ADA YANG MASIH TERSISA 38
(Tien Kumalasari)
Sepasang mata itu menyala, bagai memancarkan api. Dulu dia sangat cemburu pada Dina. Dia pernah mendampratnya dan Dina yang penyabar memilih mundur. Sekarang Anisa melihat tangan Dina bergayut dilengan Tejo. Darah ditubuhnya mendidih seketika, dan dia lupa segala-galanya. Ketika itu dia sedang berjalan dan telah sampai dibelakang Tejo dan Dina berdiri. Diambilnya sebongkah batu dan nyaris dipukulkannya ke belakang kepala Dina, namun sebuah tangan kuat memegangnya dan mencengkeramnya erat.
“Augh..” pekik Nisa, dan batu sebesar kira-kira lima genggaman tangan itu terlepas begitu saja. Ditatapnya seorang laki-laki tampan yang mencengkeram tangannya dan menatapnya penuh kemarahan.
Tejo dan Dina yang menoleh seketika terkejut. Ia melihat Pram sedang mencengkeram tangan Anisa.
“Ada apa?”
“Pak Tejo, perempuan jahat ini hampir memukul kepala teman anda dengan batu besar itu,” kata Pram tanpa melepaskan cengkeramannya pada lengan Anisa, membuatnya meringis kesakitan.
“Apa?” Tejo menatap batu besar yang tergeletak dan ditunjukkan oleh Pramadi..
“Apa kamu sudah gila?”
“Aku benci kamu. Aku benci perempuan itu. Biarkan aku membunuhnya!!” teriak Anisa tak terkendali.
“Perempuan busuk dan jahat! Dia adalah calon isteriku, dan enyahlah kamu dari hadapanku atau aku laporkan kamu ke polisi !!”
“Aku ingin membunuh dia !!”
Beberapa orang datang dan ikut memegangi Anisa yang meronta sambil sebelah tangannya menuding kearah Dina.
“Kamu mengancam seseorang, kena pasal kamu, pergi atau polisi menangkap kamu!”
“Aku tidak perduli, aku ingin dia mati !!”
Tapi polisi benar-benar datang dan Anisa digelandang kekantor yang ternyata tak jauh dari tempat itu,
***
“Pak Tejo sebenarnya mau kemana?” tanya Pram ketika urusan di kantor polisi selesai, dan meminta agar Anisa dilepaskan karena ucapannya dikarenakan terbawa emosi.
“Saya mau kerumah bapak mas.”
“Saya antar saja mas.”
“Jangan, nanti merepotkan, saya naik taksi saja.”
“Tidak, jangan sungkan, saya sedang tidak ada pekerjaan, tadi kebetulan beli sesuatu dan melihat Anisa mau memukul teman bapak. Untung saya bisa mencegahnya.”
“Dia perempuan tak tahu malu. Tapi terimakasih telah menyelamatkan Dina. Oh ya, kamu belum berkenalan ya? Ini mas Pramadi, calon suaminya Miranti.”
“Oh, ya, belum kenalan ya, saya Pramadi mbak.”
“Andina.”
“Mari saya antarkan saja, sebetulnya saya juga perlu ketemu pak Kusumo.”
“Baiklah kalau begitu, ayo Dina, nggak jadi memanggil taksi nih.”
***
Rita terkejut ketika tiba-tiba Anisa muncul dan menangis menggerung-gerung di salonnya. Untunglah tak ada pelanggan ketika itu.
“Kenapa Nis?”
Anisa merosot dari kursi dan menyelonjorkan kakinya di lantai sambil menghentak-hentakkan kaki itu.
“Nis, kamu ketempelan dimana sih?”
“Rit.. aku mau bunuh diri saja..”
“Wauw.. hebat benar kamu berani mati? Coba bilang sama aku, mau bunuh diri dengan apa? Pisau? Aku ambilkan pisau didapur ya? Minum racun? Aku punya racun tikus.. Atau apa, kamu boleh pilih.. ayo pilih..”
“Ritaaa... kamu benar-benar ingin aku mati ya?”
“Bukan aku.. kamu sendiri kan? Tapi aku nggak percaya orang seperti kamu berani membunuh diri.”
“Aku tadi ditangkap polisi..”
“Haa.. kamu menipu? Mencuri..?”
“Aku mau membunuh dia.”
“Lhah. Membunuh itu benar-benar kriminal yang berat hukumannya? Siapa yang mau kamu bunuh?”
“Dia.. Andina.. sedang berjalan mesra sama Tejo.”
“Itu.. pacar mas Tejo dulu ya?”
“Gadis keparat itu, aku ingin membunuhnya!” katanya geram. Tangisnya sudah berhenti.
“Kamu sudah gila ya? Memangnya kenapa? Kamu sudah tidak ada hubungan apapun sama mas Tejo, lalu kenapa kalau dia menggandeng wanita lain?”
“Aku datang dibiarkan seperti sampah. Sakit aku melihat dia bermesraan dengan Dina.”
