KEMBANG TITIPAN 31
KEMBANG TITIPAN 31
(Tien Kumalasari)
Timan melangkah dengan hati-hati, agar langkahnya tak menimbulkan bunyi. Siapa yang duduk diteras dan menyalakan lampu ya?
Perlahan Timan naik keteras, lalu menepuk jidatnya sambil tertawa.
"Ya ampuun, Lastri sama bu lurah?"
Marni dan Lastri tertawa.
"Oh, rupanya kita dikira maling yu.." kata Lastri sambil merengut.
"Lha mana yang lainnya?" seru Marni.
"Masih diluar, melihat ke teras kok ada yang duduk, jangan-jangan anak buah Basuki. Lha pak lurah mana?"
"Baru beli bensin. Sama aku nitip rujak," kata Lastri."
"Haa, malam-malam pengin rujak juga?"
"Iya tuh, ini .. yang minta anaknya mas Bayu."
"Oh, gitu ya, kalau lagi hamil dan pengin sesuatu, alasannya yang minta anaknya?"
Lastri hanya tertawa.
"Mana yang lainnya?" tanya Marni.
"Walaah, habisnya nggak kelihatan ada mobil, jadi nggak bisa nebak siapa yang datang. Saya khawatir ada orang jahat, jadi saya suruh tunggu dulu diluar. Sebentar, saya masukkan mobil dan isinya," kata Timan sambil tertawa, lalu setengah berlari kembali ke mobil.
"Ada apa mas?" hampir semua bertanya dengan khawatir.
"Tidak apa-apa, tenang saja, turun nanti kalau sudah didepan rumah," kata Timan sambil masuk ke mobilnya dan membawanya masuk ke halaman.
Begitu para 'penumpang' turun, terdengar teriakan-teriakan haru, saling peluk dan bertangisan diantara mereka.
"Alhamdulillah Sri, kamu selamat, mbah Kliwon juga selamat," tangis Marni.
"Senang melihatmu sehat Sri...bahagia kamu sudah kembali," kata Lastri sambil memeluk erat Sri.
"Atas do'a saudara-saudaraku ini," kata Sri yang kemudian menarik Mery.
"Ini mbak Mery, siapa yang belum kenal?"
"Aku yang belum," kata Lastri yang kemudian mengulurkan tangannya kearah Mery, dan disambut hangat oleh Mery.
"Saya Mery,"
"Saya Lastri, isterinya mas Bayu, anak desa juga seperti Sri."
"Anak-anak desa yang luar biasa," kata Mery memuji.
"Lhah ini apa?" tiba-tiba Timan berteriak sambil menunjuk kearah meja.
"Itu, aku sama yu Marni membawa nasi dan lauk pauk, karena yakin kalau kalian pasti lapar."
"Itu kamu yang masak Tri?' tanya Bayu kepada isterinya.
"Ya bukan lah, aku mencium bau bumbu saja mau muntah. Kami beli dijalan. Ayo Sri, dibawa kebelakang, " kata Lastri.
"Wah, yu Lastri repot-repot, tapi syukurlah, tadi aku berencana masak setelah sampai. Ee.. sudah ada makanan, ayo mbak kita bawa kebelakang," ajak Sri kepada Mery.
"Mana pak lurah?" tanya Bayu.
"Lagi keluar, Lastri pengin rujak."
"Tuh kan, kamu merepotkan pak lurah Tri?" tegur Bayu sambil merangkul isterinya.
"Tidak mas Bayu, mas Mardi sekalian mau isi bensin." kata Marni.
"Itulah, karena tidak kelihatan mobilnya, jadi aku curiga, siapa yang menyalakan lampu dan duduk-duduk diteras."
"Jadi tadi pada takut, dikira kami pencuri," kata Marni.
"Kalau yang ini memang pencuri bu lurah," kata Bayu sambil menunjuk kearah isterinya.
Lastri melotot menatap suaminya, yang tertawa-tawa.
"Aku mencuri apa sih mas? tanya Lastri masih dengan cemberut.
"Kamu mencuri hatiku?" kata Bayu akhirnya yang disambut Marni dan Timan dengan tertawa keras.
Lastri mencubit pinggang suaminya.
"Iih, mas Bayu, agak kesana, kamu bau."
