Monday, January 18, 2021

A Y N A 01

A Y N A   01

(Tien Kumalasari)

 

Bagai kelinci cantik Ayna berlarian diantara kebunnya yang penuh bunga. Ia juga seperti kupu-kupu yang sesekali meraih kembang dan mencium aromanya.

Ayna memang cantik. Kulitnya putih bersih, hidungnya kecil mancung, matanya bak sepasang bintang, bening dan teduh, dinaungi oleh bulu mata lentik . Bibirnya tipis, kalau tersenyum manis sekali. Anugerah yang tiada taranya itu tak membuat Ayna menjadi angkuh. Ia berhati lembut, dan mengasihi sesama. Begitu dalam pesan ibunya tertanam dihati Ayna, dan ia melakukannya.

Ini hari Minggu, berarti ia tidak harus bekerja. Selepas SMA ia bekerja disebuah toko, karena ingin membantu orang tuanya. Keinginan kuliah kandas, karena tak adanya biaya.

Tapi Ayna tidak kecewa. Ia tidak menyesal dilahirkan menjadi anak dari keluarga yang tidak berlimpah harta. Ia bahagia memiliki ibu yang cantik dan penuh kasih sayang, dan bapak yang penuh perhatian, meskipun hanya seorang bapak tiri.

Ayahnya sendiri meninggal ketika Ayna masih berumur kira-kira lima tahun.  Yang menurut ibunya karena penyakit radang paru-paru yang dideritanya sejak masih muda. Ia bahkan sudah lupa bagaimana wajahnya. Ketika ia menyadari semuanya, ia sudah hidup bersama ibu dan ayah tirinya, yang hanya mampu menyekolahkannya sampai lulus SMA.

“Aynaaaa...” teriakan serombongan anak muda yang lewat didepan rumahnya terdengar seperti alunan lagu dalam sebuah koor.

“Haiii...” Ayna melambaikan tangannya dengan senyuman manisnya.

Nama Ayna terkenal di kampungnya, karena dia bukan hanya cantik wajahnya tapi juga hatinya. Anak-anak muda berebut mendekatinya, tapi Ayna membalasnya dengan senyum persahabatan.

Ayna masuk kedalam rumah ketika ibunya memanggilnya. Digenggamnya beberapa macam bunga yang dipetiknya dari halaman, yang akan diletakkannya kedalam vas bunga yang semula sudah disiapkannya.

“Dapat bunga-bunga cantik?”

“Iya bu, kebetulan mekar bersama.”

“Makan pagi dulu, kamu kalau sudah di kebun lalu lupa makan. Itu bapak sudah menunggu.”

“Iya bu, Ayn menata kembangnya ini dulu ya.”

“Ya, ibu tunggu ya.”

Ayn menata bunga mawar dan aster yang baru dipetiknya, lalu diletakkannya diruang tengah. Lalu ia beranjak kebelakang.

“Ayn,,,!!”

“Cuci tangan dulu ibu..”

Pak Sarjono, ayah tiri Ayn saling pandang dengan isterinya.

“Dia itu sangat suka bunga,” kata bu Sarjono sambil mengambilkan nasi untuk suaminya.”

“Dia cantik seperti bunga.”

“Mungkin karena dia suka bunga.”

“Karena dia anakmu, jadi cantik seperti kamu,” puji Sarjono sambil meraih sepotong tempe goreng.

“Ah, mas selalu begitu..”

“Hayo.. ngomongin Ayn kan?” tanya Ayna sambil duduk didepan bapak ibunya.

“Iya Ayn, bapak bilang kamu cntik seperti ibu.”

“Terimakasih bapak..” kata Ayn sambil tersenyum.

Keluarga sederhana itu tampak bahagia. Pak Sarjono juga tak mempermasalahkan isterinya yang tidak bisa mengandung lagi setelah menikah dengannya. Ia cukup bahagia memiliki Ayn yang disayanginya seperti darah dagingnya sendiri.

