu sehat dan bahagia lahir batin yaaa.. ♥️😗🇦🇺

    ReplyDelete
  16. Matur nuwun mbak tien-ku...Ayna-21nya.
    Tampaknya Ayna akan segera ditemukan, cuma...masih lupakah...atau sudah mulai ada respon?
    Salam sehat dari sragentina, buat mbak Tien yang makin aduhai.

    ReplyDelete
  17. Matur nuwun... Mbak tien... Ayna muncul... Smg mbak tien sehat selalu...

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah Ayna 21 sdh hadir lebih awal
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
    Salsm hangat dari Bekasi

    Duuh Devaa...kok gak peka ya hmmm
    semoga Bintang dan Nanda segera menemukan Ayna...
    semakin seru dan bikin penasaran ceritanya...

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah sdh dapat penghanrar tidur ...... terima kasih bu tien, semoga bu tien sehat2 selalu
    Siap nunggu episode berikutnya

    Assalamu'alaikum
    Selamat malam semuanya ..... selamat beristirahat

    ReplyDelete
  20. S3m9ga,ayna segera puih ingatannya dan ditemukan oleh bintang dan nanda
    Semangat terus jeng tien

    ReplyDelete
  21. Mohon maaf, apakah pembaca yang lainnya juga menemukan kata-kata yang tidak nyambung dalam bacaan Ayna??
    Dari kemarin rasanya ada yg aneh..
    🤔🤔🤔🤔🤔

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tolong ditunjukkan yang aneh dan nggak nyambung dimana.

      Salam ADUHAI

      Delete
    2. Rasanya tidak ada yg tidak nyambung ... Dari Ayna 01 sampai Ayna 21 ceritanya nyambung terus kok.

      Yg tidak nyambung itu hanya di awal AYNA 13 ... Tetapi setelah direvisi mBak Tien Kumalasari dg menambahkan dialog berikut ini di awal AYNA 13 👇👇👇 :


      Selesai belanja Ayna memilih naik becak untuk mencari penjual lotis yang bissanya ada di sebelah selatan Pasar Pon.

      "Mudah-mudahan masih ada." gumam Ayna.


      Seluruh rangkaian ceritanya jadi nyambung dg baik.

      Delete
    3. Alhamdulillah sudah hadir Ayna 21, terimakasih Bu Tien salam Seroja.
      @Komariah,gak nyambung nya dimana mb, biar direvisi nanti oleh Bu Tien.

      Delete
    4. Yang nggak nyambung hp nya mbak Komariah. Kalimat yang dibaca bisa beda dengan naskah aslinya. Saya merasa aneh.

      Delete
    5. Apa karena ada gangguan non fisik ya ... hii hi atut ...

      Kemarin hpnya kawan saya juga dikerjai spt itu ... dia tidak merasa mengubah nama grup WA karena sedang melihat kiriman video. Setelah selesai lihat video, di grup sdh heboh karena nama grup dia ubah.

      Apa mirip spt itu ya kejadiannya?

      Wallahualam ...

      Delete
    6. wis ngantuk meksa kepingin nutul, driji nang ngarep layar, tekluk tul,satu kata, tekluk rada suwe metu memori sing bar ketulis disuntak layar
      ayak o wae lho..

      Delete
  22. Alhamdulillah...21 dah muncul..
    Matur nuwun B Tien...semoga panjenengan selalu sehat.
    Salam dari Rewwin Waru, Sidoarjo

    ReplyDelete
  23. Matur nuwun mbak Tien sayang,
    Ayna 21 sudah tayang, Alhamdulillah, smoga mbak Tien tetep sehat ya, agar bersambung terus cerbung yg selalu dinantikan penggemarnya, Aamiiin yaa Robbal Aalamiiin, salam dari Cibubur

    ReplyDelete
  24. Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg Ayna 21 tersaji dan tetap membuat penasaran penggemarnya.

    Aduh...Bimo dan Deva sdh ketemu Ayna tapi pangling g berani mendekati krn ada unsur cemburu dari Deva...

    Terserah ibu sajalah, yg pasti kami setia menunggu lanjutnya. Matur nuwun Berkah Dalem.

    ReplyDelete
  25. Terima kasih mbak Tien
    Sekali browsing udah muncul

    ReplyDelete
  26. Maturnuwun ibu Tien....
    Kutunggu episode selanjutnya, salam hangat utk ibu sekeluarga jg utk penggemar semua,

    ReplyDelete
  27. Maturnuwun bu Tien ayna 21 udah hadir. Semoga bu Tien sehat selalu njih, Aamiin
    Salam sehat dari jogja.

    ReplyDelete
  28. Terimakasih Bu Tien, salam sehat dari Yogyakarta. 🥰

    ReplyDelete
  29. Trimakasih mbak Tien..
    Ayna21..