"Lho, sudah dipeluk dari tadi baru terasa kalau bau?" kata Bayu sambil menjauh.
"Iya, tadi nggak terasa, lama-lama perutku mual."
"Mas, permisi kebelakang dulu, takut Lastri marah-marah karena bau keringat."
"Aku bawa bajumu mas, ini.. ganti sana," kata Lastri sambil membuka tasnya.
"O, sudah siap-siap rupanya."
Bayu meraih bajunya dan langsung pergi kebelakang.
Timan dan Marni hanya tertawa.
"Semoga besok kalau isteri saya mengandung justu suka mencium bau keringat saya," kata Timan.
"Iih, nggak mungkin deh mas. Bau keringat selalu membuat mual."
"Waduh, kalau begitu aku juga mau mandi nih," kata Timan yang langsung berdiri dan bergegas kebelakang.
"Hari ini benar-benar menyenangkan," kata Marni.
"Eh, mbah Kliwon sama pak Darmin mengapa duduk mojok disitu?"
"Tidak apa-apa bu lurah, mau mandi dulu, nungguin ngantri kamar mandi," kata pak Darmin.
"Lha itu kang Mardi datang. Aduuh.. mudah-mudahan rujaknya dapat.." kata Lastri senang.
***
Malam itu pak Darmin dan mbah Kliwon juga Sri dan Mery masih ada dirumah Timan. Mereka masih ingin menenangkan diri disana.
Pak lurah dan Bayu sudah pulang ,
Timan ingin menutupkan pintu ketika dilihatnya pak Darmin masih duduk diteras.
"Lho, bapak kok masih duduk disitu ? Ini sudah malam lho pak," tegur Timan.
"Iya nak, sebentar lagi, bapak belum bisa tidur."
Timan mendekat dan duduk dihadapan calon mertuanya.
"Bapak sedang memikirkan apa?"
"Nak, bapak ingin mengatakan lagi., bahwa bapak benar-benar titip Sri ya nak. Dia sudah banyak menderita."
"Mengapa bapak berkata begitu? Bapak harus percaya bahwa saya benar-benar mencintai Sri. Saya berjanji akan selalu melindungi dia, dan membuatnya bahagia."
"Terimakasih nak," kata pak Darmin dengan linangan air mata. Ia teringat hari-hari yang telah dilaluinya, dan diyakininya pasti sangat membuat Sri mnderita/
"Aku ini orang tua yang tidak becus."
"Sudahlah pak, jangan berfikir begitu. Bapak sudah melewati semuanya dengan baik, dan bapak sudah berjanji akan melakukan hal yang baik juga. Itu harus bapak pegang dan jangan lagi menoleh kebelakang. Kita akan menjalani susah dan senang bersama-sama."
"So'alnya bapak tau bahwa bapak tak akan luput dari hukuman."
"Oh, bapak memikirkan itu?"
"Basuki pasti akan mengatakan bahwa dia telah membayar bapak untuk semua hutang bapak, dan seakan bapak telah menjual anak bapak. Itu bisa menjerat bapak dengan hukuman yang lumayan berat."
"Pak, kami melaporkan Basuki atas penculikan terhadap Sri. Tapi tak bisa dipungkiri semua akan terlibat. Sri, mbak Mery, pak Marso, semua harus hadir ketika dipanggil dipersidangan. Tapi jangan khawatir, banyak yang akan membantu."
"Tapi kalau Basuki bercerita tentang hutang bapak itu?"
"Kita semua berharap yang terbaik pak, bapak harus menyerahkan semuanya kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Sekarang bapak istirahat saja, jangan memikirkan terlalu berat. Saya akan mendo'akan yang terbaik bagi kita semua."
Timan berdiri, merengkuh pak Darmin dan diajaknya masuk kedalam. Ketika masuk kekamar, dilihatnya mbah Kliwon sudah terlelap.
***
Basuki adalah orang yang kasar, keras, diktator. Ia merasa bahwa harta yang dimilikinya bisa mewujudkan apa yang diinginkannya. Ia tak pernah ditentang, ia seakan disembah-sembah karena gelimang kekayaannya. Ia tak pernah susah dan ia tak pernah merasa sakit hati.
