"Marso !! Mery mengulang panggilannya karena laki-laki tersebut seperti tak mendengarnya. Tapi pada panggilan kedua ini Marso berhenti melangkah. Ia menoleh dan terkejut melihat siapa yang memanggilnya.
"Bu Mery ?"
"Awas, jangan lari! Ada polisi disekitarmu ! Teriak Mery."
Tapi Marso memang tak ingin lari. Ia justru menunjuk kearah mobil polisi yang diparkir tak seberapa jauh dari mobilnya Timan.
"Bu Mery ada disini ?"
"Ya, kamu sedang mengikuti junjunganmu kan?"
Timan turun dari mobil, dan juga polisi-polisi serta Bayu ikut turun mendengar Mery berkata-kata dengan keras.
"Saya tadi beli sesuatu di mini market itu dan melihat ada mobil polisi, saya justru ingin melapor."
"Melapor tentang apa pak?" tanya salah seorang polisi.
"Ini salah satu anak buah Basuki pak, tangkap saja dia."
"Tunggu pak, saya justru akan melaporkan bahwa tuan Basuki ada disekitar sini."
"Bohong kalau dia bilang mau melapor pak," sergah Mery.
"Bukankah bu Mery melihat saya berjalan kearah situ? Saya dari mini market yang ada disebelah sana, lalu saya melihat mobil polisi dan justru ingin melapor."
"Dimana Basuki ?"
"Dirumah itu, kira-kira seratus meter dari sini," kata Marso sambil menunjuk kearah rumah dimana Basuki ada disana.
"Apa simbahku ada disana?" tiba-tiba Sri sudah ada disamping Mery.
"Laki-laki tua itu? Ada, Dia sekamar dengan saya.
"Dimana? Dimana?" kata Sri penasaran.
"Ayo kita kesana."
"Tolong, jangan bilang kalau saya melaporkan."
"Mengapa tiba-tiba kamu melaporkan majikan kamu?"
"Saya lelah, lama-lama saya tidak suka apa yang dilakukannya, saya ingin bertobat."
"Dimana rumahnya?"
"Yang ada pohon mangga, kiri jalan, cat biru,"
Salah seorang polisi menggandeng Marso karena belum sepenuhnya percaya apa yang dikatakan Marso.
Sri sudah lari lebih dulu, tapi kemudian Timan mengejarnya.
"Sri, sabar Sri, tunggu dulu, Basuki itu berbahaya, bagaimana kalau kamu ditangkap sekalian?"
Sri menurut, ia berjalan dibelakang polisi dengan digandeng Timan. Tak tahan rasanya ingin segera bertemu simbahnya.
***
"So.. Marso..." " teriak Basuki.
"Marso sedang keluar tuan," jawab salah satu anak buahnya.
"Apa? Keluar kemana?" kata Basuki berteriak.
"Katanya mau beli rokok tuan."
"Orang gila! Eddan ! Mengapa keluar?" Aku mendengar sirene mobil polisi. Apa kamu tuli dan tidak mendengarnya?"
"Ya tuan, saya mendengarnya."
"Mengapa kamu biarkan Marso keluar?"
"Dia bilang hanya akan membeli rokok."
"Sudah lama dia tidak merokok, mengapa tiba-tiba ingin beli rokok?"
"Tadi bilang ingin sekali, begitu tuan."
"Mana sekarang, mengapa belum kembali? Tadi aku mendengar sirene mobil polisi, Jangan-jangan dia ditangkap. Celakalah kita."
Lalu Basuki memasuki kamar mbah Kliwon. Dilihatnya mbah Kliwon berbaring sambil memejamkan mata.
"Pak Tua, bangun.. kita harus pergi."
"Kemana lagi? Aku capek."
"Tidak boleh capek, pak tua harus mengikuti aku terus. Ayo bangun !!"
Basuki menyuruh anak buahnya untuk menarik mbah Kliwon. Terpaksa mbah Kliwon bangun. Tadi mbah Kliwon juga mendengar sirene mobil polisi. Semoga segera ada pertolongan, batin mbah Kliwon berharap.
