SEBUAH JANJI 51
(Tien Kumalasari)
Tapi tiba-tiba Seno sadar, bahwa dia tak boleh
berhenti dalam meraih cintanya. Segera dia masuk ke dalam mobilnya, mengejar
mobil yang membawa Elsa entah kemana. Beruntung Seno masih bisa membuntutinya.
Hari mulai gelap, Seno tetap saja mengikuti mobil itu.
“Elsa sangat marah sama aku. Mungkin dia membenci aku
karena aku memutuskan pertunangan itu. Tapi aku melakukannya kan karena ada
sebabnya. Aku tidak suka cara dia berpakaian, berdandan dan berperilaku.
Sekarang semuanya berbeda. Perubahan yang aku lihat, membuat aku jatuh bangun
dibuatnya. Hanya beberapa saat setelah aku melihatnya, lalu aku selalu berdebar
setiap mengingatnya. Ya ampun, mengapa hatiku tidak mau diajak kompromi? Dia
sudah tidak mau, gitu lhoh, kenapa masih ingin mengejarnya? Dasar bodoh. Tapi
orang jatuh cinta terkadang tampak bodoh. Selalu gugup, selalu kebingungan, selalu
terbayang wajahnya, walau sikapnya begitu judes dan tentu saja tidak
bersahabat.
“Kalau memang
cinta, kejar Pak!”
Ucapan Barno terngiang kembali
di telinganya. Dan ucapan itu pula yang kemudian memacu semangatnya.
Tiba-tiba karena sambil
melamun, Seno kehilangan buruan nya. Seno meminggirkan mobilnya, lalu melihat
sebuah keramaian di kiri jalan.
“Ahaa, mobil itu masuk ke situ
rupanya. Tempat apa sih?”
Seno memarkir mobilnya, lalu
masuk ke sebuah halaman, dengan rumah agak besar dengan ruangan depan yang agak
luas. Terdengar musik membisingkan telinganya. Rupanya ada pesta di situ, dan
mendengar alunan musiknya, Seno yakin bahwa pesta itu adalah pesta anak-anak
muda.
Agak kesal hati Seno, mengapa
Elsa masih suka mengikuti pesta dengan hura-hura yang membuat bising dan kepala
pusing?
Seno ingin membalikkan
tubuhnya, dan menganggap bahwa Elsa belum benar-benar berubah, kecuali pakaian
yang dikenakannya. Walau begitu, Seno ingin melihat apa yang dilakukan Elsa di
dalam sana, jadi Seno pun ikut masuk ke dalam, berbaur dengan belasan anak muda
yang sudah ada di sana, makan dan minum sambil tertawa-tawa. Matanya
mencari-cari, dan melihat Elsa duduk agak disudut, ditemani laki-laki yang tadi
menjemputnya.
Seno mengamatinya dari
kejauhan, tapi dia bisa mendengar teriakan teman-teman Elsa, yang sebentar
mendekat, kemudian menjauhinya sambil tertawa-tawa.
“Lihat, Elsa bukan lagi teman
kita, dia telah berubah!” teriak salah seorang gadis dengan rambut sebahu
berwarna kemerahan.
“Bodoh benar, apa dia
kerasukan?”
“Lama tidak ketemu, dia sudah
berubah!”
“Cerewet, dia datang kan untuk
memenuhi undangan kamu, celetuk yang lain.”
“Tapi aku tidak suka cara dia berpenampilan.
Dia sudah berubah.”
“Jadikan pesta ulang tahun ini
menyenangkan, Mia, jangan hiraukan dia. Yang penting dia sudah mau menghadiri
pestamu.”
Seno kembali menatap Elsa. Gadis
itu tampak berdiri, tapi laki-laki itu menarik tangannya, memaksanya duduk.
“Aku mau pulang, Roni,” kata
Elsa sambil menarik tangannya dari pegangan laki-laki bernama Roni.
Seno penasaran, lalu beranjak
agak mendekati. Tampaknya laki-laki itu memaksa Elsa agar duduk kembali,
sementara Elsa menolaknya.
“Tolong lepaskan tanganku, dan
jangan lagi menyentuhku,” kata Elsa agak keras.
Rupanya Roni agak marah karena
Elsa seperti membentaknya.
“Elsa, apa-apaan sih kamu? Ini
pesta, kita harus bersenang-senang. Kita belum berdansa berdua seperti mereka.”
Ditengah ruangan, beberapa
anak muda sedang menari-nari, mengikuti suara musik yang membisingkan telinga.