***

Pagi itu Ayna pergi ketempat kerja bareng sama bapaknya yang menjadi administrasi disebuah sekolah swasta. Pak Sajono menurunkan Ayna persis didepan toko dimana dia bekerja. Sambil melambai setelah turun, Ayn melangkah  kearah toko yang belum buka pagi itu. Kaki jenjangnya tampak lincah seperti kijang ketika menaiki tangga sebelum masuk kedalam toko yang baru buka sebagian.

“Selamat pagi pak Yoga,” sapanya kepada pemilik toko yang sudah setengah tua.

“Pagi, Ayn.. baru kamu yang datang.”

“Iya pak, biar saya buka dulu, setelah itu  menata barang-barang.”

Toko pak Yoga menjual barang-barang kebutuhan rumah tangga yang sangat lengkap. Dari beras sampai pakaian juga ada. Ada beberapa pekerja menemani Ayn, dua laki-laki dan tiga perempuan.

“Ayn, ini gaji kamu,” kata pak Yoga sambil mengulurkan amplop kepada Ayna.

“Kok sudah gajian pak?”

“Aku sama ibu mau keluar kota, baru pulang besok sore, jadi gaji aku bayarkan sekarang, Bukankah harusnya besok?”

“Oh, iya, terimakasih pak,” kata Ayna sambil menerima amplop lalu memasukkannya kedalam dompet.

Ya sudah, lanjutkan menata barang, tampaknya teman-teman kamu sudah pada datang tuh.”

“Ya pak.”

“Oh ya, nanti kunci toko serahkan saja pada Bimo ya, pasti sore hari dia sudah pulang.”

“Baiklah.”

***

Tapi rupanya setelah jam empat lebih Bimo baru pulang, sementara Ayna yang seharusnya pulang jam tiga tadi harus menunggu.

Toko pak Yoga buka pada jam delapan dan tutup jam tiga sore.

“Ayna, kok belum pulang?”

“Ini, saya bawa kunci toko, kata bapak,   saya disuruh menyerahkan pada mas Bimo.”

“Oke terimakasih Ayn, ma’af agak terlambat karena tadi ada meeting setelah bubaran kantor.”

“Tidak apa-apa. Ini kuncinya mas.”

“Terimakasih Ayn. Kamu pulang sama siapa?”

“Ya sendiri lah mas, biasanya juga sendiri.”

“Siapa tahu dijemput pacar..” goda Bimo.

“Aah.. mas Bimo..” Ayna tersenyum, membuat Bimo terpesona.

“Saya pulang dulu mas,” kata Ayna sambil beranjak pergi.

“Tunggu Ayna, aku antar.”

“Tidak mas, rumah saya kan dekat.”

“Tidak apa-apa, aku juga sekalian mau ada perlu.”

“Nggak mas, saya lebih suka jalan kaki saja,” kata Ayna sambil menjauh.

Bimo geleng-geleng kepala.

“Gadis itu seperti kijang, lincah, susah ditangkap tangan, harusnya ditembak dengan peluru tajam,” gumam Bimo sambil tersenyum.

***

Ayna melangkah pulang dengan langkah ringan. Ketika melihat penjual gorengan, ia berhenti. Ia melihat ada pisang goreng kesukaan bapak ibunya, dan bolang baling kesukaannya sendiri.

“Mas, saya mau pisangnya lima ribu boleh?”

“Oh, boleh dik, masih panas nih.”

“Sama bolang baling lima ribu ya mas.”

“Siap dik, tunggu sebentar.”

Ayna merogoh dompet untuk membayar gorengan itu, tapi tiba-tiba seseorang lebih dulu mengulurkan uang.

“Tambah lagi dua kali  seperti yang dia beli mas.”

Ayna terkejut, Bimo sudah ada disampingnya dan membayar gorengan duapuluh ribu rupiah.

“Lho, mas Bimo kok kemari?”

“Aku juga ingin makan gorengan.”

“Tapi biarkan saya membayarnya sendiri. Ini mas, uangku sepuluh ribu.”