"Mana Marso, mengapa lama sekali ?"
"Iya, saya juga heran mengapa lama sekali. Padahal ada mini market didekat situ."
Basuki melangkah kedepan rumah, diikuti anak buahnya yang menggandeng tangan mbah Kliwon.
Ia bermaksud membuka garasi untuk mengeluarkan mobilnya. Namun tiba-tiba dilihatnya beberapa polisi sudah berdiri dihalaman.
Basuki terkesiap. Ia merasa bahwa itu adalah ancaman.
"Berdiri disitu dan jangan bergerak!" hardik salah seorang polisi.
Basuki tiba-tiba menarik tubuh mbah Kliwon, lalu ia mengeluarkan sebilah pisau belati yang sebenarnya selalu siap terselip dipinggangnya.
" Biarkan saya pergi, atau saya bunuh orang tua ini !" ancam Basuki dengan mata merah. Sesungguhnya dia ketakutan. Bauki belum pernah berurusan dengan polisi. Ia punya segalanya dan banyak anak buah, tapi tak seorangpun menentangnya karena ia banyak uang. Sekarang ia harus berhadapan dengan polisi, itu membuatnya takut.
Tiba-tiba dua orang wanita muncul, Mery dan Sri. Mata Basuki menyala menatap Mery.
"Penghianat busuk !!" umpatnya sambil menudingkan belati itu kearah Mery.
"Simbaaah !!" tiba-tiba Sri berlari mendekat ketika melihat simbahnya dalam ancaman. Tapi Timan yang ada dibelakangnya melompat dan memegang lengan Sri.
"Sri, aku baik-baik saja.." kata mbah Kliwon dengan linangan air mata.
Sri menatap Basuki dengan mata berapi-api.
"Laki-laki pengecut !!" hardiknya keras.
Basuki menatap Sri dengan sendu. Gadis yang diimpikannya, dicintainya, berdiri dihadapannya dengan kemarahan yang meluap-luap. Sejenak hati Basuki bergetar. Karena gadis itulah semuanya ini terjadi. Basuki yang setengah tua, mencintai gadis belia yang polos dan lugu, Ini dirasakan Basuki. Ia belum pernah mencintai, baru kali ini. Dan ternyata dia tak tau bagaimana seorang pecinta harus bersikap. Ia terlalu sombong dan mengira bahwa semua keinginanya pasti akan tercapai. Sekarang ini, mendengar Sri menghardiknya, seketika kesombongannya tumbang. Gadis idamannya itu mengatakan dirinya pengecut. Teriris batin Basuki.
"Sri, jangan membenciku, aku hanya ingin bertahan."
"Kamu laki-laki pengecut ! Tidak berani menghadapi akibat dari kesalahan yang selama ini kamu lakukan, dan mempergunakan seorang tua sebagai tameng. Benar-benar menjijikkan ! Aku kira kamu laki-laki perkasa yang tak terkalahkan, ternyata bukan, kamu laki-laki lemah tapi merasa kuat!! Kamu tak berdaya! Kamu nista! Kamu hina!!" teriak Sri sambil menangis. Ia juga tak mengerti, darimana datangnya keberanian itu. Barangkali karena sangat marah melihat simbahnya dicengkeram lengannya dan diacungi belati di tengkuknya.
Basuki terpana. Tak menyangka gadis polos yang digandrunginya bisa memakinya demikian tajam. Bagai sembilu yang mengiris-iris jantungnya.
Belum pernah selama ini ada yang berani memakinya, semua orang terbungkuk-bungkuk dihadapannya, tunduk takluk akan semua perintahnya. Darimana datangnya sembilu yang ada dibibir tipis menawan itu dan kemudian melukai hatinya?