Elsa kembali berdiri, lalu
berjalan mengitari meja, agar Roni tidak menghalangi. Tapi dengan sigap Roni
melompat dan berdiri dihadapan Elsa.
“Roni, aku mau pulang.”
“Kamu bilang mau ikut pesta di
ulang tahun Mia.”
“Aku sudah mengucapkan selamat
dan memberikan kado untuk dia. Sudah cukup, aku mau pergi.”
“Kamu berubah Elsa, kamu
membuat teman-teman kamu kecewa,” kata Roni sambil berusaha menarik tangan
Elsa, tapi Elsa mengibaskannya.
“Jangan sok alim Elsa. Apa
yang merubahmu?”
“Aku mau pulang, tolong
minggirlah.”
Tapi tiba-tiba Roni menubruk
Elsa, dan mendekapnya.
“Aaughh!! Lepaskaaan!!”
Roni mendekapnya erat, tapi
tiba-tiba sebuah pukulan mengenai tengkuknya, membuat Roni melepaskan
dekapannya, dan terhuyung ke samping, hampir saja menabrak kursi.
“Kamu … siapa?” bentak Roni
sambil meraba tengkuknya.
Tak ada yang peduli melihat
kejadian itu, karena mereka asyik dengan kesenangannya. Roni mendekati Seno,
berusaha memukulnya, tapi dengan sekali pegang Seno berhasil memelintir
lengannya, membuat Roni berteriak.
“Settan, siapa kamu?”
“Elsa tunangan aku!” bentak
Seno ambil mendorong Roni hingga terjatuh. Tapi kemudian Seno kehilangan bayangan Elsa. Rupanya Elsa telah lari keluar
terlebih dulu. Seno bergegas keluar, membiarkan Roni meringis kesakitan.
“Elsa!”
Seno melongok ke sana kemari,
tapi bayangan Elsa tak kelihatan.
“Elsaa!!”
Seno melangkah ke jalan,
melongok ke arah kanan dan kiri jalan, lalu ia melihat bayangan Elsa, berjalan
sambil tersaruk-saruk. Seno mengejarnya.
“Elsa !”
Elsa tak mau berhenti. Tapi
kemudian Seno bisa mendekatinya, lalu menghadang di depannya. Elsa mengusap
wajahnya, tampaknya dia menangis.
“Elsa, ayo aku antar pulang,”
kata Seno lembut.
Elsa memalingkan wajahnya,
tapi dia tak menolak ketika Seno menarik tangannya menuju ke arah mobilnya.
***
Seno menjalankan mobilnya
pelan, sesekali melirik ke arah gadis di sampingnga, yang menatap ke arah depan
tanpa bersuara.
“Elsa.”
Elsa bergeming.
“Mengapa kamu datang ke pesta
seperti itu?”
Elsa tetap diam. Seno menghela
napas panjang, sambil membisikkan kata ‘sabaaaar … sabaaar’ … berkali-kali dalam hati.
“Elsa,” masih saja Seno terus
memanggil namanya, barangkali takut kalau Elsa tiba-tiba menjadi bisu.
“Terima kasih …” Seno hampir bersorak,
ternyata Elsa masih bisa bicara.
“Mengapa kamu datang ke pesta
itu?”
“Memenuhi undangan teman aku.”
“Kamu sepertinya sudah tidak
suka pesta semacam itu.”
“Maksudku hanya mengucapkan
selamat dan memberikan kado, lalu pulang.”
Seno mengangguk, bisa
mengerti. Ia ingin bicara banyak, tapi takut Elsa tersinggung.
“Mau mampir minum minuman
hangat, agar kamu merasa lebih tenang?”
Elsa ingin menolak, tapi dalam
hati sebenarnya dia mau. Ada bahagia di sembunyikannya ketika melihat Seno
mengikutinya, bahkan menyelamatkannya. Tapi jangan sampai aku kelihatan begitu
gampangan dan murah, kata hatinya.
“Maukah? Kamu tampak gelisah.
Hanya untuk menenangkan kamu saja.”
“Tapi aku mau segera pulang.”
“Baiklah, tapi cari wedang
ronde dulu yuk.”
Elsa mengerutkan keningnya. Wedang
ronde, pernah mendengar namanya, tapi belum pernah merasakannya.
Walaupun Elsa diam, tapi Seno tetap membawanya ke warung wedang ronde yang letaknya agak di pinggiran
kota.