Tapi kali ini ia merasa menjadi orang yang berbeda. Meringkuk dalam ruang pengap, tak seorangpun menaruh hormat. Sebelumnya dia dicaci maki. Justru oleh seorang belia yang dia gandrungi. Basuki merasa aneh. Ia benar-benar jatuh cinta. Ia benar-benar ingin memiliki seorang isteri, dan isteri itu adalah Sri. Gadis yang berbeda. Kembang dusun yang cantik dan polos, yang tak bergeming oleh iming-iming harta miliknya. Ini adalah perempuan idaman dan Basuki ingin memilikinya. Namun langkah yang salah membuatnya terjebak dalam kubangan derita.
"Sri.. Sri... ini semua karena kamu Sri..." bisiknya pilu. Baru kali ini Basuki merasa sedih.
"Apapun aku tetap mencintai kamu Sri, aku berharap kamu bahagia, bukankah ini cinta sejati? Aku ingin melihat kamu bahagia, aku menerima semua ini karena perbuatanku. Aku pengecut ya Sri, aku nista.. aku hina.. Bibir tipismu yang mengatakan itu, merajang-rajang jiwaku sampai lumat berkeping-keping," lalu Basuki mengusap air matanya.
***
Pagi itu ketika Sri terbangun, dilihatnya Mery sudah mandi dan berdandan rapi.
"mBak Mery kok sudah cantik, mau kemana ?"
"Tidak mau kemana-mana Sri, semalam aku tidak bisa tidur."
"Mengapa mbak? Kangen sama Basuki?" ledek Sri.
Mery mencubit lengan Sri pelan.
"Tidak Sri, aku sudah melupakannya."
"Lalu mengapa tidak bisa tidur?"
"Dengar Sri, aku punya beberapa juta rupiah didalam tas merah itu. Aku bermaksud memakainya sebagai modal berdagang."
"Bagus mbak. bukankah mas Timan sudah berjanji akan membantu? Besok kalau aku sudah menikah, kita akan tinggal disini bersama-sama."
"Aku titipkan uang itu kepada kamu ya Sri."
"Mengapa? Bukankah mbak Mery bisa membawanya sendiri? Kalau kita pergi ke desaku nanti, biar saja uang itu didalam almari."
"Kamu tau Sri, kalau Basuki disidang nanti, aku pasti kena. Dan kemungkinan besar aku juga akan dihukum."
"Mengapa mbak Mery mengatakan itu?"
"Basuki dituduh menculik. Bagaimana cara dia menculik, kan kamu tau sendiri Sri, akulah orangnya yang membawa kamu kepada Basuki."
"Tapi mbak Mery sudah berbuat baik, membebaskan aku dari cengkeraman Basuki. Percayalah mbak Mery tak akan terkena hukuman."
"Aku juga berharap begitu, tapi seandainya terjadi, rawatlah uang itu. Aku akan mempergunakannya ketika aku keluar dari penjara," kata Mery berlinang air mata.
Sri memeluk Mery.
"Jangan berfikir begitu mbak, semoga yang terbaiklah untuk kita semua. Mas Timan sudah berjanji akan mencari pengacara."
"Semoga tak terjadi sesuatu yang buruk. Sekarang mandilah, aku ingin ikut mas Timan kepasar dan berjalan jalan seperti beberapa hari yang lalu.Aku ingin melihat peluang yang ada. Mungkin aku akan berjualan buah, tapi mungkin juga akan membuka sebuah warung makan."
"Waah, itu hebat mbak."
"Tapi aku harus belajar masak dulu sama kamu."
"Ah, mbak Mery, nanti aku bantuin. Kita akan belajar bersama-sama ya," kata Sri lalu mengambil handuk dan bergegas kekamar mandi.
***
Ketika sa'at persidangan itu, Sri melihat Basuki duduk dikusri pesakitan. Matanya merah, tidak segarang biasanya. Namun ketika Basuki menatapnya, Sri merasa bahwa Basuki sudah berubah. Tak ada mata garang, tak ada mata nyalang dan kurangajar seperti yang dulu pernah dilihatnya. Ia justru melihat genangan air mata dipelupuknya.