"Lepaskan simbahku kalau kamu memang laki-laki !!" teriak Sri lagi sambil menuding kearah Basuki. Sementara polisi sedang menunggu sa'at baik untuk melumpuhkan Basuki, Sri berhasil melumpuhkannya dengan kata-kata pedasnya. Basuki merasa lemas, tangannya terkulai dan belati ditangannya terlepas.
Dengan sigap polisi melompat kearahnya dan meringkusnya, berikut salah seorang anak buahnya.
Sri berlari menubruk simbahnya, merangkulnya sambil menangis haru.
"Cucuku, cucuku yang perkasa, kamu berhasil membebaskan simbah," bisik mbah Kliwon ditelinga Sri.
Basuki diringkus dengan pasrah. Sebelum polisi memaksanya pergi, ia menatap Sri dengan pilu.
"Sri, aku mencintai kamu Sri, semua ini karena kamu, aku ingin memiliki dan membahagiakanmu," katanya ketika melewati Sri yang masih merangkul simbahnya. Sri melepaskan pelukannya, menatap laki-laki gagah yang nyaris menyiksa hidupnya, dan melihat air mata mengambang dipelupuknya. Ada rasa iba terbersit dihati Sri ketika melihatnya. Ya Tuhan, cinta bisa membuat hidup seseorang menjadi porak-poranda. Cinta yang melalui jalan sesat. Aduhai.
Basuki menurut ketika borgol membelenggu tangannya. Sebelum masuk ke mobil polisi, ia sempat menatap Mery yang memandangnya tak acuh, dan melihat Marso berdiri disana. Oo.. ternyata kamu, kata batin Basuki, tapi dia tak berdaya. Ia duduk terbelenggu dengan salah seorang pembantunya. Merasa seperti mimpi ketika sang tuan sekarang duduk sebagai pesakitan.
***
Bayu yang semula ikut bersama polisi sekarang mendekati mobil Timan.
"Mas Timan, aku mau duduk dibelakang bersama pak Darmin," kata Bayu.
"Aku juga mau dibelakang bersama simbah," teriak Sri nyaring. Nyaring dan ringan, setelah semua beban terasa lepas.Tangannya terus menggandeng simbahnya.
"Aku juga mau dibelakang kalau begitu." kata Mery.
Mobilnya ada sebuah, mobil colt terbuka, tapi mereka dengan riang beramai-ramai duduk dibelakang. Wajah-wajah mereka ceria.
"Waduh, aku sebenarnya juga ingin duduk dibelakang kelihatannya rame nih.. Tapi apa mobilnya bisa berjalan sendiri ya?" teriak Timan sambil tertawa.
"Ya sudah, saya didepan menemani calon menantu saya," kata pak Darmin yang kemudian membuka pintu depan.
Yang lain tertawa tawa sambil berdesakan duduk di jok belakang.
Timan mendekati Marso. Tadi polisi sudah mencatat alamat rumah dan ponsel Marso.
"Bapak mau pulang sendiri atau bersama saya?"
"Saya pulang sendiri saja pak, banyak angkutan umum."
"Baiklah, ini sekedar buat ongkos ya pak."
Timan memberikan sejumlah uang yang diterima Marso dengan senang hati.
"Terimakasih banyak pak,"
"Jangan lupa, suatu sa'at bapak pasti akan dipanggil untuk menjadi saksi. "
"Ya pak, tadi sudah diberi tau."
"Saya mengucapkan terimakasih karena bapak telah melakukan hal terbaik, sehingga bisa membebaskan mbah Kliwon."
"Sama-sama pak, saya tergugah untuk melaporkan juga karena mbah Kliwon."
"Oh ya?"
"Saya juga mulai jenuh dengan kehidupan yang tidak menentu. Saya ingin terlepas dari semuanya, dan ingin hidup tenang."
"Semoga yang terbaik untuk bapak ya. Hati-hati pak, saya pamit dulu."
"Selamat jalan pak, saya menunggu angkutan umum dulu.
***
Dalam perjalanan itu mbah Kliwon banyak bercerita tentang pengalamannya selama disandera Basuki. Ia juga mengatakan bahwa yang menunjukkan rumah Timan pastilah anak buah yang tadi ikut dibawa polisi, karena mbah Kliwon pernah memberinya minum dan menyuguhkan ketela rebus.