Dan Elsa memang tidak
mengatakan untuk menolak. Dia bahkan turun ketika Seno membukakan pintu
untuknya.
***
Penasaran dengan nama wedang
yang sudah terhidang di hadapannya, Elsa terpaksa bertanya.
“Ini apa?”
“Ini wedang ronde namanya.
Yang bulat-bulat seperti bakso dan berwarna-warni itu lah yang namanya ronde.
Belum pernah minum?”
Elsa menggeleng.
“Cicipi saja, enak dan hangat.”
Elsa menyendok sesendok
kuahnya.
“Pedas … “
“Karena bumbunya yang utama
adalah jahe.”
“Pedas-pedas sedap,” katanya
sambil tersenyum.
Alangkah senangnya hati Seno
melihat senyum itu. Ya Tuhan, kenapa tidak sedari dulu dia mau menatap wajahnya
yang sesungguhnya? Ogah dong, dulu itu Elsa kelihatan norak dan tak tahu malu,
membuat Seno selalu merasa sebal.
Tapi sekarang, cara dia
berbicara yang sedikit judes itu justru membuatnya terpesona.
Dan setelah beberapa saat
menikmati wedang ronde dan cemilannya yang semua enak itu, hati Elsa merasa
lebih tenang.
“Siapa Roni?” tanya Seno tiba-tiba.
“Kenapa nanya?” kata Elsa
tanpa memandang ke arah Seno, padahal matanya mengatakan bahwa alangkah
gantengnya laki-laki yang menemaninya.
“Nggak bolehkah bertanya?”
“Nggak boleh,” jawabnya
singkat.
“Baiklah, kamu boleh saja
jutek, tapi aku akan terus mengejar kamu,” kata Seno sambil tersenyum. Dan
lagi-lagi Elsa hanya melirik sekilas, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah
lain.
“Besok, maukah menemani aku makan
siang?” tanya Seno memancing.
“Tidak.”
“Tidak mau?” geregetan Seno.
“Aku ada acara.”
“Acara apa?”
“Ada … aja.”
Lama-lama menggemaskan sekali
gadis ini, kata batin Seno.
***
Karena penasaran, siang itu sebelum
istirahat siang dia bermaksud pergi ke rumah Elsa. Tapi di tengah perjalanan
itu, dia melihat mobil Elsa berjalan kearah yang berlawanan. Seno memutar
mobilnya dan lagi-lagi mengikutinya.
“Jangan-jangan dia pergi sama laki-laki
yang semalam aku hajar itu. Tapi itu kan mobil Elsa sendiri?” gumam Seno sambil
terus mengikutinya.
Lalu Seno terpana, ketika
melihat Elsa turun di depan sebuah panti asuhan. Seorang pembantunya turun, dan
membuka bagasi mobil, lalu mengeluarkan beberapa kardus besar dari sana. Seno
memarkir mobilnya agak jauh, tapi bisa melihat kesibukan yang dilakukan Elsa
dan pembantunya. Rupanya Elsa dan pembantunya membawa kardus-kardus itu masuk
ke dalam panti.
Seno tersenyum senang. Sudah
cantik, berjiwa sosial, tapi galaknya itu,” kata Seno yang akhirnya mengeluh,
kemudian pergi dari tempat itu, lalu mencari warung dan makan siang sendirian.
***
Hari-hari terus berjalan,
sebuah perjuangan cinta tak boleh berhenti sebelum cinta itu digenggamnya.
Dengan telaten Seno terus mendekati Elsa, dan nekat saja walau Elsa terkadang
masih galak terhadapnya. Mana Seno tahu, bahwa sebenarnya Elsa sudah
bersorak dan menari dalam hati karena berhasil menarik hati pria yang sudah
lama dicintainya. Tapi wanita harus pintar membawa diri dong, jangan sampai
terlihat murahan,” kata Elsa dalam hati.
***
“Kemana saja sih kamu,
akhir-akhir ini sering kali pergi meninggalkan warung?” tanya Minar ketika
siang itu datang ke warung untuk menemui Ari.
“Aku meninggalkan warung kan
setelah selesai menggarap pekerjaan aku.”
“Bukan itu maksudku, aku tahu
kamu bisa mengatasi semuanya. Kamu memang hebat. Tapi yang aku ingin tahu,
sudah berhari-hari kamu sering pergi. Punya kesibukan apa sih?”
“Iya sih, agak sibuk, sudah
dua minggu lebih ini.”
