CINTAKU ADA DIANTARA MEGA 14
CINTAKU ADA DIANTARA MEGA 14
(Tien Kumalasari)
"Eh.. tunggu.. tunggu...aduh..." susah payah Basuki melepaskan pelukan itu, sambil mendorong-dorong tubuh perempuan yang entah siapa dia lupa.
"Bas... sungguh aku sangat merindukan kamu.." rintih perempuan yang masih saja menggelendot ditubuh Basuki.
"Tolong... lepaskan aku.. duduklah disitu," kata Basuki sedikit keras.
Perempuan itu melepaskan pelukannya, lalu duduk dikursi yang ditunjuk Basuki, tapi matanya masih menatap Basuki, dengan tatapan penuh pesona.
"Bas.. kamu benar-benar lupa sama aku?"Basuki benar-benar lupa. Dulu banyak wanita yang dekat sama dirinya. Berganti-ganti seperti mengenakan baju. Wanita didepannya cantik dan memikat, bisa jadi pernah menjadi kekasihnya. Basuki benar-benar lupa.
"Bas, aku Evy. Lihat arloji tangan ini. Ini kamu yang membelikan Bas, aku sayang selamanya dan tak pernah lepas dari pergelangan tanganku."
Arloji? Basuki juga pernah membelikan arloji kepada beberapa wanita. Bukan hanya arloji, baju, sepatu, kalung juga pernah, semuanya bukan barang murah.. mana mungkin dia ingat siapa saja yang penah dia beri barang-barang itu.
"Kamu benar-benar lupa Bas?"
"Baiklah, aku memang lupa, tapi itu tak penting, ada keperluan apa kamu datang kemari?" tanya Basuki dingin, Sekarang betapapun cantiknya perempuan dihadapannya, dia tak akan tergiur. Betapa dia menampakkan ke seksiannya, mengelayut mempelkan tubuhnya dengan maksud merayunya, itu bukan apa-apa bagi Baguki. Segumpal mega cintanya telah terbang dipangkuan Mery, yang mendekapnya erat dan pasti tak akan melepaskannya.
"Bas, sikapmu dingin sekali. Kamu lupa ketika mengajak aku waktu itu?"
"Katakan saja apa maksudmu Evy.?
"Bas, aku sudah menikah..."
"Ou.. itu bagus, mengapa datang kemari?"
"Suamiku tidak mencintai aku. Dia menceraikan aku dalam keadaan aku hamil."
"Dimana anakmu?"
"Aku menggugurkannya."
"Apa ?"
Basuki terperanjat. Matanya menampakkan sinar marah. Dulu.. barangkali dia tak akan bereaksi apapun mendengar ada wanita mengugurkan kandungannya. Bahkan dia juga pernah menyuruh salah seorang wanita menggugurkan benih yang pernah diteteskannya. Tapi sekarang Evy berhadapan dengan Basuki yang berbeda.
"Apa boleh buat, mana mungkin aku memelihara anak sedang bapaknya kabur?"
"Itu pembunuhan !!
"Bas... tapi apa salahnya?"
"Salah sekali. Salah sekali. Tapi sudahlah itu bukan urusanku. Lalu mengapa kamu datang kemari? Aku lelah sekali dan harus segera beristirahat."
"Aah, bagus sekali Bas, dulu kamu suka kalau aku memijit-mijit kakimu, aku akan melakukannya sekarang Bas," kata Evy bersemangat.
"Tidak.. tidak, kalau tak ada yang ingin kamu katakan lagi, ma'af aku akan istirahat dan mohon tinggalkan tempat ini."
Evy menatap Basuki tak percaya.
"Bas..?"
"Aku bersungguh-sungguh. Jangan mengganggu aku lagi, karena aku hampir menikah."
"Apa? Kamu menikah ? Sama siapa Bas? Aku bersedia menikah denganmu, aku mencintai kamu Bas."
Aduuh, Basuki mengeluh dalam hati.
"Kamu tidak perlu tau dengan siapa aku menikah. Yang jelas dia wanita baik-baik dan aku mencintai dia."
Basuki berdiri..
"Bas, kamu tega Bas.. aku datang kemari untuk melayani kamu."
Basuki melangkah kepintu, masuk kedalam dan menguncinya.
Tapi itu tidak membuat mulut Evy terkunci.