Basuki mendengarkan semua dakwaan dengan tenang. Tapi ketika ditanyakan mengapa menculik Sri, dia mengatakan baha dia mencintainya. Tak disebutkannya bahwa dia pernah membayar hutang pak Darmin. Dia juga mengatakan bahwa penculikan itu dibantu oleh Mery yang mendapat ancaman darinya. Mery tidak berperan dalam penculikan itu kecuali mendapat paksaan.
Pak Darmin yang berdebar menghadiri persidangan itu merasa lebih tenang. Tak ada namanya disebutkan. Mery juga hanya dipanggil sebagai saksi.
Tampaknya Basuki ingin memikul semua kesalahan itu diatas pundaknya. Itu sangat mengejutkan, sekaligus melegakan.
***
"mBak Mery mengapa melamun?"
"Sikap Basuki itu. Tampaknya aneh. Dia bukan seperti Basuki yang aku kenal. Dia sangat lemah dan tak berdaya, dia pasrah, dan dia memikul semua kesalahan tanpa membawa orang lain bersamanya."
"Kita harus bersyukur, bapak kan sudah ketakutan."
"Aku juga Sri."
"Lalu apakah kita harus mema'afkannya?"
"Sebaiknya kita mema'afkan dia. Dia sudah terhukum."
"Aku kasihan melihat dia berlinang air mata ketika menatapku."
"Dia berubah karena kamu Sri. Dia sungguh-sungguh mencintai kamu."
"Itu sangat menakutkan mbak."
"Tapi cinta itu tidak bisa disalahkan Sri, dia bisa saja datang kepada siapa saja, dan dia mempunyai kekuatan yang maha dahsyat. Buktinya dia bisa berubah karena cinta itu."
"Iya mbak, kalau teringat waktu itu ya mbak, saya hampir putus asa,"
"Dan kamu memilih mati bukan?"
"Wakt u itu bayangan saya hanya mati."
"Ya sudahlah, jangan diingat-ingat lagi. Kapan kita pulang ke desamu?"
"Besok ya mbak, sudah lama kita tinggal disini. Lagian simbah sama bapak sudah pulang duluan. Simbah bilang mau membersihkan kamar buat kita."
"Mengapa simbah Sri, aku kan bisa membersihkannya sendiri."
"Itu kemauan simbah, dan bapak juga ingin segera membersihkan rumahnya. Ya sudah biarkan saja mbak, yang penting mereka sudah merasa senang dan lega."
"Tinggal membicarakan hari pernikahan kamu Sri."
"Ah, mbak Mery.." kata Sri tersipu.
"Alangkah membahagiakan jadi pengantin.." gumam Mery.
"mBak Mery juga tidak bisa selamanya sendiri. Mudah-mudahan segera ada yang melamar mbak Mery juga."
"Tidak Sri, aku sudah tua, umurku jauh diatasmu, bukan masanya berharap mendapatkan suami."
"mBak Mery masih kelihatan muda dan cantik lho."
"Sudah, ayo bicara tentang usaha saja. Bagaimana ya sebaiknya, jadi jualan buah atau warung makan ya."
"Terserah mbak Mery saja, aku selalu mendukung mbak Mery kok."
"Nanti bicara sama mas Timan, dan sebaiknya usaha itu dimulai kalau kamu sudah menikah. Supaya tidak mengganggu mas Timan. Kan sekarang lagi siap-siap mau jadi pengantin.
"Iya lah, gampang, nanti kita bicara lagi, yang jelas aku ingin segera mengajak mbak Mery melihat desaku."
"Iya, aku juga ingin nih."
***
Didesanya, Sri mengajak jalan-jalan Mery mengitari desa dengan berjalan kaki. Mery sangat takjup melihat pemandangan yang sangat indah disana.
"Ada tempat untuk orang-orang berwisata disana mbak,"
"Aku pernah mendengar Telaga Sarangan. Jauhkah dari sini?"
"Tidak, pak lurah berjanji akan mengajak kita kesana, biar mbak Mery tau."
"Iya Sri, aku mau. Aku juga kagum kepada yu Lastrimu itu. Katanya ia merintis usaha pengumpulan pedagang sayur dan buah disini."
