Monday, November 16, 2020

ADA YANG MASIH TERSISA 34

ADA YANG MASIH TERSISA  34

(Tien Kumalasari)

 

Sebuah pekik kesakitan terdengar dan Pramadi segera menginjak rem dengan cepat. Ia meloncat turun setelah mengingatkan Miranti.

“Bawa masuk Abi, jangan melihat apapun.”

Miranti mendekap Abi dan berlari masuk kepavilyun, sementara Pramadi mengangkat tubuh Tejo yang terjatuh didepan mobil.

“Ada apa? Kamu ingin membunuh anakku??” teriak bu Kusumo sambil berlari mendekat.

Pramadi memasukkan Tejo kedalam mobil, untunglah masih bisa mendudukkkannya dijok depan disamping kemudi.

“Bagaimana, bagaimana?” teriak bu Kusumo panik sambil mendekat.

“Ibu tenang, saya akan membawanya kerumah sakit segera,” kata Pramadi sambil melompat kedalam dan melarikan mobilnya kerumah sakit,

Bu Kusumo merasa lemas, terhuyung ketika berjalan menuju rumah. Miranti yang sudah meletakkan Abi di box dan memberinya minum segera berlari mendekati bu Kusumo, menuntunnya duduk di teras.

“Ibu, tenang ya..”

“Bagaimana tadi, mengapa kamu menabraknya?”

“Kami tidak tahu ada mas Tejo yang mau keluar, tapi tidak apa-apa bu, Pram sudah membawanya kerumah sakit. Mas Tejo masih sadar dan tidak sampai terluka parah.”

“Benarkah ?”

“Yakinlah bu.”

“Aku mau menyusulnya kerumah sakit.”

“Tunggu sebentar sampai Abi tidur ya bu, biar saya menitipkan Abi pada simbok, lalu saya antar ibu kerumah sakit.”

“Baiklah.. baiklah..” bu Kusumo masih merasa lemas, lalu Miranti mengambilkan segelas minum.

“Ibu tenanglah, percayalah mas Tejo tidak apa-apa.”

***

“Ma’af ya pak Tejo, saya tidak mengira ada yang keluar dari halaman,” kata Pramadi sambil menatap Tejo yang duduk diam. Ada luka dikepalanya, mungkin terantuk batu, dan untungnya mobil Pram tidak terlalu kencang karena lagi belok kehalaman. Tapi dahinya luka berdarah, dan kakinya juga.

“Mana yang sakit? Pusingkah?” Pram terus bertanya dan Tejo  hanya menggeleng.

“Ma’af ya, sungguh saya tidak sengaja.”

“Siapakah anda?”

“Saya Pramadi pak.”

“Ya, maksud saya, anda sopirnya Miranti, atau seorang pengusaha kaya?”

Pramadi agak susah menjawabnya. Mau bilang sopir, salah, mau bilang pengusaha, nanti dikira sombong.

“Nanti kita akan bicara banyak, yang penting luka bapak harus disembuhkan. Pusingkah?”

“Agak pusing.”

“Nanti dokter akan menanganinya, bapak tidak usah merasa khawatir.

***

“Rita, tolonglah aku..” kata Anisa ketika siang itu datang kerumah Rita. Tanpa mobil mewah yang dulu pernah dipamerkannya.

“Kamu Nis? Sama siapa?”

“Apa maksudmu sama siapa? Ya sendiri lah..”

“Mana mobil kamu?”

“Haah.. kamu  nih.. aku kesini mau pinjam uang sama kamu.”

“Pinjam uang? Nggak salah Nis. Uang aku saja masih ada di kamu, aku kira kamu datang untuk mengembalikan uang aku.”

“Aku bangkrut Rit..”

“Bangkrut ?”

“Aku tak punya apa-apa lagi?”

“Salon masih buka?”

“Enggak, habis semuanya. Rumah juga hilang, aku banyak ditipu orang.”

“Yah, kamu itu sebenarnya bukan pengusaha. Kamu hanya mau banyak uang dan bersenang-senang. Dan bodohnya kamu, justru kamu mengumbar duit kamu untuk menyenangkan orang. Ya sudah, terima saja kalau sekarang kamu nggak punya apa-apa.”

“Boleh aku pinjam uang kamu? Duaratus saja.”

“Duaratus receh itu, ada.. banyak.”