"Basuki sungguh keterlaluan. Dia bukan saja melupakan aku, tapi juga berusaha menyakiti hatiku. Aku akan mencari tau siapa yang akan menjadi isterinya. Huhh !! Benarkah atau hanya karena ingin menolak aku. Tapi menolak? Pernahkah Basuki menolak perempuan yang datang padanya? Dia itu rakus sama perempuan. Semua dilalapnya habis. Basuki sungguh perkasa, sangat susah melupakan dia."
***
"Mas Bagas, ditunggu bapak diruang makan. Kok tidur lagi sih mas?" tanya simbok sambil memegang kaki Bagas pelan, takut mengejutkannya.
"Hmmh..." Bagas membuka matanya.
"Habis sholat kok tidur lagi, kirain langsung keruang makan."
"Ngantuk... aku pengin tidur dan tidak usah bangun-bangun lagi.."
"Gimana to mas Bagas itu.. kalau orang masih hidup itu ya tidur lalu bangun. Kalau tidur tidak bangun-bangun namanya sudah mati."
"Biarkan aku mati mbok.."
"Eee..eee.. ngomong yang enggak-enggak saja.. Nggak boleh bicara seperti itu. Orang sakit saja diobati biar sembuh kok yang sehat minta mati. Dosa tahu!" Kata simbok sambil menepuk kaki Bagas sekeras-kerasnya.
"Auw... simbok tuh, sakit.."
"Biarin ! Simbok nggak suka mas Bagas bicara seperti itu."
"mBok...dia mau menikah sama orang lain."
"Memangnya kenapa kalau dia menikah? Biar saja, mas Bagas seperti tidak bisa mencari gadis lain yang lebih cantik dari dia. Memangnya sakit cinta itu harus dibiarkan sehingga menyiksa hati, menyiksa raga. Begitu? Jadi laki-laki jangan lemah. Ayo bangun, nanti simbok carikan gadis yang paling cantik didunia. Atau bidadari dari surga," kata simbok sambil menerik tangan Bagas, memaksanya bangun.
"Malu-maluin saja. Cuma karena perempuan kok sampai pengin mati segala," omel simbok.
Bagas duduk, pura-pura mewek...
"Huuuhuuu.... simbok nakal..."
"Tak jiwit tenan lho mas, sudah.. kelamaan, tuh ditungguin bapak."
Simbok keluar sambil bersungut-sungut. Bagas tersenyum. Simbok sering memarahi dia, tapi marahnya selalu lucu, wajahnya yang setengah keriput selalu menunjukkan kasih sayang yang sangat besar terhadap dirinya.
Bagas kekamar mandi, mencuci mukanya lalu pergi keruang makan. Dilihatnya ayahnya sudah menunggu.
"Hm, akhirnya keluar juga kamu," gumam ayahnya.
"Ngantuk, bapak..."
"Apa nggak lapar ?"
"Lapar..."
"Kamu nggak apa-apa kan?"
"Tidak apa-apa, bapak.."
"Sakit cintanya sudah sembuh ?" kata pak Darmono sambil menyendokkan nasi kepiringnya.
"Ah, bapak..." Bagas mencomot goreng tempe yang masih hangat.
"Anak muda, apalagi seorang laki-laki, harus tegar menghadapi apapun. Tidak loyo, lalu kamu tenggelam dalam kesedihan, lalu sakit..."
"Iya, bapak."
"Mery tidak membalas cinta kamu kan?"
"Dia mau menikah.."
"Naaa... sudahlah, kamu sudah sampai pada titik dimana kamu harus menghentikan keinginan kamu. "
"Ya bapak."
"Bagaimana dengan Kristin ?"
"Ah, tidak.. "
"Kamu tidak suka ?"
"Tidak cinta.. dia manja dan selalu menyukai barang-barang mewah., Itu bukan gadis impian Bagas."
"Itu kan karena dia anak orang kaya."
"Maka dari itu pak, lupakan saja."
"Jadi bener-bener ditolak nih?"
"Belum bisa mikir bapak, mikir tempe goreng ini saja, masih anget jadinya enak," kata Bagas seenaknya sambil mencomot lagi tempe gorengnya.
Pak Darmono tersenyum, tapi melihat wajah Bagas yang tak lagi pucat, membuatnya tersenyum lega. Barangkali ia sudah bisa sedikit melupakan sakit hatinya.