“Urusan rumah tangga kamu?”
“Bukan, rumah tangga orang
lain.”
“Oh ya?”
“Aku membantu Yanti mengurus
masalahnya. Kasihan dia.”
“Yanti? Kamu membantu Yanti?
Kasihan kenapa?”
“Samadi menipu dia. Dia
melaporkannya ke polisi, sekarang sedang diproses, dan Samadi sudah ditahan.”
“Apa yang terjadi?”
“Mereka menikah siri, lalu
harta Yanti dihabiskannya. Yanti tidak punya apa-apa lagi.”
“Yanti punya harta banyak? Itu
sebabnya Samadi mengejarnya?”
“Tidak, entah lah kalau soal
kejar mengejar itu. Tapi Yanti kemudian menjual rumah pemberian bekas suaminya, lalu Samadi menghabiskannya.”
“Wah, pintar dia kalau soal
menghabiskan uang.”
Lalu Ari menceritakan semuanya
pada Minar seperti Yanti yang sudah berterus terang pada Ari tentang perjalanan
hidupnya.
“Lalu tinggal di mana dia
sekarang?”
“Dia sering tidur di mobil,
sisa harta yang belum bisa dijadikan uang karena namanya masih milik Samadi.
“Aku kira kamu mengajaknya
tidur di rumah kamu.”
“Dia tidak mau. Nanti kalau
kasusnya selesai, dia akan menjual mobil itu untuk dijadikan modal usaha.
“Dia baru tahu, Samadi itu
seperti apa. Pasti uangnya dihabiskan untuk main perempuan.”
“Yanti tampaknya sudah menyadari
kesalahannya. Aku senang untuk itu.”
“Kalau dia mau, ajaklah dia
kembali bergabung bersama kita,” kata Minar.
“Benarkah kamu bersedia
menerimanya kembali sebagai sahabat kita?”
“Aku sudah memaafkannya.
Jangan boleh dia tidur di mobil, biarkan dia tinggal bersamaku,” kata Minar,
tulus.
“Baiklah Minar, nanti aku akan
bicara sama dia. Aku bersykur kamu berjiwa besar, dan mau memaafkan orang yang
sudah pernah menyakiti kamu.”
“Dia sudah mengunduh apa yang
pernah ditanamnya. Aku akan membantunya bangkit kembali.”
Dan dua sahabat yang berjiwa
besar itu akhirnya saling berpelukan dengan hangat.
***
“Mengapa ya, Pak Seno sekarang jarang datang menemui kita?
Kalaupun datang, hanya bicara soal usaha, lalu cepat-cepat pergi,” kata Barno
ketika keduanya sedang makan siang bersama.
“Barangkali dia sedang
mengejar cintanya,” jawab Sekar.
“Berhasilkah, kira-kira?”
“Berhasil lah, Mbak Elsa
sangat mencintai mas Seno.”
“Syukurlah. Semoga segera
menyusul kita ya Non?”
“Aamiin. Nanti kalau kita
menikah, semoga mereka sudah datang berdua sebagai kekasih, atau tunangan.”
“Aamiin.”
“Sebetulnya kan aku ingin
mengatakan kepada mas Seno tentang rencana pernikahan kita yang akan diadakan
dua bulan lagi.”
“Nanti kita pergi saja ke kantor pusat untuk mengatakannya.”
“Baiklah, tapi bukan sekarang,
waktu istirahat sudah hampir habis.”
***
Sore itu Seno sudah berdandan
rapi, dan berada di halaman rumah Elsa. Akhir-akhir ini Seno memang sering
mengunjungi Elsa. Terkadang hanya berbincang di rumah, terkadang mereka
berjalan-jalan ke suatu tempat.
Sejauh ini Elsa belum
menunjukkan bahwa dia mengimbangi perasaan Seno. Semua masih dipendamnya di
dalam hati. Tapi dengan sabar Seno terus menunggu, karena tidak melihat ada
penolakan dari Elsa, walau dia juga belum mengatakan bahwa menerimanya.
Seno sudah turun dari mobil,
dan berjalan mendekati teras. Tapi tiba-tiba seorang wanita paruh baya yang
masih kelihatan cantik dan berpakaian mewah, keluar dari dalam rumah. Ia
melihat ke arah Seno dengan pandangan tak suka.
“Kamu Seno kan? Mau apa kamu
datang kemari?”
“Maaf, tante saya ingin
menemui_”
“Elsa? No … no … no. “ katanya
sambil menggoyang-goyangkan jari telunjuknya.