“Duaratus ribu lah Rit, “

“Nggak ada Nis, kamu tahu sendiri kan, keluargaku seperti apa. Aku tuh justru ingin minta uang aku yang ada di kamu, ketika aku nyerahin limapuluh juta untuk modal. Aku juga butuh uang Nis. Lihat, aku buka salon yang sangat sederhana. Uang itu mau aku belikan alat-alat salon yang lebih bagus.”

“Ya ampun Rit.. gimana lagi, aku nggak punya apa-apa. Kemarin aku menemui mas Tejo, maksudku mau ikut lagi bersama dia, tapi ditolak mentah-mentah. Sampai aku menangis malam-malam dipinggir jalan, dia nggak peduli.”

“Bukan salah mas Tejo. Dia sudah kecewa sama kelakuan kamu.”

“Jadi aku harus bagaimana Rit.”

“Pulang saja kepada ibu kamu.”

“Aduh, aku malu dong Rit. Menurut ibuku aku sudah hidup enak.”

“Kalau memang kamu nggak mampu mengapa harus malu? Dan daripada kamu minta tolong sama orang lain, lebih baik kamu bernaung dirumah ibu kamu, membantu jualan apa, gitu.”

“Ibuku jualan sayuran dipasar, itupun modalnya dari aku. Tapi aku ogah jualan dipasar, bau dan keuntungannya sedikit.”

“Ya sudah Nis, aku nggak tahu lagi harus ngomong apa. Dan ma’af ya, aku nggak bisa membantu kamu.”

“Rit, seratus ribu saja deh..”

“Nggak bisa Nis, ma’af. Lagi pula kamu bilang pinjam, bagaimana kamu mau mengembalikan kalau kamu tidak bekerja?”

“Aku akan menagih dari orang-orang yang menipu aku.”

“Mereka sudah menipu, berarti nggak akan memberikan apapun lagi untuk kamu. Ma’af, sekali lagi ma’af. Sekarang aku sibuk, salon kecilku sedang ada pelanggan,” kata Rita yang kemudian meninggalkan Anisa terbengong di teras.

“Apa yang harus aku lakukan?” keluh Nisa lirih.

Kemudian tanpa pamit dia pergi dari rumah Rita, dimana dia membuka salon kecil-kecilan untuk menambal kebutuhan rumah tangganya. Berbeda dengan dirinya yang membuka salon lumayan bagus, tapi akhirnya habis semuanya.

***

Pramadi masih menunggu dikursi ruang tunggu UGD ketika bu Kusumo datang dengan diantar Miranti.

“Bagaimana keadaan anakku?”

“Sedang dirawat bu, hanya luka dikepala, Ibu tidak usah khawatir.”

“Aku sudah mengabari bapak, tapi bapak lagi ada tamu. Sedih dan bingung rasanya.”

“Ibu, pak Tejo tidak apa-apa, nanti juga sudah boleh pulang.”

“Benarkah?”

“Iya bu, dokter sudah mengatakannya. Tapi luka didahi perlu dijahit.”

“Lain kali kamu harus hati-hati kalau mengemudi Pram.”

“Iya bu, baiklah. Tapi tadi benar-benar saya tidak mengira ada pak Tejo keluar dari halaman. Dan untungnya saya mengemudikannya tidak kencang kok bu.”

“Ibu tenang saja, kan mas Tejo tidak apa-apa,” kata Miranti sambil menepuk-nepuk tangan bu Kusumo.

“Kasihan anak itu. Bapaknya tak peduli,” kata bu Kusumo sedih.

“Tidak bu, mana mungkin orang tua akan tega terhadap darah dagingnya. Suatu hari nanti pasti  bapak bisa menerimanya.”

“Sedianya, sore nanti Tejo mau menemui bapaknya. Diberanikan dirinya, tanpa peduli apa nanti kata bapaknya. Ee.. malah kecelakaan. Ini lho Mir, ternyata mimpiku itu ada artinya kan?”

“Bukan bu, mimpi adalah mimpi, hanya kebetulan saja kalau sekarang mas Tejo mendapat musibah.”

Ketika pintu UGD dibuka Pram segera mendekat. Dilihatnya Tejo sudah bisa berjalan walau kepalanya dibalut dan sedikit terpincang.

“Hati-hati pak,” kata Pramadi sambil menuntun Tejo mendekati ibunya. Bu Kusumo memeluk Tejo sambil berlinang air mata.

“Tejo tidak apa-apa bu, tadi itu salah Tejo sendiri, tidak melihat ada mobil masuk halaman.”

“Mir, bagaimana kalau kamu mengantar mas Tejo dan ibu pulang, aku akan menunggu obatnya di instalasi farmasi.”