***
Pagi itu ketika Bagas baru saja duduk didepan meja kerjanya, dilihatnya Kristin masuk. Tumit kaki kirinya masih terbalut tensocrepe. Ia berjalan setengah menyeret kaki kirinya. Bagas menatapnya dan menyapa ramah.
"Sudah baikan mbak?"
"Sudah bisa berjalan sendiri tanpa penopang."
"Syukurlah."
Lalu Kristin membuka laci kerjanya dan mengeluarkan laptop dari almarinya.
Tiba-tiba Bagas merasa aneh. Tak ada panggilan merengek seperti biasanya. Tak ada protes tentang apapun juga tentangnya. Ia langsung menghidupkan laptop dan menatapnya tanpa menoleh sedikitpun kearahnya.
Bagas sungguh merasa penasaran. Ini tak seperti biasanya.
"mBak.."
Kristin mengangkat kepalanya.
"Ya?"
Ya ampun, ini formal sekali. Kristin menatap kearahnya, menunggu apa yang ingin dikatakan Bagas. Tapi Bagas sendiri bingung akan mengatakan apa.
"Ya?" Kristin mengulang pertanyaannya.
"Mm... apakah.. mbak Kristin marah sama aku?"
"Marah? Mengapa aku harus marah?"
"Oh, ya sudahlah.. barangkali mbak Kristin menganggap aku bersalah sehingga menyebabkan mbak Kristin jatuh."
"Tidak, aku tidak marah. Itu salah aku sendiri."
Bagas hanya mengangguk. Kemudian mereka tenggelam dalam tugas mereka masing-masing. Tapi Bagas merasa aneh. Ini sikap yang berbeda. Apakah karena jatuh lalu Kristin berubah jadi pendiam? Masa karena jatuh jadi berubah? Memangnya terantuk kepalanya lalu sedikit merubah perilakunya? Ah, entahlah, nyatanya sampai sa'at istirahat tiba Kristin tak mengatakan apa-apa, kecuali menyerahkan sebuah map agar diteliti olehnya. Itupun kata-katanya sangat formal.
"Bagas, tolong diperiksa lagi," kemudian Kristin berlalu dan kembali kemejanya.
Sikap itu membuat suasana jadi aneh. Biasanya Kristin sangat cerewet, dan cenderung suka mengganggunya, lalu meneriakinya dengan manja... Bagaaaas... Ah, gila, mengapa Bagas tiba-tiba menginginkan suara itu lagi? Kemana suara centhil manja itu perginya?
Dan tiba-tiba Bagas menjadi tidak konsentrasi dengan pekerjaannya. Sebentar-sebentar ia menoleh kearah keja Kristin, tapi gadis itu tampak asyik dengan pekerjaannya. Bagas menghela nafas kesal. Dan tiba-tiba juga persoalan Mery terlupakan sama sekali. Ia lebih suka merenungi suasana ruang kantornya yang senyap tanpa celoteh manja dari si centil cantik pintar ceroboh itu. Aduhai... apa yang terjadi?
Lalu Bagas tiba-tiba menjatuhkan map yang ada dimejanya.
"Uups.." pekik Bagas sambil berdiri lalu mengambil map plastik yang meluncur kedekat meja Kristin. Sambil membungkuk diliriknya Kristin, tapi gadis itu hanya memandangnya sekilas.
"Kok bisa jatuh," katanya. Lalu ia kembali menatap kearah laptop dihadapannya. Bagas ingin berteriak, panggil namakuuuuu... Lalu dia duduk dengan perasaan konyol.
Bagas tidak tahu, sebenarnya Kristin tersenyum dalam hati. Hari itu adalah hari pertama baginya untuk menuruti anjuran ibunya.
"Ada batasan dimana seorang wanita harus duduk pada kodratnya. Ia
layak menunggu bukan mendahului menyatakan cinta. Ada sih beberapa yang
melakukannya, tapi menurut mama, itu kurang pantas. Seringkali seorang
laki-laki cenderung lebih suka kabur menghadapi gadis yang berani
seperti itu."
"Aku tak ingin dia tau bahwa aku mengejarnya, aku harus bersikap acuh dan tidak akan menampakkan perasaan suka aku kepadanya," kata batin Kristin. Susah payah dia menahan mulutnya agar tak merengek dihadapan pria tampan bawahannya itu.