“Tidak, ambil saja uangmu, ini kan masih sisa. Sudah mas, ini bayarnya untuk kami berdua.”

Tukang gorengan tersenyum senang, lalu mengembalikan uang Ayna yang sepuluh ribu.’

Ayna sedikit kesal, tapi tak berani marah, Bimo kan juga bos nya?”

“Ya sudah mas, terimakasih,” kata Ayna sambil berlalu.

“Tunggu Ayna.” Bimo mengejarnya.

“Ya mas?”

“Sapu tanganmu jatuh,” kata Bimo sambil mengacungkan sapu tangan Ayna yang memang terjatuh.  Rupanya Ayna tak sadar telah menjatuhkan sapu tangannya ketika mengambil uang.

“Oh iya mas, terimakasih ya mas,” kata Ayna terus melangkah. Lincah seperti kijang.

Bimo hanya bisa mengagumi Ayna karena Ayna memang mempesona. Sayang dia sudah bertunangan dengan pilihan ayah ibunya. Ketika melangkah pulang, terbawa terus senyuman manis ketika Ayna berpamit pulang.

***

“Ibu.. aku membawa oleh-oleh untuk ibu..” teriak Ayna riang ketika menaiki tangga teras rumahnya.

Tapi rumah tampak sepi. Dilihatnya bapaknya keluar dari kamar, dan Ayna mencium aroma minyak kayu putih.

“Hm.. bau minyak kayu putih?” tanya Ayna.

Pak Sarjono berhenti melangkah ketika melihat Ayna.

“Oh, kamu baru pulang Ayn?”

“Iya bapak, pak Yoga pergi dan saya harus menunggu mas Bimo pulang dari kantor untuk menyerahkan kunci.”

“Oh, ya sudah, ibumu sakit perut, barusan aku menggosoknya dengan minyak kayu putih.”

“Ibu sakit?” kata Ayna yang kemudian menghambur kekamar dan melihat ibunya terbaring pucat.

“Ibu...”

“Ayn, jangan khawatir, hanya mulas biasa. Kamu bilang membawa oleh-oleh untuk ibu?” kata ibunya sambil bangkit.

“Kalau sakit jangan bangun dulu, ibu.”

“Sudah mendingan, bapak sudah menggosoknya dengan minyak kayu putih. Mungkin ibu hanya masuk angin.”

“Ibu tiduran saja dulu.”

“Iya bu, tiduran dulu, kok malah bangun. Ini bapak bawakan teh panas, minumlah, supaya perut terasa lebih enak," kata pak Sarjono sambil membawa segelas teh panas

“Terimakasih mas, tapi ini sudah mendingan kok.”

“Ini bu, diminum dulu.”

“Terimakasih mas. Mana oleh-oleh untuk ibu  Ayn? ”

“Ayn membeli pisang goreng untuk ibu sama bapak.”

“Wah, itu ibu suka, ayo kita makan bersama diluar saja, kalau dikamar kok seperti ibu ini sakit beneran.”

“Kamu memang sakit kan. Ketika aku pulang kantor kamu sudah mengeluh sakit perut.”

“Tapi sekarang sudah mendingan kok. Ayo kita keluar saja. Ibu mencium harum pisang goreng, jadi kepengin segera makan.”

Ayna sudah meletakkan gorengan yang dibelinya di atas piring, membiarkan bapak dan ibunya menikmati oleh-olehnya, lalu dia pergi kebelakang untuk mandi.

***

Tapi malam hari itu Ayna mendengar ibunya kembali mengeluh perutnya sakit.

Ayna yang kamarnya bersebelahan mendengar rintihan ibunya, dan pak Sarjono terdengar bangun lalu sepertinya kembali menggosok perut ibunya dengan minyak kayu putih. Aroma minyak itu merebak sampai kekamarnya.

Ayna keluar dari kamar, melihat kamar ibunya sedikit terbuka, ia mengetuknya perlahan lalu masuk. Dilihatnya pak Sarjono memijit-mijit kaki ibunya.

“Ibu sakit lagi?”