Miranti menatap Pramadi, agak keberatan pergi mengantar Tejo, tapi Pramadi menganggukkan kepalanya.

“Baiklah, ayo ibu.” Kata Miranti sambil menggandeng bu Kusumo, bukan Tejo yang masih sedikit terpincang karena kakinya juga luka.

Melihat hal itu Pramadi mendekati Tejo dan menuntunnya sampai ke mobil Miranti, biarpun Tejo mengatakan bahwa dirinya tidak apa-apa.

***

“Tejo, kamu tidak usah pulang dulu, tiduran saja dikamar,” kata bu Kusumo setelah sampai dirumah dan Tejo memilih duduk di teras.

“Tejo menunggu obatnya dulu, lalu Tejo mau pulang bu.”

“Katanya kamu mau ketemu bapak. Mengapa tidak sekalian menunggu nanti sore.”

“Nanti saja Tejo kembali bu, nggak enak sama teman.”

“Apa dalam keadaan seperti itu kamu juga bisa membantu, bilang saja sama Pri bahwa kamu sakit dan tidak bisa bekerja.”

“Biar nggak membantu tapi bagusnya Tejo ada bu. Nanti kalau Tejo sudah sembuh Tejo akan kembali kemari untuk bertemu bapak.”

“Ya sudah, kamu tiduran saja dulu.”

“Saya boleh ketemu Abi ya bu?”

“Ya sudah, temui saja disana, kamu itu.. disuruh tiduran dulu kok ya ngeyel,” gerutu bu Kusumo.

Tejo melangkah perlahan memasuki pavilyun, sepi, apakah Abi tertidur?

Tejo melihat pintu kamar Abi tertutup, perlahan Tejo membukanya, dan terkejut melihat Miranti ada didalam dan sedang tiduran.

“Mengapa tidak mengetuk pintu ?” tegur Miranti tak senang.

Tejo surut kebelakang lalu menutupkan lagi pintunya.

“Ma’af, aku hanya mau ketemu Abi.”

“Abi sedang tidur,” jawab Miranti kemudian keluar kamar. Miranti merasa tak enak, kalau-kalau bu Kusumo ikut bersama Tejo.

“Ma’af.. ya sudah kalau tidur... Oh ya, aku ingin mengatakan sesuatu,” kata Tejo sambil mengikuti langkah MIranti keteras.

“Mau mengatakan apa?”

“Aku...”

Tapi tiba-tiba mobil Pramadi masuk kehalaman. Miranti turun, menunggu didepan teras, dimana bu Kusumo juga sedang ada disana.

“Abi mana ?”

“Tidur lagi bu, tadi habis mam-mam lalu tidur,” jawab Miranti.

“Itu Pram sudah datang, pasti membawa obatmu Jo.”

Pramadi mendekat dan menyerahkan plastik berisi obat kearah Tejo.

“Pak Tejo, ini ada obat yang untuk diminum, lalu kompres luka, semua ada aturan minumnya.”

“Baiklah, terimakasih banyak. Berapa saya harus bayar?”

“Oh, tidak.. semua sudah saya bayar dan tidak usah diganti, yang penting pak Tejo segera pulih kembali.”

“Terimakasih banyak. Ibu, saya langsung pulang ya.”

“Lho, sekarang ? Bener-bener mau pulang?”

“Iya bu, nanti kalau sudah sembuh saya ketemu bapak.”

“Tunggu pak, mari saya antar.”

“Tidak, merepotkan saja.”

“Saya sekalian mau .. keluar..” kata Pramadi yang tak menyebutkan bahwa dia akan kekantor.

“Ya sudah Jo, daripada kamu naik angkot, sama Pram juga nggak apa-apa kan?”

“Ayo pak Tejo, “ kata Pramadi yang kemudian menoleh kearah Miranti dan mengerdipkan sebelah matanya.

Miranti membalasnya dengan senyuman. Miranti tidak tahu, sesungguhnya Pram ingin bertanya, apa yang dilakukan Tejo dengan masuk ke pavilyunnya.

***

“Pri.. Pri.. mas Tejo ada?” Supri terkejut ketika tiba-tiba Anisa sudah berdiri disampingnya, ketika dia sedang membongkar mesin mobil.

“Eh, mbak Anisa, nggak ada mbak. Ada apa?”

“Oh, pantesan aku tadi disuruh menemui kamu Pri.”

“Mas Tejo, menyuruh mbak Anisa menemui saya? Ada apa?’