Ketika sa'at istirahat makan siang tiba, Kristin berdiri lalu menatap Bagas. Bagas tersenyum, pasti Kristin akan mengajaknya makan, dengan rengekan yang kali itu didambakannya. Tapi tidak.
"Bagas, aku mau keluar dulu. Perutku lapar," katanya sambil melangkah keluar.
Bagas melongo, menatap punggung dan langkah kaki yang tersaruk itu, sampai hilang dibalik pintu.
Bagas ingin berteriak. Lalu dengan bodohnya dia memburu keluar, memanggilnya.
"mBak Kristin, tidak ingin aku temani?"
Kristin menoleh sejenak, lalu melempar senyum kearah Bagas.
"Tidak.. aku sendiri saja."
"Mmm.. maksudku.. bisa berjalan sendiri ?" katanya sambil berjalan mengiringinya.
"Tidak apa-apa. Aku bisa.." kata Kristin terus melangkah, sementara Bagas terpaku ditempatnya.
***
Mery tergopoh menyambut begitu melihat Kristin datang dengan tersaruk-saruk. Dia tau gadis cantik ini atasannya Bagas.
"Silahkan, ini mbak Kristin kan?"
"Iya mbak," jawab Kristin sambil tersenyum. Ia duduk disebuah bangku.
"Kok sendiri mbak? Bagas mana ?"
"Oh, saya tidak bersama Bagas. Nggak tau dia mau makan dimana."
"Biasanya sih disini, tapi entahlah. Mau pesan apa?" tanya Mery sambil melambai kearah pelayan.
"Saya nasi goreng, pakai udang, minumnya es kopyor ya," katanya kepada pelayan.
Pelayan mengangguk dan berlalu. Beberapa kali pelayan itu melayani Kristin, dan pesanannya selalu itu. Nasi goreng pakai udang, minumnya es kopyor.
"Mbak Kristin kok jalannya seperti kesakitan? Itu kakinya kenapa diperban?"
"Oh, jatuh beberapa hari yang lalu, terkilir, lalu bengkak."
"Oh, pantesan kok jalannya sedikit diseret."
"Ini sudah lumayan kok mbak, dua hari saya tidak masuk kerja."
"Oh. Mengapa tidak bersama Bagas supaya bisa membantu mbak Kristin berjalan?"
"Tidak mbak, pengin makan sendiri saja. Saya suka nasi gorengnya."
"Terimakasih, silahkan ya mbak, saya kebelakang dulu," kata Mery sambil berdiri.
"Iya mbak."
Sesungguhnya Kristin berharap ketemu Bagas disitu, dan menunjukkan kepada Bagas bahwa dia juga suka makan diwarung yang sederhana. Bukankah Bagas suka yang sederhana? Tapi yang ditunggu belum juga tampak batang hidungnya.
"Makan dimana dia? Tumben-tumbenan tidak kemari? Bukankah dia bilang setiap hari makan disini?"
Rupanya Kristin sedang ingin menjadi merpati, Dan ungkapan jinak-jinak merpati memang tepat disandangnya. Ahaa.. tapi rupanya merpati cantik ini harus kecewa, karena Bagas sama sekali tidak berminat makan di warung Mery. Bagas sedang membawa hatinya yang terluka ketempat yang jauh dari Mery.
Kalau Kristin bertanya-tanya kemana perginya Bagas, Mery sudah tau bahwa Bagas pasti tak akan datang setelah mengetahui bahwa dirinya akan menikah dengan Basuki.
***
Kristin masuk kembali keruang kerjanya dan mendapatkan Bagas masih duduk disofa dengan menyelonjorkan kakinya serta menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Kristin ingin menahan mulutnya agar tak menyapa, tapi tak bisa.
"Bagas.." suara itu sangat lugas. Tak ada rengekan manja. Namun suara itu membuat Bagas mengangkat kepalanya.
"Kamu tidak makan?"
"Sudah."
"Makan dimana ?"
"Di kantin.."
"Tumben.."
"Iya, lagi malas keluar."
"Oh," lalu Kristin kembali duduk didepan meja kerjanya. Mengambil ponsel dan mengotak atiknya.
Bagas benar-benar merasa risih dengan suasana diruang kerjanya. Kristin tidak marah, tapi sikapnya yang berbeda membuat Bagas kelimpungan. Ia tak tahu harus bicara apa, karena biasanya Kristinlah yang selalu mengajaknya bicara.