“Nggak Ayn,  cuma sedikit mulas lagi, ini sudah mendingan, kata ibunya.

“Ibu, kalau memang ibu sakit, besok pagi kita pergi periksa ke dokter,” kata Ayna sambil mendekat lalu memegang kening ibunya.

“Agak panas.”

“Tidak, bapakmu sudah memberi Parasetamol.. ini sudah reda.”

“Apa kita ke dokter sekarang?”

“Ini sudah malam,” kata ibunya.

“Bapak, besok Ayn akan mengantar ibu kerumah sakit saja,” kata Ayna tanpa mempedulikan alasan ibunya.

“Tapi besok itu bapak nggak bisa ijin karena sekolah akan ada tamu dari Dinas..”

“Tidak apa-apa, nanti Ayna yang ijin sama pak Yoga.”

“Mengapa repot sih Ayn, ibu cuma masuk angin.”

“Ibu jangan bandel, besok pagi-pagi Ayna antar ke rumah sakit.”

“Iya bu, kalau Ayna bisa mengantarkan, ibu kerumah sakit saja. Kalau perlu naik taksi Ayn.”

“Iya bapak, besok Ayna akan mengantarkan.”

“Sekarang kamu tidurlah, ibumu sudah lebih tenang,” kata pak Sarjono.

Ayna melangkah keluar kamar, sambil sesekali menoleh kearah ibunya. Rasa khawatir memenuhi benaknya.

Ayna membaringkan tubuhnya, sambil berharap pagi segera datang.

***

“Mengapa Ayna belum datang ya?” tanya Bimo kepada salah seorang karyawannya.

“Nggak tahu tuh mas, dia tidak bilang apa-apa kemarin.”

“Barangkali dia sakit,” kata yang lainnya.

Kata ‘sakit’ itu membuat Bimo khawatir. Ia segera menelpon Ayna.

“Ya mas, aduh saya minta ma’af sampai belum bilang sama mas Bimo,” kata Ayna yang sedang bersiap mengantar ibunya.

“Memangnya ada apa?”

“Saya mau kerumah sakit mas.”

“Kamu sakit? Sakit apa?”

“Bukan saya mas, tapi ibu saya. Kemarin mengeluh perutnya sakit, jadi pagi ini saya harus membawanya ke dokter. Ma’af ya mas, saya mohon ijin untuk hari ini.”

“Kamu tunggu saja dirumah, aku akan menjemput kamu.”

“Tidak mas, jangan. Saya sudah memanggil taksi.”

“Kan bisa dibatalkan? Biar saya antar."

“Tidak bisa mas, kasihan kalau dibatalkan. Itu, taksinya sudah datang. Ma’af ya mas.”

Bimo menutup ponselnya dengan kecewa. Sungguh ia ingin berbuat baik untuk Ayna, entah mengapa. Lalu dia bergegas masuk kedalam rumah lalu bersiap masuk ke kantor.

Tapi tiba-tiba ponselnya berdering. Dari bapaknya.

“Ya bapak.”

“Kamu masih di toko?”

“Iya, ada apa pak, ini sudah mau berangkat ke kantor.”

“Nggak apa-apa, cuma mau berpesan sama kamu, tolong bilang Ayna, bahwa catatan barang yang habis ada dimeja bapak.”

“Oh, tapi hari ini Ayna tidak masuk bapak.”

“Tidak masuk? Ada apa? Sakit? Dia kalau tidak sakit tak pernah meminta ijin.”

“Bukan Ayna yang sakit, tapi ibunya.”

“Oh, sudah dibawa kerumah sakit atau ke dokter langsung?”

“Sudah, mungkin ini dalam perjalanan. Tadi Bimo mau mengantarkan, tapi dia menolak.”

“Ya sudah tidak apa-apa, semoga ibunya cepat sembuh. Tapi kalau nanti dia masuk, katakan saja pesan bapak, hanya Ayna yang mengerti kemana mengambil barang-barang habis itu.”

“Baik bapak.”