“Kamu memang gila bukan? Dengar Nis. Betapapun beratnya beban kamu sa’at ini, itu karena kesalahan kamu sendiri. Dan apa yang kamu terima adalah peringatan buat kamu agar melangkah dijalan yang lebih baik. Kalau hatimu msih dipenuhi rasa dendam, rasa tidak puas, rasa ingin memiliki yang lebih, maka hidup kamu tidak akan tenang. Kamu hanya akan menyiksa diri kamu sendiri Nis, percayalah.”
“Ibuku menginginkan agar aku hidup enak, aku menjanjikannya Rit.”
“Hidup enak, itu adalah hidup yang tenteram. Hidup enak itu adalah hidup yang selalu mensyukuri apa yang kita terima. Bagaimana caranya bisa tenteram, ya mensyukuri semuanya.”
“Apa maksudmu, miskin juga kita harus terima?”
“Betul. Miskin atau kaya adalah sesuatu yang sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Mengapa kamu merasa miskin? Kamu itu tidak miskin. Kamu hanya kurang bisa mensyukuri semuanya.”
“Bagaimana bersyukur itu?”
“Bersyukur itu ya menerima apa yang kita dapat, mengucapkan syukur kehadapan Allah, sesembahanmu, Tuhanmu. Apa kamu mengenal Tuhan? Apa kamu pernah bersujud untuk memuja Tuhan kamu? Memohon ampun, memohon petunjuk?”
“Bolehkah meminta uang yang banyak?”
“Tak ada yang melarang, mintalah apa yang kamu inginkan, tapi jangan lakukan hal buruk untuk mencapai keinginan kamu. Tidak semua yang kita inginkan selalu kita dapatkan. Itu yang harus kamu mengerti.”
“Aku bingung.”
“Renungkan hidupmu. Apa yang kamu dapat dari apa yang kamu lakukan selama ini? Kebahagiaan? Kepuasan? Dulu kamu bergelimang harta, dari hasil kamu merayu kekasihmu. Dari hasil kelicikan kamu. Benar kan? Lalu sekarang apa? Masih adakah yang tersisa dari rasa bahagia kamu? Harta kamu? Kepuasan kamu? Adakah? Yang ada hanyalah rasa marah, kesal karena tidak berhasil memiliki.. menguasai.. apakah itu ketenangan?”
Anisa terdiam agak lama, mencoba memaknai apa yang diucapkan sahabatnya. Merenungi apa yang pernah dilakukannya. Dan apa yang dikatakan Rita itu benar. Tak ada sisa dalam hidupnya dari yang semula berhasil dimilikinya. Tak ada, yang ada hanya kecewa, dan sakit hati.
“Rita... aku nangis lagi ya?”
“Menangislah, tapi kalau mau bunuh diri jangan didepanku,” kata Rita mengejek.
“Aku seperti meraba-raba dalam gelap Rit.. “
“Bersujudlah dihadapanNya, maka kamu akan mendapatkan jalan terang itu. Dan kamu akan mendapatkan petunjuk yang akan membawamu kepada kebahagiaan. Bukan kekayaan.”
“Lalu apa yang harus aku lakukan Rit.”
“Pulang kepada ibumu, bantu dia dan tanamkan pengertian bahwa hidup kamu akan bahagia didekat ibu kamu. Dan jangan lupa, bersujudlah mohon petunjukNya.”
Anisa terisak merengkuh sahabatnya. Ia belum pernah mendengar kata-kata sebagus itu, yang bisa membuka hatinya kepada jalan yang harus dilaluinya. Terbayang lagi perilaku sebelumnya, merayu Tejo, harta yang berlimpah, menguasai banyak laki-laki yang bisa memuaskannya, dan semua tak ada yang abadi. Semua sudah sirna, bagai asap diterbangkan angin.
“Rita, baiklah, aku akan pulang kepada ibuku..”
“Bagus Nisa, dan lakukan apa yang menjadi saranku.”
“Baiklah, tapi..”
“Tapi apa lagi, untuk bertobat tak ada kata tetapi Nis, mengertilah.”
“Tapi berilah aku ongkos untuk pulang...”
“Astaga naga... “ Rita geleng-geleng kepala, tapi diulurkannya uang seratusan ribu. Tak ada rasa sayang mengeluarkan uang kalau itu menjadikannya bekal untuk bertobat.
***
“Pram.. kok kamu bisa ketemu Tejo?” Kata pak Kusumo sambil merangkul Pram ketika Pram mencium tangannya.
“Kebetulan ketemu dijalan bapak,” kata Pramadi. Mereka sepakat tidak menceritakan pertemuannya dengan Anisa yang sedikit mengerikan.
“Oh, ya.. ya.. ayo silahkan duduk..Ini siapa Jo?”
“Bapak, ini teman Tejo,” kata Tejo sambil mencium tangan bapaknya, diikuti oleh Dina.