"Desa ini maju setelah kang Mardi jadi lurah. Dibantu yu Lastri kehidupan para petani disini menjadi lebih baik. Aku bekerja membantu yu Lastri bersama simbah, Setelah yu Lastri menikah, usaha ini dipegang sendiri oleh kang Mardi. Aku tetap membantu bersama simbah."
***
Didesanya, pak Darmin hanya menikahkan Sri dan Timan secara sederhana. Tidak ada pesta kecuali hanya syukuran diantara tetangga sekitar. Namun begitu Darmin merasa lega dan pastinya bahagia mendapatkan menantu yang baik seperti Timan.
Setelah seminggu Timan mengadakan syukuran dirumahnya. Tamunya lebih banyak, karena sesama pedagang dipasar juga diundang. Bayu ikut mengatur acara itu, karena Timan sudah tidak punya orang tua.
Timan sangat bahagia, dia terus menggandeng isterinya dan menyalami setiap tamu undangan yang hadir.
Banyak sahabat pedagang pasar mengagumi kedua mempelai. Mereka bak pangeran dan puteri dari kerajaan antah berantah. Yang satu ganteng, yang satu sangat cantik. Siapa mengira Sri gadis desa yang lugu sekarang tampak seperti puteri. digandeng sang pangeran. Sunggingan bahagia menghiasi bibir mereka.
Jam sepuluh malam, tamu-tamu sudah bubar. Mery letih dan pulas dikamarnya.
Tapi Timan dan Sri masih terjaga. Mereka sedang mengamati hadiah-hadiah yang diberikan para sahababatnya.
Tiba-tiba Sri melihat sebuah bungkusan kecil berwarna merah jambu. Tidak begitu besar, tapi terbungkus sangat apik.
"Dari siapa ini ya mas? Bagus sekali."
"Buka saja Sri."
Sri membuka bungkusan dengan hati-hati. Seakan merasa sayang apabila sampai merusak bungkusan itu.
Ada kotak kecil didalamnya, berselimut beludru berwarna kuning keemasan.
Sri berdebar membukanya.
"Haa.. sebuah kalung emas, dengan leontin berbentuk jantung berwarna merah."
"Indah sekali. Dari siapa ini mas ?" kata Sri sambil menempelkan kalung itu didadanya."
"Coba sini aku kalungkan," kata Timan yang kemudian memasangkan kalung itu kepada isterinya.
"Wah, cantik sekali Sri. Itu ada tulisannya, dari siapa ya."
"Sri mengambil secarik kertas kecil terselip didasar kotak."
UNTUK SRI DAN SUAMINYA, SEMOGA BAHAGIA. PAKAILAH KALUNG INI AGAR KAMU SELALU MENDENGAR DETAK JANTUNGKU.
DARI AKU, BASUKI.
Sri melepaskan kertas itu dan terburu-buru mencopot kalungnya.
"Mengapa Sri?
"Dari Basuki, aku tidak akan memakainya."
"Jangan begitu Sri, dia memang mencintaimu. Dan jatuh cinta itu bukan dosa." kata Timan yang mengenakan kalung ini kembali dileher isterinya.
Sri memeluk suaminya. Cinta itu bukan dosa.
Ada api memercik diperaduan, ada kidung-kidung sorga mengalun disana..
T A M A T
Sekilas info.
Seorang wanita memeluk bayi yang baru dilahirkan. Disampingnya seorang wanita terbaring lemah. Matanya menatap sendu, lalu berbisik lirih.
"BAYI YANG SEHARUSNYA AKU LAHIRKAN."
Penghianatan cinta itu menyakitkan. Tapi siapa salah kalau setangkai cinta harus luput dari genggaman?
M I M P I L E S T A R I
besok lagi ya
Wahhh udah tamat aja Bu Tien, kirain maaih panjang. Tapi suka deh selalu happy ending, bikin yang baca lega. Cerbung barunya langsung tayang apa nunggu lebaran nih Bu. Great job πππ
ReplyDeleteLho... Lha kok wis cuthel?
ReplyDeleteMatur nuwun jeng Tien, tak kira isih beberapa episode lagi.
Tekan Lebaran, eee jebule ora.
Happy ending...
ReplyDeleteMakasih Mba Tien...
Semoga selalu sehat
Halloww.