***

Ayna menuntun ibunya yang berjalan pelan kearah taksi yang menunggunya. Tampaknya ia memang benar-benar kesakitan.

“Ayna, bagaimana kalau nanti obatnya mahal? Mungkin ibu cukup minum Parasetamol saja. Kemarin setelah minum terasa agak enteng,” kata bu Sarjono yang ragu masuk kedalam taksi.

“Mengapa ibu ini, parasetamol kan hanya untuk pereda sakit saja, tapi penyakit ibu siapa yang tahu?” kata Ayna yang memaksa ibunya masuk setelah tukang taksi membukakan pintunya.

“Nanti kalau obatnya mahal bagaimana?”

“Yang penting ibu sehat. “

“Ibu tidak punya tabungan. “

“Ibu, Ayna punya uang.”

“Kamu kan belum gajian?”

“Sudah ibu, pokoknya ibu jangan khawatir.”

***

Bu Sarjono sudah diperiksa di klinik umum, tapi dokter menyarankan agar Ayna membawanya ke dokter ahli penyakit dalam.

Ayna merasa was-was, apakah penyakit ibunya berbahaya?

Mereka sudah duduk diruang tunggu. Keduanya saling diam, walau tangan mereka bertautan. Bu Sarjono memikirkan beaya yang pastinya mahal, tapi Ayna menghawatirkan penyakit ibunya.

Ketika pembantu dokter memanggil nama ibunya, Ayna membantu ibunya berdiri, lalu melangkah keruang dokter.

“Ayna, ibu takut.”

“Ibu, ayolah,” kata Ayna yang terus menggandeng lengan ibunya untuk masuk. Dipintu itu Ayna membaca nama dokter praktek. 

Dr. Bintang ahli penyakit dalam.

***

Besok lagi ya

 

 

 

82 comments:

  1. Terimakasih mBak Tien
    sehat sehat selalu doaku

    Anya sudah hadir

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matur nuwun sdh tayang ayna

      Delete
    2. Alhamdulillah...akhirnya Ayna dtng...trmksh mbak Tien

      Delete
    3. Alhamdulillah AYNA sdh hadir...
      Mtnuwun mbk Tien

      Delete
    4. Terima kasih mbak Tien ... atas hadirnya CERBUNG baru berjudul AYNA episode 01.

      Salam hangat kami dari Yogya.

      Delete
    5. Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin ๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’

      Delete
  2. Replies
    1. Alhamdulillah.......

      Yang ditunggu tunggu sudah hadir
      Matur nuwun sanget Ibu Tien,
      Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
      Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
      .

      Delete
  3. Replies
    1. Tadi baca kรฒmen panjangnya bagus tuh. Tinggal di Madiun? Jangan2 kenal dia.

      Delete
    2. Madiun nya mana Bu Tien.. Klo sy masuk Wilayah Madiun Kota dkt Aston.

      Delete
    3. Jaman susah waktu itu tinggal di Madiun, di jln Bali pas belakang RSU Madiun.
      Keluar dari Madiun th 1969 setelah selesai sekolah di Klethak, terus dapat sekolah di Jetis Djokdja.

      wah yo wis lama buanget, mBak Cahya Aston dijalan apa, waktu itu kereta api jurusan Ponorogo masih jalan, berhenti di depan pasar terus jalan lagi di Sleko berhenti lagi.
      Kelihatan nya stadion yang deket SMA negeri satu; dijadikan pasar gede ya..

      Delete
  4. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah AYNA episode perdana sudah tayang.
      Matur nuwun mBak Tien Kumalasari, semoga mBak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
      Salam SEROJA dari Tangerang.

      Ahaa.. mas Bintang jadi dokter .. mas Nanda jadi apa ya..?
      Kita tunggu besok ya...

      Delete
    2. Salam sehat bahagia dr Cahya di Madiun yg sllu setia hadir Bu Tien.. Semoga Bu Tien serta penggemar sllu sehat dan mndpt limpahan berkah Aamiin.. Ttp jaga prokes,3M jgn kasih kendor.