    Semoga ayna cepat pupih kesadarannya..

    Salam sehat dari bandung.

    ReplyDelete
  30. Terima kasih Bunda untuk AYNA 21 nya.
    Sehat selalu dan met malam dan met istirahat

    ReplyDelete
  31. Penampilan Ayna tanpa jilbab dengan rambut sebahu tak dikenallagi. Kasihan Ayna hidup tanpa mengetahui dan mengingat dirinya sendiri. Salam sehat dan terima kasih mbak Tien dengan Ayna 21

    ReplyDelete
  32. Matur suwun bunda Tien, salam sehat ulales dari Bumi Arema Malang

    ReplyDelete
  33. matur suwun Bu Tien tetep sehat dan tetap semangat💐💐💐😍😍

    ReplyDelete
  34. Alhamdulillah sudah tayang episode 21
    Terima bu Tien Cerbung nya
    Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta
    aamiin
    Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan pembaca semuanya

    ReplyDelete
  35. Matur nuwun Bu Tien, lanjutan sdh tayang....salam sehat selalu

    ReplyDelete
  36. Alhamdulillah Aina 21 sdh tayang. Suwun mbak Tie

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah Ayna 21 sdh tayang, matursuwun mbak Tien
    Salam hangat dan sehat sll

    ReplyDelete
  38. Terimakasih bunda Tien AYNA 21 sudah hadir..

    Salam sehat selalu dari kota Malang..🙏

    ReplyDelete
  39. Semakin seru pencarian di super market.

    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  40. Semoga Bintang dan Nanda bisa bawa Ayna pulang. Makasih mba Tien. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  41. Alhamdulillah sdh ada titik terang di Super market apakah Bintang dan Nanda akan menemukan Ayna??? Atau harus ada usaha lain..??? Tentunya Bu Tien yang tahu...he..he.
    Salam Sehatt selalu untuk Bu Tien semoga tetap bisa berkarya dengan cerita2 yang menarik.

    ReplyDelete
  42. siiip.
    ayna semakin banyak pengalamannya
    bintang dan nanda makin giat bersaing
    deva makin cemburu
    yg baca makin gemes
    semoga mbak tien sll diparingi seger waras
    dr alumni 1974 smpn1 sentolo

    ReplyDelete
  43. alumni 1974 smpn 1 sentolo
    ayna tetap tegar sabar dan kuat ya
    semua sayang kamu
    yg baca makin gemes
    utk mbak tien sll seger waras dan terus berkarya.

    ReplyDelete
  44. Alhamdulillah...
    Mtur nuwun Bun.....
    Mugi2 slamet sedoyonipun...

    ReplyDelete
  45. Mohon maaf, satu permohonan kpd Bu Tien, mhn tdk diperpanjang lagi untuk sgr mempertemukan Bintang dan Nanda dgn Ayna. Maturnuwun Bu Tien, ceritanya semakin seru. Semoga Bu Tien dan keluarga tansah pinaringan karahayon. Aamiin


    ReplyDelete
  46. Semoga cepet ketemu n seru ...sadar ..Ayna dapat kebahagiaan..dengan siapa ya.. terserah Bunda Tien aja ..
    Salam sehat selalu buat Bunda Tien dan seluruh pembaca yg Budiman

    ReplyDelete
  47. Terima kasih mbak tien, salam sehat dan sejahtera untuk keluarga.
    Bentar lagi ketemu sang idaman.

    ReplyDelete
  48. Semoga Ayna segara diketemukan dan ingatannya segera bisa kembali lagi spt sediakala... semoga ya Ayna.
    Terima kasih Mbak Tien Ayna 21 sudah hadir... smoga Mbak Tien sehat selalu... salam seroja dari Semarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangaaaaaan
      Nanti cepat habis ceritanya
      Saya suka ber lama2 mengaduk aduk perasaan pembaca

      Delete
  49. Semoga ya dengan sering diajak aktivitas seperti yang biasa dilakukan Aina akan membantu mengingat masa lalunya Terima kasih bu Tin Kami tunggu Ayna 21

    ReplyDelete
  50. Terimakasih bu Tien, salam aduhai dan salam Sehat dari Magelang

    ReplyDelete
  51. Mbak Tien sayang..maturnuwun, ceritanya mengasyikkan dan realistis. Tidak terkesan dipanjang-panjangkan, melainkan sesuai dengan kehidupan nyata. Bahwa hidup itu hakikatnya adalah perjuangan. Lahir batin mental spiritual. Justru di situlah letak kedalaman karakter cerita dan tokoh dalam cerbung mbak Tien.
    Doaku selalu untuk mbak Tien, agar tetap kreatif berkarya, menghibur pembaca semua.
    Salam sehat dan bahagia..

    ReplyDelete