Bagas kembali ke mejanya, diambilnya map yang selesai diperiksanya, lalu diserahkannya kepada Kristin.
"Ini mbak, sudah selesai."
"Oh ya, taruh disitu saja," kata Kristin tanpa mengalihkan pandangannya kearah laptop.
Bagas kembali ke mejanya dengan kesal. Ia mencari akal bagaimana caranya memancing agar Kristin mau bicara seperti biasanya.
Suasana kembali sepi. Bagas membuka ponsel, mencari lagu-lagu dari youtube.
Kristin mengangkat kepalanya ketika sebuah lagu terdengar.
Take my hand for a while.... berkumandang diruangan itu.
"Lagunya bagus." celetuk Kristin yang rupanya suka lagu itu.
"Iya.."
"Tumben menyetel lagu-lagu ?"
"Daripada sepi..."
"Oh.."
Hanya itu, lalu dilihatnya kepala Kristin manggut-manggut mengikuti irama lagu yang diputar.
Tapi Bagas belum puas juga. Dia terus berfikir bagaimana caranya agar Kristin mengoceh seperti biasanya.
Tiba-tiba telepone didepannya berdering.
"Hallo selamat siang," sapanya.
"Bagas, ini aku."
"Bapak? Ada apa pak?"
"Aku menelpon ponsel kamu kok tidak bisa."
"Iya, kenapa ?"
"Aku boleh meminjam mobilmu siang ini? Nanti sa'at pulang bapak jemput kamu."
"Bapak mau kemana?"
"Ada perlu sebentar, tapi daripada naik taksi aku mau pinjam mobilmu saja."
"Bagas antarkan kerumah saja, nanti bapak antarkan Bagas kekantor."
"Tidak, bapak sudah ada didepan kantormu."
"Oh.. " Bagas setengah berlari keluar, sambil mengambil kunci mobilnya.
Kristin menatapnya penuh tanda tanya.
Bagas kembali keruangannya setelah menyerahkan kunci mobil kepada ayahnya. Dan tiba-tiba Bagas menemukan akal untuk mendekati Kristin.
"mBak, bolehkah sa'at pulang nanti saya numpang mobilnya mbak Kristin?"
Kristin menatap Bagas lekat-lekat. Membuat Bagas berdebar. Apakah gadis ini akan menolaknya juga ?
***
besok lagi ya
l
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Anton,Hadi, Pri ,Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Yowa, Yustikno, Wedeye, Tauchidm,
Yustinhar. Nova, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Ungaran..
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamin atas semua harap dan do'a.
Alhamdulillah matur nuwun Mbak Tien. Pangkalpinang setia menunggu.
DeleteThis comment has been removed by the author.
Delete
DeleteAlhamdulillah CADM 14 sudah tayang.. semangkin seru aja ceritanya Dan mbak Tien memang OYE dalam mengolah kata-kata...
Matur nuwun mbak Tien, semoga Mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Aamiin Yaa Robbal Aalamiin
Salam hangat dan salam SEROJA dari Karang Tengah, Tangerang.
Cara Kristin sgt tepat yg akhirnya bikin Bagas bingung.. Kyknya Evi yg akan trs mengganggu Basuki dan Mery.. Trs semangat dan sehat utk Bu Tien serta penggemar.. Salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir.
DeleteHalo juga mba. Ceritanya uenak banget mba Tien emang keren. Selalu tiap episod bikin sy penasaran. Semangat terus, salah sehat selalu untuk kita semua, Aamiin.
DeleteSragen hadir bunda tien
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteOooo ternyata Evy ... wanitanya Basuki di masa lalu.
ReplyDeleteSeru ... lanjut mbak Tien.
Salam hangat dari kota gudeg.
๐๐๐๐...
ReplyDeleterasain....
mantab n terimakasih mba Tien...
Jambi hadiiiir..
sehat terus mba...
Tumben blm ada yg komen... Rupanya Bagas kangen dg manjanya Kristin? Smg gayung bersambut ya mb Tien... Happy utk Basuki dan Bagas sekalipun melalui liku jln yg berbeda... Slm sehat utk mb Tien dan kita semua...mlm Jumat barokah... Aamiin YRA.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSemoga semuanya berlanjut bahagia. Kristin sdh mulai menyesuaikan diri dg selera Bagas. Basuki benar2 sdh jadi insan baik. Ibu Tien memang ahlinya bikin cerita yg kalimat bahkan kata2 detailnya bagus, enak dibaca, pas sempurna...