“Oh, cantik sekali, silahkan duduk. Buu... ada tamu nih bu,” teriak pak Kusumo memanggil isterinya. Bu Kusumo tergopoh keluar, dan mereka mencium tangan bu Kusumo.
“Ini.. yang namanya Dina ya?”
“Iya ibu.”
“Dulu sekali pernah main kemari bersama teman-temannya Tejo kan?”
“Iya bu.”
“Kok ada Pram juga?”
“Tadi kebetulan ketemu dijalan ibu.”
“Oo.. syukurlah., Hari ini Miranti mau pulang dalam persiapannya mau menikah. Ya kan Pram?”
“Iya bu, kalau tidak keberatan saya mau mengantarnya, karena Miranti bilang tidak akan membawa mobilnya.”
Tiba-tiba seorang anak kecil tertatih masuk ke ruang tamu.
“Yaaang... apaak..apaak..” kata Abi yang kemudian berlari bendekati Pramadi.
Pramadi berdiri dan menggendong Abi.
“Ini juga bapak Abi...” katanya sambil menunjuk kearah Tejo.
“Apaaak...?”
“Iya, ayo, turun dan beri salam sama bapak..”
“Apaaak..”
Tejo mengangkat tubuh Abi dan memangkunya.
“Yaaang...”
Abi melambaikan tangan kearah pak Kusumo.
“Hei.. disitu saja le, kan sama bapak,” kata pak Kusumo.
“Apaaaak...” ketika memanggil bapak ditunjuknya Pram.
“Itu juga bapak, Abi..” kata Pram.
Abi menengadahkan kepalanya menatap Tejo.
“Buuu....” kata Abi ketika melihat ibunya keluar sambil membawa gelas-gelas minum.
“Sebentar ya Abi..” kata Miranti.
Abi merosot turun, menghampiri ibunya.
“Silahkan diminum semuanya,” kata Miranti.
Dina tersenyum menatap Miranti, dan mengagumi bekas isteri Tejo itu. Isteri cantik yang disia-siakan Tejo. Tapi dia juga mengagumi calon suami Miranti. Gagah dan tampan.
“Mir, benarkah kamu mau pulang bersama Pram?”
“Iya bapak, biarlah mobil itu disini saja. Atau...”
Tiba-tiba Miranti berfikir untuk memberikan saja mobil itu kepada Tejo.
“Bagaimana kalau mas Tejo saja yang membawanya.”
“Apa? Tidak.. aku tidak mau, aku .. tidak ingin.. dan..”
“Mungkin benar kata Miranti. Setelah Miranti menikah ia pasti akan ikut suaminya. Bawa saja mobil itu Jo,” kata pak Kusumo.
“Tapi bapak...”
“Bawalah Jo, kamu selalu menolak pemberian bapak, kali ini Miranti yang memberikannya, jadi jangan kamu menolaknya.”
Tejo menatap bapak dan ibunya, seperti masih memohon pengertiannya.
“Bawalah Jo.”
Kali ini Tejo tak bisa menolaknya.
Miranti masuk kedalam, dan ketika keluar dia memberikan surat-surat mobil itu untuk Tejo.
“Terimakasih Mir,” kata Tejo.
“Minggu depan pak Tejo datang ke pernikahan kami bukan?” tanya Pram.
“Kalau boleh saya mau mengajak Dina.”
“Tentu saja boleh, kan calon pengantin juga,” kata Pram menggoda.
Pak Kusumo dan bu Kusumo tersenyum senang. Belum berbicara banyak, tapi tampaknya Dina tidak mengecewakan.
***
Apa yang kurang dalam hidup ini ketika pasangan sudah ditemukan, hidup mulai mapan, banyak cinta disekelilingnya. Aduhai. Alangkah meriah acara pernikahan dikampung Miranti. Binar bahagia menyelimuti hati-hati yang sedang dimabuk cinta.
“Ini adalah muara yang kita temukan Mir,” bisik Pramadi ketelinga Miranti, yang disambut senyuman mesra oleh Miranti.
“Wahai bintang, wahai bulan, jadilah saksi kebahagiaan kami,”bisik Pramadi lagi
Menunggu datangmu
dalam kerinduan yang menyesak kalbu
dalam sendu sedih pilu
jangan sampai bungaku layu
jangan sampai hatiku beku
cintaku tak berbatas”
“Jo, Miranti cantik sekali bukan?” kata Dina diperhelatan itu.
“Iya benar, tapi kamu lebih cantik.”
“Tidak, lihatlah, mereka seperti pangeran dan puteri raja, tampak agung dan menawan.”
“Kita juga akan mengalaminya, tak lama lagi.”
“Orang tuaku tak mungkin bisa menyelenggarakan perhelatan semeriah ini.”
“Yang penting cinta kita meriah. Dan aku bahagia bapak dan ibu merestui hubungan ini.”
“Syukurlah, aku sudah takut waktu datang kesana dulu itu.”