“Tante.”
“Tidak, dan tidak. Lebih baik
kamu pulang.”
Seno tegak dalam rasa miris yang mengiris.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah....Kakek Juara 1
DeleteMtnuwun mbk Tien 🙏🙏
Yahnda, kok setiap mau koment susi selalu harus isi imel ya??
DeleteMau belajar balapan jadi susah ...🤭🤭
Ya awal2nya gitu ikuti saja, mungkin saat install awalnya ada kurang,
DeleteUntuk kelancarannya, ulangi lagi seperti kemarin menormalkan HP ini sehingga bisa akses je blog tienkumalasari22.blogspot.com
Matur nuwun mbak Tien-ku Sebuah Janji telah tayang
ReplyDeleteWow kakek lg juara 1 jaga gawang
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteYa iyalah......masak wong Yohja terus sing menang..... Untung jeng Nani nasih baik.... 2 menit memberi kesempatan yang lain, bila dua menit setelah eMESTe gak ada yang lari dan buka komen, juara 1 nya pasti Uti Nani.
DeleteYeess
ReplyDeleteAlhamdulillah SJ 49 sdh tayang , terimakasih bunda Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah,SJ51 sudah tayang ,terimakasih bunda Tien
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteJeng Werdi Kaboel, nulis 51 salah 49, ya?
DeleteAyo fotonya di upload, panduan ada di grup, itu buktinya jeng Susy Kamto sdh pasang foto keluarga lagi
Panduannya share disini juga doong pa kakek Habi biar ga lupa..
DeleteTks banyak pa kakek ..
Alhamdulillah SEBUAH JANJI 51 telah tayang, terima kasih bu Tien salam sehat n bahagia selalu bersama keluarga. Aamiin.
ReplyDeleteUR.T411653L
Matur nuwun, bu Tien
ReplyDeleteHallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagida family, Trie Tjahjo Wibowo, Lestari Mardi, Susi Kamto, Rosen Rina, Mimin NP, Ermi S, Ira, Nina, Endang Amirul, Wiwik Nur Jannah, Ibu Mulyono, Betty Kosasih, Nanik, Tita, Willa Sulivan, Mimin NP, Suprilina, Endang Mashuri, Rin, Amethys, Adelina, Sari Usman, Caecilia RA,
alhamdullilah..terima ksih bunda Tien...slmt mlm dan slm sht sll🙏🥰🌹
ReplyDeleteHallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Tasikmalaya, Baturetno, Wonogiri, Salem, Boston Massachusetts, Bantul, Mataram, Palembang,Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Alhamdulillah
ReplyDeleteIyeess..asiikk bisa ikut comient lebih awal.
ReplyDeletematur nuwun kakek Habi sampun ditarik2 hihi..
Matur nuwun bunda Tien, sehat selalu..🙏🙏
Trimakasih bu Tien Sekar sudah tayang Salam seroja dari Yogya
ReplyDeletealhamdulillah🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah akhirnya non cantik Sekar tayang lagi...
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien Kumala....
Alhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien
Alhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah SJ51 sdh tayang. Matur nuwun Bunda Tien. Semoga sehat2 selalu dan tetap smangaaats...🙏🌹🦋
ReplyDeletePerjuangan Seno hampir berhasil, tinggal menundukkan mamanya Elsa.
ReplyDeleteYanti kembali bersama rekan lamanya.
Betapa mulianya hati para pemain, menggambarkan mulianya hati penulis. Insyaallah.
Tidak sekedar menghibur pembaca, tapi juga 'mengajak' pembaca berhati mulia, mudah memaafkan, tidak mendendam, suka menolong...
Hampir tamatkah Sebuah Janji?
Salam sukses mbak Tien yang ADUHAI, semoga selalu sehat, aamiin.
Trims Bu tien sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah..... Terima kasih Bu Tien, ceritanya semakin seru...... Semoga sehat selalu.
ReplyDeleteAlhamdulillah sebuah janji bisa ku baca lebih awal.
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien
Semoga bu Tien sehat selalu
Alhamdulillah
ReplyDeleteSelamat malam bunda Tien...
ReplyDeleteSmg selalu sehat dan terus semangat, amin!
Alhamdulillah Sebuah Janji 51 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, semoga Ibu sehat dan bahagia selalu
Aamiin
Aduhai Seno.. wanita paroh baya itu pasti mamanya Elsa, yang melarang Seno mendekati Elsa kerena penolakan Seno bebera waktu yang lalu..