"Jadi simbah tidak mengira kalau itu mata-mata Basuki?" tanya Sri.
"Sama sekali tidak. Simbah baru pulang dari rumah pak lurah, melihat dia celingak-celinguk didepan rumah, saya tanya katanya mau minum seteguk air. Lha salahnya mulut orang tua ini, saya ngoceh tentang Sri yang berada dirumah nak Timan, tentang maksud saya akan menengok kerumah nak Timan segala."
"Jadi setelah itu dia terus mengawasi simbah lalu mengikuti simbah ketika berangkat kerumah mas Timan bersama pak lurah?"
"Mungkin itulah yang terjadi. Ma'afkan orang tua ini ya, jadi merepotkan banyak orang."
"Tidak apa-apa mbah, bukankah karena itu lalu kita bisa menangkap Basuki?" kata Bayu menimpali.
"Iya mbah, jangan merasa bersalah."
"Tertangkapnya Basuki justru karena simbah bicara dengan orang yang salah itu," kata Bayu lagi.
"Yah, barangkali memang inilah jalannya."
Mery hanya mendengarkan mereka berbincang. Ia menemukan dunia yang benar-benar belum pernah dialaminya. Persahabatan, persaudaraan, saling dukung dan berbagi, itu terasa indah. Mery tidak menyesal telah pergi dari kehidupannya bersama Basuki, karena ia merasa lebih nyaman sekarang. Namun ada sesuatu yang mengiris, sa'at Basuki mengucapkan cinta kepada Sri. Laki-laki yang dicintainya, yang menemukan banyak wanita tapi tak pernah mengucapkan cinta, sekarang kepada gadis belia yang lugu itu ia benar-benar mengucapkannya. Tapi tidak, Mery tau bahwa ia harus memupus rasa cintanya. Ia yakin cintanya terjatuh pada orang yang salah. Ia ingin melupakannya.
"mBak Mery kok diam saja?" tiba-tiba kata Sri mengejutkannya.
"Oh, apa ?"
"mBak Mery melamunkan apa?"
"Tidak ada, aku kan.. mendengarkan cerita mbah Kliwon itu. Seru ceritanya."
"Iya mbak, semoga setelah ini kita hidup lebih nyaman ya mbak?"
"Benar Sri. Sudah aku bayangkan apa yang ingin aku lakukan nanti."
"Besok kita pulang kedesaku dulu ya mbak?"
"Iya Sri, kemanapun kamu, aku ikut."
"Tapi itu desa lho mbak, sepi dan tidak ramai seperti disini."
"Aku justru ingin merasakan bagaimana kehidupan desa, yang jauh dari hiruk pikuk dan keramaian. Melihat sawah dan kebun yang menghijau, pasti menyenangkan."
"Iya mbak, kita nanti tinggal dirumah yu Lastri, boleh kan mas Bayu?" tanya Sri kepada Bayu.
"Tentu saja boleh, kan Lastri sudah menyerahkan rumah itu untuk ditinggali mbah Kliwon."
"Iya nak, dari rumah simbah yang reyot dan sekarang sudah dirobohkan, simbah lalu tinggal dirumah Lastri yang lebih bagus. Tidak apa-apa nanti ramai-ramai tinggal disana. Menikmati ketela dan jagung rebus kalau sa'atnya panen." kata mBah Kliwon.
"Hm, membayangkannya sudah senang. Jagung rebus ya, atau bakar barangkali lebih nikmat ya mbah." kata Mery.
"Ya, pastinya nak. Apa nak Mery pernah makan jagung juga?"
"Ada tukang masaknya Basuki yang pernah membawakan jagung manis mentah, lalu dibakar, enak sekali.. manis- sangit.. begitu." kata Mery.
"Iya, yang enak kan sangitnya itu," kata Bayu.
