Wednesday, November 21, 2018

SEEPENGGAL KISAH XXXIV

Pak Marsam melongok kearah bungkusan yang dibawa Asri, ia heran melihat Asri seperti terpana memndangi bungkusan itu.
"Baju? Bu Prasojo memberi kamu baju?"
Asri tidk menjawab, dan dia tak kuasa menahan jatuh air matanya.
"ada apa nduk? Kamu mengapa? Apa artinya semua ini?" Pak Marsam mengelus pundak anak gadisnya dengn perasaan tak menentu. Ada apa ini sebenarnya? Apakah ada hubungannya dengan sikap bu Prasojo yang acuh tak acuh terhadapnya selama ini?Asri masih tenggelam dalam tangisnya.lalu pak Marsam mengmbil segelas air yang kemudian diulurkannya pada anaknya.
"Minumlah, biar agak tenang hatimu. Lalu katakan pada bapak.. apa yang terjadi."
Asri meneguk air yang diulurkan bapaknya. Sesungguhnya Asri tak ingin membuat ayhnya sedih. Apapun kejadian yang membuatnya terluka ia tak ingin mengajak ayahnya ikut larut dalam kesedihannya. Namun kali itu Asri benar2 tak kuasa menahannya. Sesungguhnya ia ingin mengundurkan diri dari tempatnya bekerja, dan surat pengunduran diri itu sudah dibuatnya. Tapi ia bingung bagaimana mengatakannya pada ayahnya. Apa alasan yang harus dikatakannya.
"Kalau hatimu sudah tenang.. katakan pada bapak mengapa .. hm.. baju yang bagus sekali.. pasti mahal harganya. Mengapa diberikannya padamu dan mengapa kau kemudian menjadi sedemikian sedih?"
Mau tak mau Asri harus mengatakan yang sebenarnya. Bapaknya juga harus tau alasan apa yang membuatnya menjadi ingin berhenti bekerja.
"Baju ini pak.. beberapa hari yang lalu saya yang memilihkannya. Maksud saya.. mas Bowo memberikan hadiah ulang tahun untuk ibunya.. saya disuruh memilihkan yang mana. Ini pilihan saya..tapi entah mengapa.. diberikan lagi sama saya .."
"Mungkin bu Prasojo tidak suka warna pilihanmu."
"Tapi mas Bowo bilang dia suka sekali. Dan dia .. oh.. saya ingat.. mas Bowo juga mengatakan bahwa sayalah yang memilihnya.."
"Berarti bu Prasojo tidak suka karena kamu yang memilihnya. Mengapa dia tidak suka sama kamu..Bapak juga heran..akhir2 ini sikap bu Prasojo kelihatan aneh. Dia tidak pernah menegur atau mengajak bicara bapak..Bapak bingung telah melakukan kesalahan apa. Padahal pak Prasojo begitu baik dan selalu memuji muji pekerjaanmu.
Sejenak keduanya terdiam. 
"Pasti ada sesuatu.. apa aku berbuat salah..," gumam pak Marsam.
"Bukan pak.. bukan bapak.. tapi Asri.
Pak Marsam heran.. ASri melakukan kesalahan apa? Dipandanginya anaknya lekat2 Mengapa Asri tidak berhati hati.. lalu kesalahan apa yang telah dilakukannya. Namun pak Marsam menyimpan pertanyaan itu dalam hati. Ia melihat Asri sudah sedemikian bersedih..
"Saya sudah lama ingin keluar dari pekerjaan pak.."akhirnya Asri berkata."Tapi bapak tidak usah khawatir, Asri tidak melakukan kesalahan apa2."lanjutnya.
"Lalu...?" Pak Marsam akhirnya ingin tau juga. Kalau Asri mengatakan bahwa dia tidak melakukan kesalahan apa2.. pak Marsam percaya.. karenaa majikannya tak pernah tidak memuji muji anaknya. Lalu....
"Tampaknya bu prasojo ingin memasukkan anak temannya bekerja disana.. menggantikan saya.."
"Oooo..." pak Marsam mengangguk angguk..
"Baiklah.. kau boleh keluar dari pekerjaanmu.

Tapi Bowo tidak mau menerima surat pengunduran diri itu. Di sobek2nya surat itu dihadapan Asri.
"Tidak.. kau tidak boleh keluar dari sini. Ada apa?"
"Alasan ini tidak masuk akal. Kau ingin merawat bapak.. dan karena itu kau ingin meninggalkan pekerjaanmu? Tidak.. kau mencari alasan yang tidak tepat. Dan aku tidak mengijinkanmu keluar."
Asri menunduk... sedihkah dia atau gembira? Dia gembira karena ternyata Bowo masih membutuhkannya, tapi sedih karena ibu Prasojo seperti memusuhinya. Asri tak ingin mengatakan perihal baju bu Prasojo yang diberikannya padanya. Tidak.. kalau dia melakukannya maka pasti Bowo akan menegur ibunya dan bu Prabowo akan semakin membencinya.
"Ini perintah..." Bowo mengulang kata2nya untuk memaksa Asri. Tapi kali ini Asri tidak tersenyum.
Berjuta perasaan mengaduk aduk hatinya. Apa yang harus dia lakukan.. dia sangat bingung.
"Saya hanya .. saya..berpendidikan rendah..saya..." terbata Asri mengatakannya.
"Aku tidak perduli kau berpendidikan apa. Teruslah bekerja. Ini harus selesai sebelum jam istirahat tiba..ok?" Bowo memberikan seberkas surat.. lalu melanjutkan pekerjaannya.
Asri kembali kemejanya dengan lunglai. 

#adalanjutannya#



No comments:

Post a Comment