ReplyDelete.mb Yuyun Kakek Habi mb Dewi mb wida mb Rita mb Umi Bunda Nizmah mb Jum mb Sul.mb Eda mb MEYRHA mb Sapti
Hallow ms Anton ms Hadi ms Ops ms Gianto ms Ngatno ms Wignyo ms Sukarno
Hallow Pangkalpinang Sawahlunto Jambi Medan Padang Bekasi Tangerang Tangsel Jakarta Koja Magelang Jogya Madiun Malang Pati Banyuwangi Madira Bali Wonogiri Solo Kefiri
Salam sehat dari Solo. Terimakasih perhatian dan suportnya yang selalu menguatkan saya.
Halloww.
ReplyDelete.mb Yuyun Kakek Habi mb Dewi mb wida mb Rita mb Umi Bunda Nizmah mb Jum mb Sul.mb Eda mb MEYRHA mb Sapti
Hallow ms Anton ms Hadi ms Ops ms Gianto ms Ngatno ms Wignyo ms Sukarno
Hallow Pangkalpinang Sawahlunto Jambi Medan Padang Bekasi Tangerang Tangsel Jakarta Koja Magelang Jogya Madiun Malang Pati Banyuwangi Madira Bali Wonogiri Solo Kefiri
Salam sehat dari Solo. Terimakasih perhatian dan suportnya yang selalu menguatkan saya.
Terima kasih jeng tien.
ReplyDeleteAkhir ceritanya bagus timan dan sri bersatu membangun rumah tangga
Salam sehat
Senang...akhirnya bahagia. Makasi mba Tien. Ditunggu cerbung barunya. Sehat selalu mba
ReplyDeleteTerima kasih ibu Tien, alur cerita, pilihan kata2, pesan moral semua bagus.
ReplyDeleteLanjut dg cerita yg lain, Yustinhar Priok setia mengikuti... Salam sehat dan semangat...
Terima kasih ibu Tien, alur cerita, pilihan kata2, pesan moral semua bagus.
ReplyDeleteLanjut dg cerita yg lain, Yustinhar Priok setia mengikuti... Salam sehat dan semangat...
Matur nuwun bu tien...
ReplyDeleteCerbungnya...yg selalu di nanti..
.
Tetep sehat nggih bu tien..
.
Malang selalu hadir..
Halloow juga mbak Tien...... akhirnya ga sia2 perjuangan Timan utk mendptkan cintanya ..... sungguh cerbung yg cantik menarik, menghibur dan membuat penasaran Readers... I appriciate itππ ... matur nuwun π€πππ
ReplyDeleteSemoga Allah senantiasa melindungi panjenengan dan melimpahkan barokah panjang usia, kesehatan, kebahagiaan bersama keluarga dan banyak idea alur cerita yg fantastic utk membuat cerbung berikutnya...... Bravo mbak Tien.... keep happy writing !!
Doaku selalu..... semangaaat πͺπͺπ
Lembar koreksi:
ReplyDelete1. "Mana yang laiunya?" tanya Marni.
# "Mana yang lainnya?" tanya Marni.
2. "Walaah, habisnya nggak kelihatan ada mobi, jadi nggak bisa nebak siapa yang datang.
# "Walaah, habisnya nggak kelihatan ada mobil, jadi nggak bisa nebak siapa yang datang.
3. diyakininya pasti sangat membuat Sri mnderita/
# diyakininya pasti sangat membuat Sri menderita.
4. Sri, mbak Mery, pak Marso, semna harus hadir ketika dipanggil dipersidangan.
# Sri, mbak Mery, pak Marso, semua harus hadir ketika dipanggil dipersidangan.
5. Yang Maha Pengasih dan Penyayang/.
# Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
6. Sri lalu mengambil handuk dan bergegas kekamar mandi.\
# Sri lalu mengambil handuk dan bergegas kekamar mandi.
7. Letika sa'at persidangan itu, Sri melihat Basuki duduk dikusri pesakitan.
# Ketika sa'at persidangan itu, Sri melihat Basuki duduk dikursi pesakitan.
8. ....dia mengatakan baha dia mencintainya.
# ,,,dia mengatakan bahwa dia mencintainya.
9. "Sebaiknya kita mema;afkan dia.