Perjalanan itu sungguh perjalanan yang penuh suka cita.
Didepan Timan berbincang dengan pak Darmin. Timan mengatakan ingin segera mengikat Sri secara resmi.
"Ya nak, terserah nak Timan saja kapan, tapi seperti nak Timan ketahui, saya ini miskin, tidak punya apa-apa, jadi ya nanti sederhana saja nikahnya." kata pak Darmin.
"Tidak apa-apa pak, bagi saya yang penting adalah resminya. Nanti di Solo akan saya rayakan bersama teman-teman pasar, soalnya sudah pada ribut pengin datang di pernikahan saya nanti.
"Ya nak, terserah nak Timan. Ya beginilah nak, kalau orang tidak mampu."
"Yang penting bukan tidak mampu karena hartanya pak, tapi bapak sudah bisa melewati kehidupan buruk yang selama ini bapak jalani."
"Saya sudah mertobat nak, sungguh menyakitkan kalau diingat. "
"Semoga dengan kehidupan sekarang kita akan merasa lebih tenang."
"Ya nak, aamiin."
Wah, dibelakang ramai sekali ya, pasti gembira dengan kembalinya simbah."
"Sudah sejak tadi mereka ramai bercanda. Biarkan saja, sudah lama Sri menderita, semoga selanjutnya dia bisa merasa kan hidup tenang dan senang. Saya serahkan Sri kepada nak Timan nanti, jaga dan kasihilah dia karena selama ini saya tidak bisa melakukannya." kata pak Darmin sendu.
"Saya berjanji tak akan membiarkan lagi Sri menderita."
Ada telepon dari lurah Mardi yang menanyakan perkembangan pencarian mbah Kliwon. Dengan gembira Timan menjawab kalau sudah selesai.
"Sudah ketemu mbah Kliwon?"
"Sudah pak lurah, ceritanya panjang, ini hampir sampai Solo, nanti saya akan cerita lebih lengkap."
"Syukurlah, ini saya sudah di Solo, dirumah mas Bayu. Tapi mas Bayu saya telepon tidak diangkat."
"Ooh, mereka duduk dibelakang, dan ramai sekali, mungkin tidak mendengar, pak lurah."
"Ya sudah, saya menunggu saja, hati-hati dijalan mas Timan. Ini saya bersama isteri dan Lastri lagi berbincang. Senang mendengar berita baik ini.
***
Sudah malam ketika mobil Timan memasuki kota Solo. Ia langsung menuju rumah, untuk menurunkan Sri dan lain-lainnya dulu, setelahnya baru akan mengantarkan Bayu. Karena memang lebih dulu melewati rumahnya daripada kerumah Bayu.
Namun ketika hampir memasuki halaman, Timan terkejut. Lampu teras sudah menyala, dan ada orang duduk disana, entah siapa karena yang kelihatan hanya kepalanya.
Karena khawatir, ia menghentikan mobilnya diluar pagar, kemudian berjalan kearah rumah sendirian. Ia melarang yang lainnya ikut turun.
Assalamu'alaikum...alhamdulillah...akhirnya datang jugaa...trima kasih mb mb tien...lekas pulih ya ksehatannya...demi para pembaca sampe terganggu ksehatannya...sehat selalu dan dilancarkan semuanya dalam segala hal...Aamiin YRA
Alhamdulillah, datang juga mbah Kliwon. Semiga bu Tien sehat selalu.
1. "Bukankah bu Mey melihat saya berjalan kearah situ? Saaya dari mini market yang ada disebelah sana, lalu saya melihat mobil polisi dan justru ingin melapor." # "Bukankah bu Mery melihat saya berjalan kearah situ? Saya dari mini market yang ada disebelah sana, lalu saya melihat mobil polisi dan justru ingin melapor."
2. Aku mendnegar sirene mobil polisi. Apa kamu tuli dan tidak mendengarnya?" # Aku mendengar sirene mobil polisi. Apa kamu tuli dan tidak mendengarnya?"