ReplyDeleteElsa jadi jinak2 merpati .. ayo Seno, teruskan perjuangan cintamu ..
Salam hormat Aduhai..kagem bu Tien dan keluarga PCTK..
Susi kamto kuta bali ,,🙏🏻🙏🏻
Waaaah... mb Susy sdh berhasil foto profilnya muncul..
DeleteSukses utak atiknya blognya hehe...
Terimakasih bunda Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah ..
ReplyDeleteSyukron nggih Mbak Tien .. semoga selalu sehat Aamiin.🌷🌷🌷🌷🌷
Alhamdulillah Sebuah Janji Eps 51 sudah tayang. Matur nuwun mbak Tien.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat.
Terima kasih mbak Tien, semoga sehat selalu. Salam sejahtera utk keluarga semua.
ReplyDeletePuji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip sehingga SJ51 hadir apik bagi kami penggandrungnya.
ReplyDeleteBanyak pelajaran bagus yg ada di episode ini seperti yg ditulis bapak Latief. Pembaca disajikan perbuatan2 mulia dari para tokohnya. Ari, Minar yang dgn iklas memaafkan Yanti, menolong mengajak kerja bareng, memberi tumpangan hidup. Banyak kepedulian, kasih, kesabaran, kejujuran dsb.
Penasaran, menunggu lanjutnya. Matur nuwun Berkah Dalem.
Duh kasihan Seno.
ReplyDeleteMakasih mba Tien
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bu tien esje 51 telah tayang
Semoga bu tien selalu sehat2
Salam aduhaiiii
Alhamdulillah SEBUAH JANJI~51 sudah hadir.. maturnuwun & salam sehat kagem bu Tien 🙏
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien cantik,
ReplyDeleteSalaam sehat selalu..😘😘
Lho.. ya gimana lagi, namanya juga anak kesayangan ada yang ngusilin ya dipathok diusir biar menjauh sejauh-jauhnya, ih kaya induk ayam aja, sambil teriak teriak mengusirnya, maklum kan baru datang dengan penuh kasih sayang, harap harap cemas kelamaan berpisah kan rindu mama sama putri kesayangannya : eh tahu nggak ; mau dijodohin sama anak temen mama yang lebih lagi lho, kan udah gedhé sudah waktunya berumah tangga. Itung² plan bé gitu. Tuh emak pasti bengong kalau lihat poto profil Elsa yang baru di update, makanan kesukaan juga beda, sekarang lagi suka sama klepon, ketan bakar, wedhang jahe ; udah nggak paké nugget apa tomyam maunya mie tèk tèk, dhawet, hé hé hé.
ReplyDeleteLumayan bibik jadi sering diajak keluar rumah jadi tahu ada fly over baru, terasa terbang lihat rumah rumah dan taman kota dari ketinggian, cuci mata..
Elsa nggak tahu kalau emak nya datang tiba-tiba, nglabruk Seno, digusah, taunya ada ribut ribut didepan, baru tahu; aduh kekasihku nanti bisa patah semangat, baru di training di panas panasin biar ada kehangatan diantara mereka berdua , ini emak malah langsung maen hajar lagi.
ADUHAI
Jangan mak! itu yang bikin hatiku heboh, nggak mau yang laen, makanya dulu pesan sama emak; akan Elsa cari dan atasi sendiri masalah pasangan Elsa.
Terimakasih Bu Tien
Sebuah janji yang ke lima puluh satu sudah tayang
Sehat sehat selalu doaku
Sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta
🙏
Alhamdulillaah, matursuwun bu Tien. Salam sehat selalu
ReplyDeletePerjuangan cinta Seno masih menanjak tapi tidak diduakan oleh Elsa...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien...
Alhamdulillah, mtr nuwun, sehat & bahagia selalu Bunda Tien . .
ReplyDeleteAlhamdulilah..Htr nuhun..
ReplyDeleteSemoga bunda Tien sehat dan bahagia selalu
Salam aduhaiii dr sukabumi..
Maturnuwun.
ReplyDeleteAlhamdulillah, matur nuwun bu Tienku
ReplyDeleteMantab ...sekarang Seno yg dibuat mabuk kepayang ,,,,🤣🤣🤣,,kita tunggu lg
Salam sehat wal'afiat bu Tienku sekeluarga
Terima kasih bu Tien
ReplyDelete