      Delete
    3. Terima kasih atas dimuatnya cerbung baru dan sapaannya.. Salam sehat selali

      Delete
  5. Wow keren Bintang sdh jadi dokter..
    Dokter ganteng aduhai...
    Trm kasih bu Tien Ayna 01 sdh tayang
    Kami tunggu episode selanjutnya yg pasti tetap seru

    ReplyDelete
  6. Nanda sekarang tentunya jg sdh besar.. Apa jd dokter juga ya?
    Bu Tien yg bisa jawab hehe....

    ReplyDelete
  7. Makasih mba Tien...dah datang Aina nya. Sehat selalu mba

    ReplyDelete
  8. Wah...dokter Bintang , nunggu yang satu, Nanda jadi apa.
    Salam sehat mbak Tien dari sragentina, matur nuwun dihibur lagi.

    ReplyDelete
  9. Dari tadi bulak balik gak bisa... untung juga ada di wag bu tien, baru deh busa dapat link nya. Makasih ya bu...

    ReplyDelete
  10. dt. Bintang ahli penyakit dalam....Bintang sdh menjadi dokter spesialis yg ganteng dan masih bujang....aha....jadi apakah Nanda setelah dewasa ??

    Maturnuwun mbak Tien....salam sehat dr Situbondo

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillaah Ayna tayang
    Makasih bunfa tien salam srhat dari Tasikmalaya sepertinya Bimo jatuh hati
    Ditunggu kelanjutan nya

    ReplyDelete
  12. Matur nuwun...mbak tien .. Apakah ini season 2 dari Sang Putri?... Smg mbak tien sehat selalu

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah Ayna 01 sdh hadir
    Teima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
    Salam sehat dari Bekasi

    ReplyDelete
  14. Trimaksh ibu tien syang...wahhhh seneng nya...apakah ini bintang anak nya palupi ya๐Ÿ˜Šsalam hangat dari lampung ibu...walaupun cuaca dingin. Tp tetap merasa hangat krn di temani cerbung dari ibu tien tercinta....๐Ÿ˜˜

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah...
    Edisi baru pun tayang...
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah rahayu...

    ReplyDelete
  16. Trimakasih mbak Tien..
    Cerbung baru Ayna 01..

    Wah dr.Bintang anaknya HandokoPalupi?...woow kereen..

    Salam sehat mbak Tien n kelg..๐Ÿ™

    ReplyDelete
  17. Semoga koment kali ini di senggol sm ibu tien tercinta๐Ÿ˜˜

    ReplyDelete
  18. Semoga koment kali ini di senggol sm ibu tien tercinta๐Ÿ˜˜

    ReplyDelete
  19. Trimaksh ibu tien syang...wahhhh seneng nya...apakah ini bintang anak nya palupi ya๐Ÿ˜Šsalam hangat dari lampung ibu...walaupun cuaca dingin. Tp tetap merasa hangat krn di temani cerbung dari ibu tien tercinta....๐Ÿ˜˜

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallooww.. aku nyenggol terus lhoo..
      Salam ADUHAI untuk.sahabat Rista Dilalhi

      Delete
    2. Wahhhh bahagia nya hati ku udh di senggol ibu tien..maturnuwon ibu tien syang๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜.semoga sllu sehat ibu ku syang๐Ÿ˜˜

      Delete
    3. Wahhhh bahagia nya hati ku udh di senggol ibu tien..maturnuwon ibu tien syang๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜.semoga sllu sehat ibu ku syang๐Ÿ˜˜

      Delete
  20. Alhamdulillah sudah hadir, penasaran ayna putrinya siapa ya....selalu membuat ingin tahu kelanjutan ceritanya...

    ReplyDelete
  21. Makasih mb Tien. Senengnya ada cerita baru.

    ReplyDelete
  22. Malam Bunda..
    Makasih untuk AYNA nya.Sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya,sukses buat Bunda.
    Met istirahat ya Bun ditunggu besok lagi AYNA 02.