# "Sebaiknya kita mema'afkan dia.
10. "Wakyu itu bayangan saya hanya mati."
# "Waktu itu bayangan saya hanya mati."
11. "Tinggal membucarakan hari pernikahan kamu Sri."
# "Tinggal membicarakan hari pernikahan kamu Sri."
12. "Alangkah membahagiakan jadi pengantin.." gumama Mery.
# "Alangkah membahagiakan jadi pengantin.." Mery bergumam.
13. "Haa.. sebuah kalung enas, dengan leontin berbentuk jantung berwarna merah."
# "Haa.. sebuah kalung emas, dengan leontin berbentuk jantung berwarna merah."
14. ...kata Sri sambil menempelkan kalng itu didadanya."
# ...kata Sri sambil menempelkan kalung itu didadanya."
15. Tapi siapa salah kalau setangkai cinta harus lupu dari genggaman?
# Tapi siapa salah kalau setangkai cinta harus luput dari genggaman?
16. BAYI YANG SEHARUSNYA AKU LAHIRKAN.
# "BAYI YANG SEHARUSNYA AKU LAHIRKAN"
17. Penghianatan cinta itu menyakitkan. Tapi siapa salah kalau setangkai cinta harus lupu dari genggaman?
# Pengkhianatan cinta itu menyakitkan. Tapi siapa salah kalau setangkai cinta harus luput dari genggaman?
Di episode terakhir, kupersembahkan 17 koreksi kesalahan ketik, semoga berkenan.
Teimakasih jeng Tien, kami semua terhibur. Kami tunggu cerbung MELATI LESTARI, secepatnya.
Sehat terus ya, besuk pagi ikuti saran putramu periksa dokter.
Selamat beristirahat.
Maaf judul Cerita Bersambung yang akan datang, bukan MELATI LESTARI melainkan MIMPI LESTATI
DeleteTrimakasih Kakek Habi.. Apapun judulnya akan ttp sy tunggu hehehe..
DeleteUtk Bu Tien GWS dan doa yg terbaik saya haturkan.. Madiun yg sllu hadir..
Happy ending alhamdulillah. Semua tulisan Bu Tien jarang bisa ditebak, sgt bagus.. Mampu mengobrak abrik emosi pembaca,kita sllu bisa hnyut terbawa di dlmnya.. Dlm ketegangan kadang terselip candaan yg memukau..Trimakasih Bu Tien.. Karya yg sangat indah.. Bahagia, sehat selalu n ttp berkarya.. Salam sehat dr Madiun yg sllu hadir..
ReplyDeleteAlhamdulillah akhir yg membahagiakan... menunggu MIMPI LESTARInggih mb Tien. Salam sehat sll dr Bekasi. Barokallohu fikum ajma'in. Aamiin
ReplyDeleteAssalamu'alaikum...alhamdulillah...sudah tayang lagi...sehat selalu dan dilancarkan semuanya dalam segala hal...Aamiin YRA
ReplyDeleteDari Pangkalpinang selalu setia menungu. Selamat dahar sahur Mbak Tien semoga barokah, lancar puasanya, diterima amal ibadahnya, dan selalu dimudahkan segala urusan. Aamiin....
ReplyDeleteakhirnya...happyendingπ€π
ReplyDeletedi tunggu cerita selanjutnya...kyanya bakalan seruπ
Akhirnya.. ceritanya selesai ππ
ReplyDeleteDitunggu cerita selanjutnya bu Tien..
Semoga sehat selalu ya bu..
Salam dari Nias.
Mksh mb tien....sehat selalu..dan lanjut cerbung selanjutnya..
ReplyDeleteHappy ending.... aku suka... aku suka... ππ
ReplyDeletejambi hadiiiir....
ReplyDeletemakasih mba Tien....
ππππ
Terima kasih Bu Tien , hasil karya yg sangat menajubkan , smga Bu Tien sllu sehat , saya tggu cerita yg lain.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien ternyata dalam keadaan sehat, semula saya sempat mengira kurang sehat, ternyata ep. 31 sampainya terlambat.
ReplyDeleteSemua bahagia, semoga mbak Tien dan segenap penggemar juga dalam keadaan bahagia. Salam sehat.
Nuwun.