3. Ia merasa bahwa iu adalah ancaman. # Ia merasa bahwa itu adalah ancaman.
4. :Iya, yang enak kan sangitnya itu," kata Bayu. # "Iya, yang enak kan sangitnya itu," kata Bayu. (saya buang titik dua didepan Iya ganti tanda petik)
5. jaga dan kasihilan dia karena selama ini saya tidak bisa melakukannya." # jaga dan kasihanilah dia karena selama ini saya tidak bisa melakukannya."
Hanya 5 poin yang saya temukan. Hebat dalam keadaan kepala pusing, sambil kerja di apotek, jari-2nya tidak mau berhenti mengetik. Matur nuwun jeng Tien, sehat selalu. Jangan diforsir.
Cerbung bu Tien ini saya unggah ke grub WA. Ternyata banyak yg menyukai.Terbukti banyak yg bertanya mana lanjutannya mas Timan. Semoga bu Tien sehat wal afiat karena banyak yg menunggu walau sampai larut malam. Aamiin YRA.
Hallooow.. mb Mastiurni (eh mas apa mbak ya) mb Jum mb Sul mb Meyrha mb Wida mb Dewi mb Rita mb Enda mb Umi Bunda Nizmah mb yuyun MsNgatno Kakek Habi ms Anton ms Pri ms Sukarno ms Ops mas Wignyo msGianto ms Hadi mb Sapti Hallow Padang Pangkalpinang Sawahlunto Jambi Medan Madiun Magelang Malang Kediri Banyuwangi Bali Madura Jogya Bandung Tangerang Bekasi Tangsel Koja Jakarta Wonogiri Solo Salam sehat dari Solo. Terimakadih atas perhatian dan suport serta do'a yang sselalu menguatkan saya.
sugeng ndalu Bu Tien .. salam dari jakarta .. mengikuti tulisan panjenengan rasanya seperti ikut di alur cerita karena nuansa solo jakarta mampu mengobati rindu saya yang belum bisa pulang ke jawa .. semoga Bu Tien selalu sehat dan terima kasih ceritanya selalu menarik . salam
Tokoh baru siapa mb Tien yg dihadirkan? Smg bukan keluarga mas Timan yg akan mengacaukan hub dg Sri .. smg menjd jodoh utk mb Merry...bgtukah jln crtnya... Hanya mb Tien yg tahu.... Ditunggu...
Alhamdulilah bisa mengikuti kisah di part 30 namun untuk mengikuti lanjutannya suka susah sekali untuk membukanya. Semoga M Tien selalu diberi kesehatan dan bisa terus berkarya. Salam buat semua Pembaca
Alhamdulillah bu tien sudah sehat. Semoga tulisan pnjenengan yang menghibur ini dicatat sebagai amal njih... Saya di ngawi suka sekali dengan tulisan2 pnjenengan. Saya tunggu kelanjutan episodenya n karya2 yang lain....
Wah saya tadinya baca kisah Lastri yang lanjut dengan Kembang Titipan ini di salah satu WA gruo... Saya nggak sabar nunggu setiap hari 4 eposode yang dimuat... Saya cari di Google ketemu... Terima kasih Bu Tien Kumalasari atas cerbungnya yang mengasyikkan... Sayangnya saya cari yang episode 31 kok belum ada ya...
Alhamdulillah dgn hadirnya eps.30 , membuktikan ibu Tien tlah shat kmbali.
ReplyDeleteMturswun buk ,smoga buk Tien sllu sehat penuh smangat.π
Salam hangat salam rindu dri tangerang πππ
Assalamu'alaikum...alhamdulillah...akhirnya datang jugaa...trima kasih mb mb tien...lekas pulih ya ksehatannya...demi para pembaca sampe terganggu ksehatannya...sehat selalu dan dilancarkan semuanya dalam segala hal...Aamiin YRA
ReplyDeleteAlhamdulillah si Sri , mas Timan hadir berarti bunda Tien juga sdh pulih kembali kesehatannya semoga ...lanjuuut..