    ReplyDelete
  23. Terima kasih Mbak Tien.. Ayna sudah hadir. Salam seroja selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  24. Waooh keren Bintang sdh jadi dokter Specialis penyakit dalam aduhai...
    Trm kasih mbak Tien Ayna 01 sdh tayang
    Kami tunggu episode selanjutnya yg pasti tetap seru, wassalam dari Cibubur

    ReplyDelete
  25. Wah hebat. Bintang Handoko sudah jadi dokter. Adik-nya Bintang laki-laki atau perempuan yaaa...?

    TERIMA KASIH, Bunda Tien untuk CerBung Ayna-nya. Begitu baca ada nama Bintang, jadi semakin semangat nih nunggu lanjutan cerita-nya besok.

    Semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat ya, Bundaaaa... ♥️������

    ReplyDelete
  26. Wouw... Bintang sudah jadi dokter. Hebat anak Palupi dan Pak Handoko. Nanda anak Pak Pri jadi apa ya?

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah sudah tayang judul baru AYNA episode 1
    Terimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta

    ReplyDelete
  28. Ayna sudah dijodohkan dengan siapa ya?
    Apa dengan Nanda anaknya pak Pri karena Ayn bekerja di toko pak Yoga dan bersahabat dengan pak Pri, sebagai sesama pemilik toko sepakat mau besanan.? ADUHAI.. monggo mBak Tien dilanjut besok lagi.. eh nanti, sekarang sudah Selasa tgl 19 Jan 2021..

    ReplyDelete
  29. Rupanya Ayna akan berada diantara 2 pria yg suka pdnya. Mana yg punya peluang mendekati Ayna...ditunggu sj eps berikutnya... slm seroja utk mb Tien dan kita semua....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ....... selamat datang ayna di episode perdana ..... yg langsung sdh memberikan banyak teka teki untuk episode berikutnya
      Trimakasih bu tien, semoga bu tien sehat2 trs dan selalu dalam lindungan Allah SWT
      Aq menantimu ayna di episode selanjutnya
      Salam hangat dari mojokerto

      Delete
  30. Maturnuwun ibu Tien utk Ayna nya
    Salam hangat dan tetap semangat ya ibu,semoga sehat sll

    ReplyDelete
  31. Sugeng Enjing Bu Tien... Salam sehat selalu untuk ibu dan keluarga.

    ReplyDelete
  32. Selamat pagi b.Tien trimakasih sdh dihadirkan cerbung baru yg setiap harinya sll dinanti malah" dipakai sbg ajang perlombaan,sangat menghibur sekali.
    Smg b.Tien sll diberi kesehatan shg bisa terus menghibur para pecintanya.
    Salam dari Bojonegoro salam seroja pastinya.

    ReplyDelete
  33. Terima kasih bu Tien..

    Awal cerita yang bagus..

    Sehat selalu tuk bu Tien dan keluarga

    ReplyDelete
  34. wah ada dr Bintang dan siapakah Nanda nantinya?

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah, AYNA sdh muncul. Terima kasih Bunda...

    ReplyDelete
  36. Awal cerita yg menarik dari gadis yg cantik, lincah, selincah Bu Tien menulis berbagai cerita selama ini. Maturnuwun, semoga pinaringan karahayon, sehat wal afiat, berkah dlm mengarungi kehidupan. Salam sehat dari Pondok Gede....

    ReplyDelete
  37. Terima Kasih mbak Tien. Anya, nama yang cantik. Salam Dewi Purworejo

    ReplyDelete
  38. saya koq kehilangan Sang Putri part 40,42,44 dan 45.. adakah bapak/ibu yg bisa bantu.. ? maturnuwun

    ReplyDelete
  39. Baru konen..alhamdulillah cerber baru.Sepertinya lanjutan dari yang lalu..Dr Bintang anajnya Palupi dan Handoko..hebat. Bagaimana dengan anak Danabg-Tanti, anak Widi-Ryan, Nanda dan anak Mirah-Pri? Ditunggu cerita lanjtnya bu Tien..terima kasih. Salam aehat dan semangat berkarya

    ReplyDelete
  40. Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip.
    Cerbung baru Ayna tetap bikin penasaran penggandrungnya...