Hadi (Tangerang Selatan)
Akhirnya tamat..tapi ada lanjutan cerita lagi dari kejora paginya Bu tien..
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien...selalu sehat ya...❤π
(Trina - Bandung₩
Mkasih bu Tien cerbungnya benar2 obat capai setelah seharian nginem dan puasa hiburan yg menyenangkn ditambah selalu hapoy End semoga bu tien sehat terus dan ditunggu cerbung lainnya salam sehat dan bahagia terus bu Tien
ReplyDeleteMaturnuwun ceritanya mbk Tien sehat trs ya mbak smg selalu muncul ide2 baru dan segar dlm cerita selanjutnya..
ReplyDeletematur nuwun mbk Tien....heeem jempol deh pokoknya dan selalu ditunggu dicerita berikutnya MELATI LESTARI,Salam SEHAT selalu dr CARUBAN
ReplyDeleteHappy ending yg mengejutkan !!!
ReplyDeleteAlhamdulillah happy end, terimakasih Bu Tien...kutunggu MIMPI LESTARI....salam sehat dari Yogya. ππ
ReplyDeleteHappy ending,,, mksih mbk Tien,,semoga besok ada kelanjutan ceritanya Basuki
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien...bagus banget cerita.. akhir suatu kebahagiaan..
ReplyDeleteOke kita nunggu cerita yg baru... Mimpi Lestari...
Sehat selalu Bunda..
Akhir cerita yg manis dn bahagia.
ReplyDeleteMturswun buk Tien, di tunggu crita yg baru.π₯°
Sbntar lgi hri raya idul fitri , mohon maaf lahir & batin.ππ
Slam sehat slam hangat sllu dri tangerang πππ
legaa akhirnya Timan mendapatkan tambatan hati nya
ReplyDeleteMatur nuwun Bu Tien .. dipun tenggo cerita berikutnya .. semoga Bu Tien sehat selalu
Ending yg bagus...keluguan Sri mengalahkan kecongkaan Basuki
ReplyDelete.. cerbung baru Mimpi Lestari ditunggu ceritanya mb Tien... Sehabis Idul Fitri mgkn? Slmt menyongsong idul Fitri era virtual...
Terimakasih mbak Tien, sy tunggu cerita selanjutnya. Tuhan berkati
ReplyDeleteTerima kasih cerita nya Bu Tien
ReplyDeleteSemoga sll sehatt
Terimankasih happybendibg nya mba Tien. Semoga kebahagiaan selalu bersama mbak. Sebagimana mba Tien membahagiakan kami para pembaca ..
ReplyDeleteSalam hangat dari Cilacap....
Terima kasih banyak mbak Tien.. siiip tenan si Sri..
ReplyDeleteDitunggu cerita selanjutnya. Semoga sehat selalu. Aamiin.
Selamat malam mb Tien. Terima kasih telah menamatkan Kembang Titipan dgn happy ending, puaass rasanya. Salam sehat dari Bali & saya nantikan Impian Lestari.
ReplyDeleteAlhamdulillah udah selesai... hebat Timan bisa gak cemburuan... kalau suami saya...waduh... udah dikemanain kali tuh kalung... π
ReplyDeleteTrimakasih mbak tien cerbungnya, slmt berkarya terus
ReplyDeletePada akhirnya kejahatan dikalahkan oleh kebaikan...kuncinya doa dan tawakal.. Pengajaran yg baik... Trimksh mbak Tien utk pesannya.. Semoga kebaikan selalu ada didalam hati setiap manusia...Gusti ngaberkahan
ReplyDeleteBu Tien... cerbung baru nya belum terbit ya?...
ReplyDeleteBuu tien mana kelanjutannya cerbung
ReplyDeleteTerimakasih, cerita yang mengharu biru, dan sangat menyentuh. Cerita berikutnya sangat dinantikan.
ReplyDeleteTerimakasih, cerita yg mengharu biru dan sangat mengesankan. Ditunggu cerita berikutnya,
ReplyDeleteTerima kasih mbaku Tien..ditunggu y cerbung selanjutnya..qu doakan unk mu SMG sehat sll dan tetap semangat mengarang cerbung..muuaahh..slm dri kota Sukabumi Farida inkiriwang
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
ReplyDelete