“Aku disuruh minta uang duaratus ribu ke kamu.”

“Mas Tejo bilang begitu?”

“Iya, nggak percaya amat sih sama aku. Ini penting sekali, aku tadi ketemu dijalan, tapi aku disuruh ketemu kamu.”

“Begitu ya?”

“Cepatlah Pri, ini penting sekali.”

Supri yang sedang sibuk tak bisa berfikir panjang dan merasa tak ada waktu untuk berdebat, maka segera ia menyuruh anak buahnya agar mengambil uang duaratus ribu dikotak uang.

Dan Anisa segera berlalu begitu uang itu didapatkannya.

***

Tak tahan menunggu, bu Kusumo kembali menelpon suaminya, yang akhirnya dibalas oleh pak Kusumo.

“Ada apa bu? Aku masih ada tamu, kan aku sudah bilang kalau bisanya pulang sorean?”

“Ibu hanya ingin memberi tahu pak, bahwa Tejo mengalami kecelakaan.”

“Kecelakaan ?” tak urung pak Kusumo terkejut.

“Iya pak.. “

“Kecelakaan apa?”

“Ketabrak mobilnya Pram.”

“Apa? Kok bisa?”

“Setelah Pram mengantarkan Miranti dan Abi pulang, ketika itu Tejo mau keluar halaman, pas mobilnya Pram masuk.”

“Bagaimana lukanya?”

“Langsung dibawa kerumah sakit. Tidak parah, luka kaki dan pelipisnya.”

“Sekarang masih dirumah sakit?”

“Sudah pulang pak.”

“Ya sudah, aku masih ada tamu, secepatnya aku pulang.”

Bu Kusumo lega, karena tampak ada perhatian suaminya terhadap Tejo. Mudah-mudahan nanti bisa menerima kalau Tejo meminta ma’af.

***

“Sebenarnya siapakah anda?” tanya Tejo dalam perjalanan.

“Saya.. kan Pramadi..?”

“Tadi sudah anda katakan. Maksud saya, antara sopirnya Miranti dan seorang pengusaha, dimana sebenarnya anda berada?”

“Sesungguhnya saya hanya seorang pekerja, yang pada suatu sa’at saya bertemu pak Kusumo dan diangkatnya saya jadi sopir pribadi.”

“Seorang pekerja? Maksudnya pengusaha? Mobilnya bagus sekali..”

“Yah, namanya bekerja kan juga berusaha pak, ini mobil kantor.” Pramadi masih ingin mengelak. Rupanya Tejo belum sepernuhnya tahu siapa dirinya sebenarnya, karena Tejo sudah tidak lagi bertemu kedua orang tuanya, dan bu Kusumo rupanya juga belum banyak bercerita tentang dirinya.

“Tapi saya pernah melihat anda membagikan sembako disebuah lapangan didekat bengkel saya. Dan orang-orang mengatakan bahwa pengusaha yang baik hati itu bernama Pramadi. Itu anda bukan?”

“Karena sayalah yang selalu bertugas untuk bakti sosial itu, jadi nama sayalah yang terkenal.”

“Itu sebabnya masih tetap menjadi sopir Miranti?”

“Begitulah, kadang-kadang..”

“Saya ini.. sedang menyesali hidup saya..” kata Tejo seperti bergumam. Pram menoleh kearahnya.

“Anda kan tahu, kelakuan saya terhadap Miranti sangat buruk.”

Pram masih terdiam, membiarkan Tejo bicara lebih banyak.

“Saya juga ingin minta ma’af, saya pernah berlaku kasar terhadap anda. Anda masih mengingatnya kan?”

“Tidak, saya sudah melupakan, sungguh.”

“Yang penting anda mau mema’afkan saya.”

“Ya, tapi lupakan saja, itu bukan masalah bagi saya.”

“Terimakasih banyak, ternyata anda seorang yang baik.”

“Ah, pak Tejo terlalu berlebihan.”

“Sekarang aku ingin menebus semua kesalahan saya kepada Miranti, dan tak ingin lagi melukai hati Miranti.”

Pramadi menoleh, menatap Tejo yang berbicara dengan terus menatap kearah jalanan.

“Bagaimana menurut anda, kalau saya ingin kembali kepada Miranti?”

Pramadi terkejut setengah mati, ia menginjak rem tiba-tiba sehingga Tejo yang lupa mengenakan safety belt tersungkur dan dadanya terantuk pada dashboard didepannya.