    Betulkah Ayna ini putri tercinta yu Mirah yg dulu?
    Terserah ibu Tien ajalah, yg pasti kami tunggu lanjutannya pasti seru...

    Matur nuwun berkah Dalem.

    ReplyDelete
  41. Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip.
    Cerbung baru Ayna tetap bikin penasaran penggandrungnya...

    Betulkah Ayna ini putri tercinta yu Mirah yg dulu?
    Terserah ibu Tien ajalah, yg pasti kami tunggu lanjutannya pasti seru...

    Matur nuwun berkah Dalem.

    ReplyDelete
  42. Alhamdullilah cerbung baru Aina dan muncul mba.. Inu psti lanjutan crita yg SP y mba.. Dr. Bintangapakah putranya p Handoko y.. Slmseroja dri sukabumi y mba.. Muuaacchj

    ReplyDelete
  43. Matursuwun mbak Tien AYNAnya. Smg mbak Tien sehat sll

    ReplyDelete
  44. Terima kasih, Bu Tien... Ayna sudah hadir. Salam sehat dari Yogya. ๐Ÿฅฐ

    ReplyDelete
  45. Maturnuwun bu tien cerbung barunya.. Yeee.. Bintang udah jadi Dokter...

    ReplyDelete
  46. Wah..baru sempat baca karena semalam tepar.
    Hmm cerbung baru
    Ayna
    Bimo
    dr Bintang
    Ini Bintangnya Palupi - Handokokah?

    Seriuskah sakit ibunda Ayna? Hmmm...kembali menanti jalinan kisah yang dibesut mb Tien dengan piawai.
    Jujur saja, saya suka baca cerbung. Tapi harus saya katakan, bahwa gaya bercerita mb Tien ini.sangat memikat, cukup detil, penggambaran karakter tokohnya kuat dan selalu sarat dengan mores n values. Ini yang sulit ditandingi oleh penulis-penulis di Mangatoon, noveltoon, atau situs lainnya bahkan yang berbayar sekalipun.
    Setelah terbiasa baca tulisan mbak Tien, novel-novel di aplikasi yang saya sebutkan itu terasa ampang alias hambar tanpa kedalaman emosi. Jadi gak betah bacanya...hehe
    Mbak Tien, selamat berkarya. Semoga selalu sehat bahagia dan berhasil meluncurkan karya gemilang. Aamiin
    Kami semua menanti.

    Semarang, 19 Januari 2021

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok ya sama
      Baca yg lain2 jd males

      Delete
    2. Apalagi jika CLBK jeng Iyeng diserahkan ke Bu Tien.....akan jadi novel best seller.

      Delete
  47. Alhamdulillah cerbung baru sdh dateng

    ReplyDelete
  48. Alhamdulillah ...memulai cerita baru Ayna 1.
    Salam sehat dan bahagia. Terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
  49. Matur nuwun mbak Tien AYNA sampun terbit..๐Ÿ™Salam sehat bahagia selalu. Saking lereng Gn sumbing.sindoro.

    ReplyDelete
  50. Suwun Mba, semoga sehat2 dan tetap berkarya

    ReplyDelete
  51. Terima kasih bunda Tien atas hadirnya cerbung AYNA...

    Salam dari kota Malang...๐Ÿ™

    ReplyDelete
  52. Mtrswn mbak Tien...
    Terlambat saya buka cerbungnya...tak apalah yg pntg Wajib baca
    Salam sehat mb Tien
    Always YulieslemanSendowo

    ReplyDelete
  53. terima kasih mba Tien cerbung barunya
    sehat selalu ya ma

    ReplyDelete
  54. Waduh, ud ketinggalan jauh....terima kasih Bu Tien....,๐Ÿ™๐Ÿ™

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 49

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  49 (Tien Kumalasari)   Ketika menemui Sinah di rumah sakit, mbok Manis tidak pernah sendiri. Dewi yang tid...