ReplyDeleteSemoga Ibu tetap sehat, semangat shg eps 15 yg Yustinhar dkk tunggu besok hadir gasik. Matur nuwun, Berkah Dalem.
Semoga semuanya berlanjut bahagia. Kristin sdh mulai menyesuaikan diri dg selera Bagas. Basuki benar2 sdh jadi insan baik. Ibu Tien memang ahlinya bikin cerita yg kalimat bahkan kata2 detailnya bagus, enak dibaca, pas sempurna...
ReplyDeleteSemoga Ibu tetap sehat, semangat shg eps 15 yg Yustinhar dkk tunggu besok hadir gasik. Matur nuwun, Berkah Dalem.
Makasih mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat dari Batang
Terimakasih mb Tien pas nglilir CADM episode 14 sdh muncul salam sehat .
ReplyDeleteseru dehh, bagian Bagas n Kristin bikin gemes
ReplyDeleteAlhamdulillah, matursuwun mba Tien CDAMnya sll mengabsen dan menyapa penggemarnya๐
ReplyDeleteSalam sehat & setia sll dr Bekasi✋๐น
Tetep semangat mba Tien๐ช๐ช๐ช
duh...duh...bagaaass๐
ReplyDeletelanjut bu Tien...seruuuu
Idiiiich ... Bagas ternyata gampang pindah ke lain body dan hati .. ๐๐๐
ReplyDeleteHallo jg Mbak Tien, terima kasih sdh di absen
ReplyDeleteAlhamdulillah CADM 14 sdh tayang
Yess..Basuki menolak Evy, sekarang jd org yg shaleh..
Bagas penasaran nih sm Kristin?.. kejar terus...
Semakin seru dan greget ceritanya.. lanjuut
Semoga Mbak Tien sehat selalu dan salam hangat dari Bekasi
Rasain loh, Gas...๐ Terimakasih Bu Tien... Salam sehat dari Yogya. ๐
ReplyDeleteSelamat pagi bu Tien , semoga sekel sllu sehat2. matur nuwun CADM 14 nya.
ReplyDeletesalam dari Jaten.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSampai ketiduran nunggu CADM muncul. Salam hangat mba Tien.
ReplyDeleteCadm 14 yg ditunggu2 udah tayang,salut buat mbk tien rangkaian kata2nya indah nah gitu jd cewek kl jinak2 merpati pasti bagas jd naksir dn penasaran lanjutkn mbk tien dgn cerita yg lebih seru lg smg mbk tien dn kel sehat selalu salam dari kota ujung pulau sumatra
ReplyDeleteitu bukan apa-apa bagi Baguki. Segumpal mega cintanya telah terbang dipangkuan Mery, yang mendekapnya erat dan pasti tak akan melepaskannya.
ReplyDeleteTapi sekarang Evy nberhadapan dengan Basuki yang berbeda
kata simbok sambil menerik tangan Bagas
********
Luar biasa .....mbak Tien mampu menghadirkan suasana yang membuai pembacanya. Wise - Romantic and Actual .....semoga mbak Tien dan semua pembaca sebantiasa sehat terhindar dari Pandemi yang melanda saat ini.
Salam sehat ......
alhamdulillah sdh update kembali......bagus kristin..jual mahal dikit...biar bagas kelimpungan sendiri...hiiiiiiii
ReplyDeleteAlhamdulillah....salam sehat buat Bu Tien.(Noor Aini Jogja)
ReplyDelete, sehat selalu tuk bu tien dan keuarga
ReplyDeletewaaah makin seru bu....ditunggu kelanjutannya .
Salam dari Putr - Bekasi
Halow mbak Tien smg sehat selalu..geli sendiri lihat kelakuan Bagas..emang nasehat ibu itu cespleng bin manjur mk nurutlah apa kt orang tua..salam sehat dr Pejaten, Pasar Minggu
ReplyDeleteMatur nuwun Mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat dan semangat dr Sragen
Trimakasih mbak tien, tambah penggoda rupanya ..
ReplyDeleteTerima kasih cerbungnya, Bu. Bikin penasaran, setiap pagi menunggu episode terbaru. Semoga Ibu selalu sehat .
ReplyDeleteSemangat bu tien semoga sehat selalu
ReplyDelete