“Minggu depan kita juga akan datang di acara syukuran yang diadakan Pramadi.”
“Pasti juga sangat meriah, mereka orang kaya.”
“Apa kamu ingin begitu?”
“Tidak.. tidak.. aku justru ingin yang sederhana saja. Katamu yang penting cinta kita yang meriah bukan?”
***
Tapi syukuran yang diadakan Pramadi bukan syukuran yang mewah dan gemerlap. Tamu-tamu yang datang hanyalah kerabat dan sahabat dekat, sedangkan karyawan kantornya bertugas membagikan sembako yang disiapkan sebanyak ribuan kantong untuk para du’afa. Mereka juga boleh makan dan minum sepuas nya.
Diatas panggung, pengantin berdua duduk bersanding, dengan dandanan yang sederhana. Tidak seperti pengantin pada umumnya. Namun tetap saja mereka tampak anggun, tampan dan cantik.
Alunan musik yang bertalulah yang membuat suasana tampak gempita. Apalagi ketika sepasang pengantin berdiri dan kemudian menyanyikan sebuah lagu.
“Love is a beautiful song...la
la..lalala..la la.. Love is a beautiful song.. lala..lalala..lala..
love is a new way of living, a new way of starting each day......
Dan tepukan meriah terdengar, lalu seruan.. lagi.. lagi.. lagi... membahana diseluruh area perhelatan luar biasa itu.
“ Dengarlah seruan hatiku, aku cinta padamu... Mengapa kau tetap membisu.. hatiku menanggung rindu...
Itu lagunya Rahmat Kartolo jaman dulu, dinyanyikan Pram dengan sangat apik.
Dan tepukan kembali bertalu.
“Apaaaak.. apaak..”
Hadirnya si kecil ganteng membuat tepukan kembali membahana.
Pram melanjutkan menyanyi sambil menggendong Abi, sedangkan Miranti tersenyum-senyum disampingnya.
“Ini luar biasa ya Jo. Perhelatan meriah untuk berderma, aku kagum pada suami Miranti.”
“Benar, dia memang luar biasa. Aku ikut bahagia untuk Miranti. Sudah lama dia menderita,” kata Tejo lirih, lalu pelan ia mengikuti mendendangkan lagu, dibisikkannya ketelinga Dina..
“Dengarlah seruan hatiku.. aku cinta padamu..
Lalu dipetiknya sekuntum mawar diantara hiasan yang ada, disuntingkannya ditelinga Andina.
“Banyak cinta terselip diantara kelopak bunga..” bisiknya lembut.
Pak Kusumo dan bu Kusumo yang duduk tak jauh dari mereka, tampak tersenyum penuh arti.
Biarkan cinta mengalir seperti sungai, sampai kemudian tiba dimuaranya.
********* T A M A T ************
Seorang laki-laki berteriak marah diatas kursi rodanya.
“ Setan kamu, perempuan itu milikku !”
Namun teriakan marah itu tidak membuatnya takut.
“Bagiku dia adalah permainan.”
Sepotong dialog dalam kisah yang lain, semoga tidak mengecewakan.
SANG PUTERI.
Yuk ditunggu...
***
Besok lagi ya
Puji Tuhan
ReplyDeleteSetia menunggu..
Alhamdulillah.. Happy ending..
ReplyDeleteMakasii Bu Tien.. Salam kenal dari Sijunjung, Sumatera Barat..
yeee alhamdulillah kelar. pertama baca n komen. Bu Tien sehat selalu ya.
ReplyDeleteAlhamdulillah... terima kasih cerita indahnya bu Tien...
ReplyDeleteAlhamdulillah...tamat...tetap ditunggu cerita yang lain..semangat ya bu...sehat terus ya bu Tien salam dari Ambarawa
ReplyDeleteWah...selesai mbak tien-ku...
ReplyDeleteSelamat bahagia buat Miranti dan Pram ...
Terima kasih, kami tunggu cerbung berikutnya.
Salam sehat dari Sragentina.
Good nite...
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Rita terdiam agak lama, mencoba memaknai apa yang diucapkan sahabatnya. Merenungi apa yang pernah dilakukannya. Dan apa yang dikatakan Rita itu benar.
Delete# Anisa terdiam agak lama, mencoba memaknai apa yang diucapkan sahabatnya. Merenungi apa yang pernah dilakukannya. Dan apa yang dikatakan Rita itu benar.#
Rita terisak merengkuh sahabatnya. Ia belum pernah mendengar kata-kata sebagus itu, yang bisa membuka hatinya kepada jalan yang harus dilaluinya.
Delete# Anisa terisak merengkuh sahabatnya. Ia belum pernah mendengar kata-kata sebagus itu, yang bisa membuka hatinya kepada jalan yang harus dilaluinya.#
Bapak, ini teman Tejo,” kata Pram sambil mencium tangan bapaknya, diikuti oleh Dina.