***

Besok lagi ya

 

82 comments:

  1. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar
    Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai...,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tmbh seru lg nich.. Anisa kok ya muncul lg yaah hehehe... Trimakasih Bu Tien, salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir.

      Delete
    2. Alhamdulillah telah hadir AYMT 34.. matur nuwun mbak Tien...Salam sehat bahagia selalu...Aamiin YRAπŸ™.. Selamat malam semuanya...mimpi indah Tidurmu....esok kita jumpa lagi ..jangan lupa selalu ber syukur..

      Delete
    3. Alhamdulillah...
      Trmkasih mbk Tien.
      Smg sehat selalu

      Delete
    4. Alhamdulillah AYMT 34 sudah tayang.
      Matur nuwun mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
      Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

      Delete
    5. Part 35 kok diulang lagi ceritanya, sama dengan yang part 33??

      Delete
  2. Selamat malam Bunda Tien,, terima kasih,, sehat terus ya Bunda ,Aamiin 😍😍😍

    ReplyDelete
  3. Alhamndulillah...terimakasih mbak tien

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah.......
    AYMT 33 hadir gasik
    Matur nuwun sanget Ibu Tien,
    Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
    Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.

    ReplyDelete
  5. Ya ampun Nis.. gimana lagi, aku nggak punya apa-apa. Kemarin aku menemui mas Tejo, maksudku mau ikut lagi bersama dia, tapi ditolak mentah-mentah. Sampai aku menangis malam-malam dipinggir jalan, dia nggak peduli.”

    # "Ya ampun Rita.. gimana lagi, aku nggak punya apa-apa. Kemarin aku menemui mas Tejo, maksudku mau ikut lagi bersama dia, tapi ditolak mentah-mentah. Sampai aku menangis malam-malam dipinggir jalan, dia nggak peduli.”

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rupanya Tejo belum sepernuhnya tahu siapa dirinya sebenarnya,
      # belum sepenuhnya tahu....#

      Delete
    2. Pramadi terkejut setengah mati, ia menginjak rem tiba-tiba sehingga Tejo yang lupa mengenakan savebelt tersungkur dan dadanya terantuk pada dashboard didepannya.


      Waduhhhhh, masalah baru ini.....nambah penasaran para pembaca ingin segera tahu lanjutannya AYMT_35.
      Bagaimana ya nanti sikap pa Kusuma setelah melihat kondisi Tejo di Rumah Sakit????

      Delete
    3. “Mana yang sakit? Pusingkah?” Pram terus bertanya dan Pram hanya menggeleng.

      # “Mana yang sakit? Pusingkah?” Pram terus bertanya dan Tejo hanya menggeleng.

      Delete
    4. Pramadi terkejut setengah mati, ia menginjak rem tiba-tiba sehingga Tejo yang lupa mengenakan savebelt tersungkur dan dadanya terantuk pada dashboard didepannya..

      # savebelt = safety belt #

      Delete
  6. mlm bunda tien sehat selalu buat bunda

    ReplyDelete
  7. duuh kmrn ketabrak skrg kejedot dashboard..Tejo Tejo

    ReplyDelete
  8. Matur nuwun.... Mbak tien...alur di luar dugaan... Smg mbak tien sehat selalu lahir batin

    ReplyDelete
  9. Alhmd Tejo selamat.. tinggal bgmn akhirnya cinta segitiga antara Tejo Miranti dan Pramadi... Biarlah mb Tien yg mengatur alur crtnya..trmksh mb Tien
    .. sll salam seroja...

    ReplyDelete
  10. Wah sudah muncul yg ditunggu...matur nuwun bu Tien...
    Tambah deg degan pol, Tejo pake ketabrak segala, malah yg nabrak Pram lagi, yg membuat bu Kusumo marah pada Pram...ketambahan dadanya Tejo kena dashboard...Jo Jo ada2 aja
    Semoga semuanya baik2 aja dan bu Kusumo tdk memaksa Miranti utk mau menerima Tejo kmbli, mengingat Miranti anak yg patuh, pasti tdk bisa menolak 😩😩😩
    Oh bu Tien sedih rasanya 😩
    Salam sehat kagem bu Tien dan Amancu

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah sudah tayamg episode 34
    Terimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
    Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah AYMT 34 sdh tayang, suwun mbak Tien
    Salam sehat dan bahagia sll mbak Tien bersama klg tercinta
    Dr Bekasi setia mengikuti dan menunggu... monggo dilanjut mbak Tien...