ReplyDeleteAlhamdulillah trimakasih Bu Tien... Ttp semangat n sehat sllu utk Bu Tien serta penggemar.. Salam hangat dr Madiun yg sllu hadir.
ReplyDeleteAlhamdulillah, datang juga mbah Kliwon. Semiga bu Tien sehat selalu.
ReplyDelete1. "Bukankah bu Mey melihat saya berjalan kearah situ? Saaya dari mini market yang ada disebelah sana, lalu saya melihat mobil polisi dan justru ingin melapor."
# "Bukankah bu Mery melihat saya berjalan kearah situ? Saya dari mini market yang ada disebelah sana, lalu saya melihat mobil polisi dan justru ingin melapor."
2. Aku mendnegar sirene mobil polisi. Apa kamu tuli dan tidak mendengarnya?"
# Aku mendengar sirene mobil polisi. Apa kamu tuli dan tidak mendengarnya?"
3. Ia merasa bahwa iu adalah ancaman.
# Ia merasa bahwa itu adalah ancaman.
4. :Iya, yang enak kan sangitnya itu," kata Bayu.
# "Iya, yang enak kan sangitnya itu," kata Bayu. (saya buang titik dua didepan Iya ganti tanda petik)
5. jaga dan kasihilan dia karena selama ini saya tidak bisa melakukannya."
# jaga dan kasihanilah dia karena selama ini saya tidak bisa melakukannya."
Hanya 5 poin yang saya temukan.
Hebat dalam keadaan kepala pusing, sambil kerja di apotek, jari-2nya tidak mau berhenti mengetik.
Matur nuwun jeng Tien, sehat selalu.
Jangan diforsir.
Dengan rasa penasaran menunggu part 30 ini..dan Alhamdulillah hadir jg, makasih bu Tien..Nias hadiiir..
ReplyDeleteππππππ
ReplyDeleteAlhamdulillah. No 30 sudah muncul. Terimakasih Bu Tien. Salam sehat selalu.
ReplyDeleteMatur nuwun Mbak Tien yg selalu menghibur penggemar. Lanjut... eps ditunggu.
ReplyDeleteSalam sejahtera dari Pangkalpinang.
Alhamdulillah , matur nuwun bu tien . Sehat" terus njeh bu .
ReplyDeleteTerima kasih jeng tien
ReplyDeleteSalam sehat
Alhamdulillah mba Tien sdh sembuh. Moga sehat selalu mba. Bikin penasaran lagi ni mba. Siapa ya yg sdh di runah Timan?
ReplyDeleteDitunggu lanjutannya mba Tien
Cerbung bu Tien ini saya unggah ke grub WA. Ternyata banyak yg menyukai.Terbukti banyak yg bertanya mana lanjutannya mas Timan. Semoga bu Tien sehat wal afiat karena banyak yg menunggu walau sampai larut malam. Aamiin YRA.
ReplyDeleteAlhamdulillah..bu tien sudah sehat kembali...
ReplyDeleteTetep jaga ksehatan nggih bu..
.
Ngapunten..pembaca suka ...kburu mengikuti cerita selanjutnya..
Hallooow.. mb Mastiurni (eh mas apa mbak ya) mb Jum mb Sul mb Meyrha mb Wida mb Dewi mb Rita mb Enda mb Umi Bunda Nizmah mb yuyun
ReplyDeleteMsNgatno Kakek Habi ms Anton ms Pri ms Sukarno ms Ops mas Wignyo msGianto ms Hadi mb Sapti
Hallow Padang Pangkalpinang Sawahlunto Jambi Medan Madiun Magelang Malang Kediri Banyuwangi Bali Madura Jogya Bandung Tangerang Bekasi Tangsel Koja Jakarta Wonogiri Solo
Salam sehat dari Solo. Terimakadih atas perhatian dan suport serta do'a yang sselalu menguatkan saya.