Delete# Bapak, ini teman Tejo,” kata Tejo sambil mencium tangan bapaknya, diikuti oleh Dina.#
Apa yang kurang dalam hidup ini ketika pasangan sudah ditemukan, hidup mulai mapan, banyak cinta disekelilingnya. Aduhai. Alangkah meriah acara pernikahan dikampung Miranti. Binar bahagia menyelimuti kati-hati yang sedang dimabuk cinta.
Delete# Apa yang kurang dalam hidup ini ketika pasangan sudah ditemukan, hidup mulai mapan, banyak cinta disekelilingnya. Aduhai. Alangkah meriah acara pernikahan dikampung Miranti. Binar bahagia menyelimuti hati-hati yang sedang dimabuk cinta.
Wahai bintang, wahai bulan, jadilah saksi kebahagiaan kami,”bisik permadi lagi.
Delete# Wahai bintang, wahai bulan, jadilah saksi kebahagiaan kami,” bisik Pramadi lagi.
"Yan penting cinta kita meriah. Dan aku bahagia bapak dan ibu merestui hubungan ini.”
Delete# "Yang penting cinta kita meriah. Dan aku bahagia bapak dan ibu merestui hubungan ini.” #
Alhamdulillah AYMT 38 sudah tayang.
DeleteMatur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari, semoga mBak Tien tetap sehat bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam sehat dari Karang Tengah Tangerang.
Besok lagi ya.
Terima kasih Bunda Tien, selamat malam,, sehat terus ya Bunda,, Aamiin 😍😍😍
DeleteAlhamdulillah.......
DeleteAYMT 38 sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Alhamdulillah, happy ending. Terimakasih mba Tien. Biar terlambat komen ... Tetap slalu setia lho nengikuti karya"nya yang luar biasa. Semoga,sehat slalu, salam hangat dari Kuningan 🙏🏻
DeleteHappy ending,terimakasih bunda ceritany sangat seru,,ditunggu kisah SANG PUTERI
ReplyDeleteAlhamdulillah....Mtmuwun mbk Tien
ReplyDeleteHappy end
Whaaaduhhh, koq dah tamat ...
ReplyDeleteMakasih ya mbak Tien..kami selalu menunggu cerita selanjutnya
Sehat selalu kagem mbak Tien
Tks banyak mbak Tien akirnya happy ending,Anisah jg sdh sadar mudik ke ortunya.
ReplyDeleteDitunggu seri baru nya Sang Putri ya mbak Tien.
Salam Seroja dr Tegal.
Alhamdulillah... Matur nuwin bh Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah tamat sudah cerita AYMTnya
ReplyDeleteTerimakasih ibu Tien Kutunggu kelanjutannya Sang Putri...
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo
Alhamdulillah sdh tamat mksh Bu Tien smg sehat selalu, ditunggu cerbung barunya.
ReplyDeleteTrims bu tien.
ReplyDeleteAlhamdulillah.
ReplyDeleteEndingnya bagus.
Mudah-mudahan Bu Tien pinaringan sehat wal afiat.
Kami tunggu cerita berikut.
Penggemar saking JEMBER
Trimakasiih banyaak mbak Tieennn..
ReplyDeleteAymt happy ending..👏👏👏
Semoga mbak Tien selalu sehat..
Ditunggu crita selanjutnya..'Tuan Puteri'...👍🙏
Wah salah..'Sang Puteri'....
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien atas berakhirnya karya apik cerbung AYMT dg happy ending.... matur nuwun juga dg sapaannya yg mengiringi terbitnya setiap episode baru ... Semoga Allah senantiasa melimpahkan berkah kesehatan dan kebahagiaan buat mbak Tien sekeluarga.... Doaku selalu menyertaimu mbak... Selamat meneruskan karya berikut... Semoga SANG PUTRI akan menjd karya yg selalu di nanti2 terbitnya setiap hari 😍😍
ReplyDeleteSalam sayang dari Surabaya 🤗😚😚
Makasih bu Tien. Semoga selalu sehat.
ReplyDeleteAkhirnya pramadi dan miranti hidup bahagia serta tejo yg bertobat dan mau menerima keadaan
ReplyDeleteTerima kasih jeng tien, salam sehat
Alhamdulillah... happy ending...matur nuwun ya bu Tien... setia slalu dg karya ibu berikutnya ...
ReplyDeletePuji Tuhan, lega hati ini...
ReplyDeleteAkhirnya semua bahagia, termasuk Anisa yg sdh mulai akan bertobat. Semoga bertobat sungguh dan akhirnya jg hdp bahagia.
Yustinhar Priok menunggu hadirnya SANG PUTRI dan sangat percaya inipun pasti heboh...
Matur nuwun ibu Tien, Berkah Dalem..
Alhamdulillah happy ending.. maturnuwun bu Tien..🙏
ReplyDeleteMatur nuwun... Mbak tien.. Selesai sdh AYMT dg happy end. Smg mbakvtien sehat jasmani rohani ekonomisehingga berkreasi menyajikan Sang Puteri nanti
ReplyDeleteMatur nuwun Mbak Tien.