    ReplyDelete
  13. Tks mbak Tien,tambah seru nih Tejo berani mengatakan mau rujuk pd Pram sp terkaget2 Pram nya.
    Sabar menanti sp besok lagi.
    Salam seroja mbak Tien dr Tegal

    ReplyDelete
  14. Terima kasih Mbak Tien ep 34 sudah hadir.. semakin penasaran kelanjutannya... makin seru sih... Makasih Mbak Tien.. salam seroja selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  15. Makasih mbak tien-ku...
    Saya kira pilihan bijaksana ada pada Miranti ...apa Pram berhak menolak? Atau akan mundur teratur? Tapi sekali lagi, ini kekuasaan penuh pada nyi dalang(maaf)...
    Salam sehat dari Sragentina.

    ReplyDelete
  16. Puji syukur, ibu Tien sehat semangat AYMT 34 tersaji dg cantik, selalu menantang pembaca untuk tahu selanjutnya..
    Jangan2 kejedodnya Tejo saat ini lebih parah ya krn kena kepala dan dadanya.

    Yustinhar dkk di Priok menunggu eps 35. Yg ini rasanya sedulit banget...
    Matur nuwun, Berkah Dalem.

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah AYMT 34 sudah hadir
    Duuh Tejo sdh ketabrak, terantuk dashboard lagi..
    Semoga Miranti bisa menolak Tejo untuk rujuk kembali, tetap menikah dg Pramadi
    Makin seru dan bikin penasaran ceritanya
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu.
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  18. Tambah seru nih mba. Tapi happy end ya mba. Ini mba Tien yg punya kuasa . Makasih mba Tien. Salam semangat selalu mba

    ReplyDelete
  19. Matur nuwun mbak Tien
    Salam Sehat dari Batang

    ReplyDelete
  20. Trimakasih mbak Tien..
    Aymt34...baru sempat baca sblm tdr..tp ga mau melewatkan..penasaraaan..

    Naah..bener kan anisa bangkrut sampe menipu rekan lerja tejo..

    Duuuh..gmn perasaan pram..tejo blg gt..knp sih pram ga terua terang aja..duuuh...semoga kali ini miranti ga patuh2 amat sm mertuanya jika dibujuk utk balikan sm tejo..iiih..ga relaa...
    Yg penting hati..bkn kedudukan/kekayaan..toh tejo jg udh ga punya apa2..yg kaya ortunya..

    Ayo pram..hajar aja tejo dgn bilang udh melamar miranti..

    Mvak Tieeennn...carikan jodoh buat tejo aja yaaa...πŸ˜ƒ

    Salam sehat dari Bandung buat mbak Tien & kelg..sugeng dalu..πŸ™

    ReplyDelete
  21. Bunda Tien TERIMA KASIH. Saya ikut mendoakan, semoga Bunda Tien diparingi sehat dan bahagia selalu.

    Perihal TEJO:
    Tejo masih belum ketemu Bapak-nya.
    Tejo habis ketabrak mobil.
    Tejo kejedot dashboard.
    Tejo harus nebus uangnya Supri yg ditipu Anisa.
    Tejo ngarep bisa kembali lagi dg Miranti.

    Sementara Pramadi yg santun dan perhatian, juga tidak sombong, kepinginnya cuma satu, yaitu bisa membahagiakan Bidadari-nya, Miranti. Tapi kok syu-syah banged yaaaaa....???

    Walaupun saya kepinginnya Pramadi dg Miranti. Tapi yang namanya jodoh dimaksud dalam dongeng, suka tidak suka memang Penulis yang menentukan.

    ReplyDelete
  22. Makasih Bun dengan beredarnya CERBUNG ini, berarti berakhirnya penantian malam ini.
    Met malam dan met beristirahat, semoga Bunda selalu sehat dan terus berkarya.
    Thanks Bunda

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah AYMT 34 sdh hadir makin tambah penasaran sj salam sehat mb Tien

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah.
    Matur nuwun Bu Tien.
    Semoga selalu sehat dan semangat bisa menghibur.

    Wong JEMBER menunggu karya Ibu.

    ReplyDelete
  25. Tejo melihat pintu kamar Abi tertutup, perlahan Abi membukanya, dan terkejut melihat Miranti ada didalam dan sedang tiduran.

    Tejo melihat pintu kamar Abi tertutup, perlahan Tejo membukanya, dan terkejut melihat Miranti ada didalam dan sedang tiduran.