Mba bu Tien ππ
Deletesugeng ndalu Bu Tien .. salam dari jakarta .. mengikuti tulisan panjenengan rasanya seperti ikut di alur cerita karena nuansa solo jakarta mampu mengobati rindu saya yang belum bisa pulang ke jawa .. semoga Bu Tien selalu sehat dan terima kasih ceritanya selalu menarik . salam
Deleteakhirnya bisa nafas lega...ππ
ReplyDeleteAlhamdulillah. Sehat selalu ya Mbak. Terima kasih cerbung nya.
ReplyDeleteAlhamdulillah mba Tien sdh sehat kembali... salam sehat sll dr Bekasi mb Tien
ReplyDeleteAkhirnya nongol jg episode 30...makasi mbak Tien...SMG lekas sehat ya
ReplyDeleteAlhamdulilah mba Tien sdh sehat..
ReplyDeleteTerima kasih episode 30 nya.
Alhamdulillah, akhirnya datang juga yang ditunggu. Semogs sehat slalu mba.
ReplyDeleteMksh mbak tien smg selalu sehat ya ke depannya shg trs berkarya
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, episode 30 telah muncul, dan semoga kesehatan Bu Tien semakin baik, dan tetap kami tunggu berikutnya 31, salam dari bandung
ReplyDeleteSelamat malam mbak Tien.... Semoga sehat selalu
ReplyDeleteTerima kasih..yg ditunggu sudah hadir... ditunggu LG epside 31..tetap semangat..
Bunda Tien... Sehat selalu nggih. Saya tetap setia menanti kan bunda Tien.
ReplyDeleteTokoh baru siapa mb Tien yg dihadirkan? Smg bukan keluarga mas Timan yg akan mengacaukan hub dg Sri .. smg menjd jodoh utk mb Merry...bgtukah jln crtnya... Hanya mb Tien yg tahu.... Ditunggu...
ReplyDeleteTebak2 siapa dia yaaa. Kirain udah mau tamat ternyata masuk tokoh baru. Asyiik
ReplyDeleteAlhamdulillah Bu Tiens sudah kembali sehat.... Semoga terus sehatnya ya Bu.
ReplyDeleteCeritanya.. selalu unpredictable..mantul
Matur nuwun mbak Tien, alhamdulillah sudah sehat kembali. semoga senantiasa sehat.
ReplyDeleteHadi ( Tang Sel )
hatur nuhun jeng Tien kumalasari. mudah2an. sehat . salam hangat dari Garut jawa barat
ReplyDeleteAlhamdulillah..mba tien sudah sehat. Salam dari Bandung yaa...
ReplyDeleteSelesai ini dilanjut kisah hidup Mery
ReplyDeletePuji Tuhan mbak tien sdh sehat kembali ...
ReplyDeleteSiapa bu Tien.... Aduh bikin penasaran aj bu Tien ya. Jgn lama2 bu Tien ya yg episode 31
ReplyDeleteMenunggu episode 31. π
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wbr..
ReplyDeleteMbak Tien, apakah kurang sehat ?
Episode 31 terlambat lagi ?
Hadi (Tang Sel)
Alhamdulilah bisa mengikuti kisah di part 30 namun untuk mengikuti lanjutannya suka susah sekali untuk membukanya. Semoga M Tien selalu diberi kesehatan dan bisa terus berkarya. Salam buat semua Pembaca
ReplyDeleteAlhamdulillah bu tien sudah sehat. Semoga tulisan pnjenengan yang menghibur ini dicatat sebagai amal njih... Saya di ngawi suka sekali dengan tulisan2 pnjenengan. Saya tunggu kelanjutan episodenya n karya2 yang lain....
ReplyDeleteWah saya tadinya baca kisah Lastri yang lanjut dengan Kembang Titipan ini di salah satu WA gruo... Saya nggak sabar nunggu setiap hari 4 eposode yang dimuat... Saya cari di Google ketemu... Terima kasih Bu Tien Kumalasari atas cerbungnya yang mengasyikkan... Sayangnya saya cari yang episode 31 kok belum ada ya...
ReplyDelete