ReplyDeleteMakasih Bunda,Alhamdulillah AYMT sudah berakhir dengan sangat indah.Kami tunggu cerita berikutnya.
ReplyDeleteSalam hormat dari kami dengan harapan Bunda selalu sehat dan tetap bersemangat dalam berkarya.
Jangan lupa bahagia
Terima kasih tak terhingga buat Bu Tien Kumalasari, atas jerih payahnya menyuguhkan "karya tulis yang indah" buat kita semua di era Pandemi Covid-19.
ReplyDelete#dirumahaja
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#hindarikerumunan
#polahidupsehatdanbersih
Sampai jumpa di cerita bersambung lainnya.
Alhamdulillah AYMT tamat
ReplyDeleteHappy ending, Miranti menikah dg Pram
Tejo berpasangan dengan Dina..
Cerita yg sangat bagus sekali
Kami tunggu cerbung berikutnya "SANG PUTERI"
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
Salam hangat dari Bekasi
Alhamdulillah...bahagia cukup sudah cerita miranti dan tejo ... he...he...kenapa tdk ditambah sedikit cerita dr setelah pernikahan bu ....miranti dan tejo😊
ReplyDeletetunggu episode selanjutnya...
terimakasih bu Tien....🙏
Alhamdulillah happy ending....suwun mb Tien..🙏
ReplyDeleteSabar menanti SANG PUTRI...smg mb Tien sehat sll...salam sehat dr blora
1. Akhirnya Miranti jd bersanding dg Pramadi.. smg samawa
ReplyDelete2. Tejo juga akan segera menyusul.. Miranti tdk membw mobilnya bahkan menyerahkan nya ke mas Tejo.. wanita terpilih yg dinistanya dl tyt tetap berhati emas
3. Smg Anisa diberi hidayah untuk memperbaiki diri
4. Trmksh mb Tien utk cerbung2 nya
Dinanti Sang Putri...
Slm seroja sll utk mb Tien dan kita semua pembc cerbung mb Tien ...
Alhamdulillah akhirnya tamat dgn happy ending semuanya ... Karena Anisa pun sdh sadar akan kesalahannya. Kita tunggu cerbung dari Bu Tien selanjutnya.. Tak lupa kami ucapkan semoga Bu Tien tetap sehat walafiat dan bahagia bersama keluarga tercinta... Aamiin YRA.🙏🙏🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah... AYMT "Tammmaaat"
ReplyDeleteTidak semua sisa tdk baik. Ini *sisa yg membahagiakan* Semoga bahagia fi dunya wal akhirat. Barokallohu tuk Miranti dan Pramadi , mas Tejo dan Andina juga semua penggemar.
Dr Bekasi salam sehat bahagia sll buat mbak Tien beserta klg, klg besar Kejora Pagi ... salam
Alhamdulillah AYMT diakhiri dengan manis oleh bu Tien. Saya tunggu cerita baru...Selamat berkarya
ReplyDeleteLaki-laki yg baik hanyalah unt wanita yg baik, begitupun s
ReplyDeletePagi bu Tien ....
ReplyDeleteSenangnya liat miranti dan pram bahagia .....
Alhamdulillaah,Salaam dari Sydney Bu Tien.. pertama kali komen ini... terimakasih atas cerita indahnya,,semoga sehat selalu Yaaa bu
ReplyDeleteLaki-laki yg baik hanyalah unt wanita yg baik, begitupun sebaliknya.
ReplyDeleteTulisan mbak tien sll memberikan banyak pelajaran unt pembacanya
Alhamndulillah.. terimakasih mbak tien
Puji Tuhan semuanya berakhir dengan happy ending. Terima kasih sekali Mbak Tien.. saya selalu berdoa agar Mbak Tien selalu diberi kesehatan agar bisa selalu berkarya. Sekali lagi terima kasih tak terhingga. Ditunggu cerbung selanjutnya. Salam seroja dari Semarang.
ReplyDeleteAlhamdulillah, matur nuwun mbak. Semoga sehat selali
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien. Akhirnya masing masing menemukan jodohnya yang baik. Sampai jumpa dan salam sehat dan semangat dari Makassar.
ReplyDeletePuji Tuhan, akhirnya... happy ending....
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien buat AYMTnya.
Ditunggu SANG PUTERInya🤗
Semoga Tuhan selalu berikan berkat kesehatan buat Bu Tien dan kita semua. Amin... 🙏
Salam dari Ngaliyan - Semarang
Alhamdulilah akhirnya miranti menemukan kebahagiaañ.....
ReplyDeleteMakásih bu tien atas karyanya yg selalu menghibur
Saya selalu setia membaca karya bu tien dan karyanya bagus2 tak pernah mengecewakan...salam sehat dari jogja
Alhamdukillah, remen sanget akhiripun Miranti gesang bebrayan kaliyan Pram.