    ReplyDelete
  26. Ih tejo gmn sih...masa mau bikin miranti kecewa...iklasin miranti bahagia bersama pramadi


    Kebawa alur dehh...πŸ˜πŸ€—

    ReplyDelete
  27. Whelhaadalaach, Tejo Tejo ... sok PD kamu ... Pramadi yg sabar dan semabgatbya, Miranti jodoh kamu semoga menua bersama .... Mbak Tien, pinter banget bikin penasaran ..trimaoasih nggih

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah sudah tayang. Terimakasih bu Tien. Salam seroja dari Magelang.

    ReplyDelete
  29. Terimakasih, Bu Tien... Salam sehat dari Yogya. 😍

    ReplyDelete
  30. Halow mbak Tien smg sehat selalu..haha tejo apes bgt sih smg di mata bu kusumo bkn nilai minus unt pram yaa..hayo pram trs berjuang maju trs pantang mundur..salam sehat dari Pejaten, Pasar Minggu

    ReplyDelete
  31. Apakah Tejo terluka dan ke rumah sakit lagi ? ..
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  32. Akhirnya aku bisa menemukan mu AYMT..33 ,34.. terima kasih Bunda
    Sehat selalu..SS Surabaya

    ReplyDelete
  33. Waah.. Seru lagi nih ceritanya..
    Bu Tien pancen oye...

    Sehat selalu ya bu,

    ReplyDelete
  34. Alhamdulilah pagi ini terobati kangennya bisa tetap mengikuti kisah Miranti. Mdh2an Pram tetap menjadi jodohnya Miranti. Salam sehat, bahagia dan ceriaaaa

    ReplyDelete
  35. Maturnuwun bu Tien semoga sll sehat ya
    Tejo hny memikirkan dirinya sendiri.....

    ReplyDelete
  36. Pramadi...kamu baik banget sih...heeem
    Syukurin terantuk dashboard...haluuu bgt...
    Ayooo Pram segera nikahin Miranti...
    Salam sehat mb Tien...
    YulieSleman Sendowo

    ReplyDelete
  37. Selalu tak terduga ceritanya, ayo Pram katakan terus terang kalau Miranti akan kau nikahi ha ha ha....maaf Mb Tien, bikin cerita sendiri

    Pelajaran dr perjalanan hidup Tejo, memang begitulah Allah menyegerakan hukumannya kalau membuat luka orangtua dan berzina

    ReplyDelete
  38. Pg , mb Tien . Deg2 an banget . Pram kamu baik banget sih . Ga mau blg klo bos . Mgkn dg kecelakaan Tejo , bpknya malah menerima anaknya . Miranti plglah ke bpk n ibu di kampung . Biar tdk selalu ketemu Tejo . Takutnya mlh nurut sama bu Kusumo klo diminta balikan sama Tejo . Tp salut jg Tejo mulai berubah baik . Tp jangan kepedean ya.Anisa , sukurin sdh miskin masih sombong . Mb Tien jdin Miranti n Pram ya mb . Yuli Smrg

    ReplyDelete
  39. Ayo Miranti pulanglah ke rmh orang tua sendiri ...tdk pantas tinggal di rmh bekas mertua ..he..he...ikutan gemes nih πŸ˜€
    Slmt pagi mbk Tien semoga sehat selalu dan tetap semangat berkarya...Gusti mberkahi..Amin.

    ReplyDelete
  40. Alhamdulillah...
    Mtur swun bun...
    Mugi2 tansah rahayu...

    ReplyDelete
  41. Wah, pram bisa ketinggalan kereta, kl tdk cepat² lamar miranti.
    Salam sehat utk mbak tien, semoga Tuhan selalu memberkati mbak Tien. Amin.

    ReplyDelete
  42. Trimaksh ibu tien..br bs baca krn td mlm anak rewel batuk pilek...aduh kasihan ya tejo...πŸ˜„(pasukan intip mendukung pram)sy mendukung tejo saja..kasihan kan tejo sudah bertobat..aduh ga sabar nggu ending nya apakah pram atau tejo yg berhasil bersanding bersama miranti?πŸ˜ŠπŸ™πŸ™.
    Salam sehat dari lampung ibu....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak....tidak...tidak...
      Cukup penderitaan dan harga diri miranti di jatuhkan berkali kali oleh tejo. Biar jadi sama pramadi aja yang jelas jelas baik, cintanya sejati tidak kotor. Setuju ya bu Tien...