ReplyDeleteMatur Nuwun Ibu Tien, kita nenggo Novel sanesipun. Mugi2 ibu Tien Sehat2 kemawon. Is. Klaten.
Puji Tuhan..cerita yg bagus Bunda sudah berakhir..
ReplyDeleteSiap menanti yg baru ..
Salam sehat Bunda..
Senangnya happy end. Makasih mba Tien. Ditunggu cerita selanjutnya
ReplyDeleteAlhamdulillah bu tien cerita sdh berakhir dengan happy ending ..... kami menunggu karya bu tien berikutnya .... semoga bu tien dan keluarga sehat2 selalu dan dalam lindungan Allah SWT
ReplyDelete..... aamiin yra
Salam sehat dari arif ..... mojokerto
Alhamdulillah happy ending...di tunggu cerbung SANG PUTRI nya...pasti bakalan seru jg🤗
ReplyDeleteMaturnuwun ibu Tien,semoga sehat dan bahagia bersama klrg tercinta, siap menunggu karya yang akan dtg
ReplyDeleteSalam sehat utk penggemar semua
Alhamdulillah...mereka bisa melewati ujian hidup dg baik ya bu Tien, akhirnya Allah mempertemukan teman hidupnya masing2...sy tunggu cerita lanjutnya ibu, semoga sehat selalu. Amiin
ReplyDeleteAlhamdulilah AYMT 38 merupakan akhir kisah ini yg semuanya bahagia. Mksh M Tien . Kami setia menunggu dengan kisah2 berikutnya. Salam sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah... Happy ending.
ReplyDeleteMaksiiiih bu Tien dan memberikan cerita yang bagus.. Smoga bu Tien dan kluarga selalu diberikan kesehatan..
Demikian juga para pembaca setia karya bu Tien... Sehat selalu ya.. Colek mbak Iyeng
Salam dari Bekasi..
Alhamdulillah...AYMT happy end.
ReplyDeleteNuwun bu Tien, semoga bu Tien senantiasa diberi usia n rezki yg barokah kesehatan yg prima, bahagia bersama kelg.dan sll.dlm.lindungan AllahSWT. Kami tetap setia menunggu karya² bu Tien.
Ploooooong .....hanya itu yabg terucap mbak Tien.
ReplyDeleteSalam sehat, semoga senantiasa dianugerahi kesehatan yang selalu prima. Salam juga buat keluarga besar mbak Tien dan seluruh keluarga besar pecinta cerbung karya mbak Tien.
Sampai jumpa dikomentar cerbung berikutnya. ......
Mudah²an ada kisah ttg anisa yg sdh bertobat, dan jadi sahabat keluarga pram dan tejo.
ReplyDeleteTerima kasih mbak tien, semoga sehat² selalu.
Salam sehat utk semuanya.
Terima kasih bu Tien atas Cerbungnya..
ReplyDeleteSalam sehat selalu
Alhamdulillah, cerita yg bgt apik disungguhkan dan ditutup dgn happy ending. Maturnuwun Bu Tien, semoga menjadi amal kebaikan yg diterima Allah Swt dan sll dilimpahkan kesehatan lahir batin dan bisa melanjutkan karya yg lbh indah lagi. Aamiin...Sambil menunggu eps Puteri, teriring salam sehat dari Mashudi, Pondok Gede...
ReplyDeleteAlhamdulillah, happy ending. Terima kasih mbak Tien. Sehat selalu. Dewi Purworejo
ReplyDeleteMasyaa Alloh..... Happy ending.... Tks buaanyyyaaakkk Bu Tien kuuhh.... Smoga Ibu sehat sll.... Diberi Umur yg Berkah...sll Bermanfaat bagi org lain ....salam Ta'zim dr sby .... kami smuanya all menunggu episode selanjutnya..... Thank U Mom.... Luv Uuuu 🥰
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun Bun...
Sugeng kang sami pinanggih
Puji Tuhan cerbung MAYT patipurna sudah dengan happy ending.
ReplyDeleteTerima kasih mba Tien buah karya yg sangat bagus dan selalu dinanti nanti kehadirannya.
Doa kami semoga mba Tien selalu dianugerahi rahmat kesehatan dan damai bahagia bersama keluarga
Kami setia menunggu karya berikutnya.
Tuhan memberkati 👍👍👍🙏🙏❤
Alhamdulillah happy ending,ditunggu cerita selanjutnya.smg Bu Tien sehat selalu.Salam Seroja dari Noor Aini Yogyakarta
ReplyDeleteAlhamdulillah mb Tien ending nya apiik banget... terimakasih atas cerbung yg menginspirasi...
ReplyDeleteByk hikmah didlmnya
Smoga mb Tien sll diberikan kesehatan utk trus berkarya...
Kami tunggu karya berikutnya...yg mengaduk aduk rasa...
Salam bahagiah sll dr YulieSleman Sendowo
Alhamdullilah mbak Tien.. Akhirnyatamat dgn happy endingnya bahagia semuanya.. Ditgu cerbung yg barunya lbh seru lgi... Ygpenting mba Tiennya sehat jdi bs berkarya terus.. Sekalilgi hatur nuhun.. Slmsehat dan kangen dri saya Farida Inkiriwangdi kota Sukabumi
ReplyDeleteMtrswnbak Tien sehat sll...
ReplyDeleteDitunggu cerbung nya sang Puteri
Yuhuuuuy .. happy ending ... makasih mbak Tien ..
ReplyDeleteTerima kasih bunda tien
ReplyDeleteCerber nya selalu membuat suasana pembaca larut didalam nya dan bikin penasaran...hingga berakhir bahagia
Selalu ditunggu karya bunda tien selanjutnya...
SALAM SEHAT SELALU
Assallammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Alhamdulillah & matur nuwun utk cerbungnya yg sangat menakjubkan... Salam sehat & bahagia selalu utk Bu Tien & keluarga.
ReplyDeleteWass,
Enchi Koesdi
Alhamdulillah happy ending buat semuanya. Terima kasih atas hiburannya yang sarat makna & tuntunan...
ReplyDeletesenengnya sdh happy ending.....makasih banyak mba tien.......semoga sehat selalu
ReplyDeleteTerimakasih ..mbak Tien..kisah yg sangat menghibur... Semoga .mbak Tien sehat selalu.. Amiin . Salam dr sawahlunto...👍👍😁🙏🙏
ReplyDeleteHappy ending ....matur nuwun bu Tien sdh sangat menghibur ....salam sehat selalu Yayuk Klaten.
ReplyDeleteAlhamdulillah..matur nuwun Mbak Tien.. ahkirnya Pram sama Miranti.🙏👍
ReplyDeleteMenunggu datangnya 'Sang Putri'. Terima kasih, Bu Tien. Salam sehat dari Yogya. 😍
ReplyDeleteAlhamdulillah Happy Ending cerita Miranti & Pramadi. Selamat yaaa.., semoga berbahagia selalu selamanya... Hehehehe...
ReplyDeleteSemoga jam tayang episode yang baru, yaitu PUTRI ndak terlalu malem tayang-nya... Hehehehehe.. Maklum perbedaan lebih awal di ����.
Kami ikut mendoakan, semoga Bunda Tien selalu diparingi sehat, sukses meraih yg di-ingin-kan dan bahagia lahir dan batin.
Terimakasih bunda Tien.... Smoga sehat sll... Salam sayang dari Bekasi 💖💖💖
ReplyDeleteMb Tien , maturnuwun dah tamat . Semua bahagia ....yg sehat ya mb Tien . Inceng2 nya sdh selesai . Sang Puteri datanglah . Yuli Smrg
ReplyDeleteSugeng ndalu.Mb Tien...Alhamdulillah AYMT sdh tamat dgn happy ending. Sungguh sangat menghibur ceritanya, banyak pelajaran yg bs kita petik. Matur nuwun,semoga Mb Tien & kelg sehat selalu & tetap semangat dlm berkarya. Salam kami dari Bali.
ReplyDeletealhamdulillah terima kasih bunda semoga bunda tien dan para penggemar cerbung semuanya sehat walafiat Aamiin...
ReplyDeleteMenunggu cerbung baru....salam sehat dr Situbondo mbak Tien
ReplyDeleteAkhirnya .... Happy ending.
ReplyDeleteMatur nuwun, mbak Tien.
Salam sehat selalu .....😊😊😊
Akhirnya happy ending...mksh bunda...ditunggu cerbung berikutnya salam sehat dari Surabaya
ReplyDeleteMatur nuwun sanget bu Tien, ceritanya sllu bikin penasaran namun sllu brujung happy ending.... ditunggu ya bu Tien cerbung selanjutnya... hrs sering ngintip niih blognya.... Salam dri Wiwik Bintaro, Tangerang Selatan
ReplyDeleteSang puteri belum keluar ya bu?
ReplyDeleteYang membuat saya sangat senang dengan cerbung karya2 mbak Tien ada 2 gal...
ReplyDelete1. Selalu berkampanye untuk mengajak kebaikan.
2. Selalu happy ending
Terima kasih Mba Tien, saya memang terus baca cerita bersambung. Tapi walaupun baru baca, tetapi seneng sekali, apalagi temen dan keluarga ikut juga ikuti cerpen..... Lanjut Mba...
ReplyDelete
ReplyDeleteTermakasih ibu yg cantik, cerbungnya bagus2 ..ditunggu cerita lainnya secepatnya .. Salam dari Bandung 🙏🙏🙏
Terima kàsih Ibu. Cerita yg luar biasa.
ReplyDeleteHappy ending..bersyukur ga berakhir dgn rujuk sama jo.
ReplyDelete