      Delete
    2. Ayo kita tebakan ya mbak..πŸ˜„sy dukung tejo..sampeyan dukung pramπŸ™ˆπŸ˜„πŸ˜„πŸ™

      Delete
    3. Ayo kita tebakan ya mbak..πŸ˜„sy dukung tejo..sampeyan dukung pramπŸ™ˆπŸ˜„πŸ˜„πŸ™

      Delete
  43. Semoga Miranti menolak Tejo.
    Walau bagaimana pund lelaki itu pernah memperkosanya, seharusnya ada trauma yang tertinggal di diri Miranti.

    ReplyDelete
  44. Semoga Miranti cepat menikah dgn Pramadidan Tejo mendapat jodoh yg lain 😎😎

    ReplyDelete
  45. Semoga Tejo baik2 saja dan sungguh2 beetobat...saya dukung Tejo agar bs berdamai dg ortunya dan Miranda, tp tdk utk kmbli ke Miranda, biarkan utk kali ini, ijinkan Miranda memilih sendiri cintanya.
    Miranda dan Pram saling mencintai...dan mereka akan menikah, pastilah 😍
    Leres nggeh bu Tien he he heee kok panjenengan gemujeng kemawon πŸ™ πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh maaf maksudnya Miranti.
      Terima kasih atas koreksinya...saking tegangnya sampai keliru, maaf ya bu Tien πŸ™πŸ™πŸ™ mengganti nama tokoh utama

      Delete
  46. Jadilah Tejo kakak Miranti saja . Semoga Tejo mendapat jodoh yg baik . Mgkn anak pak lurah yg satu lg . Eh mb Tien yg punya kuasa
    Pengen cepet mlm

    ReplyDelete
  47. Bu Tieeennnnnn....AMBYAAARRR HATIKUUHHH.,...he he he ......sehat sll yaaaa Bu Tien....salam hangat sll dr sby

    ReplyDelete
  48. Kalau kondisi Tejo sakit berat akibat Pram mengerem mendadak, urusannya bisa makin rumit bagi pram. Tuduhan miring bisa darang dari mana-mana, termasuk dari Miranti.

    ReplyDelete
  49. Baca komen2 di atas, seru banget..
    Geregetan juga nih sama ending nya ini cerbung... gimana yaa??
    Salam sehat selalu buat Bu Tien, salam dari Bandung ..(Komariah Prilanawati)

    ReplyDelete
  50. Hmmmm...aku kalau nggak happy end, emoh baca. Hehe baper ya? Memang..saking pinternya mb Tien mengaduk perasaan pembaca.
    Btw, teman-teman penggemar tulisan mbak.Tien sudah pada koleksi novelnya belum?
    Aku sudah lho....

    Salam dari Iyeng Sri Setiawati Semarang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Novel nya apa saja ya mbak?maaf sy blm update novel bu tienπŸ™πŸ™πŸ™

      Delete
    2. He he.,.pinter kali ya mbak penulisnya.....

      Delete
    3. Ada SEPENGGAL KISAH
      SA'AT HATI BICARA
      SEKEPING CINTA MENUNGGU PURNAMA
      Dalam proses:
      LASTRI
      Yang berminat bisa japri saya

      Delete
  51. Ikuta komen lah,...pingin mbaca selanjutnya.
    Dah intip" koq blm nongol juga.

    Semakin hari semakin seru..

    Semoga mbak Tien sehat terus..

    Salam seroja dr Boyolali

    ReplyDelete
  52. Da ngintip yang ke dua niih..

    Blum juga..

    ReplyDelete
  53. Monggoooo PD ngintiiippp yuuuukkk .....he he he .....sehat sll ya Ibu kuuuuhhhh
    ..... Salam dr sby

    ReplyDelete
  54. Barisan ngintip sudah penasaran mbak Tien....semoga selalu sehat ya mbak Tien 🀲

    ReplyDelete
  55. incang inceng dari tadi kok belum muncul juga ya yang ditunggu?

    ReplyDelete
  56. Iya ya....
    Kok g muncul2
    Cilacap hadir..

    ReplyDelete
  57. Saya kok masih belum bisa buka yang episode 33...πŸ˜­πŸ˜…

    ReplyDelete
  58. Nunggu yg 35 bl datang k t4 ku. Moga sehat n lancar semuanya

    ReplyDelete
  59. Kl blm komen kok tdk muncul y episode berikutnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Koknepiside 34 diulang lagi ceritanya, sama dengan episode 33??

      Delete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 49

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  49 (Tien Kumalasari)   Ketika menemui Sinah di rumah sakit, mbok Manis tidak pernah sendiri. Dewi yang tid...